LANDASAN TEORI
Persiapan bahan
10
Gambar 3.1 Proses Mould
1. Pengapitan
Suatu mesin injeksi memiliki tiga bagian utama, yaitu cetakan, pengapit,
dan unit penyuntik. Unit pengapit adalah pemegang cetakan yang mengalami
tekanan selama proses penyuntikan dan pendinginan. Pada dasarnya, pengapit ini
memegang kedua belah cetakan bersama-sama.
2. Suntikan
11
suatu nozzle injector, ketika tekanan dan kecepatan diatur oleh screw tersebut.
Sebagian mesin injeksi menggunakan suatu pendorong sebagai pengganti screw.
3. Penenangan
4. Pendinginan
5. Cetakan Dibuka
6. Pengeluaran
Pena dan plat ejector mendorong dan mengeluarkan hasil cetakan dari
dalam cetakan. Gram dan sisa pada sisi-sisi hasil cetakan yang tidak dipakai dapat
didaur ulang untuk digunakan pada pencetakan berikutnya.
12
3.1.2.1 Mould Clamp Unit (Unit Pencekam Cetakan)
a. Stationary Plate
b. Movable Plate
Moving plate adalah plat tempat untuk pemasangan mould bagian core.
Disebut moving plate karena plat tersebut dapat bergerak menutup dan membuka
dan kecepatan serta pressurenya dapat kita atur sesuai dengan kebutuhan.
c. Mould
Secara umum mould atau cetakan untuk proses plastk terdiri dari dua
tipe, yaitu:
13
Mounting Plate, dan diantara keduanya terdapat Sprue Brush, dan pada Mould
Mounting Plate terdapat Location Ring. Mould Mounting Plat akan diikat dengan
baut kepada stationary plate dari mesin injeksi. Location Ring harus dapat
dipasang secara pas dengan locating pada stationary platen, sehingga ketika
nozzle mesin bersentuhan dengan sprue brush, lubang nozzle dan lubang sprue
brush berada pada garis tengah yang sama. Masalah akan timbul bila tidak segaris.
Terdapat beberapa ketentuan tertentu antara sprue brush dan nozzle mesin yang
harus dipenuhi selain lubang nozzle dan lubang sprue brush harus segaris. Sprue
brush sendiri berfungsi sebagai lubang awal ketika material plastik pertama kali
mengalir ke dalam mould (pada saat proses injeksi). Tipe dua plate ini terdiri dari
dua bagian besar yaitu bagian sisi core dan bagian sisi cavity.
Keterangan:
14
3. Core Plate on movable 13. Guide pin bush
Pada 3 Plate Type Mould. Cavity plate berdiri sendiri, namun ketika
mould terbuka cavity plate masih bergantug pada mould mounting plate (tepatnya
pada support pin). Sprue brush terpasang diantara runner plate dan mould
mounting plate. Mould mounting plate pun terdapat locating ring, untuk menjamin
posisi sprue brush dan nozzle mesin injeksi. Tipe 3 plate ini terdiri dari tiga
bagian runner plate.
15
Gambar 3.4 Mould Tipe Tiga Plate
Keterangan:
1. Mould Mounting Plate, yang diikat dengan baut kepada injection machine
stationary plate
3. Cavity Plate
4. Core Plate
6. Spacer Block
7. Ejector Plate
9. Mould Mounting Plate, yang diikat dengan baut kepada injection machine
moving platen
16
15. Ejector, jumlah dan bentuk sesuai kebutuhan dan design produk
21. Product
22. Runner
d. Tie Rod
e. Clamping Cylinder
f. Hydraulic Cylinder
17
sedemikian rupa sehingga screw ini sebagai feeder dan juga sebagai mixer plastik
cair agar pencampuran warna plastik menjadi rata dan seimbang (konstant).
Bagian dari injection unit adalah:
c. Hopper
18
d. Barrel
Adalah tempat screw dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika di
panasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik
sebelum masuk ke nozzle.
e. Screw
f. Nonreturn Valve
Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar
tidak kembali saat screw berhenti berputar.
h. Nozzle
19
Gambar 3.7 Nozzle
g. Heater
20
3.1.3 Komponen Pendukung Mesin Injeksi
Pada bagian ini terdapat sebuah panel control yang berfungsi mengatur
tekanan injeksi saat menginjeksikan bahan plastik. System control yang
digunakan adalah sistem penjamin bahwa urutan cara kerja mesin harus benar dan
sesuai dengan program yang sudah dibuat oleh pembuat mesin. Sehingga setiap
gerakan, setiap perubahan, sinyal-sinyal sensor yang bisa ratusan jumlahnya bisa
saling mengikat, saling berhubungan dan saling mengunci dan sehingga kinerja
mesin tetap terjaga.
21
mungkin memerlukan 2-3 detik untuk memasukkan material, tetapi pada
cetakan yang lain mungkin memerlukan 4-5 detik.
Waktu pembukaan. Bagian ini juga dapat dipergunakan untuk mengatur waktu
pembukaan cetakan terutama jika pengambilan hasil produksi sudah
menggunakan robot.
22
tersembunyinya bahan plastik dari dalam cetakan dan hal ini akan berakibat pada
proses produksi menjadi ridak efisien.
Adalah waktu yang diukur dari saat temperatur leleh yang di set telah
tercapai hingga keseluruhan bahan plastik yang ada dalam tabung pemanas benar-
benar telah meleleh semuanya. Hal ini dikarenakan sifat rambatan panas yang
memerlukan waktu untuk merambat ke seluruh bagian yang ingin dipanaskan.
Dikhawatirkan jika waktu tahan ini terlalu cepat maka sebagian bahan plastik
dalam tabung pemanas belum meleleh semuanya, sehingga akan mempersulit
jalannya aliran bahan plastik dari dalam nozzle.
Yaitu kecepatan lajunya bahan plastik yang telah meleleh keluar dari
nozzle untuk mengisi rongga cetak. Untuk mesin-mesin injeksi tertentu kecepatan
ini dapat terukur, tetapi untuk mesin-mesin injeksi sederhana kadang-kadang tidak
dilengkapi dengan pengukur kecepatan ini.
23
Menyangkut desain secara keseluruhan dari cetakan (moulding).
Semakin tebal dinding cetakan, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya
cacat shrinkage.
1. PE (Polyethylene)
24
dan transmisi gas yang ada cukup tinggi sehingga tidak cocok untuk mengemas
bahan beraroma.
2. PP (Polypropylen)
Untuk jenis-jenis plastik berikutnya ada PP, yang mana berbahan dasar
Polypropylene. Pada bahan ini termasuk jenis yang tahan lemak atau minyak,
tahan terhadap temperatur tinggi, tahan terhadap alkali dan asam dan memiliki
bentuk yang lebih kaku dibandingkan jenis PE. Terkenal dengan keunggulannya
dalam impact strength dan permukaan yang mengkilap. Sebagai contoh
penggunaannya adalah kemasan rokok, keripik, roti dan masih banyak lainnya.
3. PVC (Polivinilkhlorida)
25
mampu menghasilkan jenis yang berat dengan kualitas tinggi. Terkenal dengan
sifatnya yang dapat dipakai untuk suhu sekitar 1200 C.
Tak hanya itu, bahan plastik ini sedikit kurang transparan dan umumnya
dipakai untuk kemasan kaku atau bahkan sebagai bahan baku tutup wadah. Sangat
cocok digunakan untuk mengemas makanan, dikarenakan mampu melindungi
produk agar tidak terjadi gesekan atau tekanan. Serta mampu menjaga produk dari
air dan stabil terhadap panas. Tak heran banyak pihak yang menggunakan jenis ini
untuk dijadikan plastik kemasan.
5. PET (Polyester)
Ada PET atau Polyester, yang termasuk ke dalam polimer ester dari
sebuah asam dan alkohol. Termasuk jenis milar yang sangat populer, karena
memiliki kristal dan sifat tembus istimewa. Tak hanya itu, PET mempunyai
permeabilitas yang rendah terhadap air, dapat digunakan untuk kemasan beku,
tahan terhadap pelarut organik, transmisi rendah terhadap CO2. Sering digunakan
untuk mengemas kopi, roti, kecap, selai, mentega bahkan keju. Umumnya,
polyester tidak tahan panas bila tidak dilapisi dengan PE.
26