1
EJECTOR STROKE : Jarak pengejeckan maksimal untuk
mengeluarkan part.
TIE BAR SPACE : Ruang berupa panjang dan lebar
yang dipunyai mold karena adanya guide
pillar mesin, jarak antar tepi guide
pillar (tie bar).
2
7. EJECTION TIME : Langkah pengeluaran produk dengan didorong
oleh ejector, sehingga Produk dapat kelar dan jatuh dari
cetakannya.
2. Injeksi Tuang
Pengerjaan Injeksi ini persis sama dengan pengerjaan injeksi
untuk Thermoplastik. Untuk pengerjaan ini temperature cetakannya
dibutukan suhu antara 145-180 derajat celcius, tekanan injeksinya
50-150 N/mm2.
3
Pengerjaan plastik dengan injeksi tuang
Proses Pengepressan pada Mesin Injeksi terdapat dua, yaitu :
1. Press dingin
Pada pengerjaan ini biasanya resin + pengeras + katalisator
sudah menjadi satu. Bahan tersebut dicetak pada suatu cetakan
press dan dibiarkan dalam temperatur ruangan. Untuk pengerasan
cepat dapat dibantu dengan temperatur sampai 60C. Biasanya bahan
untuk proses pengerjaan ini berupa lembaran.
2. Press panas
Pada prinsipnya prosesnya sama dengan proses press dingin.
Tetapi bahan yang digunakan disini adalah resin + pengeras +
panas. Jadi bukan katalisator seperti pada press dingin. Panas
yang dibutuhkan adalah 90 - 110C , dan cetakan yang digunakan
adalah dari aluminium, baja, besi tuang.
Contoh Mesin Injeksi
1. Cincinnati Milacron
4
2. Battenfield
3. JSW
1.2 Ekstruksi
Extrusion molding mempunyai kemiripan dengan injection
molding, hanya pada extrusion molding ini material yang akan
dibentuk akan berupa bentukan profil tertentu yang panjang. Pada
prinsipnya juga ada bagian mesin yang berfungsi mengubah material
plastik menjadi bentuk lunak (semifluida) seperti pasta dengan
cara memanaskannya dalam sebuah silinder, dan memaksanya keluar
dengan tekanan melalui sebuah forming die (extruder head or hole),
5
yaitu suatu lubang dengan bentuk profill tertentu itu akan keluar
dan diterima oleh sebuah conveyor dan dijalankan/ditarik sambil
didingikan, sehingga profil yang terbentuk akan mengeras, dan
setelah mencapai panjang tertentu akan dipotong dengan pemotong
yang melengkapi mesin extrusi tersebut.
Prinsip kerja mesin Ekstruksi :
6
Gambar 2.9 Prinsip kerja roll dalam ekstrusi
7
Contoh Produk Ekstruksi
Bahan baku yang sering digunakan untuk proses Cetak Ekstrusi
adalah :
Polyvinylchlorid (PVC)
Polyethylene (PE)
Polypropylene (PP)
Polystyrene (PS)
1.3 Blowing
Blow molding merupakan suatu metode mencetak benda kerja
berongga dengan cara meniupkan atau menghembuskan udara kedalam
material/bahan yang menggunakan cetakan yang terdiri dari dua belahan
mold yang tidak menggunakan inti (core) sebagai pembentuk rongga
tersebut.
8
didalam kedua belahan mold. Untuk memperlancar proses peniupan
proses ini dilengkapi dengan pisau pemotong pipa plastik yang baru
keluar dari extruder head.
9
4 Proses pengeluaran produk.
Produk dikeluarkan setelah produk dingin. dengan cara salah satu
cavity plate membuka.
10
1.4 Calendaring
11
Contoh Produk hasil proses Calendering
Pembuatan lembaran untuk jas hujan, lembaran palstik untuk
alas tidur bayi, lembaran plastic yang digunakan di rumah-rumah,
cover seat plastik.
12
Dengan memanaskan plastik berbentuk lembaran (sheet) hingga
melunak / soft lalu meletakannya diatas mold. Lalu Vacuum mulai
menyedot material tersebut ke dalam mold / cetakan. Lalu material
tadi dikeluarkan dari mold. Pada pembentukkan singkat ini, proses
Vacuum Forming memanfaatkan pneumatic, hydraulic dan pengontrol
panas yang memungkinkan lebih singkatnya waktu produksi.
13
1.6 Spinning
Spinning, sebagaimana proses yang digunakan untuk fiber alami,
dengan cara menggulung fiber-fiber pendek menjadi panjang secara
berkelanjutan. Dalam industri fiber modern, cara ini digunakan
untuk semua proses produk yang berkelanjutan. Suatu fiber dapat
didefinisikan sebagai sebuah unit yang memiliki panjang sekurang-
kurangnya 100 kali diameternya. Satu individu dari panjang yang
berkelanjutan disebut filamen. Gulungan bersama-sama beberapa
filamen menjadi satu disebut benang filamen.
Proses pabrikasi utama pembuatan fiber adalah spinning. Dalam
beberapa kasus polimer akan meleleh atau larut dalam larutan
pelarut dan dihasilkan bentuk filamen.
3 jenis skema pengerjaan spinning
Proses
penggulungan fiber
dalam spinning
14
Skema produksi fiber polyacrylonitrile dengan Spinning
15
1.7 Rotational Moulding
Rotational Molding adalah salah satu proses pembentukan
plastik. Biasa juga disebut rotomoulding biasanya menggunakan
temperature yang tinggi, tekanan rendah (low pressure) dalam
metode manufakturingnya yang mengkombinasikan panas dan perputaran
bi-axial (bi-axial rotation). Dalam proses ini, bubuk digilas
halus dan dipanaskan dalam cetakan yang berputar sampai meleleh.
Jika bahan cair yang digunakan, proses ini sering disebut lumpur
salju molding. Resin yang melebur akan seragam dalam melapisi
permukaan dalam cetakan.
Berikut skema proses rotational moulding
16
Keunggulan dari cetak rotasi diantaranya :
a. Biaya investasi yang rendah.
b. Fleksibilitas yang memungkinkan dibuatnya berbagai jenis
produk pada mesin yang sama.
c. Biaya peralatan yang murah.
d. Benda cetak yang tertutup seluruhnya maupun yang terbuka
ujung-ujungnya.
e. Detil yang tajam.
f. Penyelesaian permukaaan yang halus dan biaya produksi yang
rendah
17
digunakan adalah HDPE, LLDPE, LDPE, dll. Berikut skema sederhana
pengerjaan blown film :
18
1.9 Foaming
Material termoplastik seperti polyethylene, polypropylene dll
dapat diproses untuk menghasilkan struktur matrik plastik yang
berbusa, istilah khusus dalam industri plastik adalah proses
foaming (ter-foaming) dapat dilakukan dengan menambahkan material
aditive khusus yang dikenal sebagai foaming agent (fisika atau
kimia).
19
Langkah-langkah pembuatan plastik dengan foaming pertama-tama
adalah udara dikocok dan dimasukan ke dalam dispersi plastik, yang
kemudian akan mengeras karena panas atau keadaan katalik dari
keduanya. Kemudian cairan dengan titik didih rendah dimasukan juga
dan bercampur akibat panas. Gas karbon dioksida akan dihasilkan
dalam plastik akibat reaksi kimia. Kemudian gas nitrogen,
dilarutkan juga dalam plastik di bawah tekanan dan akan meluas
dengan pengurangan tekanan ketika peleburan terjadi. Maka
terbentuklah manik-manik berongga kecil yang tertanam dalam
matriks resin.
20
Produk yang dihasilkan oleh proses foaming yaitu styrofoam,
plastik polistiren.
2.1 Casting
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol,
polyester, epoksi dan resin alyl. Yang terakhir ini sangat cocok
untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yang memerlukan plastik
yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifat
fluiditas yang baik. Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang
tembus cahaya dan lembaran.
Plastik di cor apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali
dibuat cetakan terbuka dari timah hitam dengan menceluokan mandril
baja dengan bentuk tertentu dalam timah hitam cair yang kemudian
dilepaskan setelah membeku.
Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila
diperlukan. Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran
slush-casting : yaitu bahan baku dituang dalam cetakan, lalu
kelebihannya dikeluarkan kembali.
Benda padat dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dari
adukan semen,gelas, kayu, logam, atau karet sintetis.
21
Cetakan, baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat
dari baja yang telah mengalami perlakuan panas. Pembuatan cetakan
memerlukan pemesinan dan presisi yang sama dengan cetakan untuk
pengecoran tekan pada logam terdapat perbedaaan dalam konstruksi
karena ciri khas bahan yang diproses, diantaranya :
a. Diperlukan tirus dan sudut-sudut untuk memudahkan pengeluaran
benda dari cetakan.
b. Pen ejector hendaknya ditempatkan di titik-titik dimana jejak pen
tersebut tidak menggangu.
Plastik menglami penyusutan antara 0,003 hingga 0,009 per
milimeter (0,3-0,9%), itupun tergantung pada jenis bahan dan cara
pemrosesan.
Ada dua jenis cetakan tekan, yaitu :
a. Cetakan Tangan
Cetakan ini diisi dan dibongkar di atas bangku. Pada pres
terdapat sarana pemanasan dan pendinginan.
b. Cetakan Semi Otomatis
Cetakan ini terpasang kokoh pada mesin pres dan dipanaskan
atau didinginkan oleh pelat. Pada waktu cetakan membuka, benda
dikeluarkan secara otomatik dari cetakan jenis tunggal ataupun
ganda.
22
Pada proses pendinginan bahan cenderung menyusut dan terlepas
dari dinding cetakan, produk kemudian dapat dikeluarkan bila
cetakan dibuka.
Produk yang masih melekat pada inti belahan cetakan yang dapat
bergerak, dikeluarkan dikeluarkan dengan menggerakan mekanisme
ejector.
Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua
belahan cetakan agar dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform
yang umumnya terbuat dari bahan termoplastik. Bahan didesak masuk
ke dalam cetakan di bawah tekanan 30 sampai 275Mpa dan memasuki
ruang cetak pada suhu sekitar 50C. Benda dikeluarkan oleh pen
ejector atau pelat setelah cetakan terbuka.Inti yang diperlukan
diletakan pada belahan cetakan yang bergerak. Karena penyusutan,
ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti, sehingga
memudahkan pengeluarannya dari belahan cetakan tetap ketika
cetakan dibuka.
2.2 Reaksi Injection Moulding
Proses ini mencampurkan beberapa bahan plastik dan
ditambah additive agent di dalam mix head sebelum aliran memasuki
mold.
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan proses ini
adalah :
Dapat memperkecil ongkos tool
Memberi kebebasan dalam mendesain
Memperbaiki atau bahkan mengeliminasi opersai kedua
Tidak meninggalkan tanda bekas penekanan
Berat bisa menjadi lebih kecil
Stabilitas pada dimensi produk
Produk bersifat heat resistance
23
Contoh produk hasil proses Reaksi Injection Moulding
Salah satu contoh produknya yaitu piring melamine
24
bahan. Panas yang diperlukan dapat dialirjkan melalui pelat
pemanas, cairan yang dipanaskan, listrik, atau arus berfrekuensi
tinggi.
25
Cara pengerjaan hand lay up :
1. Siapkan cetakan. Cetakan biasanya terbuat dari kayu, gips, atau
metal.
2. Lapisi cetakan dengan bahan pemisah. Bahan pemisah ini nanti akan
menjaga jangan sampai resin melekat pada cetakan.
3. Lapisi cetakan dengan resin dengan menggunakan kwas.
4. Setelah resin, lapiskan potongan serat gelas dalam bentuk
lembaran, ditekan juga dengan menggunakan roll.
Untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan tinggal mengulang
urutan seperti diatas, hanya tidak perlu lagi melapiskan bahan
pemisah. Pengerasannya pada temperatur kamar atau dalam ruangan
khusus yang dipanaskan pada 40-60C.
Adapun ciri-ciri dari proses pengerjaan ini, diantaranya:
untuk produk dengan jumlah yang sedikit, bagian luar produk halus,
dan bagian dalam produk tidak presisi.
Keuntungan :
Teknik yang mudah.
Nilai pelaburan yang rendah.
Berupaya untuk menghasilkan komponen besar dan komplek.
Dapat membuat bentuk yang murah dan mudah.
26
Contoh produk proses Hand Lay Up
27
Contoh produk hasil proses Transfer Moulding
2.6 Spraying
Pengerjaan plastik dengan cara spraying menggunakan suatu alat
penyemprot yang dikendalikan oleh seorang operator atau control
computer, dan hal ini merupakan hal yang cukup popular yang
digunakan sejak pertengahan abad 21. Hal ini dimungkinkan dengan
secara hati-hati meregulasikan deposit material dan akan sangat
efektif dalam pembentukan plastik di industry.
Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan sebagai
komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat
penyemprot itu sendiri biasanya dilengkapi dengan mekanisme yang
28
dapat memotong serat fiber menjadi helaian-helaian, yang kemudian
didistribusikan sepanjang permukaan cetakan. Kemajuan teknologi
dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan
sistem penyemprotan yang lebih bersih, dengan mengurangi emisi
stirena, kapasitas penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman
lebih baik diantara polam penyemprotan. Alat penyemprot dihasilkan
dengan konfigurasi yang bermacam-macam, masing-masing dengan
kemampuan yang berbeda-beda.
Proses Spraying
29
30