NIM : 2021-72-010
Kelas :A
Kelompok :2
LABORATORIUM FISIKA
JAKARTA
2022
JENIS JENIS MOULDING
1. Injection Molding
Proses injection molding merupakan proses pembentukan benda kerja dari material
compound berbentuk butiran yang ditempatkan kedalam suatu hopper/torong dan masuk
kedalam silinder injeksi yang kemudian didorong melalui nozel dan sprue bushing kedalam
rongga (cavity) dari mold yang sudah tertutup. Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan
dibuka dan benda jadi akan dikeluarkan dengan ejector. Material yang sangat sesuai adalah
material thermoplastik dan karena pemanasan material ini akan melunak dan sebaliknya akan
mengeras lagi bila didinginkan. Perubahan–perubahan ini hanya bersifat fisik, jadi bukan
perubahan kimiawi sehingga memungkinkan untuk mendaur ulang material sesuai dengan
kebutuhan.
Material plastik yang dipindahkan dri silinder pemanas biasanya suhunya berkisar
antara 177 derajat Celcius hingga 274 derajat Celcius. Semakin panas suhunya,
plastik/material itu akan semakin encer (rendah viskositasnya) sehingga semakin mudah
diinjeksi,disemprotkan kedalam mold. Setiap material memiliki karakter suhu molding.
Semakin lunak formulasinya, yang berarti kandungan plastis tinggi, membutuhkan
temperatur rendah, sebaliknya yang memiliki formulasi lebih keras butuh temperatur tinggi.
Bentuk-bentuk partikel yang sulit, besar dan jumlah cavity yang banyak serta runner yang
panjang menyebabkan tuntutan temperatur yang tinggi atau naik.
Untuk mempercepat proses pengerasan/pembekuan material yang telah di Injeksi ke
dalam cavity maka mold selalu didinginkan sehingga produk cepat dikeluarkan dari mold
tanpa rusak/cacat, dengan demikian berarti memperpendek cycle time-nya. Hal ini dikerjakan
dengan mengalirkan cooling yang mengelilingi cavity dalam mold plate dengan suhu cooling
antara 30 derajat hingga 70 derajat. Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus kadang-kadang juga
diperlukan perlakuan panas mold plate (menjaganya pada suhu tertentu) sampai dengan 170
derajat Celcius.
Pembuatan mold injeksi membutuhkan tooling cost atau biaya peralatan yang tinggi
namun memiliki “cylce time” atau waktu produksi yang lebih cepat dibandingkan dengan
proses yang lainnya. Dengan pertimbangan waktu produksi yang cepat maka biaya tiap
bagiannya akan menjadi lebih murah apalagi jika berjalan secara otomatis.
Berdasarkan jenis runner mold injeksi dapat dibedakan atas beberapa tipe antara lain:
1. Mold konvensional dengan runner dingin (cold runner)
3. Mold hot runner Keutungan jenis mould ini adalah waktu pemanasan awal berkurang dan
cocok untuk cavity yang besar dan jumlah banyak. Namun tipe ini membutuhkan desain dan
1. Manually Trimmed :
a. Fan Gate
b. Sprue gate
c. Direct of Pin Gate
d. Tab Gate
e. Edge Gate
2. Automatically Trimmed:
a. Pinpoint Tab Gate
b. Submarine or Tunnel Gate
Material Thermosetting diletakan kedalam mold yang bersuhu antara 300 derajat Franheit
hingga 359 derajat Franheit dan tekanan mold berkisar antara 155 bar hingga 600 bar.
Tidak ada limbah materi plastik (tidak ada sistem runner atau gate
Ketegangan internal yang minimum dalam komponen
Proses dapat digunakan untuk komponen yang sangat berat
Peralatan yang tidak begitu mahal
Bentuk extruder head (forming) ini bisa bermacam-macam, sesuai dengan keinginan
kita dan bisa dipasang dan diganti-ganti karena dilengkapi dengan holder. Tentu saja bagian
ini harus dibuat dari bahan baja pilihan yang dikeraskan, yang mampu menahan panas dan
gesekan dari material yang diproses.pendinginan benda kerja dilakukan dengan
menyemprotkan udara pada profil yang berjalan, sehingga bisa merata keseluruh
bagian/panjang profil yang dihasilkan.
Berikut ini contoh proses Extrusion molding :
2. Didalam silinder Heater atau pemanas, butiran plastik berubah menjadi cair, lalu dengan
tekanan tertentu dimasukkan melalui sebuah forming die (extruder head atau hole), yaitu
suatu lubang dengan bentuk profill.
3. Produk ditarik atau dikeluarkan dan diterima oleh sebuah conveyor dan dijalankan/ditarik
sambil didingikan, sehingga profil yang terbentuk akan mengeras.
4. Transfer molding
Transfer molding merupakan proses pembentukan suatu benda kedalam sebuah mold
(yang tertutup) dari material thermosetting, yang disiapkan kedalam reservoir dan
memaksanya masuk melalui runner/kanal kedalam cavity dengan menggunakan panas dan
tekanan.
Pada proses transfer molding dibutuhkan toleransi yang kecil pada semua bagian mold,
sehingga sangat perlu dalam pembuatan mold, dikonsultasikan secara baik dengan product
designer, mold designer dan molder/operator untuk menentukan toleransi.
Proses transfer moulding terdiri atas dua type yaitu: sprue Type dan plunger tipe. Jenis
plunger memerlukan tekanan yang lebih kecil dibandingkan dengan tipe sprue.
Gambar Transfer Molding.
Permukaan interior cetakan dapat dilapisi gel. Jika diinginkan, cetakan pertama-tama
diisi dengan matriks serat penguat atau bentuk awal. Kandungan serat dari komposit cetakan
transfer dapat mencapai 60% volume. Bahan pengisi dapat berupa padatan atau cairan yang
dipanaskan terlebih dahulu. Itu dimuat ke dalam ruang yang dikenal sebagai pot. Sebuah ram
atau pendorong memaksa material dari pot ke dalam rongga cetakan yang dipanaskan. Jika
bahan baku awalnya padat, tekanan paksa dan suhu cetakan melelehkannya. Fitur cetakan
standar seperti saluran sariawan, gerbang aliran, dan pin ejektor dapat digunakan. Cetakan
yang dipanaskan memastikan aliran tetap cair untuk pengisian penuh. Setelah diisi, cetakan
dapat didinginkan pada tingkat yang terkendali untuk pengeringan termoset yang optimal.
Cetakan transfer resin (RTM) menggunakan resin termoset cair untuk menjenuhkan
preform serat yang ditempatkan dalam cetakan tertutup. Prosesnya serba guna dan dapat
membuat produk dengan objek tertanam seperti inti busa atau komponen lain selain bentuk
awal serat.
Blow molding merupakan suatu metode mencetak benda kerja berongga dengan cara
meniupkan atau menghembuskan udara kedalam material/bahan yang menggunakan cetakan
yang terdiri dari dua belahan mold yang tidak menggunakan inti (core) sebagai pembentuk
rongga tersebut.
Material plastik akan keluar secara perlahan secara perlahan akan turun dari sebuah
Extruder Head kemudian setelah cukup panjang kedua belahan akan mold akan di jepit dan
menyatu sedangkan begiah bawahnya akan dimasuki sebuah alat peniup (blow Pin) yang
menghembuskan udara ke dalam pipa plastik yang masih lunak, sehingga plastik tersebut
akan mengembang dan membentuk seperti bentuk rongga mould-nya. Material yang sudah
terbentuk akan mengeras dan bisa dikeluarkan dari mold hal ini karena Mold dilengkapi
dengan saluran pendingin didalam kedua belahan mold. Untuk memperlancar proses
peniupan proses ini dilengkapi dengan pisau pemotong pipa plastik yang baru keluar dari
extruder head.
Contoh hasil produksi yang dapat dikerjakan dengan metode ini adalah bentuk Gelas dan
botol. Proses tersebut seperti gambar dibawah ini: