BAHAN AJAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi Pemprosesan
Istilah pemprosesan digunakan untuk mendeskripsikan suatu teknologi dalam mengubah
bahan mentah misalnya polimer, atau campuran-campuran yang mengandung bahan mentah
menjadi sebuah benda dengan bentuk yang diinginkan. Ada beberapa referensi yang patut
dipertimbangkan untuk mengetahui secara detail gambaran mengenai operasi pengolahan
polimer. Pada bab ini kita akan membahas teknik pengolahan polimer secara umum, dan
bagaimana cara memilih teknik pengolahan polimer.
Materi ini memiliki pengetahuan menarik tentang pembuatan polimer secara fisik dalam
kehidupan modern, tetapi ini hanya dapat dibuat di pabrik polimer. Metode yang digunakan di
industri akan dijelaskan dalam bab ini.
Metode di industri besar
thermoplastik kemudian dialirkan temperatur dalam waktu yang lama atau pengaturan panas
yang kemudian reaksinya dikontrol, ada beberapa cara yang menggunakan temperatur yang
harus disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan.
Tadmor (1979) mengemukakan cara pemrosesan polimer, memasukkan plastik, serat dan
elastomer. Memiliki beberapa tahap yaitu, menjaga partikel padatan, larutan, pemompaan dan
penekanan, pencampuran dan diakhiri dengan stripping dan proses pembentukan.
BAB II
URAIAN
Compression Molding
Didalam compression molding polimer dimasukkan diantara cetakan yang tidak mudah bergerak
dan dapat dipindahkan (Gambar 1), cetakan ditutup dan kemudian digunakan panas dan tekanan
pada bahan sebelum menjadi plastik, kemudian dialirkan hingga cetakan terisi dan masanya
menjadi homogen.
bergantung dari panas dan sifat-sifat reologi yang dimiliki polimer, untuk tipe compression
molding mungkin mendekati 150 0C dan 1000 3000 psi, kelebihan bahan sedikit ditempatkan
didalam cetakan sehingga menjamin pengisian sampai selesai. Polimer diistirahatkan dengan
memasukkan diantara alas permukaan cetakan dengan tipis dan cepat dan dapat dengan mudah
dilakukan .
Injection Molding
Banyak bahan thermoplastik dicetak dari proses injection molding. Polimer dipanaskan didalam
cetakan silinder dengan temperatur yang dibiarkan mengalir dan cara ini relatif menggunakan
temperatur dingin, lubang cetakan ditutup
memberikan cairan. Bagian B di angkat kedalam cetakan dengan melihat Gambar 2, mur diputar
hingga menusuk polimer, padatan dan larutan
ini dicampurkan
kemudian mur digerakkan ke depan. Angkat isi larutan polimer kedalam cetakan dan tutup,
temperature larutan yang tinggi sangat dipertimbangkan dalam compression molding dan 100
sampai 100 ton
dan dingin
didalam cetakan mur diputar dan dikembalikan ke depan sehingga pengisian polimer telah
selesai untuk saat itu, setelahnya cetakan dibuka dan dipindahkan.
Ciri-ciri dari injection molding sangatlah cepat berakhirnya dimana untuk produk yang
dihasilkan membutuhkan waktu 10-30 menit
Merupakan proses baru (Gambar 4) mulai dari komponen-komponen yang tidak bereaksi
menjadi suatu produk polimer. Komponen-komponen ini dipompa masuk kedalam mixing,
dimana komponen-komponen ini secara menyeluruh dicampur dan disuntik kedalam sebuah
cetakan hangat (~ 65oC) dibawah tekanan rendah (50-100 psi). Polimerisasi berlangsung di
dalam cetakan. Sementara itu, mixing dibersihkan, dengan monomer yang tidak terpakai yang
sedang direcycle. Sampai saat ini, RIM telah digunakan hampir seluruhnya untuk molding
poliurethan (bab 16C), tetapi secara komersial RIM nylon dan epoxy lebih diantisipasi.
Pemutaran Molding ( Rotational Molding).
Pada teknik ini, polimer bubuk terisi kedalam suatu cetakan tertutup, yang dipanaskan secara
intensif dan diputar secara biaxial. Polimer melapisi dinding cetakan bagian dalam dengan
ketebalan yang seragam dan dipadukan disana. Metode ini memiliki keuntungan untuk produksi
bagian-bagian cekungan yang besar dan dapat digunakan untuk produksi konstruksi-konstruksi
yang beraneka dengan langkah-langkah yang berurutan.
Thermoset Molding.
Molding suntik dari resin thermoset hanya berbeda sedikit dari proses molding suntik yang
diuraikan diatas untuk termo-plastik. Pertama, bahan-bahan (B-tingkat resin) dipanaskan
secukupnya untuk membuatnya mengalir tetapi tidak untuk pengasapan awal (initiate cure). Pada
langkah ini viscositas bahan sangat rendah dari kualitas molding thermoplastik. Cetakan pada
umumnya dipanaskan dan kelebihannya dihasilkannya panas gesekan seperti resin yang
disuntikan kedalam cetakan yang cukup meningkatkan temperatur untuk pengasapan awal
(initiate cure). Sebagian mungkin pindah dari cetakan ketika bentuknya stabil tetapi sebelum
pengasapan diselesaikan. Simpanan panas di bagian memberikan pengasapan (cure) untuk
diselesaikan sebentar sebelum sebagian dapat dingin.
Perpindahan Molding (Transfer Molding).
Pada variasi tekanan molding, yang ditingkatkan kedalam pertanda molding suntik dan resin
termoset baru saja diuraikan, resin ditempatkan dalam kamar yang terpisah yang disebut dengan
pot, pemanasan dibawah temperatur pengasapan (cure). Ini kemudian disuntikkan dan ditransfer
kedalam cetakan dimana pengasapan (cure) berlangsung.
B. Extrusi (Extrusion)
Pada proses extrusi, polimer didorong secara terus menerus disepanjang baling-baling melalui
daerah bertemperatur dan
bertekanan tinggi kemudian dilelehkan dan dipadatkan dan akhirnya dipaksa melalui suatu
bentuk die untuk mendapatkan obyek akhir (Gambar 5). Suatu bentuk yang luas dapat dibuat
oleh ektrusi, mencakup balok, saluran dan bentuk struktural lainnya, tabung dan pipa karet,
lembaran atas pada beberapa macam umpan dan inch one-quarter atau yang lebih tebal dan film
dari lebar yang serupa hingga menuju ke beberapa perseribu dar suatu inchi didalam ketebalan.
Baling-baling dari suatu extruder dapat dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing dengan
suatu tujuan spesifik (chung 1977). Bagian umpan disusun oleh polimer bercabang dari suatu
hopper dan menggerakkannya kedalam bagian yang utama dari extruder. Dalam daerah yang
bertekanan, umpan yang disusun dengan longgar dipadatkan, dilelehkan dan dibentuk kedalam
suatu arus kontinyu dari plastik yang dicairkan. Beberapa panas eksternal harus diterapkan tetapi
banyak dihasilkan oleh friksi. Bagian meter berperan untuk laju alir yang seragam, diperlukan
untuk menghasilkan dimensi-dimensi yang seragam dalam produk akhir dan membangun
tekanan yang cukup didalam lelehan polimer untuk mendorong plastik itu melalui sisa dari
extruder dan keluar dari die. Sejak viscositas lelehan polimer dapat dicampur hanya oleh aplikasi
gaya lintang (viscositasnya terlalu tinggi untuk memberikan turbulensi atau difusi untuk
memperbesar campuran). Bagian tambahan mungkin diperlukan sebelum die.
Kecenderungan modern didalam pemakaian extruder meliputi extruder baling-baling ganda
(twin-screw extruder) atau extruder baling-baling multiple (multiple-screw extruder) dimana
kedua baling-baling turun berdampingan di arah yang berlawanan, menyediakan lelehan yang
lebih aktif dan lubang extruder memiliki bukaan atau lubang di beberapa titik di sepanjang
baling-baling yang dapat dibuka atau di tempuh menuju vaccum untuk ekstrak volatile dari
lelehan polimer.
Coextrusion
Film atau lembaran-lembaran yang terdiri dari dua atau lebih lapisan-lapisan polimer yang
berbeda dapat dihasilkan oleh pencampuran arus lelehan dari sesuatu seperti jumlah axtruder
didalam jenis-jenis die. Proses ini dapat digunakan untuk bahan-bahan kombinasi untuk
menghasilkan kombinasi-kombinasi dari sifat-sifat yang tidak diperoleh dari polimer tunggal.
Contohnya, suatu film untuk membungkus makanan boleh terdiri dari tiga lapisan yang
imparting, respectively, berkekuatan tinggi, sukar menyerap oksigen, dan heat scalability.
Lapisan Ektrusi (Film Extrusion)
Lapisan ekstrusi dapat dilaksanakan dengan cetakan seperti pada lembaran ekstrusi atau oleh
proses lelehan film (blown-film). Kemudian suatu turbular die digunakan, dari suatu produk
tabung cekung yang ditekan secara tegak lurus naik ke arah menara film seperti ditunjukkan pada
Gambar 6. Tabung dipukul kedalam suatu lapisan silinder yang tipis dengan menggunakan udara
melalui die dan terjerat didalam gelembung film. Pada puncak menara, gelembung dipecahkan
dan setelah itu membelah kedalam flat film.
Gambar 6.
Skema dari film blowing : (A) film die, (B) die inlet dari extruder, (C) udara inlet dan valve,
(D) plastik tube (bubble), (E) udara ring untik pendinginan, (F) guide rolls, (G)
collapsing frame, (H) pull rolls, (I) windup roll
Pultrusi (Pultrusion)
Pada variasi ekstrusi ini, bahan lebih ditarik dari pada didorong melalui die atau pembentukan.
Proses ini digunakan untuk menghasilkan perpanjangan yang terus menerus dari fiber-penguatan
resin termoset (gambar17-7). Penguatan bahan secara kontinyu ditarik melalui suatu tampungan
resin cair yang memenuhi masing-masing fiber. Kelebihan (excess) resin dipindahkan dengan
konstruksi pembentukan dan campuran ditekan ke cetakan panas yang membentuk dan
memulihkan.
roll kalender, kira-kira seperti diukir. Dengan sistem kalender campuran chip granular resin
dengan variasi warna, hal ini memungkinkan memproduksi efek dekorasi yang tidak biasa
(contohnya gundukan)pada produk; teknik ini secara luas telah dikerjakan pada perusahaan
komposisi lantai.
Fraksi tinggi resin digunakan pada penghitungan kalender untuk poly(vinyl chloride) (Chapter
14 D). Range produk dari film tipis sampai yang tebal, lembaran semi keras. Harus diingat
bahwa, dengan teknik proses sebenarnya, lebih dari kalender sendiri disyratkan untuk mengubah
bentuk polimer dari bahan mentah ke resin akhir (Gambar 9).
Casting (Pencetakan)
Pada proses pencetakan, materi cair dituangkan ke cetakan dan menjadi padat dengan cara fisika
(contoh pendinginan) atau cara kimia (contohnya polimerisasi) yang berarti, dan benda padat
dipindahkan dari cetakan. Proses pencetakan ini memerlukan peralatan dengan biaya rendah
(cetakan bisa dibuat dari bahan lunak). Materi yang murah tersebut seperti karet dan plaster)
tetapi ini merupakan proses yang relatif lambat.
Casting of thermosetting Resins (pencetakan resin thermoset)
Resin thermoset dituang dengan menghentikan polimerisasi pada tahap A., dimana resin masih
melebur dan masih fluida. Setelah cetakan diisi, taruh resin dalam oven.
Film, termasuk film foto dan kertas kaca, dibuat dengan mengalirkan larutan polimer ke
permuakaan yang sangat lembut dalam bentuk setir penggosok atau jika diperlukan tali logam
atau band. Setelah solvent menguap (atau pada kasus kertas kaca, polimer telah terkoagulasi)
film diangkat dari permukaan cetakan.
Gambar 9. Diagram skema tipe poli (vinil khlorida) sistem calendering ynang menunjukkan
elemen-elemen yang dibutuhkan untuk convert bubuk resin kedalam sheet akhir.
Forming (pembentukan)
Lembaran vakum banyak digunakan untuk manipulasi selulosa asetat dan lembaran resin akrilik.
Lembaran plastik dipanaskan dan dikeluarkan dengan membentuk cetakan, dan vakum akan
menarik ke cetakan. Setelah lembaran didinginkan vakum dilepaskan lalu objek yang divakum
dikeluarkan.
Banyak modifikasi yang digunakan dalam proses ini. Salah satunya adalah kekuatan lembaran
kantong karet inflatable untuk menyesuaikan dengan bentuk cetakan, dan vakum dikeluarkan
pada saat lembaran masih hangat. Lembaran akan memperoleh bentuk yang cembung dan
menjadi beku saat didinginkan.
D. Sistem Multipolimer
Pada bab 7, campuran 2 atau lebih polimer adalah bukan bentuk yang umum pada sistem
miscible. Sistem 2 fasa, sifat mekanik sangat sedikit kecuali pada kondisi tertentu. Alfrey (1980)
mengusulkan bahwa kondisi penting akan menjadi baik, tentu saja akan lebih unggul, sifat
sisitem immiscible adalah perkembangan pelekatan permukaan yang kuat antara 2 fasa, jika
tidak terjadi secara alami, mungkin untuk membawa dengantambahan polimer ketiga yang
melekat dengan baik untuk kedua fasa, atau dengan penggunaan balok yang cocok atau graft
kopolimer. Beberapa contoh menggunakan sistem multipolimer, beberapa contoh telah di
diskusikan pada bab lain.
Multilayer Films
Produksi lapisan multilayer denga coextrusion dijelaskan singkat pada bagian B. Jika ada
perekatan yang baik antara 2 lapisan, sifat mekanis pada lapisan ini yaitu bahan tambahan yang
biasa, tapi ada pengecualian. Contohnya, adanya lapisan yang panjang bisa mencegah retaknya
garis potong, lapisan rapuh, tapi kadang-kadang sebaliknya efeknya dapat dilihat.
Polymer Blends
Kedua campuran miscible dan immiscible yang diketahui dan digunakan secara komersil.
Contohnya, campuran miscible polystyrene dan poly (phenylene oxide) (PPO). Yang terakhir
adalah kekerasan, temperatur tahanan teknologi plastik, tapi prosesnya sulit. Campurannya
adalah prosesnya lebih mudah dibandingkan PPO dan daya tahan nya lebih tinggi dan lebih keras
dibandingkan polystyrene.
Contoh yang telah diketahui, cmapuran polimer immiscible (kadang disebut campuran) tapi
artinya tepat dan perbeddan pada bagian ini tidak jelas) yaitu pengaruhnya kuat dan resin ABS.
Pembentukkannya dengan cara melarutkan karet pada monomer styrene kemudian di
polimerisasi. Pemisahan fasa dan struktur di kontrol untuk fasa polystyrene dengan memisahkan
partikel karet yang memiliki pemasukan polystyrene. Pada resin ABS, termasuk butadiene dalam
fasa continous styrene-acrylonitrile copolimer agar menarik permukaan adhesi.
Interpenetrating Polymer Network
Multipolymer system baru saja di sintesis dalam bentuk bebas. Contohnya, polimer A dengan
mudah melewati, bertambah dengan monomer B kedua, dan polimer B atau dapat dipilih sistem
A dan B untuk polimerisasi secara bersamaan dengan mekanisme yang berbeda, contohnya,
campuran styrene-divinyl benzene dengan mekanisme rantai redikal.
Composites
Istilah composites umumnya digunakan untuk teknologi fiber-reinforced struktur material,
dimana fiber yang cukup panjang dapat di orientasikan untuk mempertinggi produksi sifat
kekuatan. Beberapa contoh resin polyester beton dengan fiber glass menggunakan lilitan kawat
pijar dan dengan pultrasi (bagian B pada bab ini). Fiber lain menyediakan kekuatan yang
terkemuka pada aplikasi ini (albeit tetap tinggi biayanya) yaitu grafit dan aramid (aromatic
polyamide)
Fiber grafit digunakan pada composisi dengan performa yang tinggi yaitu di diproduksi dengan
perlakuan lebih lanjut pada jenjang pembuatan polimer dengan pirolyzing poliacrilonitril
meskipun telah digunakan seperti rayon. Jika poliacrilonitril telah selesai dioksidasi pada suhu
250 400 0C kemudian dipirolisis pada suhu 1500 25000C untuk menghilangkan semua atom,
tetapi karbon, fiber dengan struktur grafit menjadi lebih besar atau kadarnyaa kurang dari yang
dihasilkan.pada matrik apoksi komposisi hasil dari fiber grafit yang kontinyu dengan daya
rentang dan kekerasan yang kuat, tetapi tenyataa dengan temperatur yang paling rendah. Berat
komposisi plastik adalah bagian dari struktur besi dengan sifat yang sebanding
Terutama jika produksi yang dihasilkan lebih tinggi pada harga yang lebih murah, aplikasi yang
penting untuk komposisi ini adalah antisipasi pada industri auto mobil, contohnya digunakan
pada produksi mobil dan truk.
E. ADDITIVES AND COMPOUNDING
Fillers
Banyak plastik yang tidak berguna tetapi sebenarnya dapat dirubah menjadi produk yang
bermutu tinggi dengan menggabungkan partikulat atau serat padat. Phenolic dan amino resin
selalu
yang diisi dengan substansi seperti tepung kayu, selulosa murni atau bubuk mica.
Material ini mempertinggi stabilitas dimensi, pengaruh yang kuat, daya renggang yang banyak
hal, tahana gesek dan stabilitas thermal. Penggunaan fiber glass untuk memperkuat lembaran
untuk
resin
polyester
adalah
ilustrasi
penting
lainnya.
Soft
thermoplastik
seperti
coumaron-indene dan resin hydrokarbon biasanya dicampur dengan jumlah yang sangat besar (
diatas 80 % berat) dari padatan minral seperti kuarsa yang dihancurkan, batu kapur atau tanah
liat.
dimetilbutadiena dapat dipolimerisasi menjadi karet tiruan material spontan dengan logam metal
atau dengan radikal bebas. Contohnya selama perang dunia I di Jerman, dimana 2, 3
dimetilbutadiena dipolimerisasi spontan.
Setelah perang dunia I penelitian terhadap produk karet tiruan dilanjutkan, dengan
mengubah bahannya menjadi butadiena karena lebih siap pakai, pada waktu asetaldehid
melewati sintesis aldol. Logam Alkali digunakan sebagai inisiator, dan produknya disebut karet
Buna diambil dari kata pertama butadiena dan lambang Na untuk Natrium.
Tabel 1. Perkiraan pemakaian karet di Amerika Serikat tahun 1982*
Tipe
Karet Alam
Sintetik
SBR
2200
Polibutadiena
800
EPDM
300
Butil
290
Neoprene
270
Nitril
170
Poliisoprena
120
Lainnya
50
Total Sintetik
4200
Total
5800
* Perkiraan didasarkan dari bab sebelumnya dan Rubber World 187 (6). 8 (1983).
Memperbaiki proses dan sifat-sifat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : mengenalkan
kopolimer butadiena sebagai monomer vinil, stiren berlebih, dan mengadopsi emulsi
polimerisasi. Hal penting dalam menjaga konversi yang rendah atau melakukan perubahan
seperti CCl4 dan rantai panjang merkaptan ditemukan pada awal perang dunia II, polimer
(Buna-S) diproduksi di Jerman dengan kandungan 68 70 % butadiena dan 30 32 % stiren.
Sifat-sifat unik dari karet meliputi kemampuan untuk merenggang dan dapat cepat
kembali ke bentuk semula, mempunyai kekuatan yang besar dan modulus yang tinggi, dan
memperoleh kembali tekanan yang hilang. Untuk mendapatkan sifat-sifat tersebut, tentunya
dibutuhkan tempat di atas struktur molekular campuran-campuran : harus polimer yang tinggi,
berada di atas temperatur transisi gelas dan menjadi amorf dalam keadaan tak terdistorsi.
B. VULKANISASI
Proses dimana jaringan mata rantai menyilang diperkenalkan ke dalam suatu karet disebut
dengan vulkanisasi. Pengaruh dari vulkanisasi adalah terjadinya perubahan bentuk karet dari
massa termoplastik yang lunak tanpa menggunakan sifat-sifat mekanik ke dalam suatu karet
yang kuat, elastis, dan kencang (Tabel 2).
Tabel 2. Sifat-sifat dari tipe Raw, Vulcanized, dan Reinforced karet alam
Sifat
Kekuatan Tensile, psi
Panjang Patahan (%)
Modulus (psi)b
Bagian Permanen
Kecepatan Retraksion (Snap)
Penyerapan Air
Tahanan Solven (Hidrokarbon)
a
b
Raw
Rubber
300
1200
panjang
baik
panjang
terlarut
Vulcanized
Rubbera
3000
800
400
kecil
sangat Baik
kecil
hanya
mengembang
Reinforced
Rubber
4500
600
2500
kecil
sangat Baik
kecil
hanya
mengembang
Tidak diperkuat
Tegangan tensile pada panjang 400 %, ukuran kekakuan
Kekuatan tensil, kekakuan, dan histeresis (menjelaskan kehilangan energi sebagai panas)
karet alam sebelum dan sesudah vulkanisasi ditunjukkan pada Gambar 11 dan dampak dari
besarnya vulkanisasi terhadap karet alam dan sifat-sifat lain dari karet ditunjukkan secara
sistematis dalam Gambar 12 .
Beberapa dekade mengikuti percobaan pertama Goodyears yaitu memanaskan karet
dengan sedikit jumlah sulfur, proses ini bagus dan kebanyakan praktek metode untuk
memberikan perubahan sifat yang dinyatakan oleh batas vulkanisasi, tidak hanya pada karet alam
tapi juga dalam karet sintetik diene seperti SBR, butil, dan karet nitril. Karet dapat dipanaskan
atau dibengkokkan tanpa panas oleh sulfur klorida. Jumlah besar dari campuran yang tidak
mengandung sulfur dapat karet vulkanis. Hal ini umumnya dimasukkan ke dalam tiga kelompok
: oxidizing agents (selenium, tellurium, peroksida organic, campuran nitro), generator radikal
bebas (oksida organik, campuran azo, beberapa akselerator, dll.), dan resin fenolik.
Sejak reaksi kimia digabungkan dengan vulkanisasi, jenis dan keterlibatan hanya
beberapa atom pada tiap molekul polimer, definisi vulkanisasi pada batas sifat-sifat fisik karet
yang dibutuhkan.
VULKANISASI KIMIA
N
C
SH
S
Dithiocarbamates, contohnya, tetramethyl thiuram disulfide,
H3C
S
N
H3C
S
S
C
S
CH3
N
CH3
NH
NH
C
N S
yang telah terbukti sangat efektif memperlambat vulkanisasi yang terlalu dini (premature).
Bahan-bahan kimia ini umumnya digunakan bersama zinc oxide (besi oksida) dan asam lemak,
resep khasnya menggunakan 0,5-2 bagian pemercepat (accelerator), 0,1-1 bagian pemerlambat
(retarder), 2-10 bagian zinc oxide, 1-4 bagian asam lemak, dan 0,5-4 bagian belerang per 100
bagian karet.
Sekali lagi, mekanismenya tidak diketahui secara detail, tetapi ini terpikirkan bahwa
pemercepat (accelerator) bereaksi dengan belerang untuk memberikan sulfida tipe Ac-Sx-Ac,
dimana Ac adalah radikal bebas yang diperoleh dari accelerator. Polysulfida ini kemudian saling
berhubungan dengan karet menghasilkan tipe karet intermediete Sx-Ac. Kemudian bereaksi
lebih lanjut dengan ikatan silang terakhir menghasilkan bentuk umum
CH3
CH
CH
CH2
S
S
CH
CH
CH2
CH3
Banyak kemungkinan lain hadir. Peranan zinc oxide, yang menghasilkan ion zinc dengan
kehadiran asam lemak, kehadirannya akan membentuk chelates dengan accelerator dan sulfida,
memperlambat dan kemudian menghaluskan vulkanisasi. Ikatan rangkap pada elastomer tidak
dijenuhkan pada mekanisme ini, tetapi disumbang oleh penambahan aktifitas allylic hydrogens,
dimana ikatan silang berada.
Vulkanisasi Nonbelerang.
Pengaruh aktivasi yang sama terhadap elastomer ikatan rangkap dipostulatkan untuk
mempermainkan peranan vulkanisasi nonbelerang, berdasarkan skema berikut ini :
a. Radikal bebas R dibentuk oleh dekomposisi atau oksidasi dari agen penyembuh (curing
agent), atau sebagai langkah pada oksidatif degradasi karet.
b. Radikal bebas ini merupakan permulaan vullkanisasi dengan meringkas atom hidrogen
dari salah satu grup -metylene (pada karet alam, group sisi metil langsung menyerang
group metylene yang terdekat) :
CH3
R +
CH
CH3
CH
CH2
RH +
CH
CH
CH 2
c. Radikal bebas karet kemudian menyerang ikatan rangkap yang bersebelahan dengan
rantai polimer. Menghasilkan formasi ikatan silang dan regenerasi radikal bebas pada
reaksi yang analog dengan propagasi dalam adisi polimerisasi.
CH3
CH
CH3
CH
CH2+
CH2
CH
CH2
CH3
CH
CH
CH2
CH3
CH2
CH
CH2
rangkap dijenuhkan dengan cara ini, beberapa adisi hidrogen sulfida (dikenal sebagai produk
vulkanisasi belerang), dan beberapa oleh mekanisme lainnya.
Vulkanisasi dengan kehadiran belerang berlangsung ketika 0,5-5 bagian (berdasarkan berat)
belerang dikombinasikan dengan 100 bagian karet. Jika reaksi diijinkan untuk berlanjut sampai
sangat berlebih belerang yang dikombinasikan (dapat dikatakan 30-50 bagian per 100 bagian
karet), karet akan menjadi kaku, dan plastik nonelastomer dikenal sebagai hard rubber (karet
keras) atau ebonit.
(elongation) cukup tinggi, pada keadaan awal daerah soft cure; kemudian keduanya mengalami
penurunan nilai dengan meningkatnya jumlah belerang yang dikombinasikan.
Daerah maksimum tensile properties pada di sekitar 5-10 bagian belerang yang
dikombinasikan dikenal sebagai daerah optimum cure untuk campuran ini. Di luar titik stock
(yaitu campuran) disebut overcured dan nampaknya menjadi lebih kasar, pada titik ini, kekerasan
dan kekakuannya lebih daripada optimum cure tetapi lebih rapuh dan berkurang kemampuan
untuk memanjang. Kombinasi belerang pada proporsi yang tinggi membuat kekuatan dari
material kembali meningkat, dan pemanjangan menjadi sangat rendah sehingga daerah karet
keras dapat dijangkau.
Banyak properties dari soft vulcanizates, meliputi tensile dan tear strenght (kekuatan
tarik dan kekuatan sobekan), kekakuan, dan kekerasan, melewati shallow maximum sebagai
perawatan waktu yang ditingkatkan. Lainnya, seperti pemanjangan (elongation) dan permanent
set, menambah (seperti tetesan) secara terus-menerus. Pengaruh dari kenaikan temperatur, seperti
yang diharapkan, untuk menggerakkan kurva ke waktu yang lebih pendek. Penelitian terhadap
komposisi campuran yang divariasikan menunjukkan bahwa kenaikan awal tensile strenght
diiringi oleh persatuan yang cepat dari belerang dalam karet, dan hal itu sebagai laju penurunan
adisi belerang, laju kenaikan tensile strength mulai menurun. Hal ini juga diketahui bahwa
jumlah total dari kombinasi belerang tidak akan mengukur tingkat perubahan pada properties
fisika selama perawatan, dan menunjukkan rasio dari belerang yang dikombinasikan ke ikatan
rangkap bervariasi dari campuran satu ke campuran yang lain.
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa proses ikatan silang dan degradasi terjadi secara
simultan selama peristiwa vulkanisasi. Bukti tambahan untuk peristiwa ini timbul dari fakta
bahwa overcured stock yang sangat buruk dapat mengalami reversion (pembalikan), hal ini
,mambuat karet menjadi lembut dan lembab dengan kerugian pada kekuatan. Beberapa stocks
menyerupai karet yang diturunkan secara oxidatif. Reversion (pembalikan) berbeda dari
overcuring, dimana reversion berada pada pemanasan yang diperpanjang ketika pada saat awal
tidak cukup belerang untuk mendapatkannya ke dalam daerah leathery cures.
C. PENGUATAN (REINFORCEMENT)
Untuk banyak kegunaan, seringkali karet hasil vulkanisasi tidak memperlihatkan tensile strenght
yang memuaskan, kekakuan, resistansi abrasi, dan tear resistansi. Tentu saja, properties ini dapat
ditingkatkan dengan adisi oleh filter tertentu terhadap karet sebelum proses vulkanisasi. Filter
untuk karet dapat dipisahkan ke dalam dua kelas : inert filter, seperti tanah liat (clay), kapur
halus (whitting), dan barytes, yang membuat campuran karet mudah ditangani sebelum
vulkanisasi tetapi mempunyai sedikit efek pada properties fisikanya; dan reinforcing filters, yang
dapat meningkatkan properties tidak menguntungkan yang disebutkan diatas pada karet hasil
vulkanisasi. Karbon hitam (carbon black) adalah reinforcing filters yang terkenal untuk karet
alam maupun karet sintetik. Penambahan efek penguatan dengan karbon hitam pada properties
karet diatas efek vulkanisasi sendiri diilustrasukan pada Tabel 19-2. Walaupun penguatan
alamiah tidak diketahui lengkap, tetapi memperlihatkan untuk menambah jaringan yang secara
relatif banyak yang lemah fix points dan untuk lebih menyebar jaringan dari ikatan silang
utama yang kuat diperkenalkan oleh vulkanisasi. Vulkanisasi mengendalikan pergerakan range
panjang dari molekul polimer, tetapi meninggalkan pergerakan tinggi lokal segmentalnya;
penguatan kekerasan massa dan peningkatan keliatannya (toughness) dengan pembatasan
pergerakan bebas lokalnya.
Karet tanpa penguatan (non reinforced), terkadang disebut pure-gum vulcanizates,
sifatnya relatif halus, lembut, dan extensible (mampu meluas), dan banyak digunakan sebagai
karet pita, tabung dan sarung tangan. Karet akan jadi nilai kecil pada industri modern dimana
bukanlah untuk efek penguatan karbon hitam.
Hanya sedikit filler yang dapat memperkuat (reinforcing) meskipun hanya memiliki satu atau
dua sifat mekanik yang penting dari karet alam, sedangkan filler
yang lain bersifat melemahkan vulkanisasi dalam satu bagian penting atau lebih yang dikenal
sebagai filler inert. Secara umum diketahui bahwa aksi penguatan suatu filler ditentukan dari
sifat dasarnya, tipe elastomer yang digunakan dan jumlah filler yang dimasukkan.
Karbon hitam adalah filler penguat yang paling penting pada hampir semua elastomer,
meskipun filler silika dan silikat dapat digunakan dalam beberapa kasus, dan begitu pula
elastomer silokon. Filler nonreinforcing yang penting diantaranya talk, ZnO dan magnesium
karbonat.
Sifat Filler
Komposisi kimia filler terutama ditentukan oleh aksi penguatan filler tersebut. Karbon
hitam merupakan agent yang selalu lebih efisien dibandingkan talk, meskipun ukuran partikel,
kondisi permukaan dan sifat- sifat yang lain bervariasi untuk keduanya. Namun dalam suatu
kelas kimia tunggal, ukuran partikel dan keadaan permukaan merupakan variabel yang penting.
Sifat Elastomer
Filler yang dapat menguatkan dengan baik seperti karbon hitam meskipun dapat
meningkatkan tear resistance dan abrasion resistance pada hampir semua elastomer, tetapi ia
tidak mempengaruhi tensile strenght dari neoprene atau karet butil, sedangkan disisi lain
peningkatan tensile strenght dapat terjadi dalam karet alam, SBR, Karet nitril dan elastomer
polisulfida. Perbedaan tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan dua efek dari filler yaitu :
a. memperkuat teganagan filler dan kekuatan struktur pada titik yang relatif lemah.
b. Secara simultan, dapat menyebabkan polimer mengkristalisasi pada elongation yang
tinggi.
Jumlah filler
Peningkatan jumlah filler menyebabkan peningkatan sifat secara kontinyu hingga
mencapai keadaan maksimum, dimana ia menunjukkan bahwa komposisi muatan telah mencapai
optimum. Pada titik ini, penambahan filler lebih lanjut akan menjadikan filler sebagai penyebab
vulkanisasi.
KARBON HITAM
Beberapa jenis koloid yang berkomposisikan karbon merupakan filler penguat terpenting untuk
karet. Karbon hitam merupakan material yamg tidak begitu mahal yang menguatkan ketiga jenis
sifat yang penting yaitu tensile strenght, tear resistance dan abrasion resistance. Terdapat
beberapa jenis karbon hitam yang biasa digunakan yang dibedakan berdasarkan ukuran partikel,
kondisi permukaan dan derajat aglomerasi. Derajat penguatan dapat ditingkatkan dengan
menurunkan ukuran partikel hitam bawah (black down) menjadi nilai yang lebih rendah dimana
batasan diameternya adalah sekitar 100 angstrom.
Hampir semua karbon hitam yang digunakan untuk memperkuat elastomer diproduksi
dengan membakar gas atau minyak dalam furnace dengan sejumlah udara dan pemisahan karbon
dari off-gas oleh sentrifugal dan presipitasi elektrostatik. Diameter partikel yang dihasilkan yaitu
pada range 300 sampai 800 angstrom.
Mikroskop elektron menunjukkan bahwa karbon hitam mengandung agregat irreguler
yang berbentuk subunit spheris yang disebut nodule, mereka bergabung bersama dalam suatu
cabang, dan strukturnya berikatan. Nodule tersebut dianggap sebagai domain parakristalin
dimana struktur kristalnya sama dengan graphite kecuali atom karbon yang berikatan tertutup
secara heksagonal, mereka tersusun secara acak diatas satu dan yang lainnya atau bersilanagan.
Permukaan partikel mengandung material yang banyak diserap termasuk stuktur hidrogenasi dan
oksigenasi. Hasilnya pH dari air slurry black pada range 2,5 11.
Kelakuan stress-strain dari gum (reinforcement) vulcanizates murni dari berbagai elastomer
tergantung pada struktur molekul, polaritas dan kristalisabilitas polimer. Nitrile rubber dan SBR,
menjadi kopolimer kompleks dan struktur ireguler, tidak kristalis pada semua, tetapi karet alami
dan butyl rubber kristalis pada stretching di temperatur ruang. Pada elastomer ini kristalitas
mempunyai pengaruh pengerasan seperti reinforcing filler dengan hasilnya bahwa kurva
stress-strain menaik sangat mencolok pada elongations yang lebih tinggi. Kesamaan dari kurva
stress-strain yang diprediksi dari teori kinetik elastisitas karet harus dicatat.
Unvulcanized rubber melalui kondisi mekanik dalam jumlah yang sangat besar ketika
pertama diekspos tensile stress. Gambar 11 menunjukkan siklus pertama dari loading dan
unloading tensile contoh unvulcanized natural rubber. Berturut-turut siklus mengmbil tempat,
perubahan dalam resistance ke stretcing, kekuatan tensile, energi adsorpsi dan permanent set
menjadi lebih kecil. Keadaan mekanik tidak disertai oleh degradasi berat molekul. Seperti
degradasi yang terjadi, bagaimanapun, dalam proses milling bahan baku karet untuk mengurangi
viskositas melt-nya ke range yang diingninkan sebelum penggabungan fillers dan seterusnya.
Disini proses disempurnakan oleh kehadiran oksigen. Vulcanized rubber melalui yang sama
tetapi banyak kehilangan perubahan ekstensif sifat-sifat stress-strainnya pada urutan siklus test.
Sifat-sifat mekanik elastomer sangat tergantung pada laju testing. Ketika keadaan servis
automobile tires ( benar-benar lebih penting akhir menggunakan elastomer) melibatkan rapid
cyclic stresses, metode test dimamik perlu jika hasil adalah untuk menggabungkan performance
artikel akhir.
Karet yang memiliki ikatan ganda dalam struktur vulcanizednya, seperti karet alami, SBR dan
nitrile rubber, sensitif pada panas, cahaya dan partikel oksigen. Tanpa perlindungan dengan
antioksidan (dimana yang umum adalah phenyl - dan -naphthylamine) umur karet berdasarkan
proses autocatalytic disertai dengan kenaikan kandungan oksigen. Hasil dari aging mungkin
softening atau embrittlement, mensugesti persaingan proses degradasi dan crosslinking rantai
polimer. Langkah utama proses adalah mengasumsikan sama dengan oksidasi beberapa olefin,
bahwa, pembentukan oleh serangan radikal bebas peroksid pada atom karbon berikutnya menjadi
ikatan ganda :
CH2CH=CH
CHCH=CH +H H +
CHCH=CH + O2
CHCH=CH
O
OH
Langkah berikutnya boleh memasukkan crosslinking atau pemutusan rantai atau keterlibatan
ikatan ganda, mungkin awalnya melalui grup epoxide. Beberapa langkah dalam reaksi
menyerupai sekali sehingga pasti tipe vulcanization.
Beberapa karet juga sensitif terhadap serangan ozon, membutuhkan perlindungan dengan
antioksidan. Terkadang digunakan derivatif p-phenylene diamine dan memikirkan reaksi dengan
ozon sebelum dia bereaksi dengan permukaan karet atau membantu menyatukan rantai yang
terputus oleh ozon. Karet alami jauh lebih sensitif terhadap serangan ozon dan oksigen dari pada
elastomer lain.
PENYUSUNAN (COMPOUNDING)
didalam mills atau peralatan lainnya. Dengan SBR, bagaimanapun, dua langkah penyusunan
penting, oil extending dan masterbatching, biasanya berlangsung sebelum koagulasi lateks.
Penambahan Minyak (Oil Extending)
Penggunaan minyak hidrokarbon sebagai pelarut, atau pemekat, karet sudah dikenal
selama puluhan tahun. Sejak 1950, penggunaan ini telah diaplikasikan untuk mempolimerisasi
SBR hingga berat molekul yang lebih tinggi. Minyaknya berfungsi sebagai plasticizer dan
pelembut, mengurangi viskositas lelehan karet hingga jumlah normal yang dibutuhkan dalam
compounding (penyusunan). Proses ini, merupakan proses yang tidak mahal untuk menghasilkan
produk akhir, sehingga banyak digunakan. Sekitar 90% dari stok ban yang dihasilkan dinegara
ini merupakan hasil dari pemekatan minyak hingga kadar tertentu. Minyak yang ditambahkan
adalah sebagai emulsi pada latex sebelum proses koagulasi.
Masterbatching
Metode yang paling aman untuk mencampurkan karet dan karbon hitam adalah
coprecipitation dari campuran karet latex dan slurry karbon hitam dalam fase cair. Metode ini
memberikan proses pencampuran yang cukup ketika ukuran dari partikel karbon hitam sama
dengan partikel latex dan jumlah dari setiap tipe partikel per cm3 sebelum koagulasi dapat dibuat
hampir sama. Situasi ini berlaku untuk SBR dan paling berguna untuk karbon hitam.
Tabel 3 memberikan daftar nilai-nilai dari komposisi kimia dan fisika untuk elastomer yang
komersial. Perlu diketahui bahwa properties dari elastomer bergantung pada seberapa besar
perpanjangan pada detail proses vulkanisasi, reinforcement dan compounding. Konsekuensinya,
hanya berlaku pada tipe-tipe polimer tertentu. Oleh karena itu, kebanyakan data pada Tabel 3
tidak lebih dari nilai kualitatif dan sebagai bahan perbandingan untuk keadaan ekstrim.
Property
Tensile strengh (psi)
Natural
Rubber
4000
SBR
3500
Acrylate
2200
Butyl
3000
Chlorosulfonate
d Polyethylene
2800
EPDM
3000
Ep
-
Elongation (%)
Modulus (psi, 300-400%
elongation)
Dynamic properties
Permanent set
Tear resistance
Abrasion resistance
Adhesion
Electrical properties
Gas permeability
Upper use temperature (oC)
Lower use temperature (oC)
Weather resistance
Ozone resistance
Oil resistance
Gasoline resistance
Water swelling
Adhesion to metal
700
2500
700
2500
400
---
700
1000
500
---
300
---
Excel
Low
Excel
Fair
Excel
Excel
High
80
-50
Fair
Poor
Poor
Poor
Excel
Excel
Good
Low
Good
Good
Excel
Fair
High
110
-50
Fair
Fair
Poor
Poor
Good
Excel
Good
Low
Fair
Good
Good
Poor
Low
150
-20
Excel
Excel
Excel
Fair
Poor
Good
Poor
Moder
Excel
Good
Good
Excel
Low
100
-50
Excel
Excel
Poor
Poor
Excel
Good
----Good
--Excel
Fair
--120
-50
Excel
Excel
Good
Fair
Excel
Excel
----Good
--Excel
Excel
--150
-40
Excel
Excel
Poor
Poor
Excel
Excel