Anda di halaman 1dari 23

PROSES PEMBUATAN VELG RACING

Dalam proses produksi pengecoran velg recing sepeda


motor memerlukan bahan baku Alumunium Alloy. Bahan
baku yang digunakan sebagian besar bersal dari Velg recing
bekas mobil yang tentunya berbahan Alumunium maupun
alumunium batangan. Bahan bahan tersebut kemudian
akan di cairkan pada tungku menjadi alumunium cair
(adonan) untuk kemudian dilakukan penuangan kembali
nsesuai dengan cetakan velg recing yang ada.

PROSES PEMBUATAN VELG RACING

Ada beberapa proses untuk


pembuatan velg racing, diantaranya :
Proses Peleburan
Proses Pencetakan
Proses Penuangan
Proses Machining
Proses Finishing

PROSES PELEBURAN
Untuk Peleburan paduan aluminium dapat dilakukan pada tanur krus besi
cor, tanur krus dan tanur nyala api.
Sebelum dilakukan peleburan di dalam tungku sebaiknya logam dipotong
menjadi kecil-kecil, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu peleburan
dan mengurangi kehilangan komposisi karena oksidasi. Setelah material
mencair, fluks dimasukkan ke dalam coran, yang bertujuan untuk
mengurangi oksidasi dan absorbs gas serta dapat bertujuan untuk
mengangkat kotoran-kotoran yang menempel padam aluminium.
Selama pencairan, permukaan harus ditutup fluks dan cairan diaduk pada
jangka waktu tertentu untuk mencegah segresi (surdia, 1991). Kemudian
kotoran yang muncul di ambil dan dibuang. Setelah pada suhu kurang
lebih 725oC aluminium di tuang ke dalam cetakan. Adapun untuk
remelting, material hasil peleburan di atas dilebur kembali.

PROSES PELEBURAN
Tungku Pencairan Bahan Baku
Tungku pencairan alumunium untuk
velg recing ada dua macam :
1. Tungku Peleburan
2. Tungku Penuangan Cairan

TUNGKU PENCAIRAN BAHAN


BAKU

Tungku Peleburan

Tungku peleburan terbuat dari tanah liat yang di bakar yang


sering disebut dengan kuali. Kapasitasnya antara 40 Kg
sampai dengan 50 Kg, pemanasan yang dilakukan adalah
pemanasan kompor dengan bahan bakar minyak tanah
yang di tekan dengan tekanan udara dari kompresor untuk
menyemprotkan minyak menjadi kabut yang nantinya
mudah terbakar dan memiliki suhu pemanasan cukup tinggi
yaitu sekitar 800C.

TUNGKU PENCAIRAN BAHAN BAKU


Tungku Penuangan Cairan
Tungku ini terbuat dari bahan besi baja atau juga besi cor.
Kapasitasnya sekitar 2,5 kuintal. Cairan alumunium dari tungku
peleburan di tuangkan ke tungku penuangan ini untuk kemudian
di tuangkan ke cetakan. Untuk memudahkan dan menberi sekat
antara cairan alumunium dan dinding tungku, maka diding di beri
sejenis cairan kapur yang kemudian sering di sebut denga koting.
Dan proses pelapisan ini dinamakan pengkotingan.
Cairan alumunium di tungku ini mendapat perlakuan panas antar
suhu 700C sampai dengan 750C dari yang sebelumnya hanya
mencapai titik lebur (600C-680C) saja. Perlakuan cairan
sebelum dituang ke dalam tungku, penuangan ini adalah
menaikkan suhu dari cairan dan fungsinya untuk menkondisikan
agar kekentalan cairan yang diharapakn tercapai yang akhirnya
cairan akan dapat memenuhi cetakan saat penuangan dan
menghasilkan coran yang baik.
Perlakuan yang diberikan pada proses ini selanjunya adalah
pemberian flux untuk menbersihkan kotoran yang masih ada

PROSES PENCETAKAN
Cetakan
yang
digunakan
dalam
pengecran
menggunakan
system cetakan tetap, dikarenakan
produksi terus menerus dan permintaan pasar yang
semakin meningkat. Faktor lain yang harus diperhatiakn
adalah sipat dari cairan Aluminium silicon yang memiliki
sipat penyusutan rendah dan kejernihan yang baik
sehingga cetakan tetap menjadi pilihan yang sesuai
dalam proses produksi.
Bahan cetakan dari besi tuang yang telah mendapat
perlakuan panas sehingga mengurangi unsure karbon.
Hal tersebut menbuat cetakan menjadi lebih liat dan
dapat diproses permesinan.

PROSES PENCETAKAN
Cetakan dan sistem saluran
Meski saat ini sudah banyak home industri yang
membuat velg racing untuk berbagai jenis kendaraan
bermotor, tetapi tetap saja model baru bisa dijadikan
suatu pilihan. Untuk itulah dirancang pembuatan velg
racing dengan proses pengecoran menggunakan pasir
cetak. Perancangan pembuatan cetakan untuk velg
racing ini menggunakan perhitungan sistem saluran.
Perancangan proses pengecoran velg racing ini
menggunakan bahan baku untuk coran adalah paduan
aluminium standart Alcan dengan nomor bahan B135,
bahan baku untuk pola adalah kayu mahoni, bahan baku
untuk cetakan adalah pasir kering dengan bahan
pengikat semen serta rangka cetakan dari kayu papan.

PROSES PENCETAKAN

Proses Pembuatan Cetakan

Cetakan Pasir

PROSES PENUANGAN
Sebelum cairan aluminum dituang kecetakan, cetakan harus benar-benar
dalam kondisi siap. Tahap-tahap penyiapan cetakan adalah sebagai berikut
:
1. Pembersiah cetakan dari debu kotoran.
Debu dan kotoran yang ada pada cetakan akan menimbulkan kerusakan
pada hasil cetakan / coran. Sehinggga untuk mendapat hasil coran yang
baik maka debu dan kotoran yang menempel pada cetakan disemprot
dengan udara bertekanan dengan menggunakan kompresor sebelum
dilakukan penuangan.
2. Pemberian koting ke semua perukaan cetakan
Fungsi darim koting ini adalah untuk menberikan sekat antara cairan
dengan catakan sehingga ketika hasil cor dilepas dari catakan dapat
dilakukan dengan mudah. Selain itu pemberian koting juga berpengaruh
terhadap hasil cor terutama terhadap permukaan hasil cor. Dengan
pemberian koting yang merata dan cukup ketebalannya akan menbuat
permukaan hasil pengecoran halus dan cacat coran dapat sedikit
dikurangi.

PROSES PENUANGAN
3. Pemanasan catakan sebelum penuangan
Setelah pengkotingan awal, cetakan dipanaskan dengan
menggunakan nyala api dari brender dengan bahan
bakar elpiji. Pemanasan ini dilakukan kurang lebih satu
jam untuk mengkondisikan agar suhu cetakan sesuai
dengan suhu cairan alumunium yang akan dituang.
Cetakan velg recing terpasang dalam mesin cetak, dan
ada duajenis pemegang mesin cetakan. Mesin pertama
menggunakan sistrem hidrolik secara keseluruahn dan
mesin kedua menggunakan system mekanis dan hidrolis.
Cetakan untuk velg dengan kualifikasi disk atau rem
cakram sering dilakukan pada mesin cor mekanis dan
hidrolis namun untuk pengecoran velg dengan kualifikasi
velg tromol menggunakan mesuin cor hidrolis secara
keseluruhan (semi otomatis).

PROSES PENUANGAN

4. Proses Penuangan Cairan Alumunium


Setelah cairan sudah siap dengan rentang temperature 700C 750C maka proses penuangan cairan alumunium siap untuk
dilakukan.
Langkah Pelaksanaan penuangan cairan alumunium ke cetakan
adalah :
1. Cetakan yang terdiri dari empat bagian yang ditangkupkan,
dengan pusat penangkupan adalah cetakan bagian bawah,
kemudian dua cetakan samping juga ditangkupkan maka
terbentuklah kup. Untuk yang terakhir adalah penangkapan
cetakan bagian atas selaku drag. Dari cetakan yang telah
ditangkupkan terdapat 3 lubang pemasukan yang memiliki
fungsi untuk memasukkan cairan alumunium kedalam cetakan.
Sebagai pemasukan utama berada di samping-samping
cetakan dan sebagai pemasukan akhir berada di drag cetakan
atas sekaligus sebagai pusat utama poros dari velg

PROSES PENUANGAN

2. Kemudian cairan dari tungku penuangan cairan yaitu


tungku untuk menaikkan suhu cairan dari 660C menjadi
kira-kira 700C sampai 750C diembil dengan
menggunakan
canting
manual.
Dan
dilakukan
penuangan cairan kedalam cetakan.
3. Selanjunya cairan yang barada dicetakan ditahan
sekitar 15 detik, kemudian dibuka hanya menberikan
rongga udara pada coran.
4. Setelah rentang waktu 3,5 sampai 4 menit maka
coran velg alumunium diangkat dari cetakan dengan
menggunkan system mekanik dan hidrolik. Kemudian
pemanasan dengan menggunakan brender pada cpran
diberiakan sedikit 30 detik untuk menpermudah
memisahkan hasil coran dengan cetakan atas.

PROSES PENUANGAN
5. Langkah berikunya yaitu menbawa hasil coran ke bagian control
pada unit pengecoran. Pada bagian control ini hasil pengecoran
diperiksa, dengan kulaifikasi cacat cor yang sering terjadi yaitu
kesentrisan velg tidak sempurna, permukaan velg kasar, dan
difleksi.
6. Setelah hasil cor sesuai dengan batas mnimal kualitas
pengecoran maka hasil coran ditata di bagian sendiri untuk
menurunkan suhunya karena velg yang baru di lepas dari cetakan
tersebut masih memiliki temperaur yang cukup tinggi yaitu sekitar
200C-400C.
7. Untuk kondisi hasil pengecoran yang telah sesuai maka akan
segera dikirim ke unit potong dan gerinda untuk pemotongan sisa
bagian pemasukan. Lubang pemasukan akan meninggalkan
batang Alumunium pada kondisi velg Yang utuh, maka sisa
pemasukan ini harus dipotong dan digerinda sebelum dikirim ke
unit pemesinan.

PROSES MACHINING
Gambaran umum proses permesinan antara lain
pemotongan
sisa
antisipasi
penyusutan
coran,
penyentrisan velg, pembubutan bentuk bulat dengan
diameter 426 mm, pembubutan sudut 15, pembubutan
profil velg ban, pembubutan disk dan tromol,
pembubutan sudut 3 dan pengeboran dob. Tahap
machining memanfaatkan dua jenis mesin yaitu CNC
bubut dan CNC borring.

CNC BUBUT
Pemotongan dan penggerindaan
Pemotongan dalam proses permesinan dilakukan pada unit
potong dan gerinda. Pemotongan dalam hal ini merupakan
pemotongan sisa lubang pemasukan dan penggerindaan
terhadap hasil rembesan cairan sewaktu dicetak.
Pemotongan ini menggunakan mesin gergaji putar dengan
gigi gergaji dari cutter HSS. Setelah pemotongan sisa

luabang
tuang,
langkah
berikutnya
adalah
pemotongan dengan alokasi penyusutan dan luabang
tuang pada poros senter velg. Pemotongan berikunya
adalah pemotongan terhadap diameter velg menjadi
diameter 462 mm, hasil pemotongan ini masih
diberikan toleransi karena pengerjaan permesinan lain
masih perlu dikerjakan.

CNC BUBUT
Pembubutan Velg
Proses machining banyak didominasi oleh poros bubut.
Proses pembubutan yang dilakukan yaitu :
1. Pembubutan 15
2. Pembubutan profil diameter tengah poros.
3. Pembubutan profil ban
4. Pengerjaan lubang leher atau rumah leher.
5. Pembubutan tromol dan tempat cakram.
6. Pembubutan profil 3.

CNC BORING
Pengefresan Velg
Pekerjaan pemesinan dalam proses pembubutan velg
sebagian besar dilakukan pada mesin bubut, namun
dalam proses tertentu missal unutk menbersihkan sisa
bagian lubang pembuangan, pembuatan lubang baut pada
cakram maka digunakan mesin freis unutk kesempurnaan
hasil, kemudahan dan ketelitian yang diharapkan.
Pengeboran
Pengeboran dalam proses machining diutamakan untuk
menbantu proses yang sederhana seperti pengeboran
cop. Proses akhir machining sebelum masuk pada unit
finishing adalah pembuatan ulir pada lubang penempat
baut cakram.

PROSES FINISHING
Proses finishing dilakukan untuk meningkatkan nilai, kulaitas
performance dari produk yang di produksi oleh perusahaan
dalam hal ini adalah velg raching.
Setelah Velek mendapat perlakuan permesinan, maka velg
akan mendapat perlakuan finishing di unit finishing, antara lain
pekerjaan mengikir di kerja bangku, pemilihan untuk
menentukan apakah produk akan di cat oven di chrom polish.
a. Kerja Bangku
Pekerjaan yang dilakukan pada kerja bangku adalah mengikir
bagian-bagian sambungan dari alur cetakan yang tidak adapat
dikerjakan pada proses pemesinan.
Selain itu pada kerja bangku akan dilakukan penghalusan
permukaan yang kasar dari hasil coran yang telah dikerjakan
pada pemesinan, pembulatan permukaan dan penyempurnaan
bentuk yang mengalami cacat coran.

PROSES FINISHING
Pengecatan
Untuk pegecatan terbagi atas dua jenis yaitu chrom polish dan cat
oven.
Chrom Polish
Velg yang sudah dipilih dan memenuhi standar untuk chrom polish
akan mengalami beberapa pengerjaan pada unit ini, diantaranya :
Pengampelasan.
Pengamplasan terdiri atas 3 proses :
1. Pengamplasan kasar dengan menggunakan ampelas dengan
tingkat kekerasan 150.
2. Pengamplasan halus dengan menggunakan ampelas dengan
tingkat kekerasan 180.
3. Pengampelasan berikutnya adalah dengan menggunkan oker
dengan bahan perekat lem jenis Anchor Chrystal.

PROSES FINISHING
Polish
Proses yang dilakukan setelah pengampelasan adalah
proses polish. Peralatan yang digunakan adalah poros
putara yang digerakkan dengan motor listrik. Dan pada
poros ini di pasangkan roda pemoles. Pekerjaan polis
dilakukan manual dengan cara mengikis permukaan velg
dengan roda pemoles yang terpasang pada poros yang
digerakkan motor listrik dengan putaran 1390 rpm. Untuk
pekerjaan terakhir adalah penempelan merek produk
pada velg yang telah selesai. Velg yang telah selesai
dimasukkan ke dalam gudang unit finishing sebelum di
packing dan siap untuk didistribusikan.

CAT OVEN
Untuk velg yang mengalami cacat cor namun masih dalam
standar kualitas dan setelah penegrjaan pemesinan masih
Nampak, maka akan mengalami penanganan finishing dengan
cat oven dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penambahan bagian yang kurang, seperti jari yang tidak
sempurna dengan dempul, kemudian velg yang sudah
ditambah ini disemprot dengan cat dasar dempul untuk
kemudian dimasukkan dalam tungku ocen sampai kering denga
lama pemanasan sekitar 20 sampai 30 menit. Setelah kering
maka velg dihaluskan dengan amplas dan pekerjaan ini
dikerjakan secara manual.
2. Langkah pekerjaan selanjutnya adalah mengecat dasar velg
yang sudah di amplas dengan cat dasar warna hijau atau
putih, dan mengenai pemilihan warna yang digunakan
tergantung pada warna cat selanjunya, sehingga tidak harus
dengan warna tersebut.

CAT OVEN
3. Setelah pengecatan dasar maka langkah berikutnya
adalah pengecatan denag warna yang sesuai permintaan
dan tren pasar. Pengecatan ini menggunkan penyemprotan
dengan tekanan dari kompresor. Pengectan ini dilanjutkan
dengan penyemprotan cleaner yang berfunsi untukanti gores
dan pengkilap dari warna cat.
4. Setelah penyemprotan cleaner, veleg dimasukkan ke
dalam Oven dan di panaskan dengan suhu sekitar 40C
sampai 60C, dan dilakukan selama kurang lebih 30 menit.
Pengovenan ini berfungsi untuk lebih merekatkan cat dengan
alumunium dan untuk menyatukan ikatan butir butir cat.
5. Untuk Pekerjaan terakhir adalah penempelan merek
produk pada velg yang telah di cat. Velg yang telah selesai
di masukkan ke dalam gudang unit finishing sebelum di
packing dan siap untuk didistribusikan.

Anda mungkin juga menyukai