Pengefrisan (milling) merupakan salah satu proses pemotongan yang paling serbaguna
untuk pembuatan komponen-komponen dengan bentuk bukan rotasional. Milling
menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan
kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Mesin ini merupakan kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin
milling ini pemasangan spindelnya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin
milling jenis ini ada beberapa macam tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe
kepala yang dapat dimiringkan dan tipe kepala bergerak. Kombinasi dari tiga tipe
kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefrisan dengan
sudut tertentu.
3. Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan
prinsipnya, seperti :
Frais muka
Frais spiral
Frais datar
Pemotongan roda gigi
Pengeboran
Reaming
Boring
Pembuatan celah
4. Plano Milling
Mesin ini digunakan untuk benda kerja yang besar dan berat.
5. Surface Milling
Mesin ini digunakan untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter
dinaikturunkan.
6. Thread Milling
Mesin ini digunakan untuk pembuatan ulir.
7. Gear Milling
Mesin ini dihunakan untuk pembuatan roda gigi.
8. Copy Milling
Mesin ini digunakan untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk
tidak beraturan.
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan
dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun
Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang
bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
a. Plain Milling Cutters with Helical Teeth dan Plain Milling Cutters with Straight Teeth
b. Metal Slitting Saw Milling Cutters dan Side Milling Cutters
c. End Milling Cutters, T-Solt Milling Cutters dan Woodruff Keyslot Milling Cutters
Sumber tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak
utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui
suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam
maka akan terjadi gesekan atau tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian
benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas
kekerasan benda kerja.
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja, yaitu:
1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakan sepanjang ukuran yang akandipotong dan digerakan mendatar
searah yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian,
untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat
juga disebut gerakan pengikatan.
a. Conventional Milling
Merupakan pengerisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda
kerja. pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk
semua jenis mesin frais.
b. Climb Milling
Merupakan cara pengefrisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja.
gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan
lebih besar. Hanya mesin yang beralat pengukur keregangan yang diperbolehkan
memakai metode ini.
Yang dimaksud dengan kecepatan potong (CS) adalah kemampuan alat potong
menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam suatu panjang / waktu (m/menit atau
feet/menit). Karena nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara
baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/pisau.
Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran menjadi:
karena satuan CS dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda kerja dalam
milimeter, maka rumus menjadi: