Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK PERMESINAN

RODA GIGI LURUS

Disusun Oleh :

Kelompok / Kelas : 3 / MS 2A

1. M Maulana Ulil A (4.21.18.0.20)


2. Nurjamal Lathif (4.21.18.0.21)
3. Raynaldi Saputro (4.21.18.0.22)
4. Rizqi Nur Rohmat (4.21.18.0.23)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2019

1
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................... 2

KATA PENGANTAR........................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................. 4
B. TUJUAN.................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Mesin Bubut............................................................................. 5
B. Mesin Frais.............................................................................. 5
C. Mesin Hobing.......................................................................... 6

BAB III LANGKAH KERJA

A. Persiapan................................................................................. 7
B. Proses Kerja............................................................................ 10

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan………………………………………………… 12
B. Saran……………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 13

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia
dan penyertaan-Nya, laporan praktikum praktik permesinan “PEMBUATAN RODA GIGI
LURUS” ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya.

Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Praktik Premesinan II Bapak
Hariyanto, S.T, M.Eng yang telah membimbing penulis dan terima kasih juga kepada kedua
orang tua yang memberikan dukungan dari segi motivasi dan morilnya serta dukungan dari
teman-teman sehingga dalam penyusunan laporan prktikum ini tidak mengalami kendala.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini untuk
itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi terciptanya tugas yang lebih baik
dimasa yang akan datang. Penulis mengucapkan terima kasih.

Semarang, 3 Desember 2019

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses permesinan (Machining process) merupakan proses pembentukan suatu
produk dengan pemotongan dan menggunakan mesin perkakas. Umumnya, benda kerja
yang di gunakan berasal dari proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting)
dan proses pembentukan (Metal Forging).
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan
gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja
bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan
mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi,
dan arah daya terhadap sumber daya.
Spur adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau piringan
dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-giginya lurus dan
tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara
paralel.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan ukuran-ukuran roda gigi
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut, mesin frais dan mesin hobing
3. Mahasiswa mampu membuat roda gigi menggunakan mesin frais, mesin bubut dan
mesin hobbing

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mesin Bubut

Mesin bubut atau turning merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip
kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah
proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di
sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat
dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang
berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti
yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut
memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silindrik.

Benda kerja di cekam dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir,
putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa
pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

B. Mesin Frais
Adalah mesin perkakas yang dalam proses kerjanya dengan menyayat atau memakan
benda kerja menggunakan alat potong (pisau) bermata banyak yang berputar. Pisau frais
dipasang pada sumbu atau arbor. Arbor tersebut diputar oleh motor listrik. Gerakan dan
banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin frais.

5
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak
utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan
melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan
pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter
mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

C. Mesin Hobbing
Hobbing adalah proses pemesinan untuk membuat roda gigi, splines, dan sprocket di
mesin hobbing, yang merupakan jenis khusus mesin penggilingan . Gigi atau kurva
secara progresif potong menjadi benda kerja dengan serangkaian luka yang dibuat
oleh pahat yang disebut sebuah kompor. Dibandingkan dengan peralatan lain proses
pembentukan yang relatif murah tapi masih cukup akurat, sehingga digunakan untuk
berbagai suku cadang dan kuantitas. Ini merupakan peralatan yang paling banyak
digunakan untuk membuat proses pemotongan memacu dan roda gigi heliks dan roda
gigi lebih dipotong oleh hobbing daripada proses lainnya karena relatif cepat dan
murah.Hobbing menggunakan mesin hobbing dengan dua non-paralel spindle , satu
terpasang dengan benda kerja kosong dan yang lainnya dengan kompor. Sudut antara
poros kompor dan poros benda kerja yang bervariasi, tergantung pada jenis produk yang
dihasilkan.Sebagai contoh, jika memacu gigi yang diproduksi, maka kompor tersebut
siku sama dengan sudut heliks dari kompor, jika gigi heliks yang diproduksi kemudian
sudut harus naik dengan jumlah yang sama dengan sudut heliks pada gigi heliks .Dua
poros yang diputar pada rasio proporsional, yang menentukan jumlah gigi pada kosong,
misalnya, jika rasio gigi adalah 40:1 kompor berputar 40 kali untuk setiap pergantian
kosong, yang memproduksi 40 gigi dalam kosong. Perhatikan bahwa contoh
sebelumnya hanya berlaku untuk kompor berulir tunggal, jika kompor memiliki beberapa
thread maka rasio kecepatan harus dikalikan dengan jumlah thread di kompor.kompor
tersebut kemudian muak ke benda kerja sampai benar kedalaman gigi diperoleh.
Akhirnya kompor dimasukkan ke dalam parallel benda kerja dengan sumbu kosong dari
rotasi . Sampai dengan lima gigi dapat dipotong menjadi benda kerja pada waktu yang
sama.Sering kali beberapa roda gigi dipotong pada saat yang sama.
Untuk roda gigi yang lebih besar kosong biasanya gashed dengan bentuk kasar untuk
membuat hobbing lebih mudah.

6
BAB III

ISI

3.1 Langkah Kerja

A. Persiapan
1. Alat
a. Mesin hobbing
b. Mesin bubut
c. Mesin frais
d. Pahat Carbide
e. Bor ukuran 5, 10, 15,17.5, 20, 25, 30
f. Center drill
g. Pisau frais
h. Mandrill diameter 18 dan 30
i. Jangka sorong
j. Kikir
k. Reamer diameter 18
l. Plat pembagi 39
m. Kunci chuck bor
n. Kunci L
o. Tuas toolpost
p. Senter putar
q. Kepala lepas
r. Kepala pembagi
s. Kuas
t. Ragum
u. Arbor
v. Pisau modul 1,5
w. Collet
x. Dial indicator

7
2. Bahan
a. Baja mild steel diameter 76mm x 22mm
b. Baja mild steel diameter 44mm x 16mm

3. Keselamatan kerja
a. Gunakan alat keselamatan kerja (baju kerja, kacamata, sepatu kerja)
b. Patuhi SOP (Standard operating Procedure)
c. Jangan bersenda gurau saat bekerja
d. Bersihkan mesin dan lingkungaan setelah selesai digunakan

4. Persiapan
a. Lakukan perhitungan terhadap roda gigi yang akan dibuat
Untuk Mesin Hobing
Kelompok 3
D benda kerja = 76 mm
Modul = 1,5
Z = 45
D pitch = Z x modul
= 45 × 1,5
= 67,5 mm
Addendum = 1 x modul
= 1 x 1,5
= 3 mm
Dedendum = 1,2 x modul
= 1,2 x 1,5
= 1,8 mm
D addendum = D pitch + (2 × addendum)
= 67,5 mm + 2 × 1,5
= 67,5 mm + 3
= 70,5 mm
D dedendum = D pitch – ( 2 x dedendum)
= 67,5 – 3,6
= 63,9 mm

8
Untuk Mesin Frais
Kelompok 3
D benda kerja = 44 mm
Modul = 1,5
Z = 26
D pitch = modul x Z
= 1,5 x 26
= 39 mm
Addendum = 1 x modul
= 1 x 1,5
= 3 mm
Dedendum = 1,2 x modul
= 1,2 x 1,5
= 1,8 mm
D addendum = D pitch + (2 x addendum)
= 39 + 3
= 42 mm
D dedendum = D pitch – (2 x dedendum)
= 39 – 3,6
= 35,4 mm
b. Hitunglah kecepatan pemotongan dengan cara melihat diameter awal benda kerja
pada tabel kecepatan putaran
c. Hitunglah kedalaman pemakanan benda kerja
Untuk mesin hobing
𝐷 𝑎𝑑𝑑𝑒𝑛𝑑𝑢𝑚−𝐷 𝑑𝑒𝑑𝑒𝑛𝑑𝑢𝑚 70.5 −63,9 6.6
= = = 3,3 mm
2 2 2
Untuk mesin frais
𝐷 𝑎𝑑𝑑𝑒𝑛𝑑𝑢𝑚−𝐷 𝑑𝑒𝑑𝑒𝑛𝑑𝑢𝑚 42−35.4 6,6
= = = 3,3 mm
2 2 2
d. Periksa kesiapan mesin (kelistrikan dan kondisi mesin)
e. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

9
3.2 Langkah Kerja

Pada Mesin Bubut & Mesin Hobbing

1. Pasang pahat rata pada tollpost mesin bubut, setting pahat setinggi center.
2. Lakukan pembubutan rata pada kerja di kedua sisi.
3. Bor senter pada salah satu sisi benda kerja.
4. Pasang bor senter pada kepala lepas dengan diameter 5 mm, 10 mm, 15 mm, 17.5
mm, 20 mm, 25 mm, dan 30 mm.
5. Lepas bor center dari kepala lepas.
6. Lepas benda kerja yang ada pada kepala tetap.
7. Pasang mandrill pada benda kerja.
8. Cekam mandril pada kepala tetap dan lakukan pembubutan memanjang sampai
panjang 20 mm dengan diameter 70 mm.
9. Lakukan pembubutan chamfer pada sisi benda kerja yang tajam.
10. Setelah selesai, lepaskan benda kerja dari kepala tetap
11. Bersihan beram – beram yang ada pada benda kerja.
12. Siapkan mesin hobbing
13. Setting roda gigi pada mesin hobbing sesuai dengan perhitungan yang sudah
dilakukan. Karena pada perhitungan nilai Z = 45 maka pasang roda gigi yang
memiliki gigi sebanyak 45.
14. Pasang pahat roda gigi pada mesin hobbing.
15. Pasang benda kerja pada mesin hobbing.
16. Setting pahat roda gigi sesuai dengan prosedur.
17. Setting pemakananan dengan tuas pada bagian pengatur besar kedalaman pemakanan
sampai kedalaman yang dikehendaki sessuai dnegan perhitungan. Karena dalam
perhitungan kedalaman pemakanan adalah 3,3 mm, maka pemakanan dilakukan
sebanyak 4 kali pemakanan dengan masing – masing pemakanan sebesar 0,8 mm.
18. Lakukan pemakanan sampai pada benda kerja sesuai dnegan perhitungan.
19. Setelah selesai, lepas benda kerja yang ada pada mesin hobbing, kemudian bersihkan
beram – beram yang ada pada benda kerja.
20. Hilangkan sisi tajam yang ada menggunkan kikir.
21. Bersihkan semua mesin yang telah dipakai.
a. Pada Mesin Bubut & Mesin Frais
1. Pasang benda kerja pada cekam.

10
2. Pasang pahat rata pada tollpost mesin bubut, setting pahat setinggi center.
3. Lakukan pembubutan rata pada kerja di kedua sisi.
4. Bor senter pada salah satu sisi benda kerja.
5. Pasang bor senter pada kepala lepas dengan diameter 5 mm, 10 mm, 15 mm, 17.5
mm.
6. Lakukan pereameran dengan menggunakan reamer diameter 18 dengan kecepatan
yang lambat.
7. Lepas bor center dari kepala lepas.
8. Lepas benda kerja yang ada pada kepala tetap.
9. Pasang mandrill diameter 18 pada benda kerja.
10. Cekam mandril pada kepala tetap dan lakukan pembubutan memanajang sampai
panjang 13 mm dengan diameter 43,5 mm.
11. Lakukan pembubutan chamfer pada sisi benda kerja yang tajam.
12. Setelah selesai, lepaskan benda kerja dari kepala tetap
13. Bersihan beram – beram yang ada pada benda kerja.
14. Siapkan mesin frais
15. Pasang pahat modul 1,5 pada spindel. Karena dalam perhitungan jumlah gigi yang
ada adalah 26 buah maka pilih pahat modul yang memiliki rentang gigi 26.
16. Lakukan setting pada pahat modul dengan kepala lepas.
17. Pasang benda kerja pada madrill.
18. Pasang ragum pada meja benda
19. Cekam mandrill bersama benda kerja pada ragum.
20. Pasang plat pembagi pada ragum sesuai dengan perhitungan. Karena perhitungan
menunjukan jumlah gigi yaitu 26, maka pilihlah plat pembagi yang memiliki
pembagi 39, didapat dari I/Z = 40/26 = 1 7/13 menjadi 1 21/39.
21. Hidupkan mesin frais dan lakukan proses pemakanan dengan kedalaman sesuai
dengan pergitungan yaitu 3,3 mm
22. Lakukan proses pemakanan hingga selesai. Saat proses pemakanan, sesuai dengan
perhitungan maka putar plat pembagi sebanyak 1 kali ditambah dengan 13 lubang.
23. Setelah selesai, lepaskan benda kerja dari cekam dan mandrill.
24. Hilangkan bagian yang masih tajam menggunakan kikir.
25. Bersihkan beram – beram yang ada pada benda kerja.
26. Bersihkan mesin.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Jumlah gigi dalam proses pembuatan roda gigi dapat dihitung dengan rumus Z =
𝑀
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑖𝑡𝑐ℎ

b. Kedalaman pemakanan pada proses pembuatan roda gigi dapat dihitung dengan
𝐷 𝑎𝑑𝑑𝑒𝑛𝑑𝑢𝑚−𝐷 𝑑𝑒𝑑𝑒𝑛𝑑𝑢𝑚
rumus
2

B. Saran
a. Sebelum melakukan proses pemakanan dalam pembuatan roda gigi, seharusnya
permukaan benda kerja yang masih meiliki sisi tajam dichamfer dengan
menggunakan kikir, agar tidak melukai praktikan saat praktek.
b. Berhati – hatilah saat melakukan proses pemakanan terutama saat mengawali
pemakanan. Usahakan pelan – pelan saat memutar tuas, agar benda kerja dan pahat
modulus bisa amann / tidak rusak.
c. Sebaiknya bengkel memiliki mesin hobbing lebih dari satu agar saat praktek tidak
perlu menunggu lama.
d. Pastikan perhitungan yang dilakukan benar, agar tidak terjadi kesalahan saat
melakukan proses pembuatan roda gigi.
e. Pilihlah plat pembagi dan pahat modul sesuai dengan perhitungan yang telah
ditentukan, agar jumlah gigi pada roda gigi sesuai.
f. Jika telah selesai melakukan praktikum, taruhlah roda gigi pada mesin hobbing
dengan benar,sesuai dengan tempat yang telah dilakukan.
g. Sebaiknya, jangan terlalu dalam saat melakukan proses pemakanan karena dapat
membuat rusak mesin lebih cepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Aditya. 2014. Laporan Praktik Roda Gigi.


https://www.academia.edu/10821606/LAPORAN_PRAKTIK_RODA_GIGI (21 Oktober
2019).

13
LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai