Anda di halaman 1dari 5

1

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI

Judul Praktikum : PENGUKURAN RODA GIGI LURUS

Hari/Tanggal : Kamis, 6 Desember 2018

Kelas/Kelompok : B2/4

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menghitung dimensi ukuran pada sebuah rodagigi menggunakan mistar
sorong roda gigi.
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran menggunakan alat ukur dan
menggunakan perhitungan rumus.
3. Menggunakan dan membaca alat – alat ukur roda gigi yang dipakai dengan prosedur yang
benar dan aman, serta mendapatkan hasil pengukuran yang akurat
B. KAJIAN TEORI
Pada umumnya bentuk gigi roda gigi yang banyak diproduksi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu bentuk involute dan bentuk cycloidal. Yang paling banyak diproduksi adalah
bentuk involute karena lebih cocok untuk keperluan produk-produk permesinan secara umum
yang memerlukan ketelitian-ketelitian tertentu. Sedangkan untuk keperluan mesin-mesin
dengan beban berat dan pekerjaan kasar biasanya digunakan roda gigi dengan bentuk
cycloidal.Terdapat berbagai macam roda gigi. Menurut bentuknya roda gigi dapat dibedakan
menjadi : roda gigi lurus (spur gear), roda gigi helix (helical gear), roda gigi paying (straight
bevel gear), roda gigi spiral (spiral gear), roda gigi cacing (worm gear), roda gigi dalam
(internal gear).
2

Secara umum, pemeriksaan roda gigi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pemeriksaan
secara analisis dan pemeriksaan menurut fungsinya. Pemeriksaan secara analisis (analitical
inspection) maksudnya adalah memeriksa semua elemen-elemen penting dari roda gigi,
misalnya bentuk gigi, jarak puncak antar gigi (pitch), jarak celah (clearance), eksentrisitas,
tebal gigi, lead dan back lash. Sedangkan pemeriksaan menurut fungsinya (functional
inspection) adalah pemeriksaan roda gigi yang dibandingkan dengan roda gigi standar (master
gear) yang caranya adalah memasang roda gigi yang akan diperiksa pada roda gigi standar
dan kemudian memutar pasangan roda gigi tersebut. Dengan beberapa peralatan maka dapat
dilihat/diperiksa tingkat kebisingan suara yang timbul akibat gesekan antar roda gigi, getaran
dan variasi gerakan dari putaran roda gigi.
C. ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Jangka sorong roda gigi
2. Table tebal gigi modul
3. Alat –alat pembersih
4. Roda gigi
5. Micrometer pana
6. Penjepit micrometer
D. KESELAMATN KERJA
1. Sikap mistar sorong harus tegak lurus
2. Jika longgar diatas berarti gigi terlalu tebal
3. Jikalonggar disamping berarti gigi terlalu kurus
4. Tebal gigi boleh diukur, dan dibandingkan dengan s dari table
5. Semua alat ukur yag telah selesai dipakai harap dibersihkan dan diberi grease anti korosi
3

E. LANGKAH KERJA
1. Membersihkan alat ukur dan benda ukur yang akan dipakai
2. Hitunglah jumlah gigi, kemudian lakukan pengukura diameter luar roda gigi
3. Tentukan modul roda gigi berdasarkan data diameter luar dan jumlah gigi menggunakan
rumus modul
4. Hitung dimensi-dimensi lain dari roda gigi berdasarkan modul, diameter luar dan jumlah
gigi yang telah diketahui
5. Berdasarkan modul roda gigi yang telah diketahui, carilah nilai s dan ha (pada table) sesuai
dengan banyaknya gigi (Z) dari roda gigi yang akan diperiksa
6. Setel mistar sorong vertical sebesar ha untuk menentukan tebal gigi s
7. Bandingkan hasil pengukuran dimensi roda gigi tersebut dengan hasil perhitungan pada
langkah 3 dan 4
8. Bila telah selesai pengukuran, bersihkan semua alat ukur dan diberi grease anti korosi,
kemudian simpan pada tempat semula.
4

F. DATA HASIL PENGAMATAN

 Roda gigi genap Z = 40


da = 63,4 da = 1 (40 + 2)

da = m (z x 2) da = 42

= 63,4 = m 42 ha = 1,0154

63,4/42 = m hf =

1,51 = m s = 1,5704

D=z.m

= 40 . 1,51 Diameter inti


 Roda gigi ganjil Z = 35
= 60,4 = z. m
da = (16 x 8 x 2) +18 = 55,2
Ha = ( 63,4 – 60,4 )/2 = 1,5 = 40. 1
da = m (z + 2)
Hf = ( 60,4 – 56 )/2 = 2,4 = 40
55,2 = m (35 + 2)
df = 56 = (19 x 2) + 18 = 56
55,2 = 37m
Tebal gigi = 3 mm diatur
menggunakan micrometer 55,2/37 = m
pana
1,5 = m
S dan ha pada tabel no 1 =
D=z.m
Z = 40
= 35 . 1,5
da = m (40 + 2)
= 52,5
Ha = (55,2 – 52,5)/2 = 1,35
Hf = (52,5 – 48 )/2 = 2,25

Tebal gigi = 3 mm
5

G. ANALISIS DATA PENGAMATAN


Pada praktikum kali ini kami mengukur dua buah roda gigi yang memiliki jumlah gigi
sebanyak 40 dan roda gigi satunya berjumlah 35 gigi. Untuk pengukuran yang diukur
adalah mencari nilai M, s, ha, hf, da, dw, dan df. Untuk perhitungan s dan hf secara table
pada roda gigi dengan Z 40 hasilnya sama dengan hasil pengukuran melalui praktik
pengukuran mistar sorong roda gigi. Begitu pula perhitungan s dan hf secara table pada
roda gigi dengan Z 35 hasilnya sama dengan pengukuran praktik menggunakan mistar
sorong roda gigi. Hasil yang sama dari pengukuran secara table dan praktik bias sama
karena pada setiap pengukuran kami telah membulatkan angka koma sehingga hasilnya
bias sama. Hal ini kami lakukan karena selisih dari pengukuran secara table dan praktik
hanya sedikit. Ketidak tepatan dalam pengukuran dikarenakan sulitnya mengukur
menggunakan mistar sorong roda gigi yang mana ujung mistar tidak bias masuk secara
maksimal.
H. KESIMPULAN
Pengukuran dimensi roda gigi secara table dan praktik memang hasilnya tidak bisa sama
persis, pasti ada selisih koma yang tipis, maka dari itu pembulatan angka koma yang benar
sangat dibutuhkan untuk menentukan hasil akhir dari sebuah pengukuran untuk
pembanding data dari pengukuran dari table dan secara praktikum menggunakan alat ukur.
I. SARAN
Lebih teliti dalam pengambilan datanya agar data yang didapat bisa lebih akurat dan
hati-hati dalam pengunaan alat ukur.

Anda mungkin juga menyukai