Disusun Oleh:
Nama : Dimas Wahyu Pambudi (17508134021)
Prodi : D3 Teknik Mesin
Kelas : B2
MATERIAL TEKNIK
C. Polimer
Polimer adalah rantai berulang atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa
molekul identic yang disebut monomer. Sifat Polimer diantaranya adalah
- Daya hantar listrik dan panas yang rendah
- Kekuatan relatif rendah
- Elastisitas tinggi
- Ulet
- Dapat dibentuk dengan baik
D. Keramik
Keramik adalah material organik dan material non metal dengan ikatan ion dan kovalen
( dengan kata lain keramik adalah paduan antara senyawa logam dan bukan logam).
Sifat – sifat keramik diantaranya adalah
- Kuat
- Keras
- Sangat getas
- Sifat hantar listrik dan panas rendah
3
E. Komposit
Komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih material menjadi satu tetapi
sifat material penyusun tidak berubah. Sifat komposit diantaranya adalah ringan, kuat,
ulet, kekuatannya lebih tinggi dari matriksnya. Jenis komposit :
- Komposit matrik logam (MMC) :
Digunakan untuk komponen tertentu yang sifat mekaniknya rendah.
- Komposit matrik polimer (PMC) :
Kekerasan dan kekuatan rendah tetapi keuletannya tinggi sehingga dengan
penguat logam kekuatan dan kekerasannya meningkat.
- Komoposit matrik kemarik (CMC) :
Kekerasan dan kegetasannya tinggi sehingga dengan penguat logam tingkat
keuletannya meningkat.
F. Konsep Fasa dan kelarutan
Ilustrasi Fase dan Kelarutan :
a). Tiga bentuk air-gas, cair, dan padat masing
masing fase.
b). Air dan alkohol memiliki kelarutan yang tidak
terbatas.
c). Garam dan air memiliki kelarutan yang terbatas.
d). Minyak dan air hampir tidak memiliki kelarutan.
(Air dalam Wujud Gas) (Air dalam Wujud Cair) (Air dalam Wujud Padat)
4
G. Struktur Logam
baris atom tidak dapat bergerak dengan mudah, sehingga logam ini memiliki
plastisitas dan keuletan yang lebih rendah dari struktur kubik.
I. Diagram Fase
• Phases:
– α-Ferrite (α)
– Austenite ()
– δ-Ferrite (δ)
– Cementite (Fe C)
3
7
α-Ferrite (α)
- Larutan padat karbon di α-Besi
- Struktur BCC
- Karbon hanya sedikit larut dalam matriks
- Kelarutan maksimum 0,022% berat C pada 727oC hingga sekitar 0,008 wt% C
dalam suhu kamar
Austenite ()
- Larutan padat karbon dalam δ-Besi
- Struktur FCC dapat menampung lebih banyak karbon daripada ferit
- Kelarutan maksimum 2,14% wt C pada 1147oC, kemudian menurun menjadi
0,8% berat C pada 727oC.
- Perbedaan dalam kelarutan padat antara dan α adalah dasar pengerasan
dalam banyak baja.
δ-Ferit (δ)
- Larutan padat karbon dalam δ-Besi
- Struktur BCC
- Tidak ada kepentingan teknologi yang menyebabkan hanya stabil pada suhu
tinggi.
- Kelarutan maksimum ferit menjadi 0,09% berat C pada 1493oC
Cementite (Fe3C)
- Senyawa intermetalik Fe-C
- Fe3C: 6,7% berat C + 93,3% berat Fe
- Bentuk ketika batas kelarutan karbon dalam α-ferit melebihi di bawah 727oC
- Struktur kristal ortorombik: sangat keras dan rapuh.
0.76 0.38
W (proeutectoid ferrite) x100%
(0.76 0.022)
52%
Wγ(that will form pearlite) 1 52% 48%
6.70 0.38
Wαt(total ferrite) x100%
6.70 0.022
= 95%
WFe C (Cementite) 1 95% 5%
3
10
Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk
corannya cetakan harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan yang baru untuk setiap
pengecoran baru, sehingga laju proses pengecoran akan memakan waktu yang relatif lama.
Tetapi untuk beberapa bentuk geometri benda cor tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan
coran dengan laju 400 suku cadang perjam atau lebih.
Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya di buat dari bahan logam, sehingga
dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju proses pengecoran lebih cepat
dibanding dengan menggunakan cetakan sekali pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus
mempunyai titik lebur yang lebih rendah dari pada titik lebur logam cetakan.
- Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nickel, dan
titanium.
- Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil sampai dengan ukuran yang besar.
- Jumlah produksi dari satu sampai jutaan .
Pola dan Inti : Pola merupakan model benda cor dengan ukuran penuh dengan
memperhatikan penyusutan dan kelonggaran untuk pemesinan pada akhir pengecoran.
Bahan pola : kayu, plastik, dan logam.
Jenis – jenis pola pada gambar 3.2 :
Pola menentukan bentuk luar dari benda cor, sedangkan inti digunakan bila
benda cor tersebut memiliki permukaan dalam. Inti merupakan model dengan skala
penuh dari permukaan, dalam benda cor, yang diletakan dalam rongga cetak
sebelum permukaan logam cair dilakukan, sehingga logam cair akan mengalir
membeku diantara rongga cetak dan inti, untuk membentuk permukaan bagian luar
dan dalam dari benda cor. Inti biasanya dibuat dari pasir yang dipadatkan sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Seperti pada pola, ukuran inti harus
mempertimbangkan penyusutan dan pemesinan.
dibuat dari ukuran butir ynag tidak beraturan akan menghasilkan kekuatan yang lebih
tinggi dari pada butir yang bulat, tetapi permeabilitasnya kurang baik.
2. Pengecoran bertekanan rendah ( low pressure casting ) Pada pengecoran jenis ini
cetakan diletakkan diatas ruang kedap udara ( airtight chamber ), kemudian gas
bertekanan rendah dialirkan ke dalam ruang tersebut sehingga logam cair yang berada
di dalam ladel tertekan ke atas melalui saluran batu tahan api masuk ke dalam cetakan,
seperti ditunjukkan dalam gambar 3.9.
Keuntungan :
- Hasil cetakan bersih bebas dari inklusi,
- Kerusakan akibat porositas gas dan oksidasi dapat diperkecil,
- Sifat mekaniknya meningkat.
Stainless steel
Mengapa sebut stainless steel atau baja tahan karat, dan mengapa stainless steel tidak berkarat
? Disebut sebagai baja tahan karat (stainless steel) karena jenis baja ini tahan terhadap
pengaruh oksigen dan memiliki lapisan oksida yang yang stabil pada permukaan baja. Artikel
ini membahas pengertian stainless steel, jenis dan macam stainless steel serta karakteristik
stainless steel.
Stainless steel bisa bertahan dari pengaruh oksidasi karena mengandung unsur
chromium lebih dari 10,5%, unsur chromium ini yang merupakan pelindung utama baja
dalam stainless steel terhadap gejala yang di sebabkan kondisi lingkungan.
Martensitic memiliki kandungan chrome sebesar 12% sampai maksimal 14% dan carbon pada
kisaran 0,08 – 2,0%. Kandungan karbon yang tinggi merupakan hal yang baik dalam me-
respon panas untuk memberikan berbagai kekuatan mekanis, misalnya kekerasan baja.
Baja tahan karat kelas martensitic menunjukkan kombinasi baik terhadap ketahanan korosi dan
sifat mekanis mendapat perlakuan panas pada permukaannya sehingga bagus untuk berbagai
aplikasi. Baja tahan karat kelompok ini bersifat magnetis.
Pada kelompok atau klasifikasi martensic di bagi dalam beberapa tipe yang antara lain adalah:
a. Type 410
Memiliki kandungan chrome sebanyak 13% dan 0,15% carbon, jenis yang paling baik di
gunakan pada pengerjaan dingin.
b. Type 416
Memiliki kandungan yang sama dengan type 410, namun ada penambahan unsur shulpur.
18
c. Type 431
Ferritic memiliki kandungan chrome sebanyak 17% dan carbon antara 0,08 – 0,2%. Memiliki
sifat ketahanan korosi yang meningkat pada suhu tinggi. Namun sulit di lakukan perlakuan
panas kepada kelompok stainless steel ini sehingga penggunaan menjadi terbatas, Baja tahan
karat kelompok ini bersifat magnetis.Pada kelompok atau klasifikasi ferritic di bagi dalam
beberapa tipe yang antara lain adalah
a. Type 430
Memiliki kandungan chrome sebanyak 17%, dan kandungan baja yang rendah. Tahan sampai
temperature / suhu 800%, biasanya di buat dalam bentuk baja strip.
Austenitic memiliki kandungan chrome pada kisaran 17% – 25% dan Nikel pada kisaran 8 –
20% dan beberapa unsur / elemen tambahan dalam upaya mencapai sifat yang di inginkan.
Baja tahan karat kelompok ini adalah non magnetic.
Pada kelompok atau klasifikasi austenitic di bagi dalam beberapa tipe yang antara lain adalah:
a. Type 304
Tipe ini dibuat dengan bahan dan pertimbangan ekonomis, sangat baik untuk lingkungan
tercemar dan di air tawar namun tidak di anjurkan pemakaiannya yang berhubungan langsung
dengan air laut.
b. Type 321
Merupakan variasi dari type 304 namun dengan penambahan titanium dan carbon secara
proporsional. Lumayan baik untuk pengerjaan suhu tinggi.
c. Type 347
Mirip dengan type 321 tetapi dengan penambahan niobium (bukan titanium).
d. Type 316
Pada tipe ini ada penambahan unsur molibdenum 2% – 3% sehingga memberikan perlindungan
terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang berhubungan dengan air laut.
Penambahan nikel sebesar 12% tetap mempertahankan struktur austenitic.
19
e. Type 317
Mirip dengan type 316, namun ada penambahan lebih pada unsur/elemen molybdenum sebesar
3% – 4%, memberikan peningkatan ketika berhubungan langsung dengan air laut pada suhu /
temperature dingin.
f. Moly
Lebih dikenal dengan istilah UNS S31254, merupakan jenis yang memiliki ketahanan tinggi
terhadap air laut karena tingginya kadar chromium dan molibdenum.
g. L Grade
Memiliki kandungan carbon rendah (316L) dibatasi antara 0,03% – 0,035%, hal ini akan
menyebabkan pengurangan kekuatan tarik.
Merupakan kelompok terbaru yang memiliki keseimbangan chromium, nikel, molibdenum dan
Nitrogen pada campuran yang sama antara kelompok austenite dan kelompok ferit.
Hasilnya adalah sebuah kekuatan yang tinggi, sangat tahan terhadap korosi. Direkomendasikan
pada suhu -50 sampai dengan +300 ° C. Biasanya di sebut uNS, sebagai merk dagang.
a. UNS S31803
Ini merupakan kelas tipe duplex yang paling banyak di gunakan. Komposisi-nya adalah: 0,03%
maksimum carbon, 22% chrome, 5,5% nikel dan 0,15 Nitrogen.
b. UNS S32750
Tipe duplex yang rendah menurut sifat mirip dengan type 316, tapi dua kali lipat kekuatan
tarik-nya. Komposisi-nya adalah : 0,03% carbon, 23% chrome, 4% nikel dan 0,1% adalah
nitrogen.
c. UNS S32750
Ini merupakan tipe super untuk kelompok duplex, ketahanan terhadap korosi yang meningkat.
Komposisi dari type ini adalah: 0,03% maksimum carbon, 25% chrome, 7% nikel, 4%
molibdenum dan 0,028 nitrogen.
20
Diagram Fasa
B` bjhb`