Anda di halaman 1dari 32

MESIN BUBUT

Oleh Kel. VII:

Muhammad Sulaiman (5191131003)


Muara Hasiholan Simarangkir (5192131002)
Muhammad Ryanda Syahputra (5193131012)
Reja Naldy Limbong (5161131035)

Mata kuliah:
Elektromekanik

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Wanapri Pangaribuan, MT., MM., IPM.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, APRIL 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi
pembelajaran pada matakuliah Elektromekanik.

Harapannya adalah agar makalah ini dapat bermanfaat kepada seluruh mahasiswa
khususnya mahasiswa PTE UNIMED.

Kami juga mengucapkan terimakasih atas bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah ini,
bapak “Dr. Ir. Wanapri Pangaribuan, MT., MM., IPM.”. Sehingga terselesaikannya tugas
ini. Sekianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai tugas ini kiranya adapun tanggapan
ataupun saran dapat memberikannya langsung kepada penulis sehingga kedepannya dapat
lebih baik lagi.

Tugas makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
tugas makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Medan, 19 April 2021

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Mesin Bubut .......................................................................................... 2
2.2 Prinsip Kerja Pada Mesin Bubut ............................................................................. 2
2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut ....................................................................... 3
2.4 Fungsi Mesin Bubut .............................................................................................. 10
2.5 Jenis-Jenis Mesin Bubut Dari Segi Dimensi......................................................... 11
2.6 Alat Kelengkapan Mesin Bubut ............................................................................ 13
2.7 Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut ................................................................... 15
2.8 Alat Potong Pada Mesin Bubut ............................................................................. 17
2.9 Kecepatan Potong Pada Mesin Bubut ................................................................... 20
2.10 Pahat Bubut Dan Jenis-Nya .................................................................................. 21
2.11 Mengatur Ketirusan Pada Mesin Bubut ................................................................ 22
2.12 Kontrol Utama Pada Mesin Bubut ........................................................................ 26
2.13 Langkah Kerja Dalam Membubut ........................................................................ 27
BAB III ................................................................................................................................ 29
PENUTUP ........................................................................................................................... 29
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 29
3.2 Saran ..................................................................................................................... 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri,
keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya
dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen
kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya. Penggunaan
mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lainseperti mesin bor (drilling
machine), mesin gerinda (grinding machine), mesinfrais (milling machine), mesin sekrap
(shaping machine), mesin gergaji (sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun
ada salah satu hal yang paling penting dari sebuah mesin adalah perawatannya.

Tulisan ini dibuat karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang mesin
bubut dan pengertian kecepatan tersebut terutama masyarakat yang tinggal diluar
perkotaan atau para pemula yang mula belajar montir, sehingga sering terjadi kesalahan
dalam pemakaian dan kurang memperhatikan aspek-aspek keselamatan kerja.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusan masalah dalam
pembuatan perencanaan perawatan ini adalah:
a. Apa itu mesin bubut?
b. Apa fungsi utama komponen mesin bubut?
c. Apa sajakah sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan mesin bubut

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian mesin bubut?
b. Untuk mengetahui fungsi utama komponen mesin bubut?
c. Untuk mengetahui apa sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan mesin
bubut

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mesin Bubut


Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros
spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah
15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Gambar mesin bubut. Gambar mesin bubut.

2.2 Prinsip Kerja Pada Mesin Bubut


Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
2
Gambar. Proses pengerjaan pembubutan.

Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut


1. Sumbu Utama (Main Spindle)

Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama
mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter
tetap dan lain-lain.

(Gambar 19 a) adalah sebuah sumbu utama mesin bubut yang terpasang sebuah
chuck atau cekam diamana didalamnya terdapat susunan roda gigi yang dapat digesergeser
melalui handel/tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.

(Gambar 19 b) adalah jenis lain sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang
terpasang sebuah senter tetap (G), yang berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja pada
saat pembubutan dintara dua senter.

Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat.

3
Gambar 19A Sumbu utama mesin bubut yang terpasang sebuah chuck

Gambar 19B sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G)

2. Meja Mesin (bed)


Meja mesin bubut (Gambar 20) berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas,
eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan.

Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya
mempunyai ketinggian tertentu.

Gambar 20 MEJA MESIN (BED)

4
3. Eretan (carriage)
Eretan (Gambar 21) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang
bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang
alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan d
atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang
besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian
tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.

Gambar 21. Eretan

4. Kepala Lepas (tail stock)


Kepala lepas sebagaimana (Gambar 22) digunakan untuk dudukan senter putar
sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam
bor sebagai menjepit bor.

Kepala lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan badan.

Gambar 22. Kepala lepas (tail stock)

5
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar 23, digunakan untuk mengatur kecepatan
poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi
dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda
berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan
untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off).

Gambar 23. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

6. Pelat tabel
Pelat tabel (B) pada gambar 24, adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pd
mesin bubut yg menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam
kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (headstock).
Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih
kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya diameter
benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan.

7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa


Tuas pembalik putaran (C) pada gambar 24, digunakan untuk membalikkan arah
putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan
penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan.

Gambar 24. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa

6
8. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama
Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 25, menunjukkan angka-angka
besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.

Gambar 25. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama

9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama


Tuas pengatur kecepatan sumbu utama (Gambar 26) berfungsi untuk mengatur
kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

Gambar 26. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

10. Penjepit Pahat (Tools Post)


Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya
ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada gambar 27. Jenis ini sangat
praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu
pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

7
Gambar 27. Penjepit Pahat (Tools Post)

11. Eretan Atas


Eretan atas sebagaimana gambar 28, berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang
sekaligus berfungsi untuk mengatur
besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-
lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.

Gambar 28. Eretan Atas

12. Keran pendingin


Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant)
kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada
waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil
bubutannyapun halus.

Gambar 29. Keran pendingin

8
13. Roda Pemutar
Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan
poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau
mundur dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar
tersebut. Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk
mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.

14. Transporter dan Sumbu pembawa


Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium
yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja
otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya.
Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk
membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 30. Transporter dan Sumbu pembawa

15. Tuas Penghubung


Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang
terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara
otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan.
Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum
jam) dan posisi ke bawah berartigerak putaran searah jarum jam.

16. Eretan Lintang


Eretan lintang sebagaimana ditunjukkan pada berfungsi untuk menggerakkan pahat
melintang alas mesin atau arah ke depan
atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini
juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau
mundurnya pahat.
9
2.4 Fungsi Mesin Bubut
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/ memproduksi
benda-benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus (Gambar 1), poros bertingkat
(step shaft) (Gambar 2), poros tirus (cone shaft) (Gambar 3), poros beralur (groove shaft)
dan poros berulir (screw thread) (Gambar 4) dan berbagai bentuk bidang permukaan
silindris lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dll).

1. membuat poros lurus

2. membuat poros bertingkat (step shaft)

3. poros tirus (cone shaft)

10
4. poros beralur (groove shaft) dan poros berulir (screw thread)

2.5 Jenis-Jenis Mesin Bubut Dari Segi Dimensi


Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu: mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar, dan mesin
bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatan benda kerja yang berdimensi
besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang, mesin bubut lantai, mesin bubut tegak.

1. Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ringan (Gambar 5) dapat diletakan di atas meja, dan mudah
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini
umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya dipergunakan
untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih
dari,1200 mm, dan karena bebanya ringan dapat diangkat oleh satu orang.

11
Gambar 5: Mesin bubut ringan

2. Mesin Bubut Sedang

Jenis mesin bubut sedang (Gambar 6 ) dapat membubut diameter benda kerja
sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil
atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada
230 dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah
dioperasikan.

Gambar 6: Mesin bubut sedang

3. Mesin Bubut Standar

Jenis mesin bubut standar (Gambar 7) disebut sebagai mesin bubut standar karena
disamping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi
berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung
beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.

12
Gambar 7: Mesin bubut standar

2.6 Alat Kelengkapan Mesin Bubut


1. Chuck (Cekam)

Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Jenisnya
ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck) dan ada juga yang berahang tiga dan
empat tidak sepusat (Independenc Chuck).

 Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan
rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.

 rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa
diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-
benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.

2. Plat Pembawa

Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa
sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros mesin,
permukaannya ada yang beralur, dan ada yang hanya berlubang.

3. Pembawa

Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa berujung
bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata
sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur.

13
Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas
dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa
tersebut, sehingga akan dapat berputar bersamasama dengan sumbu utama. Hal ini
digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.

4. Penyangga

Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan penyang jalan
(follower rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang,
karena benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan
akan menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.

5. Kolet (Collet)

Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan biasanya
berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya
berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.

Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya yang


menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet berukuran 8
mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja berukuran ∅8 mm.

6. Senter

Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda
kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar.
Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap
pemasangannyapada sumbu utama mesin (main spindle).

Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°, dan dinamakan
senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar senternyapun ikut berputar.
Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk penggunaan pembubutan dantara dua senter,
benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan
dengan ujung benda kerja yang sudah diberi lubang senter.

7. Taper Attachment (Kelengkapan tirus)

Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini

14
membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas
ataupun menggunakan eretan atas.

2.7 Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut


1. Membubut Muka

Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini :

a) jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam

b) pahat harus setinggi senter

c) gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda
kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda kerja dengan
putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran mesin harus berlawanan
dengan arah mata sayat alat potong).

2. Membubut Rata

Pekerjaan membubut rata untuk jenis pekerjaan yang panjangnya relatif pendek,
dapat dilakukan dengan pencekaman langsung.

3. Membubut Tirus

Membubut tirus serupa dengan membubut rata hanya bedanya gerakan pahat disetel
mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau penggeseran kepala lepas
atau dengan alat bantu taper attachment (perlengakapan tirus). Jenis pahatnyapun serupa
yang digunakan dalam membubut rata. Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran
kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut tirus tergantung
pada sudut ketirusan benda kerja yang akan dikerjakan. Cara membuat tirus dibagi menjadi
3, yaitu:

a. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Eretan Atas

Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar yakni antara 0-90 derajat
dengan ketirusannya pendek, maksimum sepanjang gerakan eretan atas. Pembubutan
dengan cara ini tidak dapat dilakukan secara otomatis, tetapi dengan cara memutar

15
spindel eretan atas, sehingga pahat bergerak maju. Pemutaran eretan atas, sebesar ½
sudut ketirusan. Artinya jika sudut ketirusan 90 , maka eretan atas diputar sebesar 45 .

b. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Kepala Lepas

Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar antara 0-30 derajat dengan
ketirusan yang melebihi panjang atau lebih pendek dari pergerakan eretan atas.
Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual maupun secara otomatis. Dalam
operasinya, benda kerja dijepit diantara dua senter. Dengan demikian, cekam diganti
dengan pelat pembawa yang berfungsi untuk memutar benda kerja dengan bantuan
lathdog. Untuk menghasilkan ketirusan yang sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas
dapat dihitung dengan persamaan:

- Untuk sebagian panjang benda yang ditirus

- Untuk seluruh panjang benda yang ditirus

Dimana: x = Pergesaran kepala lepas (mm)

D = Diameter besar bagian tirus (mm)

d = Diameter kecil bagian tirus (mm)

L = Panjang seluruh benda kerja (jarak antara dua senter) (mm)

l = Panjang bagian tirus (mm)

c. Pembubutan Tirus Dengan Menggunakan Perlengkapan Tirus

Pembubutan ini dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang akan dibuat berada pada
kisaran 0-60 derajat dengan panjang ketirusan melebihi jarak pergerakan eretan atas

Besar kemiringan/pendakian dapat dihitung dengan rumus:

Dimana: D = diameter besar bagian tirus (mm)

d = diameter kecil bagian tirus (mm)

l = Panjang bagian tirus (mm)

16
4. Membubut Ulir

Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir dalam/mur
dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segitiga, segi empat, trapesium dan lain-lain.

5. Membubut Dalam

Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan pengeboran atau


sudah ada lubang terlebih dahulu, adi pembubutan dalam hanya bersifat perluasan lubang
atau membentuk bagian dalam benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka
pada saat awal mata pahat hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga
tidak setiap saat harus mengukur kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.

6. Mengebor

Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih dahulu. Pada saat
pengeboran besarnya putaran mengikuti besar kecilnya diameter mata bor yang digunakan
dan harus diberi pendinginan untuk menjaga mata bor tetap awet dan hasilnya pengeboran
bisa maksimal.

7. Membubut Alur (Memotong)

Pada pekerjaan memotong benda kerja, harus diperhatikan tinggi mata pahat
pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari penjepit pahat harus pendek,
kecepatan putaran mesin harus perlahan-lahan (kerja ganda), bagian yang akan dipotong
harus sedikit lebih lebar dibandingkan dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak
terjepit.

8. Mengkartel

Yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk


membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus
(kartel).

2.8 Alat Potong Pada Mesin Bubut


Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk menyayat
produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong yang sering

17
digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak digunakan di industri-
industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS, karbida, diamond dan ceramik.

1. Pahat Bubut Rata Kanan

Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana gambar 31, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya dimulai dari kanan ke arah kiri mendekati posisi cekam.

2. Pahat Bubut Rata Kiri

Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana Gambar 32, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas.

3. Pahat Bubut Muka

Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya sebagaimana
pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga
dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

4. Pahat Bubut Ulir

Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat,
sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan
ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°. Gambar 34 menunjukkan besarnya
sudut potong pahat ulir metrik.

5. Pahat Bubut Dalam

Tangkai pahat pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat bubut dalam.
Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang yang
sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam dapat
berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai
pahat.Bentuknya ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh
pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam
Pahat.

18
6. Pahat Potong

Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk
memotong benda kerja.

7. Pahat Bentuk

Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja,


bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya.

8. Bor Senter

Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai
tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut.
Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif
panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.

9. Bor

Bor adalah alat untuk membuat lubang. Bentuknya bulat mempunyai alur dan
ukurannya berbeda-beda . Alurnya pun bermacam macam, alur lurus dan alur spiral. Bor alur
lurus biasa digunakan untuk membuat lubang pada logan yang lunak seperti kuningan,
tembaga dan sebagainya. Bor alur spiral biasa digunakan untuk keras seperti besi, baja dll.

10. Reamer

Digunakan untuk melakukan proses penghalusan setelah dilakukan proes


pengeboran pada benda kerja. Reamer yang digunakan harus sesuai dengan tinggkat
kehalusan lubang yang diminta.

11. Kartel

Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada
permukaan benda kerja. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada yang lurus
tergantung gigi kartelnya.

19
2.9 Kecepatan Potong Pada Mesin Bubut
Kecepatan putar benda kerja ditunjukkan pada suatu titik yang berputar dalam satuan
waktu. Jika benda kerja dengan garis tengah d1 membuat 1 putaran tiap menit, maka panjang
tatal (beram) yang terpotong dalam 1 menit adalah
d x p = keliling. Jika benda kerja berputar lebih dari 1 putaran dalam 1 menit, misalnya n
putaran, maka panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit adalah =
d x p x n. Panjang tatal ini diukur dalam satuan meter tiap menit dan disebut dengan
kecepatan potong. Makin besar garis tengah benda kerja, maka makin panjang perbandingan
tatal yang dibentuk. Kita liha, bahwa kecepatan potong itu dipengaruhi langsung oleh
besarnya garis tengah benda kerja dan banyaknya putaran tiap menit. Banyaknya putaran
tiap menit = r.p.m (rotasi per menit)
Pada gambar-gambar teknik, ukuran garis tengah itu dinyatakan dalam mm, tetapi
kecepatan potong dalam membubut dinyatakan dalam m/menit. Olehnya itu kita harus
membaginya dengan 1000 untuk memperoleh satuan meter.
maka putaran didapatkan dengan rumus : Kecepatan potong ini dipersiapkan untuk
pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus degnan jumlah waktu 1
jam tanpa mempertajam (mengasah) pahat potongnya.
Waktu 1 jam ini relatif, karena kadang-kadang kurang, kadang-kadang lebih dari 1
jam (secara praktis). Contoh : Bahan yang akan dikerjakan adalah St.37 dengan kecepatan
potong = 20-25 m/menit ; V = 20 m/menit, artinya bahan ini dikerjakan dengan pahat potong
HSS yang dipersiapkan untuk pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-
putus dengan jumlah waktu 1 jam, tanpa mengasah pahatnya kembali.
Semakin naik kecepatan potong (untuk bahan yang sama), maka semakin berkurang
umur pahatnya, dan semakin turun kecepatan potongnya maka semakin bertambah umurnya
tetapi permukaan benda kerja kasar (perhatikan grafik)
Perlu diingat :
Untuk mengerjakan benda kerja di mesin bubut, tidak hanya kecepatan potong saja yang
mempengaruhi, tetapi harus diperhatikan kecepatan pemakanan dan sudut-sudut pahatnya
harus tepat untuk bahan yang dikerjakan serta proses pendinginannya (air pendingin).
Kecepatan potong dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 ukuran bahan yang dikerjakan
 ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan pemakanan)
 tingkat kehalusan yang diinginkan

20
 bahan pahat yang digunakan
 bentuk pahat
 pencekaman/penjepitan benda kerja
 macam dan keadaan mesin bubut

Gerakan-gerakan dalam membubut


1. Gerakan berputar
Kecepatan putar benda kerja digerakkan pada pahat, dan disebut kecepatan potong.
2. Gerakan memanjang
Jika pemotongan itu arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja, gerakan ini disebut
gerakan memanjang atau pemakanan.
3. Gerakan melintang
Jika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, maka disebut
gerakan melintang atau pemotongan permukaan (facing).

2.10 Pahat Bubut Dan Jenis-Nya


Berdasarkan arah pemakanannya, pahat bubut terbagi atas :
- pahat kanan, bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja dengan ujung
menunjuk ke bawah dan ujung potong berada di sebelah kanan atau memotong dari arah
kanan ke kiri
- pahat kiri, memotong dari arah kiri ke kanan
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, pahat bubut terbagi atas :
- pahat kasar
- pahat halus (penyelesaian)
- pahat sisi
- pahat potong
- pahat alur
- pahat ulir (ulir luar dan dalam)

Sudut-sudut pada pahat bubut :


1. Sudut-sudut pahat bubut
Sudut-sudut pahat bubut tergantung dari bahan benda kerja dan bahan pahat itu sendiri.
Pahat-pahat tersebut mungkin dibuat dari baja perkakas, baja kecepatan tinggi atau carbide.

21
Pahat yang terbuat dari baja kecepatan tinggi sangat keras (liat) dan tahan panas sampai
600oC. Pahat jenis ini umum digunakan karena dapat melayani hampir semua keperluan.
Pahat-pahat bubut mempunyai kesamaan patokan bentuk seperti pada pahat-pahat lainnya,
misalnya pada bentuk bidang baji.

2. Sudut-sudut pahat dari bahan baja kecepatan tinggi


Untuk kuningan, perunggu, bahan yang rapuh dan keras.
Untuk bahan lunak dan aluminium murni.
Untuk perunggu liat dan lunak
Untuk baja tuang yang berkualitas 34 - 50 kg/mm2
Untuk baja tuang yang berkualitas 50 - 70 kg/mm2
Untuk baja tuang yang berkualitas lebih dari 70 kg/mm2, seperti kuningan merah dan
perunggu

3. Mengatur letak tinggi pahat bubut


Letak ujung sisi pemotong pahat harus disesuaikan tepat pada gerakan sumbu benda
kerja. Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut
lebih besar dan sudut bebasnya berkurang.
Akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk lebih dalam pada
benda kerja. Jika letak pahat di bawah sumbu, maka besarnya sudut antara garis sumbu dan
sudut tatal akan berkurang, dan sudut bebasnya menjadi besar. Kedudukan pahat yang
demikian akan mengakibatkan benda kerja rusak dan terangkat. Untuk menghindari
getaran pada pahat, maka pahat harus diikat sependek mungkin pada tempat pahat.
Mengatur tinggi rendahnya pahat ialah dengan keping baja yang berbentuk cekung.
Kedudukan pahat harus rata, sejajar dengan tempat pahat.

2.11 Mengatur Ketirusan Pada Mesin Bubut


Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel, misalnya untuk
pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum ketirusan ini sudah dinormalisasikan.
Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :
22
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus

1. Mengatur eretan atas dengan skala derajat


Eretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan dibuat. Eretan atas
digerakkan dari posisi nol pada skala sampai menunjukkan setengah dari sudut ketirusan
(a/2) dan dikencangkan dengan baut.
2. Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus
Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan atas. Dial
indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan pada sepanjang sisi
pemeriksa tirus. Pengaturan yang benar adalah bila dialnya tidak menunjukkan perbedaan.
3. Mengatur sudut
Untuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari kemiringan atau
setengah dari sudut ketirusannya (a/2).
Sudut (a/2) adalah = tg (a/2) =

PROSES MEMBUBUT
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas pada
waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan tangan,
apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/ simetris dan periksa
apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.
Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada
titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat menggunakan ganjal
dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu (american tool post ),
kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

23
Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu:
Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.
Persamaan kecepatan potong:
D = Diameter
N = Kecepatan Putar (rpm)
Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa
aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing).
Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu
dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak.
Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan.
Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan.

T = waktu potong (menit) L = panjang pemesinan (mm)


Fr = feed rate (mm/menit)

Cara membubut ada beberapa macam antara lain:


Cara Membubut Tirus pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan bentuk rata
memanjang atau bertingkat, ada juga poros berbentuk tirus.
Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Gambar 2.3 Membuat tirus dengan menggeser kepala lepas.
X=(D-d)/2 X L/l
Dimana : x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle
D = Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
L = Panjang benda kerja
l = Panjang yang ditiruskan

Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan menentukan besarnya
sudut.

Membuat tirus dengan cara menggeser alas putar (swifel base).


tgx=((D-d)/2)/l

24
Dimana tg x = Tangen x
D = Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
l = Jarak yang ditentukan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar di
bawah ini :
Xo Tg Xo Tg Xo Tg xo tg xo tg
1 0.017 11 0.194 21 0.383 31 0.600 41 0.869
2 0.038 12 0.212 22 0.404 32 0.624 42 0.900
3 0.052 13 0.230 23 0.424 33 0.649 43 0.932
4 0.070 14 0.249 24 0.445 34 0.674 44 0.965
5 0.087 15 0.267 25 0.466 35 0.700 45 1.000
6 0.105 16 0.286 26 0.487 36 0.726 46 1.035
7 0.122 17 0.305 27 0.509 37 0.753 47 1.071
8 0.140 18 0.324 28 0.531 38 0.781 48 1.110
9 0.158 19 0.344 29 0.554 39 0.809 49 1.180
10 0.176 20 0.364 30 0.577 40 0.839 50 1.191

Tabel Mencari besarnya sudut X.

Cara Membubut Ulir


Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :
Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu :
+ Ulir metrik dengan sudut 60o
+ Ulirwhit worth ( WW ) dengan sudut 55 o
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai.Apabila pahatnya belum
tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.
Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga
membentuk sudut 90° dengan garis sumbu spindel.
Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng, yaitu pada saat akan
memulai pembubutan, jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat bertemu, langsung
handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini
dikerjakan berulang-ulang.

25
2.12 Kontrol Utama Pada Mesin Bubut

Kontrol utama mesin bubut berupa:


1. Spindle Change Switch
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mrngatur kecepatan pada speed Gear
Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Thread Change Lever
pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah
longitudinal.
12. Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw

26
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam arah
longitudinal maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
16. Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quil Clamping Lever
19. Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.

2.13 Langkah Kerja Dalam Membubut


Berikut langkah kerja dalam proses membubut:
1. Persiapan sebelum membubut:
1. Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Pasang pahat yang akan digunakan pada tool post, posisikan tepat pada center.
3. Ukur dimensi benda kerja sebelum dibubut.
4. Pasang benda kerja pada chuck dengan bantuankunci chuck dan disenterkan.
5. Pilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.
6. Nyalakan mesin bubut.
7. Tentukan titik nol dengan menyinggungkan pahat pada benda kerja hingga benda
kerja tergores sedikit.
8. Kerjakan apa yang harus dibubut terlebih dahulu (pilih bagian yang paling
mudah dahulu).
9. Lakukan proses membubut sesuai gambar benda kerja yang direncanakan.

2. Selama proses pembubutan:


1. Ratakan ujung benda kerja.
2. Matikan mesin saat hendak mengganti kecepan atau mengganti posisi pahat.

27
3. Untuk awal pembubutan lakukan secara manual untuk menghemat waktu dan
saat telah mendekati dimensi yang diinginkan lakukan pembubutan secara otomatis
untuk hasil yang benda kerja halus.

3. Setelah proses pembubutan:


1. Matikan mesin bubut.
2. Lepaskan benda kerja dari chuck.
3. Bersihkan mesin dari sayatan-sayatan besi bekas proses bubutan.
4. Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen
pembimbing.
5. Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya
bidang mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan
cara pengikisan menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa
menghasilkan benda kerja yang diinginkan.
 Mesin Bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris.
 Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui cara
kerja dan operasi mesin bubut.
 Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua
pihak yang menggunakan dan membutuhkan.

3.2 Saran
 Sebuah makalah harus mempunyai tampilan yang menarik agar pembaca merasa
nyaman dan berencana untuk kembali membaca makalah tersebut.
 Kelengkapan tentang informasi yang ada membuat masyarakat lebih jauh mengenal
tentang mesin bubut. Sehingga nantinya masyarakat tertarik untuk mengetahui
bahkan tertarik untuk mempelajari tentang mesin ini.

29

Anda mungkin juga menyukai