Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTIKUM PERAWATAN MESIN BUBUT


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kegiatan Perawatan Mesin Bubut

Dibuat Oleh :
Rizky Alfiyan 19641061
Syahril Gunawan 19641062
Firman Alamsyah 19641063
Fredericus Reynaldi T 19641064
Muhammad Fadhillah A 19641065
Ferry Bayu Setiawan 19641066
Dwi Bahrudin 19641067
Arkanadi Kahfi 19641068
Fedri Ananda 19641069

PROGRAM STUDI D4
PRODUKSI & PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyusun laporan mengenai “Perawatan Mesin Bubut“.
Laporan ini kami susun berdasarkan praktikum pada mata kuliah Perawatan
Mesin Bubut. Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah agar mahasiswa
khususnya pembaca mengetahui dan memahami carab merawat mesin bubut. Pada
kesempatan ini kami akan membahas mengenai fungsi dan cara merawat mesin
bubut. Demikianlah laporan ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Samarinda, 5 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum..................................................................................................1
1.4 Manfaat Praktikum................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................3
2.1 Pengertian Mesin Bubut ........................................................................................3
2.2 Fungsi Dan Bagian Utama Mesin Bubut ..............................................................4
2.3 Sumber-Sumber Yang Terkait ..............................................................................6
2.4 Data Teknik Mesin Bubut ...................................................................................10
2.5 Definisi Kerusakan ...............................................................................................10
2.5.1 Kerusakan Mesin ...........................................................................................11
2.5.2 Kerusakan Berdasar Elemen ........................................................................11
2.6 Definisi Pemeliharaan ..........................................................................................13
2.7 Metode Manajemen Pemeliharan .......................................................................13
2.7.1 Run to failure manajeman (corrective maintenance) .................................13
2.7.2 Preventive maintenance ................................................................................14
2.7.3 Predictive maintenance .................................................................................15
2.8 Langkah-langkah Perawatan ..............................................................................15
2.9 Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan .....................................................................17
2.10 Prosedur Pemeliharaan......................................................................................18
2.11 Biaya Pemeliharaan ...........................................................................................20
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 21
3.1 Hasil dari pembuatan perencanaan dan penjadwalan
perawatan mesin ...............................................................................................21
3.2 Spesifikasi Pekerjaan ...........................................................................................22
3.2.1 Spesifikasi Pekerjaan Mekanik Per - 2 Minggu Sekali ...............................22
3.2.2 Spesifikasi Pekerjaan Mekanik Per – 1 Bulan Sekali .................................23
3.2.3 Spesifikasi Pekerjaan Mekanik Per – 3 Bulan Sekali .................................23
3.2.4 Spesifikasi Pekerjaan Elektrik Per – 1 Bulan Sekali ..................................24

ii
3.3 Form Sheet ............................................................................................................25
3.3.2 Form Sheet Pemeliharaan Per – 1 Bulan .....................................................26
3.3.3 Form Sheet Pemeliharaan Per –3 Bulan ......................................................27
3.4 Analisa Hasil .........................................................................................................29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk
benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar.Di bidang
industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri
permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam
pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros,
tromol dan lain sebagainya.
Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin
lainseperti mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine),
mesinfrais (milling machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji
(sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang
paling penting dari sebuah mesin adalah perawatannya. Perawatan dilakukan
untuk menjaga kondisi mesin dalam keadaanyang baik. Sebelum kegiatan
perawatan dilaksanakan, diperlukan kegiatan perencanaan perawatan terlebih
dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusan


masalah dalam pembuatan perencanaan perawatan ini adalah :
a. Apa itu mesin bubut ?
b. Apa fungsi utama komponen mesin bubut ?
c. Apa sajakah sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan
mesin bubut?
d. Bagaimana langkah – langkah perawatan mesin bubut?
e. Bagaimana sistematika pelumasan eretan pada mesin bubut?

1.3 Tujuan Praktikum

1
Adapun tujuan dari pembuatan perencanaan perawatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian mesin bubut
2. Mengetahui fungsi utama komponen mesin bubut
3. Mengetahui sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan
mesin bubut
4. Mengetahui langkah – langkah perawatan mesin bubut.
5. Mengetahui sistematika pelumasan eretan pada mesin bubut
6. Mengetahui pengertian tentang perawatan

1.4 Manfaat Praktikum


1. Dapat melakukan mesin perkakas dengan baik.
2. Untuk memperpanjang usia mesin perkakas.
3. Untuk mengetahui usia komponen-komponennya.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip


kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah
proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu.
Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan (feeding).
Difinisi Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi
penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan
jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir
metrik ke ulir inci.

3
2.2 Fungsi Dan Bagian Utama Mesin Bubut

Komponen Utama Mesin Bubut Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari
beberapa komponen utama antara lain :

1. Kepala Tetap (Headstock)


Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin, bagian inilah
yang memutarkan benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri
roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga atau
empat buah keping dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar
oleh suatu motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut
melalui suatu ban.
2. Kepala Lepas (Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan
dipasang diatas mesin. Berfungsi :
a. Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut

4
b. Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
c. Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri
atas dua bagian : yaitu alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau
3 baut ikat dan dapat digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.
a. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
b. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk
menghasilkan pembubutan yang tirus.
3. Alas (Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu :
a. Tempat kedudukan kepala lepas
b. Tempat kedudukan eretan (carriage / support)
c. Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)
Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya
pemakanan pahat saat membubut.
4. Eretan (carriage / support)
Eretan terdiri dari atas alas, eretan lintang, dan eretan atas.eretan alas
adalah eretan yang kedudukannya pada alas mesin. Gerakan eretan itu
melalui roda yang dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang
dibawah alas melalui penghantar.
5. Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas
.fungsi eretan lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat
saat membubut bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian
ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.
6. Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan
mur ikat.fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas
bubut dan memberi gerakan yang diperlukan.
7. Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.

5
2.3 Sumber-Sumber Yang Terkait

Dalam mesin bubut terdapat berbagai macam sumber data yang dapat
diperoleh diantaranya adalah sebagai berikut :
1 . Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor penentu yang
sangat erat hubungannya dengan mesin bubut, dimana SDM yang
berkualitas akanlebih baik dalam mengoperasikan maupun
melakukan perawatan mesin bubut itu sendiri.Dalam pekerjaan
perawatan, sumber daya manusia yang dibutuhkan
untuk merencanakan pekerjaan perawatan maupun perbaikan
dapat dilakukan oleh satu orang, namun dalam pelaksanaannya
kegiatan perawatan dapat dibantu oleh seorang operator. Sesuai
dengan konsep kerja Total Produktif Maintenance (TPM)
2 . Sumber Daya Alat Sumber daya alat yang dibutuhkan dalam
proses pelaksanaan pekerjaan perawatan seperti membersihkan,
pengecekan, pelumasan pengukuran, penyetelan, penggantian.
Alat - alat yang digunakan untuk mendukung pekerjaan perawatan
mesin bubut adalah sebagai berikut :
a. Lap
b. Kunci Chuck
c. Kunci L
d. Obeng (+) dan (-)
e. Kunci pas dan Kunci Ring (1 set)
f. Dial indicator
g. Micrometer
h. Jangka sorong
i. Palu
3. Material
Material mesin bubut dan perlengkapannya sangat penting
untuk menentukan pekerjaan perawatan mesin itu sendiri.

6
Dimana setiap bahan/material berbeda-beda cara merawatnya.
Dibawah ini adalah contoh material pada mesin bubut :
Pahat biasanya menggunakan baja HSS ( High Speed Steel )
ataupun carbida. Logam-logam tersebut memiliki kekerasan yang
lebih tinggi dari bahan benda kerjanya, sehingga pahat bisa
menyayat dengan baik.Selama membubut, ujung pahat harus selalu
mendapat pendinginan yang kontinyu, karena jika ujung pahat
tersebut panas, pahat akan cepat ausdan tumpul.Cara perawatannya
adalah dengan member pelumas padasaat pengoperasiaanya, ini
bertujuan agar pahat tidak cepat aus.
4. Spare Part
Ketersediaan suku cadang atau biasa disebut spare part sangat
menentukan keberhasilan perencanaan perawatan pada mesin
bubut. Dibawah ini adalah contoh spare part yang merupakan
komponen dari mesin bubut :
a. Pencekam ( Chuck ) dan Pelat Pembawa.

Pelat pembawa adalah peralatan yang ada dalam mesin bubut yang
digunakan pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan
duasenter, yakni pada proses pembubutan 5 konis misalnya. Pelat
ini bentuknya menyerupai pelat cekam tetapi tidak memiliki penjepit.
Pelatini bergerak karena dipasangnya pembawa dan dijepit pada
benda kerja.

7
b. Senter
Senter merupakan peralatan mesin bubut yang digunakan
untuk menopang benda kerja yang sedang dibubut, baik pada saat
dibubut rata maupun dibubut tirus. Untuk menempatkan senter ini,
ujung benda harus dibuat lubang dengan menggunakan bor senter.
Lubang ini dimaksudkansebagai tempat atau dudukan kepala senter.
Penggunaan senter inidimaksudkan untuk menjada atau menahan
benda kerja agar kelurusannya terhadap sumbu tetap terjaga. Pada
bagian kepalanya, senter ini berbentuk runcing dengan sudut
ketirusannya 60 derajat. Sementara pada sisi yanglainnya, berbentuk
tirus. Ada dua jenis senter, yaitu senter yang ikut berputar mengikuti
putaran benda kerja (senter jalan/live center) dansenter yang tidak
ikut berputar dengan putaran benda kerja (senter mati/tail stock
center). Berikut ini adalah gambar dari senter jalan dansenter mati.
c. Collet
Collet adalah peralatan mesin bubut yang digunakan
untuk membantu menjepit benda kerja yang memiliki permukaan
halus, apabila benda kerja tersebut mau dikerjakan dalam mesin

bubut. Dengan katalain, apabila salah satu sisi benda kerja telah
selesai dikerjakan dan sisii yang satunya akan dikerjakan, maka
untuk mencegah terjadina kerusakan pada permukaan benda kerja
tersebut, dalam menjepitnya harus digunakan collet
d. Penyangga
Penyangga adalah perlatan mesin bubut yang digunakan
untuk menyangga benda panjang pada saat di bubut. Hal ini

8
dimaksudkan untuk menjaga benda kerja agar tidak melentur pada
saat dibubut, sehinggakelurusan benda kerja bisa tetap terjaga. Ada
dua jenis penyangga yang dapat digunakan, yaitu penyangga tetap
(stead rest) dan penyangga jalan(follow rest). Kedua jenis penyangga
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

e. Pahat Bubut
Pahat bubut adalah perkakas potong yang digunakan dalam
membubut. Pahat ini terbuat dari bahan logam keras, seperti HSS
ataupun Carbida. Logam-logam tersebut memiliki kekerasan yang
lebih tinggi dari bahan benda kerjanya, sehingga pahat bisa menyayat
dengan baik.Selama membubut, ujung pahat harus selalu mendapat
pendinginan yang kontinyu, karena jika ujung pahat tersebut panas,
pahat akan cepat aus dan tumpul. Sesuai dengan bentuk dan
penggunaannya, pahat-pahat bubut dapat dinamakan: pahat kasar,
pahat penyelesaian, pahat pemotong, pahatalur, pahat ulir, dan pahat
bentuk. Berdasarkan arah pemakanan, pahat dapat dikelompokkan
menjadi pahat kanan dan pahat kiri. Pahat kanan adalah pahat yang
arah pemakanannya dari kanan ke kiri, dan pahat kiri adalah pahat
yang arah pemakannnya dari kiri ke kan.

9
2.4 Data Teknik Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam
diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah
mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja
sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut
adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang
maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian
pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis
mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara
pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.Dilihat cara
pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual
dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses
pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung,
sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara
otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana
semua pegerakan sudah diatur atau deprogram secara otomatis dengan
mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi
dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potongdapat diletakan dimesin
secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut
otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control)
Lathe Machine (mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numeric).

2.5 Definisi Kerusakan


Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak
dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang sama

10
juga terjadi pada mesin-mesin atau peralatan di dalam sistem produksi pada
industri manufaktur. Ketika suatu mesin tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan baik atau sebagaimana mestinya, maka mesin atau peralatan tersebut
dikatakan telah mengalami kerusakan.
Secara umum ada dua macam pola fungsional dari piranti berdasarkan
pada kerusakannya, yaitu:
a. Piranti tereparasi, yaitu suatu piranti apabila mengalami kerusakan,
piranti tersebut masih dapat direparasi sehingga menjalankan
fungsinya kembali.
b. Piranti tak tereparasi, yaitu suatu piranti apabila mengalami
kerusakan, maka piranti tersebut tidak dapat diperbaiki yang
mengakibatkan piranti tersebut tidak dapat digunakan kembali.
2.5.1 Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada
spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin
rumit perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya semakin banyak,
sebagai contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan
belt, maka frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan
dengan mesin bubut besar dengan system pergerakannya dengan
roda gigi atau hidrolik maupun elektrik. Kerusakan di dalam mesin
dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga
menjadi satu kesatuan komponen mesin.
b. Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang
bergerak.

2.5.2 Kerusakan Berdasar Elemen


Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut
pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat
bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab kerusakannya juga
bermacam-macam misalnya:

11
a. Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya.
b. Kerusakan karena korosi/karat.
c. Kerusakan karena pukulan.
d. Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga
spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu
penyetelan dan adanya getaran yang dapat menyebabkan
baut-baut ikat mengendor.
Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan mesin
merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka tuangan ini
elemen-elemen mesin dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap
atau menjadi komponen mesin yang lengkap. Gaya tahan, gaya
geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan, maka
lama kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya
tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi kerusakan
yang terjadi pada rangka tuang diantaranya:
a. Kerusakan rangka tuang karena keausan.
b. Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan,
pukulan dan alat-alat potong.
c. Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang
menyebabkan pecah, retak, cacat.
d. Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan.
Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam
bekerja menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah banyak,
kondisi mesin semacam ini menunjukkan mesin harus di overhaul
(turun mesin). Suatu contoh mesin yang sering mengalami
kerusakan misalnya meja ingsut meja mesin bubut, mesin frais,
mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain adalah:
a. Kerusakan pada handle penggerak dan pena.
b. Kerusakan pada poros ingsut dan mur.
c. Kerusakan pada penyisip (spie).
d. Kerusakan pada lintasan luncur.
e. Kerusakan pada peluncur.

12
f. Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan
seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan
apabila perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya besar
dan waktu penyelesaianya singkat, disamping itu tidak mengalami
adanya pembongkaran secara besarbesaran. Alat-alat komponen
mesin yang termasuk berat ialah jika perbaikan yang harus
dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen-elemen rangka
tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara
keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika perbaikan yang
dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen-elemen, rangka
tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara
keseluruhan. Masalah kerusakan berat cara dan proses perbaikan
yang harus dilakukan untuk macam elemen mesin perkakas,
dimana perbaikannya bersifat total dan mengembalikan kepada
kualitas standar

2.6 Definisi Pemeliharaan


Pemeliharaan adalah kombinasi dari berbagai kegiatan yangdilakukanuntuk
memelihara fasilitas produksi termasuk mesin dan alat-alatproduksi lainnya atau
untuk memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yangdapat diterima. Tujuan
dari pemeliharaan mesin adalah memperpanjang usia mesin dan alat produksi,
menjamin ketersediaaan dan menjaga kesiapan operasional dari seluruh peralatan
yang digunakan untuk produksi, serta menjamin keselamatan orang yang
menggunakan sarana tersebut. Pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai suatu
aktifitas untuk menjaga suatu fasilitas berada dalam kondisi pengoperasian
yangterbaik.

2.7 Metode Manajemen Pemeliharan


2.7.1 Run to failure manajeman (corrective maintenance)

13
Run to failure manajeman (corrective maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan pada saat suatu fasilitas atau system
mengalami kerusakan atau gangguan pada saat fase tersebut tidak
dapat dijalan kan fungsi nya sebagaimana mesti nya. Beroperasinya
mesin adalah kapasitas yang sudah di rencana kan dan mendukung
kegiatan produksi,dan saat mesin berhenti karna gagal itu adalah
kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan. Perushaan yang
menggunakan metode ini tidak perlu mengeluarkan uang untuk
keperluan pemeliharaan mesin. Namun pada dasar nya kegiatan ini
tergolong manajeman pemeliharaan yang berisko, karna saat mesin
berhenti beroperasi maka kegiatan produksi akan terganggu saat
kegiatan produksi berhenti maka resiko kerugian perusahaan akibat
tidak beroperasi nya mesin relative tinggi.
2.7.2 Preventive maintenance
Preventive maintenance adalah semua aktivitas pemeliharaan dan
pencegahan yang terjadwal kan sebelum terjadi nya kerusakan
dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan mesin, meningkatan kan
keandalan peralatan dan peningkatan produktivitas . preventive
maintenance menuntut personel pemeliharaan untuk lebih proaktif
terhadap masalah yang timbul pada peralatan atau komponen sejak
dini. Pelaksanaan pemeliharaan berpedoman pada periode waktu.
Pelaksanaa yang dilakukan secara terjadwal dan secara periodic
dengan penggantian komponen utama maupun pendukung mesin
tersebut beroprasi.preventive maintenance dilaksanakan agar periode
waktu antara kegagalan system bisa diminimalisasi. Preventive
maintenance ada dua macam yaitu time based maintenance dan
condition –based maintenance.
Kegiatan preventive maintenance dibagi menjadi dua berdasar kan
kategori berdasar kan variabel yaitu time based maintenance dan
condition –based maintenance .selain preventive maintenance. juga
dibagi menjadi duaberdasar kan besar nya kerusakan yaitu routime
preventive dan major preventive maintenance.

14
2.7.3 Predictive maintenance
Pelaksaan Predictive maintenance adalah metoda pemeliharaan
dengan memprediksikan kerusakan diawal sebelum terjadi nya
kerusakan komponen yang sebenar nya. Prediksi kerusakan yang
dimaksud adalah melihat dan menganalisa kondisi mesin / komponen
secara seksama dengan menganalisa parameter komponen tersebut.
Hasil analisa tersebut akan menyimpulkan kepada prediksi keruskan
yang mungkin terjadi sehingga proses pemeliharaan bisa
dilaksanakan lebih awal tanpa menunggu terjadi nya keruskan dan
gagal produksi, predictive 24 maintenance menggunakan efesiensi
proses ,heat loss, atau teknik-teknik yang tidak merusak mesin secara
langsung tiknik ini digunakan bersama-sama dengan menganalisa
getaran yang digunakan oleh manajeman pemeliharaan untuk
mencapai tingkat realibilas dan ketersedian (availability).

2.8 LANGKAH – LANGKAH PERAWATAN


1. Perawatan Alat / Tool
a. Pengecekan Pahat/pisau Bubut, ukuran sudut pemakanan sesuai
atau tidak.
b. Pengecekan rumah pahat, ukuran lubang tidak mengalami
kelonggaran.
c. Pengecekan senter kepala lepas.
d. Pemeriksaan handel pengubah transmisi daya/ kecepatan puta
2. Perawatan Umum
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan
perawatan dan pengoperasian yang benar dan
seksama.prosedur perawatan mesin bubut ini adalah :
a. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara
langsung.
b. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan
mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin.

15
c. Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian
mesin dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan
pendingin.
d. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak
diperkenakan memukul benda kerja secara keras dengan
mengunakan palu / hammer.
e. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian
mesin,jangan sampai beram-beram yang halus dan keras
terutama beram besi tulang jatuh kemeja mesin dan terbawa
oleh eretan.
f. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-
handel pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin.
3. Perawatan Khusus
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat,berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang
diberikan oleh pabrik pembuat mesin :
a. Motor utama (motor pembangkit)
Ada dua kerusakan yang biasa terjadi pada motor
pembnagkit yaitu:
Motor tidak mampu bekerja ada 7 kemungkinan yang
menyebabkan motor pembangkit tidak mau bekerja :
1. Tegangan dari sumber tenaga yang masuk ke motor
pembangkit rendah, sehingga tidak sanggup
membangkitkan motor pembangkit.
2. Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya,
maka diperlukan pengikuran arus yang masuk satu phasa
atau tiga phasa sesuai dengan motor pembangkit.
3. Sekring pada circuit breaker putus/terbakar,apabila terjadi
hal yang demikian,maka gantilah sekring tersebut dengan
yang baru dan spesifikasi yang sama.
4. Tidak sempurnanya kontak-kontak pada switch atau
saklar.

16
5. Coil pada saklar terbakar
6. Tidak terjadi hubungan pada kontak limit switch
7. Rem motor tidak berfungsi secara baik
b. Motor cepat panas
Ada tiga penyebab yang mengakibatkan motor penggerak
menjadi cepat panas yaitu:
1. Perbedaan tegangan
2. Periksa tegangan listrik yang masuk
3. Beban motor yang berlebihan
Dengan adanya beban yang berlebihan dari yang ditentukan akan dapat
menimbulkan panas berlebihan pada yang berlebihan pada motor pengerak,untuk
itu perlu diatur kembali beban agar sesuai dengan yang telah ditentukan.
4.Perawatan Kedudukan Mesin

2.9 Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan


Menurut Assauri (2004), semua tugas dan kegiatan pemeliharaan dapat
digolongkan kedalam salah satu dari lima tugas pokok, yaitu:
1. Inpeksi (Inspection)
Kegiatan inpeksi meliputi kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan
secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan
pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan
membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil
laporan inpeksi harus memuat keadaan peralatan yang
diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan
yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang
diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk
mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/ fasilitas
produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan Teknik (Enginerring)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang
baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu

17
diganti, serta melakuakan penelitian terhadap kemungkinan
pengembangan tersebut.
3. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang
sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan
peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan
dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan servicedan
pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan
produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai rencana.
4. Kegiatan Administrasi (Clerical Work)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya
catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang
terpenting dari bagian pemeliharaan.
5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk
menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin
kebersihannya

2.10 Prosedur Pemeliharaan


Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap asset atau fasilitas yang
digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana
akan hal-hal atau kegiatan apa saja yanga akan dilakukan terhadap mesin
tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam
melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain :
1. Menentukan Apa Yang Dipelihara
Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan
yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang
memerlukan pemeliharaan dan merupakan salah satunya alas
an yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran
biaya.
2. Menentukan Bagaiman Asset Atau Sarana Tersebut Dapat Dipelihara

18
Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan
yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan
pemeliharan terencana bagi beberapa mesin “kunci” dan kemudian
diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis
yang optimum.
3. Setelah Mempersiapkan Jadwal Pemeliharaan
Selanjutnya adalah menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari
jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini disiapkan terpisah untuk masing-
masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan
4. Membuat Perencanaan Mingguan
Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanay
dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan dan
pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan
terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan
Proses membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan yang di
ikutkan bersama spesifikasi pekerjaan pemeliharaan. Setelah
pemeliharaan selesai, blanko ini dikembalikan ke kantor
perencana pemeriksaan. Untuk memudahkan pelaksanaan
maintenance, maka kegiatan maintenance yang dilakukan berdasarkan
pada pemeliharaan dengan pesanan (maintenance work order system),
sistem daftar pengecekan (check list system), dan rencana triwulan.
Work Order Systemyaitu kegiatan maintenanceyang dilaksanakan
berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-bagian
lain. Check List Sytem merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat
untuk melakuakn kegiatan maintenancedengan cara pemeriksaan
terhadap mesin berkala. Rencana kegiatan maintenanceper triwulan
dilaksanakn berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan
sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki
(Prawirosentono, 2000).

19
2.11 Biaya Pemeliharaan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya.
Umur pabrik, keterampilan para operatorrnya,perlunya terus menjalankan
pabrik tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan
pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley,1987).
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari
kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau
perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang
diakibatkan oleh kegiatan - kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan
korektif adalah biaya – biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak
dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya
pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian peralatan
(Handoko,1987).

20
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hasil dari pembuatan perencanaan dan penjadwalan perawatan


mesin
Hasil dari pembuatan dan penjadwalan perawatan mesin adalah
berupa jadwal perwatan berkala sebagai berikut:
JADWAL
Nama Peralatan Tanggal Penyusunan
Liouy Hsing Co 430.530

DESKRIPSI KEGIATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN Frekuensi Waktu (Menit)

Head Stock:
Periksa Getaran, Suara dan Temperatur Gear Box Utama M/2m 5
Periksa kebersihan dan kebocoran Oli M/2m 5
Periksa kondisi Tuas-tuas Penggantian Speed Mesin M/1B 3
Periksa kondisi Chuck Mesin M/1B 1
Periksa kondisi V-Belt dan Pulley M/1B 15
Periksa keamanan Pemasangan Motor Utama M/3B 15
Periksa kondisi kabel Power dan Grounding-nya E/1B 10
Periksa kondisi Saklar Emergency E/1B 1
Bed Mesin Bubut:
Periksa kondisi Permukaan Jalur Eretan M/3B 2
Periksa kondisi Mekanisme Penggantian Arah Pembubutan M/3B 5
Periksa kondisi kebersihan dan kebocoran Oli M/2m 5
Periksa kondisi Tool Post M/3B 3
Periksa kondisi suplly coolant M/2m 2
periksa kondisi pompa coolant E/1B 2
Periksa kondisi penerangan mesin E/1B 2
Tail Stock:
Periksa kondisi Locking-nya M/1B 3
Periksa kondisi Pelumasan M/1B 3
Periksa kondisi Life Centre M/2m 5
Umum:
Periksa kondisi Pelumasan Total M/3B 11
Periksa kondisi kondisi Fondasi dan keamanan Pemasangan M/3B 5

21
Keterangan :
a. Simbol “M” di depan artinya kegiatan dilakukan oleh
pegawai pemeliharaan Ahli Mekanik, dan untuk “E” oleh
pegawai pemeliharaan Ahli Elektrik, “S” oleh pegawai
pemeliharaan Ahli Sipil, “O” oleh pegawai bagian pemakai
peralatan/ Mesin.
b. Simbol “2m” di belakang garis miring artinya frekwensi
pekerjaan tersebut akan dilakukan per-2 Minggu sekali dan
seterusnya untuk: 1M artinya 1 Minggu, 1B artinya 1 Bulan,
3B artinya 3 Bulan, dan 1T artinya 1 Tahun.

3.2 Spesifikasi Pekerjaan


Spesifikasi pekerjaan ini menjabarkan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
bagian maintenance dari mulai mingguan hingga bulanan, yaitu sbb :

3.2.1 Spesifikasi Pekerjaan Mekanik Per - 2 Minggu Sekali

SPESIFIKASI
Nama peralatan Liouy Hsing Co 430.530 Kode pemeliharaan
No. Inventaris Tanggal pelaksanaan
No. Spesifikasi M/2m Halaman
DESKRIPSI KEGIATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN Waktu (menit)
Head stock :
Periksa Getaran, Suara dan Temperatur Gear Box Utama 15
Periksa kebersihan dan kebocoran Oli 5

Bed mesin bubut :


Periksa kondisi kebersihan dan kebocoran Oli 10
Periksa kondisi suplly coolant 5
Tail stock :
Periksa life center 5
Jumlah 40
Catatan :
<< LAPORKAN SEGERA JIKA DITEMUKAN ADA
KERUSAKAN LAIN PADA SAAT

22
3.2.2 Spesifikasi Pekerjaan Mekanik Per – 1 Bulan Sekali
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Nama peralatan Liouy Hsing Co 430.530 Kode pemeliharaan
No. Inventaris Tanggal pelaksanaan
No. Spesifikasi M/1B Halaman
DESKRIPSI KEGIATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN Waktu ( Menit )
Head stock :
Periksa kondisi Tuas-tuas Penggantian Speed Mesin 5
Periksa kondisi Chuck Mesin 5
Periksa kondisi V-Belt dan Pulley 15
Bed mesin bubut :
Periksa kondisi foot rake 15
Tail stock :
Periksa kondisi Locking-nya 5
Periksa kondisi Pelumasan 5
Jumlah 50
Catatan :
<< LAPORKAN SEGERA JIKA DITEMUKAN ADA
KERUSAKAN LAIN PADA SAAT

3.2.3 Spesifikasi Pekerjaan Mekanik Per – 3 Bulan Sekali


SPESIFIKASI PEKERJAAN
Nama peralatan Liouy Hsing Co 430.530 Kode pemeliharaan
No. Inventaris Tanggal pelaksanaan
No. Spesifikasi M/3B Halaman
Waktu (
DESKRIPSI KEGIATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Menit )
Head stock :
Periksa Keamanan Pemasangan Motor Utama 15
Bed mesin bubut :
Periksa Kondisi Permukaan Jalur Eretan 15
Periksa Kondisi Mekanisme Penggantian Arah Pembubutan 15
Periksa Kondisi Tool Post 5
Tail stock :
Periksa Kondisi Keamanan Pemasangan 5
Umum:
Periksa Kondisi PelumasanTotal 30
Periksa Kondisi Kelengkapan Asesoris dan Kebersihan Umum 30
Periksa Kondisi Kondisi Fondasi dan Keamanan Pemasangan Mesin 15

23
Jumlah 130
Catatan :
<< LAPORKAN SEGERA JIKA DITEMUKAN ADA KERUSAKAN LAIN
PADA SAAT

3.2.4 Spesifikasi Pekerjaan Elektrik Per – 1 Bulan Sekali

SPESIFIKASI PEKERJAAN
Nama peralatan Liouy Hsing Co 430.530 Kode pemeliharaan
No. Inventaris Tanggal pelaksanaan
No. Spesifikasi E/1B Halaman
Waktu (
DESKRIPSI KEGIATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Menit )
Head stock :
Periksa Kondisi Kabel Power dan Grounding-nya 15
Periksa Panel Utama dan Kelistrikannya 30
Periksa Kondisi Saklar Emergency 5
Bed mesin bubut :
Periksa Kondisi Pompa Coolant 15
Periksa Kondisi Penerangan Mesin 5
Jumlah 70
Catatan :
<< LAPORKAN SEGERA JIKA DITEMUKAN ADA KERUSAKAN
LAIN PADA SAAT

24
3.3 Form Sheet
Form sheet ini digunakan agar memudahkan mekanik dalam mengecek
keadaan mesin sesuai jadwal yang sudah dibuat, sebagai berikut :
3.3.1 Form Sheet Per – 2 Minggu

FORM SHEET PEMELIHARAAN 2 MINGGU


Nama Mesin Liouy Hsing Co 430.530
Kondisi Mesin
Kode Mesin MB-2
No Tanggal Catatan
Spesifikasi Baik Tidak
Ketentuan Cara
Pekerjaan
Head Stock :
Sentuh
Tidak dan
Periksa getaran, bising, dengar
1
suara dan tidak cepat suara
temperatur gear panas getar
box utama box √
lihat
chuck
sebelum
2
dan
Periksa tidak ada setelah
kebersihan sisa bram dipakai
Periksa
tidak ada
3 Periksa tangki
Kebocoran Oli
ceceran oli
oli √
buka
coolant
4 Periksa kondisi kran
supply
mengalir
coolant √
Bed Mesin Bubut :
lihat
tidak ada bed
5
Periksa kondisi sisa bram setelah
kebersihan dipakai
Periksa
tidak ada
6 Periksa tangki
ceceran oli
Kebocoran Oli oli
Periksa kondisi buka
coolant
7 kebocoran kran
mengalir
supply coolant coolant
Tail Stock :

25
cek
tetap center pada
8 pada benda saat
Periksa kondisi kerja akan
life center dipakai

NAMA PEMERIKSA :

TTD KEPALA
TTD PEMERIKSA WORKSHOP

3.3.2 Form Sheet Pemeliharaan Per – 1 Bulan

FORM SHEET PEMELIHARAAN 2 MINGGU


Nama Mesin Liouy Hsing Co 430.530
Kondisi Mesin
Kode Mesin MB-2
No Tanggal Catatan
Spesifikasi Baik Tidak
Ketentuan Cara
Pekerjaan
Head Stock :
Periksa
kondisi tuas
Tidak
1 tuas
macet
penggantian
speed Gerakkan tuasnya
Tidak
Periksa lepas saat
2 kondisi menceka Dicek pada saat
Chuck m benda mencekam benda
mesin kerja kerja
Periksa Tidak
kondisi v – retak dan Dilihat
3
belt dan tidak permukaan v-
pulley putus belt dan pulley
Tail Stock :
Mengunci
Periksa dengan
5
kondisi baik saat Lock tail stock
lockingnya di lock lalu gerakkan

26
Warnanny
a tidak
hitam Cek tangki oli,
6
Periksa pekat dan dilihat
kondisi tidak warnanya,diperik
pelumasan kasar sa dengan jari
Elektrik :
Periksa
kondisi
Kabel
kabel power
7 tidak
dan Cek keutuhan
terkelupas
groundingny seluruh panjang
a kabel
Mesin
Periksa mati jika
8 kondisi saklar Tes dengan
sakalar diturunka mematikan mesin
emergency n dengan saklar
Periksa
kondisi Lampu
9
penerangan tetap
mesin menyala Nyalakn lampu
NAMA PEMERIKSA :

TTD
KEPALA
TTD PEMERIKSA WORKSHOP

3.3.3 Form Sheet Pemeliharaan Per –3 Bulan

FORM SHEET PEMELIHARAAN 2 MINGGU


Nama
Liouy Hsing Co 430.530
Mesin
Kondisi Mesin
Kode
MB-2
No Mesin Catatan
Tanggal
Spesifikasi Baik Tidak
Ketentuan Cara
Pekerjaan
Head Stock :
Periksa Motor Cek pada saat
1
keamanan utama akan melepas

27
pemasanga dapat motor utama
n motor dilepas dan
utama dipasang
dengan
baik
Bed Mesin Bubut :
Periksa Dilihat
Tidak karat
kondisi jalurnya lalu
2 dan tidak
permukaan gerakkan
ada bram
jalur eretan eretan
Periksa
Arah
kondisi
pembubuta
mekanisme
n bisa
3 penggantia Gerakan arah
diganti
n arah pembubutan
dengan
pembubuta pada arah
baik
n yang berbeda
Dapat
Periksa menjepit Gerakkan
4
kondisi pahat tanpa pahat pada
tool post bergeser saat dijepit
Umum :
Cek tangki oli,
Warnanya
Periksa dilihat
tidak hitam
5 kondisi warnanya,
pekat dan
pelumasan diperiksa
tidak kasar
total dengan jari
Periksa
kondisi
fondasi dan
6
keamanan Fondasi
pemasanga tidak retak Cek kerataan
n mesin dan amblas mesin

NAMA PEMERIKSA :

TTD
KEPALA
WORKSHO
TTD PEMERIKSA P

28
3.4 Analisa Hasil
Hasil penelitian berdasarkan tabel diatas didapat bahwa mesin bubut yang
dioperasikan selama 6 jam per hari memerlukan sistem maintenance berupa
jadwal pemeliharaan agar dapat mengoptimalkan kinerja mesin bubut tersebut,
karena jika sampai terjadi breakdown akan sangat merugikan bagi Workshop teknik
mesin polnes seperti berkurangnya jumlah produksi atau berhenti produksi,
downtime yang cukup lama untuk penggantian komponen, dll. Jadwal
pemeliharaan harus dibuat secara berkala mulai dari mingguan hingga bulanan.
Waktu yang digunakan untuk pemeliharaan adalah pada saat mesin tidak
beroperasi yaitu pada saat sebelum mesin dioperasikan dan saat istirahat (kecuali
darurat). Setiap kerusakan yang terjadi harus dicatat pada history record mesin.

29
D1
N1

N2
Z2

Z3₂
N3

D2

Z3

N4

Z4

No 1 2 3 Z3₂ 4
N (Rpm) 1400 750,4 261,8 261,8 57,75
D (mm) 67 125 - - -
Z - 15 43 15 68
Skala : Nama : Ferry Bayu Setiawan Keterangan
Satuan : mm NIM : 19641066
Tanggal : Jurusan : Teknik Mesin
Pembimbing I : Suparno, ST.,MT Pembimbing II :
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA PERAWATAN MESIN BUBUT No. A2 A4
D1 N1

D2
Z2 N2

Z3₂

Z3

N4

Z4

A3
No 1 2 3 Z3₂ 4
N (Rpm) 1400 750,4 261,8 261,8 133,28
D (mm) 67 125 - - --
Z - 15 43 28 55
Skala : Nama : Ferry Bayu Setiawan Keterangan
Satuan : mm NIM : 19641066
Tanggal : Jurusan : Teknik Mesin
Pembimbing I : Suparno, ST.,MT Pembimbing II :
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA PERAWATAN MESIN BUBUT No. A3 A4
D1
N1

Z2

D2
N2

Z3

N3
Z3²

N4

Z4
C2
Type 1 2 3 3² 4
N (Rpm) 1400 750,4 804 804 177,4
D (mm) 67 125 - - -
Z - 30 28 15 68
Skala :- Nama : Ferry Bayu Setiawan Keterangan
Satuan : mm NIM : 19641066
Tanggal :- Jurusan : Teknik Mesin
Pembimbing I : Suparno, ST.,MT Pembimbing II : -
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA PERAWATAN MESIN BUBUT No. C2 A4

Anda mungkin juga menyukai