Disusun Oleh:
Penyusun
LAPORAN PRAKTIKUM...............................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................5
BAB IV PENUTUP....................................................................................40
4.1 Kesimpulan.......................................................................................40
4.2 Saran.................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN
Mata bor merupakan alat yang memiliki peran penting dalam proses
pemesinan, alat ini digunakan sebagai pisau bor yang berfungsi untuk melubangi
sebuah benda baik yang padat maupun yang berongga, pada pratek kali ini mata
bor digunakan untuk melubangi benda kerja yang semuanya adalah benda kerja
yang berasal dari besi padat.
Dalam Praktek Mesin Perkakas 2 (PMP 2) kali ini kita para mahasiswa yang
sudah dikelompokan menjadi 7 kelompok diberikan 2 job oleh dosen pembina,
yaitu 5 kelompok membuat job Dongkrak dan 2 kelompok membuat Bolt
Adjuster, serta tiap mahasiswa diberikan job yang wajib dilakukan yaitu
pengasahan Mata Bor, dengan waktu pengerjaan maksimal selama 2 hari.
I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut.
1. Kolom (Column)
Kolom atau badan mesin ini merupakan penopang atau tempat
kedudukan untuk bagian-bagian mesin frais lainnya; seperti lengan,
spindel, lutut, tuas-tuas, dan merupakan rumah dari roda gigi-roda
gigi transmisi, motor penggerak beserta puli- pulinya.
Gambar 2.1
2. Spindel
Spindel merupakan poros utama mesin yang berfungsi untuk
memutarkan arbor pisau frais.
Gambar 2.2
3. Arbor
Arbor adalah tempat kedudukan pisau frais. Pada bagian
ujungnya berbentuk tirus dan pada ujung lainnya berulir. Arbor
dipasang pada spindel mesin; sehingga bila spindel berputar maka
arbor akan ikut berputar pula. Pada mesin frais mendatar, arbor
memiliki bentuk batang bulat yang sepanjang badannya terdapat alur
pasak.
Gambar 2.3
4. Lengan (Over Arm)
Over Arm pada mesin frais mendatar memiliki fungsi sebagai
penyokong arbor. Lengan ini ditempatkan pada bagian atas dari
kolom atau badan mesin. Bagian bawah lengan ini m emiliki alur
berbentuk ekor burung (dove tail) yang sesuai dengan bentuk alur
ekor burung pada kolom mesin dan penopang arbor (arbor bracket).
Gambar 2.4
5. Meja (Table)
Gambar 2.6
7. Lutut (Knee)
Gambar 2.8
II.1.4 Parameter Mesin Frais
Dalam proses Frais, tentunya membutuhkan berbagai macam
perhitungan. Perhitungan ini disebut dengan parameter mesin frais.
Parameter ini digunakan agar proses frais berjalan secara efektif dan
efisien. Berikut ini parameter-parameter yang digunakan dalam proses
pembubutan:
1. Kecepatan potong
Cs : Kecepatan potong
2. Putaran mesin
Cs
n= Rpm
π .d
1000. Cs
n= Rpm
π .d
3. Besar pemakanan
f =f .n
F : Kecepatan pemakanan
L
tm= menit
f
L = l+la+lu
F = f.t.n
6. Mesin bubut bekerja berdasarkan prinsip memutar benda kerja dan alat
pemotong tetap. Benda kerja dipegang di antara dua penyangga yang
kaku dan kuat yang disebut pusat atau di chuck atau di pelat muka yang
berputar.
9. Pahat potong dapat diumpankan pada sudut yang relatif terhadap sumbu
kerja untuk kemiringan dan sudut pemesinan.
10. Sederhananya prinsip kerja mesin bubut membuang bagian benda kerja
untuk mendapatkan bentuk tertentu dimana benda kerja tersebut
berputar dengan kecepatan tertentu seiring dengan proses input yang
dilakukan oleh suatu alat yang bergerak sejajar sumbu rotasi dari benda
kerja.
1. Kepala tetap
Kepala tetap ini memiliki spindle mesin yang berfungsi sebagai
tempat kedudukan cekam (chuck) sehingga pada proses spindle
berputar maka cekam akan berputar.
Didalam kepala tetap terdapat juga puli dan belt yang dihubungkan
dengan motor penggerak. Untuk mengubah kecepatan dan arah putaran
mesin, puli ini dihubungkan dengan poros spindle mesin melalui
susunan roda gigi transmisi di dalam gearbox.
Perlu diingat, putaran mesin harus berlawanan arah dengan mata
potong pahat atau alat potong yang digunakan.
2. Motor penggerak
Motor penggerak berada di bawah kepala tetap atau gearbox.
Berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau
memberikan tenaga untuk mesin bergerak.
3. Tombol emergency stop
Digunakan dalam keadaan darurat untuk mematikan mesin.
Tombol ini merupakan hal penting untuk keselamatan kerja.
Umumnya pada mesin-mesin terdapat tombol ini.
4. Handle (Tuas)
Handle pada setiap mesin berbeda-beda, setiap pabrik memiliki
bentuk yang berbeda-beda pula. Cara menggunakan handle dapat
disesuaikan atau berpedoman pada table yang menempel pada mesin.
Fungsi dari handle ada bermacam-macam seperti:
5. Eretan
a. Eretan alas
Eretan yang kedudukannya berada pada alas mesin dan dapat
bergerak ke kiri atau kanan sepanjang alas. Di dalamnya terdapat
perlengkapan mekanik yang menggerakan eretan tersebut secara
otomatis atau dengan tangan.
b. Eretan lintang
Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang
terhadap alas. Gerakan melintang, yaitu menjauh atau mendekati
operator, baik diputar atau otomatis.
Kegunaan ereta ini antara lain untuk memberikan tebal
pemakanan pahat atau menggerakan pemakanan pahat. Pada
bagian yang dekat dengan pemutarnya terdapat skala ukuran,
dengan skala ini dapat mengatur tebal penyayatan pahat.
c. Eretan atas
Terletak diatas eretan lintang dan diikat oleh dua baut. Pada
eretan ini terpasang rumah pahat. Kedudukan eratan dapat
didubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan kebutuhan. Eretan
ini khususnya untuk membuat tirus dengan sudut yang besar pada
jarak yang pendek. Gerakannya tidak otomatis.
6. Tool post (Dudukan pahat)
Berada di atas ertan atas. Digunakan untuk memegang atau
menjepit pahat bubut saat proses pembubutan. Secara umum tool
post ada dua macam, yaitu:
a. Standard tool post
Gambar 2.7
8. Selang coolant
Gambar 2.9
serupa.
1. Kecepatan potong
Vc=π × d ×n
2. Putaran mesin
Vc × 1000
n=
π ×d
25 × 1000
n=
3 , 14 × 25
25000
n=
78 ,5
n=318 rpm
Pilih putaran mesin yang mendekati 318 rpm. Misalkan tersedia 210
dan 380 rpm, maka pilihlah 380 rpm atau pendekatan ke atas.
3. Besar pemakanan
dm=do−2 a
a : besar pemakanan
dm=do−2 a
a : besar pemakanan
L
W= ×n
f
1. Pahat bubut rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar benda
kerja hingga rata, arah pemakanannya dari kanan ke kiri.
2. Pahat bubut metric digunakan untuk membubut benda kerja sama seperti
pahat bubut kasar bedanya di sudut buang.
II.3.2 Pengertian Endmill
Endmill adalah salah satu jenis pahat milling yang banyak digunakan .
ukurang endmill ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran
besar
Biasanya Endmill ini terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS) atau karbida
dan memilikki satu atau lebih alur(flute)
Endmill ini di pakai untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak dan
umumnya dipasang pada posisi tegak (vertical) , namun pada kondisi
tertentu dapat juga dipasang pada posisi horizontal
1. Kacamata pengaman
Gambar 3.1
Gambar 3.2
4. Masker
Gambar 3.4
3. Bor Senter
6. Kuas
7. Kunci Pas
8. Mata Bor
9. Jangka Sorong
13. Kikir
14. Endmill
16. Waterpass
17. Tap
18. Penyiku
C. Pembuatan Base
1. Siapkan plat berukuran 100 mm × 100 mm dengan ketebalan 10
mm.
2. Lakukan frais rata hingga membentuk ukuran 90 mm × 90 mm pada
bagian samping.
vc x 1000 25 x 1000
n = = =¿398 rpm.
πxd 3 ,14 x 20
3. Lakukan frais rata menjadi 8 mm pada bagian atas.
vc x 1000 25 x 1000
n = = =¿398 rpm.
πxd 3 ,14 x 20
4. Tandai dan lakukan frais rata alur pada bagian tengah dengan
kedalaman 2 mm – 3 mm, Panjang 90 mm dan lebar 31 mm.
5. Untuk bagian center ukur lalu tandai dan buatlah titik tengah
kemudian lakukan pengeboran. Pengeboran dilakukan dengan
ukuran lubang Ø 6 mm dan jarak sumbunya 30 mm.
6. Lakukan bor counter sink pada lubang tersebut sedalam kurang
lebih 3 mm.
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
Daryanto, Drs. 2006. Mesin Perkakasa Bengkel. Jakarta : Rineka Cipta. Dwi
Nugroho, Setyawan. 2005. Pahat HSS Pada Mesin Frais Dengan Proses
Annealing. Tugas Akhir. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Effendi, Rochmat. 2006. Melakukan Penelitian Mengenai pengaruh Sistem
Pendingin Pada Proses Bubut Terhadap Keausan Pahat High Speed Steel ( HSS ).
Tugas Akhir. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Juanda. 2008.
Melakukan Penelitian Mengenai Karakteristik Aus Pahat Karbida Berlapis Pada
Proses Pembubutan Kering Bahan Otomotif. Tugas Akhir. Medan : Universitas
Sumatera Utara. Marsyahyo, Eko, ST,MSc. 2003. Mesin Perkakas Pemotong
Logam. Malang : Bayu Media Publishing. Paryanto, Tri. 2005. Pengaruh Variabel
Pemotongan Pada Proses Milling Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja.
Tugas Akhir. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.R Gill, Arthur
dkk. 2005. Technology Of Machine Tools. New York : Mc Graw Hill. Rochim,
Taufiq. 1993. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Laboratorium Teknik
Produksi, FTI, Institut Teknologi Bandung. Sutrisno. 2004. Pengaruh Kedalaman
Pemotongan ( Deep of Cut ) Terhadap Kekasaran Permukaan Baja AISI 4140.
Tugas Akhir. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Terheijden,
C.Van. 1994. Alat-alat Perkakas 3. Bandung : Rina Cipta.