Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTEK MESIN PERKAKAS II

DISUSUN OLEH:
MUHAMAD SYAFIQ PAHLEVI
1505520015

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas praktikum, yaitu membuat Roda Gigi
Lurus dan selanjutnya membuat laporan praktikum yang berjudul “Laporan Praktek Mesin
Perkakas II”. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Praktek Mesin Perkakas II. Selain itu, Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan saya dan pembaca untuk muenambah pengetahuan mengenai mesin bubut
dan frais, cara kerja mesin bubut dan frais, nama-nama komponen mesin bubut dan frais, fungsi
komponen, dan berbagai pembahasan tentang mesin freis lainnya yang akan menambah wawasan
pembaca mengenai mesin freis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ragil Sukarno, S.T,
M.T , selaku dosen mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini. Dalam menyusun laporan ini saya telah berusaha semaksimal mungkin ,tetapi saya
menyadari bahwa laporan saya ini jauh dari kata sempurna untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat dapat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Jakarta, 19 Desember 2022

Muhamad Syafiq Pahlevi


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang………………………………………………………….
I.2 Tujuan…………………………………………………………………..
I.3 Manfaat…………………………………………………………………
I.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………..

II. BAB II LANDASAN TEORI


II.1 Mesin Bubut ( tentang mesin bubut dan proses pembuatan ulir, beserta
setting mesin dan alatnya)………………………………………………
II.2 Mesin Frais ( tentang mesin las dan cara perataan permukaan dan
membuat roda gigi, beserta setting mesin dan alatnya)
…………………

III. BAB III PROSES PERMESINAN


III.1 Gambar Teknik (pembuatan Poros berulir)……………………………
III.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………
III.3 Langkah Kerja (Jelaskan semua langkah dalam proses permesinan,
yang dilengkapi dengan gambar foto beserta penjelasan setiap
langkah)………………………………………………………………..
III.4 Perbandingan Benda Kerja (antara Hasil yang didapat dan Gambar
Teknik)…………………………………………………………………

IV. BAB IV ANALISIS


IV.1 Perhitungan waktu permesinan ( kerjakan urut sesuai paramater
permesinan)…………………………………………………………….
 kecepatan potong (Cutting speed -
Cs), …………………………...
 kecepatan putaran mesin(Revolotion Permenit - Rpm), ….
……….
 kecepatan pemakanan (Feed -
F) ………………………………….
 waktu proses
pemesinannya………………………………………..

IV.2 Analisis hasil permesinan (Perbandingan Benda Kerja (antara Hasil


yang didapat dan Gambar Teknik)……………………………………..

V. BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
V.2 Saran……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mesin bubut adalah mesin yang di buat dari logam, gunanya untuk menyayat, gerakan
utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keberadaan mesin bubut sangat berperan, terutama
dalam industry pemesinan. Misalnya dalam industri otomotif,mesin bubut berperan dalam
pembuatan komponenkomponen kendaraan seperti mur , baut , roda gigi,poros , tromol dan lain
sebagainya. Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang
harus di kuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin. Pada umumnya mahasiswa teknik mesin
harus dapat memahami serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Di
dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tenang cara dalam proses membubut,
pengenalan mesin bubut, alat-alat yang di gunakan dalam pratikum mesin bubut dan faktor-
faktor keamanan selama pratikum mesin bubut.
Mesin Milling ditemukan oleh Eli Whitney sekitar tahun 1818. Mesin Milling ini
melakukan operasi produksi suku cadang duplikat yang pertama dengan pengendali secara
mekanik arah dan gerakan potong dari perkakas mata potong jamak yang berputar. Mesin
Milling melemparkan logam ketika benda kerja dihantarkan terhadap suatu pemotong yang
berputar. Pemotong Milling memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-
masing berlaku sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran. Benda kerja dipegang pada meja
yang mengendalikannya, antaranya terdapat pemotong mesin Milling tersebut.
Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah bidang datar
dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah pemakanan. Sedangkan proses
milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan bentuk bidang datar
karena pergerakan dari meja mesin, dimana proses pengurangan material benda kerja terjadi
karena adanya kontak antara alat potong (cutter) yang berputar pada poros dengan benda kerja
yang tercekam pada meja mesin. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi,
Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi maupun untuk kaperluan
pendidikan, sangat dibutuhkan untuk mendapatkan suatu produk yang lebih baik. Proses
pemesinan atau proses pemotongan logam dengan menggunakan pahat (perkakas potong) pada
mesin perkakas merupakan salah satu jenis proses pembuatan komponen mesin atau peralatan
lainnya yang paling sering kita temukan di bengkel reparasi kecil maupun di industri peralatan
besar.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pratikum dan laporan pratikum ini adalah sebagai berikut
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II
2. Mengetahui apa itu mesin bubut dan mesin frais
3. Mengetahui prinsip kerja mesin bubut dan mesin frais
4. Untuk melatih kemampuan pada diri sendiri dalam mengoperasikan mesin bubut dan
mesin frais
5. Untuk mempelajari proses pembubutan melintang, pembubutan memanjang,
pembuatan ulir serta cara pembuatan roda gigi lurus.
1.3 MANFAAT
Dalam pengerjaan praktikum yang di lakukan pada saat kuliah dan penulisan laporan ini
ada beberapa manfaat yang di dapat, di antara nya yaitu :
1. Dapat mengetahui cara kerja mesin bubut dan mesin frais
2. Dapat mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais dengan baik dan benar
3. Mampu berkreativitas sesuai dengan keahliannya
4. Dapat menciptakan rasa tanggung jawab dan kekompakan dalam tim
5. Dapat mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais sesuai Standar Operasional
(SOP)
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Secara sistematis dalam laporan ini dapat disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan berisi latar belakang, tujuan laporan praktek, manfaat dan sistematika
laporan yang terkait dengan laporan praktek mesin perkakas yang dibuat ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan berisi landasan teori seperti pengertian mesin bubut dalam proses
pembuatan ulir dan alatnya dan mesin frais dama proses perataan muka benda serta pembuatan
roda gigi yang merupakan acuan dalam laporan praktek mesin perkakas.
BAB III PROSES PERMESINAN
Pada bab ini akan berisi gambar teknik benda yang dibuat , alat – alat dan bahan yang
akan digunakan, langkah kerja pembuatan , dan perbandingan benda kerja.
BAB IV ANALISIS
Pada bab ini akan berisi perhitungan waktu permesinan meliputi kecepatan potong,
kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan waktu proses pemesinannya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan berisi penjelasan kesimpulan dan saran yang dibuatnya khususnya
pembuatan poros berulir, roda gigi lurus dan tata cara pemakaian mesin bubut.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 MESIN BUBUT


A. Definisi Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah mesin perkakas yang memutar benda kerja pada sumbu rotasi untuk
melakukan berbagai proses seperti pemotongan, pengamplasan, knurling, pengeboran,
deformasi, pembubutan muka, dan pemutaran, dengan alat yang diterapkan pada benda kerja
untuk membuat objek dengan simetri terhadap sumbunya.
Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan
diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
B. Bagian-Bagian Mesin Bubut
1. Kepala Tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin, dan
bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi roda gigi.
2. Selang Coolant atau Pendingin
Berfungsi untuk menyemprotkan cairan coolant saat membubut. Coolant berguna
untuk menyetabilkan suhu alat potong dan sehingga ketajaman mata potong bisa lebih awet
dan hasil pembubutan lebih optimal.
3. Tool Post atau Dudukan Pahat
Toolpost ini berada di atas eretan atas. Digunakan untuk memegang atau menjepit
pahat bubut saat proses pembubutan.
4. Kepala Lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang.
5. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda
kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja.
6. Eretan Alas
Ialah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat bergerak ke kiri atau ke
kanan sepanjang alas.
7. Eretan Lintang
Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Gerakan
melintang, yaitu menjauhi atau mendekati operator, baik diputar dengan tangan maupun
secara otomatis.
8. Eretan Atas
Terletak di atas eretan lintang dan diikat oleh 2 baut. Pada eretan ini terpasang rumah
pahat. Kedudukan eretan dapat diubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan kebutuhan.
9. Motor Penggerak
Motor penggerak berada dibawah kepala tetap atau gearbox. Berfungsi mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik atau memberikan mesin tenaga untuk bergerak.
10. Tombol Emergency Stop
Digunakan dalam keadaan darurat untuk mematikan mesin. Tombol ini termasuk hal
yang penting untuk keselamatan kerja.
11. Handle atau Tuas
Fungsi dari handle ini ada berbagai macam, antara lain :
 Pengaturan kecepatan spindle (rpm)
 Pengaturan feeding atau kecepatan pemakanan secara otomatis
 Pengaturan arah pemakanan
 Pengaturan penguliran
 Menyalakan dan mematikan mesin
 Pengaturan arah putaran spindle
12. Lampu Penerang
Lampu ini digunakan untuk membantu operator melihat benda kerja saat dibubut.

13. Alas Mesin


Alas mesin digunakan sebagai tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan dan
juga sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest).
14. Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan
jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm) yang terletak dibawah eretan alas. Berfungsi
untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah
memanjang/ melintang dan ulir.
15. Rem Kaki
Digunakan untuk menghentikan mesin. Rem ini sangat berguna ketika mengulir dan
berhenti pada posisi tertentu. Dalam keadaan darurat, operator juga bisa menggunakan rem
kaki untuk menghentikan mesin.
C. Prinsip Kerja Mesin Bubut
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan
satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat
bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada
gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk
membuat benda kerja yang berbentuk silinder.
D. Jenis-Jenis Pahat Bubut
 Pahat sisi kanan.
 Pahat pinggul/champer kanan.
 Pahat sisi/permukaan kanan.
 Pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar)
 Pahat ulir segitiga kanan.
 Pahat alur.
E. Proses Pembuatan Ulir
 pasang pahat ulir
 letakan benda kerja dan atur ke tepatannya
 setting mesin menjadi pling pelan yaitu B1
 seting mesin menjadi otomatis
 lalu tarik tuas kebawah agar melakukan pemakanan maju
 setelah mencapai ukuran yang di inginkan hentikan tuas dengan tarik ke
 posisi semula
 setelah itu dorong tuas ke atas agar melakukan pemakanan mundur
 lakukan hal tersebut sampai mencapai ukuran yang di inginkan
2.2 MESIN FRAIS
A. Definisi Mesin Frais
Mesin freis merupakan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan suatu
benda kerja dalam permukaan sisi datar, tegak, miring, bahkan alur roda gigi. Mesin perkakas ini
mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau milling (cutter)
pemasukan media dikembangkan, computer processing power dan kapasitas memori terus
meningkat, dan mesin-mesin NC dan CNC berangsur-angsur dirubah dari level perusahaan yang
besar ke level perusahaan yang medium (menengah). Mesin frais adalah mesin yang membuat
perubahan atau memperbaharui permukaan benda kerja dengan menggunakan alat potong
(milling cutter) yang berputar tegak lurus pada sumbunya.
Mesin frais adalah salah satu jenis mesin perkakas yang mampu melakukan
bebagaimacam tugas dibandingkan dengan mesin perkakas lainya. Permukaan yang datarmaupun
yang belekuk, dapat diproses dengan mesin ini dengan ketelitian yang tinggi,termasuk
pemotongan sudut, celah, roda gigi, dan ceruk juga dapat diproses dengan baik menggunakan
mesin ini. Bila alat pemotong dan bornya dilepas maka dapatdigunakan untuk pahat gurdi, alat
pembesar lubang,dan bor. Karena mesin inidilengkapi mesin penyetel micrometer untuk
mengatur gerakan dari mejanya, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak
secara tepat.
Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan
mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang
mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat
bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk
kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin (Gambar 3.1) yang digunakan untuk memegang benda
kerja, memutar pahat, dan penyayatannya disebut mesin frais (Milling Machine). Mesin frais ada
yang dikendalikan secara mekanis (konvensional manual) dan dengan bantuan CNC. Mesin
konvensional manual ada biasanya spindelnya ada dua macam yaitu horisontal dan vertikal.
Sedangkan mesin frais dengan kendali CNC hampir semuanya adalah mesin frais vertikal .
B. Pengelompokan Mesin Frais
Mesin Frais dapat dikelompokan menjadi:
1. Dilihat dari posisi spindel, mesin frais di bedakan menjadi:
a. Mesin frais Vertikal, sumbu cutter tegak lurus meja kerja mesin.
b. Mesin frais Horizontal, sumbu pisau frais sejajar dengan meja mesin.
c. Mesin frais Unversial, mesin frais ini merupakan gabungan dari mesin frais
vertical dan mesin frais horizontal.
2. Dilihat dari penggunaanya, mesin frais dibedakan menjadi :
a. Mesin frais penggunaan khusus (pembuatan roda gigi, cam, gravier ).
b. Mesin frais penggunaan umum ( meisn frais universal ).
3. Mesin frais penggunaan tunggal adalah mesin produksi. Dilihat dari penempatan meja, mesin
frais dibedakan menjadi :
a. Meja mesin tipe bad, meja ini mampu menahan beban berat karena meja
diletakan diatas alas yang kuat, akan tetapi meja tidak dapat naik turun.
b. Meja mesin tipe knee meja tipe ini di tempatkan pada kolom mesin, meja
dapat naik akan tetapi tidak dapat menahan beban berat
C. Prinsip Kerja Mesin Frais
Prinsip Kerja mesin Frais secara umum adalah:
1. Gerkan naik turun (vertical ) Yaitu gerakan naik turun meja yang digerakan oleh handle
vertical untuk proses pemakanan atau feeding.
2. Gerakan ke kanan dan kekiri ( horizontal ) Yaitu gerakan meja kekanan dan kekiri yang
digerakan oleh cranked handle dengan skala 0.02 mm untuk proses kecepatan pemakanan.
3. Gerakan Melintang Yaitu gerakan head stock kearah melintang.
4. Gerakan berputar Yaitu gerakan berputar dari cutter milling atau alat untuk proses pemakanan
benda kerja.
D. Metode Pemotongan
Metode dalam proses pemotongan benda kerja:
1. Metode pemotongan searah
Yaitu putaran pisau milling yang memotong searah dengan gerak maju benda kerja.
Untuk pemotongan sisi permukaan yang lebih halus.
2. Metode pemotongan berlawanan arah
Yaitu putaran pisau milling yang memotong berlawanan arah dengan gerak maju benda
kerja. Metode ini biasa digunakan pada semua jenis mesin. Untuk mendapatkan permuakaan
yang baik, meja bergerak dalam kondisi yang normal. Pada pemotongan sisi, benda kerja
cenderung terangkat akibat gaya potong.
3. Metode pemotongan netral
Yaitu pemotongan dengan pisau milling yang mempunyai diameter sama dengan lebar
benda kerja, aksi pemotongan mulai dari pemotongan berlawanan arah sampai ditengah benda
kerja, lalu dimulai lagi dengan pemotongan searah, ketebalan geramnya mengecil dan berakhir
dengan nol. Untuk mencegah kejelekan dari gaya potong yang berubah ubah akibat dari tidak
samanya ketebalan geram, pisau millingnya harus minimum lebih besar 2,5 dari lebar benda
kerja.
E. Klasifikasi Proses Frais
Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan jenis pahat
, arah penyayatan, dan posisi relatif pahat terhadap benda kerja, ada tiga klasifikasi proses frais :
(a) frais periperal/slab milling, (b) frais muka/ face milling, (c) frais jari/end milling
1. Frais Periperal (Peripheral Milling )
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi
pahat yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pahat
biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
2. Frais muka (Face Milling )
Pada frais muka, pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus
terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan
oleh ujung dan selubung pahat.
3. Frais jari (End Milling )
Pahat pada proses frais ujung biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan
benda kerja. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi
potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan ujung badan pahat.
F. Perlengkapan Mesin Frais
1. Arbor Mesin Frais
Arbor ini selanjutnya difungsikan sebagai dudukan maupun pengikat pisau frais (alat
potong). Sebagai contoh yakni berupa roda gigi, pisau mantel, slitting saw, side and face dan
lainnya.
2. Support Arbor.
Support arbor akan menopang bagian ujung arbor yang berukuran cukup panjang.
Dengan demikian, pergerakan dari arbor akan terbilang lebih stabil dan minim getaran.
3. Arbor Pendek (Stub Arbor).
Stub arbor ini difungsikan sebagai pengikat alat potong ataupun dudukan. Sebagai contoh
yakni slide and face mill, pisau face mill, shell endmill dan lain sebagainya. Cara pemasangan
arbor pendek ini ialah dengan cara diikatkan pada bagian spindle utama.
4. Cekam Kolet (Collet Chuck).
Perlengapan yang diberi nama cekam kolet ini berfungsi sebagai pengikat pisau frais.
Pemasangannya dilakukan pada spindle dengan posisi tegak maupun membujur.
5. Adaptor Mesin Frais.
Adapun fungsi dari adaptor mesin frais ini ialah untuk dudukan dan juga pengikat alat
potong.
6. Pembesar Lubang (Boring Head).
Sebagaimana namanya, perlengkapan yang satu ini digunakan untuk memperbesar lubang
pada mesin frais. Pembesar lubang atau yang disebut dengan boring head ini ditemukan sebagai
pengikat pada alat potong.
7. Ragum Mesin.
Penggunaan ragum rata pada proses pengefraisan dimaksudkan untuk menjepit benda
kerja yang memiliki bentukan sederhana. Dengan kata lain, penjepitan hanya dapat dilakukan
pada benda yang memiliki bidang datar saja.
8. Ragum Putar.
Perlengkapan bernama ragum putar ini memiliki kemampuan untuk diatur posisinya
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ragum putar juga sering disebut dengan swivel vise dimana
pada bagian alas bisa dilakukan putaran sebanyak 360 derajat.
9. Ragum Rata.
Penggunaan ragum rata pada proses pengefraisan dimaksudkan untuk menjepit benda
kerja yang memiliki bentukan sederhana. Dengan kata lain, penjepitan hanya dapat dilakukan
pada benda yang memiliki bidang datar saja.
10. Ragum Universal.
Ragum berjenis universal ini mempunya kelebihan karena bisa diputar terhadap sumbu
vertikal dan juga horizontal. Di bagian base, ragum universal juga dapat diputar sebanyak 360
derajat.
11. Meja Putar (Rotary Table).
Meja putar pada mesin frais memiliki beberapa fungsi yaitu membagi jarak alur,
membentuk radius dan juga membagi bidang segi banyak yang tidak beraturan dan juga
beraturan.
12. Kepala Pembagi (Dividing Head).
Perlengkapan satu ini difungsikan serupa dengan meja putar. Meski demikian, jumlah
pembagian sisi yang diperoleh akan lebih banyak jika dibandingkan dengan meja putar. Dividing
head atau kepala pembagi ini dibagi lagi dalam beberapa jenis yaitu kepala pembagi universal,
kepala pembagi pelat alur V, kepala pembagi disertai penggerak roda gigi ulir cacing dan gigi
cacing serta kepala pelat pembagi.
13. Penggerak Roda Gigi Cacing.
Perlengkapan mesin frais berupa roda gigi cacing ini mempunyai pembagian yang lebih
banyak dimana terdapat 16 lubang, 60 lubang dan 42 lubang pada roda gigi cacingnya.
14. Universal.
Kepala pembagi universal ini terdiri atas beberapa bagian yaitu mur, blok kepala
pembagi, poros pembagi, pelat pembawa, senter spindel, engkol pemutar dan beberapa bagian
lainnya.
15. Semi Universal.
Kepala pembagi semi universal ini memiliki beberapa bagian berupa cekam 3 rahang, ulir
cacing, engkol pemutar, piring pembagi, pelat pembagi dan beberapa bagian lainnya.
16. Kepala Lepas (Tailstock).
Tailstock atau kepala lepas ini difungsikan sebagai penyangga benda kerja. Caranya
diikatkan bersamaan dengan kepala pembagi. Hal ini akan membuat proses frais berjalan lebih
baik karena minim getaran dan juga pergeseran. Selain itu, keberadaannya mampu menjaga
sumbu senter benda kerja.
17. Penjepit Atau Klem Mesin (Clamp).\
Perlengkapan mesin frais yang satu ini memiliki fungsi sebagai penjepit. Bedanya dengan
perlengkapan lain yang berfungsi sebagai penjepit adalah klem mesin ini digunakan untuk
menjepit benda yang tidak bisa dilakukan oleh ragum.
18. Blok V.
Fungsi Blok V pada mesin frais adalah sebagai penjepit material yang mempunyai bentuk bulat,
untuk proses penjepitannya ini diperlukan klem penekan.
G. Cara Mengoperasikan Mesin Frais
Prinsip kerjanya adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata
majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram.
Dalam mengoperasikan mesin Frais ini ada beberapa langkah yang harus diperhatikan
dan dijalankan. Bila tidak, akan mengakibatkan pengerjaan tidak berjalan dengan baik. Mesin
tidak berfungsi dengan baik dan lebih parahnya lagi adalah kerusakan dari mesin frais itu sendiri.
Sebelum melakukan pengoperasian mesin frais, ada beberapa hal yang harus dilakukan
antara lain :
 Mempelajari gambar kerja untuk menyusun urutan kerja dan prosedur yang harus dilakukan
dengan baik
 Mempelajari sifat material untuk menentukan alat potong dan pending yang digunakan
 Menentukan kualitas hasil yang diinginkan
 Kemudian menentukan alat potong yang digunakan
 Menentukan alat bantu yang digunakan
 Bila perlu, persiapkan roda-roda gigi pengganti
 Menentukan kecepatan potong, kecepatan penyayatan, kedalaman pemakanan, dan
parameter-parameter pemotongan lain yang berpengaruh pada proses pengerjaan.
Setelah proses di atas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah :
1. Menyetel ragum pada meja kerja
 Periksa ragum apakah dalam keadaan baik
 Usahakan kedudukan ragum ditengah –tengah meja mesin
 Masukkan baut pengikat ke dalam alur meja dan ragum
 Kencangkan salah satu baut pengikat agar kedudukan ragum tidak berubah
 Letakkan dial indikator menggunakan blok magnit pada badan mesin
 Pasang pararel pada mulut ragum kemudian sentuhkan sensor dial indicator dengan
sisi paralel
 Gerakkan meja mesin. Bila jarum pada dial indicator bergerak, pukullah ragum
sedikit demi sedikit
 Gerakkan meja mesin berulang kali. Jika jarum pada dial indicator menunjukkan
angka yang sama, keraskan kedua baut yang mengikat ragum
2. Memasang Benda Kerja
 Pasang penyangga di bawah benda kerja
 Letakkan benda kerja pada mulut ragum dan batasi dengan karton
 Keraskan ragum sedikit demi sedikit sambil benda kerja dipukul sehingga duduk
tepat di atas penyangga
3. Memasang Pisau Frais
 Pasang arbor pada spindel mesin
 Pasang pisau frais pada arbor, sesuaikan dengan pasak arbor
 Masukkan baut pengunci kemudian kencangkan sampai kuat
4. Setting Benda Kerja
 Letakkan sehelai kertas di atas benda kerja
 Sentuhkan benda kerja pada ujung pisau frais yang sedang berputar
 Tepatkan skala spindel utama pada posisi nol
Saat Melakukan Pengefraisan, Mengefrais rata :
 Hidupkan tombol utama mesin frais
 Atur kecepatan putaran mesin sesuai besarnya pisau dan jenis bahan yang difrais
 Setting benda kerja pada posisi skala nol
 Jalankan mesin dan gerakkan meja untuk memulai proses penyayatan
 Ukur hasil penyayatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan
H. Macam-Macam Pahat Pada Mesin Frais
1. Pahat Silindris
2. Pahat Muka dan Sisi
3. Slotting Cutter
4. Metal Slitting Saw
5. Frais Ujung
6. Shell and Mill
7. Frais Muka
8. Tee Slot Cutter
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Mesin bubut adalah mesin yang fungsinya sebagai pembentuk benda kerja dengan cara
menyayat, memahat, dengan gerakan utamanya adalah berputar. Dalam suatu proses pemesinan
harus diperlukan tingkat ketelitian yang sangat tinggi demi terwujutnya suatu hasil atau produk
sesuai yang diharapkan. Selain itu aspek keselamatan kerja dalam bekerja merupakan aspek
penting juga yang harus diperhatikan pada saat melaksanakan suatu pekerjaan.
Mesin freis adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan suatu benda
kerja dalam permukaan sisi datar, tegak, miring, bahkan alur roda gigi. Mesin perkakas ini
mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pahat milling (cutter)
pemasukan media dikembangkan, computer processing power dan kapasitas memori terus
meningkat, dan mesin-mesin NC dan CNC berangsur-angsur dirubah dari level perusahaan yang
besar ke level perusahaan yang medium (menengah).
Keselamatan kerja tersebut harus menyangkut aspek keselamatan kerja yang terkait
dengan manusia (operator/pekerja), mesin, dan alat. Sehubungan dengan sebelum kita
melakukan suatu pekerjaan, harus diperhatikan instruksi-instruksi yang terkait dengan
keselamatan kerja untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang cukup banyak dan bahkan
dapat merenggut nyawa seseorang.
5.2 SARAN
Bagi para mahasiswa yang ingin melakukan pengerjaan pada mesin bubut dan frais
diharapkan untuk bisa membaca gambar kerja, menghitung kecepatan potong, kecepatan putaran
mesin, kecepatan pemakanan, waktu proses permesinan, jarak antar gigi pada roda gigi, tinggi
gigi, banyak gigi pada roda gigi, penggunaan alat ukur dan penggunaan mesin bubut dan frais
beserta alat dan bahan yang tersedia. Setiap melakukan pengerjaan mesin bubut dan frais, harap
memperhatikan Kesehatan dan keselamatan kerja untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dan untuk laporan diharapkan untuk selalu melakukan pemeriksaan secara berkala
agar semua yang dikerjakan menjadi aman dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai