Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MENGETAHUI FUNGSI, JENIS-JENIS DAN KAPASITAS MESIN


PERKAKAS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Mesin-Mesin Industri
Dosen : Dian Fitri, S.Pd

Disusun Oleh :
RIZA
D31151015

JURUSAN MEKANIK INDUSTRI DESAIN


POLITEKNIK TECHNICAL EDUCATION DEPOLEVMENT CENTER
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis saya ucapkan kepada Allah Subhanawataalla, karena atas
berkat dan rahmatnya laporan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dan tak luput pula kita ucapkan salam kepada junjungan alam Nabi besar
Muhammad SAW.Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus di selesaikan
agar dalam pembuatan suatu karangan mesin dapat di dalami tentang spesifikasi
mesin perkakas.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, Tentuhasil laporan
ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan semangat dan upaya untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan kami penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporanini. Semoga hasil
laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin yarabbal ‘alamin.

Bandung, 23 Maret 2018

Penulis
RIZA
DAFTAR ISI

1. Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar isi
4. 1.Definisi Mesin Perkakas2.
5. 2.Fungsi Mesin Bubut Konvensional
6. 3.Jenis-jenis dan Kapasitas Mesin bubut
a.Mesin Bubut Horizontal
b.Mesin Bubut Vertikal
c.Mesin Bubut Copy
d.Turret
e.CNC
7. 4.Bagian – Bagian dan Fungsi Utama Mesin Bubut
8. 5.Parameter Pemotongan Mesin Bubut
9. 6.Nama alat potong dan fungsinya
10. 7.Contoh soal dan jawaban menghitung parameter pemotongan di mesin
bubut
11. 8.Contoh Menghitung Kecepatan Pemakanan (Feed – F) – mm/menit
12. 9.Cara Perawatan Mesin Bubut
13. 10.PENUTUP
14. 11.DAFTAR PUSTAKA
15. Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong terciptanya berbagai alat
guna mempermudah kehidupan manusia. Salah satu alat yang sering digunakan
dalam dalam proses produksi yaitu lathe machine atau mesin bubut. Mesin bubut
adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja
dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri,
keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan.
Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan
komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan
lain sebagainya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka
perumusanmasalah dalam pembuatan perencanaan perawatan dan perhitungan
adalah :
a) Apa itu mesin bubut ?
b) Apa fungsi utama komponen mesin bubut ?
c) Apa aja jenis-jenis dan kapasitas mesin bubut ?
d) Bagaimana cara perawatan mesin bubut ?
e) Bagaimana cara menghitung waktu proses pembubutan ?
1. Definisi Mesin Perkakas
Mesin perkakas dapat didefinisikan sebagai suatu mesin atau peralatan yang
dapat berfungsi untuk memotong atau mendeformasikan suatu material menjadi
suatu produk jadi maupun setengah jadi dalam bentuk dan ukuran tertentu seperti
yang dikendaki. Proses pemotongan dan pembentukan ini mesin memerlukan
alat bantu potong yang sering dinamakan alat potong atau pahat potong.
Kata mesin perkakas biasanya digunakan untuk mesin atau peralatan yang
pengoperasiannya tidak menggunakan tenaga manusia secara langsung. Para
ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir
ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses
pemotongan dari berbagai macam peralatan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu.
2. Fungsi Mesin Bubut Konvensional adalah sebuah perkakas yang terbuat dari
logam, prinsipkerjanya hampir mirip dengan mesin bubut lainya. yang
membedakan adalah bubut konvensial ini menghasilkan benda yang berbentuk
silinder. Untuk menjalankan mesin bubut konvesional ini dilakukan dengan cara
eretan, dengan beberapa hendel yang menenpel pada mesin bubut ini, karena
mesin bubut ini bersifat sederhana jadi untuk menggunakanyan belum bisa
secara otomatis atau masih menggunak secara manual.
Dengan menggunakan mesin bubut konvensional ini kita dapat mengerjakan
bermacam-macam pekerjaan yangberhubungan dengan logam seperti berikut ini
1. Membuat Bubut rata
2. Membuat Bubut bertingkat
3. Membuat Bubut membuat lubang
4. Membuat Bubut tirus dan ulir tirus
5. Membuat Bubut ulir luar dan ulir dalam
6. Membuat Bubut champer
7. Dan lain-lain
Untuk melakukan pengerjaan pembubutan dengan mesin bubut konvensional ini
harus dilakaukan oleh para mekanik yang sudah ahli dalam bidangnya seperti
mekanik mesin, mekanik logam. Jika kita tidak ahli dalam menggunakan mesin
bubut ini makan akana mengasilkan bubutan yang tidak rata atu tidak halus.
3. Jenis-jenis dan Kapasitas Mesin bubut
Spesifikasi mesin bubut standar termasuk jenis mesin bubut lainnya, yang paling
utama ditentukan oleh seberapa panpanjangnya jarak antara ujung senter kepala
lepas dan ujung senter kepala tetap dan tinggi jarak antara pusat senter dengan
meja mesin. Misalnya panjang mesin 2000 mm, berarti eretan memanjangnya
hanya dapat digerakkan/digeser sepanjang 2000 mm. Untuk tinggi mesin bubut,
misalnya 250 mm, berarti mesin bubut tersebut hanya 2
mampu membubut benda kerja maksimum berdiameter 250x2= 500 mm. Namun
demikian ada beberapa mesin bubut standar, yang pada mejanya didesain
berbeda yaitu pada ujung meja didekat spendel mesin/kepala tetap konstruksi
dibuat ada sambungannya, sehingga pada saat membubut benda kerja
berdiameter melebihi kapasitas mesin sambungan mejanya tinggal melepas
(bedah perut).
Untuk pembelian mesin bubut standar yang baru data spesifikasi lainnya harus
lengkap, karena apabila tidak lengkap secara keseluruhan bisa saja mesin mesin
bubut yang dibeli tidak memiliki spesifikasi yang standar atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Contoh data spesifiksi mesin bubut secara lengkap
dapat dilihat pada tabel :

a. Mesin Bubut Horizontal


Mesin bubut horisontal merupakan mesin bubut dengan kedudukan sumbu
utamanya mendatar (horisontal).

b. Mesin Bubut Vertikal


Mesin bubut vertikal merupakan mesin bubut dengan kedudukan sumbu
utamanya tegak (vertikal).

c. Mesin Bubut Copy


Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan
menggunakan contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara
mengcopy dari maket yang telah dibuat sebelumnya.
d. Turret
Mesin bubut turet memiliki ciri khas khusus yang terutama menyesuaikan
kepada produksi. Karakteristik utama dari mesin ini adalah bahwa pahat
untuk operasi yang berurutan dapat disetel dalam kesiagaan untuk
penggunaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun dibutuhkan keterampilan
sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, namun
sekali sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk
mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum
penyetelan diperlukan lagi.
Mesin ini dibuat dalam dua desain umum yaitu ram dan sadel. Mesin bubut
jenis ram ((gambar 19.8) disebut demikian sesuai dengan cara turet
dipasang. Turet ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak
kebelakang dan kemuka pada sebuah sadel yang diapitkan kepada bangku
mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan cepat dari turet dan
dianjurkan untuk kerja batang atau pencekaman tugas ringan. Sadelnya
tidak bergerak selama operasi.
Pada jenis sadel (gambar 9.), yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman,
mempunyai turet yang dipasang langsung pada sadel. Sadelnya bergerak
bolak balik bersama turet.

Mesin bubut turet jenis ram nomor 3 dengan kendali daur listrik.
Mesin bubut turet pencekaman jenis sadel
e. CNC
Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)
2. Mesin Bubut CNC Production Unit (CNC PU)
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan.
CNC TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan
pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing
Sistem). Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk
pekerjaanpekerjaan
ringan dengan bahan yang relatif lunak. Sedangkan Mesin CNC PU
dipergunakan untuk produksi massal, sehingga mesin ini dilengkapi dengan
assesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis yang menerapkan
prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.
Gerakan Mesin Bubut CNC dikontrol oleh komputer, sehingga
semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan,
keuntungan dari sistem ini adalah memungkinkan mesin untuk diperintah
mengulang gerakan yang sama secara terus menerus dengan tingkat
ketelitian yang sama pula.
1. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti
halnya Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan ke arah melintang dan
horizontal dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin
Bubut CNC TU- 2A juga sama dengan Mesin Bubut konvensional yaitu
benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong
diam. Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut diberi lambang sebagai
berikut :
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap
sumbu putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar
sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNC
TU-2A dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

Mekanisme arah gerakan Mesin Bubut


4. Bagian – Bagian dan Fungsi Utama Mesin Bubut
 Head Stock
Head Stock adalah bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk
menyangga poros utama, yaitu poros
yang digunakan untuk menggerakan spindel. Dimana di dalam spindel
tersebut dipasang alat untuk menjepit benda kerja.
Spindel ini merupakan bagian terpenting dari sebuah kepala tetap. Selain
itu, poros yang terdapat pada kepala tetap ini
digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk mengatur kecepatan putaran
yang diinginkan. Dengan demikian, dalam
kepala tetap terdapat sejumlah rangkaian roda gigi transmisi yang
meneruskan putaran motor menjadi putaran spindel.
 ·Kepala Lepas
Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan
dan dipasang di atas alas atau meja
mesin. Bagian ini berguna untuk tempat untuk pemasangan senter yang
digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja
dan sebagai tempat atau dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan
pengeboran. Kepala lepas ini dapat digerakkan
atau digeser sepanjang alas atau meja mesin, dan dikencangkan dengan
perantara mur dan baut atau dengan tuas
pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala lepas
juga dapat digerakan maju mundur (arah
melintang), yakni untuk keperluan pembubutan benda berbentuk tirus.
 ·Alas mesin
Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai
pendukung eretan (support) dan kepala
lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala lepas. Alas mesin ini
memiliki permukaan yang rata dan halus. Hal ini
dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
 Tailstock
Berguna untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung
yang berseberangan dengan Chuck
(pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.
 Lead crew
adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan
bangku, memanjang dari kepala
tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap
dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke
pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat
ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
 Feedrod
terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari
kotak pengubah cepat (quick
change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang
atau memanjang.
 Carriage
terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat
karena harus menyangga dan
mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk
mengarahkan pahat dalam arah melintang.
Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas
untuk menggerakkan pembawa sepanjang
landasan.
 Toolpost
digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan
pemegang pahat.
Selain komponen- komponen utama tersebut, terdapat komponen-komponen
pendukung seperti :
a) Tuas pengatur kecepata transportir dan sumbu pembawa
fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran transportir dan sumbu
pembawa.
b) Pelat tabel
fungsinnya sebagai pedoman untuk mengatur tuas kecepatan trasportir dan
putaran
c) Tuas pengubah pembalik transportir dan sumbu pembawa
fungsinya untuk mengatur arah putaran poros mesin bubut.
d) Tuas pengatur kecepatan sumbu utama
fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran sumbu utama pada mesin
bubut
e) Tumbu utama
fungsinya sebagai kedudukan CHUCK (PENJEPIT)
f) Bad mesin pada mesin
terdapat eretan serta kepala lepas dan lainnya.
g) Eretan fungsinya untuk kedudukan dan pembawa pahat pada mesin
bubut.
Eretan Terbagi atas :
- Eretan atas fungsinya penggeser pahat bubut dan membuat bidang tirus
- Eretan tengah fungsinya menggeser eretan tengah secara melintang / maju
dan mundur.
- Tuas eretan bawah fungsinya untuk menggeser eretan
kesamping\memanjang.
h) Penjepit pahat
fungsinya untuk kedudukan atau tempat penjepit pahat.
i) Keran pendingin
fungsinya tempat menyalurkan colant
j) Pengikat kepala lepas
fungsinya untuk mengunci agar kedudukan kepala lepas tidak bergeser.
k) tombol ON/OFF
fungsinya untuk menghidup dan mematikan mesin.
l) Pedal rem
fungsinya untuk menghentikan putaran pada mesin bubut dgn cepat
m) tuas penghubung otomatis
fungsinya untuk mengaktifkan pergeseran eretan secara otomatis.
n) Pelat cekam (pencekam)
Berguna untuk mencekam pahat pada mesin bubut. Mengunci pahat bubut
agar dapat digunakan.
o) Pelat Pembawa
Pelat pembawa adalah peralatan yang ada dalam mesin bubut yang
digunakan pada saat melakukan pembubutan dengan
menggunakan dua senter, yakni pada proses pembubutan konis. Pelat ini
bentuknya menyerupai pelat cekam tetapi tidak
memiliki penjepit. Pelat ini bergerak karena dipasang pada mesin dan dijepit
pada benda kerja.
p) Senter
Senter merupakan peralatan mesin bubut yang digunakan untuk menopang
benda kerja sedang yang dibubut, baik pada
saat dibubut rata maupun dibubut tirus. Untuk menempatkan senter ini,
ujung benda harus dibuat lubang dengan
menggunakan bor senter. Lubang ini dimaksudkan sebagai tempat atau
dudukan kepala senter. Penggunaan senter ini
dimaksudkan untuk menjada atau menahan benda kerja agar kelurusannya
terhadap sumbu tetap terjaga. Pada bagian
kepalanya, senter ini berbentuk runcing dengan sudut ketirusannya 60
derajat. Sementara pada sisi yang lainnya,
berbentuk tirus. Ada dua jenis senter, aitu senter ang ikut berputar mengikuti
putaran benda kerja (senter jalan/live
center) dan senter yang tidak ikut berputar dengan putaran benda kerja
(senter mati/tail stock center).
q) Collet
Collet adalah peralatan mesin bubut yang digunakan untuk membantu
menjepit benda kerja yang memiliki permukaan
halus, apabila benda kerja tersebut mau dikerjakan dalam mesin bubut.
Dengan kata lain, apabila salah satu sisi benda
kerja telah selesai dikerjakan dan sisii yang satunya akan dikerjakan, maka
untuk mencegah terjadina kerusakan pada
permukaan benda kerja tersebut, dalam menjepitnya harus digunakan collet.
r) Penyangga
Penyangga atau disebut juga dengan kaca mata jalan, adalah peralatan mesin
bubut yang digunakan untuk menyangga
benda panjang pada saat di bubut. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
benda kerja agar tidak melentur pada saat
dibubut, sehingga kelurusan benda kerja bisa tetap terjada. Ada dua jenis
penyangga yang dapat digunakan, aitu
penyangga tetap (stead rest) dan penangga jalan (follow rest).
5. Parameter Pemotongan Mesin Bubut
Parameter pemotongan pada mesin bubut adalah, informasi berupa dasar-dasar
perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang medasari teknologi proses pemotongan/
penyayatan pada mesin bubut diantaranya. Parameter pemotongan pada mesin
bubut meliputi: kecepatan potong (Cutting speed-Cs), kecepatan putaran mesin
(Revolotion Permenit - Rpm), kecepatan pemakanan (Feed – F) dan waktu
proses pemesinannya.
1. kecepatan potong (Cutting speed – Cs ) Kecepatan potong (Cs) adalah
kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam
satuan panjang/ waktu (meter/ menit atau feet/ menit). Pada gerak putar seperti
mesin bubut, kecepatan potongnya (Cs) adalah: Keliling lingkaran benda kerja
(π.d) dikalikan dengan putaran (n). atau: Cs = π.d.n Meter/menit. Keterangan: d
: diameter benda kerja (mm) n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit -
Rpm) π : nilai konstanta = 3,14
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan
pada proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada
ditabelkan kecepatan potong. Sehingga dalam penggunaannya tinggal
menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dan jenis alat potong yang
digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel Cs-nya
dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut. Pada tabel kecepatan potong
(Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Pada umumnya, bahan alat
potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan
karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong
yang bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih cepat jika dibandingkan
dengan alat potong HSS. Tabel 1. Kecepatan Potong Bahan

parameter pemotongan ~ handle_mesin


2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolusi Per Menit – Rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin
bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan
putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat
dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.
Nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku,
maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran
mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran
mesin bubut adalah:
Cs= π.d.n Meter/menit
n= Cs/(π .d) Rpm
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan
diameter benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih
dahulu yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan
angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran mesin menjadi:
n= (1000.Cs)/(π .d) Rpm
Keterangan:
d: diameter benda kerja (mm)
Cs: kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14.
6. Nama alat potong dan fungsinya
Macam/ jenis pahat bubut dapat dibedakan menurut beberapa klasifikasi
tertentu diantaranya:
 Menurut Letak Penyayatan.
Menurut letak penyayatan, pahat bubut terdapat dua jenis yaitu, pahat bubut luar
dan dalam.
- Pahat Bubut Luar
Pahat bubut luar digunakan untuk proses pembubutan benda kerja pada
bidang bagian luar. Contoh penggunaan pahat bubut luar dapat dilihat.

- Pahat Bubut Dalam


Pahat bubut dalam digunakan untuk proses pembubutan benda kerja pada bidang
bagian dalam. Contoh penggunaan pahat bubut luar dapat dilihat.

 Menurut Keperluan Pekerjaan


Menurut keperluan pekerjaan, pahat bubut terdapat dua jenis yaitu, pahat kasar
(rouging) dan finising.
- Pahat Kasar (Roughing)
Selama diperlukan untuk proses pengerjaan kasar, pahat harus menyayat benda
kerja dalam waktu yang sesingkat mungkin. Maka digunakan pahat kasar
(roughing) yang konstruksinya dibuat kuat.
- Pahat Finishing
Apabila diinginkan hasil permukaan yang halus, sebaiknya digunakan pahat
finishing. Ada dua jenis pahat finishing, yaitu pahat finishing titik dan pahat
finishing datar. Pahat finishing titik mempunyai sisi potong bulat, sedang pahat
finishing datar mempunyai sisi potong rata. Catatan: Setelah digerinda, sisi
potong pahat finishing harus poles (dihoning) dengan oil stone.
 Menurut Letak Sisi Potongnya

Pahat bubut menurut letak sisi potongnya, terdapat dua jenis yaitu pahat bubut
kanan dan kiri.
- Pahat Kanan
Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi potongnya
menghadap kekanan apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah kita.
Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari arah kanan ke arah kiri, atau
menuju kearah kepala tetap/ cekam.
- Pahat Kiri
Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi potongnya
menghadap kekiri apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah kita.
Penggunaannya untuk untuk mengerjakan benda kerja dari arah kiri ke arah
kanan, atau menuju kearah kepala lepas

 Menurut Fungsi
Menurut fungsinya, pahat bubut terdapat enam jenis yaitu, pahat bubut rata, sisi/
muka, potong, alur, champer dan ulir.
- Pahat Rata
Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang
memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan
pahat dari ujung luar benda kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat
kanan atau kiri.
- Pahat Sisi/ Muka
Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut pada permukaan benda
kerja. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan dari tengah benda kerja
kearah keluar atau sebaliknya tergantung dari arah putarannya.
- Pahat Potong
Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga
ukuran panjang tertentu.
- Pahat Alur
Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada permukaan benda
kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan.
- Pahat Champer
Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan benda
kerja. Besar sudut champer pada umumnya 45º
- Pahat Ulir
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda kerja, baik
pembuatan ulir dalam maupun ulir luar. Ilustrasi penggunaan dari berbagai jenis
pahat bubut.
7. Contoh soal dan jawaban menghitung parameter pemotongan di mesin bubut
Contoh 1:
1.Sebuah baja lunak berdiameter (Ø) 30 mm, akan dibubut dengan kecepatan
potong (Cs) 80 meter/menit. Berapakah besar putaran mesinnya ? Jawaban :
Besar putaran mesinya adalah: ·
n = (1000 x Cs)/(π x d)
n = (1000 x 70)/(3,14 x 50)
n = (70000 )/157
n = 445,86 Rpm
Jadi putaran kecepatan mesinnya adalah 445,86 Rpm
2.Sebuah baja lunak berdiameter (Ø) 3 inchi, akan dibubut dengan kecepatan
potong (Cs) 20 meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa besar putaran
mesinnya ?.
Jawaban:
Satuan inchi bila dijadikan satuan mm harus dikalikan 25,4 mm. Dengan
demikian diamter (Ø) 3 inchi = 3 x 25,4 = 76,2 mm. Maka putaran mesinnya
adalah: n = (1000 x Cs)/(π x d)
n = (1000 x 50)/(3,14 x 76,2)
n = (50000 )/239
n = 209 Rpm
Jadi putaran kecepatan mesinnya adalah 209 Rpm
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel putaran
mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel
di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada
mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Untuk
menentukan besaran putaran mesin bubut juga dapat menggunakan tabel yang
sudah ditentukan berdasarkan perhitungan.
Tabel 2. Daftar kecepatanputaran mesin bubut (Rpm)
8. Menghitung Kecepatan Pemakanan (Feed – F) – mm/menit
Kecepatan pemakanan atau penyayatan ditentukan dengan mempertim- bangkan
beberapa factor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-
sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan
mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar
kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang
optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan
pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan
tinggikarena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan
lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/ nising digunakan kecepatan
pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil
penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih
cepat). Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh
seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan
seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk
mencari kecepatan pemakanan (F) adalah: F = f x n (mm/menit).
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n= putaran mesin (putaran/menit)
Contoh 1: Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya (n) 600
putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban:
F=fxn
F = 0,2 x 500 = 120 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 120 mm, selama satu menit.
Contoh 2: Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,2
mm/putaran. Berapa besar kecepatan pemakanannya ?
Jawaban:
n = (1000 x Cs)/(π x d)
n = (1000 x 25)/(π x d)
n= ....Rpm
n = 199,044 ≈ 199 Rpm
F=fxn
F = 0,2 x 199 = 39,8 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 39,8 mm, selama satu menit
4. Waktu Pemesinan Bubut Dalam membuat suatu produk atau komponen pada
mesin bubut, lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketaui/ dihitung. Hal
ini penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan,
perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter
benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya
diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung.
a. Waktu Pemesinan Bubut Rata Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
pemesinan bubut adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan
(L) dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit.
Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L)
adalah panjang pembubutan rata ditambah star awal pahat (ℓa), atau: L

total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman
pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran).

Gambar 4. Panjang pembubutan rata

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan


waktu pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan rumus:.
Waktu pemesinan bubut rata (tm) = (Panjang pembubutan rata (L)mm) /
(Kecepatan Pemakanan (F)mm/menit)
Menit tm = L/F
Menit L = ℓa+ ℓ (mm). F= f.n (mm/putaran).
Keterangan:
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 40 mm akan dibubut rata
menjadi (d)= 30 mm sepanjang (ℓ)= 65, dengan jarak awal pahat (la)= 4 mm.
Data-data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin
(n)= 400 putaran/menit, dan pemakanan mesin dalam satu putaran (f)= 0,05
mm/putaran. Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses
pembubutan rata sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses?.
Jawaban soal 1:
L = ℓa+ ℓ = 65+4 = 69 mm
F = f.n = 0,05 x 400 = 20 mm/menit
tm = L/F menit
tm = 69/20 menit = 3,45 menit
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas
adalah selama 3,45 menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 30mm akan dibubut rata
menjadi (d)= 30mm sepanjang (ℓ)= 70, dengan jarak awal pahat (ℓa)= 4 mm.
Data-data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan
potong (Cs)= 25 meter/menit, dan pemakanan mesin dalam satu putaran (f)=
0,04 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila pemakanan
dilakukan satu kali pemakanan/proses?.
Jawaban soal 2:
n = (1000 x Cs)/(π x d)
n = (1000 x Cs)/(π x d) = 265,393 ≈ 265 Rpm
L = ℓa+ ℓ = 70+4 = 74 mm
F = f.n = 0,04 x 265 = 10,6 mm/menit
tm = L/F menit
tm = 74/10,6 menit = 6,981 menit
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas
adalah selama 6,981 menit.
b. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing) Perhitungan waktu pemesinan bubut
muka pada prinsipnya sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata,
perbedaannya hanya terletak pada arah pemakanan yaitu melintang. Pada
gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah
panjang pembubutan muka ditambah posisi awal pahat (ℓa), sehingga: L = r +
ℓa = . Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan mengacu pada uraian
sebelumnya F= f.n (mm/putaran).

Gambar 5. Panjang Langkah pembubutan muka


Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan
waktu pemesinan bubut muka (tm) dapat dihitung dengan rumus:
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)𝑚𝑚
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐵𝑢𝑏𝑢𝑟 𝑀𝑢𝑘𝑎(𝑡𝑚) =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝐹)𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
tm = L/F menit
L = r + ℓa = d/2+ℓa mm
F= f.n mm/menit
Keterangan:
d= diameter benda kerja
f= pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
n= putaran benda kerja (Rpm)
ℓ= panjang pembubutan muka (mm)
ℓa= jarak star pahat (mm) L= panjang total pembubutan muka (mm)
F= kecepatan pemakanan setiap (mm/menit)
9. Cara Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Umum Yaitu Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan
perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama.prosedur perawatan
mesin bubut ini adalah:
1. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung
2. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin dan
pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuat
3. Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagianbagian mesin dari
beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
4. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan
memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer
5. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan
sampai beram-beram yang halus dan keras terutama beram besi tulang
jatuh kemeja mesin dan terbawa oleh eretan.
6. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada
posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin.
Perwatan khusus :
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat,berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang
diberikan oleh pabrik pembuat mesin.
1) Motor utama (motor pembangkit) Ada dua kerusakan yang biasa terjadi
pada motor pembnagkit yaitu: Motor tidak mampu bekerjaAda 7
kemungkinan yang menyebabkan motor pembangkit tidak mau bekerja
:
A) Tegangan dari sumber tenaga yang masuk ke motor pembangkit
rendah,sehingga tidak sanggup membangkitkan motor pembangkit
B) Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya, maka diperlukan
pengikuran arus yang masuk satu phasa atau tiga phasa sesuai dengan
motor pembangkit.
C) Sekring pada circuit breaker putus/terbakar,apabila terjadi hal yang
demikian,maka gantilah sekring tersebut dengan yang baru dan
spesifikasi yang sama.
D) Tidak sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar.
E) Coil pada saklar terbakar
F) Tidak terjadi hubungan pada kontak limit switch
G) Rem motor tidak berfungsi secara baik
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja dalam bekerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan
pada saat melaksanakan suatu pekerjaan. Keselamatan kerja tersebut harus
menyangkut aspek keselamatan kerja yang terkait dengan manusia
(operator/pekerja), mesin, dan alat.Sehubungan dengan
sebelum kita melakukan suatu pekerjaan, harus diperhatikan instruksi-instruksi
yang terkait dengan keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

TEKNIK PEMESINAN BUBUT 1


Program Studi: Teknik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Kode: TM.TPMI-
TPL 1 (Kelas XI-Semester 3)
WID WIDARTO
Teknik Permesinan untuk SMK : Widarto, B Sentot Wijanarka, Sutopo,
Paryanto ---- Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.

Anda mungkin juga menyukai