Anda di halaman 1dari 16

Pembubutan Rata

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :


Proses Manufaktur 2

Dosen Pengampu : Ir. Mohammad Rusdy Hatuwe, MT

Disusun oleh:
- Alif Putra Wicaksana ( 1810311002 )
- Ralfy Nathan Gibran ( 1810311033 )
- Adi Kurniawan ( 1810311037 )
- Muhammad Jive Bimasakti ( 1810311047 )

Pembubutan Rata

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”


JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
2020

i
KATA PENGANTAR

Bismillah, Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, rahmat dan anugrah - Nyalah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Proses Manufaktur 2 tentang “Pembubutan
Rata” tepat pada waktunya. Unbalance (Imbalance) voltage didefiniskan oleh
Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) perbandingan
komponen urutan negatif atau urutan nol terhadap komponen positif.
Isi makalah ini adalah pemaparan pemahaman tentang pengertian
unbalance. Baik dari segi definisi, penyebab dan sumber, dan dampak yang
akan terjadi pada mesin. Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem
distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan
tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada jaringan tegangan rendah.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam
penyusunan tugas makalah ini.

Depok, 26 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 2
2.1. Pembubutan Rata.............................................................................................................2
2.2. Alat-Alat Yang Dibutuhkan................................................................................................3
2.3. Langkah Kerja Cara Membubut Rata................................................................................4
2.4. Perhitungan waktu pada Proses Pembubutan Rata..........................................................5
E. Waktu Pemesinan Bubut (tm)..............................................................................................8
F. Waktu Pemesinan Bubut Rata..............................................................................................9
KESIMPULAN......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong
relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur
perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka
akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan
poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan


pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Pembubutan Rata?


2) Bagaimana Pembubutan Rata dilakukan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui apa itu
pembubutan rata dan bagaimana pembubutan rata tersebut diterapkan serta syarat
untuk menempuh, memenuhi dan mendapatkan nilai Proses Manufaktur II.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pembubutan Rata

Pembubutan lurus atau rata yaitu pengerjaan benda kerja yang dilakukan
sepanjang garis sumbunya atau arah memanjang. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan ukuran diameter benda kerja maupun panjang yang dikehendaki.
Proses pembubutan ini digunakan untuk membuat poros atau benda-benda yang
silindris sederhana. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan
permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau
finishing. Cara membubut lurus ini biasanya dilakukan untuk mengurangi ukuran
diameter benda kerja. Pahat yang digunakan pada umumnya adalah pahat rata
kanan. Arah pergerakan pahat sebagaimana ditunjukkan pada Gambar.

Sebelum melakukan pembubutan lurus sebaiknya melakukan dua hal berikut ini.
Pertama, mengukur diameter awal benda kerja. Hal ini untuk mempermudah
menentukan tebal penyayatan pada setiap langkah penyayatannya. Selain itu
untuk memperkirakan panjang bagian benda kerja yang harus dijepit atau
dikerjakan. Kedua, mempersiapkan pahat dengan sudut dan geometri yang
standar. Hal ini agar penyayatan dapat dilakukan dengan baik dan dapat
memperoleh kualitas permukaan yang halus.

2
2.2. Alat-Alat Yang Dibutuhkan

 Seperangkat mesin bubut


Fungsi mesin Bubut adalah untuk memotong benda yang diputar.

 Alat ukur (Vernier Caliper)

jangka sorong bisa digunakan untuk menghitung panjang, ketebalan dan


diameter sebuah benda yang akan di bubut tingkat ketelitian alat ini
adalah 0,1 mm.

 Pahat bubut bermata tunggal (With a singgle-point cutting tool ).


fungsi pahat bubut digunakan untuk menyayat bagian dalam dan luar

benda kerja

 Benda kerja

3
Benda yang akan kita bubut atau job sheet yang harus diselesaikan.

2.3. Langkah Kerja Cara Membubut Rata

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pembubutan lurus/rata


adalah sebagai berikut:
1. Gunakan jenis pahat yang sesuai (biasanya pahat rata kanan) dan pastikan
ujung sisi sayat pahat sudah diatur setinggi center benda kerja. Pastikan juga
pengikatan pahat kuat serta sudut bebas pada posisi yang tepat. Hal ini agar
kinerja mesin dapat optimal dan memperoleh hasil benda kerja yang baik.

2. Pastikan pencekaman benda kerja sudah dilakukan dengan baik dan benar
yaitu benda kerja dicekam dengan kuat dan posisi benar-benar center/tidak
oleng. Apabila pencekaman benda kerja masih kondisi oleng tetapi tetap
dipaksakan untuk dilakukan pembubutan maka akibatnya adalah diameter
benda kerja yang dihasilkan akan terjadi tirus antara ujung benda kerjanya.

3. Feeding pembubutan dan depth of cut perlu diatur dengan memperhatikan


kebutuhan terkait dengan kualitas permukaan benda kerja yang diinginkan
dan waktu pengerjaan yang tersedia. Apabila pengurangan diameter cukup
tebal maka sebaiknya dilakukan dalam beberapa tahap penyayatan. Tahap
awal dengan langkah pengasaran dengan menggunakan feeding dan deep of
cut yang lebih besar agar menghemat waktu. Setelah itu dilakukan pekerjaan
finishing dengan menggunakan feeding dan deep of cut yang sangat kecil
agar diperoleh kualitas pemerkaan benda kerja yang optimal.

4. Upayakan mengontrol panjang pergerakan pahat pada arah memanjang


menggunakan eretan bawah sedangkan arah melintang menggunakan eretan
lintang. Hal ini agar lebih mudah memperoleh ukuran yang tepat sesuai
gambar kerja dengan lebih mudah, serta mengurangi pengukuran yang
berulang menggunakan jangka sorong selama proses pekerjaan.

4
5. Upayakan menjalankan eretan baik memanjang maupun lintang dengan
mode otomatis agar feeding yang digunakan dapat dikontrol konsisten dan
juga meringankan pekerjaan operator.

2.4. Perhitungan waktu pada Proses Pembubutan Rata

A. Parameter

Parameter pada proses pembubutan adalah, informasi berupa dasar-


dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi
proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut. Parameter
pemotongan pada proses pembubutan meliputi:
1. Kecepatan Potong (Cutting speed - Cs),
2. Kecepatan Putaran Mesin(Revolotion Permenit - Rpm),
3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)
4. Waktu Proses Pemesinannya
B. Kecepatan Potong (Cutting speed – Cs )

Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong


menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan
panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit).

C. Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( Rpm)

Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar


mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam
satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran

5
mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan
keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap
jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa
diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin / benda
kerjanya.Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin
bubut adalah:

Keterangan:

d : Diameter Benda Kerja (mm)


Cs : Kecepatan Potong (meter / menit)

Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong
(Cs) 25 meter/menit. Kecepatan putaran (rpm) adalah:

Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415 putaran per-menit

Hasil perhitungan di atas sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar
sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin
tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin
yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Untuk
menentukan besaran putaran mesin bubut juga dapat menggunakan tabel
yang sudah ditentukan berdasarkan perhitungan empiris

6
D. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)

Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan


mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan,
kedalaman penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong,
ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan
mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam
mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping
beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk
proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak
memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih cepat),
dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan
rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik
sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).

Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh


seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka
rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah

F = f.n

Keterangan:
f = Besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = Putaran mesin (putaran/menit)

Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 750
putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.

Pertanyaannya adalah; Berapa besar kecepatan pemakanannya

7
F = f. n
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit

Contoh :
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan kecepatan
potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/ putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya

F=fxn
F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu menit

E. Waktu Pemesinan Bubut (tm)

Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut,


lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini
penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan,
perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter
benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran
pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung.

F. Waktu Pemesinan Bubut Rata

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah,


seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm
dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar

8
dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah panjang
pembubutan rata ditambah star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm).
Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian
sebelumnya F= f.n (mm/putaran)

Keterangan
tm = waktu pemesinan bubut rata
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit

Contoh :
Sebuah benda kerja dengan diameter (D) = 30 mm dibubut sepanjang (ℓ) =
70, dengan jarak star pahat (ℓa) = 4 mm. Data-data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut:
 potong (Cs) = 25 meter/menit
 Pemakanan Kecepatan mesin dalam satu putaran (f) = 0,03
mm/putaran.

Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata


sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses

9
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas adalah
selama 9,308 menit

10
KESIMPULAN

Pembubutan lurus atau rata yaitu pengerjaan benda kerja yang dilakukan
sepanjang garis sumbunya atau arah memanjang. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan ukuran diameter benda kerja maupun panjang yang dikehendaki.
Proses pembubutan ini digunakan untuk membuat poros atau benda-benda yang
silindris sederhana.
Alat-alat yang digunakan dalam bubut rata ialah mesin bubut, jangka sorong,
pahat bubut bermata tunggal, benda kerja.
Kemudian kita dapat mengetahui cara kerja pembubutan rata serta
perhitungan waktu pada proses bubut rata.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andryputrapratamablog, 17 Januari 2017. “Proses Pembubutan”


https://andryputrapratamablog.wordpress.com/2017/01/17/proses-
pembubutan/
Diakses pada tanggal, jam

Kabayan Tampan, 2018. “Cara melakukan pembubutan rata dengan mesin


bubut konvensional”
https://www.plukme.com/post/cara-melakukan-pembubutan-rata-dengan-
mesin-bubut-konvensional
Diakses pada tanggal, jam

Machmud Arif. “Perhitungan waktu pada proses Pembubutan Rata”


http://teknikpemesinan-smk.blogspot.com/2017/01/perhitungan-waktu-pada-
proses.html
Diakses pada tanggal, jam

Nicky Suwandhy, 9 Desember 2013. “Membubut Rata”


https://id.scribd.com/doc/190467074/Membubut-Rata-docx
Diakses pada tanggal, jam

Muhammad Reza Furqoni, 17 Juni 2019. “Pahat Bubut”


https://teknikece.com/pahat-bubut/
Diakses pada tanggal, jam

12

Anda mungkin juga menyukai