Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

TEKNOLOGI BENGKEL ELEKTROMEKANIK

PRAKTIKUM MESIN BUBUT

Kelas: A1 Kelompok: 2

Disusun Oleh:

Cassanova Haura Prakastiwi J0404221069


Muhammad Ilman Safaro J0404221021
Auzikny Lasyarqy Najmulmunir J0404221048
Habib Alfarisi J0404221138

Nama Dosen Praktikum :

Ridwan Siskandar S.Si., M.Si.

Nama Asisten Dosen :

Indi Jaka nugraha, A.Md


Dwi Yulinar C, A.Md
Fiqri nurfadillah
Muhammad Danang Mukti Darmawan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KOMPUTER


SEKOLAH VOKASI IPB UNIVERSITY
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mesin
Bubut ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Teknologi Bengkel Elektromekanik. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengoperasian mesin Bubut dan
kegunaannya , kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ridwan Siskandar S.Si., M.Si.
selaku Dosen mata kuliah Teknologi Rekayasa Komputer yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini. Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
dengan tujuan agar laporan selanjutnya akan lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat,
Terimakasih.

Bogor, 9 Februari 2024

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Landasan Teori

a) Prinsip kerja mesin bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan di
sampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut di ubah
menjadi gerak translasi pada eratan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
b) Umum
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi
dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya
mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar
dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir
metrik ke ulir inci.

Gambar 2.1. Komponen Hasil Pembubutan


Gambar 2.2. Operasi Mesin Bubut
Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang
dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor
utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila motor berputar poros tersebut juga
berputar dan membawa benda kerja ikut berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak
putaran benda kerja, digunakan belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain
untuk menggerakkan poros utama dari kepala tetap (head stock) juga digunakan untuk
mengontrol gerak feed dari alat perkakas.
Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter (center)
dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½ diameter benda
kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak antara kepala tetap
sampai kepala lepas (tail stock) yang merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang
bisa dibubut. Sehingga yang menentukan besarnya sebuah mesin bubut adalah tinggi
senter dan panjang senter.
c) Elemen Dasar Pemesinan

Benda dipegang oleh pencekam yang biasa di pasang diujung poros utama
(spindel). Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam, putaran
poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat,
dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya ..., 630, 710, 800, 900, 1000, 1120,
1250, 1400, 1600, 1800 dan 2000, ... rpm.
Untuk mesin bubut dengan putaran motor variable, ataupun dengan system
transmisi variable kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat melainkan
kontinyu.
Pahat dipasangkan pada kedudukan pahat (tool post) dan kedalaman potong (a)
diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar
menunjukan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak transmisi
bersama-sama dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada
rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam
dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya : ...; 0,1; 0,112; 0,125; 0,14;
0,16; ...[mm/(r)].

Gambar 2.3. Proses Pembubutan


Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau dihitung menggunakan
rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar proses pembubutan.
Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus –rumus seperti berikut :

Gambar 2.4. Putaran Spindel


n : putaran spindle (rpm)
fn : pemakanan (mm)
ap: kedalaman pemotongan (mm)
perlu diperhatikan arah dari proses pengerjaan bila memulai perhitungan, kenali dahulu
proses apa yang terjadi apakah facing, atau proses pemakanan ke arah spindle ataukah
pembuatan groove. Bila perhitungan untuk groove maka lebar dari pahat/cutting tool
adalah kedalaman pemotongan. sedangkan proses perhitungan untuk taper dapat
didekati dengan metode trapesium, metode yang lebih baik tentunya dengan
menghitung setiap pergerakan cutting tool.
1. Kecepatan Pemotongan

Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering juga
disebut dengan kecepatan pada permukaan.

n = putaran benda kerja (rpm)


D = Diameter benda kerja (mm)
Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)
2. Kecepatan Putaran Benda Kerja (RPM)

Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah perubahan
dari mm ke meter.

3. Kebutuhan Daya (Net Power)


perhitungan daya yang dibutuhkan (Pc) dalam kilowatt sebenarnya dapat dicari
secara analitis maupun secara empiris, umumnya didapatkan dengan
mengasumsikan besarnya daya adalah 80 % dari daya motor, sedangkan proses
perhitungan didapatkan dari

dengan kc adalah gaya potong spesifik, Kc dihitung dengan

dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm) perhatikan


gambar berikut, bila menggunakan insert untuk pemotongan bubut, maka pemilihan
parameter sedikit berbeda, meskipun secara pengertian sama persis apa yang harus
dihitung.

Gambar 2.5. Contoh Perhitungan Pada Spindel


4. Lama Waktu Pemotongan

dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda berbentuk lurus
tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk tirus, panjang benda kerja
dihitung dengan

Dm1 = diameter terbesar


Dm2=diameter terkecil, semua satuan dalam mm.
Gambar 2.6. Contoh Diameter Pada Benda Kerja
d) Jenis – Jenis Mesin Bubut

1. Secara Dimensinya

Jenis mesin bubut pada garis besarnya dilihat dari dimensinya dapat diklasifikasikan
menjadi 4 (empat kelompok) :
A. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
B. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan
khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak
variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
C. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan
mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-
mesin bubut pada umumnya.
D. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
E. Jenis – jenis pembubutan :
1. Pembubutan Tepi (Facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja.

2. Pembubutan Silindris (Turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi
maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak senter
terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin
bubut.

Gambar 2.7. Operasi pembubutan : (a). Pahat mata tunggal dalam operasi
pembubutan (b). Memotong tepi.

3. Pembubutan Alur (Grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

4. Pembubutan Tirus (Chempering)

Adapun caranya sebagai berikut :

• Dengan memutar compound rest

• Dengan menggeser sumbu tail stock

• Dengan menggunakan taper attachment.

5. Pembubutan Ulir (Threading)


Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.

Gambar 2.8. Proses Penguliran

6. Pembubutan Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja

7. Pembubutan Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

8. Pembubutan Kartel (Knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.

9. Pembubutan Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan
dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan
kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer.
Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara
reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses
penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke
lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat
itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

F. Bagian – bagian Utama Mesin Bubut

Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah :

1. Alas/Landasan (Bed) Mesin


Yang di maksud alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatas
kerangka tersebut dan kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun alur ala mesin
(bed) berbentuk V; datar atau rata.

2. Kepala Tetap (Head Stock)


Dibagian sebelah kiri dari alas mesin bubut terdapat kepala tetap. Didalam kepala
tetap, spindel utama terpasang dalam bantalan, fungsinya untuk memindahkan
putaran ke benda kerja, spindle harus terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat,
pada umumnya bagian dalam spindel dibuat berlubang.

3. Kepala Lepas (Tail Stock)


Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda
berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang
pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini.

4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda
kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan sepanjang meja. Eretan utama
akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan
dudukan pahat.
G. Mekanik Percepatan

Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala
tetap, leadscrew ini digerakkan melalui kotak roda gigi (gear box) apabila mur setegah
(half nut)yang mencekam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros
berulir menggerakkan eretan dengan arah memanjang.
a = Poros kecepatan (feed shaft)
b = Poros cacing (worm)
c = Susunan roda gigi (gear rack), Z₁ , Z₂, Z₃, Z₄ = roda gigi
d = Tuas penghubung (engagement lever)
L = Posisi gerakan memanjang
O = Posisi netral
P = Posisi gerakan melintang

Mekanisme pengunci digunakan bila mur setengah (half nut) dihubungkan


dengan poros percepatan (feed shaft) memanjang atau melintang secara tidak tepat,
berakibat rusaknya mekanisme, rusaknya mekanisme dapat dicegah dengan memasang
alat pengaman. Poros cacing (b) menggerakkan roda gigi cacing (c) yang satu as dengan
roda gigi Z₁, jika lever (d) dipasang pada posisi L maka roda gigi Z₂, akan berhubungan
dengan roda gigi Z₃ dan karena Z₄ satu as dengan Z₃ maka Z₄ akan berputar dan
membawa landasan (apron) berjalan, bila lever (d) berada diposisi P maka roda gigi Z₂
akan berhubungan dengan roda gigi pada spindle sumbu poros berulir melintang (cross
feed screw) sehingga eretan melintang akan berjalan dengan otomatis.
Kotak mekanik penggerak membawa mekanisme yang mengubah putaran dari
poros percepatan menjadi gerakan memanjang dan melintang. Putaran dari poros
percepatan dapat diubah dengan memindahakan ban mesin yang dapat disetel (drive
key) oleh sebab itu kecepatan yang dikehendaki dapat disetel dengan mudah.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku (bed) dari pembubut
untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang
dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda, dan dengan
ulir pengencang didasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya
untuk pembubutan tirus.
Sekerup pengarah adalah poros panjang yang diulir dengan baik, terletak agak
dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ke ekor
kepala tetap. Dihubungkan dengan roda gigi kepada kepala tetap dengan cara
sedemikian sehingga dapat diputar balik dan dipasangkan pada rakitan kereta luncur
selama operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk memotong ulir saja dan harus
dipisahkan kalau tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah
ulir pengarah adalah batang hantaran yang menstransmisikan daya dari kotak pengubah
cepat untuk menggerakkan mekanisme apron untuk daya hantaran melintang dan
memanjang kalau diperlukan untuk megubah kecepatan ulir pengarah atau batang
hantaran dilakukan dalam kotak roda gigi pengubah cepat yang terletak pada ujung
kepala tetap dari pembubut. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang menjulur
pada kotak toda gigi.
Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk, sadel, pahat dan apron.
Karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus kaku dan dikonstruksi
dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pahat pada
gerakan arah menyilang. Roda tangan yang atas atau engkol tangan mengendalikan
gerakkan dari perletakkan majemuk dan arena perletakkannya dilengkapi dengan busur
derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut
untuk membuat tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakkan untuk menggerakan
kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali ke kedudukan
mula setelah ulir pengarah membawanya sepanjang pemotongan. Bagian dari kereta
luncur yang menjulur didepan dari pembubut disebut apron, yaitu merupakan dinding
ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta
luncur dan peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada permukaan apron
dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.
Alat – alat kelengkapan mesin bubut adalah :
a. Drive Plate
b. Face Plate
c. Independent Chuck
d. Universal Chuck
e. Collet Drawbar
f. Collet
g. Step Collet
h. Lathe Dog
i. Turning Tool Holder
j. Boring Bar
k. Cut of Tool
l. Knurling Tool
m. Support
n. Taper Attachement

H. Komponen Utama Mesin Bubut

Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama antara lain:
meja mesin, a headstock, a tailstock, a compound slide, across slide, a toolpost, dan
leadscrew dan lain-lain

Gambar 2.9. Komponen Pada Mesin Bubut:


1. Tail Stock; untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang
berseberangan dengan penceka (chuck) pada proses pemesinan di mesin bubut.

2. Lead Crew; poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan
bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda
gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa
(carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa
dilepas kalau tidak dipakai.
3. Feedrod; terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya
dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme
apron dalam arah melintang atau memanjang.

4. Carriage; terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat
karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan
dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas
mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan
pembawa sepanjang landasan.

5. Tool Post; digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan
pemegang pahat.

6. Head Stock; yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang
mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

I. Alat Bantu Pada Mesin Bubut

Alat bantu pada mesin bubut adalah :


1. Pahat Bubut
Untuk setiapa pengerjaan pembubutan di perlukan pahat yang tepat, misalnya untuk
pengerjaan kasar (roughing), halus (finishing), pwermukaan (facing), bor, ulir dan
lain-lain. Pahat-pahat yang umum dipakai, biasanya sudah dibuat standard, antara
lain :
a. Pengerjaan Kasar
Dalam pengerjaan kasar pahat-pahat harus memakan material dalam waktu
singkat, karenanya pahat harus berbentuk tegap dan mantap. Permukaan dapat
berbentuk lurus atau lengkung. Dilihat dari kedudukan pemotongannya, pahat
ini dibedakan menjadi pahat kanan dan kiri.
b. Pengerjaan Halus
Pengerjaan ini untuk menghasilkan permukaan yang rata. Untuk itu dapat
dipakai pahat lurus dengan tepi potong yang bulat. Atau pahat hidung persegi.
Setelah diasah, tepi potong pahat harus diolesi dengan minyak/oli untuk
penambah kerataan benda kerja yang akan dihasilkan. Permukaan yang rata
berguna untuk mengurangi gesekan-gesekan dengan bagian yang bergerak.
c. Pengerjaan Permukaan
Untuk pengerjaan permukaan dan untuk mengilangkan sudut-sudut yang tajam
dapat dipergunakan pahat sisi. Tepi potong sekunder pahat ini menyebabkan
geram tidak dapat keluar dengan bebas, karenanya pahat ini harus digerakkan
dengan arah dari pusat ke arah luar benda kerja. Pahat sisi ini dapat dibagi dua
yaitu, pahat sisi kiri dan pahat sisi kanan.
d. Pengerjaan Bentuk-bentuk Khusus
Untuk pengerjaan bentuk-bentuk tertentu yang sudah distandarkan, dapat
dipakai pahat dengan bentuk tepi potong yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan misalnya pahat potong, pahat ulir, pahat bor, dan lain-lain.

Gambar 2.10. Pahat Bubut

2. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
memikul benda kerja yang akan di bubut.
Gambar 2.11. Senter pada Mesin Bubut

3. Pembawa dan Pelat Pembawa


Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda kerja untuk ikut berputar
sewaktu membubut, alat ini terbuat dari baja tuang dan mempunyai baut ikat, benda
kerja yang akan di bubut dimasukan bagian ujungnya pada lubang pembawa
kemudian dijepit dengan baut tadi, bentuk alat ini ada yang berujung lurus dan ada
yang berujung bengkok dan pemakaiannya tergantung dari bentuk pelat pembawa
mesin bubut.

Gambar 2.12. Pelat Pembawa

4. Cakra Penjepit (Pelat Genggam)


Cakra penjepit/pelat genggam/ cekam ada dua macam yaitu, cekam yang
mempunyai rahang 4 buah (biasanya tidak otomatis, diputar satu persatu) yang
berfungsi untuk menjepit benda kerja yang berbentuk segi empat, tidak teratur, bulat
atau penjepitan benda kerja tidak harus di tengah-tengah, pada cekam ini terdapat
garis-garis melingkar yang gunanya untuk memudahkan atau mempercepat
pengaturan letak benda kerja ditengah-tengah sehingga titik tengahnya segaris
dengan garis senter mesin. Sedangkan cekam berahang 3 yang memutar sendiri
secara otomatis. Alat ini berbentuk bundar dan mempunyai rahang untuk penjepit
benda kerja. Pada jenis cekam 3 rahang dapat bergerak otomatis atau memusat
sendiri jika salah satu kuncinya di putar. Cekam ini khusus untuk membubut atau
menjepit benda bulat atau bersegi 3; 6; 9 yang sama sisi.

Gambar 2.13. Cakra penjepit 3 rahang dan 4 rahang

5. Kollet atau Tang Penjepit


Untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat (karena diameternya kecil
sehingga sulit untuk dijepit oleh cekam atau pembawa) maka digunaka kollet
(collet) atau tang penjepit dinamakan juga tanduk penambat. Bentuknya bulat
panjang, lehernya tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya. Di belah
menjadi tiga bagian dan ukurannya bermacam-macam.

6. Penyangga tetap dan Penyangga Jalan


Penyangga tetap adalah alat yang digunakan untuk menyokong atau menunjang
benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu panjang. Penyangga jalan
berfungsi sama, hanya tetapi perbedaannnya bahwa penyangga jalan
pemasanggannya pada eratan dan ikut bergerak sepanjang jalannya pahat pada alas
mesin. Kerja penyangga jalan adalah menahan benda kerja agar tidak melengkung
dan tidak bergetar karena adanya tekanan pahat yang menyayat.

7. Poros Bantu (Mandrel)


Untuk membubut bagian luar benda kerja yang pendek dan berlubang dipergunakan
poros bantu untuk menyangga agar benda kerja tersebut dapat dikerjakan tanpa
banyak pengaturan atau penyetelan. Poros bantu ini berupa batang bulat yang
dipasang/dimasukan kedalam lubang benda kerja. Bentuknya tirus atau lurus dan
bagian ujungnya ada yang berulir dan ada pula yang tidak.

Gambar 2.14. Poros bantu pada mesin bubut

8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur atau gerigian
kecil pada benda kerja, benda yang dibuat alur-alur ini dimaksudkan agar tidak licin
dan terdapat pada batang penarik atau pemutar yang dipegang oleh tangan. Alat ini
terdiri dari tangkai dan sepanjang gigi, gigi tersebut terpasang pada bagian muka
tangkai, dan dibuat dari baja yang dikeraskan, hasil pengkartelan ini ada yang lurus
atau serong (belah ketupat), ukuran kehalusan alurnya atau giginya didalam banyak
alut tiap inci adalah kartel kasar. Sebelum di kartel benda kerja harus dibubut halus
dengan ukuran ± 0,5 mm lebih kecil dari ukuran seharusnya, dimana selisih ukuran
ini akan sama besarnya dengan pengembagan bagian yang dikertel itu sehingga bila
benda kerja telah dikartel akan berukuran sesuai dengan yang dikehendaki.

9. Pendingin Pahat
Cairan khusus digunakan untuk mengurangi panas dan pahat pada waktu operasi.
Gunanya adalah untuk menaikkan umur dari pahat. Pendingin yang digunakan ada
kalanya air dicampur dengan sabun ditambah sedikit soda ada baiknya digunakan
cairan yang dinamakan soluble oil (minyak yang dilarut dalam air), yaitu campuran
antara emulsol (semacam pelumas yang larut dalam air ± 10 % dengan air.
Ketentuan-ketentuan didalam pendingianan:
a. Banyak zat cair yang digunakan dalam pembubutan. Misal 10 1/mm
b. Cairan itu harus mengenai dahulu geram yang keluar dari benda, karena pada
geram terjadi panas yang lebih besar.
c. Mulai pendinginan begitu mulai membubut, jangan ditunggu dulu karena dapat
menyebabkan keretakan pada pahat.
I.II Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah –langkah menggunakan mesin bubut
dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengenal mesin bubut dan cara kerjanya serta beberapa alat
bantu yang digunakan pada pembuatan khusus.
3. Mengenal beberapa jenis potong dan gaya-gaya yang terjadi pada saat
pemotongan.
4. Mempelajari macam-macam jenis pemotongan dan jenis ulir pada pekerjaan
bubut.

I.III Alat dan Bahan


1. Mesin bubut model BV20-1L
2. Besi pipa
3. Alat pelindung diri
a. Sarung tangan
b. Kacamata
c. Masker
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

II.I Langkah Kerja


Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan bubut ini terbilang mudah, namun ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Berikut ini adalah
langkah kerja dalam penggunaan mesin bubut :
1. Pastikan telah memenuhi standar keamanan seperti memakai peralatan safety,
diantaranya sarung tangan, masker, kacamata, dan sepatu safety. Perlu
diperhatikan bahwa untuk pengalaman pemula dalam menggunakan mesin ini
diwajibkan untuk menggunakan lengan panjang ataupun wearpack.
2. Persiapkan benda kerja yang akan dibubut. Pastikan terpasang dengan kokoh
dan aman di meja bubut, dan periksa apakah benda kerja sudah terpaku dengan
baik menggunakan chuck atau collet sesuai dengan ukuran dan bentuknya.
3. Atur kecepatan putaran spindle sesuai dengan jenis material yang akan dibubut
dan jenis pisau pemotong yang digunakan.
4. Pasang pisau pemotong pada holder dan atur sudut pemotongan sesuai dengan
kebutuhan.
5. Mulai mesin bubut dan lakukan proses pemotongan dengan hati-hati.
6. Setelah selesai, matikan mesin bubut dan bersihkan sisa-sisa material yang
menempel pada mesin serta area kerja.

II.II Pembahasan
Mesin bubut BV20-1L adalah mesin bubut yang compact namun memiliki kapasitas
kerja yang handal. Dengan dimensi fisik yang moderat, mesin ini cocok untuk
digunakan di bengkel kecil hingga menengah. Mesin ini dilengkapi dengan
kecepatan spindle yang dapat diatur secara variabel. Fitur ini memungkinkan
adaptasi yang fleksibel terhadap berbagai jenis material dan kecepatan pemotongan
yang optimal. Selain itu, mesin bubut BV20-1L dilengkapi dengan sistem
penggantian pisau pemotong yang mudah dan cepat.
Mesin bubut BV20-1L memiliki keungulan di antara mesin-mesin sejenis. Salah satu
keunggulan utamanya adalah kemudahan penggunaan yang ditawarkannya. Mesin
ini dirancang dengan antarmuka yang mudah dimengerti, memungkinkan operator,
termasuk pengguna baru, untuk dengan cepat memahami dan mengoperasikan
fungsi-fungsinya. Selain itu, mesin ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang user-
friendly, memudahkan pengaturan dan penyesuaian untuk berbagai jenis pekerjaan
bubut.
Pada bagian utama mesin bubut memiliki komponennya masing-masing. Komponen
diantaranya : Spindel, Headstock, Tailstock, Carriage (sadel), Bed. Pembahasan
mengenai komponen pada mesin bubut diantaranya:
1) Spindel : bagian yang berputar (terpasang pada headstock) untuk memutar
chuck ( pencekam benda kerja).
2) Headstock : bagian dimana transmisi penggerak benda.
3) Tailstock : bagian yang berfungsi untuk mengatur center atau pusat atau titik
tengah yang dapat diatur untuk proses bubut parallel maupun taper.
4) Carriage (sadel) : bagian ini berfungsi menghantarkan cutting tool (yang
terpasang pada tool post) bergerak sepanjang meja bubut saat operasi
pembubutan berlangsung.
5) Bed : meja dimana headstock, tailstock, dan bagian lainnya terpasang kuat
dimeja ini.

II.III Dokumentasi
Telah dilaksanakan praktikum pada teknik pengelasan menggunakan mesin las
dengan beberapa dokumentasi pendukung diantaranya:

Proses Cut-Off Proses Bubut

Hasil bubut
KESIMPULAN

Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasi dalam
mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan mesin bubut pada dunia teknik
industri. Pekerjaan membubut yaitu membuat konstruksi dengan menggunakan mesin bubut.

Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman seseorang dalam


praktek menggunakan mesin bubut dan pelaksanaanya di tempat kerja yang meliputi tingkat
keterampilan dasar penguasaan mesin bubut, tingkat kesulitan produk yang di buat, tingkat
kepersisian hasil karya. Praktikum ini dapat menerapkan k3 dalam bekerja serta dapat juga
menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong, micrometer sekrup, serta
mistar baja.

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang dibawah
atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor utama (spindel)
dengan sabuk (belt), karena bila motor berputar poros tersebut juga berputar dan membawa
benda kerja ikut berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak putaran benda kerja, digunakan
belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain untuk menggerakkan poros utama dari
kepala tetap (head stock) juga digunakan untuk mengontrol gerak feed dari alat perkakas.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter (center) dari
kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½ diameter benda kerja yang bisa
dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak antara kepala tetap sampai kepala lepas (tail
stock) yang merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Safitri, E. B., Rameli, M., & AK, R. E. (2012). Implementasi Kontroler P-PI Kaskade untuk Meningkatkan
Keakuratan Mesin Bubut CNC. Jurnal Teknik ITS, 1(1), F75-F80.

Mirza, H., & Yogi, S. (2022). REKONDISI MESIN BUBUT KRISBOW BU24 DI LABORATORIUM
PEMESINAN DASAR POLMAN BABEL (Doctoral dissertation, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka
Belitung).

Mochammad, S., Muslimin, M., & Fadillah, M. R. (2021). Optimalisasi Proses Manufaktur Pipa Koil
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional. Jurnal Mekanik Terapan, 2(2), 48-56.

Firstamarsyah, A., & Sakti, A. (2019). Analisa Merk Pahat dan Sudut Potong Pahat Yang Berbeda Pada
Mesin Bubut Konvensional Dalam Proses Bubut Rata Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Benda
Kerja St 41. JPTM. Volume 08 Nomor, 3, 31-36.

POROS, P. A. P. P. MODIFIKASI FUNGSI MESIN BUBUT KONVENSIONAL UNTUK.

Ady, D. K. (2015). Perancangan Sistem Mekanik Penggerak Sumbu pada Modifikasi Mesin Bubut
Konvensional Menjadi Mesin Bubut CNC. Universitas Negeri Yogyakarta.

SURYADI, A. (2017). ANALISA KEKASARAN PERMUKAAN STAINLESS AISI 304 PADA PROSES
PEMBUBUTAN DENGAN VARIASI KECEPATAN POTONG, KEDALAMAN POTONG DAN
KECEPATAN GERAK PEMAKANAN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL LC400A
(Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Bekasi).

Rigel, M. (2014). Perancangan Alat Bantu Produksi bentuk Radius dan bola (Doctoral dissertation,
Politeknik Negeri Ujung Pandang).

Wibisono, I. F. (2011). Pengembangan media pembelajaran interaktif teori dasar mesin bubut
konvensional berbasis software macromedia flash profesional 8 di SMK Negeri 2 Pengasih.

Kurniawan, F. (2008). LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN
BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Erdani, Y., Abadi, S. C., & Hidayatulloh, F. J. (2021, November). Retrofitting a Conventional Lathe
Machine Type BV20-1L to a Semi CNC Lathe Machine. In 2021 3rd International Symposium on
Material and Electrical Engineering Conference (ISMEE) (pp. 315-319). IEEE.

Mulyanto, Tri. 2013. Proses Manufaktur I (Foundry, Forming and joining) Edisi 2. Penerbit Universitas
Pancasila. Jakarta

"Machine Tool Practices" oleh Richard R. Kibbe, John E. Neely, Jr., dan Roland O. Warrington (2012)

"Fundamentals of Metal Machining and Machine Tools" oleh Geoffrey Boothroyd (1975)

Kalpakjian, S., Schmid, S.R., 2006. Manufacturing Engineering and Technology. Pearson Education,
Inc., Upper Saddle River, NJ. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. ISBN 0-13-148965-8

Anda mungkin juga menyukai