Kelas: A1 Kelompok: 2
Disusun Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mesin
Bubut ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Teknologi Bengkel Elektromekanik. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengoperasian mesin Bubut dan
kegunaannya , kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ridwan Siskandar S.Si., M.Si.
selaku Dosen mata kuliah Teknologi Rekayasa Komputer yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini. Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
dengan tujuan agar laporan selanjutnya akan lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat,
Terimakasih.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Landasan Teori
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan di
sampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut di ubah
menjadi gerak translasi pada eratan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
b) Umum
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi
dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya
mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar
dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir
metrik ke ulir inci.
Benda dipegang oleh pencekam yang biasa di pasang diujung poros utama
(spindel). Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam, putaran
poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat,
dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya ..., 630, 710, 800, 900, 1000, 1120,
1250, 1400, 1600, 1800 dan 2000, ... rpm.
Untuk mesin bubut dengan putaran motor variable, ataupun dengan system
transmisi variable kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat melainkan
kontinyu.
Pahat dipasangkan pada kedudukan pahat (tool post) dan kedalaman potong (a)
diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar
menunjukan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak transmisi
bersama-sama dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada
rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam
dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya : ...; 0,1; 0,112; 0,125; 0,14;
0,16; ...[mm/(r)].
Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering juga
disebut dengan kecepatan pada permukaan.
Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah perubahan
dari mm ke meter.
dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda berbentuk lurus
tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk tirus, panjang benda kerja
dihitung dengan
1. Secara Dimensinya
Jenis mesin bubut pada garis besarnya dilihat dari dimensinya dapat diklasifikasikan
menjadi 4 (empat kelompok) :
A. Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
B. Mesin bubut sedang (medium lathe)
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan
khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak
variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
C. Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan
mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-
mesin bubut pada umumnya.
D. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
E. Jenis – jenis pembubutan :
1. Pembubutan Tepi (Facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja.
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi
maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak senter
terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin
bubut.
Gambar 2.7. Operasi pembubutan : (a). Pahat mata tunggal dalam operasi
pembubutan (b). Memotong tepi.
6. Pembubutan Drilling
7. Pembubutan Boring
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9. Pembubutan Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan
dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan
kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer.
Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara
reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses
penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke
lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat
itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.
4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda
kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan sepanjang meja. Eretan utama
akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan
dudukan pahat.
G. Mekanik Percepatan
Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala
tetap, leadscrew ini digerakkan melalui kotak roda gigi (gear box) apabila mur setegah
(half nut)yang mencekam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros
berulir menggerakkan eretan dengan arah memanjang.
a = Poros kecepatan (feed shaft)
b = Poros cacing (worm)
c = Susunan roda gigi (gear rack), Z₁ , Z₂, Z₃, Z₄ = roda gigi
d = Tuas penghubung (engagement lever)
L = Posisi gerakan memanjang
O = Posisi netral
P = Posisi gerakan melintang
Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama antara lain:
meja mesin, a headstock, a tailstock, a compound slide, across slide, a toolpost, dan
leadscrew dan lain-lain
2. Lead Crew; poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan
bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda
gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa
(carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa
dilepas kalau tidak dipakai.
3. Feedrod; terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya
dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme
apron dalam arah melintang atau memanjang.
4. Carriage; terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat
karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan
dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas
mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan
pembawa sepanjang landasan.
5. Tool Post; digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan
pemegang pahat.
6. Head Stock; yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang
mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.
2. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
memikul benda kerja yang akan di bubut.
Gambar 2.11. Senter pada Mesin Bubut
8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur atau gerigian
kecil pada benda kerja, benda yang dibuat alur-alur ini dimaksudkan agar tidak licin
dan terdapat pada batang penarik atau pemutar yang dipegang oleh tangan. Alat ini
terdiri dari tangkai dan sepanjang gigi, gigi tersebut terpasang pada bagian muka
tangkai, dan dibuat dari baja yang dikeraskan, hasil pengkartelan ini ada yang lurus
atau serong (belah ketupat), ukuran kehalusan alurnya atau giginya didalam banyak
alut tiap inci adalah kartel kasar. Sebelum di kartel benda kerja harus dibubut halus
dengan ukuran ± 0,5 mm lebih kecil dari ukuran seharusnya, dimana selisih ukuran
ini akan sama besarnya dengan pengembagan bagian yang dikertel itu sehingga bila
benda kerja telah dikartel akan berukuran sesuai dengan yang dikehendaki.
9. Pendingin Pahat
Cairan khusus digunakan untuk mengurangi panas dan pahat pada waktu operasi.
Gunanya adalah untuk menaikkan umur dari pahat. Pendingin yang digunakan ada
kalanya air dicampur dengan sabun ditambah sedikit soda ada baiknya digunakan
cairan yang dinamakan soluble oil (minyak yang dilarut dalam air), yaitu campuran
antara emulsol (semacam pelumas yang larut dalam air ± 10 % dengan air.
Ketentuan-ketentuan didalam pendingianan:
a. Banyak zat cair yang digunakan dalam pembubutan. Misal 10 1/mm
b. Cairan itu harus mengenai dahulu geram yang keluar dari benda, karena pada
geram terjadi panas yang lebih besar.
c. Mulai pendinginan begitu mulai membubut, jangan ditunggu dulu karena dapat
menyebabkan keretakan pada pahat.
I.II Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah –langkah menggunakan mesin bubut
dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengenal mesin bubut dan cara kerjanya serta beberapa alat
bantu yang digunakan pada pembuatan khusus.
3. Mengenal beberapa jenis potong dan gaya-gaya yang terjadi pada saat
pemotongan.
4. Mempelajari macam-macam jenis pemotongan dan jenis ulir pada pekerjaan
bubut.
II.II Pembahasan
Mesin bubut BV20-1L adalah mesin bubut yang compact namun memiliki kapasitas
kerja yang handal. Dengan dimensi fisik yang moderat, mesin ini cocok untuk
digunakan di bengkel kecil hingga menengah. Mesin ini dilengkapi dengan
kecepatan spindle yang dapat diatur secara variabel. Fitur ini memungkinkan
adaptasi yang fleksibel terhadap berbagai jenis material dan kecepatan pemotongan
yang optimal. Selain itu, mesin bubut BV20-1L dilengkapi dengan sistem
penggantian pisau pemotong yang mudah dan cepat.
Mesin bubut BV20-1L memiliki keungulan di antara mesin-mesin sejenis. Salah satu
keunggulan utamanya adalah kemudahan penggunaan yang ditawarkannya. Mesin
ini dirancang dengan antarmuka yang mudah dimengerti, memungkinkan operator,
termasuk pengguna baru, untuk dengan cepat memahami dan mengoperasikan
fungsi-fungsinya. Selain itu, mesin ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang user-
friendly, memudahkan pengaturan dan penyesuaian untuk berbagai jenis pekerjaan
bubut.
Pada bagian utama mesin bubut memiliki komponennya masing-masing. Komponen
diantaranya : Spindel, Headstock, Tailstock, Carriage (sadel), Bed. Pembahasan
mengenai komponen pada mesin bubut diantaranya:
1) Spindel : bagian yang berputar (terpasang pada headstock) untuk memutar
chuck ( pencekam benda kerja).
2) Headstock : bagian dimana transmisi penggerak benda.
3) Tailstock : bagian yang berfungsi untuk mengatur center atau pusat atau titik
tengah yang dapat diatur untuk proses bubut parallel maupun taper.
4) Carriage (sadel) : bagian ini berfungsi menghantarkan cutting tool (yang
terpasang pada tool post) bergerak sepanjang meja bubut saat operasi
pembubutan berlangsung.
5) Bed : meja dimana headstock, tailstock, dan bagian lainnya terpasang kuat
dimeja ini.
II.III Dokumentasi
Telah dilaksanakan praktikum pada teknik pengelasan menggunakan mesin las
dengan beberapa dokumentasi pendukung diantaranya:
Hasil bubut
KESIMPULAN
Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasi dalam
mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan mesin bubut pada dunia teknik
industri. Pekerjaan membubut yaitu membuat konstruksi dengan menggunakan mesin bubut.
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang dibawah
atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor utama (spindel)
dengan sabuk (belt), karena bila motor berputar poros tersebut juga berputar dan membawa
benda kerja ikut berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak putaran benda kerja, digunakan
belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain untuk menggerakkan poros utama dari
kepala tetap (head stock) juga digunakan untuk mengontrol gerak feed dari alat perkakas.
Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter (center) dari
kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½ diameter benda kerja yang bisa
dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak antara kepala tetap sampai kepala lepas (tail
stock) yang merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, E. B., Rameli, M., & AK, R. E. (2012). Implementasi Kontroler P-PI Kaskade untuk Meningkatkan
Keakuratan Mesin Bubut CNC. Jurnal Teknik ITS, 1(1), F75-F80.
Mirza, H., & Yogi, S. (2022). REKONDISI MESIN BUBUT KRISBOW BU24 DI LABORATORIUM
PEMESINAN DASAR POLMAN BABEL (Doctoral dissertation, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka
Belitung).
Mochammad, S., Muslimin, M., & Fadillah, M. R. (2021). Optimalisasi Proses Manufaktur Pipa Koil
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional. Jurnal Mekanik Terapan, 2(2), 48-56.
Firstamarsyah, A., & Sakti, A. (2019). Analisa Merk Pahat dan Sudut Potong Pahat Yang Berbeda Pada
Mesin Bubut Konvensional Dalam Proses Bubut Rata Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Benda
Kerja St 41. JPTM. Volume 08 Nomor, 3, 31-36.
Ady, D. K. (2015). Perancangan Sistem Mekanik Penggerak Sumbu pada Modifikasi Mesin Bubut
Konvensional Menjadi Mesin Bubut CNC. Universitas Negeri Yogyakarta.
SURYADI, A. (2017). ANALISA KEKASARAN PERMUKAAN STAINLESS AISI 304 PADA PROSES
PEMBUBUTAN DENGAN VARIASI KECEPATAN POTONG, KEDALAMAN POTONG DAN
KECEPATAN GERAK PEMAKANAN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL LC400A
(Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Bekasi).
Rigel, M. (2014). Perancangan Alat Bantu Produksi bentuk Radius dan bola (Doctoral dissertation,
Politeknik Negeri Ujung Pandang).
Wibisono, I. F. (2011). Pengembangan media pembelajaran interaktif teori dasar mesin bubut
konvensional berbasis software macromedia flash profesional 8 di SMK Negeri 2 Pengasih.
Kurniawan, F. (2008). LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN
BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Erdani, Y., Abadi, S. C., & Hidayatulloh, F. J. (2021, November). Retrofitting a Conventional Lathe
Machine Type BV20-1L to a Semi CNC Lathe Machine. In 2021 3rd International Symposium on
Material and Electrical Engineering Conference (ISMEE) (pp. 315-319). IEEE.
Mulyanto, Tri. 2013. Proses Manufaktur I (Foundry, Forming and joining) Edisi 2. Penerbit Universitas
Pancasila. Jakarta
"Machine Tool Practices" oleh Richard R. Kibbe, John E. Neely, Jr., dan Roland O. Warrington (2012)
"Fundamentals of Metal Machining and Machine Tools" oleh Geoffrey Boothroyd (1975)
Kalpakjian, S., Schmid, S.R., 2006. Manufacturing Engineering and Technology. Pearson Education,
Inc., Upper Saddle River, NJ. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. ISBN 0-13-148965-8