Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PERMESINAN

Disusun oleh:

Nama : Viki Alek Sandro


NIM : V2921042

DIPLOMA III TEKNIK MESIN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena limpahan karunia-nya dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir Praktikum Permesinan. Penulisan

laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Praktikum

Permesinan.

Penulisan laporan ini untuk menjadikan referensi dalam Praktikum

Permesinan. Dalam penulisan laporan ini membahas tentang berbagai macam

penjelasan dalam membuat benda kerja.

Pada penulisan laporan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Praktikum Permesinan. Semoga juga

dapat bermanfaat bagi semua dengan adanya laporan ini. Bila ada kesalahan tulisan

atau kata-kata yang terdapat dalam laporan ini, saya mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Karanganyar, 12 Juli

2022

Viki Alek Sandro


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dimasa yang serba modem ini, sangat dibutuhkan tenaga yang
terampil baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang
serba canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam
melakukan suatu pekerjaan.
Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin. Pada
umumnya setiap mahasiswa teknik mesin harus dapat memahami serta
menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Di dalam
praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam proses
membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin
bubut.
Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar
setiap mahasiswa teknik mesin mempunyai keahlian yang dapat diandalkan
untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
Praktikum ini bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
mengikuti mata kuliah Praktek Mesin Dasar (PMD), disini di ajarkan caranya
menjalankan mesin-mesin, memakai alat-peralatan kerja bangku dan alat
bantu lainnya, sehingga di harapkan semua mahasiswa mengetahui dan
memahaminya.
Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan standard dalam
pengerjaan mesin, maka sangat di perlukan tenaga kerja yang sangat baik dan
profesional. Mesin-mesin yang ada seperti mesin bubut, mesin bor, mesin
gerinda, mesin las dan lain-lain, memang di desain untuk melakukan salah
satu jenis pekerjaan sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya. Materi yang di
berikan dan harus di selesaikan adalah cara / teknik pembuatan Bandul.
Teknik untuk pembubutan, pengeboran, dan penguliran sangat di utamakan
dalam hal ini. Teknik-teknik ini di peroleh dari materi kuliah yang telah di
sampaikan, maka dengan adanya praktikum ini di harapkan setiap mahasiswa
dapat menerapkannya dengan baik, sehingga setelah lulus dari bangku kuliah
nanti bisa langsung siap bekerja dan bersaing dengan calon tenaga kerja
lainnya.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggunakan mesin bubut rahang 2 dengan baik
2. Dapat memilih pahat bubut yang tepat
3. Dapat mengasah pahat bubut dengan tepat 4. Mahasiswa mampu
menggunakan mesin bor untuk melubangi
5. Mahasiswa dapat membubut rata, tirus, diameter luar, dalam, mengkartel,
serta membuat ulir dalam dan luar
6. Dapat menggunakan alat alat bantu mesin bubut dengan tepat dan benar
7. Mahasiswa mampu membaca gambar gambar teknik sederhana

1.3 Manfaat
1. Melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan mesin
bubut.
2. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen-komponen dan fungsi
dari mesin bubut.
3. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkah-langkah
pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut
4. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat dan bahan
yang digunakan dalam parktikum mesin bubut.
5. Mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap laporan
LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda dengan cara diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda
kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar
yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi
yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

2.2 Bagian Mesin Bubut

A. Kepala Tetap

Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah
kiri mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya
terdapat transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian
mesin yang memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada
di kepala tetap adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra
bertingkat; motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang
alat pemegang benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan.
B. Cekam (Chuck)

Alat pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam ini dibedakan
menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam rahang empat. Cekam rahang
tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak sehingga pada saat kita
menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga rahang bergerak
serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan kunci
penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.

C. Kepala Lepas

Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin
bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang dan patokan
center pahat. Pada saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan
bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di
kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala tetap
adalah; Center Putar, untuk memompang benda kerja agar tidak terjadi
gesekan. Handwill; Pengunci poros; Pengunci alas.
D. Eretan

Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses


pemakanan pada benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan
sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa
eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat

Merah = Eretan Bawah/Alas, Biru = Eretan Melintang, Kuning = Eretan Atas

F. Tool Post/Rumah Pahat

Tool post atau tool holder merupakan alat yang terpasang pada mesin
bubut dan digunakan untuk memegang pahat bubut. Pengikatan pahat bubut
pada tool post biasanya menggunakan 3-4 buah baut. Tool post dapat diputar-
putar untuk memudahkan dalam memposisikan pahat bubut.

2.3 Mesin Frais


Mesin frais merupakan salah satu mesin perkakas yang biasa digunakan
untuk pengerjaan proses permesinan. Secara umum, mesin frais dapat
didefinisikan mesin perkakas yang berfungsi untuk pengerjaan datar atau perataan
permukaan satu benda kerja. Mesin frais adalah mesin yang mampu melakukan
banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang am Hal ini
disebabkan karena selain mengerjakan proses spermesinan seperti melakukan
pengerjaan pemakanan permukaan datar nimipun berlekuk dengan penyelesaian
dan ketelitian yang tepat, mesin ini juga berguna untuk menghaluskan atau
meratakan benda kerja sesuai yang dikehendaki. Mesin frais ini mempunyai gerak
utama putaran spindel yang memutar pahat dan benda kerjn diam dalam vice yang
dapat digerakkan oleh meja secara vertikal, transversal atou horisontal.

2.4 Bagian Mesin Frais

A. Arbor = Menyediakan penambahan dari spindel untuk memegang cutter

B. Table vertical travel control = Menaikan dan meurunkan meja

C. Alas = Sebagai landasan mesin frais dan tangka fluida pendingin

D. Start & Stop Control = Menghidupkan dan menyalakan mesin

E. Knee = Pembawa meja mesin & tempat untuk berbagai macam control
mesin
F. Table Cross Travel Control = Menggerakan meja maju mundur

G. Meja = Membawa benda kerja yang dicekam untuk dipotong oleh cutter

H. Table Hand Feed = Sebagai penggerak meja ke kanan dan ke kiri

I. Spindel Gear box = Memilih kecepatan rotasi dan spindel

J. Spindel = Menyediakan tempat untuk memegang arbor serta menggerakan


arbor

2.5 Perhitungan Mesin Bubut

Pada saat proses pembubutan berlangsung, pahat bubut memotong benda


kerja yang berputar dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai
kawat, serpihanserpihan tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung
dari bahan). Pada umumnya hasil sayatan ini disebut beram/tatal/chip.
Kemampuan mesin menghasilkan hasil bubutan tiap menit disebut kecepatan
potong (sayat), yang diberi symbol Cs (Cutting Speed). Jika benda kerja
mempunyai ukuran diameter (mm) dibubut dengan putaran (RPM) maka
kecepatan pemotonganya dapat dihitung dengan rumus :

Dimana : Cs : Kecepatan potong (M/menit)

n : Potaran poros utama (RPM)

D : Diameter benda kerja (mm)

1/1000 : didapat dari 1 mm = 1/1000 m

Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak perlu


dihitung. Karena setiap material telah memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri
berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini
dapat dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi.

Sehingga rumus diatas hanya digunakan untuk menghitung kecepatan


putar spindlemesin bubut. Untuk lebih jelasnya mengenai harga kecepatan potong
dari tiap material dapat anda lihat pada table dibawah ini
Kecepatan spindle utama dapat dihitung apabila kecepatan penyayatan
telah diketahui. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk
menghitung kecepatan putar adalah melihat harga kecepastan potong dari bahan
yang akan kita sayat pada table /referensinya. Kecepatan putar sumbu utama dapat
dihitung dengan rumus :

Keterangan :
n : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
 : konstanta (3,14)
D : diameter benda kerja (mm)
1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
Sedangkan untuk menghitung kecepatan makan mengunakan persamaan :
Vf =f . n
Vf = kecepatan makan (mm/menit)
f= gerak makan (mm)
n = kecepatan putar (rpm)
Untuk mendapatkan waktu pemotongan dari suatu proses pembentukan benda
kerja pada mesin bubut menggunakan persamaan :
tc = lt / Vf
tc = waktu pemotongan (menit)
lt = panjang pemotongan (mm)
Vf = kecepatan makan (mm/menit)
2.6 Perhitungan Mesin Frais
Putaran spindel (n) ditentukan berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan
potong ditentukan oleh kombinasi material pahat dan material benda kerja.
Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu titik (dalam satuan meter)
pada selubung pahat dalam waktu satu menit. Rumus kecepatan potong identik
dengan rumus kecepatan potong pada mesin bubut. Pada proses frais besarnya
diameter yang digunakan adalah diameter pahat. Rumus kecepatan potong :

Dimana :
V = kecepatan potong; m/menit
d = diameter pahat ;mm
n = putaran benda kerja; putaran/menit
Kecepatan spindle utama dapat dihitung apabila kecepatan penyayatan
telah diketahui. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk
menghitung kecepatan putar adalah melihat harga kecepastan potong dari bahan
yang akan kita sayat pada table /referensinya. Kecepatan putar sumbu utama dapat
dihitung dengan rumus :

Keterangan :
n : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
 : konstanta (3,14)
D : diameter benda kerja (mm)
1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
Kecepatan Pemakanan pada proses pengefraisan, ditentukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya Kekerasan bahan, Kedalaman
penyayatan, Sudut-sudut sayat alat potong, Bahan alat potong, Ketajaman alat
potong, dan Kesiapan mesin yang digunakan. Disamping beberapa pertimbangan
tersebut, kecepatan pemakanan pada umunya untuk proses pengasaran ditentukan
pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil permukaan yang
halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan pada proses penyelesaianya/ finishing
digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas
permukaan hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu
pengefraisan lebih cepat).

Keterangan:
F = Kecepatan pemakanan
f = Besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = Putaran mesin (putaran/menit)
Feeding dalam proses pengefraisan adalah jarak penyayatan dalam satu menit
yang di hitung dari besarnya sayatan pergigi (sz atau fz) dikalikan dengan jumlah
mata potong dan dikalikan putaran pisau frais dalam satu menit.

Dirumuskan :

Ket :
s = feeding (mm/menit)
sz = sayatan per gigi (mm/gigi)
z = jumlah gigi
n = putaran pisau frais (putaran/menit)

Perhitungan Waktu Pemesinan Frais :

Keterangan:
t = Jumlah mata sayat alat potong
f = Pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = Jarak tempuh
l = Panjang benda kerja
la = Kelebihan awal
lu = Kelebihan akhir
F = Pemakanan setiap menit

2.7 Waktu Pengerjaan

Untuk menghitung lamanya waktu yang diperlukan dalam proses bubut


dan frais diperlukan perhitungan :

Membubut : Diketahui diameter awal bahan 34 mm dan panjang awal 98,42 mm.
bahan ST 37

=749,34Rpm = 80 m/mnt
Vf =f . n (menggunakan f = 0,1mm)
=74,934
tc = lt / Vf = 5,42/74,934
= 1,3 mnt
Agar lebih cepat kita sudah mendapat nilai n pembubutan ke diameter 14mm dan
10mm yaitu 1819,8 Rpm
Untuk jumlah panjang keduanya yaitu

2.8 Macam – Macam Ulir


Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir dalam
tiap gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat dari
standar yang digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik dan sebagainya.
1. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir
segitiga ini diantaranya adalah
a. Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25
adalah ulir metris dengan diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm
b. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan british (inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜"
x 20 TPI adalah ulir whitworth dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread
per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1 inchi)
c. Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)
Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan
dengan huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa
⅜".
d. Ulir UNF / Unified Fine Thread
Merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. ulir ini
mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan british
(inchi). ulir ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan
Kanada. simbol yang digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI
yaitu ulir UNF dengan ukuran diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.
e. Ulir UNC / Unified Coarse Thread
merupakan versi kasar dari ulir UNF. kasar disini dimaksudkan adalah jumlah
ulir tiap inchi yang lebih sedikit dari ulir UNF sehingga tampak kasar. simbol
yang digunakan adalah "UNC" contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC
dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 16
2. Ulir Segiempat / Square Thread
merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan
untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada
tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi
contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah
ulir tiap inchi adalah 8.
3. Ulir trapesium / Trapezium Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa
digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. .
ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18
x 4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm
4. Ulir Acme / Acme Thread
Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 29°, biasa
digunakan pada eretan dan leadscrew. ulir ini disimbolkan dengan "Acme"
dengan dimensi dalam satuan inchi.
5. Ulir Bulat / Round Thread
Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan
puncak ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus
dengan tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu
ulir yang digunakan pada lampu bohlam
6. Ulir bola / Ball Screw
Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola
baja dan digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada
kelonggaran dengan jarak yang presisi.

7. Ulir tanduk./ Buttress Thread


Merupakan ulir berbentuk segitiga tetapi bukan segitiga sama kaki
melainkan berbentuk seperti tanduk. biasa digunakan sebagai pengunci tarikan
seperti pengunci collet dan pada tutup pasta gigi.
8. Ulir majemuk / Multi start Thread
Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya
untuk penggerak dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga,
segiempat, trapesium, bola dan sebagainya.

2.9 Pembuatan Ulir


Berikut tahap-tahap pembuatan ulir luar dengan snei:

1. Pasang die dengan informasi ukuran pada die menghadap ke atas dan
sekrup bagian atas pas ke dalam alur.
2. Kencangkan sekrup pada dudukan agar die tetap pada tempatnya, pastikan
semua sekrup pas dengan lekukan pada die.
3. Lumasi ujung batang (benda kerja) yang akan di buat ulir.
4. Jepit benda kerja pada ragum.
5. Tempatkan die di atas batang dan putar untuk membuat potongan pertama.
6. Setelah cengkeraman pada benda kerja dibuat setengah putaran,
selanjutnya putar kembali (balik) seperempat putaran. Hal ini akan
memastikan bahwa die tidak tersumbat oleh tatal.
7. Terus putar sampai kedalaman ulir tercapai.
8. Periksa penguliran menggunakan mur ukur.

2.10 Alat Potong


1. Pahat
Pahat jenis HSS merupakan salah satu pahat yang mempunyai
kekerasan cukup tinggi. Pahat ini merupakan pahat yang paling sering
dijumpai di bengkel-bengkel bubut bahkan industri sekalipun.
2. Mata bor
Mata bor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membuat
lubang pada kayu, plastik, dinding, besi, logam dan kaca. Banyak sekali
jenis dan ukuran lubang yang dapat dibuat dengan mesin bor, beda jenis
beda pula fungsinya. Maka dari itu kita perlu menggunakan mata bor yang
tepat.
3. Pisau Frais
4. Snei
Snei (Thread Die) adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir
luar pada sepotong besi bulat atau untuk memperbaikai ulir yang sudah
rusak. Tap dan senai teramasuk ke dalam peralatan kerja bangku yakni
peralatan yang di gunakan di atas meja.
2.11 Mengasah Pahat
Beberapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah baja perkakas
bukan paduan (unalloyed tool steel ), Baja paduan (alloy tool steel) termasuk
didalam HSS, Cementedcarbide, Diamontips danceramis. Pahat bubut harus
digerinda untuk mengasah sisi potong. Hal ini bertujuan supaya sisi potong
mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya. Selain itu bentuk
dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara efisien untuk
memperoleh efesiensi yang tinggi dalam penyayatan logam. Pahat yang digerinda
akan menghasilkan beberapa permukaan.
Permukaan ini meliputi: permukaan atas, sisi, dan muka. Permukaan ujung
yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga permukaan tersebut
dan radius G. Permukaan-permukaan ini perlu diketahui untuk mengasah pahat
dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diingankan. Fungsi sudut pahat
terdapat enam sudut utama yang memegang peranan penting dalam menggunakan
pahat bubut. Sudut-sudut tersebut adalah: Sudut rake sisi istilah rake sisi
menunjukkan permukaan bagian atas yang digerinda miring dengan membentuk
sudut terhadap permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukkan dengan sudut A.
Sudut rake menentukan sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja dalam arah
menjauhi permukaan potong sisi. Sudut sisi rake belakang istilah rake belakang
menunjukan permukaan atas yang digerinda miring dengan membentuk sudut
terhadap permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut B.
Sudut rake belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang pahat bubut.
Besar sudut ini mempengaruhi sudut dimana tatal meninggalkan benda kerja
dalam arah menjauhi permukaan ujung. Fungsi utama dari sudut rake adalah
mengarahkan aliran tatal untuk meninggalkan permukaan benda kerja dan
mengatur gaya potong. Gaya potong ini harus didistribusikan secara merata pada
masing-masing permukaan sisi dan permukaan depan. Sudut bebas sisi Istilah
bebas sisi (siderelief) menunjukkan permukaan samping yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan sisi potong. Sudut ini diperlihatkan
sebagai sudut C.
Bebas sisi ini mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada suatu daerah yang
kecil didekat sisi potong. Sudut bebas muka istilah bebas muka (endrelief ) berarti
permukaan depan dari pahat yang digerinda miring dengan membentuk sudut
terhadap permukaan ujung. Bebas muka mengkonsentrasikan gaya tusuk. Sudut
sisi potong istilah sisi potong samping menunjukkan permukaan samping yang
digerinda miring membentuk sudut terhadap permukaan sisi dari pahat.
a. Menyusun prosedur kerja secara lengkap dan rinci terlebih dahulu.
b. Cek usuran bahan dan menyiapkan air pendingin.
c. Pertama menggerinda bagian sudut rake sebesar 14derajat, bidang yg
terbentuk disebut bidang rake.
d. Menggerinda sudut basis 8 derajat maksimal dan sudut mata pahat utama
5derajat maksimal secara bersama-sama .
e. Menggerinda sudaut muka sebesar 13derajat dan sudut mata potong Bantu
maksimal 25derajat.
f. Ulangi penggerindaan secara halus pada ketiga bidang di atas.
2.12 Alat Ukur
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung
pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Hasil pengukuran
diperoleh dari pembacaan skala utama yang ditambah dengan nilai skala nonius
yang sudah dikali dengan ketelitian jangka sorong.

Anda mungkin juga menyukai