PRAKTIKUM PERMESINAN
Disusun oleh:
laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Praktikum
Permesinan.
Pada penulisan laporan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Praktikum Permesinan. Semoga juga
dapat bermanfaat bagi semua dengan adanya laporan ini. Bila ada kesalahan tulisan
atau kata-kata yang terdapat dalam laporan ini, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Karanganyar, 12 Juli
2022
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggunakan mesin bubut rahang 2 dengan baik
2. Dapat memilih pahat bubut yang tepat
3. Dapat mengasah pahat bubut dengan tepat 4. Mahasiswa mampu
menggunakan mesin bor untuk melubangi
5. Mahasiswa dapat membubut rata, tirus, diameter luar, dalam, mengkartel,
serta membuat ulir dalam dan luar
6. Dapat menggunakan alat alat bantu mesin bubut dengan tepat dan benar
7. Mahasiswa mampu membaca gambar gambar teknik sederhana
1.3 Manfaat
1. Melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan mesin
bubut.
2. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen-komponen dan fungsi
dari mesin bubut.
3. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkah-langkah
pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut
4. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat dan bahan
yang digunakan dalam parktikum mesin bubut.
5. Mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap laporan
LANDASAN TEORI
A. Kepala Tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah
kiri mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya
terdapat transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian
mesin yang memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada
di kepala tetap adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra
bertingkat; motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang
alat pemegang benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan.
B. Cekam (Chuck)
Alat pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam ini dibedakan
menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam rahang empat. Cekam rahang
tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak sehingga pada saat kita
menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga rahang bergerak
serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan kunci
penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.
C. Kepala Lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin
bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang dan patokan
center pahat. Pada saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan
bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di
kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala tetap
adalah; Center Putar, untuk memompang benda kerja agar tidak terjadi
gesekan. Handwill; Pengunci poros; Pengunci alas.
D. Eretan
Tool post atau tool holder merupakan alat yang terpasang pada mesin
bubut dan digunakan untuk memegang pahat bubut. Pengikatan pahat bubut
pada tool post biasanya menggunakan 3-4 buah baut. Tool post dapat diputar-
putar untuk memudahkan dalam memposisikan pahat bubut.
E. Knee = Pembawa meja mesin & tempat untuk berbagai macam control
mesin
F. Table Cross Travel Control = Menggerakan meja maju mundur
G. Meja = Membawa benda kerja yang dicekam untuk dipotong oleh cutter
Keterangan :
n : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
: konstanta (3,14)
D : diameter benda kerja (mm)
1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
Sedangkan untuk menghitung kecepatan makan mengunakan persamaan :
Vf =f . n
Vf = kecepatan makan (mm/menit)
f= gerak makan (mm)
n = kecepatan putar (rpm)
Untuk mendapatkan waktu pemotongan dari suatu proses pembentukan benda
kerja pada mesin bubut menggunakan persamaan :
tc = lt / Vf
tc = waktu pemotongan (menit)
lt = panjang pemotongan (mm)
Vf = kecepatan makan (mm/menit)
2.6 Perhitungan Mesin Frais
Putaran spindel (n) ditentukan berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan
potong ditentukan oleh kombinasi material pahat dan material benda kerja.
Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu titik (dalam satuan meter)
pada selubung pahat dalam waktu satu menit. Rumus kecepatan potong identik
dengan rumus kecepatan potong pada mesin bubut. Pada proses frais besarnya
diameter yang digunakan adalah diameter pahat. Rumus kecepatan potong :
Dimana :
V = kecepatan potong; m/menit
d = diameter pahat ;mm
n = putaran benda kerja; putaran/menit
Kecepatan spindle utama dapat dihitung apabila kecepatan penyayatan
telah diketahui. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk
menghitung kecepatan putar adalah melihat harga kecepastan potong dari bahan
yang akan kita sayat pada table /referensinya. Kecepatan putar sumbu utama dapat
dihitung dengan rumus :
Keterangan :
n : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
: konstanta (3,14)
D : diameter benda kerja (mm)
1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
Kecepatan Pemakanan pada proses pengefraisan, ditentukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya Kekerasan bahan, Kedalaman
penyayatan, Sudut-sudut sayat alat potong, Bahan alat potong, Ketajaman alat
potong, dan Kesiapan mesin yang digunakan. Disamping beberapa pertimbangan
tersebut, kecepatan pemakanan pada umunya untuk proses pengasaran ditentukan
pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil permukaan yang
halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan pada proses penyelesaianya/ finishing
digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas
permukaan hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu
pengefraisan lebih cepat).
Keterangan:
F = Kecepatan pemakanan
f = Besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = Putaran mesin (putaran/menit)
Feeding dalam proses pengefraisan adalah jarak penyayatan dalam satu menit
yang di hitung dari besarnya sayatan pergigi (sz atau fz) dikalikan dengan jumlah
mata potong dan dikalikan putaran pisau frais dalam satu menit.
Dirumuskan :
Ket :
s = feeding (mm/menit)
sz = sayatan per gigi (mm/gigi)
z = jumlah gigi
n = putaran pisau frais (putaran/menit)
Keterangan:
t = Jumlah mata sayat alat potong
f = Pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = Jarak tempuh
l = Panjang benda kerja
la = Kelebihan awal
lu = Kelebihan akhir
F = Pemakanan setiap menit
Membubut : Diketahui diameter awal bahan 34 mm dan panjang awal 98,42 mm.
bahan ST 37
=749,34Rpm = 80 m/mnt
Vf =f . n (menggunakan f = 0,1mm)
=74,934
tc = lt / Vf = 5,42/74,934
= 1,3 mnt
Agar lebih cepat kita sudah mendapat nilai n pembubutan ke diameter 14mm dan
10mm yaitu 1819,8 Rpm
Untuk jumlah panjang keduanya yaitu
1. Pasang die dengan informasi ukuran pada die menghadap ke atas dan
sekrup bagian atas pas ke dalam alur.
2. Kencangkan sekrup pada dudukan agar die tetap pada tempatnya, pastikan
semua sekrup pas dengan lekukan pada die.
3. Lumasi ujung batang (benda kerja) yang akan di buat ulir.
4. Jepit benda kerja pada ragum.
5. Tempatkan die di atas batang dan putar untuk membuat potongan pertama.
6. Setelah cengkeraman pada benda kerja dibuat setengah putaran,
selanjutnya putar kembali (balik) seperempat putaran. Hal ini akan
memastikan bahwa die tidak tersumbat oleh tatal.
7. Terus putar sampai kedalaman ulir tercapai.
8. Periksa penguliran menggunakan mur ukur.