Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNIK PRODUKSI

“PEMBUATAN SADEL MESIN BOR”

Dosen Pembimbing :

DESMARITA LENI, ST., MT

Disusun Oleh:

NAMA : IRVAN RAMADHAN


NO. BP : 1901011053
KELAS : 2.C

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PADANG


2020/2021
KATA PENGHANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada ternilai sehingga dengan
semangat yang ada penyusun dapat menyelesaikan laporan makalah Teknik
Produksi “Pembuatan Sadel Mesin Bor”. Sholawat beserta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa. Kritik dan saran dari para pembaca
Makalah ini, penyusun harapkan demi penyempurnaan Makalah ini, karena
penyusun menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Semoga dengan
selesainya Makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan kita dalam
pelajaran Teknik Produksi.

Padang, 06 April 2021

Irvan ramadhan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1...............................................................................................................Latar
Belakang...............................................................................................1
1.2...............................................................................................................Tujua
n Pratek.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Pengsekrapan........................................................................................2
2.2 Pengelasan............................................................................................4
2.3 Pengerindaan.........................................................................................9
BAB III PROSES PENGERJAAN...................................................................16
3.1...............................................................................................................Alat
dan Bahan.............................................................................................16
3.2...............................................................................................................Lang
kah pengerjaan......................................................................................16
BAB IV PENUTUP..........................................................................................18
5.1...............................................................................................................Kesi
mpulan..................................................................................................18
5.2...............................................................................................................Saran
..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Didalam dunia perindustrian, kita dituntut untuk mempunyai keterampilan
serta skill yang harus kita kuasai. Untuk itu khusus dibidang teknik pemesinan
kita harus mampu menguasai teknik produksi.dan didalam teknik produksi ini kita
harus bisa menguasai semua peralatan yang akan digunakan dalam proses
produksi.
Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang proses pengerjaan pada
mesin Sekrap , mesin Las ,dan mesin gerinda (surface grinding), yang mana
dalam proses produksi benda kerja akan menggunakan ketiga mesin tersebut.

1.2. Tujuan Pratek


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. agar mahasiswa dapat dan mampu memahami serta menggunakan mesin
las,mesin sekrap dan mesin gerinda dalam proses produksi nantinya.
2. Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah pembuatan benda kerja

1
BAB II
TEORI DASAR

2.1. Mesin Sekrap


Mesin sekrap ( shap machine ) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin
ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,
beralur, dll dalam kedudukan mendatar,, tegak ataupun miring. Mesin sekrap
adalah suatu mesin perkakasas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara
vertikal maupun horisontal.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayatt
atau dipotong dalam keadaan diam (dijepit pada ragum)) kemudian pahat
bergerak lurus bolak balik atau maju mundur melakukan penyayatan (gerak
translasi).
A. Berdasarkan gerakan pahat dan benda kerja, proses sekrapkrap dapatdapat
dilakukan secara horisontal dan vertikal.
1. Proses sekrap horisontal
a. langkah maju
b. langkah mundur
c. gerak pemakanan mendatar
d. kedalaman pemakanan

2. Proses sekrap vertikal


a. langkah maju
b. langkah mundur
c. gerak pemakanan vertikal
d. lebar pemakanan

B. Jenis Gerakan Mesin Sekrap


 Gerakan utama
merupakan gerakan pahat maju dan mundur. Gerak majuju
disebutdisebut langkah kerja, gerak mundur disebut langkah tidak kerjaa..
 Gerakan feeding (langkah pemakanan)
Gerakan ini menghasilkan ketebalan tatal yang terpotong..
 Pengaturan dalamnya pemotongan
Pengaturan ini menghasilkan kedalaman pemotongan yangang
eraterat kaitannya dengan perencanaan waktu pemesinan.

C. Bagian – Bagian Mesin Sekrap

1. Badan mesin Merupakan keseluruhan mesin tempat


mekanikpenggerak dan tuas pengatur .

2
2. Meja mesin Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja
atau penjepit benda kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh
eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur otomatis.
3. Lengan Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur Lengan
diikat dengan engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan
lengan diatas badan dan dijepit pelindung lengan agar gerakannya
lurus.
4. Eretan Pahat Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat.
Dengan memutar roda pemutar maka pahat akan turun atau naik
Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan dapat
dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau Kemiringan
eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan.
5. Pengatur kecepatan Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah
langkah llengan mesin per menit. Untuk pemakanan tipis dapat
dipercepatat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.
6. Tuas panjang langkah Berfungsi mengatur panjang pendeknya
langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang disekrap.
Pengaturann dengandengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.
7. Tuas posisi pahat. Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi
untuk mengatur kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan
dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan
8. Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang, Untuk menyekrap
secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol
yangyang mengubah gerakan putar mesin pada rodaoda gigi menjadi
gerakan lurus meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan
(Feeding) .

D. Jenis-jenis Mesin Sekrap

1. Mesin sekrap horisontal ( shaper )


2. Mesin Sekrap Vertikal ( Slotter )
3. Mesin Sekrap Eretan ( Planner ).

E. Bentuk Pahat Sekrap


1. Pahat sekrap kasar lurus
2. Pahat sekrap kasar lengkung
3. pahat sekrap datar
4. pahat sekrap runcing
5. pahat sekrap sisi
6. pahat sekrap sisi kasar
7. pahat sekrap sisi datar

3
8. Pahat sekrap profil

2.2. Mesin Las

A. Pengertian Mesin Las

Mesin las adalah alat yang digunakan untuk menyambung logam.


Pengelasan (wedding) adalah tenik penyambungan logam dengan cara mencairkan
sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa penekanan dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan
dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana
tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

B.     Klasifikasi Cara Pengelasan dan Pemotongan


. Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas
utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api
gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan
dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik. Dibawah ini
klasifikasi dari cara pengelasan :
a)      Pengelasan cair
 Las gas
 Las listrik terak
 Las listrik gas
 Las listrik termis

4
 Las listrik elektron
 Las busur plasma

b)      Pengelasan tekan


 Las resistensi listrik
 Las titik
 Las penampang
 Las busur tekan
 Las tekan
 Las tumpul tekan
 Las tekan gas
 Las tempa
 Las gesek
 Las ledakan
 Las induksi

c)       Las busur

 Elektroda terumpan
 Las busur gas
 Las m16
 Las busur CO2

d)      Las busur gas dan fluks


 Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
 Las busur fluks
 Las elektroda berisi fluks
 Las busur fluks
 Las elektroda tertutup
 Las busur dengan elektroda berisi fluks
 Las busur terendam
 Las busur tanpa pelindung
 Elektroda tanpa terumpan
 Las TIG atau las wolfram gas

C.    Klasifikasi Mesin Las


      1.    Berdasarkan Panas Listrik
 SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api
listrik terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik
sebagai sumber panas pencair logam.

5
 SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau
pengelasan dengan busur nyala api listrik.
 ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti,
pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW
busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses
pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus
listrik (konduktif).
 SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk
menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang
terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector “
 ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu
dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran
listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang
akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW,
pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat
 EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses
pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya
disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan
elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang
akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa,
sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau
kontaminasi

2.   Berdasarkan Panas Listrik dan Gas


 GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal
Active Gas) dan MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan
dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik,
yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal
penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung
yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk
mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah
mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk
mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan
Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
 GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert
Gas) adalah pengelasn dengan memakai busur nyala dengan
tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan
penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan
material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal
(inert) 99 % Argon (Ar) murni
 FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama
dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-

6
sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin
las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan
pengelasan biasa disebut dengan super anemo
 PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma
yang sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas pelindung
menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N)
dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma
adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus dan
kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur
diatas 5000°C

3.      Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas


          OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las
karbid / las otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas
acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2
4.    BerdasarkanLedakandanreaksiisotermis
           EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya
didapatkan dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu
mold/cetakan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia Cara
ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk. Cara
pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam
mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut
dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis
yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi
sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung
kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu
dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.

D.    Jenis – Jenis Mesin Las Listrik


Jenis – jenis mesin las berdasarkan panas listrik adalah sebagai
berikut :
1.      Las listrik dengan Elektroda Karbon
a.       Las listrik dengan elektroda karbon tunggal
b.       Las listrik dengan elektroda karbon ganda

7
 Arus Las Listrik
1.      Mesin Las listrik arah searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang  masuk,
menjadi  arus  listrik  searah (DC) yang keluar. Keuntungan dari mesil las
DC adalah sebagai berikut :
a.       Busur nyala stabil
b.      Dapat menggunakan elektroda berselaput dan tidak berselaput
c.       Dapat mengelas pelat tipis
d.      Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat lembab

2.      Mesin las litrik arah bolak – balik (AC)


Mesin   ini   memerlukan   sumber   arus   bolak - balik dengan
tegangan yang lebih rendah pada lengkung listrik. Keuntungan dari mesin
AC adalah:
a.       Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya
keropos pada rigi – rigi las
b.      Perlengkapan dan perawatan lebih mudah

 Perlengkapan Las Listrik


1.      Kabel las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan lisrtik dengan pesawat las.
2.     Pemegang elektroda
  Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda. Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus
oleh bahan penyekat (biasanya dari embonit).
3.Palu Las
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las
pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las. Gunakanlah kaca mata pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat
memercikan pada mata.
4. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas,

8
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh
pukulan palu las
5. Klem massa
alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat
dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat,
minyak dan sebagainya).
6.      Tang penjepit
Digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas sehabis pengelasan.

2.3. Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk


menyelesaikan, mengerjakan, membentuk, menghaluskan suatu benda kerja
dengan menggunakan tool atau batu gerinda yang berputar pada sumbu mesin atau
poros mesin. Menggerinda berarti menggosok, menghaluskan dengan gesekan
atau mengasah dalam manufaktur, ditunjukan dengan pelepasan logam oleh suatu
roda amplas putar. Sedangkan gerak makannya yaitu benda kerja dimana benda
kerja yang bergerak lurus sepanjang meja mesin. sedangkan gerak potongnnya
yaitu batu gerinda berputar pada sumbu mesin. Sedangkan untuk mesin gerinda
selindris gerak makannya yaitu benda kerja berputar, sedangkan gerak potongnya
pahat berputar pada sumbu mesin dan bergerak sepanjang benda kerja.

A. Jenis-jenis Mesin Gerinda


Sesuai bentuk dan kegunaannya mesin gerinda terdiri dari
 Mesin gerinda ini berfungsi untuk menggerinda permukaan silindris
walaupun permukaan tirus dan berbentuk sederhana dapat juga
dilakukan oleh mesin gerinda tersebut.
 Mesin gerinda berdiri
Mesin gerinda ini berfungsi untuk menggerinda tool ( pahat ),
bubut, skrap untuk pekerjaan menggerinda benda yang kecil yang
dijangkau oleh tangan.
 Mesin gerinda bangku
Mesin gerinda ini berfungsi untuk pengerjaan penggerindaan kecil.

B. Bagian-bagian yang terdapat pada mesin ini yaitu roda-roda gerinda


 Mesin Gerinda sabuk
Mesin gerinda sabuk ini berfungsi untuk melepas stok dan persiapan stok.
 Mesin Gerinda Rata Vertikal

9
Mesin Gerinda tersebut memiliki kedudukan batu gerinda yang tegak lurus
dengan meja kerja atau vertical.
 Gerinda Silindris
C. Macam – Macam Mesin Gerinda Silindris
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris
dibedakan mejadi menjadi empat macam.
1. Mesin Gerinda silindris luar
Mesin gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar
benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus.
2. Mesin Gerinda silindris dalam
Mesin gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.
3. Mesin Gerinda silindris luar tanpa center (centreless)
4. Mesin gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter
luar dalam jumlah yang banyak baik panjang maupun pendek.
5. Mesin Gerinda silindris universal
6. Mesin gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda kerja dengan
diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.

Sistem kerja mesin gerinda silindikal yaitu roda gerinda bergerak


menuju benda kerja untuk menghubungi dan dari pekerjaan setelah
penggilingan selesai. Namun, dalam banyak kasus, roda juga melintasi
pekerjaan atau sebaliknya. Ada dua metode dasar untuk gerinda
permukaan dengan komponen seperti poros, as, silinder, dan gulungan.
yaitu :

(1) Traverse grinding: Dalam melintasi grinding, pekerjaan membalasnya saat


roda berputar. Di sini, pekerjaan potong ukuran besar bisa ditumbuk
dengan roda gerinda yang kurang tebal.

10
(2) Plunge grinding: Dalam terjun penggilingan, roda dimasukkan ke dalam
benda kerja berputar tapi ada-ada gerakan reciprocating. Metode ini
digunakan untuk benda kerja yang relatif singkat dan terutama dalam
bentuk grinding mana beberapa profil pada benda kerja adalah menjadi
tanah.

MACAM-MACAM BATU GERINDA


Batu Gerinda Lurus

Bentuk ini biasa digunakan untuk menggerinda bagian luar dan bagian
dalam, baik  pada mesin gerinda silindris, permukaan ataupun mesin
gerinda meja.

b. Batu Gerinda Silindris

Fungsinya, untuk menggerinda sisi benda kerja. Batu gerinda ini


compatible dengan mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu mendatar

c. Batu Gerinda Mangkuk Lurus

Fungsinya adalah untuk menggerinda bagian sisi benda kerja baik yang
dipakai pada mesin gerinda sumbu tegak ataupun sumbu mendatar

d. Batu Gerinda Mangkuk Miring

11
Fungsi utamanya untuk menggerinda/mengasah alat potong, misalnya
pisau frais, pahat bubut, pisau-pisau bentuk, dan lain-lain.

e. Batu Gerinda Tirus Dua Sisi

Fungsi utamanya membersihkan percikan las pada benda-benda setelah


dilas.

f. Batu Gerinda Cekung satu sisi

Pada prinsipnya batu gerinda ini digunakan untuk penggerindaan silindris,


tetapi banyak juga untuk penggerindaan pahat bubut

g. Batu Gerinda Cekung Dua Sisi

Fungsi utama untuk penggerindaan silindris.

12
i. Batu Gerinda Piring

Fungsi utamanya untuk menggerinda pisau-pisau frais pada gerinda alat


potong
j. Batu Gerinda Piring Sisi Radius

Fungsi utamanya untuk membentuk gigi gergaji (gumming ), bukan


mengasah

Bagian-Bagian dari Roda Gerinda


Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :
- Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
- Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive
selama pemotongan.

Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau


pori-pori dalam ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi
roda-roda gerinda dalam pengasahannya.

2. Pembuatan roda-roda gerinda


Butiran-butiran abrasive dan perekat dicampur, kemudian
dicetak/dibentuk dan dikeringkan dalam cetakan pada tekanan yang tinggi
dan suhu antara 42°- 45° C.
Ukuran terakhir dan bentuknya dibuat setelah proses pengeringan. Perekat
roda gerinda kemudian di “vitrify” kan pada suhu antara 1200°- 1300°C
dan didinginkan dengan perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan
kadang-kadang maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan
pencegahan demi keamanan, pemeriksaan yang teliti diadakan setelah
proses pendinginan.

3. Aksi Potong (pemotongan)

13
Proyeksi dari permukaan roda gerinda akan terlihat beribu-ribu
butiran tajam. Apabila diputar dengan kecepatan tinggi dan dipertemukan
dengan benda kerja, akan memotong beram-beram. Beram-beram menjadi
merah dan panas karena gesekan yang keras.
4. Bahan Asah/Pengasah
Amril (ampelas), corundum, silicon carbide, alumunium oxide,
boron nitride, dan intan yang dihancurkan adalah bahan-bahan asah yang
digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan tersebut beraneka ragam dalam
kekerasan dan kerapuhan ,mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda.
- Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan
persentase campuran yang bermacam-macam.
- Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat
kemurniannya. Amril dan corundum adalah sebagian besar digunakan dalam
pembuatan kertas pengasah dan kain pengasah.
- Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan silicon yang
dibuat dari dapur tinggi listrik. Pekerjaan ini memakan waktu ± 36 jam pada
temperatur 2000°C. Setelah itu silicon carbide diambil dalam bentuk kristal-kristal
yang banyak. Silicon carbide berwarna hitam kehijau-hijauan.
- Alumunium oxide yang mula-mula berasal dari bauksit, juga dibuat dalam
dapur tinggi listrik. Bauksit lebur dalam temperatur ± 2100°C. Batangan-batangan
dipatahkan, dihancurkan dan digiling menjadi butiran-butiran kecil.
- Boron nitride adalah hasil produksi buatan General Electrik Corp. Barang
tersebut mempunyai bentuk kristal berbentuk kubus keras sepertisilicon carbide,
suhunya stabil hingga 1400°C.
- Intan adalah bahan asah yang terkeras. Carbon yang murni, sekarang ini
dibuat untuk pembuatan proses industri.

  Roda gerinda merupakan pahat/pisau penyayatnya dari mesin


gerinda, hasilyang bagus dapat dengan menggunakan tipe yang benar,
putaran roda dalamkecepatan yang sesuai untuk benda kerja yang sedang
dikerjakan.Bila memilih batu gerinda perlu diperhatikan hal-hal berikut
ini:
a) Benda kerja yang digerinda.
b) Permukaan/hasil penggerindaan yang diinginkan.
c) Banyaknya benda kerja yang akan digerinda/tebal tipisnya benda
kerjayang akan dikurangi dalam penggerindaan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih batu gerinda


yangsesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan adalah:
a) Jenis penggerindaan.
b) Material (bahan) yang digerinda.
c) Jenis pengasah dan perekat.

14
d) Banyaknya bahan yang digerinda.
e) Permukaan/hasil akhir yang diinginkan.
f) Busur singgungan Kecepatan roda gerinda.
h) Kecepatan benda kerja.i)Kondisi mesin. 
j) Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran

15
BAB III
PROSES PENGERJAAN

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Jangka Sorong
2. Mesin sekrap (kunci- kunci, alat potong serta alat penganjar benda
kerja.
3. Mesin gerinda
4. mesin las (lengkap dengan alat – alat yang digunakan pada mesin
las)
B. Bahan
 Besi Ukuran 500 x 300 x 40 mm

3.2 Langkah – Langkah Pengerjaan


A. Langkah Pengerjaan Pengsekrapan
Adapun langkah pengerjaan benda kerja pada mesin sekrap adalah sebagai
berikut :
 Mengukur dimensi benda kerja dan menentukan sisi yang akan
dikerjakan dengan sekrap
 Memasang benda kerja diatas meja
 Setelah panjang langkah sesuai dengan benda yang akan diiris yaitu
500 mm dan panjang sisi 20 mm.
 Setel langkah putaran permenit
 Ukur kedalam pengirisan sekitar 30 mm dengan memutar pengatur
kedalaman sebanyak 60 skala (tiap skala = 0,5 mm)
 Menjalankan mesin, lakukan pengirisan sampai kedalaman 30 mm,
kemudian mesin dimatikan dan benda kerja diukur dengan
menggunakan jangka sorong untuk memastikan ukuran sudah sesuai
dengan dikehendaki.
 setelah selesai diukur lanjutkan dengan melakukan pengsekrapan pada
bagian alur yang lain sebanyak 5 alur.

16
 Bila proses sudah selesai kerja pahat dibebasakan terlebih dahulu
kemudian mesin dimatikan. dan lanjutkan dengan mesin frais untuk
membuat alur tesload nya.
B. Langkah proses Pengerindaan
Adapun langkah pembuatan benda kerja ini pada proses pengerindaan
yaitu :
 Siapkan peralatan dan mesin yang akan digunakan.
 Bersihkan benda kerja dan meja magnet.
 Setelah itu pasang benda kerja diatas mesin gerinda.
 Setelah itu hidupkan mesin gerinda dan lakukan penyetelan nol
diatas permukaan benda kerja , setelah timbul percikan api, akibat
gesekan maka benda udah siap untuk digerinda.
 Lakukan pengerindaan ini kesemua sisi benda kerja . mala selesai
lah proses pengerindaan.
 Metikan mesin serta bersihkan mesin dan peralatan yang
digunakan. lalu laku proses ansembling selanjutnya.

C. Langkah Proses Pengelasan


Adapun langkah dalam proses pembuatan benda kerja pada proses
pengelasan yaitu :
 Persiapkan semua peralatan yang aka digunakan sebelum
melakaukan pengelasan
 Hidupkan mesin dan atur besar arus yang digunakan sesui dengan
elektoda yang kita pakai.
 Kemudian lakukan proses ansembling dengan meja mesin bor yang
tempat sadel tersebut dipasang.
 Setelah sesui dengan dengan ukuran dan sisi sadel dengan meja
mesin bor tersebut kemudian lakukan proses pengelasan untuk
mempererat sadel dengan meja mesin,
 Setelah selesai benda tersebut di las dilakukan proses pembersihan
terak yang melekat ada sadel dan meja mesin bor tersebun dan
benda pun selesai.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang penulis dapat dari proses pembuatan
makalah produksi ini adalah sebagi berikut :
1. Dalam proses pembuatan produk kita tidak hanya menggunakan
salah satu mesin saja melainkan beberapa mesin dan peralatan
dalam proses pengerjaan
2. Mahasiswa mampu dalam proses pengerjaan produksi dan paham
tentang langkah pengerjaan dimesin maupun peralatan.
5.3. Saran
Adapu saran dari penulis yaitu : Disaat mahasiswa disuruh merancang atau
membuat produk kita harus mampu menguasai peralatan yang akan
digunakan serta paham tentang langkah langkah untuk kita sebagai
mahasiswa teknik harus bisa menguasai ilmu bidang teknik itu sendiri.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://id..wikipedia.org/wiki/las_listrik
ebook teknik produksi. teknik mesin politeknik negeri padang

19

Anda mungkin juga menyukai