Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang
sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah
mesin bubut ini tepat pada waktunya.

Semoga makalah mesin bubut yang telah saya susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu serta bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang


sempurna. saya juga menyadari bahwa makalah mesin bubut ini juga
masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu saya mengharapkan
saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan
makalah mesin bubut ini dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I.............................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ............................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN DAN PRINSIP KERJA MESIN BUBUT ..................................... 3
2.2 JENIS-JENIS MESIN BUBUT ............................................................................ 4
2.3 JENIS MESIN BUBUT SECARA PRINSIP KERJA ............................................ 6
2.4 BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT .....................................................................8
2.5 MACAM-MACAM BENTUK PAHAT BUBUT .................................................. 10
2.6 MATERIAL PAHAT BUBUT .............................................................................. 11
2.7 TEKNIK PEMBUBUTAN................................................................................... 18
2.8 PARAMETER PEMBUBUTAN ......................................................................... 24
BAB III .........................................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................30
3.2 SARAN ...............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Mesin Bubut adalah salah satu jenis mesin dalam permesinan yang
di gunakan untukmembuat atau membentuk benda kerja dengan cara
menghilangkan bagian yang tidak di gunakansehingga membentuk
benda kerja yang di butuhkan. Proses menghilangkan bagiannya
dengan caramenyayat, gerakan utamanya adalah berputar.

Di bidang industri, mesin bubut sangat berperan penting misalnya


dalam industry otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan
komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut roda gigi, poros,
tromol dan lain-lain. Di samping itu mesin bubut memiliki jenis-jenis
yang banyak sesuai dengan fungsinya dan alat potong yang sangat
beragam serta memiliki beberapa jenis alat pencekam. Maka dari itu
dalam makalah ini kita akanmencoba mengenal berbagai macam jenis
jenis mesin bubut dan macam macam alat potong mesin bubut serta
alat pencekam pada mesin bubut

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini


meliputi :

1. Apa saja jenis-jenis mesin bubut ?


2. apa saja bagian dari mesin bubut ?
3. apa saja teknik pembubutan ?
4. hal yang harus diperhatikan dalam pembubutan ?
5. Apa saja macam-macam alat potong dalam mesin bubut ?
6. Apa saja material pahat bubut ?
7. Apa saja macam-macam pencekam dalam mesin bubut ?

1
1.3 TUJUAN

a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami definisi mesin Bubut.


b. Mahasiswa diharapkan mengetahui jenis-jenis mesin Bubut.
c. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan Bubut dengan baik dan
benar.
d. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen
mesin Bubut dan cara kerjanya.
e. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja pada
mesin Bubut yang baik sesuai standarnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN PRINSIP KERJA MESIN BUBUT

Mesin bubut adalah Suatu mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang akan
menyayat benda kerja.
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang
mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang
material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak
pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang
terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka
Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang
berbentuk silinder.
Benda kerja di cekam dengan poros spindel dengan bantuan chuck
yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan
memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar
roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran
akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran
poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir.

3
2.2 JENIS-JENIS MESIN BUBUT

 Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah


dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi
kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-
benda kecil dan biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga
(home industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1200
mm, dan karena bebanya ringan dapat diangkat oleh satu orang.

 Mesin Bubut Sedang

Dibanding dengan mesin mesin bubut ringan, mesin bubut sedang


memiliki konstruksi yang lebih detail dan dilengkapi dengan peralatan
khusus. Mesin bubut sedang digunakan untuk pekerjaan yang
memiliki banyak variasi dan membutuhkan ketelitian.

Mesin bubut jenis ini dapat membubut material dengan diameter


sampai dengan 200mm dan panjang 100mm. Tidak hanya untuk
menghasilkan perkakas, mesin bubut sedang juga dapat digunakan
untuk memperbaiki perkakas dan cocok digunakan sebagai peralatan
pelatihan di sekolah.

4
 Mesin Bubut Standar

Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih berat.
Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan mesin
bubut pada umumnya.

Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan sedang


serta dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja, bak
penampung beram, dan rem. Mesin bubut standar paling banyak
digunakan di home industry.

 Mesin Bubut Meja Panjang

Mesin bubut jenis ini termasuk mesin bubut industri yang mampu
mengerjakan komponen yang panjang dan besar, atau kebutuhan
khusus lainnya. Contoh benda kerja yang dapat dikerjakan oleh mesin
bubut meja panjang adalah poros baling-baling kapal, poros roda
kereta api, roda-roda puli dengan ukuran besar.

Panjang alas/meja mesin jenis ini dapat mencapai 5 sampai 7


meter dan diameter benda kerja sampai dengan 2 meter. Untuk
mendukung kinerja mesin, biasanya juga dilengkapi dengan penjepit
pahat dan cekam benda kerja secara hidrolik, pneumatik maupun
elektrik.

5
2.3 JENIS MESIN BUBUT SECARA PRINSIP KERJA

 Mesin Bubut Centre Lathe

Mesin bubut centre lathe paling banyak digunakan pada industri


karena dirancang untuk berbagai macam bentuk. Mesin bubut ini
menggunakan poros spindle yang memiliki chuck berahang pada satu
sisinya sebagai alat cengkram material. Rahang ini menjadi pusat
sumbu dan sisinya yang lain menjadi pemutar.

Mesin ini banyak digunakan diberbagai industri besar ataupun kecil


dan juga dibeberapa perusahaan manufactur dengan cara kerja yang
sangat efektif dan mudah. Mesin ini dirancang dengan berbagai
bentuk dan tipe.

 Mesin Bubut Sabuk

Jenis mesin bubut sabuk menggunakan sabuk untuk memutar roda


gigi. Sabuk melingkari roda gigi dan berputar dengan putaran poros
dari spindle yang terkait dengan sabuk. Roda gigi yang dilingkari
sabuk inilah menjadi kunci pembuatan ulir dan pemotongan material
karena diujung rangkaian roda gigi tersebut terdapat eretan pahat
yang bergerak memutar konstan untuk membentuk ulir.

6
 Mesin Bubut Facing Lathe

Untuk material berbentuk piringan, mesin bubut facing lathelah


pilihannya. Mesin bubut ini memiliki cakram atas piringan berupa plat
besar yang berada pada sisi dasar, kemudian proses pembubutan
bekerja pada kedua sisi piringan.

 Mesin Bubut Turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama


menyesuaikan terhadap produksi. “Keterampilan pekerja” dibuat pada
mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak
berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang yang
identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan operator yang
sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk
memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya sama.

7
2.4 BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT

Headstock
Didalam headstock terdapat transmisi roda gigi dan terdapat pengatur
kecepatan putaran mesin.

Chuck
Tempat benda kerja di cekam, chuck dapat berputar karena chuck
terhubung dengan spindle. Chuck ada dua jenis yaitu chuck 3 rahang yang
digunakan untuk benda berbentuk silindris dan chuck 4 rahang untuk
benda yang bukan berbentuk silindris.

Feed Gearbox
Pada feed gearbox kita dapat mengatur kecepatan pemakanan benda kerja
oleh pahat yang dilakukan secara otomatis.

Base
Dudukan dari semua bagian mesin bubut.

Toolpost
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat,yang
bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat
menjepit pahat 4(empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan
bilamemerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan
disetel sekaligus

8
Apron
Gearbox eretan yang mana dihubungkan denga kepala tetap, dan poros
transportir disini berfungsi memberikan gerakan ke gearbox eretan untuk
melakukan pembubutan otomatis.

Tailstock
Tailstock atau Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar
sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor
tangkai tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat
bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga
memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan
tinggi senter tetap.

Carriage
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang
bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang(cross carriage) yang
bergerak melintang alas mesin dan eretan atas(top carriage), yang
bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di ataseretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikanpemakanan yang besarnya
dapat diatur menurut kehendak operatoryang dapat terukur dengan
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.

Bed
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan
waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar
dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian
tertentu.

Transportir dan Sumbu Pembawa


Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk
membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut
ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu
pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk
membawa atau mendukung jalannya eretan.

9
2.5 MACAM-MACAM BENTUK PAHAT BUBUT

Pahat Kiri
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas

Pahat Potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai
digunakan untuk memotong benda kerja.

Pahat Kanan
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas
lainnya sebagaimana gambar 26, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke
arah kanan mendekati posisi cekam.

Pahat Rata
Pahat ini digunakan untuk hasil akhir dari proses pembubutan agar
permukaan benda kerja rata.

Pahat Radius
Pahat bubut radius ini dapat membuat benda kerja menjadi memiliki
lengkungan.

Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-
macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat
celah alur atau ukuran clip.

10
Pahat Ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang
akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir
jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut
puncak pahat ulirnya dibuat 60°.

Pahat Muka
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan
untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati
titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda
kerja tergantung arah putaran mesinnya.

Pahat Kasar
Pahat ini dapat digunakan untuk menghasilkan bentuk benda kerja
yang beragam, tentu diimbangin dengan keahlian pengguna mesin
bubut.

2.6 MATERIAL PAHAT BUBUT

 Baja Karbon

Digunakan sebagai alat potong untuk pengerjaan baja lunak dan


kuningan. Biasanya digunakan sebagai pahat bubut. Bahan ini akan
kehilangan kekerasannya pada suhu 250°C. Memiliki kekerasan kira-
kira Rc = 65. Memiliki kecepatan potong 5 m/menit. Alat potong baja
karbon mengandung sekitar 0,8% - 1,3% karbon, sekitar 1% mangan,
dan 0,1% - 0,4% silikon.

11
 Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel)

Material ini biasanya digunakan pada pahat bubut, mata bor, pisau
frais, reamer, dan lain-lain. Kehilangan kekerasannya pada suhu
600°C. Pahat bubut HSS memiliki kecepatan potong sekitar 4 kali
lebih cepat dibandingkan pahat bubut baja karbon.
Unsur-unsur paduan yang umum digunakan untuk membuat material
HSS adalah wolfram/tungsten (W), kromium (Cr), vanadium (V),
molibdenum (Mo), dan kobalt (Co). Unsur-unsur paduan ini akan
memberikan sifat-sifat tertentu yang diinginkan, seperti
meningkatkan sifat kekerasan panas, ketahanan aus dan kekuatan
pada HSS. Karakteristik ini memungkinkan HSS memiliki kecepatan
potong yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik daripada baja
karbon. Kecepatan potong pahat bubut HSS berkisar antara 10 - 60
m/menit.

 Paduan Cor bukan Besi (Non Ferro Cast Alloys)

Material ini memiliki ciri khas tidak bisa dipanaskan. Digunakan


untuk membuat suatu cetakan atau dies. Kehilangan kekerasannya
pada suhu 800°C. Material ini dapat memakan benda kerja dengan
kecepatan 10-110 meter/menit

Dibandingkan dengan HSS, material ini memiliki usia pakai yang


lebih lama dan dapat digunakan untuk kecepatan potong yang lebih
tinggi. Namun memiliki ketegangan yang lemah, sehingga mudah

12
pecah apalagi ketika menerima beban kejut. Komposisi khas dari
paduan tuang ini adalah kobalt 40% - 50%, kromium 27% - 32%,
tungsten 14% - 29% dan karbon 2% - 4%.

 Karbida

Material yang diproduksi dengan teknik metalurgi dengan


pemanasan pada suhu 1000°C. Memiliki kecepatan potong 6 sampai 8
kali kecepatan potong HSS yaitu 30-250 meter/menit. Dapat bertahan
hingga suhu 1000°C.

Memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun memiliki kekuatan


tarik yang rendah. Material ini sangat kaku dan memiliki modulusitas
yang tinggi. Memiliki ketahanan aus yang tinggi dan memiliki
koefisien termal yang rendah. Memiliki konduktivitas termal yang
tinggi.

Kelebihan karbida adalah memiliki kapasitas produktivitas yang


tinggi. Dapat menghasilkan permukaan benda kerja dengan kualitas
yang baik. Dapat juga digunakan untuk pengerjaan baja yang telah
dikeraskan. Sehingga menghemat biaya produksi.

13
 Keramik

Material yang digunakan untuk alat potong berkecepatan tinggi


sekitar 500 m/menit. Cocok digunakan untuk pemotongan yang terus
menerus. Dapat bertahan hingga suhu 1200°C. Memiliki ketahanan
abrasi yang tinggi. Umumnya digunakan untuk pengerjaan bahan
plastik.

Secara garis besar ada dua jenis material keramik yang digunakan
untuk alat potong, yaitu keramik berbasis aluminium oksida (Al2O3)
dan keramik berbasis silikon nitrida (Si3N4).
Material keramik untuk alat potong dapat dibuat dengan proses
pengepresan panas dan pengepresan dingin. Bahan dasar keramik
berupa serbuk aluminium oksida atau silikon nitrida yang dipres
dalam suatu cetakan berbentuk mata pemotong sisipan, kemudian
disinter pada suhu yang tinggi.

Keramik berbasis aluminium oksida umumnya digunakan untuk


finishing logam-logam ferro dan beberapa logam non ferro pada
kecepatan sedang. Keramik berbasis silikon nitrida umumnya
digunakan untuk penyayatan kasar atau penggasaran dan pemotongan
berat besi tuang dan paduan-paduan super.

14
 Cermet

Cermet merupakan kombinasi antara keramik dan logam melalui


proses metalurgi. Keramik pada material ini berfungsi meningkatkan
refraktifitas. Sedangkan logam pada material ini berfungsi untuk
memberikan ketangguhan yang tinggi dan ketahanan panas.

Biasanya menggunakan persentase 90% keramik dan 10% logam.


Semakin tinggi persentase logam maka akan meningkatkan ketahanan
kerapuhan dan mengurangi ketahanan aus.

Pemotongan dengan cermet akan menghasilkan kualitas finishing


yang sangat baik. Cermet merupakan material alat potong yang unggul
untuk hampir semua aplikasi pemesinan yang menuntut kualitas
permukaan akhir yang tinggi dengan dimensi dan toleransi yang ketat.
Pahat cermet cocok untuk memotong baja karbon dan baja paduan,
juga dapat digunakan untuk memotong baja tahan karat dan material-
material suhu tinggi.

Aplikasi khas dari cermet adalah finishing baja tahan karat, besi cor
nodular, baja karbon rendah dan baja feritik. Cermet dapat digunakan
pada hampir semua logam ferro, tetapi cermet kurang cocok dipakai
untuk memotong aluminium. Kecepatan potong pahat cermet berkisar
antara 150 sampai 350 m/menit.

15
 Boron Nitrida Kubus (Cubic Boron Nitride)

Boron nitrida kubus atau Cubic Boron Nitride yang sering disingkat
CBN merupakan material yang sangat keras, hanya intan yang lebih
keras daripada CBN. Material CBN dapat mempertahankan
kekerasannya ini pada suhu yang sangat tinggi sampai suhu 1000° C
lebih.

Pahat CBN dapat menyayat material benda kerja pada kecepatan


potong hingga 5 kali lebih cepat daripada pahat karbida. CBN
memiliki kekuatan tekan sekitar 4800 MPa, konduktivitas termalnya 2
kali tembaga, stabil secara termal dan tahan oksidasi hingga suhu
1900°C. Material CBN dapat mempertahankan kekerasan dan
ketangguhan patahnya pada kecepatan tinggi.

Alat potong CBN dapat digunakan baik dalam bentuk mata


pemotong solid atau mata pemotong lapisan yang dibuat dengan
pengikatan suatu lapisan (dengan ketebalan 0,5 mm hingga 1 mm)
polikristalin CBN pada lapisan dasar karbida berbasis kobalt pada
suhu dan tekanan yang sangat tinggi.

Pahat CBN akan bekerja secara efektif sebagai alat potong untuk
material-material yang umum. Tetapi sebaiknya CBN digunakan
untuk memotong material-material yang sangat keras dan yang sukar
dimesin. Material-material yang dianjurkan untuk dipotong dengan
CBN adalah : baja paduan, baja perkakas, HSS, besi tuang, baja tempa,
baja kromium, stellite, monel, inconel, waspoloy, nihard dan lain-lain.

16
 Intan

Material ini memiliki tingkat kekerasan yang sangat tinggi, ekspansi


termal yang rendah. Juga memiliki konduktivitas termal yang tinggi
dan koefisien gesek yang rendah. Alat potong dengan material berlian
dapat digunakan untuk kecepatan 1500 sampai 2000 m/menit. Dapat
bertahan hingga suhu diatas 1500°C.

Alat potong yang terbuat dari intan alam sangat cocok untuk
finishing benda kerja yang menghasilkan permukaan yang sangat
halus dan toleransi yang presisi, seperti yang diperlukan dalam
pembuatan batu permata, lensa kontak, hard disc komputer dan
komponen kamera.

Pahat intan sintetis dianjurkan untuk memotong material-material


seperti aluminium, paduan alumnium, tembaga, kuningan, perunggu,
seng, paduan magnesium, timah, emas, perak, karbida, keramik,
grafit, fiber glass, berbagai jenis plastik seperti polikarbonat,
fluoroplastics seperti teflon, acrylic, stiren, propilen, silikon,
germanium, litium, gallium arsenida dan cadmium.

17
2.7 TEKNIK PEMBUBUTAN

 Pembubutan Silindris

Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana


gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode
pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter
seragam (seperti poros lurus).

 Pembubutan Muka (Facing)

Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan


pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial).
Metode pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan
ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika
melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke
dalam lebih disukai. Sebaliknya ketika melakukan finishing gerakan
pahat dari dalam ke luar lebih cocok diterapkan.

18
 Pembubutan Potong

Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat


bubut. Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki
ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja. Oleh karena itu
pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung
potong yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa
sisa (permukaan yang rata) pada ujung benda kerja.

 Pembubutan Penyatan

Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan


untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan
biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°).
Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya
terletak pada bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya
digunakan untuk membuat alur pemisah antara bentuk pembubutan
silindris dan ulir.

19
 Parting

Parting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak


sejajar maupun tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Sesuai
dengan namanya, parting digunakan untuk memotong/memisahkan
benda kerja. Beberapa juga mengenal parting sama dengan cutting off.

 Pembubutan Bitting

Biting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah


pemakanan ujung pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode
biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau lubang besar
pada permukaan ujung benda kerja.

 Pembubutan Bentuk

Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran


besar membentuk kontur pada benda kerja. Teknologi pembubutan
bentuk seperti recessing namun perbedaannya terdapat pada bentuk
pahat yang unik pada pembubutan bentuk. Bentuk pahat yang unik ini
dapat disebut dengan istilah pahat bubut bentuk.

20
 Pembubutan Tirus

Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang


menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode
pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.

 Pembubutan Kopi

Pembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan


bentuk benda kerja sesuai dengan geometri benda replika yang telah
ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan melintang dan
eretan memanjang.

 Pembubutan Ulir

Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan


bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan
ulir dalam. Pembubutan ulir tergolong dalam pembubutan silindris di
mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan
dibuat.

21
 Pembubutan Chamfering

Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja


menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan
istilah chamfer.

 Pembubutan Boring

Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar


dengan sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring
mirip dengan pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah
boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan
untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.

22
 Pembubutan Pengeboran

Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan


dengan pengeboran pada mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut
menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang berputar benda
kerjanya).

 Pembubutan Knurling

Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling


merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk
membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja.

23
2.8 PARAMETER PEMBUBUTAN

Parameter pada proses pembubutan adalah, informasi berupa


dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari
teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin
bubut. Parameter pemotongan pada proses pembubutan meliputi :

1. kecepatan potong (Cutting speed - Cs),


2. kecepatan putaran mesin(Revolotion Permenit - Rpm),
3. kecepatan pemakanan (Feed - F)
4. waktu proses pemesinannya

1. Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )


Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong
menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan
panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit).

2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( Rpm)

Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan


putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan
dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya
putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan
potong dan keliling benda kerjanya.
Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan
sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur
dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya.
Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin
bubut adalah:

24
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Kecepatan putaran (rpm)
adalah:

Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415 putaran


per-menit

Hasil perhitungan di atas sebagai acuan dalam menyetel


putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada
tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin
aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling
dekat dengan hasil perhitungan di atas. Untuk menentukan
besaran putaran mesin bubut juga dapat menggunakan tabel yang
sudah ditentukan berdasarkan perhitungan empiris

25
3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)

Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan


mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: kekerasan
bahan, kedalaman penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan
alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan
digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar
kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan
pemakanan yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan
tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses
pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena
tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan
lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan
kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas
hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu
pembubutan lebih cepat).

Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut


ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam
satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya
dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan
pemakanan (F) adalah

F = f.n

Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)

n = putaran mesin (putaran/menit)

Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 750
putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.

Pertanyaannya adalah; Berapa besar kecepatan pemakanannya

F = f. n
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit

26
contoh :
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f)
0,15 mm/ putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan
pemakanannya

F=fxn
F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama
satu menit

4. Waktu Pemesinan Bubut (tm)


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin
bubut, lamanya waktu proses pemesinannya perlu
diketahui/dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui
kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan
produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter benda kerja,
kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran
pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung

Waktu Pemesinan Bubut Rata


Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut
adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L)
dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan
mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang
total pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah
star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai
kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian
sebelumnya F= f.n (mm/putaran)

27
Keterangan
tm = waktu pemesinan bubut rata
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)

la = jarak star pahat (mm)

L = panjang total pembubutan rata (mm)


F = kecepatan pemakanan mm/menit

Contoh :
Sebuah benda kerja dengan diameter (D) = 30 mm dibubut
sepanjang (ℓ) = 70, dengan jarak star pahat (ℓa) = 4 mm. Data-data
parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut:
Kecepatan potong (Cs) = 25 meter/menit, pemakanan mesin dalam
satu putaran (f) = 0,03 mm/putaran. Berapa waktu yang
diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai data
diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses

28
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data
diatas adalah selama 9,308 menit

29
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Mesin bubut masih tetap menduduki tempat utama dan merupakan


perkakas yang paling universal. Mesin bubut digunakan untuk
mengerjakan benda-benda silindris. Mesin bubut terdapat pula
berbagai bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Terdapat pula
bermacam-macam suku bagian utama, yaitu alas mesin bubut yang
merupakan hantaran-hantaran yang dibuat secara seksama. Kepala
tetap, dimana terdapat poros utamayang berongga dan didukung oleh
bantalan dan biasanya mengandung roda gigi supaya poros utama
dapat diputar dengan berbagai macam jumlah putaran. Garis hati dari
poros utama terletak tepat sejajar dengan hantaran panjang alasnya.
Pada poros utama dapat dipasang bermacam-macam alat jepit dimana
benda kerja dapat dijepitnya. Misanya sebuah cakar tiga yang
memusat sendiri, dimana ketiga cakar tersebut dipindahkan secara
bersama-sama keluar atau kedalam.

3.2 SARAN

a. Hindari Hal-Hal Potensial Yang Menyebabkan Kecelakaan.


Lindungi lintasan meja dari hubungan langsung dengan listrik
b. Selalu gunakan kaca mata pelindung
c. Jangan menghentikan spindel dengan tangan
d. Jangan biarkan kunci Chuck tetap menempel pada Chuck
e. Lakukan perawatan mesin bubut secara berkala.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://arudamkanateknik.blogspot.com/2014/07/macam-macam-mesin-
bubut-dan-fungsinya_20.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut#Prinsip_kerja_mesin_bubut

http://malahayati.ac.id/?p=18627

https://www.hestanto.web.id/teori-dasar-mesin-bubut/

http://wragil.blogspot.com/2017/11/macam-macam-mesin-bubut-dan-

fungsinya.html

https://www.dokterbisnis.net/2013/10/06/mesin-bubut-universal-satu-

mesin-dengan-fungsi-beragam/

http://arudamkanateknik.blogspot.com/2014/07/bagian-bagian-utama-
mesin-bubut.html

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/03/macam-macam-

pembubutan.html

http://benyjemblunk.blogspot.com/2013/12/pengeboran-drilling-dan-

boring_5.html

http://teknikpemesinan-smk.blogspot.com/2017/01/perhitungan-waktu-
pada-proses.html

https://www.etsworlds.id/2018/11/jenis-material-pahat-mesin-
bubut.html

http://pusat-lingkaran.blogspot.com/2017/09/material-pahat-bubut.html

https://teknikece.com/pahat-bubut/#1_Baja_karbon_tinggi

http://handlemesin.blogspot.com/2016/10/sifat-bahan-material-pahat-

bubut_29.html

31
http://digilib.unila.ac.id/11379/17/Bab%202.pdf

http://diobubut.blogspot.com/2015/06/mesin-bubut-standar-dan-

perlengkapannya.html

http://kaizenagung.blogspot.com/2017/12/macam-pahat-bubut-dan-

fungsinya.html

http://warnetwarna.blogspot.com/2015/05/makalah-mesin-bubut.html

32

Anda mungkin juga menyukai