Anda di halaman 1dari 30

TUGAS ELEMEN MESIN

MESIN BUBUT

Nama : FIKRI FADURRAHMAN

NIM : 3195213

Prodi : TEKNIK PEMELIHARAAN MESIN OTOMASI(TPMO)

AKADEMI KOMUNITAS TOYOTA


INDONESIA
PRODI TEKNIK PEMELIHARAAN MESIN OTOMASI
KARAWANG
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Elemen
Mesin tentang Mesin Bubut.
Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad
SAW yang atas perjuangan beliau kita dapat tetap hidup dibawah naungan cahaya
rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat kemuliaan di sisi-Nya
serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya.
Makalah Mesin Bubut ini telah disusun dan dirangkai dengan baik dan benar
guna melengkapi tugas perkuliahan online pada mata kuliah Elemen Mesin. Semoga
makalah ini dapat dipahami dengan baik bagi para pembacanya dan dapat
bermanfaat, baik dari saya pribadi sebagai penyusun maupun bagi para pembaca.
Sebelumnya saya memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Maka
dari itu, saya memohon kritik dan saran untuk kedepannya.demi perbaikan di masa
depan.

Karawang, Maret 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan...................................................................................................2

BAB II ISI
2.1 Pengertian Mesin Bubut .........................................................................................3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .....................................................................................................26
3.2 Saran..............................................................................................................26
Daftar Pustaka....................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk
benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang
industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan.
Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan
komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain
sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin
lainseperti mesin bor ( drilling machine ), mesin gerinda ( grinding machine),
mesinfrais ( milling machine ), mesin sekrap (  shaping machine), mesin gergaji
( sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang
paling penting dari sebuah mesin adalah perawatannya.

Tulisan ini dibuat karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang


mesin bubut dan pengertian kecepatan tersebut terutama masyarakat yang tinggal
diluar perkotaan atau para pemula yang mula belajar montir, sehingga sering terjadi
kesalahan dalam pemakaian dan kurang memperhatikan aspek-aspek keselamatan
kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah masalah
menyangkut prinsip kerja mesin bubut, Keunggulan dan kelemahan mesin bubut,
serta pemeliharaan mesin bubut.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka


perumusan masalah dalam pembuatan perencanaan perawatan ini adalah :

1. Apa itu mesin bubut ? 


2. Apa fungsi utama komponen mesin bubut ?
3. Apa sajakah sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan mesin bubut

1.3 Tujuan Penulisan


1
            Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah satutugas
mata kuliah metodologi penelitian Fakultas Teknologi industri Jurusan Teknik
Mesin Universitas Gunadarma dan untuk mempelajari proses pengerjaan logam
melalui pemotongan dan mengetahui prinsip kerja mesin bubut serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari .

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi
literature yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari
data kepustakaan diperoleh dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan
mesin bubut.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       PENGERTIAN MESIN BUBUT

            Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan
alat pahat bergerak mendatar(searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk
sudut secara perlahan dan teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses
pembubutan berlangsung, benda kerja berputar dan pahat disentuhkan pada benda
kerja sehingga terjadi penyayatan. Penyayatan dapat dilakukan kearah kiri atau
kanan,sehingga menghasilkan benda kerja yang berbentuk silinder. Jika penyayatan
dilakukan melintang maka akan menghasilkan bentuk alur, pemotongan  atau
permukaan yang disebut facing (membubut muka).

            Selain dapat dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan
dapat juga diarahkan miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga
menghasilkan benda kerja yang berbentuk konis/tirus. Penyayatan yang beralur
dengan kecepatan dan putaran tertentu dapat menghasilkan alur yang teratur seperti
membubut ulir. Penyayatan dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam. Penyayatan
yang dilakukan dari luar disebut membubut luar(outside turning), sedangkan
penyayatan yang dilakukan dibagian dalam atau pada lubang disebut membubut
dalam(inside turning). Bubut dalam berupa rongga, ulir dalam, lubang tembus, atau
lubang tidak tembus.

2.2 Prinsip Kerja dan Gerakan Utama Mesin Bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Sedangkan gerakan-gerakan utama pada mesin bubut yaitu:

a) Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang


digerakanpada pahat dan dinamakan gerak potong.
b) Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotonganna
sejajar dengan sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan
pemakanan.
c) Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak
lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini disebut dengan gerakan melintang
atau pemotongan permukaan.

3
Ketiga bentuk gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2
Gerakan-gerakan dalam membubut

2.3       Jenis Geram (chip)

Dilihat dari ukuran pajang pendeknya adalah :

a) Chip Discontinous

b) Geram Continous

c) Geram Continous dengan built up edge (BUE)

4
d) BUE  akan hilang dengan meningkatnya kecepatan

BAB III

PEMBAHASAN

5
3.1 Mesin Bubut dan Konstruksinya

            Mesin bubut termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar. Ditinjau
dari  daya penggerak dan ukurannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:

A. Jenis - jenis mesin bubut

1. Mesin Bubut Ringan

Gambar 3.1 Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ringan adalah mesin bubut dengan daya dan


ukuran  serta bobot yang ringan. Mesin ini biasanya diletakkan diatas meja atau
bangku, sehingga disebut mesin bubut lantai.

2. Mesin Bubut Sedang

Gambar 3.2 Mesin Bubut Sedang

6
Mesin bubut sedang adalah mesin bubut yang mempunyai daya dan
kapasitas serta ukuran sedang. Mesin ini digunakan untuk memperbaiki
peralatan-peralatan teknik yang mempunyai ukuran yang sedang. Mesin bubut
sedang terdiri atas mesin bubut Bantu dan mesin bubut lantai. Pada mesin
bubut sedang dimungkinkan untuk membubut produk yang mempunyai benda
kerja dengan bentuk yang lebih bervariasi.

3. Mesin Bubut Standar

Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan


peralatan yang lebih lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk
atau memperbaiki peralatan-peralatan teknik dengan tingkat kekasaran yang
standar. Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu utamanya, terdiri
atas     

a) Mesin bubut standar dengan transmisi roda sabuk: mesin bubut yang
hubungan antara putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya
menggunakan sabuk(belt).
b) Mesin bubut standar dengan transmisi roda rantai: mesin bubut standar
yang hubungan puatran motor penggerak ke poros utamanya
menggunakan transmisi rantai dan roda rantai.
c) Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi: mesin bubut standar
yang hubungan putaran dari motor penggerak kesumbu utamanya
diatur dengan roda gigi yang terpasang pada roda gigi transmisi.

4.  Mesin Bubut Khusus

Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat
atau memperbaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin
bubut standar. Mesin bubut khusus terdiri atas:

a) Mesin Bubut Beralas Panjang

Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan


poros-poros atau benda kerja yang berukuran panjang. Misalnya: poros-
poros kapal laut, poros-poros untuk peralatan alat-alat pada pekerjaan
tambang, dan semacamnya.

7
b) Mesin Bubut Carrousel

Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya


vertikal dan cekam berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas
meja putar dan pahat dapat digerakan kearah vertikal maupun kearah
melintang.

Mesin bubut carrousel dgunakan untuk membubut benda-benda kerja


yang mempunyai diameter besar dengan ukuran antara 1 m s.d 2 m.

Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat


membubut benda kerja yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai
dengan 400mm.

Mesin bubut carrousel mempunyai keungulan dibandingkan dengan


mesin bubut horizontal biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut carrousel
dibandingkan degan mesin bubut horizontal biasa, antara lain:

 Mesin bubtu carrousel tidak memerlukan tempat yang luas


dibandingkan dengan mesin bubut biasa karena arahnya vertical
(keatas).
 Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar.
 Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan
dibandingkan dengan mesin bubut horizontal. Hal ini dikarenakan
benda kerja ditempatkan diatas meja putar.
 Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan
menggunakan cran. Benda-benda kerja yang dapat dikerjakan pada
mesin carrousel antara lain: rumah-rumah blower,rumah turbin dan
semacamnya.
c) Mesin Bubut Revolver

Mesin bubut revorver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin
bubut revolver terdapat pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan
dan macam pahat yang berbeda dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

d) Mesin poros engkol

Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk
memperbaiki atau membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros
eksentrik atau poros engkol.

8
e) Mesin bubut copy

Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja
dengan menggunakan contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan
dengan cara mengcopy dari maket yang telah dibuat sebelumnya.

B. Bagian-bagian mesin bubut

1. Bed mesin / alas mesin: mempunyai bentuk profil memanjang yang


berfungsi untuk mendapatkan kedudukan eretan kepala lepas dan bril
atau penyangga. Bed mesin harus dilumasi supaya eretan dapat
digeserkan kekiri dan kekanan dengan lancar dan terhindar dari korosi.
Alur yag mempunayi profil digunakan sebagai jalan dari eretan dan
kepala lepas.

  

Gambar 2
Alas mesin bubut

2. Kepala tetap: mempunyai sumbu utama dengan gerak utama


berputar. Sumbu utama merupakan poros transmisi dengan pully
bertingkat atau roda gigi bertingkat, sehingga pada kepala tetap mesin
bubut terdapat lemari roda gigi dengan handle-handle pengatur putaran
sumbu utamanya.

Pengaturan putaran dapat menggunakan pully bertingkat yang


dihubungkan dengan motor penggerak dan roda gigi bertingkat yang
berada pada lemari roda gigi.

9
Gambar 3
Kepala tetap

3. Eretan: bagian mesin yang digunakan untuk penyetelan, pemindahan


posisi pahat kearah memanjang, yang dapat dilakukan dengan gerakan
kekiri atau kekanan secara manual maupun otomatis. Eretan
ditempatkan diatas bed mesin yang dapat di gerakkan manual mau pun
otomatis.    

1. Eretan memanjang biasanya digunakan untuk  menggerakkan


atau menyetel posisi pahat kearah sumbu memanjang pada saat
mesin sedang berjalan maupun saat mesin dalam keadaan mati.
2. Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk
mengatur posisi pahat kearah melintang. Pahat bubut dapat
diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda pemutar
diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan mendekati
operator dan jika diputar kekanan maka akan menjauhi
operator.
3. Eretan atas: antara eretan melintang dan eretan atas dipasang
support yang dilengkapi dengan skala derajat.

4. Kepala lepas mesin bubut

Adalah bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mendapatkan


senter kepala lepas, bor, senter bor, tap atau reamer. Untuk membubut
benda kerja yang panjang, biasanya benda kerja ini dipasang diantara dua
senter kepala lepas dan kepala tetap. Kepala lepas juga berfungsi agar
benda kerja tetap berputar pada sumbunya.

10
Gambar 4
Kepala lepas

5. Penyangga

Penyangga digunakan pada saat membubut batang ulir yang


panjang,dapat juga berfungsi sebagai penahan gaya sentrifugal akibat
putaran tinggi.

a. Penyangga tetap: Penyangga ini dikunci pada bed mesin agar


benda kerja dapat berputar tetap pada sumbunya.

Gambar 5
Penyangga tetap

b.  Penyangga jalan: dipasang pada eretan yang dikunci dengan baut.


Fungsinya untuk menahan atau menyangga benda kerja dari lengkungan
akibat gaya tekan dari pahat saat pemotongan atau penyayatan
berlangsung.

11
Gambar 6
Penyangga jalan

6. Batang transportur dan batang pengantar

Batang transportur dan batang pengantar berfungsi untuk


menggerakkan eretan secara otomatis kekiri atau kekanan saat operasi
pembubutan berlangsung.batang transportur tidak berulir tetapi
mempunyai alur pasak yang berfungsi untuk memutarkan roda gigi
yang berada pada eretan sehingga dapat bergerak kekiri atau kekanan
dengan teratur. Putaran pada poros transportur ini dapat diatur sesuai
dengan posisi putaran pada lemari roda gigi yang tersedia sehingga
kecepatan sayatnya dapat diatur.

7. Penjepit Pahat

Penjepit pahat yaitu rumah pahat yang dipasang diatas eretan.


Penjepit pahat berfungsi sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata
pahat benda tetap kuat sejajar dengan sumbu benda kerja.

Penjepit pahat ada yang mempunyai tempat pahat lebih dari satu
sehingga untuk pembubutan tertentu dapat dipasang beberapa macam
pahat sekaligus pada penjepit pahat dan digunakan sesuai dengan
urutan operasi pembubutannya.  

12
Gambar 7
Penjepit pahat

3.2       Pahat Bubut

Pahat bubut adalah penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja
bergerak berputar, disayat dengan pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau
kedepan sesuai dengan gerakkan penyayatan yang diperlukan.

1. Bahan Pahat Bubut

Bahan pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat,yaitu:

 Tahan panas agar ketajaman sisi potong tidak mudah aus pada
suhu tinggi akibat gesekan
 Ulet sisi potong tidak mudah patah
 Keras agar dapat menyayat benda kerja
 Ekonomis sehingga dalam perawatan mudah dan pangadaannya
murah

Bahan yang memenuhi persyaratan untuk membuat pahat bubut, yaitu:

 Baja karbon tinggi: baja yang mempunyai kandungan karbon 0,5


% sampai 1.5 %. Pahat ini digunakan untuk membubut bahan
benda kerja yang lunak.
 Baja kecepatan tinggi: baja yang mengandung karbon,
kromium,vanadium dan molydenum
 Paduan cor bukan besi: bahan yang mengandung wolfram 12-15
%, cobalt 40-50 %, chrome 15- 35 % ditambah karbon 1-4 %.
 Carbide: pahat bubut carbide mengandung wolfram-carbide dan
cobalt dengan persentase berkisar 94 % wolfram-carbide dn 6 %
cobalt. Pahat ini cocok untuk membubut besi cor.
 Intan: Biasa digunakan untuk finishing pada mesin-mesin khusus.
Tahan sampai suhu 900oC.

13
 Ceramic: bahan ini dicampur dengan srbuk aluminium-oksida ,
titanium, magnesium, dan chrome dengan pengikat keramik.
Bahan ini mempunyai kekuatan tekanan tinggi tetapi agak rapuh.

2. Bentuk pahat bubut dan fungsinya:


 Pahat ISO 1(Staight Shank Tool)
Biasa digunakan pada proses roughing memanjang

 Pahat ISO 2(Bent shank tool)


Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka
muka(fancing) dan membuat Chamfer

 Pahat ISO 3(Offset corner cutting tool)


Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju
luar

 Pahat ISO 4(Board edge tool)


Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing
memanjang dengan kedalaman pemakanan yang kecil

 Pahat ISO 5(Offset face turning tool)


Untuk proses facing dari arah luar menuju kedalam

 Pahat ISO 6(Offset side cutting turning tool)


Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus
miring sedikit untuk facing kearah luar

 Pahat ISO 7(parting tool)


Untuk membuat undercut,memotong ataupun untuk finshing
memanjang

 Pahat ISO 8(Boring tool)


Untuk boring dengan lubang tembus

 Pahat ISO 9(Corner boring tool)


Digunakan untuk proses boring, dengan lubang tidak tembus

  

           

14
3. Bentuk Mata Pahat Bubut

Bentuk –bentuk mata bubut harus disesuaikan dengan fungsi


pengerjaannya, diantaranya:

 Pahat potong
 Pahat alur
 Pahat lurus kanan
 Pahat lurus kiri
 Pahat bengkok kiri
 Pahat bengkok kanan
 Pahat sisi kiri
 Pahat sisi kanan
 Pahat bubut dalam
 Pahat kerong
 Pahat profil

4. Sudut Mata Pahat Bubut

Pahat bubut dalam perdagangan dapat berupa batangan dengan penampang


bujur sangkar, segi empat, bulat, atau bentuk-bentuk lain.

Pada saat mengasah pahat bubut kita harus memperhatikan sudut mata
pahatnya:

 Sudut tatal
 Sudut bebas sisi
 Sudut bebas muka
 Sudut bebas mata potong

5. Pemasangan pahat bubut

Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force).


Besarnya tenaga tenaga ni tergantung dari daya tahan benda kerja dan
penampang chip.

Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt) , terjadilah


getaran yang kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit
pahat. Oleh karena itu pahat harus dipegang dengan kuat dan aman.

15
Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah center, maka besarmya
sudut bebas dan sudut buang akan berubah.

Pemasangan diatas center,maka :

Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan


benda kerja menjadi lebih besar,sehingga chip yang lebih tebal pun dapat
dihilangkan dengan mudah. Pemasangan pahat di atas center kira-kira sampai
dengan 2% dari diameter benda kerja.

Pemasanangan di bawah center,maka :

Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong menjadi


lebih kecil,chip sukar dihilangkan. Karena gaya atau tenaga potong, pahat
tidak boleh dipasang terlalu menonjol karena pahat dapat bengkok. Oleh
karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan batas yang diijinkan.

3.3 Sistem Pencekaman

            Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam mesin bubut
diperlukan alat pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang pada spindle utama dengan
beberapa metode, antara laindengan spindle bentuk berulir, dengan pasak melintang,
dengan pasangan mur dan baut.

1. Pencekaman denagan chuck

Macam-macam chuck:

 Three jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang
persegi kelipatan tiga yang simetri.
 Four jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang
bersegi kelipatan empat yang simetri.

Menurut gerakan rahang dari chuck maka dibedakan yaitu:

 Universal chuck, dimana rahang-rahang dari chuck dapat bergerak


maju/mundur secara bersamaan.
 Independet chuck, dimana rahang-rahang dari chuck bergerak maju / mundur
secara sendiri-sendiri. Keuntungannya yaitu bias mencekam benda kerja yang
mempunyai bentuk tidak teratur,eksentrik dan lebih kuat.

16
2. Pemasangan benda kerja pada cekam

 Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar.


 Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya pada
diameter dalam.
 Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.

3. 4 Parameter-Parameter Pemotongan Logam Dalam Pemesinan Bubut


dan Perhitungan Putaran Mesin

1. Kecepatan Potong

Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong pada putaran


utama. Bila benda kerja berputar satu kali, panjang yang dilalui oleh pahat sama
dengan keliling benda kerja.

Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila kecepatan potong


rendah akan memakan waktu dalam dalam mengerjakannya. Bila kecepatan
terlalu tinggi pahat akan kehilangan kekerasan (karena panas),cepat rusak atau
tumpul. Oleh sebab itu kecepatan potong harus ditentukan sesuai dengan tabel.

2. Rumus

Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per menit),
maka rumusnya adalah :

                        V=       π .d .n   (m/min)

                                    1000

            Keterangan : V = Kecepatan potong

d = Diameter benda kerja

n = Putaran benda kerja

17
3. Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut)

Kedalaman pemotongan adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu


sumbu benda. Dalam proses pembubutan depth of cut  dapat diukur dengan
menggunakan persamaan:

            Kedalaman pemotongan diukur tegaklurus terhadap sumbu benda kerja.

4. Waktu Pemesinan (Machining Time)

Waktu pemesinan adalah banyaknya waktu nyata yang dibutuhkan untuk


mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja. Waktu pemesina
dihitung dengan menggunakan persamaan:

Tm =

Dimana:

L = panjang total yang akan dibubut

I = jumlah pemotongan

n = rpm

s = Total Feed (mm/put.)

18
3.5 Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Dengan Mesin Bubut

3.5.1 Membubut Tirus

Untuk   membuat   tirus   luar   maupun   dalam   caranya   sama   yaitu


dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :

 Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang
besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Rumus : Membuat tirus dengan eratan atas

Dimana :

  D = diameter besar

d  = diameter kecil

p  = panjang tirus

Gambar 8
Membuat tirus dengan eretan atas

19
Setelah diketahui Tg a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:

Tabel 1.1 Pembuatan sudut tirus

X T X T X T X T X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg
g g g g
1 20 1 19 2 38 3 60 4 86 5 12 6 18 7 29 8 63
1 4 1 3 1 0 1 9 1 34 1 04 1 04 1 13
2 38 1 21 2 40 3 62 4 90 5 12 6 18 7 30 8 71
2 2 2 4 2 4 2 0 2 79 2 80 2 77 2 15
3 52 1 23 2 42 3 64 4 93 5 13 6 19 7 32 8 81
i 3 0 3 4 3 9 3 2 3 27 3 62 3 70 3 14
4 70 1 24 2 44 3 67 4 96 5 13 6 20 7 34 8 98
4 9 4 5 4 4 4 5 4 78 4 50 4 87 4 14
5 87 1 26 2 46 3 70 4 10 5 14 6 21 7 40 8 11
5 7 5 6 5 0 5 00 5 28 5 44 5 10 5 43
6 10 1 28 2 48 3 72 4 10 5 14 6 22 7 43 8 14
5 6 6 6 7 6 6 6 35 6 82 6 46 6 31 6 30
7 12 1 30 2 50 3 75 4 10 5 15 6 23 7 47 8 J
2 7 5 7 9 7 3 7 72 7 40 7 55 7 04 7 90
8
8 14 1 32 2 53 3 78 4 11 5 16 6 24 7 51 8 28
0 8 4 8 1 8 1 8 10 8 00 8 75 8 44 8 63
9 15 1 34 2 55 3 80 4 77 5 16 6 26 7 51 8 57
8 9 4 9 4 9 9 9 50 9 64 9 05 9 44 9 29
1 17 2 36 3 57 4 83 5 11 6 17 7 27 8 56 9
0 8 0 4 0 7 0 9 0 91 0 32 0 47 0 71 0

Keterangan :

Angka Tg didalam table untuk :

X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)

X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)

Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus
luar dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

20
Dimana:

P = panjang seluruh kerjaan

p = panjang tirus

D = diameter besar

d = diameter kecil

X = penggeseran dari kepala lepas

 Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan


sudut kecil, dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya
sudut dengan rumus seperti cara pertama.

Gambar
Pembuatan tirus dengan menggunakan tapperaltachments

3.5.2        Membubut Ulir

Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir


metrikdengan sudut 60° dan ulir withworth 55°), segi empat dan
trapesium (sudut ulir 29°). Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai
berikut:

1. Bubutlah diameter ulir.

21
2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari
dalamnya ulir.
3. Pinggulah ujung dari benda kerja.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat
dan pasanglah pahat ulir.
5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi
dengan senter dan lurus dengan benda kerja.
8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai
dengan banyaknya ulir yang akan dibuat.
9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja
tersentuh.
11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan
angka 0 pada eretan lintang dan tidak merubah
kedudukannya.                                              

Gambar
Urutan pembuatan ulir

13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka


pahat maju untuk penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan
lintang tidak boleh bergerak.
15. Jalankan mesin.
16. Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu
angka pada penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali
eretan lintang sehingga pahat bebas dari benda kerja.
18. Kembalikan eretan.

22
19. Hentikan mesin.
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan
jumlah gangnya.
21. Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan
memutar eretan lintang sehingga angka 0 segaris dengan angka
0 pada cincin pembagi.
22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3
garis dengan memutar eretan atas.
23. Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan
angka 0.
24. Jalankan mesin.
25. Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat
angka semula berhadap dengan angka 0.
26. Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur
pembebas sambil eretan lintang kebelakang.
27. Kembalikan eretan lintang pada kedudukan semula dengan
tangan.
28. Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no.
21 s/d  27 sampai selesai.

Catatan :

Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka


mengurangi gesekan pahat. Untuk penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang
kita gerakan cukup dengan menambah 1 garis dari cincin pembagi
dari kedudukan semula dan eretan atas tidak dirubah kedudukannya, sehingga
penyayatan seluruh bidang dari ulir mendapat gesekan yang kecil. Lakukan
hal ini 2 sampai 3 kali dengan menambah penyayatan sehingga hasil dari ulir
akan bagus. Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonccng (thread
dial) yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka yang
telah ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan,
bila sampai ulir, handle dilepas.

23
Bentuk-bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dalam proses membubut dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 9
Jenis-jenis pengerjaan dengan mesin
bubut
 

1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang


dilakukan pada tepi penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu
benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
2. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda
yang dilakukan sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat
dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar yang kemudian
dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan
menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja
berbentukkonis. Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan
denngan tiga cara, yaitu memutar eretan atas (perletakan majemuk),
pergerseran kepala lepas (tail stock), dan menggunakan perlengkapan
tirus (tapper atachment).
5. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata
bor (drill), sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut
dalam).

24
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan
untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat
bubut dalam.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang
bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat
yang digunakan adalah pahat khusus (kartel).

25
 

BAB III

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan


khususnya bidang mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan
benda kerja dengan cara pengikisan menggunakan alat dalam hal ini
disebut pisau sehingga bisa menghasilkan benda kerja yang diinginkan.
2. Mesin Bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi
bentuk silindris..
3. Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat dapat
mengetahui cara kerja dan operasi mesin bubut.
4. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberi manfaat
bagi semua pihak yang menggunakan dan membutuhkan.

4. 2 Saran

1. Sebuah  makalah harus  mempunyai  tampilan  yang menarik agar


pembaca  merasa  nyaman  dan  berencana   untuk  kembali  membaca
makalah tersebut.
2. Kelengkapan tentang informasi yang ada membuat masyarakat lebih
jauh mengenal tentang mesin bubut. Sehingga nantinya masyarakat tertarik
untuk mengetahui bahkan tertarik untuk mempelajari tentang mesin ini.

26
DAFTAR PUSTAKA
http://muhamadtedy.blogspot.com/2016/01/makalah-mesin-bubut.html

27

Anda mungkin juga menyukai