Anda di halaman 1dari 21

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Benda dipegang oleh pencekam yang biasa di pasang diujung poros utama
(spindel). Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam,
putaran poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat
bertingkat, dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya ..., 630, 710, 800, 900,
1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800 dan 2000, ... rpm. Untuk mesin bubut dengan
putaran motor variable, ataupun dengan system transmisi variable kecepatan
putaran poros utama tidak lagi bertingkat melainkan kontinyu.

Pahat dipasangkan pada kedudukan pahat (tool post) dan kedalaman potong
(a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada
pemutar menunjukan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak
transmisi bersama-sama dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan
pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut
bermacam-macam dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya : ...;
0,1; 0,112; 0,125; 0,14; 0,16; ...[mm/(r)].

Gambar 1.1 Proses Pembubutan


1.2 Jenis Mesin Bubut

A. Secara dimensi

Jenis mesin bubut pada garis besarnya dilihat dari dimensinya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat kelompok) :

1. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

2. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan


peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.

3. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan
mesin-mesin bubut pada umumnya.

4. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.

B. Secara Prinsip

Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
antara lain adalah :
1. Mesin Bubut Centre Lathe

Mesin bubut ini dirancang untuk berbagai macam bentuk dan yang paling
umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle
dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada
pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.

2. Mesin Bubut Sabuk

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa


sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang
berbentuk ulir.

3. Mesin Bubut Vertical Turning dan Boring Milling

Mesin ini bekerja secara otomatis pada pembuatan benda kerja yang dibubut
dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan
batang yang baru dan menyalurkan produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu
satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.

4. Mesin Bubut Facing Lathe

Sebuah mesin bubut digunakan untuk membubut benda kerja berbentuk


piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar yang
dapat disetting pada sebuah pelat pengatur yang besar, tidak terdapat kepala lepas.

5. Mesin Bubut Turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap


produksi. “Keterampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan
bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang
yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan operator yang sangat
terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali
beberapa suku cadang yang dimensinya sama.

Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk
operasi berurutan dapat diatur dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan
yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci
dan mengatur pahat dengan tepat.

6. Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak


maju mundur dengan turret.

7. Mesin Bubut Turret vertikal

Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat.
Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret
yang dipasangkan diatas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu
kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang
pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai
perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama
dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret
yang berdiri pada ujung kepala tetap.

1.3 Komponen Utama Mesin Bubut

1. Tail Stock
Untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang
berseberangan dengan pencekam (chuck) pada proses pemesinan dilakukan
2. Lead Crew
Poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan
bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan
roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa
(carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan
bisa dilepas kalau tidak dipakai.
3. Feedrod
Terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya
dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme
apron dalam arah melintang atau memanjang.
4. Carriage
Terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat
karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan
dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang
atas mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk
menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
5. Tool Post
Digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan
pemegang pahat.
6. Head Stock
Tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur
putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

Gambar 1.2 Bagian Utama Mesin Bubut


1.4 Jenis – jenis Pembubutan

1. Pembubutan Tepi (Facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.

2. Pembubutan Silindris (Turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik


pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya
harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses
pemotongan pada mesin bubut.

3. Pembubutan Alur (Grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

4. Pembubutan Tirus (Chempering)

Adapun caranya sebagai berikut :

• Dengan memutar compound rest

• Dengan menggeser sumbu tail stock

• Dengan menggunakan taper attachment.

5. Pembubutan Ulir (Threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.

6. Pembubutan Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja.

7. Pembubutan Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.


8. Pembubutan Kartel (Knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.

9. Pembubutan Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan
alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala
tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas.
Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer
dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran
reamer digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan
dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

1.5 Alat Bantu pada Mesin Bubut

1. Pahat Bubut
Untuk setiap pengerjaan pembubutan di perlukan pahat yang tepat, misalnya
untuk pengerjaan kasar (roughing), halus (finishing), pwermukaan (facing), bor,
ulir dan lain-lain. Pahat-pahat yang umum dipakai, biasanya sudah dibuat
standar, antara lain :
a. Pengerjaan Kasar
Dalam pengerjaan kasar pahat-pahat harus memakan material dalam
waktu singkat, karenanya pahat harus berbentuk tegap dan mantap.
Permukaan dapat berbentuk lurus atau lengkung. Dilihat dari kedudukan
pemotongannya, pahat ini dibedakan menjadi pahat kanan dan kiri.
b. Pengerjaan Halus
Pengerjaan ini untuk menghasilkan permukaan yang rata. Untuk itu
dapat dipakai pahat lurus dengan tepi potong yang bulat. Atau pahat hidung
persegi. Setelah diasah, tepi potong pahat harus diolesi dengan minyak/oli
untuk penambah kerataan benda kerja yang akan dihasilkan. Permukaan
yang rata berguna untuk mengurangi gesekan dengan bagian yang bergerak.
c. Pengerjaan Permukaan
Untuk pengerjaan permukaan dan untuk mengilangkan sudut-sudut
yang tajam dapat dipergunakan pahat sisi. Tepi potong sekunder pahat ini
menyebabkan geram tidak dapat keluar dengan bebas, karenanya pahat ini
harus digerakkan dengan arah dari pusat ke arah luar benda kerja. Pahat sisi
ini dapat dibagi dua yaitu, pahat sisi kiri dan pahat sisi kanan.
d. Pengerjaan Bentuk-bentuk Khusus
Untuk pengerjaan bentuk-bentuk tertentu yang sudah distandarkan,
dapat dipakai pahat dengan bentuk tepi potong yang sesuai dengan hasil
yang diinginkan misalnya pahat potong, pahat ulir, pahat bor, dan lain-lain.

Gambar 1.3 Pahat Bubut

2. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan
untuk memikul benda kerja yang akan di bubut.

Gambar 1.4 Senter


3. Plat Pembawa

Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda kerja untuk ikut
berputar sewaktu membubut, alat ini terbuat dari baja tuang dan mempunyai baut
ikat, benda kerja yang akan di bubut dimasukan bagian ujungnya pada lubang
pembawa kemudian dijepit dengan baut tadi, bentuk alat ini ada yang berujung lurus
dan ada yang berujung bengkok dan pemakaiannya tergantung dari bentuk pelat
pembawa mesin bubut.

Gambar 1.5 Pelat Pembawa

4. Cakra Penjepit (Pelat Genggam)

Cakra penjepit/pelat genggam/ cekam ada dua macam yaitu, cekam yang
mempunyai rahang 4 buah (biasanya tidak otomatis, diputar satu persatu) yang
berfungsi untuk menjepit benda kerja yang berbentuk segi empat, tidak teratur,
bulat atau penjepitan benda kerja tidak harus di tengah-tengah, pada cekam ini
terdapat garis-garis melingkar yang gunanya untuk memudahkan atau mempercepat
pengaturan letak benda kerja ditengah-tengah sehingga titik tengahnya segaris
dengan garis senter mesin. Sedangkan cekam berahang 3 yang memutar sendiri
secara otomatis. Alat ini berbentuk bundar dan mempunyai rahang untuk penjepit
benda kerja. Pada jenis cekam 3 rahang dapat bergerak otomatis atau memusat
sendiri jika salah satu kuncinya di putar. Cekam ini khusus untuk membubut atau
menjepit benda bulat atau bersegi 3; 6; 9 yang sama sisi.
Gambar 1.6 Cakra Penjepit

5. Kollet atau Tang Penjepit

Untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat (karena diameternya
kecil sehingga sulit untuk dijepit oleh cekam atau pembawa) maka digunaka kollet
(collet) atau tang penjepit dinamakan juga tanduk penambat. Bentuknya bulat
panjang, lehernya tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya. Di belah
menjadi tiga bagian dan ukurannya bermacam-macam.

6. Penyangga tetap dan Penyangga Jalan

Penyangga tetap adalah alat yang digunakan untuk menyokong atau


menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu panjang.
Penyangga jalan berfungsi sama, hanya tetapi perbedaannnya bahwa penyangga
jalan pemasanggannya pada eratan dan ikut bergerak sepanjang jalannya pahat pada
alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah menahan benda kerja agar tidak
melengkung dan tidak bergetar karena adanya tekanan pahat yang menyayat.

7. Pendingin Pahat

Cairan khusus digunakan untuk mengurangi panas pada waktu operasi.


Gunanya adalah untuk menaikkan umur dari pahat. Pendingin yang digunakan ada
kalanya air dicampur dengan sabun ditambah sedikit soda ada baiknya digunakan
cairan yang dinamakan soluble oil (minyak yang dilarut dalam air), yaitu campuran
antara emulsol (semacam pelumas yang larut dalam air ± 10 % dengan air.
Ketentuan-ketentuan didalam pendingianan:

a. Banyak zat cair yang digunakan dalam pembubutan. Misal 10 1/mm


b. Cairan itu harus mengenai dahulu geram yang keluar dari benda, karena pada
geram terjadi panas yang lebih besar.
c. Mulai pendinginan begitu mulai membubut, jangan ditunggu dulu karena dapat
menyebabkan keretakan pada pahat.

1.6 Gambar Macam – macam Mesin Bubut

Gambar 1.7 Mesin Bubut Horizontal

Gambar 1.8 Mesin Bubut Turret Gambar 1.9 Mesin Bubut


BAB II

TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja mesin bubut.

2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen dan bagian – bagian dari mesin bubut.

3. Mahasiswa dapat memahami jenis – jenis proses pembubutan.

4. Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan mesin bubut dengan baik.

BAB III
ALAT DAN BAHAN

1. Kacamata.

2. Jangka Sorong.

3. Cairan pendingin.

4. Tapper.

5. Logam ST-32.
BAB IV

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Sketch gambar bentuk produk yang akan dibuat pada kertas.

3. Pasang logam pada cakra penjepit.

4. Nyalakan mesin bubut dengan transmisi rpm rendah terlebih dahulu.

5. Pastikan logam terjepit dan berputar dengan sempurna dengan cara memukulnya

menggunakan batang aluminium secara perlahan.

6. Jika telah terjepit sempurna, maka matikan mesin dan masukkan transmisi rpm

tinggi untuk memulai proses pembubutan.

7. Lakukan proses facing terlebih dahulu.

8. Gunakan pahat bubut untuk proses facing dan atur pahat hingga tegak lurus

dengan sumbu putar benda.

9. Pada proses awal, atur pahat bubut sedemikian rupa hingga menyentuh logam

dengan cara memutar eretan utama dan eretan melintang mendekati logam.

10. Jika pahat telah menyentuh logam maka, atur skala pada eretan melintang

menjadi nol.

11. Lanjutkan dengan memutar eretan melintang untuk memulai proses facing

sesuaikan dengan dimensi yang tertera pada sketch.

12. Lanjutkan dengan proses turning menggunakan rpm 520 hingga membentuk

diameter 25 mm.

13. Melakukan proses center boring terlebih dahulu untuk memastikan posisi

lubang yang dibuat berada tepat di tengah benda kerja.


14. Lakukan proses drilling dengan mengganti pahat terlebih dahulu (ukuran

pahat M 9,5) lalu buat lubang sedalam 40 mm.

15. Melakukan proses grooving membentuk diameter 18 mm menggunakan rpm

200 dengan memberi tanda sepanjang 10 mm terlebih dahulu

16. Menghentikan mesin sejenak untuk membalikan posisi benda kerja.

17. Lanjutkan dengan turning membentuk diameter 25 mm.

18. Melakukan turning hingga membentuk diameter 20 mm.

19. Melakukan turning hingga membentuk diameter 12 mm.

20. Melakukan threading sepanjang 30 mm menggunakan pitch 20.

21. Mematikan mesin dan melepas benda kerja dari cekam.

22. Lanjutkan dengan proses tapping (membuat ulir dalam) secara manual

menggunakan alat tapper.

Gambar 4.1 Sketch Dimensi Benda Kerja


BAB V

TABEL WAKTU DAN HASIL PENGERJAAN

NO. WAKTU
PROSES
1. Persiapan alat dan bahan 10 menit
2. Facing 1 menit
3. Turning Ø25 mm 58 menit
4. Center Boring 1 menit
5. Persiapan Drilling 39 detik
6. Drill M 9,5 40mm 6 menit
7. Grooving Ø18 mm 25 menit
8. Membalikkan posisi benda dan 5 menit
persiapan turning
9. Turning Ø25 mm 32 menit
10. Turning Ø20 mm 19 menit 35 detik
11. Turning Ø12 mm 25 menit 30 detik
12. Threading 20 menit 35 detik
13. Tapping (ulir dalam) 15 menit 44 detik

Gambar 5.1 Tampak Belakang Gambar 5.2 Tampak Depan

Gambar 5.3 Tampak Samping


BAB VI

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan pengertian umum tentang mesin bubut ! (termasuk proses apa saja
yang dilakukan) !

Mesin bubut adalah mesin yang digunakan untuk memotong dan


mengurangi dimensi benda dengan cara di jepit pada cakra yang berputar dan
dikenakan kepada mata pahat yang telah di sediakan.

Macam – macam proses yang dilakukan adalah

a) Pembubutan Tepi (Facing)


Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja.
b) Pembubutan Silindris (Turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan
tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus terletak
senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan
pada mesin bubut.
c) Pembubutan Alur (Grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
d) Pembubutan Tirus (Chempering)
Adapun caranya sebagai berikut :

• Dengan memutar compound rest

• Dengan menggeser sumbu tail stock

• Dengan menggunakan taper attachment.

e) Pembubutan Ulir (Threading)


Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.
f) Pembubutan Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja.
g) Pembubutan Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
h) Pembubutan Kartel (Knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
i) Pembubutan Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan
alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala
tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas.
Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer
dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran
reamer digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan
dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

2. Jelaskan pengaruh RPM dengan kedalaman pemakanan terhadap pahat maupun


permukaan/hasil jadi benda kerja !

Untuk proses pemakanan dengan kedalaman yang kecil, kecepatan putar


spindel (RPM) harus cepat (RPM tinggi). Jika kecepatan putar pelan maka
permukaan yang di hasilkan akan kasar / tidak bagus. Sebaliknya, untuk proses
pemakanan dengan kedalaman yang besar, kecepatan putar spindel (RPM)
harus pelan (RPM rendah). Jika kecepatan putar cepat, dapat berpotensi
merusak mata pahat dari mesin bubut tersebut.

3. Jelaskan posisi sudut mata pahat pada masing-masing proses yang kalian
kerjakan pada mesin bubut ! beri gambar (6 proses)
a) Untuk proses facing umumnya digunakan pahat bubut dengan posisi sudut
baji 55o sejajar dengan permukaan benda kerja yang pemakanannya dimulai
dari luar benda kerja ke arah pusat benda.
Gambar 6.1a Pahat Bubut Facing Gambar 6.1b Sudut Pahat Facing

b) Untuk proses threading digunakan pahat bubut pitch 20. Posisi pahat pahat
saat proses berlangsung adalah tegak lurus (90o) terhadap sumbu putar benda
kerja.

Gambar 6.2a Pahat Threading Gambar 6.2b Mata Pahat Threading


c) Untuk proses turning digunakan pahat bubut rata kanan dengan posisi sudut
tegak lurus (90o) terhadap sumbu putar benda kerja. Pahat ini bergerak dari
kanan ke kiri menuju ke arah cekam.

Gambar 6.3a Pahat Rata Kanan Gambar 6.3b Posisi Sudut Pahat
d) Untuk proses grooving sama hal-nya dengan proses turning. Posisi sudut
mata pahat tegak lurus sumbu putar dan bergerak dari kanan ke kiri sesuai
dengan dimensi yang akan di buat.

Gambar 6.4 Pahat Grooving

e) Untuk proses drilling posisi sudut mata pahat tegak lurus (90o) dengan
penampang benda kerja atau sejajar dengan sumbu putar.

Gambar 6.5 Posisi Pahat Drilling


f) Untuk proses tapping sama hal-nya dengan proses drilling. Posisi sudut pahat
tegak lurus (90o) dengan penampang benda kerja atau sejajar dengan sumbu
putar benda.

Gambar 6.6 Posisi Pahat Tapping

4. Jelaskan apa itu 3 jaw chuck dan 4 jaw chuck !


Chuck yang dalam Bahasa Indonesia berarti cekam, merupakan
komponen mesin bubut yang berfungsi sebagai penjepit benda kerja yang akan
di proses. Terdapat berbagai tipe cekam yang digunakan antara lain 3 jaw chuck,
4 jaw chuck dan 6 jaw chuck. 3 jaw chuck merupakan cekam yang memiliki 3
rahang penjepit benda kerja, sedangkan 4 jaw chuck memiliki 4 rahang penjepit
begitu juga dan 6 jaw chuck dan seterusnya. Pada dasarnya tidak ada perbedaan
fungsi yang signifikan dari setiap tipe cekam, hanya jumlah rahang yang dipakai
saja yang berbeda sesuai dengan nama sebutannya.

5. Jelaskan penentuan titik nol pada masing-masing proses yang kalian kerjakan !
Apapun proses yang akan di lakukan harus di awali dengan penentuan
titik nol. Hal ini agar kita dapat dengan mudah dalam menghitung dan
menentukan pemakanan benda kerja saat proses berlangsung. Penentuan titik
nol dilakukan dengan cara memutar eretan utama dan eretan melintang pada
mesin bubut hingga mata pahat menyentuh permukaan benda kerja. Setelah itu,
atur skala pemakanan yang terdapat pada eretan melintang menjadi nol dengan
cara memutarnya ke kanan atau kiri.
Untuk proses facing posisi nol saat pahat sejajar dengan permukaan
benda kerja. Untuk proses turning, grooving dan threading posisi nol adalah
saat pahat tegak lurus dengan sumbu putar atau berada disamping benda kerja.
Untuk proses drilling, posisi nol saat pahat tegak lurus dan berada di tengah-
tengah permukaan benda kerja, sedangkan untuk proses boring posisi nol adalah
saat mata pahat tegak lurus dan berada di permukaan lubang yang telah dibuat.

6. Kenapa proses drilling perlu dilakukan secara bertahap ?


Proses drilling dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hasil
permukaan yang halus dan rapi. Selain itu, jika tidak dilakukan secara bertahap
maka dapat berpotensi merusak atau mematahkan mata pahat.
BAB VII
KESIMPULAN

Dari praktikum ini saya dapat menyimpulkan bahwa :

1. Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja.
2. Terdapat beberapa komponen utama pada mesin bubut yaitu tail stock, lead
crew, feedrod, carriage, tool post, head stock.
3. Terdapat 6 jenis proses yang dilakukan pada praktikum ini yaitu facing, turning,
grooving, drilling, threading dan tapping.
4. Konsep dasar mengoperasikan mesin bubut adalah dengan menjepit benda kerja
pada cekam terlebih dahulu, setelah itu memasukkan transmisi rpm,
menyalakan mesin, mengganti pahat sesuai dengan proses yang ingin dilakukan
dan mencari titik nol terlebih dahulu sebelum proses pengerjaan dimulai.
Gunakan eretan utama dan eretan melintang untuk mengatur posisi pahat. Putar
skala pada eretan melintang untuk menentukan dimensi pemakanan pada benda
kerja. Khusus pada proses drilling gunakan tail stock dengan mata pahat bor
untuk melubangi benda kerja.

Anda mungkin juga menyukai