Anda di halaman 1dari 28

BAB II

BUBUT

2.1. Definisi Proses Pembubutan

Mesin bubut suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong


benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong
relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Fungsi utama
dari mesin bubut adalah untuk membuat/memproduksi benda-benda
berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat, poros tirus,
poros beralur, poros berulir.

Gambar 2.1 Mesin Bubut


Sumber : mechanical-engg.com/gallery/image/560-1-lathe-and-its-parts/

Bagian-Bagian mesin bubut :

1. Kepala tetap ( head stock), terdapat spindel utama mesin yang berfungsi
sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya :
cekam (chuck), kollet (collet), senter tetap, atau pelat pembawa rata
(face plate).
2. Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary
center), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai
tirus yang pemasanganya dimasukan pada lubang tirus (sleeve) kepala
lepas.
3. Meja (bed) atau alas mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan
kepala lepas (tail stock), eretan (carriage), penyangga diam (steady
rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu
pembubutan.
4. Eretan (carriage), teridi dari tiga bagian/ elemen diantaranya :
a. Eretan memanjang
b. Eretan melintang
c. Eretan atas
5. Poros Transportir dan Poros Pembawa, poros transporter berfungsi
membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis. Poros
pembawa adalah poros yang membawa atau mendukung jalanya eretan
dalam proses pemakanan.
6. Tuas atau Handle umumnya berfungsi sebagai pengatur kecepatan
spindle, kecepatan pemakanan otomatis dan jarak antar ulir.
7. Tool post berfungsi sebagai penjepit atau pemegang pahat.

2.2. Prinsip Kerja

1.Input

Penggerak dari mesin bubut adalah motor listrik. Gerak yang di hasilkan
diubah menjadi transmisi I dan II. Daya yang akan diteruskan dari transmisi
I akan menggerakkan spindle, cekam dan benda kerja. Sedangkan daya yang
di teruskan pada transmisi II diubah menjadi gerak translasi oleh poros
pembawa.

2.Process

Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan gerak
makan dilakukan oleh pahat secara translasi.

3.Output
Proses dari mesin bubut menghasilakn :
a. Benda Kerja yang sudah di bentuk sesuai dengan keinginan.
b.Geram (Sisa hasil pemotongan).
2.3 Prinsip Kerja Proses Bubut

Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan gerak
makan dilakukan oleh pahat secara translasi.

Dalam proses bubut terdapat 5 (lima) dasar proses, yaitu :

1.Putaran spindle (rpm)

𝑉𝑐 .1000
𝑛= ; rpm
𝜋. D

D = Diameter benda Kerja (mm)


𝑚𝑚
Vc = Kecepatan potong (𝑚𝑖𝑛)

2.Kecepatan makan (Vf)

𝑚𝑚
Vf = f . n . Zph ;𝑚𝑖𝑛

Zph = Jumlah mata potong pahat


𝑚𝑚
f = Gerak makan (𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛)

3.Kedalam potong (a)


𝐷𝑜−𝐷𝑖
𝑎= ; mm
2

Do = Diameter awal benda kerja


Di = Diameter akhir benda kerja
4.Kecepatan penghasilan geram
𝑐𝑚3
Z = f . a . Vc ; 𝑚𝑖𝑛

a = kedalaman pemotongan
5.Waktu pemotongan (Tc)
𝐿𝑡
𝑇𝑐 = 𝑓.𝑛 .𝑍𝑝ℎ ; min

Lt = Panjang pemotongan (mm)


6.Waktu efektif
𝐿𝑡 .𝑧
𝑇𝑒𝑓𝑓 = 𝑓 .𝑛 .𝑍𝑝ℎ ; min
𝑎
𝑎 â
Z = Banyak pemakanan ; 𝑍= .𝑥 =
â 𝑥

â = Besar pemakanan per skala (mm/skala)


x = Skala maksimum pemakanan (pemakanan/skala)

2.4 Elemen Dasar Mesin Bubut

Mesin bubut mempunyai 5 (lima) elemen dasar (komponen), yaitu :

1. Kepala tetap ( head stock)

Komponen yang berfungsi sebagai tempat transmisi roda gigi yang


meneruskan putaran motor listrik menjadi putaran spindle.

2. Kepala gerak (tail stock)

Komponen yang berfungsi untuk menumpu benda kerja yang akan


dibubut dengan bantuan senter jalan. Pada tail stock juga dapat ditemukan
chuck drill untuk proses boring atau drilling.

3. Meja (bed)

Kerangka utama pada mesin bubut dan sebagai tempat kedudukan tail
stock, eretan (carriage) dan komponen penyangga benda kerja lainnya.

4. Eretan (carriage)

Komponen yang berfungsi menghantarkan pahat ke benda kerja. Eretan


terdiri dari eretan memanjang, eretan melintang dan eretan atas.

2.5 Elemen Dasar Proses Bubut

Dalam proses bubut terdapat 5 (lima) dasar proses, yaitu :

1. Putaran spindle (rpm)


𝑉𝑐 .1000
𝑛= ; rpm
𝜋. D

D = Diameter benda Kerja (mm)


𝑚
Vc = Kecepatan potong (𝑚𝑖𝑛)

2. Kecepatan makan (Vf)


𝑚𝑚
Vf = f . n . Zph ;𝑚𝑖𝑛

Zph = Jumlah mata potong pahat


𝑚𝑚
f = Gerak makan (𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛)

3. Kedalam potong (a)


𝐷𝑜−𝐷𝑖
𝑎= ; mm
2

Do = Diameter awal benda kerja


Di = Diameter akhir benda kerja
4. Kecepatan penghasilan geram
𝑐𝑚3
Z = f . a . Vc ; 𝑚𝑖𝑛

a = kedalaman pemotongan
5. Waktu pemotongan (Tc)
𝐿𝑡
𝑇𝑐 = ; min
𝑓.𝑛 .𝑍𝑝ℎ

Lt = Panjang pemotongan (mm)


6. Waktu efektif
𝐿𝑡 .𝑧
𝑇𝑒𝑓𝑓 = 𝑓 .𝑛 .𝑍𝑝ℎ ; min
𝑎
𝑎 â
Z = Banyak pemakanan ; 𝑍= .𝑥 =
â 𝑥

â = Besar pemakanan per skala (mm/skala)

x = Skala maksimum pemakanan (pemakanan/skala)

2.6 Jenis-Jenis Mesin Bubut

Jenis mesin bubut dapat dibedakan berdasarkan dimensi dan prinsip


kerjanya. Berdasarkan dimensinya, mesin bubut dibedakan menjadi:

1. Mesin Bubut Ringan


Mesin bubut ringan diperuntukkan untuk pekerjaan membubut objek
yang berukuran kecil dan ringan. Bentuk mesin ini relatif kecil dan
sederhana dengan panjang mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm
sehingga sangat cocok untuk latihan dan industri rumah tangga.
Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di meja atau di tempat mana saja
sesuka anda dengan sangat mudah, karena ukurannya yang mini dari jenis
mesin bubut lainnya.
Karena memilki berat yang ringan dan ukuran yang mini, mesin bubut
ini bisa dibawa atau di angkat oleh satu orang. Mesini ini biasa kita jumpai
di beberapa sekolah mesin yang di gunakan untuk latihan
Gambar 2.2 Mesin Bubut Ringan
Sumber : http://diobubut.blogspot.co.id

2. Mesin Bubut Sedang


Dibanding dengan mesin mesin bubut ringan, mesin bubut sedang
memiliki konstruksi yang lebih detail dan dilengkapi dengan peralatan
khusus. Mesin bubut sedang digunakan untuk pekerjaan yang memiliki
banyak variasi dan membutuhkan ketelitian.
Mesin bubut jenis ini dapat membubut material dengan diameter sampai
dengan 200 mm dan panjang 100 mm. Tidak hanya untuk menghasilkan
perkakas, mesin bubut sedang juga dapat digunakan untuk memperbaiki
perkakas dan cocok digunakan sebagai peralatan pelatihan di sekolah.

Gambar 2.3 Mesin Bubut Sedang


Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut

3. Mesin Bubut Standar


Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih berat. Jenis
mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan mesin bubut pada
umumnya.
Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan sedang serta
dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja, bak penampung dan rem.
Mesin bubut standar paling banyak digunakan di home industry.

Gambar 2.4 Mesin Bubut Standar


Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut

4. Mesin Bubut Meja Panjang


Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan
lainnya.

Gambar 2.5 Mesin Bubut Meja Panjang


Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut

Jenis-Jenis Mesin bubut berdasarkan prinsipnya, dibedakan menjadi :


1. Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut centre lathe paling banyak digunakan pada industri karena
dirancang untuk berbagai macam bentuk. Mesin bubut ini menggunakan
poros spindle yang memiliki chuck berahang pada satu sisinya sebagai alat
cengkram material. Rahang ini menjadi pusat sumbu dan sisinya yang lain
menjadi pemutar.
Mesin ini banyak digunakan diberbagai industri besar ataupun kecil dan
juga dibeberapa perusahaan manufactur dengan cara kerja yang sangat
efektif dan mudah. Mesin ini dirancang dengan berbagai bentuk dan tipe
sehingga.

Gambar 2.6 Mesin Bubut centre lathe


Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut

2. Mesin Bubut Sabuk


Jenis mesin bubut sabuk menggunakan sabuk untuk memutar roda gigi.
Sabuk melingkari roda gigi dan berputar dengan putaran poros dari spindel
yang terkait dengan sabuk. Roda gigi yang dilingkari sabuk inilah menjadi
kunci pembuatan ulir dan pemotongan material karena diujung rangkaian
roda gigi tersebut terdapat eretan pahat yang bergerak memutar konstan
untuk membentuk ulir. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau
puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
3. Mesin bubut vertical turning & boring milling
Mesin bubut ini bekerja secara otomatis. Sebelum bekerja, mesin bubut
ini hanya perlu menentukan bentuk akhir dari setiap potongan yang
diberikan oleh operator dan selanjutnya mesin bubut ini akan membubut
sesuai setingan. Poros mesin akan mengeset sendiri cengkramannya pada
material bahan kerja.
Dengan cara kerja yang sangat otomatis, anda dengan mudah dapat
mengawasi beberapa mesin lainnya dengan sangat mudah dan cepat.
Dengan cara kerja otomatis ini, memudahkan para pengguna menggunakan
mesin jenis ini.
Mesin otomatis ini banyak di jumpai di beberapa perusahaan industri
dan manufaktur yang membutuhkannya.

Gambar 2.7 Mesin Bubut vertical turning & boring milling


Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut

4. Mesin Bubut facing lathe


Mesin bubut ini memiliki cakram atas piringan berupa plat besar yang
berada pada sisi dasar, kemudian proses pembubutan bekerja pada kedua
sisi piringan. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar yang
dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat
kepala lepas. Untuk material berbentuk piringan, mesin bubut facing
lathelah pilihannya.
Gambar 2.8 Mesin Bubut facing lathe
Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut

5. Mesin Bubut Turret


Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan
terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga
memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk
memproduksi kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut
mesin memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu
yang lebih lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang
dimensinya sama.
Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat
untuk operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan
dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat
tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah
benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan
banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau
diperlukan kembali.

Gambar 2.9 Mesin Bubut turret


Sumber : hargareview.com/jenis-mesin-bubut
6. Mesin bubut Turret Jenis Sadel
Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadle yang
bergerak maju mundur dengan turret. Mesin bubut turret vertikal adalah
sebuah mesin yang mirip Freis pengebor vertikal, tetapi memiliki
karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas
pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang
dipasangkan di atas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak
satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk
memegang pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala
samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga
panjang pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan.
Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung
kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk
memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang
diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan
pencekaman.

2.7. Penjabaran mesin C 630

Gambar 2.10 Mesin bubut C 630


Sumber: id.aliexpress.com/item/C0630-normal-
lathe-turning-machine/32763630798.html

Model C 630
mesin tidur diameter max ayunan 300 mm
Max panjang pengolahan 500 mm
Max diameter buah ayunan 150 mm
Spindle meskipun lubang diameter 28 mm
Rentang kecepatan spindle 87-1370R/min
Rentang benang metrik mengubah-mill 0.5-3 mm
Mengubah-inch rentang benang mill 12-24 tpi
Makan vertikal (26 jenis) 0.026-0.102 mm
Top gerakan lengan max 60 mm
Daya Motor 0.55 Kw
Dimensi ukuran 1250 × 600 × 1200mm
Berat 400 kg

2.8 Operasi-Operasi yang Dapat Dilakukan pada Mesin Bubut

1. Pembubutan tepi (facing)

Pengerjaan benda dilakukan terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.

2. Pembubutan silindris (turning)

Pengerjaan benda kerja yang dilakukan sejajar dengan garis sumbunya.

3. Pembubutan alur (grooving)

Pembubutan yang dilakukan diantaran dua permukaan.

4. Pembubutan tirus (champering)

Adapun cara-cara pembubutan tirus pada mesin bubut adalah sebagai


berikut :

a. Dengan memutar compound rest.


b. Dengan menggeser sumbu tail stock.
c. Dengan menggunakan tapper attachment.

5. Pembubutan ulir (threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan refrensi mal ulir (thread gauge) atau
menggunakan pahat tertentu ukurannya yang telah dijual dipasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja.

7. Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

8. Kartel (knurling)

Membuat profil / grip pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang, obeng agar tidak licin.

9. Reaming

Memperluas lubang yang telah dibuat.

2.9 Alat-Alat Bantu Mesin Bubut

Alat-alat bantu dan perlengkapan yang sering dipakai pada pengoperasian


mesin bubut antara lain :

1. Senter Putar dan Senter Mati

Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja yang


berbentuk shaft atau as atau poros. Dengan tujuan agar ketika dibubut,
benda tersebut tidak goyang, bengkok, bergetar atau pun lepas. Tentunya
sebelumnya ujung dari as tersebut diberi lubang untuk tempat senter.

Gambar 2.11 Senter Putar dan Senter Mati


Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-
bantu-pada-mesin-bubut.html
2. Senter Pipa
Digunakan dengan maksud yang sama dengan penggunaan senter putar
namun senter pipa dikhususkan untuk pipa atau as yang memiliki lubang
yang tidak bisa disokong dengan senter putar biasa.

Gambar 2.12 Senter Pipa


Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-
bantu-pada-mesin-bubut.html

3. Catok bor (Drill Chuck)


Alat ini berfungsi sebagai pemegang mata bor (twist drill) untuk
pembuatan lubang pada benda kerja.

Gambar 2.13 Catok Bor


Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-
bantu-pada-mesin-bubut.html

4. Kolet (Collet Chuck)


Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan
biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan
berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.
Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya yang
menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet
berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja
berukuran ∅ 8 mm. Pemasangan kolet adalah pada kepala tetap dan dibantu
dengan kelengkapan untuk menarik kolet tersebut. Karena kolet berbentuk
tirus, alat penariknyapun berbentuk lubang tirus, dengan memutar ke kanan
uliran batangnya.

Gambar 2.14 Kolet


Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-bantu-pada-
mesin-bubut.html

5. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan
penyang jalan (follower rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut
benda-benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang apabila tidak
dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi berpenampang
elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.

Gambar 2.15 (a) Steady rest (b) follower rest


Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-bantu-pada-mesin-bubut.html

6. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar
pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar
dengan poros mesin, permukaannya ada yang beralur dan ada yang
berlubang.
Gambar 2.16 Plat Pembawa
Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-
bantu-pada-mesin-bubut.html

7. Cekan (Chuck)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck), dan ada
juga yang berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc Chuck).
Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris, dimana
gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.
Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang
dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini
biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan
pada saat pembubutan eksentrik.

Gambar 2.17 (a) Self centering Chuck (b) Independenc


Chuck
Sumber : mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-bantu-pada-
mesin-bubut.html
2.10 Klasifikasi Pahat Bubut

Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan pada
proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat
membuat benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tuntutan pekerjaan,
misalnya dapat digunakan untuk membuat permukaan/facing, rata, bertingkat,
alur, champer, tirus, memperbesar lubang, ulir, dan memotong.
Kemampuan/performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/material yang
digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan bagaimana
apakah teknik penggunannya sudah sesuai petunjuk dalam katalog. Apabila
beberapa faktor tersebut di atas dapat terpenuhi berdasarkan standar yang telah
ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampuannya/performanya.
Setiap pabrik pembuat pahat bubut biasanya pada buku katalognya selalu
mencantumkan spesifikasi dan klasifikasi produk buatannya, diantaranya
mencantumkan kode standar yang digunakan misalnya dengan standar ISO 513.

2.10.1 Posisi Pahat Bubut

Pada waktu membubut, benda kerja dijepit pada cekam, pelat


pembawa atau dipasang diantara 2 senter sementara pahat bubut
dipasang didalam rumah pahat (tool post). Agar pengerjaan pembubutan
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, maka pemasangan pahat
pada rumah pahat ini harus dilakukan secara seksama dan benar.
Pertama, posisi pahat harus diatur setinggi sumbu benda kerja atau
setinggi senter, kedua pahat jangan dipasang terlalu panjang menonjol
keluar dari rumah pahat. Hal ini bertujuan agar pada waktu
melaksanakan pembubutan pahat tidak bergetar serta untuk
menghindari pahat menjadi patah, dimana ketentuan ini berlaku secara
umum untuk pemasangan pahat. Setelah itu sesuai dengan jenis pahat
yang digunakan, harus diatur pula apakah kedudukan pahat disetel
miring atau disetel tegak lurus terhadap benda kerja. Untuk pahat kanan
posisi pahat sebaiknya miring ke arah kanan sebesar 50 hingga 100. Hal
ini dimaksudkan agar pada waktu menyayat benda kerja, pahat tidak
masuk lebih dalam pada benda kerja. Berbeda dengan pahat bubut rata,
pemasangan pahat bubut muka (side tool) harus diatur miring ke kiri
sehingga mata pemotong pahat mengenai benda kerja, dalam hal ini
gerakan penyayatan pahat dimulai dari bagian tengah ke bagian kiri
benda kerja. Sedangkan bila menggunakan pahat potong (Parting-off
tool), maka posisinya harus diatur tegak lurus terhadap sumbu benda
kerja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari pahat menjadi patah

Posisi pahat bubut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1.Pasang pahat pada sisi pemasangan (sisi yang terbuka) di dalam rumah
pahat, kemudian dijepit dengan baut-baut penjepit menggunakan
kunci pas

2.Geserkan kepala lepas medekti rumah rumah pahat, lalu geserkan


rumah pahat mendekati senter kepala lepas dengan cara memutarkan
roda pemutar eretan lintang atau eretan atas. Untuk mengatur posisi
pahat setinggi sente, sentuhkanlah ujung mata pemotong pahat kepada
ujung senter kepala lepas.

Gambar 2.18 Pemasangan pahat pada rumah pahat


sisi terbuka
Sumber : pusat- lingkaran.blogspot.co.id/2017/02/memasang-pahat-
bubut-pada-rumah-pahat.html

3. Bila ujung pahat tidak dapat menyentuh ujung senter, berarti posisi
pahat belum setinggi senter. Untuk menyetel posisi pahat ini dapat
dilakukan dengan cara mengendurkan baut-baut penjepit pahat lalu
beri ganjal dengan pelat tipis bagian bawah dari pahat dan ketatkan
kembali baut-baut penjepit tadi.
4. Periksa apakah ujung pahat sudah setinggi senter atau belum, jika ujung
pahat belum setinggi senter, kendurkan baut-baut penjepit lalu tambahkan
atau kurangi ganjal-ganjal pada bagian bawah pahat sesuai kebutuhan.
Apabila posisi pahat sudah setinggi senter , ketatkan kembali baut baut
penjepit pahat.

Catatan: pemasangan dan pengaturan posisi pahat setinggi senter pada


rumah pahat empat sisi pemasangan pada dasarnya sama dengan
pemasangan dan pengaturan posisi pahat pada rumah padat sisi terbuka.
Hanya saja pada rumah pahat 4 sisi pemasangan dapat dipasang sampai 4
buah pahat yang berbeda-beda sekaligus.

Gambar 2.19 Pemasangan pahat pada rumah pahat 4 sisi


pemasangan
Sumber : pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/02/memasang-pahat-bubut-
pada-rumah-pahat.html

Pemasangan pahat pada rumah pahat landasan cembung

1. Masukkan pahat ke dalam lubang rumah pahat, kemudian jepit dengan baut
penjepit yang terdapat dibagian atas rumah pahat.
2. Geserkan kepala lepas mendekati rumah pahat, lalu geserkan eretan lintang
dan atau eretan atas hingga ujung mata pemotong pahat menyentuh ujung
senter kepala lepas.
3. Bila ujung pahat belum setinggi senter, maka pengaturannya dapat
dilakukan dengan cara mendorong ke depan atau ke belakang landasan
cembung sampai ujung pahat tepat menyentuh ujung senter kepala lepas.
Pemasangan pahat pada rumah pahat alur ekor burung

1. Pasang pahat pada pemegang pahat (E) kemudian jepit pahat dengan baut
baut penjepit yang terdapat pada pemegang pahat.

Gambar 2.20 Pemasangan pahat pada rumah pahat landasan


cembung
Sumber : pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/02/memasang-pahat-bubut-
pada-rumah-pahat.html

2. Masukkan pemegang pahat ke dalam blok rumah pahat (A) melalui alur-
alur ekor burungnya sampai ujung bawah baut penyetel (H) menyentuh
pada batang penumpu (B). Pemegang pahat dapat dieretkan oleh baji (C)
dan mur pengikat (D), lihat gambar diatas
3. Gerakkan rumah pahat kedepan sampai ujung mata pemotong pahat
menyentuh ujung senter kepala lepas.
4. Jika ujung pahat belum tepat menyentuh ujung senter kepala lepas berarti
ujung pahat lepas belum setinggi senter. Untuk mengatur posisi pahat
setinggi senter dapat dilakukan dengan cara memutarkan baut penyetel
(H) ke kanan atau ke kiri hingga ujung pahat tepat bertemu dengan ujung
senter kepala lepas. Selanjutnya bila posisi pahat sudah setinggi senter
putarlah mur kontra (I) agar kedudukan pahat tidak berubah lagi.
Kemudian ketatkan mur pengikat (D) agar pemegang pahat terpasang erat
pada blok rumah pahat.
Gambar 2.21 Pemasangan pahat pada rumah pahat alur ekor burung
Sumber : pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/02/memasang-pahat-
bubut-pada-rumah-pahat.html

2.10.2 Sudut-Sudut Pahat Bubut

Untuk dapat memotong dengan baik, pisau bubut perlu adanya sudut
baji, sudut bebas, dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang semua ini
disebut dengan istilah geometris alat potong. Sesuai dengan bahan dan
bentuk pisau, geometris alat potong untuk penggunaan setiap jenis
logam berbeda.

1. Pisau bubut rata kanan

Pahat bubut rata kanan memiliki sudut baji 800, dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana gambar, dan pembubutan iini dimulai
dari kiri ke kanan mendekati cekam bubut.

Gambar 2.22 Pisau pahat bubut kanan sudut 800


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/2014/11/jenis-
pahat-mesin-bubut-yah-kita.html
2. Pisau bubut rata kiri
Sudut baji rata kiri sebesar 550, dan biasanya digunakan untuk
pembubutan yang dimulai dari kiri ke kanan mendekati kepala lepas.

Gambar 2.23 Pisau bubut rata kiri sudut 800


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/2014/11/jenis-
pahat-mesin-bubut-yah-kita.html

3. Pisau bubut muka

Pisau bubut muka memiliki sudut baji 550, pahat ini bisa
digunakan baik dari kanan maupun kiri benda kerja.

Gambar 2.24 Pisau bubut muka sudut 550


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/2014/11/jenis-
pahat-mesin-bubut-yah-kita.html

4. Pisau bubut ulir

Pahat bubut ulir memiliki sudut puncak tergantung dari jenis ulir
yang akan dibuat, sudut puncak 550 adalah untuk membuat ulir jenis
whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut
puncak pahat ulirnya dibuat 600.
Gambar 2.25 Pahat bubut ulir sudut 550
Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/2014/11/jenis-
pahat-mesin-bubut-yah-kita.html

2.10.3 Macam-Macam Pahat Bubut

Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut
menuntut kita untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang
umum dipakai. Gambar berikut menjelaskan bentuk pahat bubut dan
bentuk benda kerja yang di hasilkan. Bagian pahat yang bertanda bintang
adalah pahat kanan, artinya melakukan pemakanan dari kanan ke kiri

Gambar 2.26 Macam - macam bentuk pahat bubut


Sumber : syamsurikgn.wordpress.com/2014/10/31/jenis-
jenis-pahat-cnc/

Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas dari kiri ke kanan adalah

1. Pahat sisi kanan

2. Pahat pinggul/champer kanan

3. Pahat sisi/permukaan kanan

4. Pahat sisi/permukaan kanan (lebih besar)

5. Pahat ulir segitiga kanan


6. Pahat alur

7. Pahat alur segitiga (kanan kiri)

8. Pahat ulir segitiga kiri

9. Pahat sisi kiri

10. Pahat pinggul kiri

11. Pahat alur lebar

Berdasarkan bahan pembuatnya, ada dua macam pahat bubut yang


umum dipakai, yakni pahat HSS dan carbide/tungsten carbide

Pahat High Speed Stel (HSS)

High Speed Stel (HSS) adalah bagian dari alat baja, biasanya digunakan
alat bit dan alat pemotong. Hal ini sering digunakan dalam kekuasaan
gergaji dan bor. Hal ini unggul lebih tua dari alat baja karbon tinggi yang
digunakan secara luas melalui tahun 1940-an karena dapat menahan suhu
tinggi tanpa kehilangan kekerasannya. Properti ini memungkinkan HSS
untuk memotong lebih cepat dari baja karbon tinggi, maka nama baja
kecepatan tinggi. HSS umumnya menampilkan kekerasan tinggi (di atas
HRC60) dan ketahanan abrasi tinggi(umumnya terkait dengan konten
tungsten sering digunakan dalam HSS) dibandingkan dengan karbon umum
dan alat baja. Penggunaan utama dari baja kecepatan tinggi menjadi
pembuatan berbagai alat pemotong: latihan, keran, penggilingan pemotong,
alat bit, pemotong gear, gergaji, dll. Jadi HSS bukan hanya digunakan
memotong besi, tapi juga kayu, bahkan bagus juga untuk pisau dapur.

Gambar 2.27 Pahat HSS


Sumber : http://kamiltoh4.blogspot.co.id/
Pahat Carbide

Tungsten karbida (WC) adalah senyawa kimia anorganik yang


mengandung bagian yang sama Tungsten dan tom karbon. Bahasa sehari
hari, tungsten karbida sering hanya disebut karbida. Dalam bentuk yang
paling dasar, itu adalah bubuk abu-abu halus, tetapi dapat ditekan dan
dibentuk menjadi bentuk yang sering digunakan dalam mesin industri, alat-
alat, abrasive, serta perhiasan. Tungsten karbida adalah sekitar tiga kali
lebih besar dari baja, dengan modulus young sekitar 550 Gpa, dan jauh lebih
padat dari baja atau titanium. Hal ini sebanding dengan korundum (a-Al203)
atau safir dalam kekerasan dan hanya dapat dipoles dan selesai dengan
abrasif kekerasan unggulan seperti silikon karbida, cubic boron nitride dan
berlian antara lain, dalam bentuk bubuk, roda, dan senyawa.

Jadi jenis pahat ini dibuat dengan campuran bahan kimia antara lain
tungsten dan karbon, tergantung sifat bahan yang dikehendaki, kadang juga
memakai methanol,hydrofluoric acid/nitric acid (HF/HN03),dll.

Tungsten carbide bit ini kemudian dicetak dengan beragam bentuk


pahat bubut. Ada yang dibuat dengan lubang ditengahnya untuk baut
pengunci ke holder/pegangannya, seperti gambar berikut

Gambar 2.28 Pahat tungsen carbide dan


holdernya
Sumber : http://kamiltoh4.blogspot.co.id/
Namun yang banyak dan gampang dijumpai dipasaran adalah yang tidak
memakai holder sehingga dalam aplikasinya kita mengelas bit ke
tangkainya dengan kawat kuningan
2.11 Macam-Macam Geram

1. Geram kontinyu (continous chips)

Geram kontiyu adalah geram yang umumnya ikut bersama–sama pahat


yang kemudian terpisah, tetapi geramnya sendiri ikut terus tersambung
membentuk gulungan geram yang panjang. Gulungannya sering seperti
spiral atau lurus memanjang. Geram ini terjadi pada proses permesinan
pada mesin perkakas dengan kecepatan potong tinggi dengan
menggunakan material yang ulet.

2. Geram tak kontiyu (discontinuous chips)

Geram tak kontiyu adalah yang bentuknya terputus–putus dimana segmen


– segmennya tidak terikat satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena distorsi pada logam yang berdekatan dengan pahat menghasilkan
crack (retak) dan terlempar dari pahat. Geram ini didapatkan dalam proses
pemesinan bahan yang rapuh seperti besi cor. Geram tak kontiyu dapat juga
terbentuk pada beberapa bahan yang ulet kalau koefisien geseknya tinggi,
tetapi geram ini pada bahan ulet menunjukkan kondisi pemotongan yang
buruk.

3. Geram kontiyu dengan built up edge (continous with a built up edge)

Geram ini terjadi pada proses pemotongan dengan material yang ulet dan
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Pada saat pemotongan, geram
mengalir diatas bidang geram pahat, karena koefisien gesek yang tinggi maka
terdapat geram yang menempel pada ujung pahat yang ikut mendorong
bagaian belakang geram. Karena pada tool dan benda kerja terjadi panas yang
berlebihan maka geram tersebut meleleh dan melekan pada ujung pahat
potong yang makin banyak. Geram jenis ini dapat menyababkan benda kerja
yang dipotong menjadi kasar. Biasanya karena pemakanan yang besar dengan
kecepatan potong rendah.

2.12 BUE (Built Up Edge)

Di dalam industri manufaktur, material aluminium cukup banyak


digunakan, sifat aluminium yang ringan membuat material ini banyak dipilih
oleh industri sebagai salah satu alternatif material untuk pengganti material
baja, salah satu proses yang sering digunakan untuk pembubutan
aluminum adalah proses dry cutting, efek yang ditimbulkan dari proses
dry cutting adalah munculnya built up edge pada ujung mata potong pahat
Tulisan ini meneliti tentang, pengaruh parameter permesinan bubut terhadap
munculnya built up edge dalam proses pembubutan aluminium, lalu
parameter yang ditelitinya yaitu cutting speed, feeding dan temperatur
pemotongan sedangkan pengukuran dilakukan pada dimensi built up edge
yang ditimbulkan dari variasi parameter tersebut. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwas semakin besar cutting speed akan menimbulkan built
up edge yang semakin kecil, dan pemilihan feeding medium dari tabel
menghasilkan built up edge paling besar, sedangkan temperatur pemotongan
yang dihasilkan dari proses pembubutan tidak berpengaruh besar terhadap
munculnya built up edge pada ujung mata potong pahat.

2.13 Diagram Gergaji

Gambar 2.31 Diagram Gergaji


Sumber : http://berkat1723.blogspot.co.id/2017/02/diagram-
gergaji.html
DAFTAR PUSTAKA

1. http://berkat1723.blogspot.co.id/2017/02/diagram-gergaji.html
2. http://kedepankanpena.blogspot.co.id/2016/01/mekanisme-pembentukan-
geram.html
3. http://kamiltoh4.blogspot.co.id/
4. syamsurikgn.wordpress.com/2014/10/31/jenis-jenis-pahat-cnc/
5. kamiltoh4.blogspot.co.id/2014/11/jenis-pahat-mesin-bubut-yah-kita.html
6. pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/02/memasang-pahat-bubut-pada-
rumah-pahat.html
7. mesinnews.blogspot.com/2014/08/alat-bantu-pada-mesin-bubut.html
8. hargareview.com/jenis-mesin-bubut
9. id.aliexpress.com/item/C0630-normal-lathe-turning-
machine/32763630798.html
10. mechanical-engg.com/gallery/image/560-1-lathe-and-its-parts/

Anda mungkin juga menyukai