Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan tugas Pendidikan
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN di semester 1 sebagaimana semestinya.
Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap
pihak yang telah membantu. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan pada penyusunan yang akan datang. Demikian
yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Mangunjaya, 25 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
1.3 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerajinan Kayu ..................................................................... 3
2.2 Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Kayu ..... 3
2.3 Pengertian Bubut Kayu ........................................................................... 4
2.4 Jenis-jenis Teknik Pembubutan............................................................... 4
2.5 Contoh Produk Kerajinan Bubut Kayu ................................................... 6
2.6 Aspek Produksi ...................................................................................... 6
2.7 Mengenal Jenis-jenis Kayu Mebel ......................................................... 7
2.8 Prinsin dan Cara Kerja Mesin Bubut Kayu ............................................ 9
2.9 Spesifikasi Mesin Bubut Kayu .............................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................... 11
LAMPIRAN ...................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi
negara untuk meningkatkan devisa. Diantara sejumlah kerajinan Nusantara,
ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias
tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan
tuntutan pasar.
Seperti yang sudah dipelajari pada pembahasaan sebelumnya, bahwa
produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dari bahan
lunak maupun produk kerajinan dari bahan keras. Produk kerajinan dari
bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar
yang bersifat keras, contohnya dari kayu.
Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar
wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak
tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin.
Karya kerajinan bubut kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan
dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan  mesin bubut kayu.
Kerajinan bubut kayu memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu
sebagai bahan utamanya. Kayu yang biasanya digunakan adalah : kayu jati,
mahoni, waru, sawo, nangka, dan lain-lain.
Kerajinan bubut kayu banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, dengan
memanfaatkan jenis kayu yang berkualitas tinggi sehingga dapat
menghasilkan suatu karya kerajinan yang bernilai tinggi. Dari kerajinan
bernilai tinggi tersebut dapat memungkinkan terjadinya proses perekonomian
antar masyarakat suatu daerah sehingga meninggikan tingkat kesejahteraan
masyarakat.

1.2 Tujuan penulisan


Adapun tujuan dalam pembuatan karya kerajinan dari bubut kayu adalah
sebagai berikut:

1
1.2.1 Mengapresiasi keanekaragaman produk kerajinan dari bahan keras
dan wirausaha di wilayah setempat dan lainnya sebagai ungkapan rasa
bangga dan wujud rasa syukur sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa.
1.2.2 Mengidentifikasi bahan, teknik pembuatan, dan fungsi produk
kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat dan lainnya
berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan.
1.2.3 Merancang pembuatan produk kerajinan dari bahan keras dan
pengemasannya dengan menerapkan prinsip perencanaan produksi
kerajinan serta menunjukkan perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri.
1.2.4 Membuat produk kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat dan
lainnya dengan sikap bekerja sama, gotong royong, bertoleransi,
disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif.
1.2.5 Menganalisis keberhasilan dan kegagalan serta peluang usaha
kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat dan lainnya dengan
memperhatikan estetika dan ergonomis produk akhir untuk
membangun semangat usaha. 
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan karya kerajinan dari bahan keras adalah:
1.3.1 Menghasilkan produk-produk terbaru yang berasal dari bahan keras
1.3.2 Mengeksplorasikan karya-karya pola motif ragam hias yang kreatif
dan inovatif
1.3.3 Memberikan ilmu dan pengalaman dalam pembuatan kerajinan dari
bahan keras yang pada nantinya ilmu dan pengalaman itu sendiri akan
kita petik hasilnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerajinan Kayu


Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar
wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak
tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin.
Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan
dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan
ukiran memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan
utamanya. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru,
sawo, nangka, dan lain-lain.

2.2 Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Kayu
Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan
ergonomis.
2.2.1 Unsur Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan.
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni.
Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh
ketika seseorang mencerap objek seni atau dapat pula dipahami
sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai
keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip:
kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan(balance) dan
kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman,
nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.
2.2.2 Unsur Ergonomis
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi
atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah
seperti berikut :
2.2.2.1 Keamanan   (security)   yaitu   jaminan   tentang   keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.

3
2.2.2.2 Kenyamanan   (comfortable),   yaitu   kenyamanan   apabila
produk  kerajinan tersebut  digunakan.  Barang  yang  enak
digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah  produk  kerajinan  yang  memiliki  nilai  praktis  yang
tinggi.
2.2.2.3 Keluwesan    (flexibility),    yaitu    keluwesan    penggunaan.
Produk  kerajinan adalah  produk  terap/pakai,  yaitu  produk
kerajinan  yang  wujudnya  sesuai dengan  kegunaan  atau
2.2.2.4 terapannya.  Produk  terap/pakai  dipersyaratkan  memberi
kemudahan   dan  keluwesan   penggunaan   agar   pemakai
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

2.3 Pengertian Bubut Kayu


Bubut sendiri adalah proses pemakanan suatu material yang cara
menyayatnya dilakukan dengan memutar material tersebut. Selanjutnya,
material dipahat dalam kondisi tetap memutar mengikuti sumbu proses benda
kerja. Gerakan ini biasa juga disebut sebagai gerakan umpan yang merupakan
gerak potong relatif terhadap gerak translasi.
Meskipun kedengarannya sederhana, tapi teknik ini dapat menghasilkan
beragam varian bentuk pahatan. Perbedaan kecepatan rotasi serta translasi
pahatan adalah faktor yang akan mempengaruhi karakter ulir yang dihasilkan.
Langkah yang perlu dilakukan sendiri adalah menukar roda gigi translasi
menggunakan roda gigi translasi yang lain.

2.4 Jenis-Jenis Teknik Pembubutan


Berdasarkan tekniknya, metode bubut bisa dibedakan atas:
2.4.1 Pembubutan Tepi
Pembubutan tepi adalah pembubutan benda kerja pada bagian
tepinya atau area yang tegak lurus dengan sumbu kerja.
2.4.2 Pembubutan Silindris
Merupakan pengerjaan material di sepanjang garis sumbunya.
Sama seperti pada pengerjaan pembubutan tepi dan yang lainnya, pada

4
pembubutan silindir, harus diletakkan senter pada posisi potong
pahatnya terhadap garis sumbu.

2.4.3 Pembubutan Alur (Grooving)

Merupakan teknik pembubutan yang dilakukan di antara dua


lapisan atau permukaan.

2.4.4 Pembubutan Tirus (Chamfering)

Pembubutan tirus atau chamfering dilakukan dengan langkah


sebagai berikut:

a. Pertama, putar compound rest


b. Geser sumbu tail stock
c. Gunakan taper attachment.

2.4.5 Pembubutan ulir (threading)

Untuk membuat bentuk ulir, ada beberapa cara yang bisa


dilakukan. Anda juga bisa menggunakan alat-alat ulir standar untuk
melakukannya.

2.4.6 Drilling

Pada teknik ini, benda kerja yang belum berlubang mulai diinisasi
pembentukan lubangnya. Caranya disebut dengan drilling. Lubang
awal tersebut mulanya pasti terlihat tidak menarik.

2.4.7 Boring

Teknik ini ditujukan untuk memperbesar lubang pada benda kerja.


Seperti halnya namanya, “boring” bertugas mengebor benda kerja
setelah diinisiasi pada proses drilling.

2.4.8 Kartel

Merupakan pembubutan yang dilakukan untuk pembuat profil atau


grif pada benda kerja. Misalnya saja seperti pada pegangan tang

5
supaya tidak licin. Teknin ini juga penting diterapkan pada benda-
benda lainnya dengan karakter yang sama.

2.4.9 Reaming

Merupakan teknik yang dilakukan untuk menghaluskan lubang


pada benda kerja. Reaming diterapkan supaya hasil pembubutan
dengan mesin bubut memiliki kualitas lebih baik. Proses ini akan
selesai ketika tingkat kehalusan sudah sesuai dengan standarnya.

Alat untuk reaming sendiri dinamakan dengan reamer. Teknik


pengerjaannya dimulai dengan menjepit benda berlubang yang akan
dihaluskan permukaan dalamnya. Selanjutnya, reamer dipasangkan
pada hower dan dijepitkan di senter kepala lepas. Memasuki proses
penghalusam posisi kepala lepas harus didekatkan sehingga reamer
masuk ke material yang akan dikerjakan. Selanjutnya, mesin
dinyalakan dan putaran reamer digerakkan agar bekerja merata
membuat lubang menjadi lebih halus.

2.5 Contoh Produk Kerajinan Bubut Kayu

Terdapat sangat banyak kerajinan bubut yang bisa dibuat. Stempel,


pegangan peralatan seperti obeng sampai pisau, kendang jimbe, catur, dan
berbagai craft lainnya. Contoh lain produk kerajinan bubut atau lathe adalah
alat penggiling roti. Gilingan roti memiliki bentuk memanjang dengan
beberapa desain yang membuatnya lebih menarik. Untuk menghasilkan
produk ini, teknik bubut memang paling pas untuk diterapkan. Dengan
kerajinan ini, produk benar-benar menyatu, dan karenanya lebih stabil.

2.6 Aspek produksi


Aspek produksi meliputi :
2.6.1 Produksi adalah rangkaian kegiatan membentuk, mengubah, dan
menciptakan sesuatu untuk meningkatkan nilai suatu produk. Adapun
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi antara
lain sifat proses produksi yang terus menerus atau berdasarkan jumlah

6
pesanan, jenis dan mutu produksi, jenis produknya, serta pengendalian
proses produksi.
2.6.2 Bahan baku adalah bahan utama atau bahan poko dan merupakan
komponen utama dari suatu produk. Misalnya, produk kursi kayu
rotan bahan bakunya adalah rotan.

2.7 Mengenal Jenis-Jenis Kayu Mebel


Ada banyak jenis kayu yang kita kenal. Namun, tidak semua jenis kayu
dapat digunakan untuk membuat furnitur atau barang kerajinan. Hanya jenis
kayu yang memiliki sifat tertentu yang bisa dimanfaatkan. Beberapa jenis
kayu yang dikenal berkualitas bagus untuk dibuat menjadi produk meubel dan
kerajinan adalah:
2.7.1 Kayu Jati
Sejak dahulu, kayu jati sudah dikenal luas sebagai kayu yang
memiliki kualitas sangat bagus, yaitu kuat, kokoh, tahan hama, dan
masa pakainya cukup lama. Tidak heran, kayu jati sangat populer di
kalangan pelaku industri meubel. Meski harganya cukup mahal,
perabot dari kayu jati tidak pernah kehilangan penggemar, bahkan ada
orang yang fanatik terhadap kayu jati.
Kayu jati berasal dari pohon jati yang merupakan salah satu jenis
tanaman keras, bisa berumur hingga ratusan tahun. Pohon jati tumbuh
besar dan menjulang, dengan diameter mencapai 2 meter dan tinggi
hingga 40 meter. Kayu jati yang bagus adalah kayu yang berasal dari
pohon jati yang sudah berumur lebih dari 20 tahun.
Pohon jati sangat banyak terdapat di Indonesia. Pemanfaatan kayu
jati yang paling banyak adalah sebagai bahan pembuat kusen dan daun
pintu atau jendela, meja, kursi, lemari, tempat tidur, termasuk
furniture outdoor karena kayu jati tahan terhadap cuaca. Produk kayu
jati dari Jepara yang terkenal dengan ukirannya bahkan sudah cukup
lama merambah pasar ekspor.

7
2.7.2 Kayu Mahoni
Di Eropa dan Amerika, kayu mahoni dikenal sebagai kayu yang
mahal dan mewah. Serat kayunya halus dan beragam, terlihat semakin
indah setelah dipoles dengan warna-warna klasik dan natural. Kayu
mahoni tidak mudah menyusut atau berubah bentuk, sehingga selain
untuk meubel, banyak juga digunakan untuk membuat alat musik
seperti gitar dan lainnya.
Di Indonesia, kayu mahoni juga banyak digunakan di industri
meubel. Sejak zaman Belanda, pohon mahoni yang tinggi besar ini
sudah banyak ditanam sebagai pohon peneduh di pinggir jalan.
Dibandingkan dengan kayu jati, harga kayu mahoni jauh lebih murah.
Hal ini disebabkan kayu mahoni memiliki kelemahan yaitu mudah
diserang hama.

2.7.3 Kayu Sonokeling

Kayu sonokeling merupakan tanaman asli Indonesia, khususnya


Jawa. Kayu ini dikenal sebagai kayu yang mewah dan mahal,
sehingga juga menjadi primadona industri meubel, selain kayu jati.
Selain awet, kayu sonokeling adalah memiliki tekstur yang indah. Itu
sebabnya, harga kayu ini cukup tinggi.

Pohon sonokeling merupakan tumbuhan berukuran sedang hingga


besar, dengan diameter 1,5 meter dan tinggi 20-40 meter. Serat
kayunya halus, memiliki pola dan warna yang indah, yaitu hitam
keunguan berbelang cokelat kemerahan. Sayangnya, saat ini pohon
sonokeling termasuk pohon langka yang semakin sulit didapat.

2.7.4 Kayu Sengon Laut

Meskipun kualitasnya tak sebaik kayu lain, kayu sengon laut juga
banyak dipilih sebagai bahan baku industri mebel. Salah satu
alasannya adalah karena pertumbuhannya yang cepat, bahkan diyakini
sebagai tanaman yang pertumbuhannya paling cepat di dunia. Tak
heran jika di Indonesia, pohon sengon laut banyak dibudidayakan.

Di Jawa Barat, kayu sengon laut digunakan untuk membuat


beberapa bagian rumah. Sedangkan di Indonesia Timur, beberapa
suku menggunakan kayu ini sebagai bahan pembuat perisai, karena

8
kayunya ringan tetapi liat dan kuat. Sedangkan di era modern, kayu
sengon laut digunakan sebagai bahan pembuat peti kemas, papan, dan
bubur kertas.

2.7.5 Kayu Jabon

Seperti halnya sengon laut, pohon jabon juga termasuk tanaman


yang tumbuh dengan cepat. Kelebihan lain pohon jabon adalah
batangnya berbentuk silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat
baik dan selama pertumbuhannya, batang akan rontok sendiri. Jadi,
tidak dibutuhkan proses pemangkasan saat akan memanfaatkan kayu
ini.

Ciri khas kayu jabon adalah berwarna putih kekuningan dan


seratnya tidak terlihat. Karena itu, kayu ini sangat baik untuk
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kayu lapis atau plywood,
selain mebel dan baran nonkonstruksi. Dengan keunggulan ini, kayu
dan produk kayu jabon tidak sulit untuk dipasarkan.

2.8 Prinsip dan Cara Kerja Mesin Bubut Kayu

Ari bubut adalah proses menyayat suatu benda dengan gerakan memutar.
Pada industri kayu, mesin bubut bisa digunakan untuk mengupas kulit kayu,
menghaluskan kayu, membentuk atau memahat kayu. Mesin bubut memiliki
prinsip kerja mesin bubut yang terletak pada gerakan putar pada mesin, yang
disesuaikan dengan sumbu putar.

Cara kerja mesin bubut adalah dengan menyentuhkan kayu ke arah pisau
bubut. Untuk menghasilkan bentuk atau pahatan yang berbeda-beda, atur
kecepatan putaran kayu dan kecepatan putaran pahatan. Bentuk dan ukuran
pahatan yang berbeda juga bisa didapatkan dengan cara mengganti pisau
bubut.

Namun, mesin bubut hanya akan bekerja optimal jika dilengkapi dengan
bagian-bagian utama mesin, di antaranya:

2.8.1 Meja, kepala tetap, dan kepala lepas.

9
2.8.2 Sumbu utama : yaitu sumbu untuk meletakkan kayu yang akan
dibubut.

2.8.3 Eretan : yaitu bagian yang berfungsi memberi tekanan pada benda,
dengan kekuatan tekanan yang dapat diatur.

2.8.4 Pisau bubut

2.8.5 Tuas pengatur : untuk mengatur kecepatan putaran.

2.8.6 Tuas pembalik : untuk membalikkan arah putaran sumbu utama.

2.9 Spesifikasi Mesin Bubut Kayu

Mesin bubut kayu digunakan untuk menghasilkan produk kayu yang halus
dan rapi. Karena itu, mesin ini dirancang dengan spesifikasi yang mampu
memenuhi fungsi tersebut, yaitu:

 Dimensi Mesin: 1.000x400x900 mm


 Material Rangka: Besi Siku ukuran 4×4 cm
 Sumber Energi: Listrik
 Penggerak: Motor Listrik
 Daya: 0,5 HP
 Tegangan: 220V
 Frekuensi: 50 Hz/60 Hz

Faktor keamanan dalam mengoperasikan mesin bubut kayu harus


diperhatikan. Misalnya, mengoperasikan mesin sesuai dengan manual atau
petunjuk yang diberikan, menggunakan kacamata pelindung, mematikan
mesin ketika akan dibersihkan, tidak menghentikan putaran dengan tangan,
dan lain-lain.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari mesin bubut kayu sangat berguna sekali
untuk kehidupansehari-hari terutama digunakan untuk industry di bidang
kerajinan. Seperti pembuatanmebel atau yang lain-lain.

3.2 Saran
Masih minimnya alat yang digunakan perlu dikembangkan kembali untuk
inovasi mesin bubut kayu

11
LAMPIRAN

iii
DAFTAR PUSTAKA

https://ramesia.com/mesin-bubut-kayu/

https://www.scribd.com/doc/146617741/mesin-bubut-kayu

Holzapffel, Charles (1843-1897). Menghidupkan dan V Manipulasi Volume


Mesin.

iv

Anda mungkin juga menyukai