Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

STUDY TOUR KEBANGSAAN KE YOGYAKARATA

Di Susun Oleh:

SMAN 1 MANGUNJAYA
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjaatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
"Study Kebangsaan Yogyakarta"
Untuk itu penulisan tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dan makalah ini. Namun tidak lepas dari
semua itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dan semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan dari kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.

Mangunjaya, 27 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................2
D. Batasan Masalah .....................................................................................3
E. Pelaksanaan Kegiatan ..............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................4
A. Tebing Breksi .........................................................................................4
B. Candi Prambanan ...................................................................................6
C. Lava Tour ................................................................................................7
D. Museum Sisa Hartaku .............................................................................8
E. The Last World ........................................................................................9
F. Kali Kuning .............................................................................................10
G. Universitas Ahmad Dahlan .....................................................................12
H. PT. Madukismo .......................................................................................20
I. Malioboro .................................................................................................23
BAB III PENUTUP ...........................................................................................25
A. Simpulan .................................................................................................25
B. Saran ........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berpenduduk
3,2 juta jiwa dan mempunyai luas wilayah 3.142 km² (0,17% luas wilayah
Indonesia). Yogyakarta adalah Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terletak pada 7º-8º LS dan 110º-111ºBT. Daerah Istimewa Yogyakarta (atau
Yogyakarta) dan seringkali disingkat DIY adalah sebuah provinsi di Indonesia
yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah di sebelah utara. Secara geografis Yogyakarta terletak di pulau
Jawa bagian Tengah. Di Kota Yogyakarta berkumpul berbagai macam budaya,
sejarah, pendidikan, tempat tempat wisata yang sangat menarik dan dikenal
hingga ke belahan dunia. Jogja (beberapa orang menyebutnya Yogyakarta,
Jogjakarta, atau Yogya) adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan
budayanya. Jogja merupakan pusat kerajaan Mataram (1575-1640), dan sampai
sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang
sesungguhnya. Jogja juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang
merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya
adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.
Selain warisan budaya, Jogja memiliki panorama alam yang indah.
Hamparan sawah nan hijau menyelimuti daerah pinggiran dengan Gunung
Merapi tampak sebagai latar belakangnya. Pantai-pantai yang masih alami
dengan mudah ditemukan di sebelah selatan Jogja. Masyarakat di Jogja hidup
dalam damai dan memiliki keramahan yang khas. Di Jogja masih banyak yang
memakai alat transportasi dengan sepeda, becak, ataupun andong; Masyarakat
di Jogja juga ramah dengan senyum yang tulus dan sapaan yang hangat di
setiap sudut kota. Atmosfir seni begitu terasa di Jogja. Malioboro, yang
merupakan urat nadi Jogja, dibanjiri barang kerajinan dari segenap penjuru.
Musisi jalanan pun selalu siap menghibur pengunjung warung-warung lesehan.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya
pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan

1
dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas
Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Mereka berdagang
kerajinan rakyat khas Jogja, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik,
perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit,
hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak,
blangkon batik (semacan topi khas Jogja/Jawa), kaos dengan berbagai
model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada
yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya
menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai
saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para
pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat
kedua setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang
menjadi kekuatan pengembangan wisata di DIY. Pertama, berkenaan dengan
keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya, DIY memiliki keragaman
obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi fisik maupun non fisik, di
samping kesiapan sarana penunjang wisata. Sebagai kota pendidikan,
Yogyakarta relatif memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini adalah
pengetahuan apa saja yang didapatkan dalam field study di Kota Yogyakarta,
yang diantaranya adalah Tebing breksi, Candi Prambanan, Lava tour, Museum
sisa hartaku, The last world, Kali kuning, Kampus Universitas Ahmad Dahlan,
PT Madukismo, dan Malioboro.

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan membuat makalah ini
adalah untuk:
1. Sebagai wawasan untuk menambah informasi serta ilmu pengetahuan.

2
2. Sebagai perbandingan antara teori yang ada diberikan di perkuliahan
dengan kenyataan yang ada di lapangan mengenai kajian lingkungan dan
pembangunan.

D. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang dibahas agar terarah dan tidak melenceng
dari pembahasan yang akan di bahas nantinya. Adapun masalah yang akan
penulis bahas yaitu seputar Kota Yogyakarta, yang diantaranya adalah
Universitas Ahmad Dahlan, Candi Prambanan, Lava Tour, Museum Sisa
Hartaku, The last world, Kali Kuning, PT. Madukismo dan Malioboro

E. Pelaksanaan Kegiatan
1. Hari / Tanggal : Selasa 28 Februari 2023
Objek yang dituju : Tebing breksi, Candi Prambanan, Lava Tour,
Museum Sisa Hartaku, The Last World, Kali
kuning
2. Hari / Tanggal : Rabu 01 Maret 2023
Objek yang dituju : Kampus Universitas Ahmad Dahlan,
PT. Madukismo Dan Malioboro

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tebing Breksi
Tebing Breksi adalah salah satu daya tarik wisata baru yang berada di Desa
Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Tebing
Breksi dulunya adalah sebuah penambangan batu setinggi 20 meter, tetapi pada
tahun 2014, pemerintah melarang segala bentuk penambangan di Tebing
Breksi, Larangan pemerintah ini muncul, setelah sejumlah peneliti melakukan
kajian. Hasilnya, batuan kapur breksi disana ternyata adalah hasil erupsi abu
vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran, maka kawasan ini masuk dalam
cagar budaya dan harus dilestarikan. Sama halnya dengan keberadaan Gunung
Api Purba Nglanggeran, Candi Ijo, Situs Ratu Boko dan sebagainya, Tebing
Breksi juga merupakan salah satu bukti sejarah pembentukan Pulau Jawa, dari
hasil-hasil penelitian kemudian mendorong penetapan kawasan Tebing Breksi
sebagai bagian dari warisan geologis/geoheritage melalui Keputusan Kepala
Badan Geologi Republik Indonesia nomor 1157.K/40/BGL/2014, setelah
menjadi kawasan geoheritage praktis warga setempat tak bisa lagi
menggantungkan hidup sebagai petani tadah hujan dan penambang batu,
sebagai pemangku kebijakan, Bapak Gubernur Yogyakarta mendorong
pengembangan wisata pada kawasan ini untuk menyelamatkan para “veteran
tambang dan petani tadah hujan” melalui Dinas Pariwisata Yogyakarta dan
Sleman mencanangkan program pengembangan destinasi di Desa Sambirejo.
berkat program tersebut, Tebing Breksi mulai menunjukkan kecantikannya.
Pengelolaan tebing Breksi sepenuhnya diserahkan oleh masyarakat sekitar
Tebing Breksi, kelompok sadar wisata Tlatar seneng Desa sambirejo
memutuskan untuk membuat dan memberi tugas kepada Pengelola Tebing
Breksi yaitu Lowo Ijo untuk menjaga, merawat dan menjadi operataor bagi
pengelolaan Tebing Breksi dalam hal kepariwisataan, dalam pengelolaannya,
Lowo Ijo mendapatkan beberapa masalah serius yaitu tentang para penambang
yang tidak setuju bila Tebing Breksi dijadikan daya tarik wisata, para
penambang yang semuanya adalah masyarakat sekitar Tebing Breksi tetap

4
berkeinginan untuk menambang di Tebing Breksi walaupun sudah dilarang
pemerintah. Pengelola Tebing Breksi yaitu Lowo Ijo bekerja sama dengan
Kepala Desa Sambirejo dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengusulkan
bahwa para penambang akan dialihkan ke peternakan dan akan mendapat
bantuan hewan ternak dari Pemerintah Provinsi Yogyakarta dan Pemerintah
Kabupaten Sleman pada bulan Desember tahun 2017, untuk menunggu
bantuan hewan ternak turun, pengelola Tebing Breksi yaitu Lowo Ijo membuat
kebijakan bahwa para penambang masih boleh mengambil batu di Tebing
Breksi asalkan yang diambil adalah batu dari bagian Tebing Breksi yang akan
dijadikan sebagai daya tarik Tebing Breksi, bebatuan yang diambil para
penambang adalah bebatuan dari bagian tebing Breksi yang akan dijadikan
embung, dengan begitu pengelola tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
pembuatan embung dan para penambang masih bisa mengambil batu di Tebing
Breksi.
Penghasilan Tebing Breksi adalah dari biaya masuk retribusi para
wisatawan, biaya retibusi di Tebing Breksi belum ditetapkan dan para
wisatwan bisa membayar biaya masuk seikhlasnya, jumlah pengunjung Tebing
breksi bisa mencapai tiga ribu wisatawan sampai lima ribu wisatawan setiap
harinya dengan pendapatan Rp 3.000.000,00- Rp 5.000.000,00 setiap harinya
dan dalam stu bulan penghasilan Tebing Breksi dari biaya retribusi sebesar Rp
150.000.000,00- 200.000.000,00. Jumlah anggota pengelola Tebing Breksi
yaitu Lowo Ijo adalah enam puluh orang dan bisa bertambah bila sedang ada
acara di Tebing Breksi, sistem upah para anggota Lowo Ijo adalah harian
dengan jumlah nominal Rp 70.000,00 per hari, tapi walau mendapat upah yang
cukup besar, banyak dari anggota yang memutuskan untuk keluar dari Lowo
Ijo karena pekerjaan di Tebing Breksi sangat berat dan juga cuaca yang sangat
Panas.
Peran pengelolaan Tebing Breksi sangatlah terasa untuk kemajuan
masyarakat sekitar Tebing Breksi, banyak masyarakat yang bukan anggota dari
Lowo Ijo yang membuat oleh-oleh khas Tebing Breksi, ada yang membuat
kalung, gelang hingga lukisan yang bertemakan Tebing Breksi, tentu dengan
adanya pengelolaan di daya tarik wisata Tebing Breksi, anggota Lowo Ijo dan

5
masyarakat sekitar Tebing Breksi mendapatkan dampak yang positif yaitu
meningkatkan taraf perekonomian.

B. Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah salah satu tempat wisata warisan yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun internasional. Candi Prambanan
merupakan peninggalan sejarah candi hindu terbesar di Indonesia yang
memiliki beberapa peninggalan berupa Arca, Relief dan peninggalan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan zaman terdapat perkembangan teknologi
realitas maya (Virtual Reality) daBAn (Augmented Reality) yang menyajikan
engalaman baru dalam berinteraksi untuk secara visual khususnya untuk
mendapatkan Informasi. Melihat dari perkembangan ini kebutuhan masyarakat
akan komunikasi dan akses Informasi sangatlah berkembang. Smartphone telah
menjadi gaya hidup masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang
tua. Dimanapun mereka berada smartphone adalah barang yang selalu dibawa,
bahkan saat berwisata ke suatu tempat. Wisatawan yang berkunjung ke candi
Prambanan diberikan brosur untuk mendapatkan informasi berupa pengertian
dan penjelasan singkat mengenai candi dan beberapa informasi tentang lokasi
lokasi potensi wisata daerah candi dan lokasi candi yang berada di sekitar
lokasi tersebut. Akan tetapi untuk mengetahui Arca dan relief yang lebih jelas
dan lengkap para wisatawan. Pastinya wisatawan harus mengeluarkan biaya
tambahan yang tidak murah untuk membayar pemandu wisata agar bisa
mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas Selama ini Augmented Reality
diaplikasikan dengan menggunakan Marker (Penanda) atau yang lebih dikenal
dengan metode markerbased. Penggunaan marker membuat penggunaan ruang
pada objek yang dilacak relatif kurang menarik dikarenakan metode
markerbased masih menggunakan penanda dengan bentuk hitam dan putih
persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih hal ini pula akan
bertentangan dengan aturan yang ada di candi Prambanan dikarenakan dilarang
untuk melakukan penambaan penanda dilokasi candi. Teknologi Augmented
Reality akan jauh lebih menarik bila objek yang dilacak berdasarkan lokasi
dimana pengguna berada dan didukung dengan ditampilkannya objek yang

6
visual. Cara ini dikenal dengan metode markerless di mana dengan metode
markerless ini kita dapat membuat marker dengan bentuk apapun sehingga
marker tidak terlihat kaku seperti pada metode markerbased. Hal ini akan
membuat aplikasi Augmented Reality lebih praktis dan bisa digunakan
dimanapun tanpa perlu mencetak marker. (Taupik Hidayat dan Nurjayadi,
2015).

C. Lava Tour
Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang
terjadi di Merapi di Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada akhir September
2010, dan menyebabkan letusan gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26
Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 353 orang tewas, termasuk Mbah
Maridjan. Tanah yang hancur oleh siklus alam letusan Gunung Merapi kini
mulai bangkit, pertanian menjadi subur memberikan hasil bumi yang begitu
melimpah, banyak mata pencaharian baru masyarakat sekitar dari dampak
letusan Gunung Merapi salah satunya membuka pariwisata Lava Tour Merapi.
Dengan menaiki mobil jip sudah bisa menikmati pemandangan indah dengan
cuaca yang sangat sejuk, kini mulai tampak Merapi yang berbulan bulan
dikelilingi kabut asap gelap kini memperlihatkan wajah tampannya.
Pasca letusan tersebut berdampak pada keindahan alam, banyak spot-spot
sejarah yang bagus kemudian dijadikan sebagai sarana edukasi untuk
menceritakan kembali sejarah bagaimana saat itu masyarakat jogja berduka.
Tak mengherankan, kini ribuan warga banyak yang menggantungkan
hidup dari wisata jip, banyak warga yang bekerja sebagai tukang parkir, penjual
bensin, hingga tukang foto. Pekerjaan itu tersebut berkaitan juga dengan
keberadaan jip wisata.
Harga untuk menyewa mobil Jip Rute Pendek (Short) rute yang dikunjungi:
Basecamp - Museum Sisa Hartaku - Batu Alien - Bunker Kaliadem dengan
durasi waktu selama Tour harga 350.000/Jeep

7
D. Museum Sisa Hartaku
Museum Sisa Hartaku juga diberi nama The House of Memory. Namun,
kini lebih dikenal dengan sebutan Museum Sisa Hartaku.
Museum Sisa Hartaku merupakan rumah milik Sriyanto.Nama tersebut
sekaligus refleksi bahwa tempat ini menyimpan berbagai harta benda, sisa
keganasan erupsi Merapi 2010.Museum Sisa Hartaku berdiri di atas bangunan
berupa rumah, dengan tembok-tembok yang tampak seperti bekas terbakar.
Pada 2010, saat erupsi terjadi, rumah itu dilewati aliran wedhus gembel. Pada
bagian luar museum, wisatawan akan melihat tulang-belulang hewan ternak
yang ketika terjadi letusan tak bisa menyelamatkan diri.
Beberapa puing-puing bekas sepeda motor yang rusak akibat panasnya lahar
Merapi juga terpasang di sisi depan rumah. Saat memasuki area dalam rumah,
sebuah jam dinding usang nyaris meleleh, terpajang di dinding. Jam tersebut
menjadi saksi waktu kejadian bencana Merapi 2010.
Benda-benda seperti ember, gelas, serta berbagai peralatan rumah dari berbagai
bahan seperti plastik, kaca, stainless juga tak luput dalam kondisi nyaris
meleleh.
Benda-benda yang tersisa ini seolah menggambarkan betapa ganasnya amukan
Merapi. Beberapa gambar yang memperlihatkan kondisi sekitar Merapi usai
letusan juga terpasang di beberapa sisi rumah. Di beberapa sisi tembok setiap
ruang dari museum itu, terdapat sejumlah tulisan. “Habis Sudah Semua”,
“Bencana Bukan Akhir Segalanya”, “Merapi Tak Pernah Ingkar Janji”, adalah
beberapa tulisan yang ada di Museum Sisa Hartaku. Sementara, di sisi luar
museum, terdapat beberapa tulisan seperti, “Dengan Anda melihat bekas sisa
erupsi Merapi, maka renung/resapi arti hidup ini”.
Museum Sisa Hartaku, beralamat di Jalan Petung Merapi, Petung, Kepuharjo,
Cangkringan, Kabupaten Sleman. Jika berkunjung ke tempat ini, pengunjung
bisa sekalian mencoba naik jeep, atau mendatangi beberapa tempat wisata di
sekitarnya seperti Omahku Memoryku, The Lost World Castle atau
Stonehenge.

8
E. The Last World
The Lost World Castle merupakan salah satu objek wisata di kawasan
lereng Gunung Merapi yang terletak di Dusun Petung, Desa Kepuharjo
Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Objek wisata
ini dibangun menyerupai Benteng Takeshi dan dibangun di atas lahan 1,3
hektare pada tahun 2016 Merapi tahun 2010 lalu menyapu bersih pemukiman
penduduk yang tinggal di sisi selatan kawasan lereng gunung aktif itu. Salah
satunya di Dusun Petung, Desa Kepoharjo, Cangkringan, Sleman.
Tak hanya kehilangan harta benda seperti rumah dan seisi perabotannya,
masyarakat yang tinggal radius sekira enam kilo meter dari puncak Merapi itu
juga kehilangan sanak saudara akibat hembusan awan panas menerjang
kawasan tersebut.
Pasca bencana dasyat yang juga merengut nyawa juru kunci Merapi Mbah
Maridjan kala itu, kehidupan warga masyarakat Petung sangat terpuruk.
Mereka harus tinggal di tenda-tenda pengungsian karena tanah pekarangan,
hewan ternak, dan juga bangunan rumah luluh lantah rata dengan tanah.
Pemerintah berupaya membantu dengan mendirikan selter ditempat aman
dari zona merah Merapi. Lahan mereka yang sudah rata dengan tanah tidak
diperbolehkan dibangun kembali, namun hanya boleh sebagai area pertanian,
perkebunan, dan peternakan.
Begitu juga dengan penambangan material Merapi, seperti pasir dan batu.
Meski area yang ditambang tanah pekarangan milik sendiri, tapi tetap tidak
diperbolehkan oleh pemerintah. Tak khayal, masyarakat lereng Merapi yang
hidup dengan menambang pasir dan batu harus kucing-kucingan dengan aparat
maupun pemerintah.Perekonomian masyarakat juga semakin terpuruk pasca
bencana hebat itu. Berjalannya waktu di tengah serba kesulitan, tercetus ide
untuk menjadikan tempat tinggal yang pernah dihuni ini sebagai objek wisata.
Inisiatif itu muncul saat obrolan santai saat senja di lereng Merapi.
"Dari ngobrolan, ketemu Pak Ayung, dia yang mendesain. Kebetulan
istrinya orang sini. Kita ciptakan pekerjaan sendiri," kata Ahmad Saukani,
Perwakilan Ketua Paguyuban Petung 'The Lost World Castel' Kepuharjo,
Cangkringan, Sleman pada wartawan, Kamis (9/3/2017).

9
Harapannya, perekonomian masyarakat yang hidup dari menambang pasir,
batu, maupun berkebun bisa lebih baik. Apalagi, dunia pariwisata cukup
menjanjikan dilihat dari sisi ekonomi. Mereka juga melirik desa wisata - desa
wisata yang ada disekitar lereng Merapi.Konsep membuat desa wisata dikebut
dengan menonjolkan keindahan alam, yakni puncak Merapi dari jarak pandang
cukup dekat dan melihat geografis tempat tinggal penduduk yang berada di
bawah dari puncak.
Lahirlah konsep 'The Last World Castel'. Langkah mewujudkan konsep
cemerlang itu butuh dana yang tidak sedikit. Tak hanya 'bimsalabim' seperti
kisah Bandung Bondowoso dalam membangun 1000 candi. Hampir sebagian
besar warga Petung melakukan kerja keras untuk mewujudkan impian itu."Kita
patungan dalam investasi, ada investasi berupa uang dan investasi barang
seperti batu, pasir, dan material bangunan. Terkumpul uang Rp 300 juta,"
katanya.

F. Kali Kuning
Kali Kuning Merapi merupakan salah satu dari banyak obyek wisata alam
yang berada di sekitar area merapi. Kali Kuning memiliki daya tarik khas
Gunung Merapi, gunung fenomenal yang sempat menjadi pemberitaan
nasional karena peristiwa meletusnya gunung tersebut.Bukit ini memiliki daya
tarik wisata alam yang luar biasa. Selain karena lingkungan asri karena berbada
di lereng gunung merapi, spot-spot wisata didalamnya juga berbeda
dibandingkan obyek wisata sejenis lainnya. Nah, keunikan dan daya tarik apa
saja yang bisa ditemukan di lokasi wisata ini? Simak deskripsi dan informasi
yang berhasil dirangkum oleh redaksi paket wisata Jogja berikut ini.
Meski sempat tertimpa bencana, namun tidak menjadikan Jogja sepi
pengunjung. Setiap masa-masa berliburan, Jogja selalu ramai dikunjungi
karena berbagai lokasi wisata yang bisa dikunjungi. Jenis wisata yang
ditawarkan pun bermacam-macam. Pengunjung yang kebanyakan merupakan
rombongan atau keluarga dapat memilih banyak lokasi yang menjadi alternatif
untuk dikunjungi.
Kali Kuning Merapi

10
Kali Kuning merupakan aliran sungai yang berada di lereng Gunung
Merapi, tepatnya 10 km sebelah timur Kota Jogja. Lokasi wisata Kali Kuning
bukan hanya sekedar sungai, namun sungai yang berada di bukit di sekitaran
lereng Merapi.
Aliran sungai merupakan lintasan lahar saat peristiwa meletusnya Gunung
Merapi beberapa tahun yang lalu. Meskipun berasal dari bentukan akibat
bencana alam, Bukit Kali Kuning menjadi lingkungan hijau yang asri dan
ditumbuhi pepohonan yang indah.
Saat ini obyek wisata dikelola oleh pihak Taman Nasional Gunung Merapi.
Dengan pengelolaan ini, terdapat fasilitas dan spot-spot wisata yang bisa
dinikmati ketika berkunjung ke lokasi ini. Termasuk beberapa tanaman dan
pepohonan yang justru tumbuh akibat letusan Gunung Merapi, dijaga oleh
pihak pengelola agar tetap lestari dan alami.
Bukit Kali Kuning memiliki mata air yang mengalirkan air melalui sungai
yang melewati setidaknya beberapa kecamatan diantaranya Pakem,
Cangkringan, Ngemplak, Kalasan dan Berbah. Dari bukit ini juga tersaji
pemandangan bukit batuan Andesit yang mempesona.
Dalam perjalanan menuju Bukit, setelah turun dari kendaraan, para
wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan pinus, suara gemercik aliran
sungai, kesegaram udara bersih dan alami serta hijaunya tanaman-tanaman
yang terdapat di lokasi ini.
Beberapa tanaman dan pepohonan yang terdapat di area ini pun sedikit
berbeda dan hampir tidak ditemukan dilokasi lainnya seperti Bungan Kantung
Semar, Bunga Rasamal dan Bungan Puspa. Terdapat juga spot-spot foto yang
dibangun tanpa merusak suasana alami dan pemandangan asli di sekitar obyek
wisata alam ini.
Bukit Kali Kuning berada di Jl. Bebeng, Palemsari, Umbulharjo,
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menuju
ke lokasi ini, perjalanan terbilang cukup lancar karena kondisi jalan yang sudah
memadai. Hanya saja, para pengunjung masih harus berjalan kaki di jalan
setapak sepanjang 1 km sebelum benar-benar sampai di lokasi wisata.

11
Rute yang dilewati untuk menuju obyek wisata ini dari Tugu Jogja adalah
ke arah utara menuju Jalan Kaliurang. Kemudian perjalanan dilanjutkan
menuju Pasar Pakem ke arah timur. Dari Pasar Pakem ke arah timur Anda akan
langsung menemukan lokasi wisatanya. Sebelum sampai lokasi, Anda harus
berjalan kaki menuruni jalan setapak bebatuan sepanjang 1 km.
Jarak perjalanan dari Kota Jogja adalah sepanjang 27 km dengan waktu
tempuh perjalanan selama kurang lebih setengah hingga satu jam. Bergantung
pada padatnya lalu lintas dan kendaraan yang digunakan.

G. Universitas Ahmad Dahlan


Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merupakan pengembangan dari Institut
Keguruan dan llmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Yogyakarta. Institut
Keguruan dan llmu Pendidikan Muhammadiyah Yogyakarta sebagai lembaga
pendidikan tinggi merupakan pengembangan FKIP Muhammadiyah Cabang
Jakarta di Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 18 November 1960. FKIP
Muhammadiyah merupakan kelanjutan kursus BI Muhammadiyah di
Yogyakarta yang didirikan tahun 1957. Pada waktu itu kursus BI memiliki
jurusan Ilmu Mendidik, Civic Hukum dan Ekonomi.
Pada tanggal 19 Desember 1994 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 102/D/0/1994
ditetapkan bahwa IKIP Muhammadiyah Yogyakarta beralih fungsi menjadi
Universitas Ahmad Dahlan.

1. Berawal dari FKIP Muhammadiyah


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Muhammadiyah
jurusan Ilmu Mendidik yang mahasiswanya sebagian terdiri atas guru tidak
ada masalah dengan raw input dan terus mengalami perkembangan.
Setelah melalui pembinaan dan perjuangan, maka tantangan-tantangan
yang dihadapi dapat diatasi. Pemerintah pada tahun 1963 dengan Surat
Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan llmu Pengetahuan Nomor:
l06/A.63 tanggal 15 September 1963 memberikan kepada FKIP
Muhammadiyah status “diakui” untuk progam Sarjana Muda.

12
Selanjutnya dengan pengelolaan yang intensif, pada tahun 1966
lembaga ini mendapatkan status tertinggi bagi perguruan tinggi swasta
yaitu status “disamakan” untuk jurusan Ilmu Mendidik dengan Surat
Keputusan Deputi Menteri Perguruan Tinggi Nomor: 50 tahun 1966.
Dengan diterimanya status “disamakan” tersebut maka terhitung mulai
tahun 1966 FKIP Muhammadiyah membuka progam pendidikan Doktoral.
Permohonan status diajukan dan pemeriksaan berlangsung. Namun status
tidak kunjung datang, sehingga Pendidikan Doktoral tersebut mengalami
hambatan dan kemacetan.
Baru pada tahun 1979 progam pendidikan Doktoral dibuka dan
mendapat status ”terdaftar” dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor: 029/0/1981. Mulai tahun 1986 program
Pendidikan Sarjana Muda Ilmu Mendidik dan Pendidikan Doktoral Ilmu
Mendidik diintegrasikan menjadi program pendidikan Strata Satu (S-1)
dengan status diakui menjadi program studi Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 0361/0/1986 tanggal 14 Mei 1986.

2. Berubah Menjadi IKIP Muhammadiyah


Untuk menyesuaikan perkembangan masyarakat, khususnya
kehidupan Perguruan Tinggi, pada tahun 1972 FKIP Muhammadiyah
diganti namanya menjadi IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Pembinaan
dan pengelolaan untuk mengembangkan IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta selalu diusahakan semakin meningkat. Pada tahun 1976 dibuat
Rencana Induk Pengembangan (RIP) IKIP Muhammadiyah Yogyakarta
untuk jangka waktu 1976-1983. Mulai tahun 1978 dibuka jurusan-jurusan
baru. Pembukaan dan pengembangan jurusan dan fakultas-fakultas baru
berlangsung sebagai berikut.
• Mulai tahun akademik 1978/1979 dibuka Fakultas Keguruan Sastra dan
Seni (FKSS) jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh karena
pembinaan yang intensif maka segera mendapatkan status terdaftar
dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

13
Republik Indonesia Nomor: 307/1981 tanggal 24 Oktober 1981. Pada
tahun 1984 telah melaksanakan ujian negara untuk pertama kali dengan
hasil memuaskan. Dari 31 peserta lulus 26 orang (83%). Selanjutnya
pada tahun 1981/1982 dibuka jurusan Bahasa Inggris dengan program
D-3 dan S-1. Status terdaftar dengan Surat Keputusan
• Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
0139/0/1984 diperoleh pada tanggal 4 Maret 1984. Pada tahun 1986
telah ditetapkan penyesuaian jalur, jenjang dan program pendidikan,
sehingga jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia berhak menggunakan
status terdaftar sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0361/0/1986 tanggal 14 Mei
• Pada tahun akademik 1980/1981 dibuka Fakultas Keguruan dan Ilmu
Eksakta (FKIE) dengan jurusan Ilmu Matematika. Dengan pengelolaan
yang intensif segera mendapat status terdaftar dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
• Indonesia Nomor : 032/0/1982 tanggal 30 Januari 1982, untuk jurusan
Ilmu Matematika diperbarui dengan jurusan Pendidikan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika, status terdaftar diperoleh
melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 0361/0/1986 tanggal 14 Mei 1986.
Selanjutnya sesuai dengan RIP tahun 1984-1989 pada tahun akademik
1985/1986 dibuka jurusan Pendidikan Fisika dan telah mendapatkan
izin operasional dengan surat Kopertis Wilayah V Nomor:
0438/kop.V/D.2/XI/1987 tanggal 3 November 1987. Untuk selanjutnya
fakultas ini berganti nama menjadi Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) FPMIPA)
• Dalam rangka pengembangan fakultas-fakultas yang sudah ada pada
tahun akademik 1981/1982 dibuka jurusan-jurusan baru sebagai berikut.
• Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dalam lingkup Fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0139/0/1984 tanggal 9 Maret
1984 berhak menggunakan status terdaftar dengan menyelenggarakan
14
S-1 dan D-3. Pada tahun 1986 telah ditetapkan penyesuaian jalur,
jenjang dan program pendidikan, sehingga Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0139/0/1984
tanggal 9 Maret 1984 diperbarui dengan Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan status Terdaftar Nomor:
0361/0/1986 tanggal 24 Mei
• Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Program Studi
Bimbingan Konseling dalam lingkup Fakultas Ilmu Pendidikan.
• Dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
0139/0/1984 tanggal 9 Maret 1984 jurusan ini mendapatkan status
terdaftar untuk program S-1 dan D-3.
• Dalam rangka memenuhi tenaga guru Pendidikan Moral Pancasila di
kalangan sekolah–sekolah Muhammadiyah dan sekolah umum, maka
pada tahun akademik 1984/1985 dibuka Fakultas Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (FPIPS) dengan jurusan Pendidikan Moral
Pancasila dan Kewarganegaraan (PMP-KN). Dengan proses
pendidikan dan administrasi yang mantap, maka pada tahun 1986 telah
mendapatkan rekomendasi dari Kopertis Wilayah V Nomor:
0535/Kop.V/D.2/XI/86 untuk diusulkan memperoleh status “terdaftar”
dan pada tahun 1987 jurusan PMP-KN mendapat status terdaftar
dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
099/0/1987 tanggal 23 Februari

3. Berubah menjadi UAD


Perintisan Universitas Ahmad Dahlan secara kronologis dimulai dari
pelontaran ide pengembangan menjadi universitas secara informal oleh
Rektor pada akhir 1990. Melalui pidato Milad IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1991 ide pengembangan mendapat
tanggapan positif. Dasar utama pengembangan adalah hasil survei animo
siswa-siswa untuk memilih jalur non-kependidikan lebih tinggi (63,7%)
dibanding jalur kependidikan (36,3%). Selain itu, daya tampung Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) untuk lulusan SLTA pada Tahun Akademik

15
1992/1993 untuk program S-0 dan Politeknik kurang dari 16%, dan
program S-1 diperkirakan hanya 35%. Dengan demikian dapat
disimpulkan adanya keterbatasan daya tampung di perguruan tinggi.
Keadaan- keadaan ini yang menuntut peran lembaga pendidikan tinggi
Muhammadiyah untuk berperan serta.
Selanjutnya dibentuk Panitia Persiapan Universitas Muhammadiyah
K.H. Ahmad Dahlan (UMMIKA) oleh Yayasan Badan Pembina melalui
SK Badan Pembina IKIP Muhammadiyah Yogyakarta dengan Nomor:
05/SK/1992 terjadi pada tanggal 13 Februari 1992. Pada tanggal 22
Februari 1992 telah dilakukan konsultasi ke Kopertis Wilayah V oleh
Yayasan Badan Pembina dan Rektor. Tim penyusun studi kelayakan telah
berhasil membuat laporan hasil studi kelayakan pada tanggal 14 Mei 1992,
didahului dengan lokakarya persiapan tiga fakultas yaitu Fakultas
Teknologi Komputer, Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Ekonomi
yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 1992. Tahap berikutnya
mengadakan pertemuan dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi di
Jakarta pada tanggal 5 sampai dengan 7 Maret 1992, dan dilanjutkan
dengan Rapat Kerja yang dilaksanakan pada 14 sampai dengan 15 April
1992 di Kaliurang Yogyakarta.
Dari Laporan Studi Kelayakan yang diajukan ke Direktur Jenderal
(Dirjen) Pendidikan Tinggi nama Muhammadiyah diusulkan untuk diganti,
karena menurut Dirjen, dalam satu kota hanya dimungkinkan memiliki
satu universitas yang mempunyai nama sama dan bahkan menyarankan
untuk merjer dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui
berbagai lobi dan negosiasi oleh dan kepada berbagai pihak akhirnya pada
tanggal 19 Desember 1994 dengan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 102/D/0/1994 ditetapkan bahwa
IKIP Muhammadiyah Yogyakarta menjadi Universitas Ahmad Dahlan.

16
4. Perkembangan Fisik
Sesuai dengan perkembangan fakultas dan jurusan, sarana dan
prasarana belajar mengajar juga mengalami perkembangan dan perubahan
sebagai berikut.
Sejak berdiri, FKIP sebagai pengembangan dan perubahan kursus BI,
menempati gedung di Jalan Sultan Agung 14 Yogyakarta (SMP
Muhammadiyah II) sebagai tempat kuliah pada sore hari sampai dengan
tahun Mulai tahun 1969 pindah ke gedung baru di Jalan Kapas No. 9
Yogyakarta yang penggunaannya bersama dengan SD Muhammadiyah
Sukonandi. Kegiatan kuliah yang semula diselenggarakan pada sore hari
atau malam hari kemudian diubah menjadi siang Mulai tahun 1974
dibangun gedung sendiri di atas tanah seluas 4.737 m2 yang berlokasi di
Jalan Kapas 9 Yogyakarta (Kampus 1) sehingga kuliah-kuliah sebagian
dapat diselenggarakan pada siang Dalam perkembangan berikutnya karena
jumlah mahasiswa semakin meningkat maka kampus Jalan Kapas 9
Yogyakarta tidak mampu menampung lagi, sehingga dibeli tanah beserta
bangunan milik SD PPBI di Jalan Pramuka 42, Sidikan Yogyakarta
(Kampus 2) dengan perincian: Gedung Lama, luas lantai 1.004 m2 dan
Gedung Baru, luas lantai 1.700 m2. Di atas tanah tersebut sebagian
bangunan direnovasi dan dibangun Gedung Sayap utara Kampus 1
diperluas menjadi dua lantai yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia bersama Rektor IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta H.M. Wasil Aziz S.H. pada tanggal 19 Maret Pada tahun 1993
Kampus 1 Jalan Kapas 9 Yogyakarta dikembangkan dan diperluas
sehingga menjadi tiga lantai yang diresmikan pada tanggal 21 April 1995
oleh Menristek R.I. (saat itu) Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie dengan perincian
Gedung Lama, luas lantai 1.365 m2 dan Gedung Baru (Unit A dan B)
berluas lantai 3.281.
Oleh karena jumlah mahasiswa semakin meningkat, maka pada tahun
akademik 1997/1998 gedung milik IKIP Yogyakarta yang berada di
samping Utara Kampus 1 disewa oleh UAD.

17
Tanah seluas 8.768 m2 yang terletak di Jalan Prof. Dr. Soepomo,
Janturan Yogyakarta digunakan untuk Kampus 3. Pembangunan Tahap I
Unit A sayap Utara dimulai September 1999 dan telah selesai dan
ditempati oleh Fakultas Teknologi Industri (FTI) mulai Tahun Akademik
2000/2001. Pembangunan tahap II sayap Selatan Barat ditempati oleh
Fakultas Farmasi mulai Tahun Akademik 2001/2002. Pembangunan
bagian depan ditempati Tahun Akademik 2002/2003 oleh FMIPA dan
Pembangunan Laboratorium Terpadu di sebelah Selatan Kampus 3
berfungsi sejak Januari Pada tahun 2003 dibangun Kampus 2 dengan
empat lantai dan satu lantai semibasement digunakan pada September
2004.
Pada tahun 2003 dibangun Apotek UAD di Jalan Cendana, berfungsi
pada 16 Agustus Pembelian tanah di Ring Road Selatan seluas 20.000 m2
akan dibangun untuk Kampus 4 Pada tahun 2004 telah dibeli gedung baru
di Jln. Kenari No.1 (Timur Stadion Mandala Krida) untuk kegiatan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP), Lembaga Pengabdian pada
Masyarakat (LPM) dan Biro Konsultasi Pada tahun 2005 telah digunakan
gedung Unit C pada Kampus 3 UAD Jln. Prof. Dr. Soepomo, S.H. Janturan
Pada tahun 2009 telah dibangun gedung IT Center di depan Kampus 1
UAD, Jln. Kapas Semaki Yogyakarta yang digunakan untuk tempat
pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa-mahasiswa UAD dan sivitas
akademika lainnya termasuk pelatihan IT, bahasa inggris Pada tahun 2010
RUSUNAWA (rumah susun sederhana sewa bagi mahasiswa) UAD yang
merupakan bantuan dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat RI di
atas tanah UAD di Ring Road Selatan Yogyakarta, telah diresmikan dan
dimanfaatkan.
Pada awal tahun 2011 telah diresmikan gedung Unit D pada Kampus
3 UAD Jln. Prof. Dr. Soepomo, S.H. Janturan Makin meningkatnya
kepercayaan masyarakat berimplikasi pada peningkatan kebutuhan
ruangan, sehingga pada 31 Juli 2012 UAD membeli kampus ABA YIPK
di Jalan Ki Ageng Pemanahan 19, Nitikan, Umbulharjo Yogyakarta.
Kampus tersebut di renovasi dan di bangun, selanjutnya dinamakan

18
Kampus 5 Pada tanggal 12 Oktober 2016 dilakukan peletakan batu
pertama pembangunan kampus 4 UAD, yang direncanakan akan
dioperasikan secara penuh pada tahun 2018. Gedung 10 lantai yang
dirancang dengan konsep green tecnology tersebut akan mampu
menampung kegiatan perkuliahan bagi 18 ribu UAD menyelesaikan
pekerjaan struktur bangunan kampus 4 yang ditandai dengan pengecoran
terakhir (topping off) oleh rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. pada
tanggal 24 Agustus 2017. Pembangunan kampus berdesain smart and
green building ini sudah mencapai 64,75%, tiga lantai sudah digunakan
untuk perkuliahan tahun ajaran 2017/2018 yang dimulai 4 September 2017.
Memasuki semester gasal tahun akademik 2018/2019 semua ruangan
sudah dapat digunakan untuk kegiatan Pada tanggal 13 Desember 2017
dimulai pembangunan laboratorium terpadu kampus 4. Bangunan 7 lantai
yang terletak persis di sebelah utara gedung utama kampus 4 tersebut
menjadi laboratorium bagi prodi-prodi yang melaksanakan kegiatan
perkuliahan di kampus 4. Gedung ini mulai operasioanal untuk kegiatan
praktikum pada semester gasal tahun akademik 2019/2020.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. meresmikan pembangunan gedung
Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada hari Kamis
22 Maret 2018. Peresmian tersebut ditandai dengan peletakan batu
pertama yang diawali oleh Menristek Dikti RI dilanjutkan Ketua Umum
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si., Rektor
UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Ketua BPH UAD Prof. Dr. Yunahar Ilyas,
Lc.,M.Ag., Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr.
Lincolin Arsyad, dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjanah
Djohantini. Gedung Fakultas kedokteran adalah gedung 7 lantai, terletak
di sebelah barat laut gedung utama kampus 4. Gedung tersebut mulai
digunakan untuk kegiatan perkulian pada semester gasal tahun akademik
2019/2020.

19
5. Sejarah Pimpinan
Dengan berpedoman pada Qo’idah Perguruan Tinggi Muhammadiyah
maka pergantian pimpinan tidak menimbulkan masalah-masalah yang
besar. Sampai saat ini telah terjadi pergantian pimpinan sebagai berikut.
Kurun waktu 1960 sampai 1972 Rektor IKIP Muhammadiyah dijabat
oleh Prof. Faried Ma’roef.
Kurun waktu 1972 sampai 1982 Rektor dijabat oleh H. Muhammad
Wazil Aziz, S.H.
Kurun waktu 1983 sampai 1984 dijabat oleh Rektorium dengan Ketua
Rektorium Drs. H.Ali Warsito.
Kurun waktu 1984 sampai 1990 Rektor dijabat oleh Prof. Drs. R.H.
Sukirin.
Kurun waktu 1990 sampai 1995 Rektor IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta dijabat oleh Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir. Di bawah
kepemimpinan Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta dirintis menjadi Universitas Ahmad Dahlan. Pada tanggal 19
Desember 1994 secara resmi IKIP Muhammadiyah Yogyakarta menjadi
Universitas Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1995 sampai 1999 Rektor Universitas Ahmad Dahlan
dijabat oleh Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir.
Tahun 1999 sampai 2007 (dua periode) Rektor Universitas Ahmad
Dahlan dijabat oleh Prof. Drs. H. Sugiyanto, S.U., Ph.D. Apt.
Tahun 2007 sampai 2019 Dr. H. Kasiyarno, M.Hum. diberikan
amanah untuk menjadi Rektor Universitas Ahmad Dahlan.
Tahun 2019 sampai saat ini Rektor Universitas AHmad Dahlan adalah
Dr. Muchlas, M.T.

H. PT. Madukismo
Pabrik Gula Madukismo merupakan satu-satunya pabrik Gula dan
Alkohol/Spirtus di Yogyakarta. Pabrik ini mengemban tugas untuk
mensukseskan program pengadaan pangan nasional, khususnya gula pasir.

20
Pabrik gula dan Alkohol/Spirtus Madukismo terletak di Kalurahan Tirtonimolo,
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Apabila sobat PKG YIA berkunjung ke pabrik gula ini, sobat akan
merasakan nuansa era industri dengan adanya pemandangan bangunan besar
berusia tua dengan halaman luas. Adanya mesin-mesin kuno serta rel-rel kereta
yang menjadi jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa dan menguatkan
kesan seakan-akan sobat sedang berada di masa lalu.
-Sejarah Pabrik Gula Madukismo
Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya bernama
Pabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur
dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Selanjutnya didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Pabrik Gula
Madukismo.
Gagasan pendirian pabrik gula ini bertujuan menolong rakyat karena
banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik
tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula
Madukismo diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja dan
terlibat dalam usaha pabrik ini.
Akan banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen
dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat
musim giling. Perjalanan Wisata Agro Industri adalah melihat proses dari
produksi yang dilakukan oleh pabrik gula ini. Wisatawan dapat menaiki
gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat
musim giling yaitu bulan Mei – September.
Wisatawan dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara
langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari
gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira,
kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula.
Saat musim penggilingan tebu datang pada bulan Mei – September,
wisatawan dapat melihat ritual cembengan yang dilaksanakan warga sekitar
dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon doa restu agar proses
penggilingan berjalan dengan lancar.

21
Selama ritual, wisatawan dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai
acara kesenian lainnya seperti pasar malam, jathilan dan wayang kulit semalam
suntuk. Selain mencermati proses produksi gula, wisatawandapat melihat
mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo.
-Pabrik Gula Madukismo dengan Jembatan Sungai Kwai di Thailand
Besi – besi bekas dari mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo ini
pernah diangkut ke Thailand yang selanjutnya digunakan untuk membangun
Jembatan Sungai Kwai. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara
Thailand dengan Burma yang dahulu merupakan lokasi pertempuran hebat
pada masa Perang Dunia ke 2 dan sudah pernah dipakai dalam pembuatan film
The Bridge of the River Kwai termasuk dalam Best Movie yang dalam
penayangannya berhasil memenangkan 7 Oscar pada tahun 1957.
Sekarang jembatan yang dibangun dari besi bekas dari pabrik gula ini
menjadi obyek wisata ziarah andalan negara Thailand untuk mengenang para
pekerja romusa dan pertempuran dengan Sekutu.
Suasana yang Akan Dirasakan Ketika Berwisata
Saat berkunjung ke pabrik, sobat akan disambut dengan nuansa era industri.
Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno,
serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa
dan menguatkan kesan itu.
Sobat dapat mengikuti perjalanan wisata agroindustri, yakni melihat
proses dari produksi yang dilakukan oleh pabrik gula ini dengan menaiki
gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat
musim giling, yaitu bulan Mei hingga September.
Sobat dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara langsung.
Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula,
kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi,
puteran gula, dan pengemasan gula.
Tak hanya itu, sobat juga dapat melihat ritual cembengan yang
dilaksanakan warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan
memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar.

22
Selama ritual, sobat dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai acara
kesenian lainnya, seperti pasar malam, jathila, dan wayang kulit. Selain
mencermati proses produksi gula, sobat dapat melihat mesin-mesin tua yang
menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo.

I. Malioboro
Malioboro merupakan salah satu jalan paling populer di Yogya. Selain
berada di jantung kota, Malioboro menjadi cukup dikenal karena cerita sejarah
yang menyertainya. Keberadaan Malioboro sering pula dikaitkan dengan tiga
tempat sakral di Yogya yakni Gunung Merapi, Kraton dan Pantai Selatan.
Dalam Bahasa Sansekerta, kata Malioboro bermakna karangan bunga.
Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama
Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811 - 1816 M. Pendirian
jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Kraton Yogyakarta.
Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer antara Pantai
Selatan (Pantai Parangkusumo) - Kraton Yogya - Gunung Merapi. Malioboro
mulai ramai pada era kolonial 1790 saat pemerintah Belanda membangun
benteng Vredeburg pada tahun 1790 di ujung selatan jalan ini.. Selain
membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch Club tahun 1822, The
Dutch Governor’s Residence tahun 1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama
setelahnya. Setelah itu Malioboro berkembang kian pesat karena perdaganagan
antara orang belanda dengan pedagang Tiong Hoa. Tahun 1887 Jalan
Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya tempat pemberhentian
kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu Yogya.
Jalan Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi
pertempuran sengit antara pejuang tanah air melawan pasukan kolonial
Belanda yang ingin menduduki Yogya. Pertempuran itu kemudian dikenal
dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yakni keberhasilan pasukan
merah putih menduduki Yogya selama enam jam dan membuktikan kepada
dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap ada.

23
Malioboro terus berkembang hingga saat ini. Dengan tetap
mempertahankan konsep aslinya dahulu, Malioboro jadi pusat kehidupan
masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY,
Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo hingga Istana Presiden Gedung
Agung juga berada di kawasan ini.
Pemerintah setempat kini terus melakukan perbaikan untuk menata
Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Awal tahun 2016
ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan
tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk pedestrian. Warung-warung
lesehan hingga saat ini masih dipertahankan untuk mempertahankan ciri khas
Malioboro.

24
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia
yang memiliki daya tarik wisata yang luar biasa dengan kebudayaan dan
tradisi Jawa yang kental, serta obyek wisata sebanyak 254 titik, dan
dilengkapi dengan fasilitas 45 hotel bintang, 447 hotel melati, 427 biro
perjalanan, 59 restaurant, 631 rumah makan, dan 20 cafe.
2. Peta elektronik yang diinginkan oleh para pelaku wisata adalah peta dalam
bentuk tampilan digital yang disematkan pada perangkat smartphone yang
memiliki kriteria canggih, up to date, informasi yang lengkap, dan user
friendly.
3. Penggunaan peta elektronik memberikan pengaruh positif terutama bagi
kenaikan jumlah minat pengguna dalam mengakses informasi pariwisata
(media promosi).
4. Peta elektronik mampu untuk menjadi solusi media promosi pariwisata
Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Saran
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih memiliki
Banyak kekurangan termasuk di dalamnya adalah kedalaman penelitian, fokus
terhadap masalah, serta penataan konsep manajemen yang belum maksimal,
sehingga saran untuk peneliti selanjutnya adalah untuk lebih memperhatikan
kedalaman analisis, lebih fokus pada apa yang diteliti, teknik penulisan yang
baik, serta konsep yang lebih mendalam berdasarkan landasan teori yang
digunakan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2012), Buku Statistik Kepariwisataan, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa


Yogyakarta.
Anonim (2013), Katalog BPS Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 35,
Badan Pusat Statistik.
Anonim (2011), Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pariwisata Provinsi DIY,
Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Ben, Mbah Sarbini (2010), Paradigma Baru Pariwisata, Sebuah Kajian Filsafat,
Kaukaba Dipantara, Bantul, Yogyakarta.
Darsoprajitno, Soewarno (2002), Ekologi Pariwisata, Tata Laksana Pengelolaan
Objek Dan Daya Tarik Wisata, Angkasa, Bandung.
Fatta, Al Hanif (2007), Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi, Andi Offset,
Yogyakarta.
Hermawan, Agus (2012), Komunikasi Pemasaran, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller (2010), Manajemen Pemasaran Edisi 12,
Pearson Education, Inc., New Jersey.
Kusmayadi, Endar Sugiarto (2000), Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan yogjakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai