Anda di halaman 1dari 23

HALAMAN JUDUL

LAPORAN STUDY TOUR KE YOGYAKARTA

DAN SEKITARNYA

Di susun oleh :

1. Nabila Septiana Sari

2. Divania Anggi Saputri

3. Dea Ayu Puspita Sari

4. Satrio Wahyu Wijaya Saputra

5. Andrian Saputra
DAFTAR ISI

Table of Contents
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1

B. TUJUAN...........................................................................................................1

C. WAKTU PELAKSANAAN............................................................................2

BAB II.......................................................................................................................3

ISI LAPORAN.........................................................................................................3

A. LAPORAN PELAKSANAAN........................................................................3

B. OBJEK YANG DITUJU.................................................................................4

1. BOROBUDUR YOGYAKARTA................................................................4

2. KERATON YOGYAKARTA......................................................................8

3. MALIOBORO.............................................................................................10

4. TEBING BREKSI.......................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................16

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta Taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
perjalanan Study Tour ke Yogyakarta.

Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang Ibu/Bapak
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan untuk masa yang akan datang.

Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Yogyakarta atau lebih sering dikenal sebutan “Jogja” adalah sebuah kota
yang merangkap sebagai ibu kota dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota
Jogja yang juga sering disebut sebagai kota budaya dan pelajar ini terletak di Pulau
jawa, tepatnya berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra
Hindia.

Yogyakarta bahkan memiliki sejarah yang panjang di dalam terbentuknya


pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang, sehingga Jogja akan
selalu istimewa di mata Indonesia dan dunia.

Di dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari yang umumnya


digunakan oleh masyarakat Yogyakarta adalah bahasa Jawa. Objek-objek
pariwisata yang ada di sana pun sangat mengesankan.

Tak heran banyak turis, baik domestik maupun mancanegara yang singgah
di kota yang eksotik ini. Karena itulah, sudah layak dan sepantasnya generasi muda
khususnya siswa/i SMPN 1 PAGERWOJO berkunjung ke wisata Yogyakarta
untuk menimba ilmu. Dengan begitu, para generasi muda setidaknya bisa
mengetahui seluk-beluk mengenai Yogyakarta. Oleh karena itulah, sangat tidak
etis jika kita sebagai generasi muda tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan
tidak mengenal sejarah tentang Jogja.

B. TUJUAN
Tujuannya untuk rekreasi sekaligus menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang umum, mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di Jogja,
diantaranya Candi Borobudur, Keraton Yogyakarta, Malioboro, Tebing Breksi.
Dan untuk dapat mengetahui seluk beluk tentang tempat-tempat wisata yang ada di

1
Jogja tersebut, mempererat keakraban dengan teman satu sekolah, dan
kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antara kelompok.

C. WAKTU PELAKSANAAN
Berangkat pada tanggal 18 November 2022, pukul 20.00 WIB.

Waktu pelaksanaan Study Tour pada tanggal 19-20 November 2022

2
BAB II

ISI LAPORAN

A. LAPORAN PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan Study Tour ini pada tanggal 19 November 2022, di
beberapa tempat-tempat wisata yang berada di Yogyakarta diantaranya Borobudur,
Keraton, Malioboro, Tebing Breksi. Pertama-tama seluruh siswa siswi yang
mengikuti Study Tour ke Yogyakarta di suruh untuk berkumpul di sekolah pada
tanggal 18 November 2022, pukul 19.00 WIB. Setelah itu kami pun menunggu bus
yang akan kami naiki ke Jogja dan sambil pembagian kartu nama. Tidak lama
kemudian bus pun datang dan kami berangkat ke Jogja pada pukul 20.00 WIB.
Dan melakukan perjalanan sampai pukul 02.00 WIB kami berhenti di rest area
pertama untuk beristirahat sejenak. setelah itu melanjutkan perjalanan hingga
pukul 05.00 WIB sampai lah di tempat singgah untuk mandi, sholat subuh dan
makan pagi, setelah selesai kami pun menuju ke tempat wisata yang pertama yaitu
ke Borobudur Yogyakarta, di sana kami menunggu tiket yang sedang di ambil oleh
pengurusnya agar bisa memasuki kawasan Borobudur tersebut. Setelah dapat
memasuki kawasan Borobudur tersebut kami pun di pandu oleh 1 pemandu untuk
menceritakan sejarah" Borobudur sambil melakukan perjalanan ke candinya, kami
di sana lebih jadi lebih banyak mengetahui asal-usul dari Borobudur tersebut.
Setelah berjalan-jalan di Candi kamipun melanjutkan perjalanan ke arah pulang
untuk melanjutkan perjalanan ke wisata berikutnya. Sehabis itu kita langsung
melanjutkan perjalanan hingga pukul 11.30 WIB kita berhenti di tempat singgah
yang ke 2 untuk melakukan makan siang dan sholat dzuhur. Dan melanjutkan
perjalanan lagi ke wisata ke 2 yaitu di Keraton Yogyakarta dan wisata ke 3 yaitu di
Malioboro, kami di sana tiba sekitar pukul 12.30 atau 13.00 WIB, dan melakukan
perjalanan di wisata keraton terlebih dahulu, disana kami juga mempunyai satu
pemandu untuk anak laki-laki dan satu lagi pemandu untuk anak perempuan, di
sana kami di ajak berkeliling sekaligus di ceritakan-nya asal usul dari tempat
tersebut, kami menjadi banyak tau juga tentang isi-isi dari keraton tersebut dan
mengetahui benda-benda pusaka apa saja yang ada di dalamnya beserta penjelasan
dari benda-benda pusaka tersebut. Sesudah itu kami kaluar dari keraton dan
3
melanjutkan perjalanan untuk ke Malioboro menggunakan becak dan ber jalan-
jalan di sana, di Malioboro kami semua berpencar untuk membeli barang yang ada
di sana.

Sampai sekitar pukul 15.00-16.00 WIB kami pun di suruh untuk berkumpul
ke bus untuk melakukan perjalanan ke tempat pusat oleh-oleh yang berada di sana
untuk membeli makanan-makanan khas dari Jogja, setelah selesai kami
melanjutkan perjalanan untuk menuju ke wisata terakhir yaitu di Tebing Breksi
untuk mandi dan untuk jalan-jalan sejenak di sana, di sana ada juga yang
melakukan sholat magrib dls.

Setelah selesai semua kita melanjutkan perjalanan ke arah pulang dan


berhenti sejenak ke tempat singgah yang terakhir untuk melakukan makan malam
dan melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah-tengah perjalanan pulang kami di
beritahu bahwa kamu sudah berada di kota Tulungagung dan di suruh untuk
menelepon orang tua masing-masing agar bisa segera menjemput anak-anaknya.
Kami sampai di SMP 1 pagerwojo sekitar pukul 02.00 WIB, dan seluruh siswa
siswi turun dari bus dan pulang bersama orang tua yang menjemputnya.

B. OBJEK YANG DITUJU

1. BOROBUDUR YOGYAKARTA

4
Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang sekelilingnya merupakan
taman luas dan berada di tengah gunung-gunung menjulang tinggi. Candi
Borobudur terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur juga masuk daftar tujuh keajaiban
dunia. Candi umat Buddha ini dikelilingi taman luas dan berada di tengah gunung-
gunung yang menjulang tinggi. Mengutip dari jurnal Pengaruh Taman Wisata
Candi Borobudur Terhadap Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kabupaten Magelang 1980-1997 bangunan candi dibangun pada abad ke-8
Masehi. Candi ini mulai diresmikan menjadi tempat wisata pada 15 Juli 1980.
Kemudian, candi Borobudur ditetapkan sebagai Pusaka Budaya Dunia oleh
UNESCO pada 1991.

Candi Borobudur merupakan peninggalan dinasti Syailendra. Candi ini


didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana. Bangunan ini dibentuk sekitar
abad ke-8 pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi Borobudur termasuk
kuil Buddha terbesar di dunia. Tujuan dibangun Candi Borobudur untuk
memuliakan raja-raja Syailendra (775-850 M) yang telah bersatu kembali dengan
dewa yang menjadi asal beliau. Candi dibangun sebagai ungkapan nyata dan rasa
hormat mendalam pada leluhur. Selain itu, bangunan candi dipakai sebagai
kesadaran terhadap kebesaran agama. Candi ini dibangun dalam 5 tahapan:

1. Tahap pertama (780 Masehi)

Pembangunan awal dilakukan di atas bukit. Bagian bukit diratakan


dan pelataran diperluas. Tidak semua bahan pembuat candi dari batu andesit.
Proses pembangunan bukit memakai tanah yang dipadatkan dan ditutup
struktur batu. Struktur batu ini menyerupai cangkang dan membungkus bukit
tanah. Sementara itu sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis.
Awal pembangunan candi disusun bertingkat seperti piramida berundak.

2 Tahap kedua dan ketiga (792 Masehi)

Tahap kedua, terdapat penambahan dua undakan berbentuk persegi.


Bagian pagar langkan dan satu undak melingkar di atasnya. Bagian undak
memiliki stupa tunggal yang besar. Bagian ketiga terjadi perubahan
rancangan bangunan. Bagian undak atas lingkaran dengan stupa tunggal
5
induk dibongkar. Stupa diganti tiga undak lingkaran, sementara stupa-stupa
kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak. Stupa besar
berada di bagian tengah. Para arkeolog menduga, awalnya Borobudur
dirancang berupa stupa tunggal yang sangat besar. Sehingga stupa itu seperti
mahkota yang berada di tengah. Tetapi stupa besar itu terlalu berat, sehingga
mendorong struktur bangunan. Stupa yang terlalu besar ini dapat menggeser
bangunan. Inti Borobudur hanyalah bukit tanah, sehingga tekanan bagian
atas dapat menyebar ke bawah sehingga Borobudur terancam longsor dan
runtuh. Akhirnya stupa induk diganti dengan teras-teras melingkar yang
dihiasi stupa kecil. Stupa induk hanya satu yang berfungsi menopang
dinding candi dan mencegah pergeseran.

3. Tahap Keempat (824 Masehi) dan kelima 833 Masehi

Bangunan candi mengalami perubahan kecil, seperti penambahan


pagar langkan terluar, penyempurnaan relief, perubahan tangga, pelebaran
ujung kaki, dan pelengkung atas gawang pintu.

Deskripsi Candi Borobudur

Candi Borobudur melambangkan alam semesta. Dalam agama Buddha,


semesta dibagi menjadi tiga tingkat yaitu kamadhatu (dunia keinginan), rupadhatu
(dunia berbentuk) dan arupadhatu (dunia tak terbentuk). Pada tahapan ini manisia
sudah terlepas dari hasrat dan hawa nafsu. Candi ini telah beberapa kali mengalami
pemugaran. Pemugaran pertama dilakukan pada masa kolonial Belanda, tahun
1907-1910 dibawah pimpinan Van Erp. Pemugaran kedua berlangsung selama
sepuluh tahun dari tahun 1972-1983. Ketiga tingkat ini dibedakan berdasarkan
relief-relief candi. Relief ini dibentangkan sepanjang 3 meter. Terdapat 1.460
pigura yang diselingi bidang-bidang pemisah berjumlah sekitar 1.212 buah. Di atas
deretan pigura terdapat semacam pelipit yang membujur, memanjang sejauh satu
setengah kilometer. Pelipit ini dihias dan membentuk rangkaian bunga teratai. Di
bagian tas terdapat hiasan simbar berbentuk segitiga berjumlah 1.476 buah.

Tingkat kamadhatu dan rupadhatu terdapat 1.472 stupa dan 432 arca Buddha
yang mengitari seluruh penjuru mata angin. Pada tingkat terakhir terdapat 72 buah

6
stupa yang melingkari stupa induk di puncak. Dibutuhkan sekitar dua juta
potongan batu untuk membangun monumen ini.

Candi Borobudur secara keseluruhan terdiri dari stupa. Stupa adalah salah
satu bangunan tanda peringatan agama Buddha. Dalam bahasa Sansekerta, stupa
berarti gundukan atau timbunan tanah. Candi ini berada di Borobudur berada di
daerah dataran Kedu yang dikelilingi oleh gunung Merapi dan Merbabu di sebelah
Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah utara, dan pegunungan Menoreh
di sebelah Selatan.

Candi Borobudur sempat ditelantarkan sekitar 928 dan 1006. Ketika itu Raja
Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur.
Perpindahan ibu kota itu karena terjadi letusan gunung berapi dan candi Borobudur
akhirnya ditinggalkan. Sekitar tahun 1365, Mpu Prapanca dalam naskah
Nagarakretagama ditulis ketika kerajaan Majapahit. Dalam naskah tersebut dia
menyebutkan "Wihara di Budur".

Sejarah Penemuan Kembali Candi Borobudur

Pada tahun 950m, candi ini terkubur lava letusan gunung merapi dan baru
ditemukan hampir seribu tahun kemudian, tahun 1814. Penemuan kembali
borobudur adalah atas jasa Sir Thomas Stamford Raffles. Candi ini tidak
mempunyai ruangan untuk tempat beribadah atau melakukan pemujaan. Luas
dinding keseluruhan mencapai 1500m2, dihiasi 1469 panel relief yang masing-
masing reliefnya memiliki lebar 2m. Jumlah arca Buddha mencapai 504buah. Arca
tersebut menggambarkan Buddha dalam berbagasi sikap yang sarat dengan
filosofi.

- Arca-arca disisi timur menggambarkan Dhyani Buddha Aksobhya

- Arca-arca disisi selatan menggambarkan Dhayni Buddha Ratnasambhawa

- Arca-arca disisi barat menggambarkan Dhyani Buddha Amithaba

- Arca-arca disisi utara menggambarkan Dhyani Buddha Amogasidhi

- Arca-arca di puncak menggambarkan Dhyani Buddha vairosyana

7
- Arca-arca di undakan lingkaran menggambarkan Dhyani Buddha
Vaiosyana

Fungsi Candi Borobudur:

• Sebagai tempat bersejarah

• Tempat wisata keagamaan

• Tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sejarah

• Bisa dipakai tempat penelitian matematika, seperti menghitung stupa

• Tempat ibadah umat Buddha

2. KERATON YOGYAKARTA

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta. Karaton


Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta. Keraton ini didirikan oleh Sri
Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 sebagai Istana/Keraton Yogyakarta
8
yang baru berdiri akibat perpecahan Mataram Islam dengan adanya Perjanjian
Giyanti. Keraton ini adalah pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari
Mataram Islam Surakarta (Kerajaan Surakarta). Sehingga dinasti Mataram
diteruskan oleh 2 Kerajaan yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan
Surakarta. Total luas wilayah keseluruhan keraton yogyakarta mencapai 184
hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor,
alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta.
Sementara luas dari kedhaton (inti keraton) mencapai 13 hektar.

Walaupun Kesultanan Yogyakarta secara resmi telah menjadi bagian


Republik Indonesia pada tahun 1945, kompleks bangunan keraton ini masih
berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih
menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan
salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton
merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk
berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari
segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa
yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun
yang luas

Lambang Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat


9
3. MALIOBORO

Malioboro adalah nama salah satu jalan yang berada di pusat kota
Yogyakarta. Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan
Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran
Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros
Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. Asal nama jalan Malioboro sendiri berasal dari
bahasa sansekerta malyabhara yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli
yang berpendapat asal kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial
Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811-
1816 M.

Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat


perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19. Malioboro mulai populer
pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda membangun
Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Jalan Malioboro. Belanda juga
membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The

10
Dutch Governor\\\'s Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos.
Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan
antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan
Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun. Sejarah lainnya, Jalan
Malioboro menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pernah terjadi
pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda
yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah
Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah
enam jam bertempur.

4. TEBING BREKSI

Tebing Breksi merupakan salah satu destinasi wisata bekas tambang yang
terletak di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman, D.I. Yogyakarta. Awalnya, Tebing Breksi merupakan area tambang
batuan kapur yang menjadi sumber penghidupan warga di sekitarnya. Batuan kapur
yang ada di Tebing Breksi pada mulanya merupakan abu yang dilontarkan Gunung

11
Api Nglanggeran saat terjadi erupsi berpuluh-puluh tahun yang lalu. Berkubik-
kubik abu tersebut mengendap menjadi lumpur dan mengeras menjadi batuan.
Cuaca dan waktulah yang menjadikan abu hasil erupsi menjadi batuan kapur besar
di Desa Sambirejo. Pada tahun 2014, gabungan peneliti dari Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) melakukan
peninjauan pada Tebing Breksi dan mereka menemukan jenis batuan tufan yang
langka.

Sehingga penambangan harus dihentikan dan pada tahun 2015 Tebing


Breksi ditetapkan sebagai salah satu Geoheritage Yogyakarta. Sejak saat itu,
masyarakat setempat mulai berinisiatif untuk mengembangkan Tebing Breksi
dengan kreativitas yang dimiliki. Tebing bekas tambang setinggi sekitar 30 meter
ini dipahat membentuk relief dan cerita pewayangan yang dihiasi dengan detail
pada pahatannya. Keindahan karya artistik yang dihasilkan ini kemudian
disebarluaskan menggunakan media sosial, sehingga Tebing Breksi menjadi
destinasi wisata yang populer di kalangan masyarakat. Keindahan lain yang dapat
ditemui di Tebing Breksi adalah pemandangan alam yang luar biasa indah. Karena
objek wisata ini berada pada 200 mdpl, maka pengunjung bisa melihat Kota
Yogyakarta dari ketinggian. Terlebih ketika menjelang matahari terbenam,
pengunjung akan disuguhi indahnya sunset di atas Tebing Breksi.

Perjalanan menuju lokasi Tebing Breksi dapat ditempuh dalam waktu 28


menit atau sekitar 17 km dari Kota Yogyakarta. Jalan menuju lokasi telah diaspal
maupun di cor semen sehingga aksesibilitas sangat mudah, meskipun sebagian
kecil jalan tidak rata dan menanjak. Berbagai macam kendaraan, seperti motor,
mobil, minibus, truk, bahkan bus pariwisata dapat melalui jalan tersebut.
Pengunjung juga dimudahkan dengan adanya petunjuk arah jalan menuju Tebing
Breksi. Keberadaan rambu-rambu penunjuk arah ini juga dapat memudahkan
pengunjung objek wisata lain di sekitar Tebing Breksi, seperti Candi Ratu Boko,
Candi Ijo, dan Batu Papal. Walaupun di sekitar Tebing Breksi ada beberapa pilihan
wisata lain, pengunjung yang datang ke Tebing Breksi tidak pernah surut. Ternyata
hanya dengan tiket masuk seharga Rp10.000 pengunjung sudah disuguhkan
dengan keindahan pahatan tebing dan pemandangan alam. Tidak hanya itu, Tebing
Breksi juga menawarkan spot-spot foto yang objeknya sudah disiapkan oleh

12
pengelola. Setidaknya ada 12 objek foto yang dihiasi dengan tanaman hias, atribut-
atribut unik, hingga burung hantu jinak.

Pengunjung juga dapat berkeliling di sekitar kawasan wisata dengan


menyewa mobil offroad. Tak hanya itu, Tebing Breksi juga menyediakan Tlatar
Seneng dan amphiteater yang digunakan untuk pertemuan, kopi darat, pertunjukan
seni, dan event-event lain dengan desain melingkar seperti halnya teater kuno
Yunani.

Fasilitas yang disediakan pengelola Tebing Breksi juga cukup lengkap.


Mulai dari area parkir yang luas dan tersedia segala jenis kendaraan dengan tempat
terpisah, baik untuk sepeda, motor, mobil, bus, mobil offroad yang disewakan, dan
lain sebagainya. Selain itu, mulai dari area parkir hingga menuju objek wisata,
jalur di desain secara inklusif dengan adanya jalur difabel. Amenitas objek wisata
yang disediakan oleh pengelola juga sangat memadai, diantaranya terdapat 3 spot
tempat makan, masjid dan mushola, cafe, toilet, toko oleh-oleh, dan lain
sebagainya. Fasilitas persampahan yang disediakan oleh pengelola sangat baik,
dilihat dari jarak antar sampah yang tidak terlalu jauh, pemisahan sampah organik
dan anorganik, bahkan disediakan sampah puntung rokok pada area amphiteater.
Namun pada kenyataannya masih banyak sampah dibuang tidak sesuai pada
tempat yang sudah disediakan. Di masa pandemi, pengelola juga menyediakan
fasilitas mencuci tangan di setiap area, termasuk pada pintu masuk, tempat parkir,
dan setiap sudut pada objek wisata Tebing Breksi, serta adanya poster himbauan
untuk menerapkan protokol kesehatan.

13
PENUTUP

Kesimpulan yang telah kami peroleh dari perjalanan Study Tour ke


Yogyakarta yaitu: Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi
dimana orang ataupun di berbagai manca negara. Disitu banyak berbagai tempat-
tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan
tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat obyek pariwisata
tersebut misalnya: Candi Borobudur, Keraton, Malioboro, dan Tebing Breksi dan
lain sebagainya. Selain memiliki tempat wisata sebagai hiburan, kota ini juga
memiliki tempat-tempat wisata, pendidikan, dan bersejarah.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://katadata.co.id/amp/intan/berita/6155a8764482c/mengenal-sejarah-dan-
fungsi-candi-borobudur

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat

https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/avemaria/index.php?
huruf=M#:~:text=Penamaan%20Malioboro%20berasal%20dari%20nama,pusat
%20aktivitas%20pemerintahan%20dan%20perekonomian

https://www.masterplandesa.com/wisata/tebing-breksi-pesona-wisata-di-area-
bekas-tambang/#:~:text=Awalnya%2C%20Tebing%20Breksi%20merupakan
%20area,berpuluh%2Dpuluh%20tahun%20yang%20lalu

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai