Anda di halaman 1dari 56

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ..................................................................................................... i

PENGESAHAN .................................................................................................... ii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................2


1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
1.3 Waktu Dan Tempat ...................................................................................2
1.4 Peserta .........................................................................................................2
1.5 Pembiayaan .................................................................................................2
1.6 Manfaat Laporan Perjalanan ..................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Persiapan Kunjungan ...............................................................................3


2.2 Objek yang diamati ....................................................................................3
1. Museum Dirgantara .......................................................................3
2. Prambanan .....................................................................................6
3. Wisata Belanja Gareng T-Shirt ..................................................15
4. Wisata Tebing Breksi...................................................................17
5. Wisata Goa Pindul .......................................................................19
6. Wisata Hutan Pinus .....................................................................27
7. Pasar Bringharjo Malioboro .......................................................28
8. Wisata Candi Borobudur ............................................................31
BAB III PENUTUP ..............................................................................................38
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................38
3.2 Saran .........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................40
LAMPIRAN
LAPORAN HASIL STUDI WISATA
Lampung -Yogyakarta

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

AGIL PANCANOVA ARISKA


ANNISA
ALVIN SUGIAWAN
AMELIA ZUKHRUFIA
BELLA AZKIA
SAHSA CHOTIMATUL ZAHRA
SEPTIA RENITA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH AL-FURQON RAWI DI KEKILING
KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019

PERSETUJUAN

Judul Laporan : LAPORAN HASIL STUDI WISATA

Lmpung –Yogyakarta

Nama kelompok : Kelompok

Sekolah : MA AL FURQON KEKILING

Mengetahui,

Kepala Madrasah Pembimbing

ZULIKHO, S.Pd SAFITRI INDRIATI, S.Pd


PENGESAHAN

Telah dinilai dan diterima oleh pembimbing laporan studi wisata

Hari/tanggal :

Tebal halaman :

Dengan kriteria penilaian

Komposisi penulisan : sangat baik / baik / cukup

Isi materi laporan : sangat baik / baik / cukup

Penyusunan data dan laporan : sangat baik / baik / cukup

Kesimpulan nilai : sangat baik / baik / cukup

Penengahan, Februari 2019

Mengetahui,

Kepala Madrasah Pembimbing

ZULIKHO, S.Pd SAFITRI INDRIATI, S.Pd


PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahkan kepada :

1. Ayah dan ibu yang sangat kami sayangi

2. Ibu Zulikho, S.Pd , selaku kepala Madrasah Aliyah Al-Furqon

3. Ibu Safitri Indriati, S.Pd selaku pembing study wisata

4. Ibu Bapak Marjen selaku wali kelas XI

5. Teman-teman satu kelompok yang bersama-sama menyelesaikan tugas

karya tulis ini.

6. Keluarga besar MA Al-furqon Rawi kekiling


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta hidayahNya. Sehingga kami

dapat meneyelesaikan laporan kegiatan study wisata ini sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Berpegang teguhlah pada prinsip karena yang kuat akan

membawa keberhasilan dan kebanggan pada diri sendiri.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ini. Kami menyadari

bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta

saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati sehingga bisa

menjadi sebuah pelajaran bagi kami agar kelak dapat membuat dengan lebih baik

lagi.

Semoga laporan kegiatan studi wisata lampung-yogyakarta memberikan manfaat

bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat

membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun

bangsa indonesia tercinta ini.

Penengahan, Februari 2019

Kelompok Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai


ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa
yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan
samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.

Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan


budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan
sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang
sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang
merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya
adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti
Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang
indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal
kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya.
Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat

Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat


Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah
satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra,
bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra,
pawukon, dan aksara Jawa.

Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal


turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik
ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa Madrasah
Aliyah Al-Furqon Rawi berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling
tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah
kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke
Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja mempunyai
sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman
kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .

1.2 Tujuan Penulisan

1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.

2. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.

3. Menumbuhkan rasa cinta tanah air

1.3 Waktu Dan Tempat


Kegiatan studi tour ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal: Selasa-, 08 Januari 2019 s/d 15 Januari 2019
Lokasi: tempat wisata di Jogjakarta

1.4 Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh siswa dan siswi Madrasah Aliyah Al-Furqon Rawi

1.5 Pembiayaan
Biaya dalam melakukan kegiatan kunjungan ini sebesar Rp.1.200.000/siswa

1.6 Manfaat Laporan Perjalanan


1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Mengenalkan siswa dengan kota yogyakarta.
3. Memberi pengalaman berkunjung ke yogyakarta.
4. Untuk melihat keindahan karya Allah SWT.
5. Menguatkan ukhuwah islamiyah antar siswa dan guru.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Kunjungan


Pada hari Selasa tanggal 08 Januari 2019, siswa siswi Madrasah Aliyah Al-
Furqon Rawi berkumpul di sekolah untuk persiapan keberangkatan menuju ke
Jogjakarta dalam rangka Study Tour. Sebelum berangkat kami semua diberi
pengarahan oleh guru pembimbing. Setelah kami menerima pengarahan, kami
semua dipersilahkan untuk menaiki bus yang akan digunakan. Setelah semua
sudah siap rombongan pun memulai perjalanan menuju Jogjakarta.

2.2 Objek yang diamati


1. Museum Dirgantara
Museum Perjuangan TNI AU adalah cikal bakal dari Museum Dirgantara
Mandala yang pertama kalinya diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara
Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969 di Markas Komando
Udara V Tanah Abang Bukit Jakarta. Perpindahan museum dari Jakarta menuju
Yogyakarta didasarkan pada faktor sejarah perjuangan kota Yogyakarta pada
periode 1945-1949 sebagai pusat latihan bagi Taruna Akademi Udara. Museum
Dirgantara Mandala adalah gabungan dari Museum Perjuangan TNI AU dengan
Musem Ksatrian yang sudah ada di Yogyakarta. Peresmian kedua museum ini
dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan
Hari Bhakti TNI AU. Perpindahan museum dari Jakarta ke Yogyakarta masih
menyisakan permasalahan tempat untuk menyimpan koleksi Alutsista yang ada,
maka Museum Dirgantara Mandala berpindah untuk ketiga kalinya yaitu di
gudang bekas pabrik gula di Wonocatur di kawasan Landasan Udara Adisutjipto.
Gedung museum baru itu kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 oleh
oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.
Memasuki kawasan Museum Dirgantara, para pengunjung akan mendapati
sambutan beberapa pesawat tempur dan cargo yang dipajang di halaman museum.
Pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk menjadi salah satu dari tim penyambutan
para pengunjung yang dipajang di muka gedung museum. Setelah memasuki
ruang utama, para pengunjung akan disambut oleh empat patung tokoh perintis
TNI-AU, yaitu Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda
Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim
Perdanakusuma, dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi.

Sebagai menu pembuka kunjungan, para pengunjung pertama kalinya


memasuki Ruang Kronologi I. Di ruangan ini pengungjung akan mendapatkan
informasi sejarah awal pembentukan angkatan udara di Indonesia. Berbagai
peristiwa terdokumentasi di ruang ini, Penerbangan pertama pesawat merah putih
pada 27 Oktober 1945 sebagai serangan balasan terhadap Belanda, berdirinya
Sekolah Penerbangan Pertama di Maguwo pada 07 November 1945 yang
dipimpin oleh Adisutjipto, berdirinya TRI Angkatan Udara pada 9 April 1946.
Masih dalam satu ruangan yang sama juga dipamerkan berbagai peralatan radio
dan foto penumpasan berbagai pemberontakan di tanah air, seperti pemberontakan
DI/TII, Penumpasan G 30 S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada ruangan selanjutnya,
dipajang berbagai jenis pakaian dinas yang biasa digunakan oleh para personel
TNI-AU, meliputi pakaian tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian
untuk tugas penerbangan.
Memasuki ruangan dengan rancang bangun hangar pesawat, para
pengunjung disuguhkan dengan koleksi Alutsista atau Alat Utama Sistem Senjata
yang pernah digunakan oleh TNI-AU. Dari pesawat tempur pesawat tempur dan
pesawat angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau wilayah udara, serta
senjata jarak jauh seperti rudal. Berbagai macam koleksi pesawat yang diproduksi
dari berbagai negara mulai dari pesawat buatan Amerika, Eropa hingga buatan
dalam negeri. Dari berbagai koleksi yang dipamerkan terdapat salah satu jenis
pesawat tempur seri P-51 Mustang buatan Amerika Serikat. Pesawat ini memiliki
sejarah panjang di dunia kedirgantaraan di Indonesia. Digunakan dalam berbagai
operasi menjaga integrasi negara dalam penumpasan pemberontakan DI/TII,
Permesta, Operasi Trikora dan Dwikora serta penumpasan G 30 S/PKI. Pesawat
lainnya yang tak kalah menarik adalah pesawat buatan Inggris, namanya Vampire
tipe DH-115. Pesawat ini merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan di
Indonesia pada tahun 1956 oleh Letnan Udara I Leo Wattimena.

Salah satu koleksi yang sangat penting dalam sejarah cikal bakal TNI AU
adalah replika pesawat Dakota C-47 dengan nomor seri VT-CLA yang ditembak
jatuh oleh Belanda di daerah Ngoto, Bangunharjo, Sewon Bantul pada tanggal 29
Juli 1947. Jatuhnya pesawat tersebut menewaskan para pionir Angkatan Udara,
antara lain Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr.
Abdulrahman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
Museum ini buka tiap hari Minggu hingga Kamis pukul 08.00?13.00 WIB dan
hari Jumat sampai Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan
libur nasional tutup.

2. Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi


Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai
dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini
adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang
di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi
tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan


Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50
kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di
perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi
desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi
Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar
di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur
bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada
umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai
47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih
kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan
menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar


tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas
oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.
Etimologi

Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri,
diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawadari istilah teologi
Hindu Para Brahman yang bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau
realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap
disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat lain
menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang
dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa
nama "Prambanan" berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang
bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa
Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.

Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta;
Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti
Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi). Trimurti dimuliakan dalam
kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya memuliakan Brahma, Siwa,
dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi
Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini.

J. Gronemen (1887) berpendapat bahwa nama Prambanan berasal dari


kata ramban:

“ mengumpulkan dedaunan (untuk keperluan rumah tangga atau obat-obatan),


[pra-ramban-an] masih menjadi tempat, lazimnya di hutan, di mana
dedaunan itu diramu. Penjelasan seperti ini mengenai nama puning-puning
reruntuhan itu, yang niscaya pada satu kesempatan ditemukan di hutan
seperti itu, juga termuat dalam kamus yang disusun Roorda; [sebuah
penjelasan] yang begitu sederhana dan alamiah sehingga kita tidak perlu
mencari penjelasan yang lain." (Groneman 1887:1427 dalam Jordaan, 1996)
Komplek candi

Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru


mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu
masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri
dari:

1. 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma


2. 3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
3. 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi
Wahana di sisi utara dan selatan
4. 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk
halaman dalam atau zona inti
5. 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
6. 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah
candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68

Maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.

Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan.
Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona
inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, dari 224
candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu
yang berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama
adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga
adalah zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan
delapan kuil kecil.

Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan


bujur sangkar yan terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona
ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar
yang masing-masing sisinya sepanjang 390 meter, dengan orientasi Timur Laut -
Barat Daya. Kecuali gerbang selatan yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan
dinding candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara
pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman suci, atau kompleks
asrama Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di
halaman terluar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak
tersisa.

Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia


Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan
dipersembahkan kepadan tiga dewa utama Trimurti: Siwa sang Penghancur,
Wisnu sang Pemelihara dan Brahmasang Pencipta. Di kompleks candi ini Siwa
lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya. Candi
Siwa sebagai bangunan utama sekaligus yang terbesar dan tertinggi, menjulang
setinggi 47 meter.

Candi Siwa

Candi Siwa, candi utama di kompleks candi Prambanan yang dipersembahkan


untuk dewa Siwa.

Arca Durga Mahisasuramardini di ruang utara candi Siwa.


Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks candi.
Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar dikurung
pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru mata angin. Dalam halaman
berpermukaan pasir ini terdapat delapan candi utama; yaitu tiga candi utama yang
disebut candi Trimurti ("tiga wujud"), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu
tertinggi: Dewa Brahma Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang
Pemusnah.
Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus
tetinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter dan lebar
34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai modifikasi
bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk wajra ini
merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan pada kemuncak
candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang dihiasi relief yang
menceritakan kisah Ramayana; terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di
atas pagar langkan ini dipagari jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra.
Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya, pengunjung harus masuk dari sisi timur,
lalu melakukan pradakshina yakni berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum
jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan di setiap
arah mata angindan satu garbagriha, yaitu ruangan utama dan terbesar yang
terletak di tengah candi. Ruangan timur terhubung dengan ruangan utama tempat
bersemayam sebuah arca Siwa Mahadewa (Perwujudan Siwa sebagai Dewa
Tertinggi) setinggi tiga meter. Arca ini memiliki Lakçana (atribut atau simbol)
Siwa, yaitu chandrakapala (tengkorak di atas bulan sabit), jatamakuta (mahkota
keagungan), dan trinetra (mata ketiga) di dahinya. Arca ini memiliki empat
lengan yang memegang atribut Siwa, seperti aksamala (tasbih), camara (rambut
ekor kuda pengusir lalat), dan trisula. Arca ini mengenakan upawita (tali kasta)
berbentuk ular naga (kobra). Siwa digambarkan mengenakan cawat dari kulit
harimau, digambarkan dengan ukiran kepala, cakar, dan ekor harimau di pahanya.
Sebagian sejarawan beranggapa bahwa arca Siwa ini merupakan perwujudan
raja Balitung sebagai dewa Siwa, sebagai arca pedharmaan anumerta dia.
Sehingga ketika raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu kembali dengan dewa
penitisnya yaitu Siwa. Arca Siwa Mahadewa ini berdiri di atas lapik
bunga padma di atas landasan persegi berbentuk yoni yang pada sisi utaranya
terukir ular Nāga (kobra).
Tiga ruang yang lebih kecil lainnya menyimpan arca-arca yang ukuran
lebih kecil yang berkaitan dengan Siwa. Di dalam ruang selatan terdapat
Resi Agastya, Ganesha putra Siwa di ruang barat, dan di ruang utara terdapat arca
sakti atau istri Siwa, Durga Mahisasuramardini, menggambarkan Durga sebagai
pembasmi Mahisasura, raksasa Lembu yang menyerang swargaloka. Arca Durga
ini juga disebut sebagai Rara Jonggrang (dara langsing) oleh penduduk setempat.
Arca ini dikaitkan dengan tokoh putri legendaris Rara Jonggrang.

Di dalam buku terkenal Thomas Raffles, The History of Java (1817)


terdapat gambar Candi Induk Prambanan dengan keterangan "candi induk di
Jongrangan". Dalam nama jongrangan ini dikenal nama lokal lainnya yang
populer untuk kompleks percandian ini, yaitu Loro Jonggrang, yang berarti "Gadis
Semampai". Loro Jonggarang adalah tokoh utama dalam sebuah cerita rakyat
Jawa.

Candi Brahma dan Candi Wishnu

Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang terletak di


sisi utara dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang terletak di sisi
selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya terdapat satu ruang, yang
dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma menyimpan arca Brahma
dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu yang berukuran tinggi hampir 3
meter. Ukuran candi Brahma dan Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan
tinggi 33 meter.
Candi Wahana

Candi Garuda, salah satu candi wahana

Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil daripada
candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada kendaraan
atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa, sang Angsa wahana
Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi wahana ini terletak tepat di
depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi, di
dalamnya terdapat arca lembu Nandi. Pada dinding di belakang arca Nandi ini di
kiri dan kanannya mengapit arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari.
Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan
Surya berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda.[16] Tepat di depan candi Brahma
terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di dalamnya.
Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai kendaraan Brahma di
dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan
untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi Angsa, di dalam candi ini tidak
ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca Garuda pernah ada di dalam candi ini.
Hingga kini Garuda menjadi lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang
negara Garuda Pancasila.
Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit. Ukuran
Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14 meter
dengan tapak denah 6 x 6 meter. Disamping 8 candi utama ini terdapat candi kecil
berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya menyerupai pelinggihan
dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus sebagai
aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada
empat penjuru mata angin di muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap
sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga
dengan tinggi sekitar 2 meter.

Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman dalam,
tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding kedua
berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua dinding ini adalah
halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 candi perwara yang
disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat
undakan teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris
candi-candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini
disebut "Candi Perwara" yaitu candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi
perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi,
baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris
terluar terdiri atas 68 candi.
Masing-masing candi perwara ini berukuran tinggi 14 meter dengan tapak
denah 6 x 6 meter, dan jumlah keseluruhan candi perwara di halaman ini adalah
224 candi. Kesemua candi perwara ini memiliki satu tangga dan pintu masuk
sesuai arah hadap utamanya, kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga
dan pintu masuk menghadap ke dua arah luar.[17] Jika kebanyakan atap candi di
halaman dalam zona inti berbentuk wajra, maka atap candi perwara berbentuk
ratna yang melambangkan permata.
Aslinya ada banyak candi yang ada di halaman ini, akan tetapi hanya
sedikit yang telah dipugar. Bentuk candi perwara ini dirancang seragam.
Sejarawan menduga bahwa candi-candi ini dibiayai dan dibangun oleh penguasa
daerah sebagai tanda bakti dan persembahan bagi raja. Sementara ada pendapat
yang mengaitkan empat baris candi perwara melambangkan empat kasta, dan
hanya orang-orang anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di
dalamnya; baris paling dalam hanya oleh dimasuki kasta Brahmana, berikutnya
hingga baris terluar adalah barisan candi untuk Ksatriya, Waisya, dan Sudra.
Sementara pihak lain menganggap tidak ada kaitannya antara candi perwara dan
empat kasta. Barisan candi perwara kemungkinan dipakai untuk beribadah, atau
tempat bertapa (meditasi) bagi pendeta dan umatnya.
Arsitektur
Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu
yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi megikuti pola mandala,
sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu.
Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah Siwa,
yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam.
Seluruh bagian kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep
kosmologi Hindu, yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.

Seperti Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari
yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap
konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada
hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara horisontal maupun vertikal
terbagi atas tiga zona:

 Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah


makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di
ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup
yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan
ranah bhurloka.
 Bwahloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat
orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai
melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi
melambangkan ranah bwahloka.
 Swahloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah trtinggi
sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka.
Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah swahloka. Atap
candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka
berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan
modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam
arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu
untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka
candi.

Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama
candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (kotak batu). Sumur
ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan di atas timbunan arang
kayu, tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat
benda-benda suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan Baruna (dewa
laut) dan Parwata (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga
bercampur arang, abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata,
kaca, potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran
emas (5 diantaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), padma, altar, dan
telur).

3. Wisata Belanja Gareng T-Shirt

Gareng T-Shirt berdiri sejak tahun 2000an oleh Bapak Suryatma Andarto.
Dengan adanya Gareng T-Shirt diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi
para wisatawan yang datang ke Jogja untuk mencari oleh-oleh kaos khas Jogja.
Disini anda bisa membeli oleh oleh Kaos Khas Jogja atau orang menyebutnya
Kaos Oblong Jogja atau Kaos Caping dan Kaos Benjo.
Gareng T-Shirt menyediakan berbagai macam desain yang unik dengan
gambar dan tulisan – tulisan yang menarik juga. Gareng T-Shirt merupakan
sebuah merk yang sudah terkenal di Jogja dan menjadi oleh-oleh kaos Jogja yang
murah dan berkualitas tinggi. Dengan sablon yang tebal dan anti pecah
menjadikan Gareng T-shirt oleh-oleh kaos Jogja yang selalu dicari di jogja.
Kualitasnya sudah tidak di ragukan lagi. Saat ini Gareng T-Shirt memiliki 4
tempat penjualan kaos yaitu 3 di Malioboro tepatnya di Jl. Sosrowijayan dan Jl.
Sosromenduran. Namun dari semua tempat itu yang paling besar ada di Ringroad
Selatan yaitu Showroom Gareng T-Shirt
Di Showroom Gareng T-Shirt ini anda bisa memilih berbagai macam jenis
T-Shirt khas Jogja. Mulai dari ukuran untuk anak-anak sampai dewasa ada disini,
ada lengan panjang, lengan pendek dan juga yang tak berlengan. Desain kaos
yang bervariasi dari yang biasa sampai yang unik dan kreatif yang penuh dengan
kata kata khas Jogja. Model model yang ada di Showroom ini juga terus up to date
jadi jangan khawatir kaos yang anda beli sama dengan lainnya. Biasanya kata-kata
atau gambar yang menmpel di kaos Gareng mengikuti momen dan suasana yang
sedang Trend di Jogja atau yang lagi hits di dunia maya.
Showroom Gareng T-Shirt memiliki lokasi parkir yang luas bisa masuk sampai 5
Bus. Tempatnya nyaman dan tentunya anda akan di layani oleh pelayan yang
ramah. Di Showroom ini anda bisa membeli secara eceran tentunya. Untuk harga
Kaos Gareng T-Shirt tentu murah namun tidak murahan karena Gareng T-Shirt
memiliki pabrik Konveksi sendiri dan juga biasa mendropsitkan barangnya di
tempat tempat oleh oleh kaos Jogja seperti Malioboro dan Pasar Bringharjo.
Selain itu Gareng T-Shirt juga mengirim keluar kota. Untuk harga mulai dari
100ribuan, iya 100ribuan sudah apat 6 Kaos Gareng T-Shirt, sangat murah bukan.

4. Wisata Tebing Breksi


Tebing Breksi merupakan tempat wisata yang berada di kawasan
Kabupaten Sleman. Lokasinya berada di sebelah selatan Candi Prambanan, dan
berdekatan dengan Candi Ijo serta Kompleks Keraton Boko. Lokasi Wisata
Tebing Breksi Jogja berada di Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55572.

Keindahan tebih breksi jogja

Taman wisata Tebing Breksi Jogja adalah tempat wisata alam di Jogja.
Sesuai dengan namanya, tempat wisata ini merupakan perbukitan batuan breksi.
Tebing batuan breksi yang memiliki corak yang indah menjadi daya tarik
tersendiri dari tempat wisata ini.
Sejarah wisata tebing breksi

Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi Taman Tebing Breksi sebelumnya


adalah tempat penambangan batuan alam. Kegiatan penambangan ini dilakukan
oleh masyarakat sekitar. Di sekitar lokasi penambangan terdapat tempat-tempat
pemotongan batuan hasil penambangan untuk dijadikan bahan dekorasi bangunan.

Sejak tahun 2014, kegiatan penambangan di tempat ini ditutup oleh pemerintah.
Penutupan ini berdasarkan hasil kajian yang menyatakan bahwa batuan yang ada
di lokasi penambangan ini merupakan batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis
Gunung Api Purba Nglanggeran. Kemudian lokasi penambangan ditetapkan
sebagai tempat yang dilindungi dan tidak diperkenankan untuk kegiatan
penambangan.

Setelah penutupan aktivitas tambang tersebut, masyarakat mendekorasi


lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk
dikunjungi. Tepatnya pada bulan Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja.

Potensi wisata yang dimiliki tebing breksi

Kehadiran tebing yang sekaligus dijadikan sebagai salah satu lokasi


tempat wisata ini pasti mempunyai alasan tertentu yang membuat objek wisata ini
disebut menjadi salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Pasalnya, potensi wisata alam yang dimilikinya menawarkan banyak hal yang
tidak boleh dilewatkan, diantaranya adalah pemandangan dinding tebing dengan
ornamen patahan yang terlihat begitu artistik. Sebab, pada dasarnya tebing ini
memang sudah terbentuk jutaan tahun yang lalu dan dijadikan sebagai tempat
penambangan. Walaupun saat ini sudah tidak lagi dijadikan sebagai tempat
penambangan, tapi sisa-sisa dari aktivitas penambangan tersebut mampu
menghadirkan ornamen pahatan yang membuat tebing tersebut tampak seperti kue
lapis.
Itulah yang menjadi salah satu potensinya, sehingga tebing yang satu ini
menjadi sangat menarik untuk dikunjungi. Berfoto dengan latar tebing, sepertinya
menjadi salah satu hal yang wajib untuk dilakukan. Oleh karena itu, tak heran jika
tebing ini menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto, terutama bagi para
pasangan yang sedang melakukan sesi pre wedding dan momen sepesial lainnya.
Hal yang paling istimewa saat berada di tebing ini adalah, dari atas tebing para
wisatawan bisa melihat keseluruhan kota Jogja, bahkan aktivitas masyarakat pun
dapat terlihat dari atas tebing, seperti pesawat yang lepas landas, kendaraan yang
hilir mudik dan lain sebagainya.
5. Wisata Goa Pindul

Sejarah Terbentuknya Gua Pindul


Terbentuknya Gua Pindul itu sendiri tidak terlepas dari adanya proses
pelapukan pada wilayah kapur.Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa
bantuan,baik secara fisik, kimiawi, maupun secara biologis.
Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat begitu lama.
Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah
mengalami proses pelapukan akan berubah menjadi tanah.Apabila tanah tersebut
tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah
mineral.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan antara lain yaitu:
1. Keadaan struktur batuan
Struktur batuan adalah sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh
batuan.Sifat fisik batuan, misalnya warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan
adalah unsur-unsur kimia yang terkandung dalam batuantersebut. Kedua sifat
inilah yang menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap pelapukan.
2. Keadaan topografi
Topografi muka bumi juga ikut mempengaruhi proses terjadinya
pelapukan batuan. Batuan yang berada dilereng curam cenderung akan mudah
lapuk dibandingkan dengan batuan yang berada di tempat landai. Pada lereng
yang curam batuan akan mudah terkikis karena langsung bersentuhan dengan
cuaca sekitar
3. Cuaca dan iklim
Unsur cuaca dan iklim yang mempengaruhi proses pelapukan adalah suhu
udara, curah hujan, sinar matahari, angin, dan lain-lain. Pada daerah yang
memiliki iklim lembab dan panas, batuan akan cepat mudah mengalami
pelapukan. Pergantian temperatur antara siang yang panas dan malam yang dingin
akan semakin cepat proses pelapukan.
4. Keadaan Vegetasi
Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan mempengaruhi proses
pelapukan, sebab akar-akar tumbuhan tersebut dapat menembus celah-celah
batuan. Apabila akar batuan tersebut semakin membesar, maka kekuatannya akan
semakin besar pula dalam menerobos batuan.
Jika dikaji prosesnya, pelapukan yang terjadi di Goa Pindul adalah sebagai akibat
adanya pelapukan secara kimiawi. Pelapukan kimiawi yaitu proses pelapukan
masa batuan yang disertai dengan perubahan susunan kimiawi batuan yang lapuk
tersebut. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi ini disebut juga dengan
nama Dekomposisi. Pelapukan kimiawi banyak terjadi di daerah panas dan
lembab sebab tersedianya air yang membasahi dan melarutkan batuan kapur
Terdapat 4 macam proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu sebagai
berikut:
1. Proses Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan diatas permukaan
saja. Proses pelapukan ini adalah air sebagai zat pelarutnya. Molekul-
molekul air sebagai zat pelapuknya teradsorpsi (tertarik atau tertangkap)oleh
satu zat.
2. Hidrolisa, yaitu proses penguraian air(H2O) atas unsur-unsurnya menjadi
ion positif dan negatif. Jenis pelapukan ini terkait dengan pembentukan
tanah liat.
3. Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Oksigen sebagai zat pelapuknya
yang terlarut dalam air atau terdapat dalam udara yang lembab. Proses
oksidasi terlihat pada pelapukan batuan yang banyak mengandung unsur
besi dengan oksigen. Proses pelapukan ini berlangsung sangat lama, tetapi
batuan akan pasti akan mengalami proses pelapukan.
4. Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini
terkandung pada uap air menjadi air hujan. jenis batuan yang mudah
mengalami karbonasi adalah batuan kapur. Reaksi antara karbondioksida
dengan batuan kapur akan menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan
ini berlangsung dengan bantuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak
mengandung CO2 (karbondioksida) dapat dengan mudah melarutkan batu
kapur (CacO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan yang dapat menimbulkan
gejala karst. Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut
dengan kartifikasi.
Bentukan-bentukan relief yang terdapat didalam goa kapur tidak terlepas akibat
adanya proses pelapukan kimia, berupa karbonasi. Zat pelapuk dalam proses ini
adalah karbondioksida (CO2) yang bereaksi dengan air (H2O) menjadi kalsium
bikarbonat.
Karst merupakan salah satu bentuk pelapukan kimiawi. Karst adalah
daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga apabila ada air di
permukaan maka akan selalu merembes ke dalam tanah. Gejala atau bentuk-
bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya yaitu: dolina (lubang-lubang
yang berbentuk corong), ponor (lubang yang air tanahnya dalam), gua dan sungai
bawah tanah, Stalaktit (batuan yang bergantungan pada atap gua), stalakmit
(batuan yang berada didasar goa).
Stalaktit dan stalakmit adalah bentuk alam khas di daerah karst. Stalaktit
dan stalakmit terbentuk akibat dari proses pelarutan air di daerah kapur yang
berlangsung secara terus menerus. Air yang larut di daerah karst akan masuk
kelubang-lubang kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar
gua. Tetesan air ini lama-lama berubah jadi batuan yang bentuknya runcing-
runcing seperti tetesan air. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua,
bentuknya meruncing kebawah, sedangkan stalakmit merupakan batu yang
terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Gua Pindul merupakan Gua basah, karena terdapatnya sungai yang masih
mengalir dari bagian depan hingga mulut gua di bagian belakang. Pada awal
terbentuknya Gua Pindul dengan sungai yang mengalir berada didalamnya terjadi
sebagai akibat karena adanya proses pelarutan oleh air hujan yang jatuh di daerah
kapur meresap melalui celah atau retakan yang disebut diaklas, mengikis daerah
yang dilaluinya maka retakan atau celah itu akan semakin lebar dan membesar
Jika retakan atau celah membentuk lubang-lubang yang saling berhubungan dan
terdapat aliran air maka terbentuklah sungai di bawah tanah
Terbentuknya sungai di bawah tanah yang berada di Gua Pindul yaitu permulaan
terbentuknya gua dan kebanyakan pembesaran perguaan terjadi dikedalaman yang
acak berada di bawah water table, sering kali juga terdapat pada zona phreatic
yang dalam.Gua-gua diperlebar sebagai akibat dari korosi oleh air phreatic yang
mengalir pelan.
Kondisi Geografis Gua Pindul
Kondisi geografis gua pindul (Pindul Cave) terletak di Padukuhan (Dusun)
Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinat GPS: S7°55'42" E110°38'53". Desa
Bejiharjo merupakan salah satu Desa Wisata di Kabupaten Gunungkidul, Letak
gua ini tidak terlalu jauh dari kota Jogjakarta, kurang lebih 60 km atau dengan
perjalanan selama 1 jam, setelah memasuki Desa Bejiharjo, perjalanan dilanjutkan
mengikuti jalan aspal.
Gua Pidul adalah salah satu dari gua didaerah Gunungkidul yang dialiri
aliran sungai dibawah tanah. Panjang Totalnya 300 m dan lebar rata-ratanya 5-6
m, kedalam air antara 4-7 m, tinggi permukaan air kelangit-langit gua sekitar 4,5
m, waktu tempuh sekitar 20-40 menit. Aliran air didalam gua cukup tenang,
sehingga tidak diperlukan ketrampilan yang tinggi untuk menyusurinya dan cocok
untuk segala usia. Menurut perkembangan sistem gua, Gua Pindul ini termasuk
dalam Gua Stadia Wisata.
Ekosistem Gua Pindul
Gua merupakan sebuah ekosistem yang khas. Ada yang menganggap
bahwa gua merupakan sebuah ekosistem yang tertutup namun hal ini tidak
sebenarnya terjada dalam ekosistem gua. Ekosistem gua merupakan sebuah
ekosistem yang terbuka dimana semua komponen saling berkaitan baik dalam
lingkungan gua maupun lingkungan luar gua. Kondisi gelap total tidak
memungkinkan produsen utama seperti pada lingkungan luar gua dapat hidup
seperti di luar gua. Hal ini menyebabkan tumbuhan hijau sebagai sumber utama
energi di ekosistem lain di luar gua tidak ada di dalam gua. Sehingga energi dalam
gua merupakan sumber energi yang allochtonous dan sangat bergantung pada
produktivitas mikroorganisme yang ada dalam gua maupun sumber-sumber lain
yang berasal dari luar gua.
Energi di dalam gua berasal dari deposit bahan organik, seperti guano di bawah
tempat bertengger kelelawar dan burung walet; sisa-sisa akar tumbuhan yang
masuk melalui celah di langit-langit gua, serta seresah tumbuhan dan hewan-
hewan kecil yang terbawa masuk oleh air hujan. Di kawasan tropis, akar
pepohonan merupakan sumber bahan organik yang penting di gua; banyak pohon,
seperti Ficus, dapat bertahan lingkungan karst yang tandus, dengan menjalarkan
akarnya jauh ke dalam batu gamping, sering hingga di bawah permukaan air
tanah. Organisme tertentu, seperti fungi, protozoa, dan bakteri menguraikan
deposit ini sebagai nutrien-nutrien yang akan digunakan sebagai sumber energi
bagi organisme yang berada di dalam gua. Selanjutnya, perpindahan energi ini
dilakukan oleh konsumen primer gua, yaitu berupa golongan nematode, kecoa,
dan kumbang atau insekta lainnya. Konsumen primer ini kemudian akan dimakan
oleh bangsa arthropoda yang lebih besar, seperti jangkerik, centipede, laba-laba,
dan juga ikan atau kepiting gua. Pada konsumen teratas sering pula ditemui
reptile, seperti ular. Rantai makanan ini terus bergulir, dimana konsumen teratas
akan mati dan diuraikan kembali oleh mikroorganisme yang berada di dalam gua
mejadi nutrient-nutrien sederhana sebagai sumber energi kehidupan ekosistem
gua. Ekosistem gua pindul merupakan salah satu tingkat keanekaragaman
hayati. Gua Pindul memiliki karakteristik lingkungan abiotik yang berbeda,
karena terdapat tiga zona di dalam gua yaitu zona terang, zona remang dan zona
gelap. Setiap zona memiliki keanekaragaman tersendiri.
Komponen Ekosistem Gua Pindul
Komponen ekosistem ada 2, yaitu komponen biotik yaitu suatu benda
yang hidup dan komponen abiotik yaitu suatu benda yang tak hidup. Pada gua
juga terdapat komponen biotik dan abiotik, contoh komponen abiotik yaitu
Stalaktit ( stalactite ), Stalagmit ( stalagmite ), Tiang ( column ), Tirai ( drapery ),
Teras-teras travertin, Geode (batu permata). Selain itu di gua pindul komponen
biotik yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan dengan komponen yang ada di
gua yang masih belum terjamah oleh manusia, hewan yang kami temukan hanya
kelelawar gua yang hidup di bagian atas gua. Sedangkan pada ekosistem gua yang
masih perawan, keanekaragamannya lebih banyak. Hewan-hewan yang ditemukan
lebih bervariasi seperti adanya landak gua, laba-laba, jangkrik, kelelawar, ulat,
kecoa gua dan masih banyak lagi hewan-hewan kecil yang tinggal. Selain itu
didalam terdapat akar-akar pohon dari atas yang menembus kedalam gua yang
mengakibatkan perubahan warna pada atap gua menjadi kekuningan.
Zona Dalam Ekosistem Gua Pindul
Gua Pindul berdasarkan ketersediaan cahaya matahari, Gua memiliki tiga
zona:
Pada zona terang (di mulut gua) pindul terdapat komponen biotic berupa: lumut,
burung sriti, dan ikan. Sedangkan komponen abiotik nya : tanah, batu, air,
stalaktit, stalakmit, pH air 8, suhu 33,2 dan kelembapan 99%. Masuk ke zona
remang, cahaya yang masuk ke lapisan goa sangat kecil. Komponen biotik nya
adalah kelelawar goa (kampret dan codot), ikan lele dan ikan nila. Sedangkan
abiotiknya terdapat batu kolon yang merupakan hasil pertemuan endapan antara
stalaktit dan stalakmit yang akhirnya membentuk tiang yang menghubungkan
stalaktit dan stalakmit menjadi satu, lalu ada air, batu tirai yaitu terbentuk dari air
yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada langit-langit yang
miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis
vertical,kemudian ada stalakmit, stalaktit, dan pada zona remang Ph air 8, suhu
31,64, kelembapan 94%. Dan pada zona gelap abadi , tidak ada sama sekali
cahaya yang masuk dan ketinggian air semakin dalam sekitar 7 meter. Komponen
biotiknya adalah kelelawar (codot dan kampret), burung sriti, dan ikan.
Sedangkan komponen abiotiknya terdapat stalaktit yaitu terbentuk dari tetesan air
dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal,
dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut
menggantung dilangit-langit gua, stalakmit merupakan pasangan dari stalaktit,
yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari atas langit-langit gua, Batu
allet yang terbentuk dari pembentukan rongga oleh aktifitas pelarutan air tanah,
selain batu allet ada batu kapur, batu tirai besar. Kemudian dalam kondisi yang
berbeda terjadi pengendapan material mineral (kuarsa, kalsit dan fluorit) yang
dibawa oleh air`tanah pada bagian dinding rongga. Pada zona gelap abadi ini pH
air 8, suhu 31,66, kelembapan 94%. Kombinasi rafting dengan tubing, Cave
Tubing Gua Pindul merupakan gua horizontal-vertikal dengan aliran sungai
bawah tanah memiliki panjang 350 meter, lebar 5 meter dengan kedalaman 5-12m
Memiliki 3 zona yaitu zona terang, zona remang dan zona gelap, Adapun
kedalaman air berkisar 0,5-7 meter Debit air stabil baik musim hujan maupun
kemarau sehingga wisata Gua Pindul ini aman untuk semua kalangan. Kita dapat
menemukan stalagtit terbesar ke 4 didunia, keunikan batu “Gong” yang
menghasilkan bunyi seperti alatGong gamelan ketika dipukul, batu tirai yang
konon tetes airnya yang membuat awet muda, Batu Perkasa yang membuat kaum
lekaki tambah hebat. Gua ini juga merupakan area sarang burung allet, kelelawar,
berbagai spesies ikan air tawar. Gua Pindul memiliki panjang sekitar 350 m, lebar
hingga 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar
5-12 m. Goa ini memiliki 3 zona. Zona terang, zona remang, dan zona gelap.
Waktu tempuh sekitar 45 menit.
Flora dan Fauna yang Terdapat di Gua Pindul
Gua sebagai lingkungan yang gelap dapat berperan sebagai
perangkap flora dan fauna dari luar gua. Sehingga gua dapat memicu terjadinya
proses evolusi fauna dari luar gua untuk dapat beradaptasi bertahan hidup di
dalam gua. Adaptasi di dalam gua bermacam-macam baik secara morfologi
maupun fisiologi, sehingga fauna gua mempunyai bentuk bahkan perilaku yang
berbeda dengan kerabatnya yang ada di luar gua. Adaptasi yang paling utama
adalah mereduksinya organ penglihatan karena kondisi lingkungan gua yang
gelap total. Karena tidak berfungsinya organ penglihatan menyebabkan
perkembangan organ lain untuk menggantikan organ penglihatan. Di dalam
kelompok Arthropoda, khususnya serangga organ penglihatan digantikan oleh
organ peraba yaitu antena. Antena serangga gua dapat mencapai 10 kali panjang
tubuhnya seperti pada jangkrik gua. Sedangkan kelompok Arthropoda yang tidak
mempunyai antena seperti kelompok Arachnida (Laba-laba) mengalami adaptasi
dengan berubah fungsinya kaki yang paling depan menjadi organ peraba yang
berfungsi seperti antena contohnya pada kala cemeti (Amblypygi). Kondisi
lingkungan gua yang terkadang minim bahan organik menyebabkan fauna gua
mempunyai laju metabolisme yang lebih lambat. Lingkungan gua mempunyai
kondisi mikroklimat yang relatif stabil baik temperatur, kelembaban, kandungan
karbondioksida dan oksigen. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang relatif
stagnant karena minimnya aliran udara dalam gua. Kondisi ini mempengaruhi
adaptasi flora dan fauna gua pada lingkungan yang relatif stabil sehingga
mempunyai kisaran tolerasni yang sempit. Sedikit perubahan dalam lingkungan
gua akan berpengaruh sekali pada kehidupan flora dan fauna gua. Sehingga fauna
yang telah teradaptasi pada lingkungan gua sangat rentan sekali terhadap
gangguan. Perubahan lingkungan yang drastis seperti tercemarnya perairan gua
akan berpengaruh pada kehidupan flora dan fauna aquatik maupun
terrestrial. Kelompok trogloxenes merupakan kelompok dari flora dan fauna gua
yang menggunakan gua sebagai tempat tinggal namun hidupnya secara periodik
masih tergantung pada lingkungan luar gua terutama untuk mencari pakan.
Contoh fauna dalam kelompok ini adalah kelelawar, laba-laba, sriti dan mamalia
lain yang tinggal di sekitar mulut gua sedangkan contoh flora yaitu akar
pepohonan merupakan sumber bahan organik yang penting di gua. Kelompok
troglophiles merupakan kelompok fauna yang seluruh daur hidupnya terdapat di
dalam gua namun kelompok ini juga dapat hidup di dalam maupun di luar
gua selain itu di dalam gua terdapat flora yaitu akar – akar pohon dari atas yang
menembus kedalam gua yang mengakibatkan perubahan warna pada atap gua
menjadi kekuningan. Kelompok troglobionts tingkat adaptasi biota gua yaitu:
1. Kelelawar
Kelelawar merupakan mamalia (hewan menyusui) yang dapat terbang.
Pada siang hari, kelelawar tidur. Kelelawar termasuk binatang nokturnal. Binatang
nokturnal adalah binatang yang mencari makan pada malam hari. Kelelawar
terbang dan mencari makan pada malam hari. Pada saat terbang, kelelawar tidak
sepenuhnya menggunakan indra penglihatannya. Pada saat terbang kelelawar
mengeluarkan gelombang ultrasonik melalui mulut dan hidungnya. Ultrasonik
adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar
oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Gelombang ultrasonik
merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang suara (sonik).
2. Laba-laba
Laba-laba adalah hewan yang dikenal akan kemampuan uniknya dalam
membuat sarang dan juga menangkap mangsanya. Laba-laba adalah sejenis hewan
arthropoda yaitu hewan yang memiliki dua segmen tubuh, empat pasang kaki ,
tidak mempunyai sayap dan juga tidak mempunyai mulut yang digunakan untuk
mengunyah. Selain itu, laba-laba juga termasuk dalam ordo araneae dan termasuk
dalam kelas arachnida yaitu hewan yang memiliki ju mlah kaki delapan seperti
kalajen gking, tungau, dan hewan-hewan lainnya yang memiliki kaki berjumlah
delapan. Laba-laba termasuk dalam kategori hewan karnivora yaitu pemekan
daging, dalam hal ini laba-laba sering memangsa serangga-serangga yang
terperangkap dalam sarangnya. Selain itu laba-laba juga bisa disebut hewan
kanibal karena sering ditemukan laba-laba memangsa jenis laba-laba lain.
Sebagian besar laba-laba mempunyai kemampuan untuk menyemburkan bisa dari
kedua taringnya untuk memangsa musuhnya, namun hanya sebagian kecil jenis
laba-laba yang bisanya dapat membahayakan manusia.
3. Burung Sriti
Burung sriti merupakan burung pemakan serangga yang suka meluncur. .
burung ini mempunyai warna gelap dan terbangnya sangat cepat, ukuran tubuh
sedang atau bias dibilang kecil serta memiliki sayap berbentuk bulan sabit yang
sempit dan meruncing . kakinya sangat kecil begitu juga juga paruhnya dan jenis
burung ini tidak hinggap di pohon. Burung ini mempunyai kebiasaan berdianm di
gua atau rumah yang lembab, remang, bahkan gelap dan menggunakan langit-
langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembang
biak.

6. Wisata Hutan Pinus


Lokasi Hutan Pinus Pengger
Hutan Pinus Pengger terletak di Dusun Sendangsari, Desa Terong,
Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Dari kawasan Kota Yogyakarta, tempat ini
berjarak sekitar 25 km dan bisa dijangkau sekitar 45 menit menggunakan
kendaraan pribadi.

Rute Menuju Hutan Pinus Pengger


Meski masuk dalam wilayah Kabupaten Bantul, Hutan Pinus Pengger
lebih mudah diakses dari Jalan Wonosari yang menghubungkan Yogyakarta
dengan Gunungkidul. Dari Jogja, kamu tinggal menyusuri Jalan Wonosari,
Piyungan, Bukit Bintang kemudian akan tiba di Pathuk (GCD FM). Jika ke arah
kiri menuju Gunung Api Purba Nglanggeran, maka kamu belok ke kanan menuju
Jalan Raya Patuk – Dlingo. Silakan susuri jalan tersebut sekitar 4,5 km, nantinya
kamu akan menemukan Hutan Pinus Pengger di kanan jalan.
Tiket Masuk Hutan Pinus Pengger
Biaya untuk menikmati pesona Hutan Pinus Pengger cukup murah yakni hanya
Rp2.500 per orang. Parkir motor Rp2.000, parkir mobil Rp5.000 dan parkir bis
Rp20.000. Sedangkan jika ingin berfoto di spot-spot selfie, kamu cukup
memasukkan uang seikhlasnya sebagai biaya pengembangan tempat wisata ini.

7. Pasar Bringharjo Malioboro


Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang
untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan
ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis.
Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan
manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain
itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar 'Catur Tunggal' (terdiri dari
Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang melambangkan
fungsi ekonomi.

Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama


setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758,
wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan
sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi
ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama 'Beringharjo' sendiri
diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya wilayah yang semula pohon
beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Kini, para
wisatawan memaknai pasar ini sebagai tempat belanja yang menyenangkan.
Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang
tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian
depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun
dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan hancuran wijen).
Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih
hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang
umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari
karamel yang dicampur kacang.
Bila hendak membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik karena
koleksi batiknya lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan
katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu sampai hampir sejuta tersedia di pasar
ini. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara
koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain
pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan
sarung tenun maupun batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat
dijumpai di sekitar eskalator pasar bagian barat.
Berjalan ke lantai dua pasar bagian timur, jangan heran bila mencium
aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa
dan rempah-rempah. Bahan jamu yang dijual misalnya kunyit yang biasa dipakai
untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang dipakai untuk membuat jamu
terkenal sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan adalah jahe (biasa diolah
menjadi minuman ronde ataupun hanya dibakar, direbus dan dicampur gula batu)
dan kayu (dipakai untuk memperkaya citarasa minuman seperti wedang jahe,
kopi, teh dan kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappucino).
Pasar ini juga tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan
barang antik terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa
mendapati mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang bagian depannya
memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat
memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas
impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih
murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh
kejelian dalam memilih.
Puas berkeliling di bagian dalam pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi
daerah sekitar pasar dengan tawarannya yang tak kalah menarik. Kawasan Lor
Pasar yang dahulu dikenal dengan Kampung Pecinan adalah wilayah yang paling
terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang
jarang ditemui di tempat lain. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa
patung Budha dalam berbagai posisi. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga
menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan tahun 30-an.
Jika haus, meminum es cendol khas Yogyakarta adalah adalah pilihan jitu. Es
cendol Yogyakarta memiliki citarasa yang lebih kaya dari es cendol Banjarnegara
dan Bandung. Isinya tidak hanya cendol, tetapi juga cam cau (semacam agar-agar
yang terbuat dari daun cam cau) dan cendol putih yang terbuat dari tepung beras.
Minuman lain yang tersedia adalah es kelapa muda dengan sirup gula jawa dan
jamu seperti kunyit asam dan beras kencur.
Meski pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, tetapi dinamika pedagang tidak
berhenti pada jam itu. Bagian depan pasar masih menawarkan berbagai macam
panganan khas. Martabak dengan berbagai isinya, terang bulan yang legit
bercampur coklat dan kacang, serta klepon isi gula jawa yang lezat bisa dibeli
setiap sorenya. Sekitar pukul 18.00 WIB hingga lewat tengah malam, biasanya
terdapat penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kikil dan varian
oseng-oseng. Sambil makan, anda bisa mendengarkan musik tradisional Jawa
yang diputar atau bercakap dengan penjual yang biasanya menyapa dengan akrab.
Lengkap sudah.
8. Wisata Candi Borobudur
Nama Candi Borobudur tentunya sudah tak asing lagi bagi Anda. Candi ini
disebut sebagai kompleks candi Buddha terbesar di Indonesia, bahkan juga
terbesar dunia. UNESCO menetapkannya sebagai salah satu situs warisan dunia
pada tahun 1991. Selain menjadi cagar budaya dunia, Candi Borobudur juga
menjadi salah satu tempat wisata yang menarik banyak perhatian wisatawan
domestik dan juga mancanegara. Tempat wisata di Jawa Tengah ini memiliki luas
123 x 123 meter persegi dan terdiri dari 10 tingkat. Bangunannya tersusun dari
balok vulkanik yang membentuk 504 arca, 72 stupa dan sebuah stupa induk besar
di puncaknya. Uniknya, balok-balok ini tersusun tanpa menggunakan perekat
ataupun semen, kompleks ini terlihat seperti sebuah susunan lego raksasa.
Candi Borobudur

Dinding Candi Borobudur dihiasi sekitar 1.460 panel relief dengan


panjang masing-masing panel 2 meter. Panel-panel relief ini menceritakan
mengenai tingkatan kehidupan Buddha. Relief di bagian bawah candi disebut
dengan ‘Kamadathu’ yang menceritakan tentang perilaku buruk manusia yang
dipenuhi nafsu dunia dan membuatnya masuk neraka. Relief bagian tengah
disebut ‘Rapadathu’, bercerita tentang manusia yang sudah terbebas dari hawa
nafsu dunia, sedangkan relief teratas adalah ‘Arupadhatu’. Relief ini
menggambarkan tingkatan pencapaian teratas di mana para dewa bersemayam.
Selain tiga relief tersebut, sebenarnya masih ada panel relief di bagian
terbawah candi yang terkubur. Menurut para ahli sejarah, relief yang terkubur
tersebut bernama ‘Karmawibhangga’. Inilah relief yang menceritakan mengenai
tingkatan terbawah manusia. Relief ini menggambarkan perilaku buruk manusia
yang mengikuti hawa nafsunya seperti membunuh, bergosip dan memerkosa.
Bahkan disebutkan ada gambar hubungan suami istri. Penguburan panel relief ini
memiliki dua alasan yaitu karena relief yang dianggap tidak sopan dan karena
upaya pengokohan agar candi tetap berdiri tegak.
Candi Borobudur

Candi Borobudur disebut sebagai salah satu mahakarya terbesar manusia


sepanjang sejarah. Susunan balok vulkanik dan pahatan reliefnya merupakan
sebuah karya seni yang tak tertandingi nilainya. Tempat wisata ini juga menjadi
bukti kemajuan peradaban manusia zaman dahulu dalam bidang arsitektur,
teknologi dan seni sastra.
Di kompleks ini terdapat dua museumyaitu Museum Samudera Raksa dan
Museum Karmawibhangga. Museum Samudera Raksa berisi berbagai koleksi dan
informasi mengenai sejarah perdagangan Asia – Afrika pada zaman dahulu,
sedangkan Museum Karmawibhangga berisi informasi mengenai pembangunan
Candi Borobudur.
Tak hanya bangunan candi yang menarik perhatian, namun juga pemandangan
alam di sekitarnya. Di sebelah selatan candi terdapat Bukit Manoreh yang jika
dilihat bentuknya menyerupai seseorang dalam posisi tidur. Selain Bukit
Manoreh, masih ada Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merbabu, dan
Gunung Merapi yang mengelilingi bangunan megah ini.
Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur

Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun pada masa Dinasti


Syailendra sekitar abad ke-9 di bawah pemerintahan Raja Samaratungga. Arsitek
pembangunan kompleks candi bernama Gunadharma yang berhasil merancang
bangunan luar biasa ini meskipun tak mengenal sistem komputer dan teknologi
canggih lainnya. Pembangunan kompleks candi terbesar ini dapat diselesaikan
sekitar 50-70 tahun kemudian. Nama Borobudur berasal dari bahasa Sansekerta
‘Vihara Buddha Uhr’ yang berarti Biara Buddha di Bukit.
Pada masa itu, Candi Borobudur menjadi pusat kegiatan keagamaan
terbesar. Sampai saat masuknya pengaruh Islam pada abad ke-15. Candi ini mulai
ditinggalkan oleh masyarakat yang beralih ke agama Islam. Borobudur semakin
terlupakan saat terjadi letusan Gunung Merapi yang membuatnya terkubur abu
vulkanik.
Pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles mengungkap keberadaan
Candi Borobudur setelah mendapat informasi mangenai adanya sebuah bangunan
besar yang tertimbun abu vulkanik. Tak hanya tertimbun abu vulkanik, kondisi
candi saat ditemukan juga dipenuhi semak belukar.
Sejak ditemukan kembali, pemugaran dan berbagai usaha rekonstruksi
candi dilakukan mulai dari masa penjajahan Inggris, Belanda sampai
saat Indonesiatelah merdeka. Dengan bantuan dari UNESCO dan para ahli sejarah
budaya dari berbagai belahan dunia, Indonesia terus berupaya memperbaiki
kondisi Candi Borobudur. Setelah lebih dari sepuluh abad terbaikan dan tak
terpelihara, kompleks candi ini tetap berdiri kokoh sampai saat ini.
Apa saja yang bisa dilakukan di Candi Borobudur?
Ada banyak sekali hal yang bisa Anda lakukan selama berada di kompleks
candi Buddha paling besar di dunia ini, di antaranya:
Mempelajari seni sastra dan budaya
Jika Anda menyukai seni sastra dan budaya, berada di Candi Borobudur
tentunya akan menjadi pengalaman yang menarik sekali. Anda bisa membaca dan
mengamati panel relief yang tergambar di dinding candi.
Untuk dapat membaca cerita relief ini secara berurutan, Anda harus berjalan
mengitari candi searah putaran jarum jam yaitu dari kiri ke kanan. Mulailah dari
pintu timur di tingkatan terbawah dan berjalanlah memutar sampai kembali ke
pintu awal kemudian naik tangga ke tingkatan berikutnya. Lakukan hal ini terus-
menerus sampai ke tingkatan teratas untuk mendapatkan cerita yang berurutan dan
utuh. Anda mengalami kesulitan membaca cerita di relief? Tak perlu bingung
karena ada jasa pemandu yang siap membantu Anda.
Hunting foto
Tempat wisata ini menawarkan banyak sekali objek foto yang menarik
untuk Anda, penggemar fotografi. Cobalah berkeliling kompleks candi ini dan
temukan angle yang pas untuk memotret. Candi Borobudur juga dikenal memiliki
pemandangan matahari terbit dan terbenam yang cantik. Datanglah pada momen
yang tepat, siapkan kamera Anda dan selamat mengabadikan pemandangan
cantiknya.
Berburu suvenir
Rasanya tak lengkap jika mengunjungi sebuah tempat wisata tanpa
membeli suvenir khasnya. Tak jauh dari kompleks Candi Borobudur, terdapat
deretan kios suvenir. Anda bisa membeli beragam barang mulai dari topi, kaos,
tas, gantungan kunci sampai miniatur candi. Harga yang ditawarkan bervariasi,
gunakan kemampuan Anda dalam menawar sebaik mungkin.
Berkeliling kompleks candi
Di kompleks Candi Borobudur terdapat pelataran hijau luas yang bisa
Anda jelajahi. Selain dengan berjalan kaki, Anda bisa menyewa sepeda untuk
mengelilingi tempat wisata ini. Anda membawa anak kecil? Cobalah naik kereta
kelinci yang pastinya disukai anak-anak. Jika ingin mencoba pengalaman yang
berbeda, kenapa tak mencoba naik andong untuk berkeliling?
Apa lagi yang menarik dari Candi Borobudur?

Candi Borobudur

Candi Borobudur menjadi salah satu tempat peribadatan berpengaruh bagi


umat Buddha di dunia. Setiap tahunnya, kompleks candi ini menjadi pusat
perayaan hari raya Waisak dan didatangi oleh umat Buddha dari berbagai negara
seperti Thailand, Kamboja, Cina dan Tibet. Hari raya Waisak dirayakan pada saat
bulan purnama di bulan Mei atau biasa disebut dengan Purnama Siddhi.
Puncak dari perayaan Waisak ini mengundang banyak wisatawan baik domestik
maupun mancanegara. Pada saat itu dilakukan pelepasan ratusan lampion ke
langit beserta harapan terbaik untuk satu tahun ke depan.
Jam buka dan harga tiket masuk Candi Borobudur
Jam buka
Setiap hari: 06:00 – 17:00
Harga tiket masuk
Dewasa: 30.000 Rupiah untuk WNI dan 15 USD untuk WNA
Anak-anak: 12.500 Rupiah untuk WNI dan 8 USD untuk WNA
Alamat dan transportasi

Candi Borobudur

Candi Borobudur berada di Jalan Badrawati, Magelang, Jawa Tengah.

Cara paling praktis tentu saja dengan menggunakan mobil pribadi atau memakai
jasa agen perjalanan wisata. Jika Anda memilih transportasi umum, Ada banyak
bus jurusan Candi Borobudur yang bisa Anda temukan di Terminal
Giwangan, Jogja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di


jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar
tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke
Yogyakarta

Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan
dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu
salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai
keaslian yang khas dimata dunia.

Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk


berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang
ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat
luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada
di jogja.

Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja


sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja
juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin
mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.

Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam


sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa.
Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari
itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.
3.2 Saran

Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek wisata,penulis
menyarankan kepada :

- Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan


pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi
agar ada penambahan wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana
wisata diluar agar wisatawan betah karena ini merupakan devisa.

- Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat


wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal
sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan
latar belakang yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
LAMPIRAN
LOKASI WISATA MUSEUM DIRGANTARA
LOKASI WISATA CANDI PRAMBANAN
LOKASI WISATA BELANJA GARENG T-SHIRT
LOKASI WISATA TEBING BREKSI
LOKASI WISATA GOA PINDUL
LOKASI WISATA HUTAN PINUS
LOKASI WISATA PASAR BRINGHARJO
MALIOBORO
LOKASI WISATA CANDI BOROBUDUR
MOTTO

1. JANGAN INGAT LELAHNYA BELAJAR, TAPI INGAT


BUAH MANISNYA YANG BISA DIPETIK KELAK
KETIKA SUKSES.
2. TIDAK ADA HAL YANG SIA-SIA DALAM BELAJAR
KARENA ILMU AKAN BERMANFAAT PADA
WAKTUNYA.
3. KEGAGALAN DAN KESALAHAN MENGAJARI KTA
UNTUK MENGAMBIL PELAJARAN DAN MENJADI
LEBIH BAIK.
4. JADILAH DIRI KITA SENDIRI KARENA ITU LEBIH
BAIK DARIPADA BERPURA-PURA MENJADI
ORANG LAIN YANG BAIK.
5. KITA LEBIH BESAR DAN LEBIH BAIK DARI APA
YANG KITA PIKIRKAN.
6. JANGAN MUNDUR SEBELUM MELANGKAH,
SETELAH MELANGKAH JALANI DENGAN CARA
TERBAIK YANG KITA BIAS LAKUKAN.

Anda mungkin juga menyukai