Anda di halaman 1dari 12

1.

Batu Sabak (Slate)

Batu sabak memiliki warna hijau dan hitam. Batu ini bisa dipecah-pecah
menjadi beberapa lempeng tipis. Batu sabah dapat digunakan sebagai
bahan bangunan atau bahan kerajinan yang berestetika tinggi.

 Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone


 Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
 Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
 Derajat metamorfisme : Rendah
 Ukuran butir : Very fine grained
 Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
 Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Batu Marmer (Marble)

Batu marmer bisa juga disebut batu pualam. Batu ini berasal dari batu
gamping atau batu kampur namun memiliki warna berbeda. Ada juga
beberapa pita warna dan kristal dengan berbagai tekstur terkandung
dalam batu marmer atau batu pualam ini. Batu ini berfungsi sebagai
bahan utama pembuatan ubin.

 Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone


 Komposisi : Kalsit atau Dolomit
 Struktur : Non foliasi
 Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
 Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
 Warna : Bervariasi
 Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang
terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
3. Batu Ganes (Gneiss)

Biasanya batu ganes memiliki warna putih dengan sedikit campuran abu-
abu. Ditemukan juga goresan yang terdiri dari beberapa mineral yang
mempunyai bentuk tipis dan berjajar. Kegunaan batu ganes adalah untuk
bahan kerajinan.

 Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


 Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
 Struktur : Foliated (Gneissic)
 Derajat metamorfisme : Tinggi
 Ukuran butir : Medium – Coarse grained
 Warna : Abu-abu
 Ciri khas : Kuarsa dan feldspar tampak berselang-seling dengan
lapisan tipis kaya amphibole serta mika.
4. Batu Kuarsit (Quartzite)

Batu Kuarsit adalah batuan pasir yang berubah karena terkena suhu
tinggi. Batu ini berwarna coklat, merah, abu-abu, dan kekuningan pada
umumnya. Batu kuarsit bermanfaat untuk bahan kerajinan dan material
konstruksi jalan raya.

 Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)


 Komposisi : Kuarsa
 Struktur : Non foliasi
 Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
 Ukuran butir : Medium coarse
 Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
 Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
1. Batu Konglomerat

Batu konglomerat merupakan batuan yang terbentuk dari material kerikil-kerikil bulat,

batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya. Batu konglomerat terbentuk

dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya kemudian menjadi padat dan

saling terikat. Batu konglomerat berfungsi sebagai bahan pendukung bangunan

(bukan bahan utama).


2. Batu Pasir

Batu pasir merupakan batuan yang tersusun dari butiran-butiran pasir, umumnya

berwarna abu-abu, kuning, atau pun merah. Batu pasir terbentuk dari bahan-bahan

yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan menjadi saling terikat.

Batu pasir dapat berfungsi sebagai material penyusun gelas/kaca atau pun sebagai

kontruksi bangunan.
3. Batu Serpih

Batu serpih merupakan batu yang berbau seperti tanah liat, berbutir-butir halus,

berwarna hijau, hitam, kuning, merah, atau pun abu-abu. Batu serpih terbentuk dari

bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan

saling terikat. Batu ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan.


4. Batu Gamping (Batu Kapur)

Batu gamping merupakan batu yang agak lunak, berwarna putih keabu-abuan, dan

dapat membentuk gas karbon dioksida apabila ditetesi asam. Batu ini terbentuk dari

cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang-binatang laut lainnya

yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak akan musnah, akan tapi

memadat dan membentuk batu kapur. Batu ini digunakan sebagai bahan baku

semen.
a. Batu Apung

Batu apung merupakan batu berwarna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung,

ringan, dan terapung dalam air. Batu apung terbentuk dari pendinginan magma yang

berupa gelembung-gelembung gas. Batu apung berfungsi untuk mengamplas atau

menghaluskan kayu. Di bidang industri, batu apung digunakan sebagai bahan

pengisi (filler), isolator temperatur tinggi, dan kegunaan-kegunaan lain.


b. Batu Obsidian

Batu obsidian merupakan batu yang berbentuk seperti kaca dan tidak terdapat

kristal-kristal. Batu ini terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat.

Batu ini berfungsi sebagai alat pemotong atau ujung tombak (pada zaman dahulu)

dan bisa dijadikan sebagai kerajinan.


c. Batu Granit

Batu granit merupakan batu yang terdiri dari kristal-kristal kasar, berwarna putih

sampai abu-abu, dan ada beberapa yang berwarna jingga, Batuan ini banyak di

temukan di pinggiran pantai atau sungai besar, atau bisa juga di dasar sungai. Batu

ini terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi secara perlahan di bawah

permukaan bumi. Batu ini dapat digunakan sebagai ubin lantai.


d. Batu Basalt

Batu basalt merupakan batuan yang terdiri dari kristal-kristal yang sangat kecil,

berwarna hijau keabu-abuan dan terdapat banyak lubang-lubang kecil. Batu basalt

terbentuk dari pendinginan lava yanng mengandung gas akan tetapi gasnya telah

menguap. Batu basalt ini berfungsi sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan

bangunan, poondasi bangunan atau jalan, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai