Anda di halaman 1dari 13

Tugas 1 Geologi Teknik

1. Menghimpun jenis batuan dan Menghimpun


jenis tanah
Sebelum membahas jenis tanah dan batuan, saya ingin menjelaskan definisi dari tanah
dan batuan itu sendiri. Dalam pengertian teknik, tanah didefinisikan sebagai material
yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat
secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangruang kosong di
antara partike-partikel padat tersebut. Sedangkan batuan merupakan bahan penyusun
kerak bumi sekaligus agregat atau kumpulan mineral-mineral yang telah membeku atau
mengkristal.

Tanah diciptakan oleh pelapukan batuan oleh organisme, membentuk kerangka unik
yang menutupi bebatuan. Proses pembentukan tanah disebut “pedogenesis”. Proses unik
ini membentuk tanah seperti tubuh alami yang tersusun dari lapisan-lapisan atau disebut
horizon tanah. Setiap horizin menceritakan tentang pembentukan dan proses fisika,
kimia dan biologi yang telah dilewati tubuh tanah tersebut.

Ada beberapa jenis tanah yang harus kita ketahui, yaitu :

• Berangkal (boulders) : potongan batuan yang besar, biasanya lebih besar dari 250
sampai 300 mm. Untuk kisaran ukuran 150 sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut
kerakal (cobbles) atau pebbles.
• Kerikil (gravel) : partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
• Pasir (sand) : partikel batuan yang berukuran 0,074 sampai 5 mm. Berkisar dari kasar (3
sampai 5 mm) sampai halus (< 1 mm).
• Lanau (silt) : partikel batuan yang berukuran dari 0,002 sampai 0,074 mm.
• Lempung (clay) : partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
Partikelpartikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang ”kohesif”.
• Koloid (colloids) : partikel mineral yang ”diam”, berukuran lebih kecil dari 0,001 mm.

Lalu pada jenis batuan sendiri memiliki proses yang cukup menarik, proses ini disebut
sebagai siklus batuan. Siklus batuan merupakan suatu proses pembentukan batu yang
terus menerus mengalami perubahan, dari magma yang beku menjadi batuan beku.
Proses ini menghasilkan tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf.

Siklus batuan ini dimulai dari magma baik diperut bumi ataupun pasca erupsi yang
mengalami pendinginan. Magma yang mengalami proses pendinginan ini kemudian
berubah menjadi batuan beku seperti granit, basalt, andesit, dan sebagainya. Lalu batuan
beku ini mengalami pelapukan akibat dari suhu ataupun cuaca yang merubah batuan
tersebut menjadi batuan sedimen, kemudian segala batuan yang tersebut sebelumnya
akan berubah menjadi batuan metamorf apabila batuan ini tertimbun ke dalam
permukaan bumi dan terpengaruh oleh tekanan dan suhu sehingga batuan asal akan
berubah wujudnya menjadi batuan metamorf. Kemudian, batuan-batuan metamorf yang
tertimbun semakin dalam ke perut bumi akan kembal menjadi magma.
Batuan Beku merupakan batuan yang tersusun dari magma yang mendingin dan
kemudian mengeras. Batuan ini terbagi jadi tiga jenis, yaitu batuan beku dalam
(plutonik), batuan korok (hypo-abyss), dan batuan beku luar (efusif). Contoh batuan
beku adalah : batu apung, batu obsidian, batu granit, batu basalt dan batu andesit.

Nama Cara Kegunaan


Gambar Ciri-Ciri
Batu Terbentuk
warnanya keabu- dari pendinginan magma untuk mengamplas atau
abuan, berpori-pori, yang bergelembung- menghaluskan kayu, dan di
bergelembung, ringan, gelembung gas. bidang industri digunakan
dan terapung dalam sebagai bahan pengisi (filler)
Batu air. isolator temperatur tinggi
apung dan lain-lain.

Batu berwarna, hitam, dan dari lava permukaan yang sebagai alat pemotong atau
obsidian hijau. Bentuknya mendingin dengan cepat. ujung tombak, dan bisa
seperti kaca, dan tidak dijadikan kerajinan.
ada kristal-kristal.

Batu kristal-kristal kasar, dari pendinginan magma Sebagai bahan bangunan


granit warna putih sampai yang terjadi lambat di
abu-abu, kadang- bawah permukaan bumi.
kadang jingga.

Batu kristal-kristal yang dari pendinginan lava yang bahan baku dalam industri
basalt sangat kecil, dan mengandung gas tetapi poles, bahan bangunan atau
berwarna hijau keabu- gasnya telah menguap. pondasi bangunan
abuandan berlubang-
lubang.

Batu batuan bertekstur dari lelehan lava gunung api adalah nisan kuburan, cobek,
andesit halus, berwarna abu- yang meletus, saat arca untuk hiasan, dan batu
abu hijau, atau jingga. temperatur lava yang pembuat candi.
meleleh turun antara 900
sampai dengan 1,100
derajat Celsius.
Batuan Sedimen adalah hasil dari litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau
hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Untuk menjadi batuan sedimen,
terjadi proses pelapukan, erosi, denudasi, litifikasi, hingga akhirnya menjadi sedimen.
Contoh dari batuan sedimen: batu pasir, konglomerat, dan gamping.

Cara Kegunaan
Nama Batu Gambar Ciri-Ciri
Terbentuk
tersusun dari dari bahan-bahan Sebagai bahan
butiran-butiran yang lepas karena pembuatan gelas
pasir, warna abu- gaya beratnya atau kaca
Batu pasir abu, kuning, merah menjadi terpadatkan
dan terikat

material kerikil- dari bahan-bahan Bahan Bangunan


kerikil bulat, batu- yang lepas karena
batu, dan pasir gaya beratnya
yang merekat satu menjadi terpadatkan
Batu sama lainnya dan terikat
Konglomerat

sedikit lunak. dari cangkang Sebgai bahan baku


warnanya putih binatang lunak semen
keabu-abuan, serta seperti siput,
membentuk gas kerang, dan
karbon dioksida binatang laut yang
ketika ditetesi telah mati.
Batu gamping
asam. Rangkanya yang
terbuat dari kapur
tidak musnah, tetapi
memadat dan
membentuk batu
kapur
Batuan Metamorf merupakan batuan yang mengalami perubahan karena tekanan, suhu,
dan juga waktu. Batuan ini tertimbun jauh ke dalam permukaan bumi sehingga
mengalami perubahan tersebut. Contoh batuan metamorf adalah batu sabak (slate), batu
gneiss dan batu schist.

Nama Cara Kegunaan


Gambar Ciri-Ciri
Batu Terbentuk
warna dari batuan slate proses peralihan berbentuk tipis
ini yaitu hitam, abu- batuan sedimen Shale biasanya
abu, coklat, merah, ataupun Mudstone atau digunakan untuk
kekuning-kuningan, batu lempung di sabak, sementara
dan lainnya. Sementara tekanan serta suhu untuk yang
Batu itu, tekstur butir batuan yang sangat rendah berukuran tebal
slate slate ini mempunyai akan dipakai
butir yang sangat halus untuk trotoar dan
juga atap.

warna seperti hitam, berasal atau Bahan bangunan


abu-abu, kecoklatan, bermetamorfosis dari
perak, biru, kehijauan, sebuah batuan beku
dan juga kekuningan. yang ada di dalam
Batu Untuk ukuran butir temperatur suhu serta
Gneiss batu gneiss ini tekanan tinggi.
cenderung medium Biasanya.
atau menengah dan
memiliki struktur
berfoliasi.
berwarna hitam, batuan metamorf yang Bahan bangunan
keunguan, kehijauan, berasal dari batuan
kecoklatan, keemasan, basalt.
kekuningan, dan
Batu kemerahan. Untuk
schist ukuran butir dari
batuan sekis berukuran
medium atau
menengah
2. Menghimpun Uji Geoteknik (SNI 8460-2017 Komtek) uji SPT
(SNI-4153-2008-SPT) dan Menghimpun Uji geolistrik
Uji Geoteknik (SNI-4153-2008-SPT)
Terdapat 9 bagian yang diulas dalam SNI ini, diantaranya adalah
1. Data geoteknik
2. Pernbaikan tanah
3. Stabilitas lereng galian dan timbunan
4. Terowongan
5. Fondasi .
6. Struktur penahan tanah
7. Galian Dalam
8. Kegempaan
9. Keruntuhan hidraulik

Untuk uji geoteknik itu sendiri terletak pada bagian data geoteknik. Uji geoteknik
dibagi dalam beberapa bagian di antaranya adalah :

a. Uji lapangan pada tanah dan batuan


Di dalam Uji ini terdapat beberapa hal yang lebih spesifik untuk diuji
seperti :
• Uji penetrasi standar (Standard Penetration Test, SPT)
Uji SPT adalah metode uji yang dilakukan untuk menentukan
tahanan tanah pada dasar lubang bor terhadap penetrasi
dinamis dari split barrel sampler (atau konus padat) dan
memperoleh contoh tanah terganggu untuk tujuan identifikasi
tanah.
• Uji sondir (CPT, CPTU, CPTM)
Uji penetrasi konus (CPT) atau umumnya dikenal sebagai uji
sondir sebaiknya dilakukan dengan mengikuti persyaratan-
persyaratan yang diberikan di dalam SNI 2827-2008 untuk
CPT elektrikal dan CPTU, atau EN ISO 22476-12 untuk
CPTM.
• Uji pressumeter (PMT)
Uji Pressuremeter (PMT) harus dilakukan dengan mengikuti
persyaratan-persyaratan yang diberikan di dalam EN-ISO
22476 . Ketika merancang sebuah program pengujian untuk
suatu pekerjaan, jenis pressuremeter yang akan digunakan
harus ditentukan. Ada empat jenis alat umumnya tersedia,
dengan mengacu pada EN-ISO 22476
• Uji dilatometer datar (Flat Dilatometer Test, DMT)
Uji dilatometer datar (Uji DMT) adalah metode uji yang
dilakukan untuk menentukan kekuatan dan deformasi sifat
tanah lapangan dengan memperluas membran baja tipis
melingkar dipasang penyemprot di salah satu wajah penduga
baja pisau berbentuk dimasukkan secara vertikal ke dalam
tanah. Pengujian ini harus dilakukan dengan mengikuti
persyaratan-persyaratan yang telah diberikan di dalam ASTM
D6635-15.
• Uji geser baling lapangan (Field Vane shear Test, FVT)
Uji geser baling lapangan adalah metode uji yang dilakukan
untuk mengukur tahanan terhadap rotasi lapangan dari baling-
baling yang dipasang di tanah lunak berbutir halus untuk
menentukan kuat geser tak terdrainase dan sensitivitas.
Pengujian ini harus dilakukan dengan mengikuti persyaratan-
persyaratan yang diberikan di dalam SNI 03-2487-1991
(ASTM D2573/D2573M-15).
• Uji pembebanan pelat (Plate Loading Test, PLT)
Uji pembebanan pelat merupakan metode uji yang dilakukan
untuk menentukan deformasi vertikal dan kekuatan dari suatu
massa tanah dan batuan lapangan melalui pencatatan beban
dan penurunan saat pelat kaku yang dimodelkan sebagai
fondasi membebani tanah. Pengujian ini harus dilakukan
dengan mengikuti persyaratan yang diberikan di dalam EN
ISO 22476-13.
• Uji pendugaan dinamis (Dynamic Probing Test, DP)
Uji pendugaan dinamis merupakan metode uji yang dilakukan
untuk menentukan tahanan tanah dan batuan lunak di lapangan
akibat penetrasi dinamis konus. Pengujian ini harus dilakukan
dengan mengikuti persyaratan yang diberikan di dalam EN
ISO 22476-2.

b. Uji laboratorium pada tanah


1. Uji klasifikasi, identifikasi, dan deskripsi tanah
Hal yang perlu diperhatikan pada uji klasifikasi, identifikasi,
dan deskripsi tanah antara lain :
• Pengujian kadar air
• Penentuan berat volume
• Penentuan kepadatan butiran
• Analisis ukuran butiran
• Penentuan batas konsistensi (batas Atterberg)
• Penentuan indeks kepadatan tanah berbutir
• Penentuan penganhucuran tanah (dispersibility)
2. Uji kimia dan kandungan organik tanah dan air tanah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji kimia dan
kandungan organik tanah dan air tanah:
• Penentuan kadar organik
• Penentuan kadar karbonat
• Kadar sulfat
• Penentuan pH
• Penentuan kadar klorida
3. Uji indeks kekuatan tanah
Berikut adalah beberapa hal yang di uji dalam uji indeks
kekuatan tanah:
• Uji kuat tekan bebas (Unconfined Cpmpression Test,
UCS Test)
• Uji triaksial terkonsolidasi-tak terdrainase, Triaksial
UU (Unconsolidated-Undrained Triaxial Compression
Test)
• Uji triaksial terkonsolidasi
• Uji geser langsung terkonsolidasi (Consolidated Direct
Shear Dox Test)
4. Uji kompresibilitas dan deformasi tanah
• Uji kompresibilitas oedometer
• Uji sifat deformasi triaksial
5. Uji pemadatan tanah
• Uji pemadatan tanah (uji Proctor)
• Uji California Bearing Rasio (CBR)
6. Uji permealibilitas tanah

c. Uji laboratorium batuan


1. Uji klasifikasi batuan
Pengujian yang diperhatikan dalam uji klasifikasi batuan ialah
:
• Identifikasi dan deskripsi batuan
• Kadar air
• Kepadatan dan porositas
2. Uji pengembangan (swelling test) material batuan
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam uji ini ialah :
• indeks tekanan mengembang pada kondisi tidak ada
perubahan volume (zero volume change)
• indeks pengembangan regangan untuk benda uji radial-
terkekang dengan beban aksial tambahan;
• regangan pengembangan yang terjadi pada contoh
batuan tak terkekang.
3. Uji kekuatan material batuan
Hal-hal yang diuji pada uji kekuatan material batuan ialah :
• Uji sifat deformasi dan kompresi uniaksial batuan
• Uji pembebanan titik (point load test)
• Uji geser langsung batuan
• Brazil test
• Uji kompresi triaksial batuan

Uji SPT (SNI-4153-2008-SPT)


Di dalam SNI-4153-2008-SPT mencakup istilah dan definisi dari SPT, ketentuan
dan persyarataan dalam uji SPT, cara pengujian serta laporan uji. Berikut adalah
rangkuman dari SNI-4153-2008-SPT
Standard Penetration Test (SPT) suatu metode uji yang bertujuan untuk
menentukan tahanan tanah pada dasar lubang bor terhadap penetrasi dinamis dari split
barrel sampler (atau konus padat) dan memperoleh contoh tanah terganggu untuk tujuan
identifikasi tanah. Uji SPT digunakan terutama untuk penentuan kekuatan dan sifat
deformasi tanah berbutir kasar. Uji SPT juga dapat digunakan memperoleh informasi
bernilai untuk jenis tanah lainnya.
Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah,
disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm
vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang
dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi
dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap
pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap
ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT
(dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).
• Peralatan dalam Uji SPT
a) Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya
b) Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya
c) Split barrel sampler yang dilengkapi dengan dimensi seperti
diperlihatkan pada Gambar 1 (ASTM D 1586-84)
d) Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%.
e) Alat penahan (tripod)
f) Rol meter
g) Alat penyipat datar
h) Kerekan
i) Kunci-kunci pipa
j) Tali yang cukup kuat untuk menarik palu
k) Perlengkapan lain.
• Bahan penunjang uji SPT
a) bahan bakar (bensin, solar)
b) bahan pelumas
c) balok dan papan
d) tali atau selang
e) kawat
f) kantong plastik
g) formulir untuk pengujian
h) perlengkapan lain
• Prosedur uji SPT
Prosedur uji SPT yang mengacu pada SNI-4153:2008, sebagai berikut:
a. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada
interval sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan
b. Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm)
c. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
d. Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm
e. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang
pertama
f. Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan
ke-tiga
g. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
15 cm pertama dicatat N1
15 cm ke-dua dicatat N2
15 cm ke-tiga dicatat N3
Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak
diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran
h. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan
tambah pengujian sampai minimum 6 meter
i. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah
batuan.
Uji Geolistrik
Uji geolistrik merupakan suatu metode penelitian geofiska untuk meneliti keadaan
bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Metode geolistrik di dasarkan pada
penerapan konsep kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk
memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan bawah-permukaan terutama
kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik
Umumnya, metode ini hanya baik untuk ekplorasi yang tidak begitu dalam
dengan kedalaman maksimum sekitar 200 meter. Jika kedalaman lapisan lebih dari yang
sudah di tentukan, maka informasi yang didapatkan kurang akurat, hal ini dikarenakan
dengan bentangan yang besar dengan maksud mendapatkan penetrasi kedalaman di atas
200 m, maka arus yang mengalir akan semakin lemah dan tidak stabil akibat perubahan
bentangan yang semakin besar. Karena itu, metode ini kurang pas digunakan untuk
eksplorasi yang kedalamannya lebih dari 200 meter, contohnya saja untuk eksplorasi
minyak. Metode Geolistrik ini lebih sering digunakan di dalam pencarian air tanah,
memonitor pencemaran air dan tanah, eksplorasi geotermal, aplikasi geoteknik, pencarian
bahan tambang, dan untuk penyelidikan dibidang arkeologi, jadi intinya tidak untuk
eksplorasi yang dangkal
3. Menghimpun Uji Palu Geologi dan Kekerasan
Batuan RQD dan Skala Moh

Palu Geologi adalah alat yang digunakan untuk mengambil sampel batuan. Palu geologi
memiliki bentuk kepala yang beragam karena disesuaikan dengan fungsinya. Secara
umum, kita mengetahui ada dua jenis bentuk kepala palu yaitu runcing dan pipih.

Palu Geologi Runcing Adalah palu dengan ujung kepala berbentuk runcing yang
berfungsi untuk mengambil sampel batuan yang bersifat keras/massif seperti batuan beku
dan batuan metamorf.

Palu Geologi Pipih Adalah palu dengan ujung kepala berbentuk pipih yang sedikit
melengkung kedalam berfungsi untuk mengait perlapisan batuan, palu jenis ini digunakan
untuk batuan yang bertekstur lunak seperti batuan sedimen.

Kekerasan batuan dapat ditentukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah RQD dan
Skala Moh’s. RQD dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan
pada penghitungan persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih.
Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung
walaupunmempunyai panjang lebih dari 10cm. Diameter inti optimal yaitu 47.5mm. Nilai
RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan terowongan. Saat ini
RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti pemboran dan merupakan salah satu
parameter dalam penentuan klasifikasi massa batuan RMR dan Q-system.

Berdasarkan nilai dari RQD, massa batuan akan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kemudian ada skala Moh’s, Pada Skala Mohs beberapa mineral standar diberikan urutan
kekerasannya, mulai dari 1 (paling lunak) sampai 10 (paling keras). Talk merupakan
mineral yang terlunak, sedangkan Intan sebagai mineral yang terkeras, makanya harganya
mahal.
Mineral Kekerasan Keterangan
Talk 1 Dapat ditekan jari
Gipsum 2 Dapat digores kuku
Kalsit 3 Dapat menggores kuku
Flourit 4 Sekeras perunggu
Apatit 5 Sekeras pisau baja
Feldspar 6 Sekeras kikir
Kuarsa 7 Sekeras baja bagus
Topas 8 Baja dapat digores
Korundum 9 Semua dapat digores
Intan 10 Semua dapat digores

Untuk menentukan kekerasan mineral/batuan yang tidak ada dalam skala, dapat dicoba
dengan menggoreskan mineral tersebut dengan mineral standar Mohs, mulai dari yang
berderajat kekerasan paling kecil menuju ke derajat kekerasan yang besar. Seandainya
mineral yang tidak dikenal itu dapat menggores Kalsit, tetapi dapat digores oleh Fluorit
maka kekerasannya dinilai 3,5. Dan seterusnya dapat dilakukan untuk mineral/batuan
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai