Anda di halaman 1dari 22

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Teknologi Yogyakarta

BAB 3
ANGIN, PASUT, & GELOMBANG
Puji Utomo, S.T, M.Eng
Pendahuluan

Beban lingkungan utama pada perencanaan pelabuhan:


• Angin : arus, gelombang, gaya angin (tekanan pada
kapal dan bangunan pelabuhan)
• Pasang-surut : dimensi bangunan pelabuhan, elevasi puncak
berdasarkan elevasi muka air pasang,
kedalaman alur dan perairan pelabuhan
berdasarkan muka air surut, dan elevasi muka
air rencana berdasarkan pengukuran pasut
dalam periode waktu yang panjang.
• Gelombang : gaya pada bangunan dan ketenangan di
perairan pelabuhan
Angin

• Perbedaan pemanasan → perbedaan tekanan


(+ gaya Coriolis) → aliran udara (angin)
• Musiman: berdasar posisi bumi-matahari
• Indonesia: muson
• Harian: darat – laut
• Skala kecepatan angin: Beaufort scale
• Pengukuran: Anemometer (pada stasiun cuaca)
• Kecepatan angin dinyatakan dalam knot. (1 knot = 1,852 km/jam)
• Data angin: BMG dalam bentuk pencatatan kecepatan (rata-rata dan
maksimum) dan arah angin setiap jam atau harian
• Arah: diukur dari arah Utara (0o) searah jarum jam
Skala Beaufort

Catatan :
V = Kecepatan Angin (knot)
P = Tekanan Angin (kg/m2)
1 knot = 1,852 km/jam
Pengolahan Data Angin

Data angin jam- Persentase kejadian Mawar angin


jaman/ harian (arah dan besar (wind rose)
(maksimum, rerata) kecepatan)
Pengolahan Data Angin

Data persentasi kejadian angin di Kemayoran Tahun 1974 - 1985

Mawar Angin
Pasang Surut

❖ Perubahan muka air laut karena gaya tarik


bulan dan matahari (astronomical tide)
❖ Pengukuran pasang-surut :
▪ peilschaal
▪ AWLR: analog, digital
❖ Istilah: Kurva pasang surut
1. Puncak pasang
2. Lembah surut
3. Periode pasang-surut: umumnya 12 jam
25 menit atau 24 jam 50 menit
4. Arus pasang-surut
5. Tunggang pasang (amplitudo pasang-
surut)
6. Titik balik (sclack water)
Pasang Surut

Mekanisme pasang-surut
Hukum Newton tentang gravitasi: bumi-bulan sebagai sistem
massa yang berputar terhadap common axis of revolution (2900
mil dari pusat bumi) → gaya gravitasi dan gaya centrifugal
Perimbangan antara Fg dan Fc membangkitkan pasang-surut
Pasang Surut

Tipe pasang-surut
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide): 2 x pasut / hari
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide): 1 x pasut / hari
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide semi-diurnal
prevailing)
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide diurnal
prevailing)
Pasang surut purnama dan perbani: posisi bumi-bulan-matahari
matahari
bumi

bulan
Pasang Surut
Pasang Surut
Pasang Surut
Pasang Surut
Pasang Surut

Definisi muka-air
1. Muka air tinggi (high water level)
2. Muka air rendah (low water level)
3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL)
4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL)
5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL)
6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL)
7. Muka air rendah terendah (lowest low water level, LLWL)
8. Higher high water level → untuk semi diurnal tide
9. Lower low water level → untuk semi diurnal tide
Pasang Surut
Gelombang

❖ Gelombang: angin, pasut, tsunami, kapal yang bergerak, dll.


❖ Yang terpenting dalam perencanaan pelabuhan: gelombang
angin dan pasang surut.
❖ Gelombang digunakan untuk merencanakan bangunan
pelabuhan karena akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja
pada bangunan pelabuhan.
❖ Menentukan tata letak pelabuhan : arus dan transpor
sedimen.
❖ Teori gelombang : teori Airy, Stokes, Gerstner, Mich, Knoidal,
dan tunggal.
Teori Gelombang Airy
Teori Gelombang Airy

❖ Profil Muka AIr


H
 ( x, t ) = cos(kx −  t )
2
❖ Cepat rambat dan panjang gelombang
2 2 gT 2
 = gk tanh( kd );  =
2
;k = L= tanh(kd )
T L 2
gT
C= tanh(kd )
2
❖ Klasifikasi gelombang menurut kedalaman relatif

Besaran Air dalam (d/L > 1/2) Air dangkal (d/L < 1/20)
C C0 = g T/(2 ) C = gd
L L0 = g T2/(2 ) L = gd T

❖ Nilai g/2π = 1,56 ; Indeks 0 menunjukkan nilai tersebut untuk kondisi di laut dalam.
Teori Gelombang Airy

❖ Kinematika Gelombang ❖ Tekanan Gelombang


H cosh k (d + y )  gH  cosh k (d + y )
u= cos(kx −  t ) p = − gy +   cos(kx −  t )
T sinh kd  2  cosh( kd )
H sinh k (d + y )
v= sin(kx −  t ) ❖ Kec. Kelompok Gelombang
T sinh kd
2 2 H cosh k (d + y ) 1  2kd 
ax = sin(kx −  t ) Cg = C 1 + = nC
T2 sinh kd 2  sinh(2kd ) 
2 2 H sinh k (d + y )
ay = − cos(kx −  t )
T2 sinh kd ❖ Energi dan Tenaga Gelombang
 gH 2 L
❖ Perpindahan partikel Ek = → E. Kinetik
16
H cosh k (d + y )  gH 2 L
= sin(kx −  t ) Ep = → E. Potensial
2 sinh kd 16
H sinh k (d + y )
= cos(kx −  t )
2 sinh kd P = E Cg → Fluks E. Gelombang
Gelombang

❖ Proses yang dialami gelombang


1. Shoaling : pengaruh pendangkalan.
2. Refraksi : karena adanya pengaruh perubahan
kedalaman laut (garis ortogonal).
3. Difraksi : karena terhalang oleh suatu rintangan
sehingga akan membelok.
4. Breaking : kondisi dimana gelombang akan pecah.
5. Refleksi : mengenai suatu bangunan akan dipantulkan
sebagian atau seluruhnya.
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta

TERIMA KASIH
mr.pujiutomo@gmail.com
Any Question ?

Puji Utomo, ST., M.Eng


+6285740581319 (WA)
+6289672156266 (SMS/Telpon)
mr.pujiutomo@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai