BANGUNAN PANTAI
Dr. Ir. Syawaluddin Hutahaean, MS
TUGAS 4
Ariadi Pradana
15515076
BANDUNG
2018
1 Struktur Bangunan Pantai: Groin
1.1 Cara Kerja
Sumber: www.beachapedia.com
Bangunan pelindung pantai merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi pantai terhadap
kerusakan karena gelombang dan arus. Groin merupakan salah satu klasifikasi dari bangunan pantai
yang dibangun tegak lurus garis pantai. Groin dirancang untuk melindungi daerah sepanjang pantai dari
proses erosi yang diakibatkan oleh litoral sedimen.
Transpor sedimen pantai adalah gerak sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan
arus. Daerah transpor sedimen pantai ini terbentang dari garis pantai sampai tepat di luar daerah
gelombang pecah. Transpor sedimen pantai dibedakan menjadi dua macam (Triatmodjo, 1999), yaitu
tranpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport) yang mempunyai arah rata-rata
tegak lurus garis pantai, sedangkan transpor sepanjang pantai (longshore transport) mempunyai arah
rata-rata sejajar pantai.
Groin diklasifikasikan berdasarkan permeabilitas tinggi dan panjang bangunan. Groin dibuat dari
material konstruksi yang dapat dibuat permeable atau impermeable tinggi atau rendah. Material yang
digunakan adalah batu, beton, kayu dan baja. Aspal dan nilon juga telah digunakan pada kondisi
tertentu.
1. Timber Groin Tipe ini impermeable. Semua kayu yang dipakai harus ditreatment dengan tekanan
maksimum.
2. Steel Groin Ada 3 jenis yaitu:
a. Timber-steel sheet-pile groin
b. Cantilever-steel sheet-pile groin. Untuk gelombang dan daya dukung tanah sedang.
c. Celullar-steel sheet pile groin. Dimana penetrasi dimungkinkan untuk memperoleh kestabilan
struktur.
3. Concrete Groin Penggunaan beton pada umumnya dibatasi untuk jenis struktur permeable sehingga
pasir dapat menembus struktur.
4. Rubble – Mound Groin Dibangun dengan material batu pengisi dan ditutup dengan lapisan batu
besar. Batu ini harus cukup berat untuk menyetabilkan struktur dari gelombang. Rongga antar batu
bisa diisi dengan beton atau aspal untuk meningkatkan stabiltas.
Ariadi Pradana/15515076 1
5. Asphalt Groin Aspal dapat digunakan sebagai lapisan kedap air. Dalam Asphalt institute (1964,
1965, 1969 dan 1976) dibahas penggunaan asphalt pada struktur hidro.
Groin hanya dapat digunakan untuk menghentikan longshore transport dan tidak dapat menghentikan
onshore-offshore transport. Pembentukan pantai di dekat groin bergantung pada besar dan arah
longshore current.
Konstruksi groin umumnya merupakan struktur rubble mound. Rubble mound terbuat dari beberapa
lapisan batuan yang ditata miring. Perencanaan tata letak groin meliputi penentuan jarak antara groin
serta penempatan groin pada lokasi. Jarak groin didefinisikan sebagai fungsi dari Panjang groin untuk
spasi. Selain itu juga merupakan fungsi sudut datang gelombang, selisih pasang-surut, material, dan
kelandaian pasir.
Keuntungan groin:
• Memperlebar pantai di bagian updrift dari groin tersebut karena menahan longshore sediment
transport.
• Pelaksanaan pekerjaan groin lebih mudah karena dapat dilakukan langsung di darat.
Sedangkan kerugiannya:
• Pada bagian downdrift akan terjadi erosi, terutama pada awal pembangunan yang merupakan suatu
proses mencapai keseimbangan
1.2 Dokumentasi
Berikut adalah beberapa contoh struktur groin:
1. Pawley Island, South Carolina
Pada lokasi ini groin bertipe lurus dan rubble mound. Pulau Pawley memiliki panjang kurang dari
empat mil dan sepanjang tepinya adalah 23 groin pantai. Groin terbuat dari beton, kayu dan struktur
batu yang dibangun untuk menahan pasir di tempatnya. Groin digunakan untuk melindungi tempat
parkir akses pantai terbesar di wilayah tersebut.
Ariadi Pradana/15515076 2
Gambar 2 Groin pada Pawley Island
Sumber: www.sciencedirect.com
Sumber: www.shutterstock.com
Ariadi Pradana/15515076 3
Gambar 4 Groin di Denmark
Sumber: www.denmarknews.com
Sumber: www.alamy.com
Ariadi Pradana/15515076 4
5. Upham Beach
Gambar 6 Groin T
Sumber: www.wikipedia.com
1.3 Material
Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri. Seperti halnya bangunan
pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan
menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material seperti pasangan batu, sel
turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton,
kaison beton dan lain sebagainya.
Ariadi Pradana/15515076 5
Gambar 7 Material pada Tipe-Tipe Groin
Sumber: www.coastalprotection.com
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling umum di jumpai pada
konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada pemecah gelombang lepas pantai adalah
konstruksi berbentuk kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah
gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang berfungsi sebagai fondasi.
Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau
blok beton :
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari beberapa
lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat
potongan melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu,
Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat besar.
Ariadi Pradana/15515076 6
Gambar 8 Rubble Mound Groin
Sumber: www.coastalprotection.com
Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari debu
dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang melindungi
bagian inti(core)terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal
batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) sepertinamanya, merupakan pertahanan utama dari
pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran
besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk
khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan
lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional kecuali beberapa unit dengan
banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos
dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan
konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk
meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang
hemat biaya, dan jarang digunakan.
Ariadi Pradana/15515076 7
Gambar 9 Beton Pelindung Buatan
Sumber: www.coastalprotection.com
Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas pantai juga mengalami
perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah gelombang komposit. Yaitu dengan
menggabungkan bangunan sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun
dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.
Ariadi Pradana/15515076 8
2.1.1 Data Lingkungan
Dalam contoh lokasi yang ditinjau yaitu Bulu Tuban, terdapat beberapa data lingkungan yaitu:
1. Analisa Angin
Kecepatan Arah
Total (%)
Angin (knot) U TL T TG S BD B BL
1 5 2.16 0.45 1.5 2.13 0.11 0.19 0.46 2.27 9.3
6 10 12.66 3.45 11.46 17.58 0.41 1.5 2.57 15.56 65.49
11 15 3.69 1.09 2.63 4.7 0.05 0.57 2.19 4.65 19.58
16 20 0.71 0.14 0.3 0.49 0.03 0.11 1.07 1.39 4.24
21 25 0.16 0.03 0.05 0.14 0.03 0 0.16 0.36 0.93
26 30 0 0.03 0 0 0 0 0.05 0.22 0.3
>30 0.03 0 0 0.05 0 0 0.08 0 0.16
Total (%) 19.41 5.2 15.94 25.1 0.63 2.38 6.59 24.75 100
Sumber: BMKG
Tabel diatas merupakan persentase kejadian angina pada tahun 2002 – 2011 pada stasiun BMKG
semarang. Berdasarkan tabel tersebut, pantai Bulu Tuban yang menghadap ke Utara akan
mempertimbangkan angina dari arah Barat Laut, Utara, dan Timur Laut.
Dalam perencanaan ini digunakan durasi angin selama 6 jam. Hal ini dikarenakan intensitas
terjadinya durasi angin selama 6 jam paling sering. Kecepatan angin 15,4 m/s
2. Fetch
Berdasarkan makalah “Perencanaan Bangunan Pantai di Bulu Tuban” oleh Asnawi, berikut adalah
pemodelan fetch untuk arah angina Barat Laut, Utara, dan Timur Laut.
Ariadi Pradana/15515076 9
Gambar 10 Fetch Arah Timur Laut
Sumber: Makalah “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai di Bulu Tuban” oleh Asnawi
Sumber: Makalah “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai di Bulu Tuban” oleh Asnawi
Ariadi Pradana/15515076 10
Gambar 12 Fetch Arah Barat Laut
Sumber: Makalah “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai di Bulu Tuban” oleh Asnawi
Dari pemodelan fetch diatas, kemudian didapatkan perhitungan panjang fetch efektif yang
menghasilkan fetch dalam arah utara sejauh 314 Km. Kemudian dapat diketahui bahwa gelombang
dominan berasal dari arah Barat Laut yang membentuk sudut sebesar 75° terhadap garis pantai.
3. Pasang Surut
Selanjutnya, berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Klas II Maritim Perak Surabaya bulan
maret 2012 yang telah diolah dalam makalah “Perencanaan Bangunan Pantai di Bulu Tuban” oleh
Asnawi didapatkan elevasi muka air laut seperti berikut:
a. Muka air laut tinggi tertinggi, HHWL adalah + 71 cm
b. Muka air laut tinggi rata-rata, MHWL adalah +29 cm
c. Muka air laut rata-rata, MSL adalah ± 0
d. Muka air laut rendah rata-rata, MLWL adalah -30cm
e. Muka air laut randah terendah, LLWL adalah -69 cm
Ariadi Pradana/15515076 11
2.1.2 Spesifikasi Groin
Untuk perencanan groin perlu ditentukan terlebih dahulu spesifikasi groin sebagai acuan dalam
perencanaan selanjutnya. Spesifikasi-spesifikasi tersebut adalah:
1. Groin memiliki kemiringan 1: 2.
2. Batu lindung menggunakan batu pecah bersudut kasar sebanyak 2 lapis dengan berat jenis batu, γr
= 2,3 Ton/m3. Batuan ini, menurut makalah “Perencanaan Bangunan Pantai di Bulu Tuban” oleh
Asnawi terdapat di daerah konstruksi groin sehingga dapat memudahkan proses pengadaan dan
memperkecil biaya.
3. Berat jenis air laut pada wilayah Bulu Tuban adalah γw = 1,03 Ton/m3.
4. Penurunan akibat groin adalah 0,8 m
𝑞 = 𝐶𝑜 + 𝐶1𝑟 + 𝐶2𝑟 2
Dimana:
Co = p (asumsi p = 50)
C1 = -tanβ = -tan (75) = -3.73
3 tan 𝛽 3 tan 75
C2 = 2𝑏
= 2.90
= 0.06
Ariadi Pradana/15515076 12
𝑐1 3.73
r =− = − = -31.08
2𝑐2 2 𝑥 0.06
Ariadi Pradana/15515076 13
2.2 Struktur Groin
2.2.1 Umur Rencana
Groin dirancang berdasarkan umur rencana groin, kemudian diambil asumsi umur rencana adalah 50
tahun. Dari data lingkungan didapatkan tinggi gelombang maksimum, periode serta panjang
gelombang di laut dalam yang pernah terjadi pada periode ulang 50 tahun. Tinggi gelombang dari laut
dalam tersebut selanjutnya direfraksi menuju kedalaman di depan groin. Tinggi gelombang didepan
groin hasil refraksi gelombang selanjutnya digunakan dalam penentuan berat dan dimensi groin dengan
sekaligus memperhatikan kondisi gelombang dalam keadaan normal atau dalam keadaan sudah pecah.
Sehingga groin yang direncanakan mampu menahan gelombang maksimum yang mungkin terjadi
selama periode umur rencana groin.
Ariadi Pradana/15515076 14
Gambar 14 Grafik Runup Gelombang terhadap Groin
Berdasarkan grafik runup gelombang terhadap struktur rubble mound maka didapatkan:
R / H0 = 0,85
R = 0,85 H0 = 2,35 m
Dengan:
Δh :kenaikan elevasi muka air rencana akibat badai (m)
Ariadi Pradana/15515076 15
F: panjang fetch (m)
c: konstanta = 3,5 x 10-6
V: kecepatan angin (m/s)
d: kedalaman air (m)
g: percepatan gravitasi (m/s2)
Elevasi permukaan breakwater merupakan penjumlahan nilai dari beda pasang surut, run up, badai dan
asumsi settlement yang terjadi. Contoh perhitungan groin:
Elevasi permukaan = HWS+Run Up+ Free Board+ Settlement+Badai = 0,71 + 2,35 + 0,5 + 0,8 + 0.26
= 4,62 m dari MSL
2,3 𝑥 2,763
𝑊 = 1,6 = 0,43 ton
(2,23−1)3 .𝑐𝑜𝑡27
Dengan:
W = berat butir batu pelindung (t)
γr = berat jenis armour (t/m2).
γw = berat jenis air laut (t/m2).
KD = koefisien stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung (batu alam atau buatan),
kekasaran permukaan batu, ketajaman sisisisinya, ikatan antar butir, dan keadaan pecahnya gelombang.
Ariadi Pradana/15515076 16
H = tinggi gelombang rencana (m).
θ = sudut kemiringan pemecah gelombang (º).
Groin memiliki beberapa lapisan yaitu primary, secondary, dan berm. Berikut adalah perhitungan berat
armor pada tiap lapisan groin (asumsi gelombang pecah):
W (ton)
d
Primary Secondary Layer Core Layer Berm
(mLWS)
W W/10 W/200 W/6000 W/10
-1.5 0.43 0.043 0.00215 0.001 0.043
W (ton)
d
Primary Secondary Layer Core Layer Berm
(mLWS)
W W/10 W/200 W/6000 W/10
-1 0.35 0.035 0.00168 0.001 0.035
Ariadi Pradana/15515076 17
2.2.7 Tebal Lapisan
Tebal lapisan armour layer berdasarkan Hudson (1953) (dalam Triatmojo,1990) dapat ditunjukkan
pada persamaan berikut:
𝑊
𝑡 = 𝑛. 𝑘∆ . ( )1/3
𝛾𝑟
0,43 1
𝑡 = 2 𝑥 1,15 𝑥 ( )3 = 1,3 𝑚
2,3
Ariadi Pradana/15515076 18
2.2.9 Jumlah Armor Unit
Diperlukan penentuan jumlah armour unit per meter luasnya untuk mempermudah pelaksanaan
pekerjaan lapangan. Jumlah armour unit per meter luasnya dapat dirumuskan melalui persamaan
berikut:
𝑃 𝛾𝑟
𝑁 = 𝐴. 𝑛. 𝑘∆ . (1 − ) . ( )2/3
100 𝑊
37 2,3 2
𝑁 = 10 𝑥 2 𝑥 1,15 𝑥 (1 − ).( )3 = 𝟒𝟓 𝒃𝒖𝒂𝒉
100 0,43
Dengan:
N = jumlah butir baut untuk satu satuan luas permukaan (buah).
A = luas permukaan (10 m2).
n = jumlah lapis batu dalam lapisan.
kΔ = koefisian lapis
P = porositas (%)
γr = Berat jenis armour (t/m2).
W = berat butir batu (t).
Ariadi Pradana/15515076 19
Gambar 16 Potongan Groin
Ariadi Pradana/15515076 20
3 KESIMPULAN DESAIN
Berdasarkan data lingkungan yang tersedia dan perhitungan desain yang sudah dilakukan, berikut
adalah kesimpulan desain dari groin pada Pantai Bulu Tuban
Tabel 8 Kesimpulan Desain
Ariadi Pradana/15515076 21
4 DAFTAR PUSTAKA
CERC. 1984. Shore Protection Manual Volume I. Washington: US Army Coastal Engineering
Research Center.
CERC. 1984. Shore Protection Manual Volume II. Washington: US Army Coastal Engineering
Research Center.
CERC. 1992. Automated Coastal Engineering System, Buku I. Missisippi: Departement of the Army
Water-way Experiment Station Corps of Engineers.
Triatmojo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.
Catatan Kuliah KL4111 – Bangunan Pantai
Tugas 1, 2, dan 3 Mata Kuliah KL4111 – Bangunan Pantai
Makalah ‘Perencanaan Perlindungan Pantai di Bulu Tuban’ oleh Asnawi
Ariadi Pradana/15515076 22