TUGAS A :
Rencanakan pelabuhan laut yang terletak dilokasi sesuai peta, sebagai
pelabuhan baru.
U
a. Arah Angin .
Dalam perencanaan ini diasumsikan :
- Arah Angin : 30
90 - Durasi : 4 jam
S - Kecepatan : 30 km/jam
Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam
pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
Hp = H
Hp
P
B
- Perencanaan dermaga
- Penambahan bangunan-bangunan sipil
- Perluasan pelabuhan
- Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan
untuk pembuatan kapal
- dll.
g. Strategi.
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi,
tapi perlu pula strategi pertahanan dan keamanan . Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat beberapa
sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati
sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada
agar tidak terganggu.
PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak
diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung fetch efektif guna
memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai
lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah
data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi
gelombang pada lokasi pelabuhan, dengan menggunakan grafik
(terlampir).
Cara perhitungan/ pembuatan fetch efektif yaitu :
a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis
lurus yang sejajar arah angin yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
o Garis tersebut akan mengenai daratan
o Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45 dengan
garis sejajar arah angin tersebut, kearah kiri dan kanan.
d) Sudut 45 tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang
sudutnya 5 sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai
daratan/pulau, diganti dengan garis yang baru dengan sudut
tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang
yang berpotongan tegak lurus dari arah angin (Xi).
g) Hitung cosinus sudut tersebut.
h) Buat dalam bentuk tabel.
Catatan :
Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena
daratan maka arah anginya akan kembali.
Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak
mengena daratan maka arah angin akan terus.
N
o Sudut Cos Ri (cm) Ri Cos (cm)
1 45 0.7071 11.1 7.84881
2 40 0.76604 14.3 10.954372
3 35 0.81915 14.4 11.79576
4 30 0.86602 16 13.85632
5 25 0.9063 21.7 19.66671
6 20 0.93969 20.9 19.639521
7 15 0.96592 20.4 19.704768
8 10 0.9848 19.9 19.59752
9 5 0.99619 19.7 19.624943
10 0 1 19.6 19.6
11 5 0.99619 19.7 19.624943
12 10 0.9848 19.9 19.59752
13 15 0.96592 20.4 19.704768
14 20 0.93969 20.9 19.639521
15 25 0.9063 21.7 19.66671
16 30 0.86602 22.9 19.831858
17 35 0.81915 23.7 19.413855
18 40 0.76604 21.3 16.316652
19 45 0.7071 19.4 13.71774
= 16.90242 = 329.802291
UL = 15
= 1.0 x 15 = 15
Dari kedua nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih kecil, sehingga tinggi
dan periode gelombang adalah :
Tinggi Gelombang (Ho) = 1.00 m
Periode (T) = 3.7 second
= = 0,00745
= 1.02
H = Ho x (1.02) = 1.02 m
Jadi, tinggi gelombang pecah = 1.02 m
= = 0.00759
E = E = Energi rata-rata ( )
g = percepatan gravitasi ( )
E = 1226.25
Perencanaan break water sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu
alam yang dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau
beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari :
a. Tetrapod, mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
b. Tribar, mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan.
c. Ouddripod, mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari
ketiga kakinya berada pada bidang datar.
d. Dolos, terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan
dengan lengan.
LWSmax
Tetrapods Batu Alam
LWSmin
Batu Alam
Batu Alam
Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam
yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan
bentuk tertentu.
Beton atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dsb.
o Bilangan Irribaren =
o Plot ke grafik
Rumus Hudson :
Dimana : W = Berat Unit Armour
r = Specific Weight dari Unit Armour
H = Tinggi Gelombang (ft)
KD = Damage Cooficient
Sr = Specific Grafity dari Unit Armour
= Sudut kemiringan Break Water
w= Specifik Weight Air laut (Lbs/cuft)
W = = 0.085 ton
W1 = 0.085 x Fk = 0.085 x 1.5 = 0.1275 ton
W1 = 127.5 Kg
Lapisan I (Batu Alam) :
W = = 0.114 ton
W1 = 0.114 x Fk = 0.114 x 1.5 = 0.171 ton
W1 = 171 Kg
W1 = W1t + W1b = 0.1275 + 0.171 =0.2985 ton
Lapisan II
W2 = = =0.02985 ton
W2 = 29.85 Kg
Lapisan III :
W3 = = = 0.0004975 ton
W3 = 0.4975 Kg
= + 1.7 m
= 79.7 m = 80 m
= 26 1.07 0.516
= 24.4 m
b = = = 36.6 m
c = = = 43.988 m
d = = 0.3 m
e = = = 0.597 m
f = = 0.45 m
g = = 1.161 m
h = = = 13.16 m
i = f + ( ) = 0.45 + = 2.06 m
j = = = 11.23 m
k = d + ( ) = 0.3 + ( ) = 1.07 m
m = = = 10.33 m
n = = = 12.26 m
o = ( )n =( ) 12.26 = 34.61 m
c. Akibat Angin
Fw = W . A . K dimana W = tekanan angin = c.v2
c = koef. Angin = 0.00256
v = kec. Angin = 15 m/s = 30 Knots
A = luas penampang Break Water
K = 1,5 (factor keamanan)
Tekanan Angin (W) = cv = (0.00256) x (30) = 2.304
1.7
X1
X2
X2 = = = 7.2 m
Syarat : 1,5
1,5
1.892 1,5 ..... OK !!
b. Terhadap Guling
Syarat : > 2
Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah break water.
M guling = H . (5.8/2)
H = 994.797 x 2.9
5.8 m = 2884.911 ton m
V
M lawan guling = V . (80/2)
80 m
= 2823.856 x 40
= 112954.24 ton m
1) Refraksi Gelombang
Refraksi terjadi karena adanya pengaruh penambahan kedalaman laut.
Didaerah dimana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang
gelombang, yaitu di laut dalam. Gelombang menjalar tanpa dipengaruhi
dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi
gelombang. Di daerah ini apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang
yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan
yang lebih kecil dari pada bagian air yang lebih dalam. Akibatnya garis
puncak gelombang akan membelok dan berusaha sejajar dengan garis
kedalaman laut. Garis orthogonal gelombang yaitu gais yang tegak lurus
dengan garis puncak gelombang dan menunjukan arah penjalaran
gelombang, juga akan membelok dan berusaha untuk menuju tegak lurus
dengan garis kontur dasar laut.
2) Difraksi Gelombang
Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan, seperti
pemecah gelombang atau pulau maka gelombang tersebut akan
membelok disekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung
dibelakangnya. Dalam difraksi gelombang ini terjadi transfer energi
dalam arah tegak lurus penjalaran gelombang menuju daerh terlindung.
Apabila tidak terjadi difraksi daerah belakang rintangan akan tenang.
Tetapi karena proses difraksi maka daerah tersebut terpengaruh oleh
gelombang datang, transfer energi ke daerah belakang rintangan
menyebabkan terbentuknya gelombang di daerah tersebut. Meskipun
tidak sebesar diluar daerah terlindung.
3) Refleksi Gelombang
Gelombang yang membentur atau mengenai suatu bangunan akan
dipantulkan sebagian atau seluruhnya. Refleksi gelombang di dalam
pelabuhan akan menyebabkan ketidaktenangan di dalam perairan
pelabuhan. Fluktuasi muka air ini akan menyebabkan gerakan kapal yang
dihambat dan dapat menimbulkan tegangan yang besar pada tali
penambat. Untuk mendapatkan ketenangan di kolam maka bangunan-
bangunan yang ada di pelabuhan harus bias menyerap / menghancurkan
gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat
dari kumpulan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak
disbanding bangunan tegak.
Refraksi Gelombang
Diketahui :
- Tinggi gelombang = 1.00 m
- Periode gelombang = 3.7 detik
- Arah gelombang = 40
- Jarak gelombang dari ujung rintangan (r) = 355.5 m
Co = = = 5.772
= = 0.94
= 0.94 L= = 21.276 m
c = = = 5.75
Kr = = = 0.954
Difraksi Gelombang
Misalnya : kedalaman air dibelakang break water = 20 m
Lo = 1.56 T
= 0.94001 L= = 21.276 m
Jarak ke titik A ke ujung rintangan : r = 355.5 m
Refleksi Gelombang
Tipe Bangunan X
Dinding vertical dengan puncak
diatas air 0,7 1,0
Dinding vertical dengan puncak 0,5 0,7
terendam
Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan
adalah :
Dermaga
H = 15.83 m
Elevasi Pengerukan A
Rencana Tambatan / Panjang Dermaga
Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan
adalah :
- Passenger : 30.000 GT
- Cargo : 30.000 DWT
- Container : 30.000 DWT
Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sbb :
d =n L + (n-1) 50 + 2 50
50 m L 50 m 50m L 50 m L 50 m
d d d
I. Tambatan PASSENGER
Tonnage kapal yang diramalkan adalah 600.000 orang /tahun. Perhitungan
jumlah tambatan yang dilakukan dengan cara analitis, dengan asumsi :
- jumlah kapal perkapal
I Tambatan CONTAINER.
Tonnage yang diramalkan :
Bentuk dan ukuran Peti Kemas menurut ISO adalah sebagai berikut :
Penyebut Kapasit
L W H A B as
an (ton)
40 ft 400 80 80 75 35
394
30 ft 2911 80 293 75 25
80
20 ft 80 192 75 20
80
10 ft 1910 80 80 75 10
94
99
B
L
Gambar Peti Kemas
Terminal Penumpang
Untuk merencanakan terminal penumpang dipakai aman pada kapal
penumpang yaitu:
Passenger boat 30.000 DT
Diasumsi : Kapasitas = 3000 orang
Jumlah Penumpang /tahun = 600.000 orang /tahun
Ditanya :
Perencanaan terminal penumpang = .?
Penyelesaian :
Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan
dibuat minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang
berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap
lancer dalam pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang
yang keluar masuk pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana
jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.
Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo,
container maupun pelabuhan lainnya, diperlukan perlengkapan, baik untuk
REKAPITULASI TUGAS A
TUGAS B :
LANGKAH LANGKAH PERHITUNGAN :
Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal
Container 30.000 DWT dimana :
~ Panjang kapal = 237 m
~ Sarat kapal = 11.6 m
S = B' 11.6 m
237 m
Maka :
S = luas kapal yang terendam air = 237 m x 11.6 m = 2749.2
m2
R = 0.14 x 2749.2 x (0.10)
R = 3.848 tonm
b. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal (tegak
lurus kapal)
Rumus : R = . . c . v . B
R = . . c . v . (A cos + B sin)
Fx = . . D . Wo . H
Fy = . . D . Wo . H
Dimana : cMx,cMy = 1.3 (kooisien energi arah x dan y)
h (kedalaman) = 15.33 m
Wo (berat jenis air laut)= 1.024 t/m
H (tinggi gelombang) = 1m
D (sarat kapal) = 11.6 m (sarat kapal terbesar)
L (panjang gelombang) = 21.39 m
Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga
Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga
Maka :
Fx = . .(11.6). (1.024) .
(1)
= 60.05 ton
Fy = . . (11.6). (1.024) .
(1)
= 71.57 ton
Fx = 60.05 ton
F=
=
= 93.43 ton
Fy = 71.57 ton
E=
Wa = /4 . D2 . L . Wo
D = Sarat kapal = 11.6 m (kapal terbesar)
L = Panjang kapal = 237 m
Wo = Berat jenis air laut = 1.024 t/m3
D/T = Berat kapal = 30.000 DWT
= 55648.03 Ton
sehingga :
E = = 63.81 tm
Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
F = 3.848 + 18.298 + 4.27 + 93.43
F = 119.846 ton
A. PERENCANAAN BOLDER
Rumus : Cu =
Cu = Cu = 0.97
Untuk : Cu = 0.97
= 0.2
Penulangan : As = q . b . h .
8 10
3 19
40 cm
3 19
80 cm
Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER
pondasi dihitung menurut PBI 71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos,
berlaku :
Rumus :
5.001-20.000 25 6
20.001-50.000 35 8
50.001-100.000 45 8
(sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang Triatmodjo, hal 210)
B. PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan
dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga.
Gaya yang harus di tahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi
fender dan defleksi dermaga yang diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan
antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat
ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus
mengenai badan kapal. Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus
dibuat agak tinggi pada sisi dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston
Super Arch) tipe V.
Perencanaan Fender Untuk Dermaga
maka :
W = Wa + DWT
= (/4 . D2 . L . Wo) + DWT
= (/4 x (11.6)2 x 237 x 1.024) + 30.000
= 55648.03 ton
Sehingga :
E =
E = = 1.92 tm
Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan
E atau 50% E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
(sumber : Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 205).
Jadi, EF = x 1.92 tm= 0.96 tm
Bidang Kontak waktu kapal merapat = 0.08 . L
= 0.08 .237 m
= 18.96 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap
fender menerima beban yang sama sebesar :
1m
3m 1m
R RRR
7m 5m
9m 3m
11 m
13 m
15.33 m
Data :
Kedalaman 04 46 68 8 10
N 4 6 7 9
Untuk perhitungan dapat dilihat pada CRITICAL FOR PORT & HARBOUR
FACILITIES IN JAPAN dan TECHNICAL STANDART FOR PORT IN INDONESIA
1980
Dimana :
Rumus :
Untuk N = 4
= = 0.003162
= = 316.26 cm = 3.1626 m
Untuk N = 6
= = 0.0035
= = 285.71 cm = 2.8571 m
Untuk N = 7
= = 0.003637 cm
= = 274.95 cm = 2.7495 m
Untuk N = 9
= = 0.003873 cm
= = 258.20 cm = 2.5820 m
h= = = 948.77 cm = 9.488 m
Catatan : ini dari VIRTUAL GROUND SURFACE (VGS) yaitu : permukaan tanah
sesungguhnya
1m
3m 1m
R RRR
7m
11 m 3m
9m 5m
13 m
15.33 m
Khi =
dimana : hi = panjang tiang pancang
= kedalaman perairan + panjang tiang pancang
yang masuk kedalam tanah
hA = (13 + 9.488) = 22.488 m
Rumus :
HA = kg
HB = kg
HC = kg
HD = kg
HE = kg
HF = kg
M = 1/2 = 3.162 m
Diketahui,
Data : C = 0 (tanah pasir)
= 1.22 t/m3
PV DIAGRAM = 40o
= Lebar tiang pancang = 50 cm = 0.5 m
Atiang = 0.5 x 0.5 = 0.25 m2
Perhitungan Q terhadap beban di atasnya
= 1.22 L
= 400
I
II
PV
Qgesk
9.488 m
Qujung
Luas PV diagram :
LI (bagian segitiga) = (5 m) (6.1 t/m2) = 15.25
t/m
LII (bagian persegi) = 4.488 m x 6.1 t/m2 =
27.3768 t/m Total
= 42.6268 t/m
Maka :
Kh = ;
Kh = Koefisien Gempa = 0.05
= 1.22 t/m3
= 400
Kh = = 0.277
jadi : = Arc tg Kh
= Arc tg (0.277)
= 15.480
Letak daerah aman
- = 400 15.480
= 24.520
Retainning Wall
-
Gambar : Letak Daerah Aman
Gaya yang bekerja dan yang diperhitungkan adalah beban vertikal dan
momen maksimum, yaitu pada kepala tiang pancang.
Diketahui :
Total gaya vertikal = Q = N = 350.346 ton = 350346 kg =
3503460 N
Mmaks = 7956.32 kgm
= 0.022 m = 22 mm
Luas Pile, Ac = 500*500 = 250000 mm2
Kuat Tekan Beton = 22.5 MPa
Fy = 240 MPa
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang diperoleh
A B C D E
Analisa Pembebanan :
o Akibat Beban Mati :
DL = 1800
o Akibat Beban Hidup :
LL = 3 x 250 = 750
Xb =
= . 450 = 321.429 mm
Ab = 1 . Xb ; untuk fc' = 22.5 MPa < 30 MPa
di mana :
1 = 0.85
Ab = 0.85 x 321.429 cm = 273.2 mm
Asmax = 0.75 * Ab
= 0.75 * 273.2 = 204.75 mm
T=C
As1 . fy = 0.85 . fc' . b . Asmax
As1 . 240 = 0.85 . 22.5 . 300 . 204.75
As1 = 4894.80 mm2
= = 53364705.88 Nmm
Asumsi Pembagian Tulangan :
1.Tulangan Tarik 70% : Mn = 70 % x 53364705.88 Nmm = 37355294.12
Nmm
2.Tulangan Tekan 30% : Mn = 30 % x 53364705.88 Nmm = 16009411.76
Nmm
Tulangan Tarik
Mn = As . fy (d - )
= As . 240 (450 - )
= - 5.01 As2 + 108000 As
-5.01 As2 108000 As + 37355294.12 = 0
Diperoleh As perlu = 340.50 mm2
A 16 = 201.06 mm2
bal = = 0.0677
max = 0.75 . bal = 0.508
Tulangan Tekan
Mn = As . fy (d - )
= As . 240 (450 - )
= - 5.01 As2 + 108000 As
bal = = 0.0677
max = 0.75 . bal = 0.508
d' = 5 cm = 50 mm
d = 50 cm - 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 Mpa
* Menghitung Tulangan BALANCE
Rumus :
Xb =
= . 450 = 321 mm
Ab = 1 . Xb ; untuk fc' = 22.5 MPa < 30 MPa
di mana :
1 = 0.85
Ab = 0.85 . 321 cm = 273.2 mm
Asmax = 0,75 * Ab
= 0.75 * 273.2 = 204.75 mm
T=C
As1 . fy = 0.85 . fc' . b . Asmax
As1 . 240 = 0.85 . 22.5 . 300 . 204.75
As1 = 4894.80 mm2
* Kekuatan Nominal Penampang
= = 48513352.94 Nmm
Tulangan Tarik
Mn = As . fy (d - )
= As . 240 (450 - )
= - 5.01 As2 + 108000 As
-5.01 As2 108000 As + 33959347.06 = 0
Diperoleh As perlu = 309.98 mm2
A 16 = 201.06 mm2
bal = = 0.0677
max = 0.75 . bal = 0.508
Mn = As . fy (d - )
= As . 240 (450 - )
= - 5.01 As2 + 108000 As
-5.01 As2 108000 As + 14554005.88 = 0
Diperoleh As perlu = 133.92 mm2
A 16 = 201.06 mm2
bal = = 0.0677
max = 0.75 . bal = 0.508
* Tebal Plat = 20 cm
* Pembebanan di tinjau per-satu meter :
1. Beban Hidup (LL) = 2.0 t/m2 * 1 m = 2 t/m
2. Beban Mati (DL) = 0.20 m * 2.4 t/m3 * 1 m = 0.48 t/m
Asumsi : Plat dianggap terjepit Elastis pada ke empat sisinya oleh balok yang
ada (Type II. PBI - 71. hal 203
3.0 m
Ly
= 1
Lx
Ly
3.0 m
Lx
Perhitungan momen :
MLx = + 0.001 * qu * * 21
= + 0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 21
= + 0.7696 tm
MLy = + 0.001 * qu * * 21
= + 0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 21
= + 0.7696 tm
Mtx = -0.001 * qu * * 52
= -0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 52
= -1.905 tm
Mty = -0.001 * qu * * 52
= -0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 52
= -1.905 tm
Data-data :
Mdesain = 1.905 tm = 19050000 Nmm
fc' = 22.5 MPa
fy = 240 MPa
h = 20 cm = 200 mm
d' = 2 cm = 20 mm
Es = 200000 Mpa
b = 750 mm (tinjauan per l m)(untuk daerah tumpuan)
Tulangan Tumpuan
Mu = 1.905 tm = 1.905 . 107 Nmm
Mn = = = 23812500 Nmm
Dicoba dengan tulangan 10 : b = 750 ; h = 200 mm
Selimut beton = 20 mm
d = 200 20 - .10 = 175 mm
A = = 78.53 mm2
Mn = As . fy (d - )
= As . 240 (175 - )
23812500 = 42000 As 2.007 As2
2.007 As2 42000 As + 23812500 = 0
Diperoleh As perlu = 583.21 mm2
As ada= = 628.24
min = = 0.0053
b = ( )( ) = 0.048
ada < min (Tidak Ok) !!!
Dicoba dengan tulangan 10
Data-data :
Mdesain = 0.7696 tm = 7696000 Nmm
fc' = 22.5 MPa
fy = 240 MPa
h = 20 cm = 200 mm
d' = 2 cm = 20 mm
Es = 200000 Mpa
b = 1500 mm (untuk daerah lapangan l )
Tulangan Lapangan
Mu = 0.7696 tm = 0.7696 . 107 Nmm
Mn = = = 9620000 Nmm
Dicoba dengan tulangan 10 : b = 1500 ; h = 200 mm
Selimut beton = 20 mm
d = 200 20 - .10 = 175 mm
A = = 78.53 mm2
Mn= As . fy (d - )
= As . 240 (175 - )
9620000 = 42000 As 1.003 As2
1.003 As2 42000 As + 9620000 = 0
Diperoleh As perlu = 230.31 mm2
As ada= = 235.59
min = = 0.0053
b = ( )( ) = 0.048
ada < min (Tidak Ok) !!!
Dicoba dengan tulangan 10