Anda di halaman 1dari 23

PERENCAAN PELABUHAN

PENENTUAN LOKASI PELABUHAN


Lokasi pelabuhan ditetapkan dengan memperhatikan :

a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e. Luas perairan di muka pelabuhan untuk memutar kapal
f. Keamanan terhadap kebakaran
g. Strategi
h. Pemeriksaan keadaan tanah
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

U a. Arah Angin
Dalam perencanaan ini diasumsikan :

- Arah Angin : dari arah Utara


- Durasi : 1.5 jam
- Kecepatan : 20 km/jam
S

b. Keadaan Tinggi Gelombang


Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal
tidak melakukan bongkar muat. Gelombang / ombak dapat terjadi jika
keadaan yang seimbang dari permukaan air laut mengalami perubahan yang
disebabkan karena antara lain :

- Gerakan kapal
- Gempa bumi
- Letusan gunung berapi
- Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk
diketahui agar dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam
kondisi tenang. Tinggi gelombang yang terjadi dalam kolam diisyaratkan
melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh.

Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar
suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar muat dengan aman.

Tabel 1.1 Maksimum ukuran tinggi gelombang berdasarkan ukuran kapal

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang

1000 DWT Maks 0,2 m

1000 3000 DWT Maks 0,6 m

3000 15000 DWT Maks 0,8 m

Kapal 120/120 (Roll On Roll Off) Maks 0,2 m

Kapal Tanker Maks 1,2 m

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh Soedjono Kramadibrata )

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam
pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Hp = H

(Pers 2.1 Hal 63 Pelabuhan Dr. Ir. Bambang Triatmojo)

Dimana : Hp = tinggi Gelombang pada setiap titik P dalam kolam


pelabuhan (m)

H = tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)

b = lebar pintu masuk (m)

B = lebar kolam pada titik P dalam pelabuhan (m)

D = jarak dari pintu masuk sampai ke titik P (m)

Catatan : Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak


kurang dari 15 m dari mulut.
b

Hp
P
B

Gambar 1.1 Penjelasan rumus 2.1

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Bila ternyata dalam perhitungan Hp > Hijin = 0,6 m, maka perlu


dipasang Break Water agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Break
Water dipengaruhi oleh ombak, berupa :

o Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan


turunnya ombak.
o Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

c. Perbedaan Pasang Surut.


Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan
deklinasi dari benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat
terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air
terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi perlabuhan perlu
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat merusak dasar dan


konstruksi break water.

d. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan.


Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan
pelabuhan perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang
direncanakan adalah pelabuhan umum.

Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :

- Perencanaan dermaga
- Penambahan bangunan-bangunan sipil
- Perluasan pelabuhan
- Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk
pembuatan kapal
- dll.
e. Luas Daerah Perairan Dimuka Pelabuhan Untuk Memutar Kapal.
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang
terbesar yaitu kapal CONTAINER : 20.000 DWT dengan L = 177 m,
jadi :
(Tabel Kerakteristik Kapal, Perencanaan Pelabuhan, Ir. Bambang Triatmojo).

R = 1,5 L (diambil L terbesar)

= 1,5 x 177 m

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

= 265.5 m

D = 2R = 2 x 265.5 = 531 m

f. Keamanan Terhadap Kebakaran.


Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus
dihindari antara lain dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada
tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.

g. Strategi.
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi
ekonomi, tapi perlu pula strategi pertahanan dan keamanan . Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat beberapa sketsa
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna. Perlu


pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.

h. Pemeriksaan Keadaan Tanah


Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan :

o Perencanaan konstruksi pondasi


o Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai
Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara lain
dengan pengeboran (Boring) atau pun Sondir yang dilakukan pada tempat-
tempat tertentu. Dengan demikian dapat diketahui keadaan tanah dasar
termasuk jenis tanah serta sifat tanah dan lapisan-lapisannya.

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak
diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung fetch efektif guna memperoleh
data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang
tersebut.

Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan


angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi
pelabuhan, dengan menggunakan grafik (terlampir).

Cara perhitungan/ pembuatan fetch efektif yaitu :

a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus
yang sejajar arah angin yang ada.
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :


o Garis tersebut akan mengenai daratan
o Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45 dengan garis
sejajar arah angin tersebut, kearah kiri dan kanan.
d) Sudut 45 tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang
sudutnya 5 sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang
berpotongan tegak lurus dari arah angin (Xi).
f) Hitung cosinus sudut tersebut.
g) Buat dalam bentuk tabel.

Catatan :
Jika garis mengenai daratan maka arah anginya akan kembali.
Jika garis tidak mengenai daratan maka angin akan terus.

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Tabel Perhitungan Fetch Efektif

Skala yg digunakan adalah dengan mengikuti skala batang yaitu 1 cm : 1666.667 m

Ri
No. Sudut () Cos Ri . Cos (km)
cm km
1 45 0.707 9 15.0000 10.607
2 40 0.766 10.7 17.8333 13.661
3 35 0.819 11 18.3333 15.018
4 30 0.866 11.2 18.6667 16.166
5 25 0.906 12.3 20.5000 18.579
6 20 0.940 10.9 18.1667 17.071
7 15 0.966 11.2 18.6667 18.031
8 10 0.985 9.8 16.3333 16.085
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

9 5 0.996 0 0.0000 0.000


10 0 1.000 0 0.0000 0.000
11 5 0.996 6.9 11.5000 11.456
12 10 0.985 6.3 10.5000 10.340
13 15 0.966 5.9 9.8333 9.498
14 20 0.940 5.45 9.0833 8.536
15 25 0.906 5.25 8.7500 7.930
16 30 0.866 4.8 8.0000 6.928
17 35 0.819 4.5 7.5000 6.144
18 40 0.766 3.95 6.5833 5.043
19 45 0.707 3.15 5.2500 3.712
JUMLAH = 16.903 = 194.806

Ri . Cos
Fetch Effektif 194.806 11.52524 k
= =
= 174 m
Cos 16.903

a. Tinggi Gelombang (Ho)

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Diketahui : UL = 20 Mph = 8.941

Dari Grafik Hubungan Kecepatan Angin Di Laut Dan Di Darat berikut,


diperoleh :
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Untuk UL = 8.941 maka RL = = 1.185

UW = RL x UL = 1.185 x 8.941 = 10.5951

UA = 0.71 Uw1,23 = 0.71 (10.5951)1,23 = 12.9461

Dengan diperoleh nilai UA, dicari tinggi gelombang (H) dan periode gelombang

(T) dengan menggunakan Grafik Peramalan Gelombang.

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O
PERENCAAN PELABUHAN

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


A N A D O F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I
PERENCAAN PELABUHAN

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Dengan menggunakan Grafik Peramalan Gelombang untuk nilai :

UA = 12.9461 dan Fetch effektif = 11.5252 km diperoleh :

Tinggi Gelombang (Ho) = 0.7167 m


Periode (T) = 3.3077 detik

Ket : UL : kecepatan angin di darat (m/s)

UA : faktor tegangan angin

UW : kecepatan angin di laut (m/s)


F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

RL : perbandingan antara kecepatan angin di laut


dan di darat

Selain berdasarkan UA dan Fetch effektif, perhitungan Ho dan T bisa juga


berdasarkan data UA dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu :

Untuk UA =12.9461 dan durasi 1.5 jam, diperoleh :

Tinggi Gelombang (Ho) = 0.6 m


Periode (T) = 2.933 detik
Dari kedua nilai Ho dan T diatas diambil nilai yang lebih terkecil, sehingga
tinggi dan periode gelombang yang digunakan adalah :

Tinggi Gelombang (Ho) = 0.6 m


Periode (T) = 2.933 detik

Dalam perencanaan pelabuhan, kapal yang digunakan adalah KAPAL CARGO


dan CONTAINER, yaitu 15.000 dan 20.000 DWT. Untuk ukuran kapal 15.000 DWT,
tinggi gelombang maksimum (H ijin) = 0.8 m.

H o=0.6 m< H ijin =0.8 m

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Maka, lokasi pelabuhan TIDAK MEMERLUKAN pemasangan Break Water.

b. Tinggi Gelombang Pecah

Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :


o Periode (T) = 2.933 detik
o Tinggi gelombang (Ho) = 0.6 m
o Panjang gelombang (Lo)
Lo = 1.56 x T2

= 1.56 * (2.933)2 = 13.4199 m 13.5 m

Kedalaman laut pada kontur pertama dari pantai


o Kedalaman (m) = Jarak kontur dari darat
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

5m
= ( 0.1 x 1666.667 ) m = 0.0299 0.03

Tinggi gelombang pecah


Data-data yang ada :
- Tinggi Gelombang (Ho) = 0.6 m
- Dianggap bahwa analisis refraksi memberikan koefisien refraksi K r = 1.05
pada titik dimana gelombang pecah diharapkan terjadi. Sehingga,
Ho = K r x Ho = 1.05 x 0.6 = 0.63 m
- Kelandaian Pantai (m) = 0.03
- Periode (T) = 2.933 detik
Maka,
H 'o 0.63
=0.00747

2
9.81 ( 2.933 )2

H 'o
Dari grafik Penentuan Tinggi Gelombang Pecah, untuk 2

Hb
0.00747 diperoleh nilai 1.08333 . Maka Hb = 1.08333 x 0.63 m
H 'o

= 0.6825 m.

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Hb
Dari grafik Penentuan Kedalaman Gelombang Pecah, untuk 2

db
0.00809 diperoleh nilai 1.19 . Maka db = 1.19 x 0.6825 m =
Hb

0.8122 m.
Dengan demikian,
- Tinggi Gelombang Pecah = 0.6825 m
- Kedalaman Gelombang Pecah = 0.8122 m

c. Energi Gelombang
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.


Rumus :
. g . Ho 2
E=
8

dimana,
E = energi rata-rata (kg/det2 )
= kerapatan massa (1024 kg/m3)
g = gravitasi bumi (9.81 m/det2)
H = tinggi gelombang (Ho)

maka diperoleh :
( 1024 ) ( 9.81 ) (0.6)2
E= 8 = 452.0488 kg/det

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O
PERENCAAN PELABUHAN

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Grafik Penentuan Tinggi Gelombang Pecah

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Grafik Penentuan Kedalaman Gelombang Pecah

PERENCANAAN KONSTRUKSI PELABUHAN


Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan
adalah :

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Karakteristik
No. Bobot Loa (m) Lebar (m) Draft (m)
Kapal
1. Cargo 15.000 DWT 153 22.3 9.3

2. Container 20.000 DWT 201 27.1 10.6


(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triadmojo,
Hal : 37)
Untuk itu, KAPAL CONTAINER dipakai sebagai kapal rencana karena
memiliki draft kapal terdalam dan kapal terpanjang.
Taraf Dermaga (0.5 1.5) m
HWL = 2.85 m

Pasang Surut = 2.0 m


A. Rencana
LWL = 0.85 m Kedalaman Perairan
Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan
Sarat kapal
(draft) menggunakan pelabuhan tersebut. Pada umumnya
Sarat kapalkedalaman air dasar kolam
(draft) = 10.6 m
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

pelabuhan berdasarkan full loaded draft (maksimum draft).


Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman
Clearance (0.8 / ruang
1.5) m bebas (clearance)

sebesar 0.8 1.5 m di bawah lunas kapal. Taraf dermaga ditetapkan antara 0.5
1.5 di atas air pasang sesuai dengan besarnya kapal. (sumber : Perencanaan
Pelabuhan Soedjono Karmadibrata).

Dimensi kedalaman kolam pelabuhan

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Dari data-data kapal terbesar yang direncanakan bertambat :


Container : 20.000 DWT
Panjang : 201 m
Lebar : 27.1 m
Sarat kapal : 10.6 m
Clearance : 1.5 m
Ho: 0.6 m
Kedalaman perairan :
1
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + 3 . tinggi

gelombang
1
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

= {10.6 + 2.0 + 1.5 + ( 3 x 0.6)} m

= 14.3 m

H = 14.3 m

Dermaga

Free Board = 1 m

Elevasi Pengerukan Alur

H = 15.3 m
Jadi, Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 14.3 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 14.3 m + Freeboard = (14.3 + 1) m =
15.3 m

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

B. Lebar Alur Pelayaran


Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani
kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan
lebar terbesar yang akan beroperasi adalah Kapal Container : 20.000 DWT = 27.1
m.

o Menghitung lebar alur untuk 2 jalur


F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Gambar Lebar 2 Alur Pelayaran

Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang


Triadmojo

Lebar Kapal (B) = 27.1 m

Draft = 10.6 m

Panjang Kapal (L) = 201 m

o Untuk lebar arus pelayaran dipakai rumus :


L = 1.5 B + 1.8 B + 1.0 B + 1.8 B + 1.5 B = 7.6 B

L = 7.6 x 27.1 m

L = 205.96 m

o Untuk memutar kapal dipakai rumus :

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

d = 1,5 L = 1,5 ( 201) = 301.5 m

R = 0,75 L = 0,75 (201) = 150.75 m

C. Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal)
dari kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.

Dari data, lokasi pelabuhan memiliki kedalaman 5 m, sedangkan untuk


kedalaman perairan rencana jenis kapal terbesar adalah 15.3 m. Jadi kedalaman
lokasi pelabuhan perlu dikeruk.
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

D. Rencana Tambatan
Panjang Dermaga
Dari data diketahui bahwa ukuran kapal yang akan menggunakan fasilitas
pelabuhan adalah :
a. Cargo : 15.000 DWT
b. Container : 20.000 DWT
Persamaan untuk menentukan panjang dermaga yang diberikan IMO
(International Maritim Organization) yaitu :

Lp = nLoa + (n+1) x 10% x


Loa
Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triadmojo,
Hal 214.

Dimana : Lp = Panjang Dermaga


Asumsi hari kerja :
Loa = Panjang Kapal yang ditambat
1 Tahun = 12 Bulan x 26 hari
n = Jumlah kapal yang ditambat = 312 hari

Tambatan Kapal Cargo : 15.000 DWT


Tonase yang diramalkan / tahun :
Cargo : 15.000 ton / tahun

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Jumlah kapal yang berkunjung / tahun :


15.000 / 15.000 = 1 kapal
Jumlah kapal / hari :
1 / 312 = 0,00321 kapal 1 kapal
Jumlah tambatan :
1 buah

Tambatan Kapal Container : 20.000 DWT


Tonase yang diramalkan / tahun :
Container : 25.000 ton / tahun
Jumlah kapal yang berkunjung / tahun :
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

25.000 / 20.000 = 1.25 kapal 2 kapal


Jumlah kapal / hari :
2 / 312 = 0,00641 kapal 1 kapal
Jumlah tambatan :
1 buah
Sehingga, direncanakan 2 buah tambatan untuk kapal rencana. Maka,
didapat panjang dermaga yaitu :

Lp = nLoa + (n+1) x 10% x Loa


Lp = (2 x 201 m) + [(2+1) x (0.1) x (201 m)]
= 462.3 m
Maka, Panjang
Lebar Dermaga Dermaga yaitu 729 m

Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari


dermaga tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani
pelabuhan / dermaga tersebut.

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Sumber : Bambang Triadmojo, Perencanaan Pelabuhan


Hal 216.

Dimana : a = Lebar apron (min = 3 m)


Untuk lebar apron diambil dengan memperhitungkan dua jalur
kendaraan
yaitu = 20 m
b = Lebar gudang (min = 60 m)
Diambil lebar gudang = 100 m
Bp = Lebar dermaga untuk 1 tambatan
Jadi : Bp = ( 2 x 20 m ) + 100 m = 140 m

Kesimpulan :

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

Panjang Dermaga = 462.3 m


Lebar Dermaga = 140 m

E. Ware House/Transit Shed/Open Storage


Ware House : Gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dalam
jangka
waktu yang lama.
Transit Shed : Gudang yang digunakan untuk manampung barang-
barang yang
sifatnya sementara, karena nantinya barang tersebut masih
akan
diteruskan ketempat yang lain.
F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Open Storage : Gudang untuk menampung barang-barang yang


dianggap tidak
berbahaya dan cukup aman untuk hujan dan terik matahari.

Cargo = 4.000.000 ton /tahun


Direncanakan gudang berupa tanki dengan massa penyimpanan maximum 30
hari.
Liquid cargo = 4.000.000 ton /tahun

Asumsi :

* Jumlah cargo berupa minyak (bahan bakar) dengan berat volume = 2.0 ton

* Direncanakan dibangun 2 buah tanki.

20.000 DWT
* Volume muatan = 2.0 ton = 10.000 m3

3
10.000 m
* Kapasitas 1 buah tanki = 2 = 5.000 m3

* Diameter Tangki = 30 m

Volume tangki ( V )= ( r4 ). D . t
2

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051


PERENCAAN PELABUHAN

8 V 8 x 5.000
TinggiTangki ( t )= 3
= 3
=1.48 m 1.5 m
D 30

Maka, Diperlukan 2 tangki dengan tinggi 1.5 m dan diameter 30 m.


F A K U LT A S T E K N I K - U N I V E R S I T A S S A M R A T U L A N G I M A N A D O

Johanes Patrick Petter Sollar 120 211 051

Anda mungkin juga menyukai