Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN MERCU BENDUNG

( Type Ogee )

Perhitungan Mercu Bendung Type Ogee


Ha = 0,1 m + 33,9
H1=2,1 + 33,8
Hd = 2 m
+ 31,8 1

P= 4,1 z +28,4

+27,7 1,4

GAMBAR 4 . Mercu Bendung Type Ogee +27

Data :
a. Debit banjir rencana (Qr) : 138,2 m3/detik
b. Lebar sungai : 30 m
c. Tinggi muka air banjir rencana (Hd) : 2 m
d. Elevasi mercu : + 31,8 m
e. Elevasi dasar sungai : + 27,7 m
f. Elevasi muka air banjir : + 33,8 m
g. Tinggi pembendungan ( p ) : 31,82 – 27,72 = 4,1 m
h. Nilai Co : 1,3
i. Pilar jembatan : 3 buah @ 1,3 m
j. Pilar bendung : 1 buah @ 1,9 m
k. Pilar pembilas : 1 buah @ 1,5 m
l. Kp : 0,01
m. Ka : 0,1

Menghitung Lebar Effektif (b)

10
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

Q 138,2
V1  B( p  Hd ) = 30(4,1  2) = 0,8 m / dt

2
V1 0,8 2
Sehingga, ha = = = 0,1 m
2g 2 x9,8

Besarnya H1 = Hd + ha = 2 + 0,1 = 2,1 m


Dengan menggunakan grafik dibawah ini, dimana nilai p/H1 = 2 dan H1/Hd =
1,02, didapat C1 = 0,99 dan C2 = 0,99. Dengan demikian nilai Cd = Co. C1.C2 = 1,3
x 0,99 x 0,99 = 1,3  1,5 (diambil nilai 1,5 karena pada perhitungan selanjutnya
sudah terlanjur menggunakan nilai tersebut)

C1= 0,99

Gambar 5. Grafik Koeffisien C1 Sebagai Fungsi Perbandingan p/H1

C2= 0,99

Gambar 6. Grafik Koeffisien C2 Untuk Bendung Mercu Ogee.


Besarnya lebar effektif yang diperlukan :
Q = Cd . 2/3 . ( 2/3 . g )0,5 .b. H11,5

M. HANIF & MEGA KARTIKA 11


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

138,2 = 1,5 . 2/3 . ( 2/3 . 9,81 )0,5 . b. 2,1 1,5


138,2 = 7,8 b
b = 17,7 m
Nilai tersebut adalah lebar effektif dan lebar total bendung dapat dihitung menurut
rumus :
Beff = B’ – 2 (n.Kp + Ka).H1 – b – 0,2.pb
17,7 = B’ – 2 (5 . 0,01 + 0,1).2,1 – (3 . 1,3 + 1,9 + 1,5) – 0,2 . 5
17,7 = B’ – 0,6 – 7,3 – 1
B’ = 26,6 meter
 Bentuk mercu Ogee, menggunakan permukaan hulu 1 : 1, maka persamaannya
adalah sebagai berikut :
X 1,776 = 1,873 . Hd 0,776 . Y
Dengan memasukkan Hd = 2 meter , maka didapat :
X 1,776 = 1,873 . 2 0,776 . Y
X 1,776 = 1,873 . 1,7 . Y
X 1,776 = 3,2 . Y
Y = 0,3 . X 1,776
Dengan memasukkan berbagai nilai X , didapat nilai Y sebagai berikut :
Tabel 6. Perhitungan Nilai Y dan X Untuk Memperoleh Grafik Lengkung
Muka Air

x 0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 2,25 2,50 2,75
y 0,00 0,03 0,09 0,18 0,30 0,45 0,62 0,81 1,03 1,27 1,53 1,81

x 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 4,25 4,50 4,75 5,00 5,25 5,50 5,75
y 2,11 2,43 2,78 3,14 3,52 3,92 4,34 4,77 5,23 5,70 6,19 6,70

Dihulu mercu untuk kemiringan permukaan hulu 1 : 1, terdapat lengkung


mercu satu jari – jari dengan :
r ( jari – jari) : 0,45 . Hd = 0,45 . 2 = 0,9 meter
Jarak : 0,119 . Hd = 0,119 . 2 = 0,2 meter.

M. HANIF & MEGA KARTIKA 12


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Gambar 7. Lengkung Muka Air

M. HANIF & MEGA KARTIKA 13


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

PERENCANAAN MERCU BENDUNG


( Type Ala Indonesia )

Perhitungan Mercu Bendung Type Ala Indonesia


Data :
a. Debit banjir rencana (Qr) : 138,2 m3/detik
b. Lebar sungai : 30 m
c. Tinggi muka air banjir rencana (Hd) : 2 m
d. Ketinggian mercu : + 31,8 m
e. Ketinggian dasar sungai : + 27,7 m
f. Ketinggian muka air banjir : + 33,8 m
g. Tinggi pembendungan ( p ) : 31,82 – 27,72 = 4,1 m
h. Nilai Co : 1,3
i. Pilar jembatan : 3 buah @ 1,3 m
j. Pilar bendung : 1 buah @ 1,9 m
k. Pilar pembilas : 1 buah @ 1,5 m
l. Kp : 0,01
m. Ka : 0,1
n. Jari – jari mercu : 0,9  1 m
o. H1 : 2,1 m

Menghitung lebar effektif :

Dengan jari – jari 1 meter dan tinggi muka air hulu (hd) = 2 meter, dari Grafik di
bawah ini didapat harga q = 6,8 m3/detik untuk setiap meter lebar mercu.

M. HANIF & MEGA KARTIKA 14


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Debit Dan Muka Air Udik Untuk Jari-Jari 1
meter

Q 138,2
Beff = q = 6,8
= 20,3 m

Untuk pintu bilas yang lebarnya 1,5 meter, lebar effektifnya = 0,8 x 1,5 = 1,2
meter, sehingga lebar effektif untuk mercu saja = 20,3 – 1,2 = 19,1 meter.

Menghitung lebar total bendung

Lebar total bendung dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :


Beff  B  2(n.Kp  Ka ).H 1   b  0,2. pb

Beff = B – 2 (n.Kp + Ka). H1 – b – 0,2.pb


B = Beff + 2 (5.0,01 + 0,1).2,03 + {(3.1,3) + 1,9 + 1,5} + 0,2 . 5
= 20,5 + 0,6 + 7,3 + 1
= 29,4
Besarnya lebar total bendung, lebih kecil dari 1,2 x lebar sungai = 1,2 x 30 =
36 meter. Jadi tinggi muka air di hulu yang direncanakan setinggi 2 meter,
memenuhi syarat dan jari – jari mercu diambil 1 meter.

PERENCANAAN KOLAM OLAKAN

M. HANIF & MEGA KARTIKA 15


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

Perhitungan Kolam Olakan Type Vlughter


Data :
a) Lebar kolam olakan : 30 m
b) Tinggi energi (Ha) : 0,1 m
c) Debit banjir rencana (Qr) : 138,2 m3/detik
d) Lebar sungai : 30 m
e) Elevasi mercu : + 31,8 m
f) Elevasi dasar sungai : + 27,7 m
g) Elevasi muka air banjir : + 33,8 m
h) Jari – jari mercu : 0,9  1 m
i) H1 : 2,1 m
j) Elevasi muka air di hilir bendung : + 28,4

Keterangan : Dasar – dasar perencanaan kolam olakan vlughter penjelasannya


ada pada buku “Irigasi dan Bangunan Air II” disusun oleh Ir.
Priyambodo (hal 65 –75).
Perhitungan :
Z  (33,8  0,1)  28,4  5,4m
Qr 138,2
q   5m 2 / det ik
B' 27,8

q2 52
hc  3 3  1,4m
g 9,8

Z 5,4
  3,9
hc 1,4

z
Jika 0,5 ≤ 2,0
hc

Maka rumus yang digunakan : t = 2,4 hc + 0,4 z

z
Jika 2,0 ≤ 15,0 , maka rumus yang digunakan :
hc

t = 3,0 hc + 0,1 z

M. HANIF & MEGA KARTIKA 16


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

hc
a = 0,28hc
z

Nilai Z/hc = 3,9 ; maka nilai t dan a dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
t  3,0.hc  0,1.Z  (3,0.x1,4)  (0,1x5,4)  4,7 m

hc 1,4
a  0,28.hc.  0,28.1.4.  0,2m
Z 5,4

Elevasi kolam olakan = 28,4 – t – a


= 28,4 – 4.7 – 0,2
= 23,5 m
4 z
untuk  10
3 H
maka D = L= R = 1,1.z + 0,6.Hc
1 z 4
untuk  
3 H 3
maka D =L = R = 1,4.z + 0,6.Hc
Karena z/ H1 = 5,4 / 2,1= 2,6 , maka digunakan rumus :
D = (1,1 x 5,4) + (0,6 x 1,4) = 6,8 m

 Kontrol terhadap air loncat :


V1  2.g.1 / 2.H 1  Z 

 2 x9,81x 1 / 2 x 2,1  5.,4 

 11,2m / det ik
Qr 138,2
y1    0,4m
(V1 .b) (11,2 x30)

V1 11,2
Fr    5,1
(9,81x0,489) (9,8 x 0,489)

y2 
y1
2
 1  8.Fr  1  02,4  1  8.5,1  1  2,7m
2 2

 t + a = 4,7 + 0,2= 4,9 m , dan t + a  Y2 maka air loncat agak bergeser ke


hulu sehingga aman.

M. HANIF & MEGA KARTIKA 17


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

 Dari gambar grafik di bawah ini, untuk Fr = 5,1 maka didapat L/ Y2 = 6,1
sehingga L = 6,1 x 2,7 = 16,5 meter.

6,1

Gambar 9. Grafik Panjang Air Loncat

M. HANIF & MEGA KARTIKA 18


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

Perencanaan Kolam Olakan USBR

H1=2,1 m Ha = 0,1 m

Y = 1,4 m

Y2=3m
Y1=0,4 m

Gambar 10. Kolam Olakan USBR

Data :
a. Debit banjir rencana (Qr) : 138,2 m3/detik
b. Lebar sungai (b) : 30 m
c. Elevasi mercu : + 31,8 m
d. Elevasi dasar sungai : + 27,7 m
e. Elevasi muka air banjir : + 35,3 m
f. Jari – jari mercu : 1m
g. Lebar kolam olakan : 30 m
h. Elevasi muka air di hilir : + 28,4 m.
i. Ha : 0,1 m
j. H1 : 2,1 m
k. Hd : 2m

Keterangan : Dasar – dasar perencanaan kolam olakan USBR penjelasannya


ada pada buku “Irigasi dan Bangunan Air II” disusun oleh Ir.
Priyambodo (hal 75-80).

M. HANIF & MEGA KARTIKA 19


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

Perhitungan :
Z  (35,3  0,1)  28,4  7 m

 Kontrol terhadap air loncat :


V1  2.g.1 / 2.H 1  Z 

 2 x9,8.1 / 2 x 2,1  7 

 12,6m / det ik

Qr 138,2
y1    0,4m
(V1 .b) (12,6 x30)

V1 12,6
Fr    5,6
(9,8 x0,489) (9,8 x0,489)

y2 
y1
2
 1  8.Fr  1  02,4  1  8.5,6  1  3m
2 2

 Untuk bilangan Froude sebesar 5,6 maka kolam olakan yang digunakan
adalah USBR Type III. Untuk type ini dilengkapi dengan ambang bergerigi
(dentated sill) dan blok luncur (chute block), untuk mengurangi panjang
kolam olakan. Namun demikian peredaman energi masih mengandalkan air
loncat.
Sedangkan panjang air loncat untuk bilangan Froude 5,6 didapat L/d2 = 2 dari
grafik di bawah, sehingga panjang kolam olakan = 2 x 3 = 6 m.

M. HANIF & MEGA KARTIKA 20


Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II

Gambar 11. Grafik Nilai Fr Untuk USBR Type III

Dibanding dengan panjang air loncat dari Gambar grafik panjang air loncat
untuk Fr = 5,1 maka didapat L/ Y 2 =6,1; sehingga L = 6,1x 2,7 = 16,5 meter.
Ternyata kolam olakan USBR dengan ambang bergerigi dan blok luncur lebih
pendek dari kolam olakan Vlughter.

M. HANIF & MEGA KARTIKA 21

Anda mungkin juga menyukai