Anda di halaman 1dari 30

Bendungan

urugan
Karakteristik bendungan
urugan
 Dibandingkan dengan jenis-jenis lain, maka
bendungan urugan mempunyai
keistimewaan sbb :
 Pembangunannya dapat dilaksanakan
pada harnpir semua kondisi geologi dan
geografi yang dijumpai.
 Selalu dapat dibangun menggunakan
bahan bangunan yang terdapat di
sekitar lokasi calon bendungan.
Beberapa hal tentang bendungan urugan

1. Bendungan urugan mempunyai alas yang luas


sehingga beban harus didukung oleh pondasi per
unit luas menjadi kecil.
Beban yang didukung oleh pondasi adalah berat tubuh
bendungan dan tekanan hidrostatis dari air di dalam waduk. Oleh
sebab itu bendungan urugan dapat dibangun diatas batuan
yang lapuk atau diatas alur sungai yang tersusun dari batuan
sedimen dengan kemarnpuan daya dukung yang rendah asalkan
kekedapannya bisa diperbaiki pada tingkat yang dikehendaki.
2. Bendungan urugan selalu bisa dibangun dengan
mempergunakan bahan yang terdapat di sekitar
lokasi calon bendungan.
3. Dalam pembangunannya bendungan
urugan dapat dilaksanakan secara mekanis
dengan intensitas tinggi. Peralatan yang dipilih
disesuaikan dengan sifat-sifat bahan yang akan digunakan
serta kondisi lapangan pelaksanaan.
4. Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan
di dalam tubuh bendungan, karena tidak dapat
menikuti gerakan konsolidasi dari tubuh bendungan
tersebut.
5. Proses pelaksanaan pembangunannya
sangat peka terhadap pengaruh iklim, lebih-
Iebih pada bendungan urugan tanah dimana
kelembaban optimum tertentu perlu dipertahankan
terutama pada saat pelaksanaan penimbunan dan
pemadatannya
Pembagian bendungan type
urugan
1. Urugan Tanah
1. homogen
2. Urugan Pasir dan kerikil

1. Inti tegak
Bendungan
2. zonal 2. Inti miring
urugan
3. Lapisan kedap air di muka

3. Tirai/sekat
Bendungan urugan homogen
1. Urugan tanah dikenal beberapa jenis :

- Urugan tanah dengan drainase kaki


- Urugan tanah drainase horisontal

- Urugan tanah drainase tegak

- Urugan tanah drainase kombinasi


 Garis freatik pada bendungan tipe urugan homogen
biasanya memotong lereng hilir pada saat air waduk
mencapai elevasi tinggi. Untuk menurunkan garis freatik ini,
perlu dipasang sistim drainase.
 Sistim drainase ini berfungsi untuk mencegah erosi buluh,
penurunan lokal atau keruntuhan pengaruh gaya
perembesan air, dan harus didesain memenuhi kriteria filter.
 Jenis-jenis sistim drainase yang dapat dipilih yaitu :
a) Sistim drainase kaki (toe drain) biasanya dibuat pada
kaki hilir bendungan.
b) Sistim drainase horisontal biasanya dibuat horisontal
dalam tubuh bendungan (lihat Gambar D.1 Lampiran
D).
c) Sistim drainase vertikal (chimney drain) biasanya lebih
komplek dibandingkan sistim drainase di atas dan terdiri
dari bagian vertikal dan bagian horisontal; bagian
vertikal berfungsi sebagai penyerap (interseptor).
d) Sistim drainase kombinasi merupakan sistim drainase
kombinasi a), b) dan c).
 Pemasangan sistim drainase kaki atau horisontal
hanya digunakan untuk bendungan tinggi
kurang dari 25 meter.
 Untuk bendungan dengan tinggi 25 meter
keatas, dipilih drainase vertikal dan harus
dipasang mulai dari pusat bendungan. Hal ini
untuk menurunkan garis freatik secara cepat.
agar tekanan air pori berkurang.
Bila tekanan air pori diperkirakan akan meningkat
sangat tinggi waktu konstruksi, maka dipilih sistim
drainase kombinasi dengan tebal 0,50-1,00 m
dan interval setiap 10,00-15,00 m. Contoh-contoh
sistim drainase dapat dilihat pada Lampiran D
Gambar D.1 (lihat RSNI M-02-2002, Metode
analisis dan cara pengendalian rembesan air
untuk bendungan tipe urugan
 Contoh bendungan urugan homogen
tanah
Bendungan Selorejo merupakan bendungan urugan
tanah yang terdiri dari beberapa lapisan dari
sumber bahan yang berlainan yang terdapat di
sekitar lokasi, agar volume timbunannya terpenuhi
2. Urugan pasir dikenal dalam dua jenis :
- Inti tegak

- Inti miring
Bendungan batu berlapis/
bendungan zonal
A. Lapisan inti kedap air tegak
 Keuntungan :
1. Lebih tahan terhadap rembesan yang sering
terjadi antara lapisan kedap air dan pondasi
2. Lebih stabil, karena dengan volume lapisan
kedap air yang sama, akan mendapatkan inti
yang lebih tebal dibandingkan inti miring.
 Kerugian :
1. Pelaksanaannya terkendala musim (hujan)
2. Memerlukan daya dukung tanah yang baik
 Gambar di atas adalah penampang melintang bendungan
Nurek (Uni Sovyet), tinggi 300 m, merupakan bendungan
tertinggi di dunia nomor 2, panjang puncaknya 704 m,
dengan volume urugan 58 juta m3 digunakan untuk PLTA
dan irigasi.
B. lapisan inti kedap air miring
Keuntungan :
✓ Waktu pelaksanaan lebih cepat karena
lapisan lulus air dan lapisan filter dapat
dikerjakan lebih dahulu meskipun inti
kedap air belum selesai
✓ Pekerjaan pemadatan inti kedap air tidak
terkendala musim/hujan
Kerugian :
✓ Apabila kedalaman pondasi meragukan
dan kalau dalam pelaksanaannya
ternyata harus diperdalam, maka akan
sulit menentukan letak dari sementasi
c. Lapisan kedap air tidak simetris
 Merupakan kombinasi antara inti tegak dan
miring
 Biasanya digunakan apabila tanah liat yang
ada kualitasnya kurang bagus dan terdapat
di daerah gempa sehingga dikhawatirkan
penurunannya akan besar.
 Bendungan Mrica, batu dengan inti
kedap air tidak simetris, tinggi 109m,
setelah elevasi bendungan mencapai
ketinggian 194 m, maka cofferdam
dipotong dan batunya dipakai sebagai
bahan urugan bendungan utama
 Bendungan Itaipu, bendungan batu inti
tidak simetris, tinggi 70 m
Bendungan sekat
Tipe ini banyak dipakai untuk :
 tempat yg banyak batu, pasir atau koral
tapi tanah liatnya sedikit.
 Daerah yang waktu kerja efektifnya
pendek, karena curah hujan yang tinggi
dan lama
 Untuk PLTA tipe pompa, karena tingginya
fluktuasi muka air waduk.
 Bendungan Miyama, bendungan sekat
memakai tirai aspal, tinggi 84m, panjang
puncak 335m, volume urugan 2jt m3,
digunakan untuk irigasi dan PLTA
Kegagalan Bendungan Urugan
1. Overtopping
 Adalah melimpasnya air melalui puncak
bendungan sebagai akibat tidak mampunya
pelimpah membuang kelebihan air banjir
 Gejala ini snagat berbahaya dan dapat
menyebabkan runtuhnya bendungan
 Pencegahan dilakukan dengan perhitungan
lebar spillway yang tepat juga menambah
spillway cadangan jika terjadi kondisi darurat
(banjir abnormal)
2. Gejala pembuluh (piping atau Sufosi)

 Adalah erosi cepat akibart rembesan terpusat


lewat tubuh dan atau pondasi bendungan
 Tanda terjadi piping, lereng sebalh hilir menjadi
basah dan terjadi aliran air yang warnanya keruh.
 Pencegahan agar tidak terjadi piping:
− Bahan Lapisan kedap air harus benar2 bersih dari bahan
organik
− Pemadatan sebaik2nya dan homogen
− Ditambahkan lapisan filter antara lapisan kedap air dan
lapisan batu
3. Sembulan Pasir (sand boil)
 Adalah mengumpulnya pasir atau
bahan berbutir halus sebagai akibat
terjadinya mata air pada bagian hilir
bendungan
 Gejala ini sering terjadi pada bekas
lobang bor
 Jika tidak diperbaiki akan menyebabkan
gejala pembuluh (piping) yang dapat
menyebabkan kegagalan bendungan
 Dapat dicegah dengan pemadatan
tubuh bendungan dengan baik.
4. Liquefaction
 Adalah gejala yang terjadi pada pondasi tanah
berbutir kecil missal pasir, yang jenuh air dan
secara tiba-tiba diguncang oleh kekuatan dari
luar seperti gempa
 Gejala ini sangat berbahaya dan dapat
menyebabkan amblasnya bendungan
 Dapat dicegah dengan pemadatan tanah
pondasi dengan sebaik-baiknya

5. Longsoran lereng
 Longsoran lereng dapat terjadi pada lereng hulu
maupun hilir bendungan. Bisa karena fluktuasi
muka air waduk atau karena pemadatan tubuh
timbunan yang kurang baik
 Longsoran lereng dapat dicegah dengan
mendesain kemiringan lereng yang tepat sesuai
bahan pembuat tubuh bendungan serta
pemadatan tubuh bendungan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai