Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

IRIGASI CURAH (SPRINKLER)

DISUSUN OLEH :
1. M SULTAN AULIA P F1A016112
2. M TUNGKIDJANI F1A016113
3. M YUWAN FANANI F1A016114
4. NADIA APRILESTARI F1A016115
MATERI

1 Pengertian Irigasi Curah atau


Sprinkler
2 Komponen Irigasi Curah

3 Jenis-jenis Irigasi curah

4 Tahapan Perencanaan Irigasi


Curah

5 Contoh Perhitungan
1 Pengertian Irigasi Curah atau Sprinkler
Irigasi secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam– tanaman.
Pemberian air irigasi dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan penggenangan
(flooding); (2) dengan menggunakan alur, besar atau kecil; (3) dengan menggunakan
air di bawah permukaan tanah melalui sub irigasi, sehingga menyebabkan permukaan
air tanah naik; (4) dengan penyiraman (sprinkling); atau dengan sistem cucuran
(trickle) (Hansen, 1986).

Sistem irigasi sprinkler merupakan salah satu alternatif metode pemberian air
dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan
(surface irrigation). Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara
menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan.
Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau
nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan.
2 Komponen Irigasi Curah
Komponen penyusun irigasi curah adalah (Prastowo, 2002):

Sumber energi untuk


01 Sumber air irigasi 02 03 Jaringan pipa
pengairan
dapat berasal dari
dapat berasal dari gravitasi, terdiri dari:
mata air, sumber air pemompaan pada a) Lateral
yang permanen sumber air, atau b) Manifold
(sungai, danau, dan penguatan tekanan c) Valve line
sebagainya), sumur, dengan d) Supply line
atau suatu sistem menggunakan pompa
suplai regional penguat tekanan
(booster pump).
Pengertian Masing-Masing Jenis Jaringan Pipa

a) Lateral, yaitu pipa yang merupakan tempat diletakannya pencurah. Pipa lateral
biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap
potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi dengan quick coupling untuk
mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan melepas pipa.

b) Manifold, yaitu pipa yang merupakan tempat dihubungkannya pipa lateral.

c) Valve line, yaitu pipa yang merupakan tempat diletakannya katup air.

d) Supply line, yaitu pipa yang menyalurkan air dari sumber air.
Skema Umum Jaringan Irigasi Curah
Pipa manifold dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah,
dapat pula berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain. Pipa beton tidak
cocok untuk tekanan tinggi. Untuk pipa manifold yang berpindah, pipa biasanya
terbuat dari almunium. Sedangkan untuk pipa manifold yang ditanam, umumnya
dipasang pada kedalaman 0,75 m di bawah permukaan tanah. Pipa manifold
berdiameter antara 75 – 200 mm. Pipa lateral berdiameter lebih kecil dari pipa
manifold, umumnya lateral berdiameter 50 – 125 mm. Pipa lateral biasanya tersedia
di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap potongnya. Jenis pipa
yang biasa digunakan baik sebagai pipa lateral, manifold, maupun pipa utama antara
lain GIP, PVC, PE, dan Alumunium.
Sistem irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman kecuali
padi dan yute, pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi tidak cocok untuk tanah
bertekstur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm/jam dan atau kecepatan
angin lebih besar dari 13 km/jam (Keller, 1990)
Natural Resources Conservation Service (NRCS) dari Idaho mengklasifikasikan sistem irigasi curah
berdasarkan tekanan operasional pencurah yang digunakan. Klasifikasi tersebut disajikan pada Tabel 2.
Sedangkan Hansen, et al (1979) mengklasifikasikan sistem irigasi sprinkler berdasarkan tekanan operasional
unit pompa yang digunakan. Klasifikasi tersebut disajikan pada tabel 3.
3 Jenis-jenis Irigasi Curah
Sistem berputar (rotating head pipa berlubang (perforated pipe Sistim Berpindah (portable system)
system). system)

Sprinkler ini umumnya Terdiri dari pipa berlubang-


disambung dengan suatu pipa 1. Sistem berpindah manual
lubang, biasanya dirancang untuk 2. Sistem berpindah dengan
peninggi (riser) berdiameter 25 tekanan rendah antara 0,5 -2,5
mm yang disambungkan mesin
kg/cm2, sehingga sumber
dengan pipa lateral. Alat tekanan cukup diperoleh dari
pemukul sprinkler bergerak tangki air yang ditempatkan pada
karena adanya gaya impulse ketinggian tertentu (Gambar 4).
dari aliran jet semprotan air, Semprotan dapat meliput selebar
kemudian berbalik kembali 6 - 15 meter. Cocok untuk
karena adanya regangan tanaman yang tingginya tidak
pegas. lebih dari 40 - 60 cm.
Pengertian Masing-Masing Sistem Berpindah
1. Sistem berpindah manual
Sistim ini terdiri dari sebuah pompa,
pipa utama, lateral dan sprinkler
putar. Lateral tetap di suatu posisi
sampai irigasi selesai. Pompa
dihentikan dan lateral dilepaskan dari
pipa utama dan dipindahkan ke posisi
lateral berikutnya. Bila irigasi satu
blok lahan telah selesai, keseluruhan
sistim (lateral, pipa utama dan
pompa) dipindahkan ke blok lahan
lainnya
2. Sistem berpindah dengan mesin
Pada sistem ini, pipa lateral selain
untuk mengalirkan air digunakan juga
sebagai poros roda berdiameter 1,5 ~
2,0 m. Roda ditempatkan pada jarak 9
~ 12 m sehingga lateral dapat mudah
didorong dari satu setting irigasi ke
setting lainnya dengan menggunakan
tenaga gerak motor bakar
4 Tahapan Perencanaan Irigasi Curah
Untuk merancang bangun suatu sistem irigasi curah, disarankan untuk mengikuti
prosedur sebagai berikut:

1. Kumpulkan informasi/data mengenai tanah, topografi, sumber air, sumber tenaga, jenis
tanaman yang akan di tanam dan rencana jadwal tanam
2. Penentuan kebutuhan air irigasi :
a. Prediksi jumlah atau kedalaman air irigasi yang diperlukan pada setiap pemberian air
b. Tentukan kebutuhan air irigasi: puncak, harian, musiman atau tahunan
c. Tentukan frekuensi atau interval irigasi
d. Tentukan kapasitas sistem yang diperlukan
e. Tentukan laju pemberian air yang optimal
3. Desain sistem :
a. Tentukan spasing, debit, ukuran nozle dan tekanan operasi dari sprinkler pada kondisi laju
pemberian air yang optimal serta jumlah sprinkler yang dioperasikan
secara bersamaan
b. Desain tata-letak dari sistem yang terbaik yang memenuhi (a)
c. Bila diperlukan lakukan penyesuaian (adjusment) dari (2) dan (3a)
d. Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa lateral
e. Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa utama
4. Penentuan pompa :
a. Tentukan total tenaga dinamik (TDH) yang diperlukan
b. Tentukan pompa yang sesuai dengan debit dan TDH yang diperlukan
Contoh Perhitungan Irigasi Curah
Tentukan rancang bangun sistim irigasi sprinkler berpindah untuk lahan seluas 16,2 ha. Laju pemberian
maksimum = 15 mm/jam, laju pemberian 58 mm selama 8,1 hari atau seluas 2 ha per hari. Kecepatan
angin = 6,7 km/jam, Ha = 276 kPa, Hj = 1,0 m, He = 0,6 m, Hs = 5,0 m, Hr = 0,8 m, NPSH = 2,0 m,
Sl = 12 m dan Sm = 18 m. Variasi tekanan di lateral yang diijinkan = 20 % dari tekanan rata-rata.
Sumur terletak di tengah lahan.
5 Contoh Perhitungan Irigasi Curah
Contoh Perhitungan Irigasi Curah
Penyelesaian:

Tata letak dari sprinkler, lateral dan pipa utama adalah seperti Gambar 40 berikut.
Contoh Perhitungan Irigasi Curah
Asumsi bahwa sprinkler pertama berjarak 12 m dari pipa utama, maka jumlah sprinkler per
lateral = (201.2 – 12)/12 = 15,8 , dibulatkan menjadi 16 buah

Asumsi bahwa lateral pertama berjarak 12 m dari sisi, maka jumlah lateral = (402,5 – 12)/18 =
21,7 , dibulatkan menjadi 22 buah.

(1) Jumlah lateral yang beroperasi per hari : (2,0 ha x 10000 m2/ha)/(16 x 12 m x 18 m) = 5,8 ,
dibulatkan menjadi 6 buah lateral

Untuk menekan jumlah lateral yang dipindahkan, maka dapat dipilih 2 buah lateral yang
beroperasi bersamaan dan dipindahkan 3 kali per hari.
Contoh Perhitungan Irigasi Curah
(2) Sprinkler :

Debit per sprinkler Q = (12 m x 18 m x 15 mm/hr x 10000 cm2/m2)/(10 mm/cm x 100 cm3/lt x
3600 det/jam) = 0,9 lt/det
Debit per lateral = 16 x 0.9 = 14,4 lt/det
Debit per operasi = kapasitas sistem = 2 x 14,4 = 28,8 lt/det

Dari Tabel 11.4, dengan Ha= 276 kPa dan debit 0,9 lt/det, sprinkler yang sesuai adalah yang
berukuran 6,35 mm x 3, 97 mm dengan diameter pembahasan 31 m.

Kecepatan angin 6 km/jam :


diameter pembasahan sprinkler sepanjang lateral = 12/0,45 = 27 m . diameter pembahasan
sprinkler antar lateral = 18/0,69 = 30 m . Keduanya < 31 m, maka sprinkler dapat digunakan.
Contoh Perhitungan Irigasi Curah
(3) Pipa lateral dan utama
 
Kehilangan tekanan di lateral yang diijinkan = 0,20 x 276 = 55,2 kPa = 55,2/9,8 = 5,6 m
Kehilangan tekanan karena gesekan saja = 5,6 – He = 5,6 – 0,6 = 5,0 m
Kehilangan tekanan di pipa utama yang diijinkan = 0,41/10 x 189 = 7,7 m
Dengan persamaan /11.15/ hitung kehilangan tekanan pada pipa lateral (192 m) dan pipa utama
(189 m) untuk pipa 76,2 mm, 101,6 mm dan 127,0 mm. Nilai F untuk 16
sprinkler = 0,38

Dipilih pipa lateral yang berdiameter 101,6 mm (3,2 m < 5,0 m) dan pipa utama yang
berdiameter 127,0 mm (2,7 < 7,7)
Contoh Perhitungan Irigasi Curah
(4) Tekanan yang diperlukan pada pangkal lateral terjauh

Hn = (276/9,8) + 0,75(3,2) + 0,6(0,6) + 0,8 = 31,8 m

(5) Kapasitas pompa

Ht = 31,8 + 2,0 + 2,7 + 1,0 + 5,0 = 42,5 m


Thank You

Anda mungkin juga menyukai