Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH SAMPING

(SIDE CHANNEL SPILLWAY)


BENDUNGAN BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH
PROVINSI SULAWESI BARAT

Warid Muttafaq1, Mohammad Taufik2, Very Dermawan2


1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
e-mail: waridmuttafaq@gmail.com

ABSTRAK
Perencanaan bangunan pelimpah Bendungan Budong-Budong merupakan salah satu kajian penting
dari perencanaan Bendungan Budong-Budong. Tahapan awal studi ini adalah merencanakan bangunan
pelimpah yang sesuai dengan pertimbangan topografi, hidrologi, dan hidrolika. Selanjutnya adalah
menganalisa mengenai stabilitas ambang pelimpah dan dinding penahan yang ditinjau dari stabilitas
guling, geser, dan daya dukung tanah. Dalam studi juga akan menganalisa mengenai perencanaan
konstruksi beton bertulang.
Dari hasil studi didapatkan hasil analisa berupa desain pelimpah samping dengan perencanaan
hidrolika pelimpah yang telah memenuhi untuk kondisi Q100th, Q1000th, QPMF. Selanjutnya merencanakan
bentuk dinding penahan yaitu menggunakan dinding penahan tipe gravity wall. Selanjutnya analisa
berupa stabilitas guling dan daya dukung tanah pada ambang pelimpah dan dinding penahan telah
memenuhi persyaratan. Daya dukung tanah pada ambang pelimpah dan dinding penahan dapat menahan
tegangan yang terjadi pada bangunan. Pada konstruksi ambang pelimpah dan dinding penahan
direncanakan menggunakan beton f’c = 25 Mpa dan baja tulangan dengan fy = 400 Mpa.

Kata kunci: pelimpah samping, dinding penahan, dan beton bertulang.

ABSTRACT
Spillway planning of Budong-Budong Dam is one of the important studies of Budong-Budong Dam
planning. The initial stage of the study is planing the appropriate spillway construction related to
topography, hydrology and hydraulics. The next step is analyzing the stability of spillway and retaining
walls from overturning, shear and bearing capacity. This study will also analyze the planning of
reinforced concrete.
The result of the analysis showed that the side channel spillway which designed through hydraulic
planning has met the condition for Q100th, Q1000th, QPMF. Furthermore, planning of retaining wall using
gravity wall type. Moreover, the analysis of overturning stability and bearing capacity for the spillway
and retaining walls have met the requirements. However, the bearing capacity of spillway and retaining
walls can overcome the stress of the building. The construction of spillway and retaining walls are
planned to use of concrete with f'c = 25 MPa and steel reinforcement with fy = 400 Mpa.

Keywords: side channel spillway, retaining wall, reinforced concrete.


1. PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan
Latar Belakang Studi ini mempunyai tujuan untuk
Kabupaten Mamuju Tengah sebagai merencanakan bangunan pelimpah yang
sebuah daerah otonomi baru di Provinsi sesuai dan memenuhi syarat secara teknis,
Sulawesi Barat yang mengalami tingkat berupaya mancari kondisi hidrolik yang
pertumbuhan penduduk sebesar 2,62% paling efektif sesuai dengan tata letak
pada tahun 2014 sampai 2015. Sehingga bendungan/pelimpah, hidrologi, hidrolika,
mengakibatkan jumlah kebutuhan akan topografi, geologi, dan morfologi sungai
sumber daya air menjadi meningkat. Guna di hilir rencana peredam energi (escape
memenuhi kebutuhan tersebut, maka channel). Melakukan analisa mengenai
dibutuhkan pembangunan sebuah sarana stabilitas konstruksi bangunan ambang
dan prasarana sumber daya air yaitu pelimpah, dinding penahan pelimpah
bendungan. Secara teknis komponen- samping, dinding penahan saluran transisi,
komponen utama bendungan terdiri dari dinding penahan saluran peluncur, dan
tubuh bendungan (main dam), bangunan dinding penahan peredam energi pada
pengambilan (intake), dan bangunan Bendungan Budong-Budong.
pelimpah (spillway). Pelimpah merupakan
bangunan pelengkap artinya bangunan 2. TINJAUAN PUSTAKA
beserta instalasinya yang memungkinkan Analisa Hidrolika
beroperasinya bendungan dengan baik. 1. Ambang Pelimpah
Dalam proses perencanaan bangunan Rumus debit yang melewati ambang
pelimpah kita perlu memperhatikan pelimpah dengan penampang segi empat
beberapa aspek, yaitu geologi, topografi, dapat dihitung dengan menggunakan
dan hidrolika. Oleh karena itu perlu rumus (Sosrodarsono, 1977:181).
dilakukan kajian untuk merencanakan 3
𝑄 = 𝐶. 𝐿𝑒𝑓𝑓 . 𝐻𝑑 2
bangunan pelimpah Bendungan Budong-
Budong. dengan:
Q = debit (m3/dt)
C = koefisien debit
Identifikasi Masalah
Pelimpah (spillway) merupakan salah Leff = lebar efektif ambang (m)
satu bangunan pelengkap dari suatu Hd = tinggi tekan di atas ambang (m)
bendungan, pelimpah mempunyai peran 2. Koefisien Debit
yang sangat penting sebagai fungsinya Koefisien debit juga dapat ditentukan
untuk pengamanan terhadap bahaya air berdasarkan rumus empiris Iwasaki,
banjir yang melimpas di atas bendungan rumus ini hanya berlaku untuk tipe standar
(overtopping). Oleh sebab itu perencanaan (Sosrodarsono, 1977:182).
pelimpah harus direncanakan dengan 𝐻𝑑 0,99
𝐶𝑑 = 2,200 − 0,0416 ( )
mempertimbangkan berbagai aspek teknis 𝑃
yang ada. Ada beberapa pertimbangan ℎ
1 + 2𝑎 (𝐻 )
teknis yang perlu diperhatikan, yaitu 𝑑
𝐶 = 1,6
lintasan jalur rencana as pelimpah harus di ℎ
1 + 𝑎 (𝐻 )
upayakan berada di atas tanah asli bukan 𝑑
tanah timbunan, selain itu perencanaan dengan:
bangunan pelimpah harus sesuai dengan C = koefisien limpahan untuk semua
pedoman perencanaan teknis yang ada, tinggi tekan
sehingga diperlukan adanya perhitungan Cd = koefisien limpahan untuk tinggi
yang tepat dan perencanaan yang aman tekan rencana
sesuai kriteria desain hidrologi, hidrolika, h = tinggi air di atas mercu ambang
dan geoteknik. (m)
Hd = tinggi tekan rencana di atas
mercu ambang (m)
P = tinggi ambang (m) digambarkan sebagai berikut (Anonim,
a = konstanta diperoleh pada saat 1999:23):
h = Hd, yang berarti C = Cd 𝑄1 (𝑉1 + 𝑉2 ) 𝑞. 𝑉2 . ∆𝑥
3. Bentuk Ambang Pelimpah ∆ℎ = (∆𝑣 + )
𝑔(𝑄1 + 𝑄2 ) 𝑄
Pada studi kali ini digunakan ambang dengan:
pelimpah OGEE Tipe 1 (Tipe tegak). ∆ℎ = kenaikan tinggi air pada jarak
∆𝑥
Q1 = debit dipotongan bagian hilir
Q2 = debit dipotongan bagian hulu
V1 = kecepatan rata-rata dipotongan
bagian hilir
V2 = kecepatan rata-rata dipotongan
bagian hulu
q = debit persatuan lebar
∆𝑉 = V1-V2
Gambar 1. Profil ambang tegak g = percepatan gravitasi
Sumber : Chow (1997:330) 5. Saluran Transisi
Berdasarkan metode U.S. Army Corps Perhitungan hidrolika pada saluran
of Engineers telah menyusun beberapa transisi mengkondisikan aliran di ujung
bentuk baku untuk pelimpah, dinyatakan saluran transisi adalah subkritis dan di
berdasar lengkung Harrold : hilir kritis sesuai dengan rumus kekekalan
𝑋 𝑛 = 𝐾. 𝐻𝑑 𝑛−1 𝑌 energi sebagai berikut (Masrevaniah,
dengan: 2012:52):
X = absis 𝑉𝐵 2 𝑉𝐶 2
Y = ordinat 𝑍 + 𝑌𝐵 + = 𝑌𝐶 + +
2𝑔 2𝑔
K, n = parameter (tergantung 𝐾 ( 𝑉𝐵 2 − 𝑉𝐶 2 )
+ ℎ𝑓
kemiringan muka pelimpah 2𝑔
bagian hulu) dengan:
Hd = tinggi tekan rencana Z = beda tinggi titik B dan C
Tabel 1. Nilai K dan n YB = tinggi aliran di titik B (ujung
Kemiringan muka hulu transisi)
K n VB = kecepatan air di titik B (ujung
hulu
Tegak 2,000 1,850 hulu transisi)
3:1 1,936 1,836 YC = kedalaman kritis di titik C
3:2 1,939 1,810 (ujung hilir transisi)
VC = kecepatan kritis di titik C (ujung
3:3 1,873 1,776
hilir transisi)
Sumber: Chow, 1997:330
K = koefisien kehilangan tinggi
4. Saluran Samping
akibat perubahan penampang (0,1
Perhitungan tinggi permukaan air
– 0,2)
pada pelimpah samping tergantung pada
hf = kehilangan tinggi tekan akibat
persamaan pergerakan aliran, dengan
gesekan
meninjau dua buah penampang melintang
6. Saluran Peluncur
saluran dengan jarak sependek mungkin.
Untuk menentukan profil muka air
Momentum pada ujung hulu ditambahkan
pada saluran peluncur dapat digunakan
dengan kenaikan momentum yang timbul
metode kekekalan energi, untuk saluran
sepanjang jarak potongan tersebut akan
yang cukup panjang perhitungan bisa
mempunyai nilai sama dengan momentum
dilakukan secara bertahap dengan jarak
yang terjadi pada bagian ujung dari
tertentu dengan rumus sebagai berikut
potongan hilir, sehingga persamaannya
(Masrevaniah, 2012:55):
𝑉1 2 𝑉2 2 Pembetonan dan Penulangan pada
𝑍 + 𝑌1 + = 𝑍2 + 𝑌2 + + ℎ𝑓 Konstruksi
2𝑔 2𝑔
7. Peredam Energi Ambang pelimpah dan dinding
Bangunan peredam energi yang penahan pada studi ini direncanakan
cocok digunakan untuk aliran dengan menggunakan tipe gravity wall dengan
tekanan hidrostatis yang tinggi dan debit mutu beton f’c = 25 MPa, tebal selimut
yang besar (q > 45 m3/dt/m, tekanan beton 100 mm, untuk mutu baja
hidrostatis > 60 m dan bilangan Froude > digunakan fy = 400 MPa.
4,5) adalah kolam peredam energi tipe II.
3. METODE PENELITIAN
Lokasi Studi
Lokasi Bendungan Budong-Budong
terletak di Desa Salulebo, Kecamatan
Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
Secara geografis lokasi Bendungan
Budong-Budong terletak pada 20 01' 06"
LS dan 1190 27' 16" BT.

Data-Data yang Dibutuhkan


Data-data yang diperlukan antara lain
Gambar 2. Peredam energi datar tipe II data peta topografi, data debit banjir
Sumber : Sosrodarsono (1977 : 218) rancangan, data mekanika tanah dan
geologi.
Analisa Stabilitas Konstruksi
Stabilitas terhadap guling dihitung Tahapan Studi
dengan menggunakan rumus (Soedibyo, 1. Perencanaan dimensi ambang
1993:105) : pelimpah
SF = Mv  1,5 2. Analisa hidrolika
Mh
3. Analisa stabilitas
dengan:
4. Analisa beton bertulang
SF = angka keamanan (safety factor)
Mv = momen tanah vertikal (t.m)
Mh = momen horizontal (t.m) 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Untuk keadaan normal digunakan SF > Analisa Hidrolika
1,50 sedangkan untuk keadaan gempa SF 1. Profil Ambang Pelimpah
>1,20. Untuk profil ambang pelimpah
Stabilitas terhadap geser (sliding) direncanakan menggunakan debit outflow
dihitung dengan menggunakan rumus maksimum Q1000th.
(Sosrodarsono, 1994:217) : Qo1000th : 208,01 m3/dt
SF = v. f
L : 60 m
H Hd : 1,370 m
dengan: Hc : 1,070 m
SF = angka keamanan 1:Z, Z : 0,7
v = jumlah gaya vertikal (ton) Perencanaan profil ambang pelimpah
H = jumlah gaya horizontal (ton) menggunakan OGEE Tipe 1 dengan
f = koefisien gesekan perhitungan sebagai berikut :
Untuk keadaan normal digunakan SF > R2 = 0,2 Hd = 0,274 m
1,50 sedangkan untuk keadaan gempa SF Jarak R2 = 0,282 Hd = 0,386 m
>1,20. R1 = 0,5 Hd = 0,685 m
Jarak R1 = 0,175 Hd = 0,240 m  Elevasi dasar saluran samping hilir =
Perhitungan lengkung Harrold : +62,50
𝑥1,85 = 2. 𝐻𝑑0,85 . 𝑦  Yc = 3,47 m
Maka Y = 0,383. X1,85  n = 0,014
Y’ = 0,708. X0,85 Untuk menghitung tinggi muka air pada
Titik awal melalui gradient : saluran samping menggunakan kondisi
Misal Y’ = 1/Z tinggi muka air pada hulu saluran transisi,
Y’ = 1/0,7 profil muka air pada saluran samping
= 1,4286 dihitung menggunakan Q1000th yang
Y’ = 0,708. X0,85 kemudian dikontrol dengan QPMF.
1,4286 = 0,708. X0,85 3. Perhitungan Saluran Peluncur
X0,85 = 2,018 Untuk menghitung profil muka air
X = 2,285 pada saluran peluncur digunakan rumus
Y = 0,383. X1,85 persamaan energi dengan menggunakan
Y = 1,764 debit Q1000th yang kemudian dikontrol
Maka koordinat titik akhir kurva (2,285 ; menggunakan debit QPMF. Berikut ini
1,764), untuk koordinat titik-titik kurva merupakan kondisi perencanaan saluran
diperoleh Y = 0,383. X1,85. peluncur :
2. Perhitungan Saluran Samping dan  Q1000th =208,01 m3/dt
Saluran Transisi  Tinggi muka air kritis di hulu saluran
Untuk menentukan dimensi dan peluncur (hc) = 3,22 m
bentuk dari saluran samping dapat  Elevasi dasar saluran di hulu saluran
menggunakan rumus Juliand Hinds, peluncur = +62,50 m
sebagai berikut:  Lebar dasar = 11 m
𝑄𝑥 = 𝑞. 𝑥  n = 0,014
𝑣 = 𝑎. 𝑥 𝑛 Perhitungan profil muka air dilakukan
𝑛+1
𝑦= ℎ𝑣 sepanjang 110 meter dengan membagi
𝑛 saluran menjadi 11 pias.
Dengan menggunakan Q1000th, dari
4. Perhitungan Peredam Energi
perhitungan diatas maka didapatkan nilai
Sebelum menuju ke sungai, aliran air
“n” dan “a” sebagai berikut:
dari peredam energi akan melewati
n = 0,50
saluran akhir terlebih dahulu. Dengan
a = 0,50
mempertimbangkan kondisi keamanan
Setelah angka koefisien “a” dan “n”
sungai terhadap terjadinya gerusan, maka
didapatkan, kemudian perhitungan dapat
pada saluran akhir direncanakan terjadi
dilanjutkan dengan menentukan dimensi
aliran sub kritis. Agar terjadi aliran sub
dan bentuk dasar dari saluran. Selanjutnya
kritis pada saluran akhir, maka slope
akan didapatkan elevasi dasar saluran
(kemiringan) pada saluran akhir tidak
secara teoritis yang nantinya elevesi dasar
boleh melebihi kemiringan kritis. Oleh
tersebut akan disesuaikan dengan elevasi
karena itu kemiringan kritis dapat dihitung
dasar rencana.
dengan menggunakan desain ketinggian
Perhitungan hidrolika saluran transisi
air kritis pada debit outlfow Q100th.
menggunakan rumus persamaan energi.
 Debit outflow maksimum (Q100th) =
Kemudian merencanakan kondisi saluran
189,88 m3/dt
transisi sebagai berikut:
 Lebar dasar saluran = 11 m
 Q1000th =208,01 m3/det
 Koefisien kekasaran Manning
 Btransisi = 11 m
(pasangan batu kali) = 0,025
 Panjang = 80 m
 Slope = 0,001
 Slope =0
Peredam energi direncanakan dengan Sehingga direncanakan menggunakan
menggunakan debit Q100th yang kemudian Kolam Olak USBR tipe II (q > 45
dikontrol menggunakan debit Q1000th. Dari m3/dt/m, V > 18 m/dt, Fr > 4,5).
hasil analisa tersebut, maka didapatkan
nilai sebagai berikut:
 Debit per satuan lebar saluran q =
17,26 m3/dt/m
 Kecepatan aliran di akhir sal peluncur
V = 20,10 m/det
 Bilangan Froude di akhir sal peluncur Gambar 3. Detail peredam energi USBR
F1 = 7,43 Tipe I

Gambar 4. Denah pelimpah samping Bendungan Budong-Budong


Analisa Stabilitas Dinding penahan saluran transisi: 50,95
Perhitungan daya dukung izin tanah ton/m2
pada ambang pelimpah berdasarkan data Dinding penahan saluran peluncur: 51,66
SPT adalah sebagai berikut: ton/m2
NKoreksi = 15 + ½ (N’ -15) Dinding penahan peredam energi: 48,77
= 15 + ½ (50 – 15) ton/m2
= 32,5
Menurut Bowles, persamaan di atas Tabel 2. Rekapitulasi Stabilitas Guling
dinaikkan kurang dari 50% nya, dan dan Geser pada Ambang Pelimpah
karena lebar pondasi  1,2 m (Lebar
Angka keamanan Angka keamanan
pondasi ambang pelimpah (B) = 8,4 m. No. Tinjauan analisa stabilitas
terhadap guling terhadap geser
Maka diberikan faktor kedalaman pondasi
(Kd). Untuk kedalaman pondasi ambang SF Guling SF Geser
pelimpah (D) sebesar 6,8 m. sehingga
perhitungan daya dukung ijin netto)adalah A Tinjauan kondisi normal ( SF >= 1,5 ) ( SF >= 1,5 )
sebagai berikut : 1 Saluran keadaan kosong 16.89 aman 8.72 aman
2 Saluran keadaan penuh 6.55 aman 4.26 aman
𝐵+0,3 2
𝑞𝑎 = 12,5𝑁𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 ( 𝐵 ) 𝐾𝑑 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 11.07 aman 34.12 aman
= 523,89 kN/m2 = 52,39 ton/m2 B Tinjauan kondisi gempa ( SF >= 1,2 ) ( SF >= 1,2 )
1 Saluran keadaan kosong 2.99 aman 1.39 aman
Kemudian dengan cara yang sama
2 Saluran keadaan penuh 2.19 aman 1.03 tidak aman
didapatkan hasil untuk dinding penahan 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 1.54 aman 0.81 tidak aman
sebagai berikut:
Dinding penahan saluran samping: 47,35
ton/m2
Tabel 3. Rekapitulasi Eksentrisitas pada Tabel 6. Rekapitulasi Eksentrisitas pada
Ambang Pelimpah Dinding Penahan
Kontrol
Kontrol Eksentrisi
No. Tinjauan analisa stabilitas L/6 Eksentrisi
Eksentrisi tas
No. Tinjauan analisa stabilitas L/6 Eksentrisi tas
tas e
tas
Dinding Penahan Saluran Samping
e A Tinjauan kondisi normal e < L/6
1 Saluran keadaan kosong 0.84 1.50 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000t h 0.82 1.50 OK
A Tinjauan kondisi normal e < L/6 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 0.95 1.50 OK
1 Saluran keadaan kosong 0.41 1.40 OK B Tinjauan kondisi gempa e < L/6
2 Saluran keadaan penuh 0.05 1.40 OK 1 Saluran keadaan kosong 1.43 1.50 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 2.10 1.50 NO
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 0.19 1.40 OK 1000t h

3 Saluran keadaan banjir Q PMF 2.10 1.50 NO


B Tinjauan kondisi gempa e < L/6 Dinding Penahan Saluran Transisi
1 Saluran keadaan kosong 0.94 1.40 OK A Tinjauan kondisi normal e < L/6
1 Saluran keadaan kosong 0.18 0.77 OK
2 Saluran keadaan penuh 1.47 1.40 NO
2 Saluran keadaan banjir Q 1000t h 0.33 0.77 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 2.50 1.40 NO 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 0.81 0.77 NO
B Tinjauan kondisi gempa e < L/6
1 Saluran keadaan kosong 0.88 0.77 NO
Tabel 4. Rekapitulasi Daya Dukung 2 Saluran keadaan banjir Q 1000t h 1.05 0.77 NO
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 0.80 0.77 NO
Tanah pada Ambang Pelimpah Dinding Penahan Saluran Peluncur
Kontrol A Tinjauan kondisi normal e < L/6
Daya 1 Saluran keadaan kosong 0.30 0.62 OK
Tegangan Tegangan Tegangan dukung 2 Saluran keadaan banjir Q 1000t h 0.27 0.62 OK
No. Tinjauan analisa stabilitas
maks min ijin 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 0.30 0.62 OK
B Tinjauan kondisi gempa e < L/6
1 Saluran keadaan kosong 0.56 0.62 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 0.74 0.62 NO
σ maks σ min σ ijin ton/m2 1000t h

3 Saluran keadaan banjir Q PMF 0.74 0.62 NO


Dinding Penahan Peredam Energi
A Tinjauan kondisi normal < σ ijin
A Tinjauan kondisi normal e < L/6
1 Saluran keadaan kosong 19.50 10.71 52.39 OK
1 Saluran keadaan kosong 0.29 0.97 OK
2 Saluran keadaan penuh 11.98 11.16 52.39 OK Saluran keadaan banjir Q 1000t h
2 0.43 0.97 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 10.62 8.13 52.39 OK B Tinjauan kondisi gempa e < L/6
B Tinjauan kondisi gempa < σ ijin 1 Saluran keadaan kosong 1.68 0.97 NO
1 Saluran keadaan kosong 25.26 4.95 52.39 OK 2 Saluran keadaan banjir Q 1000t h 1.68 0.97 NO
2 Saluran keadaan penuh 23.74 0.00 52.39 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 30.90 0.00 52.39 OK
Tabel 7. Rekapitulasi Daya Dukung
Tabel 5. Rekapitulasi Stabilitas Guling Tanah pada Dinding Penahan
Kontrol
Tegangan Tegangan Tegangan
dan Geser pada Dinding Penahan No. Tinjauan analisa stabilitas
maks min ijin
Daya
dukung
Angka keamanan Angka keamanan
No. Tinjauan analisa stabilitas σ maks σ min σ ijin ton/m2
terhadap guling terhadap geser
Dinding Penahan Saluran Samping
SF Guling SF Geser A Tinjauan kondisi normal < σ ijin
Dinding Penahan Saluran Samping 1 Saluran keadaan kosong 35.34 9.96 47.35 OK
A Tinjauan kondisi normal ( SF >= 1,5 ) ( SF >= 1,5 ) 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 27.53 8.05 47.35 OK
1 Saluran keadaan kosong 4.47 aman 4.49 aman 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 28.64 6.37 47.35 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 3.99 aman 6.20 aman
B Tinjauan kondisi gempa < σ ijin
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 4.57 aman 16.93 aman 1 Saluran keadaan kosong 44.26 1.03 47.35 OK
B Tinjauan kondisi gempa ( SF >= 1,2 ) ( SF >= 1,2 ) 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 44.46 0.00 47.35 OK
1 Saluran keadaan kosong 1.81 aman 1.32 aman
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 43.72 0.00 47.35 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 1.51 aman 1.10 tidak aman
Dinding Penahan Saluran Transisi
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 1.52 aman 1.13 tidak aman
A Tinjauan kondisi normal < σ ijin
Dinding Penahan Saluran Transisi
1 Saluran keadaan kosong 30.49 18.92 50.95 OK
A Tinjauan kondisi normal ( SF >= 1,5 ) ( SF >= 1,5 )
1 Saluran keadaan kosong 4.14 aman 2.98 aman 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 27.96 11.16 50.95 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 4.84 aman 4.85 aman 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 38.10 0.00 50.95 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 15.99 aman 41.62 aman B Tinjauan kondisi gempa < σ ijin
B Tinjauan kondisi gempa ( SF >= 1,2 ) ( SF >= 1,2 ) 1 Saluran keadaan kosong 11.57 0.00 50.95 OK
1 Saluran keadaan kosong 1.77 aman 1.29 aman 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 47.88 0.00 50.95 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 1.61 aman 1.13 tidak aman 3 Saluran keadaan banjir Q PMF 37.92 0.00 50.95 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 1.83 aman 1.17 tidak aman Dinding Penahan Saluran Peluncur
Dinding Penahan Saluran Peluncur A Tinjauan kondisi normal < σ ijin
A Tinjauan kondisi normal ( SF >= 1,5 ) ( SF >= 1,5 ) 1 Saluran keadaan kosong 28.85 10.07 51.66 OK
1 Saluran keadaan kosong 4.67 aman 3.36 aman 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 23.66 9.13 51.66 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 4.10 aman 3.03 aman Saluran keadaan banjir Q PMF
3 23.49 8.19 51.66 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 4.19 aman 3.34 aman
B Tinjauan kondisi gempa < σ ijin
B Tinjauan kondisi gempa ( SF >= 1,2 ) ( SF >= 1,2 ) 1 Saluran keadaan kosong 37.14 1.78 51.66 OK
1 Saluran keadaan kosong 1.89 aman 1.33 aman
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 36.36 0.00 51.66 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 1.66 aman 1.13 tidak aman
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 35.32 0.00 51.66 OK
3 Saluran keadaan banjir Q PMF 1.64 aman 1.11 tidak aman
Dinding Penahan Peredam Energi
Dinding Penahan Peredam Energi
A Tinjauan kondisi normal ( SF >= 1,5 ) ( SF >= 1,5 )
A Tinjauan kondisi normal < σ ijin
1 Saluran keadaan kosong 3.08 aman 2.40 aman 1 Saluran keadaan kosong 39.22 21.14 48.77 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 6.21 aman 7.09 aman 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 33.37 12.70 48.77 OK
B Tinjauan kondisi gempa ( SF >= 1,2 ) ( SF >= 1,2 ) B Tinjauan kondisi gempa < σ ijin
1 Saluran keadaan kosong 1.46 aman 1.16 tidak aman 1 Saluran keadaan kosong 16.50 0.00 48.77 OK
2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 1.44 aman 1.04 tidak aman 2 Saluran keadaan banjir Q 1000th 12.55 0.00 48.77 OK
Analisa Beton Bertulang
Ambang pelimpah dan dinding
penahan pada studi ini direncanakan
menggunakan tipe gravity wall dengan
mutu beton f’c = 25 MPa, tebal selimut
beton 100 mm, untuk mutu baja
digunakan fy = 400 MPa.

Tabel 8. Hasil Analisa Penulangan


Ambang Pelimpah
Potongan
Utama D13-250
A-A
Bagi D10-250
Utama D13-250
B-B
Bagi D10-250
Utama D13-250
C-C Gambar 6. Penulangan dinding penahan
Bagi D10-250
saluran samping

Tabel 10. Hasil Analisa Penulangan


Dinding Penahan Saluran Transisi
Potongan
Utama D16-200
A-A
Bagi D10-250
Utama D16-100
B-B
Bagi D10-250
Utama D13-250
C-C
Bagi D10-250

Gambar 5. Penulangan ambang pelimpah

Tabel 9. Hasil Analisa Penulangan


Dinding Penahan Saluran Samping
Potongan
Utama D16-200
A-A
Bagi D10-250
Utama D16-100
B-B
Bagi D10-250
Utama D13-250
C-C
Bagi D10-250

Gambar 7. Penulangan dinding penahan


saluran transisi
Tabel 11. Hasil Analisa Penulangan
Dinding Penahan Saluran Peluncur
Potongan
Utama D13-250
A-A
Bagi D10-250
Utama D13-250
B-B
Bagi D10-250
Utama D13-250
C-C
Bagi D10-250

Gambar 9. Penulangan dinding penahan


peredam energi

5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa perhitungan
yang sudah dilakukan dan rumusan
masalah yang ada pada studi ini, dapat
diambil beberapa kesimpulan, sebagai
berikut:
1. Sesuai dengan hasil analisa hidrologi,
hidrolika dan pertimbangan kondisi
topografi pada daerah studi, tipe
Gambar 8. Penulangan dinding penahan pelimpah yang digunakan yaitu tipe
saluran peluncur pelimpah samping (side channel
spillway) dengan detail perencanaan
Tabel 12. Hasil Analisa Penulangan sebagai berikut:
Dinding Penahan Peredam Energi Debit outflow Q100th : 189,63 m3/dt
Potongan Debit outflow Q1000th : 208,61m3/dt
Debit outflow QPMF : 378,49 m3/dt
Utama D19-240 Ambang pelimpah:
A-A
Bagi D13-250  Elevasi puncak pelimpah : +70,00
 Tipe ambang pelimpah : Ogee
Utama D19-80 Tipe I
B-B
Bagi D13-250  Lebar ambang pelimpah : 60 m
 Elevasi Qo100th : +71,29
Utama D13-250  Elevasi Qo1000th : +71,37
C-C
Bagi D10-250  Elevasi QoPMF : +72,04
Saluran Samping (side channel):
 Panjang saluran : 60 meter
 Lebar dasar hulu : 8 meter
 Lebar dasar hilir : 11 meter tidak memenuhi persyaratan.
 Elevasi dasar hulu : +65,82 Tegangan ijin tanah yang terjadi
 Elevasi dasar hilir : +61,50 telah memenuhi persyaratan.
 Slope :0,07  Dinding penahan saluran transisi
 Kemiringan ambang Z1 : 0,7 aman terhadap gaya guling,
 Kemiringan dinding Z2 : 0,5 sedangkan untuk gaya geser pada
Saluran Transisi keadaan banjir Q1000th kondisi
 Panjang saluran : 80 meter gempa dan banjir QPMF kondisi
gempa tidak aman terhadap geser.
 Slope : 0
Eksentrisitas pada keadaan banjir
 Lebar dasar saluran : 11 meter
QPMF kondisi normal, keadaan
 Elevasi dasar : +61,50 kosong, keadaan banjir Q1000th dan
Saluran Peluncur banjir QPMF kondisi gempa tidak
 Panjang saluran : 110 meter memenuhi persyaratan. Tegangan
 Slope : 0,29 ijin tanah yang terjadi sudah
 Lebar dasar saluran : 11 meter memenuhi persyaratan.
 Elevasi dasar hulu : +62,50  Dinding penahan saluran peluncur
 Elevasi dasar hilir : +31,00 aman terhadap gaya guling,
Peredam Energi sedangkan untuk gaya geser pada
 Tipe : USBR Tipe 2 keadaan banjir Q1000th kondisi
 Panjang : 53 meter gempa dan banjir QPMF kondisi
 Lebar : 11 meter gempa tidak aman terhadap geser.
 Elevasi dasar : +31,00 Eksentrisitas pada keadaan banjir
 Tinggi endsill : 1,7 meter Q1000th, dan QPMF kondisi gempa
 Tinggi, lebar, dan jarak chute tidak memenuhi persyaratan.
block :0,9m Tegangan ijin tanah yang terjadi
 Elevasi hilir :+35,00 sudah memenuhi persyaratan.
2. Dari hasil analisa perhitungan daya  Dinding penahan peredam energi
dukung tanah dan stabilitas pada aman terhadap gaya guling,
kondisi kosong, banjir Q1000th, dan sedangkan untuk gaya geser pada
QPMF dengan keadaan normal dan keadaan kosong kondisi gempa
gempa, didapatkan hasil sebagai dan banjir Q1000th kondisi gempa
berikut: tidak aman terhadap geser.
 Ambang pelimpah aman terhadap Eksentrisitas yang terjadi pada
daya dukung tanah dan gaya keadaan kosong, dan banjir Q1000th
guling, sedangkan untuk gaya kondisi gempa tidak memenuhi
geser, dan eksentrisitas pada persyaratan. Tegangan ijin tanah
keadaan penuh kondisi gempa dan yang terjadi sudah memenuhi
banjir QPMF kondisi gempa tidak persyaratan.
memenuhi syarat. Tegangan ijin 3. Ambang pelimpah dan dinding
tanah yang terjadi telah memenuhi penahan pada studi ini direncanakan
persyaratan. menggunakan mutu beton f’c = 25
 Dinding penahan saluran samping MPa, tebal selimut beton 100 mm,
aman terhadap gaya guling, dan mutu baja digunakan fy = 400
sedangkan untuk gaya geser pada MPa.
keadaan banjir Q1000th kondisi
gempa dan banjir QPMF kondisi DAFTAR PUSTAKA
gempa tidak aman terhadap geser. Anonim. 1973. United States Department
Eksentrisitas pada keadaan banjir of The Interior: Bureau of
Q1000th, dan QPMF kondisi gempa Reclamation Design of Small Dams.
Oxford & IBH Publishing CO. New
Delhi Bombay Calcutta.
Anonim. 1999. Panduan Perencanaan
Bendungan Urugan Volume IV
(Desain Bangunan Pelengkap).
Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum.
Chow, Ven Te. 1997. Open Channel
Hydraulic. Terjemahan E. V. Nensi
Rosalina. Jakarta: Erlangga.
Masrevaniah, Aniek. 2012. Konstruksi
Bendungan Urugan Volume 2
Pelimpah. Malang: C.V. Asrori
Soedibyo. 1993. Teknik Bendungan.
Jakarta: PT Pradnya Paramita
Sosrodarsono, Suyono dan Tekeda,
Kensaku. 1977. Bendungan Type
Urugan. Jakarta: Erlangga.
Sosrodarsono, Suyono dan Tominaga,
Masateru. 1994. Perbaikan dan
Pengaturan Sungai. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai