Anda di halaman 1dari 33

Page |1

KONSEPSI PENGATURAN

PENYUSUNAN
RANCANGAN
PEDOMAN
PENILAIAN
KINERJA
BENDUNGAN

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa air tidak ada kehidupan. UUD
1945, pasal 33, mengaanatkan bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam
yang dikuasai oleh Negara, dan karenanya air dan sumber daya air, dikembangkan
dan didayagunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pengembangan,
pendayagunaan dan pemanfaatan air dan sumber daya air diselenggarakan melalui
pembangunan dan pengelolaan prasarana sumber daya air, sebagaimana pula telah
diamanatkan oleh peraturan perundangan bidang sumber daya air.

Salah satu bentuk infrastruktur sumber daya air adalah bendungan. Bendungan
(beserta waduknya) mempunyai fungsi dan manfaat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Sebagaimana tercantum
dalam Permen PU no 27 tahun 2015 tentang bendungan, suatu bendungan dibangun
dan dikelola untuk tujuan meningkatkan kemanfaatan fungsi sumber daya air,
pengawetan air serta pengendalian daya rusak air.

Bendungan memberikan manfaat yang sangat besar dalam upaya memenuhi


berbagai kebutuhan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain
penyediaan air baku untuk air bersih, air rumah tangga, domestic dan perkotaan,
industri, suplesi air irigasi pertanian, pembangkitan energi listrik tenaga air serta
berbagai kepentingan lainnya. Selain itu, bendungan juga mempunyai fungsi untuk
tujuan mendukung upaya konservasi sumber daya air dan lingkungan hidup, upaya
pendayagunaan sumber daya air, kawasan dan lingkungannya, serta upaya
pengendalian banjir dan daya rusak air.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |3

Disamping menfaat yang demikian besar, prlu pula disaradi bahwa bendungan juga
mengandung potensi resiko terjadinya bencana apabila terjadi kegagalan atau
keruntuhan bendungan. Oleh karena itu, dalam pembangunan dan pengelolaan
bendungan, jaminan terhadap aspek keberlanjutan fungsi dan manfaat serta aspek
keamanan bendungan menjadi hal yang sangat penting. Aspek-aspek tersebut harus
menjadi perhatian dan pertimbangan utama dalam setiap proses pembangunan dan
pengelolaan bendungan.

Dengan semakin banyaknya bendungan yang telah dibangun dengan dana yang tidak
sedikit, maka telah pula terjai pergeseran paradigm prioritas tidak hanya berorientasi
kepada pembangunan saja tetapi juga optimalisasi pengelolaan melalui upaya
peningkatan Operasi dan Pemeliharaan.

Pengelolaan bendungan, termasuk didalamnya kegiatan operasi dan pemeliharaan


bendungan dan waduknya, sebagaimana diamanatkan dalam Pemen PU no 27 tahun
2015 tentang Bendungan, bertujuan untuk menjamin :

o Keberlanjutan fungsi dan manfaat bendungan dan waduknya melalui kegiatan


operasi bendungan dan operasi waduk
o Keberlanjutan kondisi prima bendungan melalui kegiatan perawatan dan
pemeliharaan bendungan.
o Keberlanjutan keamanan bendungan melalui kegiatan OP, pengamatan,
monitoring, inspeksi, perawatan dan rehabilitasi.

Disadari bahwa banyak waduk di Indonesia mengalami kerusakan dan penurunan


fungsi , kinerja dan keandalannya yang antara lain disebabkan oleh faktor internal
dan eksternal. Efektifitas kinerja bendungan yang semakin menurun diakibatkan
permasalahan pendangkalan waduk akibat tingginya laju sedimentasi , penurunan
debit inflow, serta penurunan kondisi fisik bendungan itu sendiri. Kegiatan operasi

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |4

dan pemekiharaan bendungan harus benar-benar menjadi prioritas perhatian dalam


rangka menjaga dan mempertahankan keandalan fungsi, mengembalikan kondisi bila
terjadi kerusakan atau penurunan fungsi serta menjaga keamanan bendungan dan
lingkungannya

Dalam mendukung kegeiatan OP bendungan secara optimal, diperlukan penyediaan


dana yang memadai dan sesuai dengan kondisi actual bendungan di lapangan.
Kebutuhan penyusunan anggaran berbasis kinerja memerlukan pula indikator kinerja.
Sampai saat ini penyusunan anggaran kegiatan OP bendungan baru berdasarkan
kebutuhan OP rutin dan berkala, belum mencakup kinerjanya. Pada kenyataannya,
masih dirasakan bahwa penyusunan anggaran pendukung kegiatan OP bendungan
bukan didasarkan kepada kebutuhan nyata sesuai dengan kondisi kinerja bendungan
di lapangan, namun masih berdasarkan hasil justifikasi pengelola bendungan masing-
masing.

Penilaian kinerja bendungan, menuntun kepada ketepatan penentuan prioritas


penyusunan anggaran penanganan OP bendungan berdasarkan skala prioritas terkait
dengan kondisi dan tingkat kerusakan bendungan.

Aspek penilaian kinerja suatu bendungan merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam menjaga keberlangsungan fungsi dan manfaat sebuah bangunan, meliputi
penilaian aspek :

o kinerja layanan dan manfaat bendungan,

o kinerja fisik dan fungsi bendungan ,

o kinerja peralatan dan instrumentasi bendungan serta

o kinerja lingkungan waduk.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |5

Adanya SOP (prosedur operasi standar) serta kepastian langkah penilaian kinerja
bendungan merupakan prasyarat bagi terselenggaranya pengelolaan bendungan
secara efektif dan karenanya perlu diatur dalam suatu bentuk peraturan.

Untuk itu, perlu disiapkan pedoman “ Tata cara penilaian kinerja Bendungan”
sebagai acuan dan referensi bagi para pengelola bendungan, yang diatur didalam
suatu peraturan petunjuk pelaksanaan yang mengikat.

DASAR PENYIAPAN PENGATURAN

Pengaturan mengenai pedoman penilaian kinerja bendungan dimaksudkan sebagai


acuan bagi penyelenggara pengelolaan bendungan dalam pelaksanaan penilaian
kinerja bendungan dalam rangka mendukung kegiatan operasi dan pemeliharaan
bendungan beserta waduknya. Pengaturan ini bertujuan sebagai upaya untuk :

 Mewujudkan tertib penyelenggaraan kegiatan penilaian kinerja


bendungan
 Mewujudkan terjaminnya pelayanan prima sesuai dengan tujuan
fungsi dan manfaat suatu bendungan dibangun.
 Mewujudkan keberlanjutan fungsi , manfaat dan keamanan
bendungan
 Mewujudkan terjaminnya kemanfaatan dan perlindungan keamanan
bagi masyarakat pengguna air serta masyarakat disekitar bendungan.

Pengaturan ini diperlukan selain untuk memenuhi kebutuhan mengenai acuan


standard atau pedoman baku bagi pelaksana pengelola bendungan di lapangan, juga
merupakan penjabaran tindak lanjut dari amanat Undang-undang pengairan no 11
tahun 1974 khususnya mengenai upaya konservasi sumber daya air, pendaya gunaan
dan pengendalian daya rusak air serta operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air, yang dijabarkan lebih lanjut melalui Permen PU PERA no 27 tahun 2015

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |6

tentang bendungan, yang secara jelas mengamanatkan pentingnya operasi dan


pemeliharaan bendungan dilakukan untuk menjamin keberlanjutan fungsi, manfaat
dan keamanan bendungan beserta waduknya yang telah dibangun.

Untuk menjamin terselenggaranya OP bendungan dierlukan jaminan tersedianya


anggaran yang memadai sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan, yang diperoleh
melalui penilaian kinerja bendungan, baik kinerja fisik maupun kinerja fungsi.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka perlu kiranya disusun suatu konsepsi
pengaturan untuk produk hukum berupa Surat peraturan tentang pedoman penilaian
kinerja bendungan..

Untuk menyiapkan pengaturan pedoman tersebut, perlu memperhatikan dan


mengacu kepada petunjuk dalam Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Sumber Daya
Air nomor 1/SE/DA/ 2013, yang berisi petunjuk yang bersifat teknis dan hal-hal yang
harus dikerjakan, diperhatikan dan dilaksanakaan dalam penyiapan peraturan
dimaksud.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Sumber Daya Air nomor 1/SE/DA/
2013 perihal “Pedoman Operasi Standar tentang Tata Cara Mempersiapkan Produk
Hukum di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air”, maka setiap rancangan
peraturan perundang-undangan meliputi rancangan peraturan perundangan,
rancangan Keputusan, atau rancangan Surat Edaran (SE), di lingkungan Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air wajib menyertakan konsepsi pengaturan.

Konsepsi pengaturan rancangan peraturan adalah naskah hasil penelitian atau kajian
hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu substansi tertentu meliputi aspek
teknis, aspek hukum, ataupun untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |7

yang lebih tinggi atau pengaturan materi muatan sesuai dengan kewenangan
Menteri atau Direktur Jenderal Sumber Daya Air ( lampiran II SE Dirjen SDA
01/SE/DA/2013).

Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya,


beberapa substansi yang akan dimuat dalam konsepsi pengaturan ini, adalah :

1) Bagaimana permasalahan yang menjadi isu pokok perlunya disusun


rancangan Surat Edaran (SE) tentang “Tata Cara penilaian kinerja
bendungan?.

2) Bagaimana ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan dengan kinerja


bendungan dalam rangka mendukung pengelolaan bendungan dan operasi
dan pemeliharaan bendungan ?

3) Bagaimana landasan filosofis, landasan sosiologis dan yuridis penyusunan


rancangan pengaturan dalam bentuk SE mengenai hal tersebut ?

4) Sejauh mana arah, jangkauan dan ruang lingkup pengaturan dari rancangan
pengaturan mengenai “pedoman analisa penilaian kinerja bendungan”

Adapun isu pokok terkait dengan perlunya pengaturan tentang pedoman penilaian
kinerja bendungan adalah sebagai berikut :

1. Kegagalan atau keruntuhan bendungan tidak hanya menimbulkan bencana


bagi kehidupan manusia, kerugian bagi lingkungan dan kehidupan ekonomi
masyarakat, serta hilangnya aset berharga yang telah dibangun dengan biaya
investasi yang tidak sedikit.

2. terjadinya keruntuhan sebagian atau seluruh bangunan bendungan akan


berakibat terhentinya fungsi suatu bendungan dalam memenuhi layanan
penyediaan air sesuai dengan tujuan yang direncanakan semula.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |8

3. Selain itu, permasalahan tidak optimalnya kinerja suatu bendungan dapat


berupa : tidak optimalnya kinerja operasi waduk (aspek manfaat layanan);
kinerja fisik bendungan ( aspek fungsi, aspek keamanan); kinerja peralatan
dan instrumentasi ( aspek operasional, aspek keamanan); serta kinerja
lingkungan waduk (aspek keberlanjutan).

4. Kinerja bendungan merupakan salah satu upaya penting dalam menjamin


efektivitas pengelolaan bendungan dan kegiatan operasi dan pemeliharaan
yang mampu memberikan jaminan terhadap keberlanjutan fungsi, manfaat
dan keamanan bendungan.

5. Penilaian terhadap kinerja bednungan merupakan pendekatan cara untuk


mengetahui sebesar apa kinerja atau “performance” bendungan terkait
dengan aspek fisik, fungsi dan keamanan bendungan dalam kinerja layanan
operasi bendungan.

6. Penilaian kinerja juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat


penurunan kinerja bendungan yang dapat berpengaruh terhadap penurunan
fungsi layanan dan manfaat bendungan, yang ditunjukkan secara terukur
(measurable) dengan berapa % tingkat penurunan kondisi dan fungsi pada
waktu dilaksanakannya penilaian dibandingkan dengan kondisi pada awal
dioperasikannya prasarana bendungan dimaksud.

7. Hasil dari penilaian kinerja bendungan juga dapat dipergunakan sebagai


bahan masukan bagi penetapan prioritas penanganan perbaikan terhadap
kerusakan bangunan (sesuai dengan tingkat kerusakan dan urgensinya).

8. Dengan pertimbangan bahwa penilaian kinerja bendungan merupakan salah


satu simpul yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan
kepurusan dalam mengambil langkah-langkah turun tangan dalam menjamin
terselenggaranya penyelenggaraan kegiatan OP bendungan secara efektif,

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


Page |9

maka dipandang perlu untuk disiapkan pedoman mengenai penilaian kinerja


bendungan.

1.3. TUJUAN KONSEPSI PENGATURAN

Sesuai dengan identifikasi permasalahan sebagaimana dikemukakan diatas, maka


penyusunan konsepsi pengaturan ini dimaksudkan untuk :
1. Menganalisa permasalahan yang menjadi isu pokok perlunya disusun rancangan
peraturan tentang “Pedoman penilaian Kinerja Bendungan”
2. Menguraikan dan menganalisis ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan
dengan penilaian kinerja bendungan..
3. Merumuskan landasan filosofis, landasan sosiologis dan yuridis penyusunan
rancangan pengaturan mengenai hal tersebut.

4. Merumuskan sejauh mana arah, jangkauan dan ruang lingkup pengaturan dari
rancangan SE mengenai “pedoman penilaian kinerja bendungan”

1.4. KEGUNAAN KONSEPSI PENGATURAN

Kegunaan penyusunan konsepsi pengaturan untuk rancangan Pedoman Penilaian


Kinerja Bendungan ini adalah sebagai acuan dan referensi dalam proses penyusunan
dan pembahasan rancangan SE tentang “Pedoman Penilaian Kinerja Bendungan” ”.

Sedangkan maksud dari penyusunan SE itu sendiri adalah untuk menyiapkan


pedoman “Penilaian Kinerja Bendungan “ , sebagai referensi dan acuan bagi para
pengelola bendungan dalam melakukan langkah-langkah monitoring dan evaluasi
kondisi fisik, fungsi dan kinerja bendungan untuk penetapan prioritas penanganan
pengelolaan bendungan yang berada dibawah pembinaannya.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 10

Sementara, tujuan dari pengaturan dalam wujud peraturan pedoman adalah untuk
menjamin tertib pelaksanaan dalam penilaian kinerja bednungan sebagai bagian dari
kegiatan OP dan pengelolaan bendungan.

1.5. METODE PENELITIAN

Penyusunan konsepsi pengaturan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan


penelitian dengan pendekatan metoda penyusunan konsepsi pengaturan yang
berbasiskan pada kajian ilmiah baik dengan menggunakan data primer, data
sekunder maupun hasil penelitian.

Jenis penelitian maupun kajian yang digunakan dalam penyusunan konsepsi


pengaturan ini adalah kajian yuridis normative dengan pendekatan kajian deskriptif,
melalui studi kepustakaan dengan data sekunder.

Penelitian dilakukan dengan kajian terhadap ketentuan-ketentuan berkaitan dengan


aspek pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja bendungan sebagaimana tercantum
dalam perturan perundangan dan sumber pustaka terkait.

Berdasarkan pendekatan dalam penyusunan konsepsi pengaturan tersebut,


penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Kajian terhadap peraturan perundangan dan kebijakan terkait dengan atau


yang mendasari penyelenggaraan kegiatan penilaian kinerja bendungan.

2) Pengumpulan data-data sekunder dan hasil penelitian serta kajian lapangan


dari pengalaman penyelenggaraan OP bendungan.

3) Identifikasi dan formulasi jenis dan rincian kegiatan penilaian kinerja


bendungan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 11

4) Kajian factor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap prosedur


penyelenggaraan kegiatan penilaian kinerja bendungan.

5) Kajian arah, jangkauan dan lingkup pengaturan rancangan pedoman, serta


Penyusunan substansi tata cara penilaian kinerja bendungan.

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoritis, praktek
perkembangan pemikiran serta implikasi sosial, politik, ekonomi dan atau keuangan
Negara.

2.1. KAJIAN TEORITIS

1. Kegagalan/keruntuhan bendungan dapat menimbulkan bencana banjir


bandang dan berdampak luas bagi kehidupan manusia , kerugian jiwa, harta
benda dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat, serta terhentinya layanan
manfaat dari bendungan tersebut.

2. Kerusakan dan terhentinya fungsi layanan bendungan tersebut, tidak hanya


dipicu oleh kejadian alam yang luar biasa yang dapat menyebabkan
keruntuhan sebagian maupun seluruh benagunan bendungan , namun juga
oleh penurunan kondisi fisik bendungan serta kurang optimalnya aspek
pengelolaan bendungan dan OP bendungan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 12

3. Kekritisan/penurunan kondisi bendungan dapat dipengaruhi oleh factor


eksternal (iklim global, alih fungsi lahan, tekanan aktifitas masyarakat , daya
dukung lingkungan), dan factor internal (umur, kerusakan struktur, peralatan
tidak berfungsi, instrumentasi yang tidak lengkap dan tidak berfungsi,
penyelenggaraan OP yang tidak efektif, serta kelembagaan yang tidak
berfungsi optimal).

4. Penanganan terhadap permasalahan diatas, terutama terkait dengan kinerja


suatu bendungan :

a) bagaimana analisa kinerja bendungan dapat mendukung tertib


kelancaran penyelenggaraan pengelolaan dan OP bendungan
dilaksanakan,

b) bagaimana perawatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana


bendungan harus dilakukan berdasarkan tingkat kinerja
bendungan, serta

c) bagaimana penetapan langkah2 prioritas penanganan


perbaikan dan perawatan bendungan berdasarkan penilaian
kinerja bendungan ;

d) bagaimana menetapkan besaran kebutuhan nyata OP


bendungan dan penyediaan pembiayaan untuk langkah tindak
lanjut ,

5. oleh karenanya, aspek penilaian kinerja suatu bendungan merupakan


kegiatan yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan fungsi dan
manfaat sebuah bangunan. Adanya SOP (prosedur operasi standar) serta
kepastian langkah penilaian kinerja bendungan merupakan prasyarat bagi
terselenggaranya pengelolaan bendungan secara efektif.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 13

2.2. KAJIAN TERHADAP PRINSIP YANG TERKAIT DENGAN PENYUSUNAN NORMA

1. Undang-undang no 12 tahun 2011 tentang “Pembentukan Peraturan Peundang-


undangan”, pada pasal 5 mengamanatkan, bahwa dalam membentuk peraturan
perundangan, harus dilakukan berdasarkan azas-azas :
a. Kejelasan tujuan;
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedaya-gunaan dan kehasil-gunaan;
f. Kejelasan rumusan; dan

g. Keterbukaan.

2. Pengaturan mengenai pedoman peiklaian kinerja bendungan telah memuat pula


azas-azas diatas. Pengaturan ini jelas diarahkan sebagai acuan (azas kejelasan
tujuan) untuk membantu dan memudahkan para pengelola bendungan dalam
melaksanakan kegiatan penilaian kinerja bendungan secara efektif (azas dapat
dilaksanakan) dalam menjamin ketepatan dalam proses pengambilan keputusan
dalam penanganan tindak lanjut atas kondisi dan permasalahan kerusakan
bangunan sehingga dapat tetap menjamin penyelenggaraan pengelolaan
bendungan dalam rangka menjaga keberlanjutan fungsi, manfaat dan keamanan
bendungan (azas kedaya-gunaan dan kehasil-gunaan).

3. Pengaturan tersebut, di-inisiasi dan diterbitkan pula oleh pejabat yang


berwewenang di bidangnya (azas kelembagaan bidang sumber daya air), yang
didasarkan kepada kesesuaian antara jenis pengaturan dan materi muatan, dan
bersifat mendesak untuk dapat segera memenuhi kebutuhan pedoman para
pengelola bendungan dilapangan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 14

4. Selanjutnya, sesuai dengan pasal 6 UU 12 tahun 2011 dinyatakan bahwa materi


peraturan perundangan mengandung azas:

a. Pengayoman;
b. Kemanusiaan;
c. Kebangsaan;
d. Kekeluargaan;
e. Kenusantaraan;
f. Bhineka tunggal ika;
g. Keadilan;
h. Kesamaan kedudukan dalam hokum dan pemerintahan;
i. Ketertiban dan kepastian hokum; dan/atau
j. Keseimbangan; keserasian, dan keselarasan.

5. Dalam pengaturan inipun, diharapkan mengandung azas2 tersebut diatas.


Pengaturan yang mengatur pelaksanaan penilaian kinerja bendungan diarahkan
untuk memberikan jaminan dalam proses menjamin keberlanjutan fungsi manfaat
bagi kesejahteraan masyarakat (asas kemanusiaan) dan memberikan jaminan
terhadap proses menjaga keamanan bendungan yang secara tidak langsung terkait
dengan upaya mewujudkan rasa keamanan bagi masyarakat (azas pengayoman).
Muatan dalam analisis penilaian kinerja bendungan juga sangat memperhatikan
kondisi local serta memperhatikan azas-azas sesuai amanat diatas.

6. Selain karena kebutuhan mendesak akan perlunya pengaturan mengenai pedoman


penilaian kinerja bendungan sebagai dasar dalam penetapan prioritas penanganan
atas kerusakan dan kekurang sempurnaan fungsi bangunan dalam rangka
menjamin terselenggaranya pelaksanaan kegiatan OP yang efektif, yang menjadi
kewajiban dan kewenangan pejabat terkait untuk segera menerbitkan pengaturan
tersebut karena sudah ditunggu-tunggu para pelaksana OP di lapangan,
(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------
P a g e | 15

pengaturan ini juga merupakan penjabaran atas amanat peraturan perundangan


yang lebih tinggi, yakni :

a) UU No. 7 Tahun 2004, tentang Pengairan


b) Permen PU No. 27 Tahun 2015, tentang Bendungan
c) Permen PU No. 72 Tahun 1997, tentang Keamanan Bendungan

2.3. KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENYELENGGARAAN,


KONDISI YANG ADA SERTA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT

1. Pembangunan nasional dibidang infrastruktur terus diupayakan pemerintah.


Kebijakan pembangunan infrastruktur menjadi prioritas kebinet Kerja 2014 – 2019.
Berbagai infrastruktur terus dibangun dalam rangka mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional. Demikian pula dengan pembangunan dbidang sumber daya air,
dengan sasaran meningkatkan ketahanan pangan, ketahanan air dan dukungan
terhapad peningkatan ketahanan energy. Termasuk salah satunya adalah
pembangunan dan pengelolaan bendungan dalam rangka mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat melalui sasaran peningkatan ketahanan pangan
dan ketahanan air.

2. Hal tersebut diatas sejalan pula sebagaimana amanah UUD 1945 pasal 33., tentang
kewajiban pemerintah untuk menguasai sumber daya air dan mengusahakannya
untuk kepentingan sebesar-besar kemakmuran rakyat; serta UU 11 tahun 1974 yang
memberi arah terhadap upaya pengembangan sumber daya air, perlindungan dan
pengendalian daya rusak air :

3.  Bendungan menjadi salah satu prasarana yang mampu mendukung tercapainya


upaya peningkatan keandalan dan ketahanan air serta secara langsung mendukung
(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------
P a g e | 16

terwujudnya ketahanan pangan. Untuk menjamin fungsi dan manfaat bendungan


tersebut, UU 11/74 (UU 7 /2004), PP 42/2008 dan PP 37/2010 mengamanatkan
bahwa kegiatan pengelolaan dan OP infrastruktur sumber daya air termasuk
bendungan mutlak diperlukan.

4. Bendungan mempunyai peranan yang besar dalam mendukung upaya


pengembangan sumber daya air serta menjamin tersedianya air dan sumber daya air
untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat luas. Bendungan juga memegang
peranan penting sebagai bagian dari pembangunan nasional dalam mendukung
ketahanan air dan ketahanan pangan. Karenanya, tidak berkelebihan, apabila
bendungan merupakan salah satu aset vital infrastruktur yang perlu dijaga
keberadaannya.

5. Namun demikian, bendungan yang telah dibangun dan berfungsi manfaat yang
demikian besar tersebut bagi masyarakat, bukannya tidak menghadapi
permasalahan. Pengalaman serta data-data lapangan menunjukkan bahwa kondisi
dan fungsi bendungan-bendungan tersebut telah banyak yang mengalami degradasi
dan penurunan fungsi dan manfaat, sehingga dikhawatirkan tidak lagi dapat
dioperasikan secara optimal, yang antara lain disebabkan oleh berbagai faktor :

a) Factor usia bendungan, dimana banyak diantara bendungan-bendungan yang


dibangun di Indonesia yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Banyak pula
bendungan-bendungan yang dibangun pada jaman penjajahan colonial
belanda, yang sampai sekarang masih berfungsi walaupun telah banyak pula
yang telah mengalami penurunan kondisi, fungsi dan kapasitas. Beberapa
diantaranya dalam kondisi kritis yang memerlukan perhatian segera dalam
pengelolaan serta OP dan perbaikannya. Bahkan beberapa diantaranya telah
mengalami keruntuhan, dan harus dibangun kembali

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 17

b) Factor lingkungan, dengan cepatnya perubahan alih fungsi lahan terutama


dibagian catchment area dan hulu bendungan yang menyebabkan makin
meningkatnya ancaman erosi dan sedimentasi yang masuk ke waduk
terhadap penurunan umur ekonomis layanan waduk yang semakin besar.

c) Factor pengelolaan bendungan yang kurang memadai karena keterbatasan


kuantitas dan kualitas sumber daya manusia pengelola bendungan, serta
keterbatasan biaya dan pendanaan. Kurang optimalnya perawatan
bendungan dapat menyebabkan penurunan kondisi fisik dan kinerja
bendungan.

6. Penurunan kondisi, fungsi dan manfaat bendungan tersebut, terutama terhadap


bendungan-bendungan yang sudah dibangun dan berfungsi, dapat lebih cepat terjadi
apabila pengelolaan bendungan tidak dilakukan dengan baik, serta tidak
dilakukannya kegiatan perawatan dan pemeliharaan secara optimal, termasuk
didalamnya kegiatan-kegiatan pengamatan, monitoring, inspeksi, evaluasi,
perawatan dan rehabilitasi.

7. Perlu perhatian langkah-langkah penanganaan terhadap factor-faktor yang dapat


menjadi penyebab kemungkinan terjadinya penurunan kondisi, fungsi dan manfaat
bendungan yang dapat berujung kepada kegagalan bendungan. Aspek penilaian
kinerja bendungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
penetapan prioritas penanganan antisipasi untuk menghindari kemungkinan
tersebut.

8. Kinerja bendungan merupakan salah satu upaya penting dalam menjamin efektivitas
pengelolaan bendungan dan kegiatan operasi dan pemeliharaan yang mampu
memberikan jaminan terhadap keberlanjutan fungsi, manfaat dan keamanan
bendungan. Karenanya, pedoman penilaian kinerja bendungan, perlu disiapkan

9. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 18

a) Bendungan merupakan suatu infrastruktur yang sangat penting serta


merupakan asset vital Negara yang perlu dijaga keamanannya.

b) Bahwa selain memberikan manfaat besar, keberadaan suatu bendungan juga


mengandung potensi resiko terjadinya bencana apabila terjadi kegagalan
bendungan.

c) Oleh karenanya langkah-langkah penanganaan terhadap factor-faktor yang


dapat menjadi penyebab kemungkinan terjadinya kegagalan bendungan perlu
mendapat perhatian seksama. Untuk itu, perlu adanya langkah-langkah
antisipasi dan langkah-langkah pengelolaan serta perlindungan terhadap
keamanan bendungan dan perlindungan terhadap masyarakat.

d) Untuk menetapkan prioritas langkah-langkah diatas, penilaian kinerja


bendungan merupakan simpul kegiatan yang sangat penting, terutama dalam
rangka penanganan operasi dan pemeliharaan bendungan termasuk langkah-
langkah perawatan dan perbaikan prasarana yang rusak. Oleh karenanya,
pedoman tentang penilaian kinerja bendungan perlu disiapkan

2.4. KAJIAN TERHADAP IMPLIKASI PENERAPAN PENGATURAN

Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa tujuan suatu pengaturan


adalah terwujudnya tertib pelaksanaan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan yang
berimplikasi kepada kehidupan masyarakat luas.

Pengaturan tentang penilaian kinerja bendungan diharapkan dapat memberikan


kepastian terhadap penetapan prioritas penanganan bendungan terkait dengan

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 19

kebutuhan jenis perawatan dan perbaikan, kebutuhan nyata OP bendungan,


kebijakan pengelolaan dan OP bendungan secara keseluruhan. untuk menjamin
terwujudnya fungsi, manfaat dan jaminan keamanan bendungan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengesampingkan factor potensi
resiko yang dikandungnya.

Artinya,

a) pengaturan mengenai kinerja bendungan memberikan implikasi positif bagi


masyarakat atas kepastian jaminan sosial dan ekonomi dengan terjaminnya
kelangsungan pelayanan penyediaan air.

b) Secara politik, pengaturan ini juga memberikan jaminan kepastian manfaat


infrastruktur terhadap upaya pemerintah dalam membangun ekonomi bangsa.

c) Dari sisi Keuangan Negara, khususnya terhadap bendungan yang dibangun


pemerintah, pengaturan tersebut memberikan jaminan atas kepastian
penggunaan uang Negara secara efektif dan efisien, tepat penggunaan serta
tepat sasaran.

2.4. KAJIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Pemerintah terus mengupayakan pembangunan infrastruktur sumber daya air,


termasuk salah satunya adalah pembangunan dan pengelolaan bendungan dalam
rangka mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana amanah
UUD 1945 pasal 33. UU 11 tahun 1974 memberi arah terhadap upaya
pengembangan sumber daya air :

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 20

2. Bendungan menjadi salah satu prasarana yang mampu mendukung tercapainya


upaya peningkatan keandalan dan ketahanan air serta secara langsung mendukung
terwujudnya ketahanan pangan. Untuk menjamin fungsi dan manfaat bendungan
tersebut, UU 11/74 (UU 7 /2004), PP 42/2008 dan PP 37/2010 mengamanatkan
bahwa kegiatan pengelolaan dan OP infrastruktur sumber daya air termasuk
bendungan mutlak diperlukan.

3. Oleh karena itu, peraturan-peraturan lebih lanjut sebagai penjabaran peraturan


perundangan diatas, baik yang memuat norma, atau petunjuk teknis, petunjuk
pelaksanaan, serta penjabaran kebijakan pelaksanaan, yang sangat diperlukan oleh
para pengelola bendungan khususnya, sebagai pedoman dan acuan kerja, perlu
segera disiapkan

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

Peraturan Perundang-undangan yang mendasari pentingnya penyusunan “Pedoman


Penilaian Kinerja bendungan” adalah :

1. Undang-undang 11 tahun 1974 tentang Pengairan, mengamanatkan bahwa sumber daya


air dikelola secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan
tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat, melalui upaya konservasi dan pengawetan sumber daya air,
pengembangan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air. Upaya-upaya
tersebut dilakukan melalui pembangunan dan pengelolaan prasarana sumber daya air.
Termasuk prasarana sumber daya air didalamnya adalah prasarana bendungan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 21

2. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui pembangunan dan pengelolaan prasarana


sumber daya air. Termasuk prasarana sumber daya air didalamnya adalah prasarana
bendungan.

3. Pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan (yang lebih dikenal dengan OP, terdiri atas
kegiatan eksploitasi (operasi dalam arti positif terkendali untuk kemanfaatan dan
pendayagunaan) serta kegiatan pemeliharaan . Pelaksanaan OP meliputi pengaturan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi untuk menjamin kelestarian fungsi dan manfaat
sumber daya air, termasuk prasarana bendungan dan waduknya.

4. Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut ditunjukkan melalui indikator kinerja


bendungan. Indikator kinerja bendungan menunjukkan tingkat performance (unjuk
kerja) suatu bendungan dalam menjalankan fungsinya, termasuk tingkat kondisi dan
keamanan bendungan, sehingga dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan yang
dihadapi sebagai faktor penting dalam menetapkan prioritas penanganannya (dalam
bentuk program kegiatan OP, rehabilitasi, perbaikan dan peningkatan)

5. Permen PU no 27 tahun 2015, tentang bendungan mengamanatkan pentingnya upaya


pengelolaan termasuk bendungan, melalui kegiatan OP prasarana bendungan, antara
lain meliputi : a).kegiatan pengaturan, peng-alokasian serta penyediaan air dan sumber
air; b).kegiatan pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sumber
daya air; serta c). perbaikan kerusakan prasarana sumber daya air.

6. Kegiatan pengaturan dilakukan melalui aspek operasi waduk, kegiatan pencegahan


dilakukan melalui aspek penanganan peningkatan kondisi fisik, peralatan dan
instrumentasi, penanganan fungsi dilakukan melalui aspek perlindungan dan
pengelolaan lingkungan waduk. Prioritas penanganan tersebut didasarkan kepada hasil
evaluasi kinerja bendungan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 22

7. Peraturan Menteri PUPERA tersebut telah pula memuat detail arahan dan amanat terkait
dengan aspek pengelolaan bendungan, serta mengingatkan sangat pentingnya indikator
kinerja bendungan dalam nedukung kegiatan operasi dan pemeliharaan.

8. Detail pelaksanaan pengelolaan bendungan saat ini masih mempergunakan dan


mengacu kepada Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan yang
disyahkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor :
199/KPTS/D/2003, yang didalamnya termuat pula secara lengkap bagaimana
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan bendungan.

9. Agar kinerja pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan khususnya kegiatan pengelolaan dan
OP bendungan tersebut dapat memberikan hasil optimal, kiranya peraturan dan
petunjuk detail pelaksanaan, termasuk pedoman penilaian kinerja bendungan perlu
disiapkan sebagai referensi dan acuan serta pegangan bagi para pengelola bendungan di
lapangan.

10. Dari pasal-pasal yang terkandung dalam PermenPUPERA no 27 tahun 2015 tersebut
diatas, telah diuraikan secara jelas mengenai :

1) pentingnya kegiatan operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya,


sebagai bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pengelolaan bendungan,
2) pentingnya kegiatan perlindungan terhadap keamanan bendungan dan
perlindungan terhadap masyarakat disekitar bendungan
3) tujuan dan sasaran pengelolaan bendungan untuk tujuan menjamin
terselenggaranya fungsi manfaat bendungan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan kepentingan serta perlindungan terhadap keamanan bendungan
dan masyarakat ,
4) bagaimana menetapkan prioritas penanganan tersebut perlu didasarkan kepada
evaluasi kondisi dan kinerja bendungan yang bersangkutan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 23

BAB IV

LANDASAN YURIDIS, MAKSUD DAN TUJUAN PENGATURAN

4.1 . LANDASAN YURIDIS

Landasan hukum Pedoman Penilaian Kinerja Bendungan, adalah:

1. Undang-undang 11 tahun 1974 tentang Pengairan , yang mengamanatkan perlunya


kegiatan eksploitasi (operasi) dan pemeliharaan sumber daya air yang didasarkan
kepada kondisi dan fungsi bangunan prasarana.

2. Permen PU no 27 tahun 2015 mengamanatkan, bahwa: pentingnya upaya


pengelolaan termasuk bendungan, melalui kegiatan OP prasarana bendungan,
antara lain meliputi : a).kegiatan pengaturan, peng-alokasian serta penyediaan air
dan sumber air; b).kegiatan pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi
prasarana sumber daya air; serta c). perbaikan kerusakan prasarana sumber daya
air.

3. Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan diatas, tahapan penilaian kinerja sebagai


tindak lanjut hasil inspeksi dan penelusuran, merupakan simpul kegiatan yang sangat
penting. Penilaian kinerja bendungan menjadi bahan masukan dalam menilai
kesiapan prasarana bendungan dalam kondisi yang baik dan siap dioperasikan. Selain
itu hasil penilaian kinerja bendungan dapat menunjukkan tingkat kerusakan
bendungan yang dapat berpengaruh terhadap fungsi prasarana sehingga langkah-
langkah perbaikan dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan yang lebih berat.
Penilaian kinerja juga dapat menunjukkan kebutuhan nyata untuk perawatan,
pemeliharaan daan perbaikan prasarana bendungan, sehingga dapat disusun
kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sesuai dengan kondisi sebenarnya
prasarana di lapangan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 24

4.2 . MAKSUD DAN TUJUAN PENGATURAN

Maksud dan tujuan penyusunan Pedoman Penilaian Kinerja Bendungan meliputi aspek
teknis dan non teknis yang antara antara lain sebagai berikut :

a. Menyamakan persepsi tentang pengelolaan bendungan pada umumnya, serta


pemahamaan mengenai operasi dan pemeliharaan, serta kegiatan inspeksi,
penelusuran, pemeriksaan dan pemantauan pada khususnya.

b. Menyamakan pemahaman tentang pentingnya tahapan penilaian kinerja bendungan


terkait dengan penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan bendungan.

c. Meletakkan dasar-dasar tata cara penilaian kinerja bendungan

d. Memberikan pedoman kegiatan pemeriksaan dan pemantauan bendungan serta


penilaian kinerja bendungan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 25

BAB V

RUANG LINGKUP, MATERI MUATAN, JANGKAUAN PENGATURAN

5.1 PENGERTIAN-PENGERTIAN

Guna keseragaman dalam pola pikir dalam Pedoman Penilaian Kinerja Bendungan,
maka perlu adanya kesamaan persepsi tentang pengertian-pengertian sebagai berikut :

1. Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton,
dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air,
dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing),
atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.

2. Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan.

3. Bangunan pelengkap adalah bangunan berikut komponen dan fasilitasnya yang


secara fungsional menjadi satu kesatuan dengan bendungan.

4. Kegagalan bendungan adalah keruntuhan sebagian atau seluruh bendungan atau


bangunan pelengkapnya dan/atau kerusakan yang mengakibatkan tidak
berfungsinya bendungan.

5. Pengamanan bendungan adalah kegiatan yang secara sistematis dilakukan untuk


mencegah atau menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan bendungan.

6. Operasi Bendungan/waduk adalah serangkaian kegiatan pengaturan air waduk


termasuk pengoperasian peralatan hidromekanikal sesuai dengan prosedur dengan
mempertimbangkan keamanan bendungan

7. Pemeliharaan BendunganWaduk adalah serangkaian kegiatan baik rutin maupun


berkala yang diperlukan untuk memelihara merawat banguan serta peralatan yang
ada agar tetap dalam kondisi baik, berfungsi dan aman dalam pengoperasiaannya.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 26

8. Instrumentasi Bendungan adalah segala jenis peralatan yang dipasang pada tubuh
bendungan, pondasi dan daerah sekitar bendungan yang digunakan untuk
pemantauan perilaku bendungan.

9. Pemeriksaan adalah inspeksi yang dilakukan oleh Pemilik atau pengelola


bendungan

10. Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Bendungan adalah besaran biaya yang
dihitung berdasarkan keutuhan aktual pembiayaan operasi, pemeliharaan,
pemeriksaan dan pemantauan serta rehabilitasi bendungan untuk
mempertahankan kondisi dan fungsi bendungan.

5.2. PENGERTIAN ”KINERJA”

1. Bernardian, John H. & Joyje E.A Russel, 1993, menyatakan bahwa kinerja
didefinisikan sebagai catatan mengenai outcome yang dihasilkan dari suatu aktivitas
tertentu, selama kurun waktu tertentu pula. Sehingga, kinerja memiliki kaitan yang
erat dengan prestasi dan hasil kerja suatu komponen yang dinilai.

2. Dalam hal kinerja bendungan, dapat dirumuskan definisi kinerja bendungan sebagai
tingkat keberhasilan suatu bendungan diukur dari tingkat pelayanan setiap
komponen bendungan selama pelaksanaan operasi bendungan tersebut.

3. Kinerja suatu bendungan sesuai dengan konsep pengelolaan pada PP 37 tahun 2010
tentang bendungan adalah merupakan kinerja pengelolaan bendungan, sehingga
untuk penilaian kinerja didasarkan pada konsep pengelolaan bendungan.

4. Pencermatan : “Kinerja fungsi dan pemanfaatan terlihat cukup baik, tetapi di lain sisi
Keamanan Bendungan cukup rawan, karena terjadi ancaman faktor alam yang tidak
dapat dideteksi oleh manusia, sehingga kelihatan kinerja fungsi baik, tetapi disisi lain
terancam terjadi kegagalan bendungan”

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 27

5.3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pedoman penilaian kinerja Bendungan memuat,

1. Inventarisassi komponen-komponen detail prasarana bendungan beserta


waduknya, termasuk struktur, kelengkapan peralatan operasi dan instrumentasi
bendungan yang harus dilakukan.
2. inventarisassi komponen-komponen pendukung dalam kegiatan operasi waduk
dan OP bendungan.
3. inventarisasi fasilitas pendukung yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan pengelolaan bendungan, operasi dan pemeliharaan, serta pemeriksaan
dan pemantauan kondisi bendungan,
4. Identifikasi faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap kinerja
bendungan
5. Analisis penilaian kinerja bendungan

5.4.. TUJUAN PENILAIAN KINERJA BENDUNGAN

Tujuan penilaian kinerja bendungan adalah :

1. Mengetahui/mengukur tingkat pelayanan suatu bendungan secara umum.


2. Mengetahui kondisi bendungan saat dilakukan penilaian terhadap bendungan
tersebut.
3. Mengetahui dan mengukur adanya kerusakan minor maupun mayor pada
setiap komponen bendungan.
4. Mengetahui dan mengukur efektivitas operasi bendungan pada saat
dilakukan penilaian.
5. Mengenali problem-problem yang mengancam keamanan bendungan;

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 28

6. Mempercepat respon yang efektif untuk mencegah terjadinya keruntuhan


bendungan; dan
7. Mempersiapkan upaya-upaya untuk memperkecil risiko jatuhnya korban jiwa
dan mengurangi kerusakan harta benda, bila terjadi keruntuhan bendungan.

5.5. SASARAN DAN JANGKAUAN PENGATURAN

1. Sasaran dan jangkauan pengaturan yang hendak dicapai dalam pedoman


penilaian kinerja bendungan adalah untuk pedoman bagi para pengelola
bendungan, para pelaksana di lapangan serta para operator bendungan, unit
monitoring bendungan, serta para pengambil kebijakan terkait dengan
pengelolaan dan OP bendungan.

2. Gambaran jangkauan pengaturan dalam pengelolaan dan OP bendungan


dapat digambarkan pada bagan berikut, yang menunjukkan secara jelas posisi
lingkup kegiatan penilaian dan evaluasi kinerja bendungan dalam lingkup
kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP).

3. Dengan demikian lingkup pengaturan penilaian kinerja bendungan terkait


langsung dengan dukungan terhadap efektivitas kelancaran penyelenggaraan
OP bendungan sebagai salah satu aspek dari kegiatan pengelolaan bendungan

4. Gambaran posisi kegiatan penilaian kinerja bendungan dalam lingkup


pengaturan kegiatan operasi dan pemeliharaan bendungan, adalah
sebagaimana bagan berikut :

Gambar : JANGKAUAN PENGATURAN

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 29

JANGKAUAN PENGATURAN
PENILAIAN KINERJA
BENDUNGAN

5. Gambaran diagram diatas, menunjukkan jangkauan pengaturan untuk


kegiatan penilaian kinerja bendungan dalam proses kegiatan
penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan (OP) bendungan dan merupakan
salah komponen kegiatan dan satu simpul penting dalam lingkup
penyelenggaraan kegiatan pengelolaan bendungan (sebagaimana ditunjukkan
dalam amanat Permen PU no 27/2015).

6. Agar penyelenggaraan OP bendungan dapat dilaksanakan dengan optimal,


pengelola bendungan harus melakukan kegiatan inspeksi, penelusuran, audit
dan penilaian kinerja bendungan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
OP, dimana salah satu kegiatan OP bendungan, selain kegiatan operasi
bendungan, termasuk operasi waduk; pemeliharaan prasarana bendungan
dan instrumentasinya, adalah kegiatan monitoring dan evaluasi serta evaluasi

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 30

kinerja dalam rangka keamanan bendungan beserta rekomendasi tindak


lanjut penanganannya.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 31

5.6. MUATAN PENGATURAN

1. kegiatan penilaian kinerja bendungan terdiri dari:

1) Penilaian kinerja fisik bendungan,


2) Penilaian kinerja peralatan dan instrumentasi bendungan.
3) Penilaian kinerja keamanan bendungan
4) Penilaian kinerja fungsi operasi bendungan dan waduk
5) Penilaian kinerja layanan bendungan
6) Penilaian kinerja kelembagaan
7) Penilaian kinerja lingkungan dan kelestarian waduk

2. Kegiatan pemantauan dan evaluasi kinerja bendungan :

1) Dimulai sejak operasi pengelolaan bendungan


2) Selanjutnya dilakukan secara kontinyu, paling tidak 1 (satu) kali dalam
setahun sejalan dengan pelaksanaan OP bendungan.

3. indikator kinerja waduk :

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 32

a) produktifitas keluaran air (juta m3/th)


b) terpenuhinya layanan air terhadap target (% terhadap terget
rencana)
c) tersedianya air di waduk (% waktu defisit dalam 1 tahun)
d) tingkat realisasi operasi terhadap target pola operasi waduk
e) tingkat kepuasan user (jumlah complain)

4. indicator kinerja keamanan bendungan (hasil inspeksi, pengamatan visual


dan monitoring terhadap instrumentasi) :
a) besaran kuantitas dan kualitas air bocoran / rembesan
b) permasalahan retakan, longsoran
c) permasalahan geser , settlemen
d) perubahan perilaku bendungan

5. indicator kinerja kelembagaan


a) kelengkapan peraturan
b) kelengkapan struktur organisasi dan tata laksana
c) kelengkapan pedoman dan manual
d) kelengkapan jumlah dan kompetensi petugas pengelola bendungan
e) kelengkapan data dan informasi mengenai bendungan
f) kelengkapan peralatan penunjang

6. indicator kinerja lingkungan dan konservasi


a) kondisi sedimentasi di waduk (thd dead storage)
b) kondisi perairan waduk (tk pencemaran ; luasan gulma)
c) kondisi sempadan dan green belt area waduk
d) tingkat ketersediaan air di waduk (% waktu defisit air waduk)
e) kebersihan area bendungan dan waduk

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------


P a g e | 33

BAB VI

PENUTUP

1. Kegiatan pengelolaan bendungan dan OP bendungan merupakan kegiatan utama


dalam rangka menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaat bendungan .

2. Efektivitas pengelolaan dan OP bendungan sangat tergantung kepada prioritas


penanganan berbasis kinerja bendungan.

3. Kinerja bendungan terdiri atas kinerja fisik bendungan, kinerja peralatan dan
instrumentasi, kinerja keamanan bendungan, kinerja fungsi operasi, kinerja layanan
bendungan, kinerja kelembagaan dan kinerja lingkungan dan kelestarian waduk.

4. Penilaian Kinerja Bendungan merupakan suatu upaya untuk mendukung efektivitas


pengelolaan bendungan, sehingga penjaminan akan kelestarian fungsi, manfaat
bendungan beserta waduknya serta jaminan keamanan dapat terpenuhi.

5. Pedoman penilaian kinerja bendungan diperlukan sebagai acuan bagi para petugas
OP bendungan dalam melakukan kegiatan penilaian kinerja bendungan.

(wid)-konsepsi pengaturan pedoman penilaian kinerja bendungan ----------

Anda mungkin juga menyukai