BAB I
PENDAHULUAN
I-1
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
Dengan semakin banyaknya embung yang telah dibangun dengan dana yang tidak
sedikit, maka telah pula terjai pergeseran paradigma prioritas tidak hanya berorientasi kepada
pembangunan saja tetapi juga optimalisasi pengelolaan melalui upaya peningkatan
Operasi dan Pemeliharaan.
Pengelolaan embung, termasuk didalamnya kegiatan operasi dan pemeliharaan
embung dan waduknya, sebagaimana diamanatkan dalam Pemen PU no 27 tahun 2015,
bertujuan untuk menjamin :
o Keberlanjutan fungsi dan manfaat embung melalui kegiatan operasi embung
o Keberlanjutan kondisi prima embung melalui kegiatan perawatan dan
pemeliharaan embung.
o Keberlanjutan keamanan embung melalui kegiatan OP, pengamatan,
monitoring, inspeksi, perawatan dan rehabilitasi.
Disadari bahwa banyak embung di Indonesia mengalami kerusakan dan penurunan
fungsi , kinerja dan keandalannya yang antara lain disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Efektifitas kinerja embung yang semakin menurun diakibatkan permasalahan
pendangkalan akibat tingginya laju sedimentasi, penurunan debit inflow, serta penurunan
kondisi fisik embung itu sendiri. Kegiatan operasi dan pemeliharaan embung harus benar-
benar menjadi prioritas perhatian dalam rangka menjaga dan mempertahankan keandalan
fungsi, mengembalikan kondisi bila terjadi kerusakan atau penurunan fungsi serta menjaga
keamanan embung dan lingkungannya
Dalam mendukung kegeiatan OP embung secara optimal, diperlukan penyediaan
dana yang memadai dan sesuai dengan kondisi aktual embung di lapangan. Kebutuhan
penyusunan anggaran berbasis kinerja memerlukan pula indikator kinerja. Sampai saat ini
penyusunan anggaran kegiatan OP embung baru berdasarkan kebutuhan OP rutin dan
berkala, belum mencakup kinerjanya. Pada kenyataannya, masih dirasakan bahwa
penyusunan anggaran pendukung kegiatan OP embung bukan didasarkan kepada kebutuhan
nyata sesuai dengan kondisi kinerja embung di lapangan, namun masih berdasarkan hasil
justifikasi pengelola embung masing-masing.
Penilaian kinerja embung, menuntun kepada ketepatan penentuan prioritas
penyusunan anggaran penanganan OP embung berdasarkan skala prioritas terkait dengan
kondisi dan tingkat kerusakan embung.
Aspek penilaian kinerja suatu embung merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam menjaga keberlangsungan fungsi dan manfaat sebuah bangunan, meliputi penilaian
aspek :
o kinerja layanan dan manfaat embung,
I-2
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
Adanya SOP (prosedur operasi standar) serta kepastian langkah penilaian kinerja
embung merupakan prasyarat bagi terselenggaranya pengelolaan embung secara efektif dan
karenanya perlu diatur dalam suatu bentuk peraturan.
Selain dari penilaian kinerja dan Penilaian embung hal lain yang perlu diperhatikan
adalah AKNOP ( Angka Kebutuhan Nyata Operasi ) dan Pemeliharaan Embung, untuk
menjamin keberlangsungan fungsi dan manfaat embung.
Dalam rangka memfungsikan dan merawat embung termasuk memantau perilaku
embung dan volume tampungannya agar terjaga keamanan dan fungsinya perlu dilakukan
kegiatan operasi dan pemeliharaan embung. Agar penyelenggaran operasi dan pemeliharaan
embung dapat dilaksanakan dengan optimal, pengelola embung harus mempersiapkan
besaran pembiayaan operasi dan pemeliharaan embung sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan operasi dan pemeliharaan embung. Penentuan biaya operasi dan pemeliharaan
embung harus ditetapkan berdasarkan kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan embung (
AKNOP ) embung.
I-3
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
B. TUJUAN
Kegiatan Penialaian Kinerja dan Penyusunan Angka kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) Embung bertujuan :
− Untuk mengetahui kondisi Danau, Situ, Embung, dan Penampung Air Lainnya dan
kinerja sarana / prasarana Danau, Situ, Embung, dan Penampung Air Lainnya, apakah
kondisinya baik, rusak ringan atau rusak berat.
− Untuk mengetahui kondisi kinerja, informasi, kelembagaan, peralatan, SOP, agar
kriteria audit teknis terpenuhi dan sebagai dasar dalam mengevaluasi rencana
selanjutnya.
− Diperolehnya Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Seluruh
inventarisasi ini menerangkan kapasitas embung yang telah beroprasional.
1.5. Pengertian
Pengertian dasar dalam kegaiatan ini:
1. Embung bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan
batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur
sehingga terbentuk waduk.
2. Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya embung.
I-4
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
I-5
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP EMBUNG DI KALIMANTAN BARAT
Dilaksanakan oleh tim Konsultan Individu (Balai / Dinas) untuk mendapatkan data –
data yang sesuai dengan kondisi lapangan dan hasilnya dikumpulkan pada tim
Penilaian
c. Cek Kondisi Fisik
Dilaksanakan try out sample oleh tim Penilaian dan selanjutnya diteruskan oleh tim
KI (Balai/Dinas).
d. Analisa Fungsi
Dilaksanakan oleh tim audit untuk mengetahui kondisi Fungsi dari infrastruk Sumber
Daya Air dimaksud.
e. Klasifikasi dan Rencana Pemulihan
Dilaksanakan oleh tim audit dan tim perumus antara lain :
1) Terhadap kondisi infrastruktur Sumber Daya Air dilakukan Klasifikasi yaitu :
- Kondisi baik
- Kondisi rusak ringan : apabila fungsi tidak terganggu.
- Kondisi rusak sedang : apabila tidak segara dilakukan perbaikan fungsi
akan terganggu
- Kondisi rusak berat : fungsi terganggu
2) Menyusun rencana pemulihan terhadap infrastruktur Sumber Daya Air yang
memerlukan perbaikan mencakup jenis dan titik kerusakan, besaran atau
volume, serta jumlah biaya yang diperlukan termasuk jadwal target
penyelesaiannya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh tim Penilaian / tim perumus.
I-6