Anda di halaman 1dari 14

BAB VIII

PEDOMAN OPERASI DAN


PEMELIHARAAN

Pada bab ini disampaikan dasar-dasar operasi dan pemeliharaan embung.


Pembahasan ini merupakan rangkuman beberapa alur pikir, konsep dasar, dan tinjauan
teoritis yang terkait erat dengan Operasi dan Pemeliharaan Embung. Lebih lanjut dalam bab
ini dibahas latar belakang perlunya Operasi dan Pemeliharaan Embung, dasar-dasar
Operasi dan dasar-dasar pemeliharaan.

8.1. LATAR BELAKANG PERLUNYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN EMBUNG


Air sebagai sumber daya alam yang sangat diperlukan untuk memenuhi hajat hidup
orang banyak merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
setiap kegiatan manusia tidak dapat lepas dari kebutuhan akan air. Air digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, untuk pertanian, untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan usaha, baik sebagai bahan baku produksi, pemanfaatan potensinya, media usaha,
maupun sebagai bahan pembantu produksi. Pertumbuhan penduduk yang meningkat,
kemajuan industri besar dan kecil yang pesat, lahan pertanian yang semakin luas menuntut
kebutuhan air yang semakin meningkat pula.
Ketersediaan air pada suatu daerah tergantung pada iklim dan kondisi cuaca daerah
tersebut, sehingga tidak merata untuk setiap waktu dan setiap wilayah. Perkembangan
jumlah penduduk dan kegiatan masyarakat telah mengubah fungsi lingkungan yang
berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya air. Fluktuasi debit sungai antara
musim penghujan dan kemarau semakin melebar yang disebabkan oleh rusaknya
lingkungan penyimpan air, berakibat berkurangnya kesempatan memanfaatkan sumber daya
air secara merata setiap waktu, disamping meningkatnya daya rusak air. Masyarakat dunia
mulai dibayang-bayangi krisis air yang perlu penanganan segera dan tepat.
Salah satu perwujudan upaya penanganan krisis tersebut adalah pengelolaan
sumber daya air berupa penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air, yakni dengan dibangunnya embung yang
disamping dapat mengatasi sebagian kebutuhan air bagi masyarakat, menyimpan air waktu
berlebihan, memasok air waktu kekurangan, mengendalikan daya rusak air waktu banjir,

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-1
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

juga untuk kebutuhan lain seperti untuk pengisian kembali air tanah, penampung limbah
industri, limbah tambang dan sebagainya. Keberadaan embung masih perlu untuk
mengatasi krisis air, disamping upaya konservasi sumber daya air lainnya.
Embung disamping bermanfaat bagi manusia, juga menyimpan potensi bahaya yang
besar, yang bila tidak ditangani dengan baik dapat mengancam keselamatan masyarakat
luas di hilir embung. Pembangunan embung juga membutuhkan investasi yang sangat besar
yang harus dikelola secara efisien, dan sumber daya alam yang luas, dengan
menenggelamkan daerah pemukiman, daerah pertanian, atau hutan lindung. Pembangunan
embung yang tidak direncanakan dengan matang, tidak dilaksanakan dengan baik, serta
tidak mendengarkan saran dan pendapat dari masyarakat, sering menyisakan persoalan
sosial dan lingkungan yang tidak dapat ditangani dengan tuntas. Penyelenggaraan
pembangunan embung oleh badan usaha, badan sosial dan perseorangan swasta diberi hak
untuk dalam rangka pengusahaan sumber daya air akan menimbulkan masalah bila tidak
diserta.
Pasca pelaksanaan pembangunan suatu embung perlu dilakukan operasi dan
pemeliharaan embung. Sumber daya manusia dan sumber dana masih sering menjadi
kendala utama. Pendayagunaan keberadaan embung sebagai sumber daya air masih harus
ditingkatkan untuk dapat menunjang upaya pelestarian lingkungan. Permasalahan
pembangunan embung dapat dibagi menjadi dua hal utama yaitu (1) dampak dari fase
pelaksanaan konstruksi, dan (2) paska konstruksi atau masa pemanfaatan.
Pembangunan embung tidak bisa dipungkiri akan memberikan dampak yang besar
baik bagi lingkungan maupun sosial. Pembebasan lahan untuk daerah genangan dan lokasi
tubuh bendung telah menjadi isu yang sering kali mengemuka. Dengan mudahnya sharing
informasi sebagai konsekuensi majunya teknologi akan menempatkan isu pemindahan
penduduk ini menjadi isu global yang menjadi concern dunia internasional. Permasalahan
yang sering dikaitkan dengan isu hak asasi manusia ini akan menghambat pelaksanaan
pekerjaan pembangunan bendungan, bahkan bisa menghasilkan keputusan pemberhentian
pelaksanaan pembangunan. Tidak sedikit pula protes dari para pemerhati lingkungan
terhadap potensi perubahan lingkungan yang akan ditimbulkan.
Pada saat ini pemeliharaan merupakan suatu tahapan pasca konstruksi yang sering
terabaikan bahkan terlupakan. Hasrat untuk membangun terkadang tidak diimbangi oleh
kemampuan dari setiap pemangku kepentingan (stakeholder) untuk memelihara apa yang
telah dibangun. Potensi kegagalan dan kerusakan yang terjadi pada embung di Indonesia
sangat terkait dengan rendahnya tingkat pemeliharaan termasuk di dalamnya sistem
monitoring.

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-2
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

8.2. OPERASI EMBUNG


Pedoman operasi Embung Sokoagung meliputi penetapan prosedur kerja tiap unit
operasi. Beberapa prosedur kerja operasi pintu intake embung antara lain:
8.2.1.Operasi Pintu
1. Operasi Pada Saat Banjir + 6,00
Operasi pengendalian banjir merupakan operasi yang dilakukan pada saat tinggi muka
air sudah mencapai ketinggian banjir yang direncanakan, yang perlu dilakukan oleh
petugas embung yaitu mengoperasikan pintu intake pada bangunan pengarah, operasi
pintu tersebut pada saat banjir yaitu :
a. Pintu Intake
 Pada kondisi banjir, pintu intake harus ditutup secara penuh,
 Pastikan tidak ada air yang masuk melalui pintu intake, dikhawatirkan pada
kondisi banjir air membawa sedimen yang cukup banyak.
 Apabila banjir sudah mulai surut, dan warna air sudah tidak berwarna coklat
(tidak bercampur dengan sedimen) maka pintu intake dapat di buka kembali.
2. Operasi Pada Kondisi Normal + 5,50
Pemanfaatan suatu embung untuk berbagai kebutuhan tergantung dari inflow,
kehilangan air dan kapasitas embung. Dalam perencanaan volume kapasitas embung
dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran debit yang memasuki embung
(inflow), elevasi muka air, dan debit yang keluar (out flow). Adapun kegiatan operasi
pada saat normal yaitu :
a. Pintu Intake
 Pintu intake dibuka sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan untuk
pemanfaatan irigasi dari embung,
3. Operasi Pada Kondisi Darurat
Kondisi darurat yang dimaksud disini adalah pada saat gempa. Operasi pada kondisi
gempa pada embung tidak diperlukan, namun setelah gempa perlu dilakukan
inspeksi/pemantauan.

8.3. PEMELIHARAAN EMBUNG


Pemeliharaan embung ditujukan untuk menjaga dan merawat sumber air, embung
dan bangunan pelengkapnya. Pemeliharaan embung dimaksudkan untuk mempertahankan
fungsi embung sesuai dengan umur layanan, menjaga kuantitas dan kualitas air embung dan
menjaga keamanan embung.
Pemeliharaan embung dilakukan melalui kegiatan pencegahan kerusakan dan/atau
penurunan fungsi serta perbaikan kerusakan embung dan bangunan pelengkapnya.

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-3
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Berdasarkan sifat pekerjaannya, pemeliharaan fisik embung dapat dikelompokkan kedalam 3


(tiga) yaitu pemeliharaan preventif (pencegahan), pemeliharaan korektif (perbaikan), dan
pemeliharaan luar biasa.
Pemeliharaan preventif (pencegahan), ditujukan untuk menjaga agar embung dan
bangunan pelengkapnya tetap eksis dan sesuai dengan tingkat kinerja layanan yang
direncanakan. Pemeliharaan preventif bersifat rutin (kontinyu) atau terjadwal (periodik) dan
tidak memerlukan kelengkapan perhitungan desain.
Pemeliharaan korektif (perbaikan), ditujukan untuk memperbaiki kerusakan embung
dan bangunan pelengkapnya apabila dijumpai kerusakan dan kemunduran mutu embung
dan bangunan pelengkapnya.

8.3.1. Pemeliharaan Preventif


1. Bangunan Inlet
Bangunan inlet dimaksudkan untuk mengambil air (menyadap) untuk dapat masuk
kedalam embung, Komponen pada bangunan inlet yang memerlukan pemeliharaan yaitu :
a. Kolam inlet
 Pembersihan kolam inlet dari endapan sedimen yang terbawa masuk ke dalam
kolam
 Pembersihan sampah dari dalam kolam inlet
b. Saluran drainase/ u-ditch
 Pembersihan sampah dari dalam saluran drainase
 Pembersihan endapan sedimen dari dalam saluran drainase
 Melakukan perbaikan pada bagian saluran drainase yang mengalami kerusakan
 Pembersihan vegetasi dari sekitar area drainase yang dapat menggangu fungsi
saluran drainase
c. Pagar pengaman
 Melakukan pembersihan sampah/ vegetasi yang ada di sekita pagar pengaman
 Melakukan pengecatan cat yang sudah pudar
 Melakukan perbaikan kerusakan pada pagar
d. Dinding saluran
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Melakukan perbaikan plesteran/pasangan batu apabila terdapat susunan yang
lepas
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel
e. Jembatan akses

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-4
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

 Memperbaiki pada retakan kecil dan melakukan perbaikan plesteran/pasangan


batu apabila terdapat susunan yang lepas
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel
 Melakukan pengecatan pagar pengaman jembatan.
f. Peilschall
 Melakukan pengecatan ulang jika cat/ notasi peilschall mulai pudar
 Membersihkan vegetasi yang tumbuh disekitar peilschall
2. Tubuh/ dinding embung
Tubuh/ dinding embung Sokoagung berupa pasangan beton. Komponen dari tubuh/
dinding embung yang memerlukan pemeliharaan yaitu :
a. Pasangan grass block
 Membersihkan tebing dari vegetasi yang menggangu
 Melakukan perbaikan jika terdapat grass block yang terlepas
 Melakukan pembersihan sampah yang tersangkut pada tebing tubuh embung
b. Pasangan beton
 Menutup dan memperbaiki rongga/kebocoran yang termasuk dalam kerusakan
besar.
 Perbaikan pada bangunan yang mengalami perubahan seperti penurunan
pondasi, perubahan karena konsolidasi pada tanah
3. Bangunan Outlet
Bangunan outlet embung berupa pelimpah spillway dengan tipe Ogee yang akan
mengalirkan limpahan air embung ke dalam saluran menuju Sungai Tambakboyo.
Komponen dari bangunan outlet embung yang memerlukan pemeliharaan yaitu :
a. Mercu pelimpah
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel pada mercu
 Membersihkan sampah dan semak pada kolam olak.
 Menutupi kebocoran kecil dengan memperbaiki siar.
b. Pilar jembatan
 Membersihkan dari rumput-rumput/lumut yang menempel
 Melakukan pengecatan pada pagar jembatan
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Melakukan perbaikan atau penyusunan batu-batu kosong apabila terdapat
susunan yang lepas
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-5
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

c. Tangga OP
 Melakukan perbaikan pada tangga yang mulai korosi
d. Kolam olak
 Membersihkan sampah yang tersangkut diatas kolam olak
 Membersihkan vegetasi dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam olak
e. Bak kontrol
 Membersihkan endapan/ sedimen yang masuk ke dalam bak kontrol
 Membersihkan sampah yang ikut terbawa ke dalam bak kontrol
f. Dinding penahan tanah
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Melakukan perbaikan pasangan batu apabila terdapat susunan yang lepas
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel
g. Saluran outlet
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Melakukan perbaikan plesteran/pasangan batu apabila terdapat susunan yang
lepas
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel
 membersihkan endapan sedimen yang menumpuk pada saluran outlet
h. Peilschall
 Melakukan pengecatan ulang jika cat/ notasi peilschall mulai pudar
 Membersihkan vegetasi yang tumbuh disekitar peilschall
4. Bangunan Intake
Bangunan intake embung Sokoagung dimaksudkan untuk menyadap air dari dalam
tampungan embung menuju kolam pemanfaatan dan selanjutnya dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar. Komponen dari bangunan intake yang memerlukan
pemeliharaan yaitu :
a. Pintu sorong
 Pemotongan semak/ vegetasi di sekitar bangunan pintu air.
 Pelumasan as dan sendi dengan grease, sebelumnya harus dibersihkan dengan
solar.
 Pengecatan bangunan pada baut, stang ulir dan guide frame, dan trash rack.
 Melakukan pengecatan ulang pada peilschall jika notasi sudah pudar/ sulit terbaca
b. Kolam pemanfaatan
 Membersihkan endapan/ sedimen yang masuk ke dalam kolam pemanfaatan
 Membersihkan sampah yang ikut terbawa ke dalam kolam pemanfaatan
c. Pagar pengaman

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-6
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

 Melakukan pembersihan sampah/ vegetasi yang ada di sekita pagar pengaman


 Melakukan pengecatan cat yang sudah pudar
 Melakukan perbaikan kerusakan pada pagar
d. Tangga OP
 Melakukan perbaikan pada tangga yang mulai korosi
e. Saluran intake
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Melakukan perbaikan plesteran/pasangan batu apabila terdapat susunan yang
lepas
 Membersihkan rumput serta tanaman yang menempel
 membersihkan endapan sedimen yang menumpuk pada saluran inlet
f. Peilschall
 Melakukan pengecatan ulang jika cat/ notasi peilschall mulai pudar
 Membersihkan vegetasi yang tumbuh disekitar peilschall
5. Tampungan Embung
Tampungan Embung Sokoagung memerlukan pemeliharaan berupa :
 Melakukan pemantauan secara rutin pada dasar embung,
 Membersihkan sampah-sampah yang terdapat pada embung
 Dilakukan pengerukan bila terjadi penumpukan sedimen yang dapat menggagu
pengoperasian pintu intake.
6. Jalan Akses dan pelengkapnya
Komponen bangunan pada jalan akses Embung Sokoagung ini yang memerlukan
pemeliharaan antara lain :
a. Jalan akses utama
 Membersihkan dari rumput-rumput/lumut apabila sudah mengganggu pejalan kaki
 Membersihkan sampah atau batu yang mengganggu
 Melakukan perbaikan atau penyusunan konblok atau kanstin jika ada yang lepas
b. Jogging track
 Membersihkan vetegasi/ rumput yang tumbuh disekitar area jogging track
 Memperbaiki pasangan paving block yang lepas/rusak
 Membersihkan sampah dari area jogging track.
c. Drainase keliling embung
 Membersihkan sampah yang masuk ke dalam saluran drainase
 Membersihkan endapan sedimen yang sudah menumpuk di dalam saluran
drainase
 Memperbaiki bagian dinding saluran yang mengalami kerusakan

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-7
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

 Membersihkan vetegasi/ rumput yang tumbuh disekitar saluran drainase


d. Pagar keliling embung
 Melakukan pembersihan sampah/ vegetasi yang ada di sekita pagar pengaman
 Melakukan pengecatan cat yang sudah pudar
 Melakukan perbaikan kerusakan pada pagar
7. Fasilitas Pariwisata
Fasilitas penunjang pariwisata ini dimaksudkan untuk menunjang/ melengkapi
embung sebagai tempat pariwisata. Komponen dari fasilitas penunjang pariwisata
yang memerlukan pemeliharaan antara lain :
a. Gazebo
 Membersihkan dari rumput-rumput/lumut apabila ada yang menempel
 Memperbaiki pada retakan kecil.
 Melakukan pengecatan bila sudah pudar
b. Tempat parkir
 Melakukan pembersihan area parkir dari vegetasi/ tanaman yang tumbuh liar
 Membersihkan sampah yang terdapat di area parkir
c. Taman hijau
 Melakukan pembersihan taman dari vegetasi liar yang menggangu taman
 Melakukan penyiraman tamanan secara rutin
 Melakukan penggantian tanaman jika ada tanaman yang mati/rusak
d. Tangga embung
 Melakukan perbaikan retakan- retakan kecil pada anak tangga
 Melakukan pengecatan pada pagar tangga
e. Pagar pengaman
 Melakukan pembersihan sampah/ vegetasi yang ada di sekita pagar pengaman
 Melakukan pengecatan cat yang sudah pudar
 Melakukan perbaikan kerusakan pada pagar

8.3.2. Pemeliharaan Korektif Dan Darurat


Kondisi darurat disini apabila terjadi gempa, maka perlu dilakukan inspeksi setelah
kejadian gempa secara menyeluruh terhadap bangunan embung.
1. Bangunan Inlet
 Perbaikan pada bangunan yang mengalami perubahan seperti penurunan pondasi,
perubahan karena konsolidasi pada tanah
2. Bangunan Outlet
 Perbaikan mercu bila terjadi kerusakan melapor kepada korlak.

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-8
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

 Penggantian pintu jika telah berkarat lebih dari 70 %


 Perbaikan kebocoran pada spillway.
 Perbaikan pada bangunan yang mengalami perubahan seperti penurunan
pondasi, perubahan karena konsolidasi pada tanah
3. Bangunan Intake
 Perbaikan pada bangunan yang mengalami perubahan seperti penurunan
pondasi, perubahan karena konsolidasi pada tanah
 Melakukan penggantian pintu air jika kerusakan pintu air mengakibatkan
penurunan fungsi dari pintu tersebut.
4. Tampungan Embung
 Menutup dan memperbaiki rongga/kebocoran yang termasuk dalam kerusakan
besar.
 Perbaikan pada bangunan yang mengalami perubahan seperti penurunan
pondasi, perubahan karena konsolidasi pada tanah
5. Dinding Embung
 Menutup dan memperbaiki rongga/kebocoran yang termasuk dalam kerusakan
besar.
 Perbaikan pada bangunan yang mengalami perubahan seperti penurunan
pondasi, perubahan karena konsolidasi pada tanah
6. Jalan Akses
 Menambal jalan-jalan yang berlubang.
 Melakukan perbaikan pada jalan yang mengalami penurunan/longsor.
7. Fasilitas Umum
 Melakukan perbaikan pada kerusakan-kerusakan ringan.
 Menambal jalan-jalan yang berlubang.

8.4. ORGANISASI PENGELOLA EMBUNG


Pengaturan tentang kelembagaan pengelola irigasi tingkat lapangan diatur dalam
Lampiran I Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 12/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Organisasi operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di tingkat lapangan merupakan
ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang ada.
Struktur organisasi operasi dan pemeliharaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8-9
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Balai Besar Wilayang Sungai


Pemali Juana

Staff Pelaksana
Lapangan

Petugas Mantri Petugas Mantri Petugas Mantri


Juru Pengairan Juru Pengairan Juru Pengairan

POB & PPA POB & PPA POB & PPA

Gambar 8. 1 Struktur Organisasi O&P di Lapangan

8.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi yang Berada di
Lapangan
1. Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana
- Mempersiapkan penyusunan RTTG dan RTTD sesuai usulan petani
P3A/GP3A/IP3A
- Menetapkan besarnya faktor-k untuk pembagian air jika debit sungai menurun
- Rapat di kantor ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil setiap minggu
untuk mengetahui permasalahan operasi, hadir para mantri / juru pengairan,
petugas pintu air (PPA), petugas operasi bendung serta P3A/GP3A/IP3A.
- Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas PSDA kabupaten.
- Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Operasi
- Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi yang diajukan
P3A/GP3A/IP3A.
- Membuat laporan kegiatan operasi ke Dinas.
2. Staf Pelaksana Lapangan
- Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil dalam
pelaksanaan operasi jaringan irigasi.
3. Petugas Mantri / Juru Pengairan
- Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil untuk tugas-
tugas yang berkaitan dengan operasi.
 Melaksanakan instruksi dari ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil
tentang pemberian air pada tiap bangunan pengatur;

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8 - 10
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

 Memberi instruksi kepada PPA untuk mengatur pintu air sesuai debit yang
ditetapkan;
 Memberi saran kepada Petani tentang awal tanam & jenis tanaman;
 Pengaturan Giliran;
 Mengisi papan operasi/ eksploitasi
- Membuat laporan operasi :
 Pengumpulan Data Debit ;
 Pengumpulan Data Tanaman & Kerusakan Tanaman;
 Pengumpulan Data Curah Hujan (sesuai kebutuhan daerah);
 Menyusun Data Mutasi Baku Sawah (sesuai kebutuhan daerah);
 Mengumpulkan data Usulan Rencana Tata Tanam;
 Melaporkan kejadian banjir kepada Rantig/ Pengamat;
 Melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis kepada Pengamat;
4. Petugas Operasi Bendung (POB)
- Melaksanakan pengaturan pintu penguras bendung terhadap banjir yang datang
- Melaksanakan pengurasan kantong lumpur
- Membuka/menutup pintu pengambilan utama, sesuai debit dan jadwal yang
direncanakan.
- Mencatat besarnya debit yang mengalir / atau masuk ke saluran induk pada
blangko operasi.
- Mencatat elevasi muka air banjir
5. Petugas Pintu Air (PPA)
- Membuka dan menutup pintu air sehingga debit air yang mengalir sesuai dengan
perintah Juru/Mantri Pengairan.

8.4.2. Pengaturan Tentang Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi & Pemeliharaan


Kelembagaan dan sumberdaya manusia jaringan irigasi di tingkat lapangan merupakan
ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang ada.
Ketersediaan sumberdaya manusia pengelolaan irigasi pada tingkat pengelola ini, menjadi
bagian yang penting untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan irigasi yang dari aspek
penyediaan air maupun kepuasan pelayanan dalam penyediaan air irigasi.
Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah kegiatan pengaturan air dan
jaringan irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pembuangannya, termasuk usaha mempertahankan kondisi jaringan irigasi agar tetap
berfungsi dengan baik. Kegiatan ini membutuhkan tenaga pelaksana operasi dan
pemeliharaan yang memadai dalam hal jumlah dan kompetensinya.

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8 - 11
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Secara umum, kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari pengelolaan jaringan irigasi
berdasarkan ketersediaan sumberdaya manusia, biaya OP sebagai penunjang kelestarian
fungsi dan ketersediaan air yang mencukupi permintaan sepanjang tahun. Berdasarkan
beberapa studi yang pernah dilakukan, faktor ketersediaan tenaga pelaksana operasi dan
pemeliharaan yang cukup di lapangan dapat mendukung peningkatan kinerja jaringan irigasi
secara keseluruhan.
Berdasarkan peraturan yang berlaku, pengaturan tentang kebutuhan tenaga pelaksana
operasi dan pemeliharaan ini, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
- Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil : 1 orang + 5 staff per 5.000 –
7.500 Ha
- Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha
- Petugas Operasi Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapa
pekerja untuk bendung besar
- Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan bangunan bagi
pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500 ha
- Pekerja/pekarya Saluran (PS) : 1 orang per 2-3 km panjang saluran
Dengan mengacu ketentuan di atas, yang tentunya disesuaikan dengan besaran faktor
pembaginya yang sesuai dengan kondisi lapangan saat ini, dapat diperoleh kebutuhan
personil petugas O dan P di Embung Cabean sebagai berikut:

Tabel 8. 1 Kebutuhan Petugas O Dan P Pada Embung Cabean

Standar kebutuhan Menurut Perment Kondisi


URAIAN PU 12/PRT/M/2015 Rencana DI Cabean Kebutuhan
(862 Ha) dan DI Petugas OP
Standar kebutuhan ketentuan Sumedang (731 Ha)
Pengamat 5.000 Ha s/d 7.500 Ha 1 orang 1593 Ha 0,00
Juru Pengairan 750 Ha s/d 1.500 Ha 1 orang 1593 Ha 1,00
Petugas Penjaga
1 orang 1 orang 1593 Ha 1,00
Bendung
Petugas Pintu Air 3 sadap s/d 5 sadap atau
2 km - 3 km atau
1 orang 1593 Ha 1,00
Daerah layanan 150 Ha
s/d 500 Ha
Petugas Saluran 2000 m s/d 3000 m 1 orang >3000 m 2,00
Sumber : Permen PU No 12/PRT/M/2015 dan Hasil Analisis Konsultan, 2018

Dengan melihat hasil perhitungan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan
tenaga O & P pada embung untuk mendukung pengelolaan daerah irigasi yang andal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pada Embung Cabean diperlukan 1 (satu) juru pengairan, 1
(satu) petugas penjaga bendung, 1 (satu) petugas pintu air, dan 2 (dua) petugas saluran.
Tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan di daerah kajian ini menjadi suatu hal yang
perlu untuk di selesaikan dengan baik.

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8 - 12
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan mencakup pengaturan, pelaksanan dan evaluasi


beroperasinya Embung Cabean beserta prasarana pelengkapnya sehingga mendukung
kebutuhan utama :
a. Konservasi sumber daya air dan konservasi lingkungan Embung Cabean.
b. Persediaan air irigasi.
c. Mendukung potensi wisata di sekitar embung.

Rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan berbasis kinerja dan berbasis outcome
dalam indikator kegiatan dan pelaksana kegiatan dinyatakan dalam suatu matriks
pendanaan operasi dan pemeliharaan. Matriks pendanaan operasi dan pemeliharaan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan aktual pembiayaan
operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap ruas saluran untuk
mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi.
Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan dari tingkat UPT/Pengamat ke bawah
merupakan biaya langsung.
2. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan pembiayaan
operasi dan pemeliharaan tidak langsung.

Pendekatan aspek teknis bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan


melindungi prasarana dan sarana Embung Cabean sehingga investasi yang sudah
ditanamkan dapat berhasil guna sesuai dengan perencanaan.
Pendekatan aspek non teknis meliputi pendekatan administrasi, manajemen,
organisatoris dan metode penyelamatan dini sehingga saat terjadi banjir melebihi banjir
rencangan atau gelombang perambatan banjir akibat keruntuhan bendungan dapat
diminimalisir kerugian baik moril maupun materil. Hal ini dapat terlaksana jika keseluruhan
prosedur dilaksanakan dengan efektif, efisien sesuai pedoman yang telah ditetapkan

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8 - 13
BAB VII
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB VIII.....................................................................................................................................1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN...................................................................1
8.1. LATAR BELAKANG PERLUNYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN EMBUNG 1
8.2. OPERASI EMBUNG.....................................................................................................3
8.2.1. Operasi Pintu..........................................................................................................3
8.3. PEMELIHARAAN EMBUNG........................................................................................3
8.3.1. Pemeliharaan Preventif.........................................................................................4
8.3.2. Pemeliharaan Korektif Dan Darurat....................................................................8
8.4. ORGANISASI PENGELOLA EMBUNG.....................................................................9
8.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi yang Berada di
Lapangan.............................................................................................................................10
8.4.2. Pengaturan Tentang Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi &
Pemeliharaan......................................................................................................................11

Gambar 8. 1 Struktur Organisasi O&P di Lapangan...................................................10

Tabel 8. 1 Kebutuhan Petugas O Dan P Pada Embung Cabean..............................12

LAPORAN AKHIR
Identifikasi Potensi dan SID Tampungan Air di Desa Guyangan Kabupaten Pati 8 - 14

Anda mungkin juga menyukai