A. Kajian Teori
1. Irigasi
Irigasi merupakan suatu proses untuk mengalirkan air dari suatu sumber air
ke sistem pertanian. Secara garis besar irigasi adalah usaha pemenuhan kebutuhan
air bagi tanaman agar tumbuh optimal (Nugroho, 2018). Irigasi dapat berasal dari
beberapa sumber, yaitu air permukaan dan air tanah ataupun teknologi yang
digunaan untuk mengalirkan air, seperti irigasi pompa. Fungsi utama irigasi adalah
untuk menambah air untuk memasok kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman
adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk membantu
kelancaran bidang usaha pertanian. Jenis irigasi meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan
pemberian dan penggunaannya. Jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan
jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran
sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang
berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari
2. Sistem Irigasi
pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia. Jadi, sistem irigasi dapat diartikan
sebagai satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya
jaringan irigasi agar tetap berfungsi dengan baik. Tujuan dari operasi jaringan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan upaya pengaturan air
4. Evaluasi Kinerja
atas permasalahan yang ditemukan. Kinerja sistem irigasi dapat diartikan sebagai
Jadi evaluasi kinerja sistem irigasi dapat diartikan penilaian capaian kemampuan
Menurut Yekti (2020), nilai kinerja sistem irigasi adalah suatu nilai yang
menggambarkan tingkat capaian yang hendak dicapai suatu sistem irigasi. Dalam
teori evaluasi kinerja, nilai kinerja merupakan salah satu penilaian kinerja sistem
irigasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Nilai kinerja yang baik sangat
dibutuhkan dalam penilaian kinerja sistem irigasi untuk menjaga kelestarian dan
Pedoman Operasi dan Ekploitasi Jaringan Irigasi, evaluasi kinerja jaringan irigasi
dilakukan setiap tahun sesuai dengan daerah irigasi (DI) kewenangannya. Evaluasi
komponen yang dinilai kinerjanya adalah seperti yang akan dijelaskan dalam
uraian berikut :
sumber air (bendung, waduk, sungai) ke lahan-lahan yang memerlukan air atau
irigasi terdiri dari bangunan utama, saluran pembawa, bangunan pengatur, dan
air ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi.
terdiri dari :
a) Bangunan Bendung
b) Bangunan Pengambilan
c) Bangunan Pembilas
halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir berukuran
0,088 mm.
e) Perkuatan Sungai
untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik, terdiri dari :
ini umumnya berupa krib, matras batu, pasangan batu kosong dan/atau
dinding pengarah.
bangunan tersebut.
f) Bangunan-bangunan Pelengkap
4) Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi
saluran.
Gambar denah bangunan utama ditunjukkan pada Gambar 2.1 dan Gambar
Gambar 2.2 Potongan Memanjang Bangunan Utama dan Bendung (KP-02 Bendung,
2010)
2) Saluran Pembawa
bagi sadap atau sadap). Saluran ini biasanya dinamakan sesuai dengan
biasanya dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak
sekunder tersebut.
c) Saluran tersier yaitu saluran yang membawa air dari bangunan sadap
d) Saluran kuarter yaitu saluran yang membawa air dari boks tersier ke
boks kuarter.
3) Bangunan Pelengkap
membawa air dari satu ruas hulu ke ruas hilir. Bangunanbangunan ini bisa
dibagi menjadi dua kelompok sesuai jenis aliran hidrolisnya, yaitu : (i)
Bangunan-bangunan dengan aliran subkritis, dan (ii) Bangunan-bangunan
terjun, talang, got miring, sipon, peninggi muka air, bangunan pembuang
Peralatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi meliputi alat dasar untuk
lampu senter dll) serta peralatan berat untuk membersihkan lumpur dan
dan kondisi perabot alat-alat kantor (meja, kursi, almari arsip, rak arsip, dll)
4) Alat Komunikasi
di kantor balai, perwakilan balai, dan juru/mantri untuk kegiatan operasi dan
c. Produktivitas Tanam
pada prduksi.
ini :
1) Faktor K
Faktor pemenuhan kebutuhan air atau faktor K adalah perbadingan debit air
yang tersedia untuk irigasi dengan kebutuhan air untuk keperluan irigasi.
Kinerja sistem irigasi yang baik adalah bila bisa memenuhi kebutuhan air,
2) Indeks Pertanaman
persentase realisasi luas tanam dalam satu tahun atau tiga kali musim tanam
3) Produktivitas Tanam
Produktivitas adalah jumlah hasil panen yang didapat dalam satu musim tanam
d. Organisasi Personalia
Tabel 1. Kebutuhan Tenaga Pelaksana O&P
NO Jabatan Kebutuhan
Kepala 1 orang + 5 staff per 5000-7500 Ha
1 ranting/pengamat/UPTD/cabang
dinas/korwil
2 Juru/Mantri Pengarian 1 orang per 750 - 1500 Ha
3 Petugas Operasi bendung 1 orang per bendung
4 Petugas Pintu Air 1 orang per 3-5 bangunan sadap dan
bangunan bagi pada saluran ebrjarak 2-3
km atau daerah layanan 150-500 Ha
5 Pekerja/Pekarya Saluran 1 orang per 2-3 km panjang saluran
Penilaian yang terkait organisasi personalia adalah penyusunan
jawab, jumlah petugas operasi dan pemeliharaan yang tersedia dan tingkat
e. Dokumentasi
pengelola irigasi sangat diperlukan sebagai arsip data untuk operasi dan
Buku data daerah irigasi berisi data-data teknis daerah irigasi yang menjadi
secara langsung dari pengelolaan air pada jaringan irigasi, air permukaan,
pertemuan dan keaktifan anggota antara GP3A / Ulu-ulu P3A Desa dengan
pengamat/ranting.
4) Keikutsertaan P3A
bencana alam).
c) Pengawasan pekerjaan.
kinerja jaringan irigasi dilakukan dengan menilai 6 (enam) aspek kinerja yaitu :
5. Aspek Dokumentasi
pada lampiran peraturan tersebut. Bobot penilaian atau indek kondisi maksimum
7. Kategori Kinerja
Indeks Kinerja Sistem Irigasi merupakan penjumlahan dari nilai tiap tiap
total. Rehabilitasi irigasi perlu dilakukan pada saat Indeks Kondisi Jaringan Irigasi
< 60%, sedang diatas nilai itu dilakukan pemeliharaan dengan klasifikasi sebagai
berikut:
sistem irigasi dihasilkan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) dan kriteria kondisi
prasarana fisik jaringan irigasi dengan nilai yang ditampilkan pada Tabel.4 dan
Tabel .5 berikut.
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat dilihat pada
lampiran.
B. Tinjauan Pustaka
Nugraha dkk pada tahun 2022 melakukan penelitian terkait evaluasi kinerja jaringan
irigasi di colo barat kabupaten sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sistem irigasi pada tiap komponennya, dan mengetahui kinerja sistem irigasi DI Colo
lapangan pada jaringan irigasi DI Colo Barat serta melakukan analisis data sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja sistem irigasi di Colo Barat dinilai
baik dengan nilai kategori kinerja sebesar 75,72%. Evaluasi dilakukan berdasarkan
masih dalam batas wajar dan tidak berpengaruh pada kinerja sistem irigasi. Diagram
prasarana fisik dan jaringan utama non fisik juga menunjukkan kondisi yang baik.
kanan kabupaten ponorogo provinsi jawa timur”. Qomarudin noviyanto pada tahun
2022 melakukan penelitian dengan judul evaluasi penilaian kinerja sistem irigasi
sungkur kanan kabupaten ponorogo provinsi jawa timur. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi seperti kebocoran air, kerusakan pintu,
talud longsor, dan sedimentasi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
petani pemakai air guna meningkatkan kinerja sistem irigasi. . Metode yang
irigasi Sungkur Kanan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dinilai kurang dan
dimonitor dan dievaluasi, dengan beberapa masalah yang dihadapi seperti kebocoran
air, kerusakan pintu, talud longsor, dan sedimentasi. Kategori kinerja sistem irigasi
dokumentasi yang lengkap juga diperlukan untuk optimalisasi kinerja sistem irigasi
Sungkur Kanan.
pupr no.12/prt/m/2015 (studi kasus: daerah irigasi tukad ayung, mambal, kabupaten
badung). Yekti dkk pada tahun 2020 melakukan penelitian terkait evaluasi kinerja
sistem irigasi berdasarkan permen pupr no.12/prt/m/2015. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melakukan evaluasi kinerja sistem irigasi di Daerah Irigasi Tukad
utama dan tersier, serta untuk mengidentifikasi strategi penanganan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja sistem irigasi tersebut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui
wawancara dan observasi, serta penyusunan kuisioner untuk mengumpulkan data dari
bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi di Daerah Irigasi Tukad Ayung, Mambal,
kategori baik secara umum. Meskipun demikian, terdapat beberapa aspek yang perlu
diperbaiki, terutama pada aspek bangunan saluran pembawa yang masih di bawah
standar. Penanganan yang diperlukan adalah pemeliharaan rutin dan berkala, seperti