Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Irigasi dan MKS
Semester V Tahun Akademik 2020/2021
Oleh :
Michael Khrisna Setya Rievaldy Dwi Putra
Nim 181121015 NIM. 181121027
Irigasi merupakan upaya manusia dalam mengambil air dari sumber air, mengalirkannya ke
dalam saluran, membagikannya ke petak sawah, memberikan air pada tanaman, dan membuang
kelebihan air ke jaringan pembuang.
Pemberian air irigasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tempat, jumlah,
waktu dan mutu.
1) Tempat :setiap daerah irigasi mempunyai karakteristik kebutuhan air yang berbeda
tergantung dari jenis tanah dan iklim
2) Jumlah :setiap daerah irigasi memiliki luas dan usaha tani yang berbeda.
3) Waktu :setiap fase tanaman pertumbuhan mempunyai kebutuhan air yang berbeda.
4) Mutu :air irigasi harus memenuhi standar mutu irigasi
A. Tujuan
• air yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
• air yang diberikan ke petak-petak tersier secara tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
• akibat negatif yang mungkin ditimbulkan oleh air berlebihan dapat dihindari.
Irigasi Pompa
4) Jaringan Irigasi Tambak
Selain untuk pertanian, terdapat pula Jaringan irigasi untuk keperluan budidaya ikan.
Sistem irigasi tambak merupakan sistem irigasi yang menyalurkan air dari sumber air
terdekat ke tambak – tambak.
Irigasi Tambak
C. Klasifikasi Jaringan Irigasi
Berdasarkan faktor pengaturan dan pengukuran debit aliran, sistem jaringan irigasi
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tiga macam, yaitu :
1) Jaringan Irigasi Sederhana
Jaringan irigasi sederhana memiliki ciri kesederhanaan fasilitas bangunan yang dimiliki,
sehingga saat pelaksanaan pembagian air pada umumnya tidak diukur dan diatur.
Jaringan irigasi ini dapat diterapkan jika ketersediaan air berlebihan dan memiliki kontur
tanah yang cukup miring.
Bangunan Irigasi
Bangunan irigasi dapat dibedakan menjadi tiga tipe bangunan irigasi, yaitu (1)
bangunan utama, (2) bangunan pengatur dan (3) bangunan pelengkap.
1. Bangunan Utama
Bangunan utama dapat didefinisikan sebagai bangunan yang dibangun di sumber air
guna meninggikan muka air, mengalirkan air atau menampung kelebihan air ke
jaringan saluran agar dapat dipakai keperluan irigasi.
Tipe-tipe bangunan utama di Indonesia dapat dibedakan
(i) Bendung
(ii) Pompa
(iii) Pengambilan Bebas,
(iv) Waduk
b. Pengambilan Bebas
Bangunan pengambilan bebas merupakan bangunan yang dibuat pada tepi
sungai guna mengalirkan air ke dalam saluran irigasi, tanpa mengatur
ketinggian muka air sungai. Untuk menggunakan bangunan ini, elevasi dari
sungai harus lebih tinggi dibandingkan dengan daerah layanan.
Secara ideal bangunan ini terdiri dari :
1) Pengarah aliran guna mengarah aliran sungai ke bangunan
pengambilan (untuk daerah yang mempunyai aliran sungai yang lurus);
2) Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan air
ke jaringan irigasi;
3) Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara
bangunan/ pintu pengambilan dengan bangunan ukur;
4) Bangunan ukur guna mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi.
c. Waduk/Embung
Bangunan waduk/embung adalah bangunan utama yang berfungsi
sebagai penampungan. Air berlebih dari sungai ditampung agar dapat
digunakan saat kekurangan air. Selain sebagai bangunan irigasi, waduk juga
digunakan sebagai sumber tenaga air, pengendali banjir, perikanan, dll
2. Bangunan Pengatur
Bangunan pengatur merupakan bangunan yang befungsi untuk mengatur pembagian
air antara dua atau lebih daerah layanan. Bangunan pengatur terdiri dari 3 macam
bangunan, yaitu:
1) Bangunan Bagi
Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang
dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih.
2) Bangunan Sadap
Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder tersier
penerima.
3) Bangunan pengatur
Bangunan ini merupakan bangunan pengatur tinggi muka air di saluran
primer atau sekunder.
3. Bangunan Pelengkap
1) Talang
Talang merupakan saluran buatan yang melintasi permukaan tanah yang rendah
(lembah, saluran irigasi/pembuang, sungai).
Talang dipergunakan pada tempat dimana perbedaan tinggi antara saluran irigasi
dengan permukaan tanah yang dilewati cukup tinggi dan dipandang lebih
ekonomis dibandingkan dengan siphon.
2) Siphon
Siphon merupakan bangunan saluran tertutup yang berguna untuk mengalirkan
air yang melintasi tempat dengan perbedaan tinggi yang relatif kecil dibanding
dengan muka air di saluran.
Siphon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi di
bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.
3) Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air di
bawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau untuk mengalirkan air di persilangan
antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.
1. Pekerjaan persiapan
Pada pekerjaan persiapan terlebih dahulu dilakukan normalisasi sungai dan survey
pengukuran untuk menentukan as Bangunan serta batas – batas wilayah kerja.
1. Pada area kerja dilakukan normalisasi sungai dan pengukuran untuk menentukan As
Bangunan dan batas – batas segmen konstruksi.
2. Menyiapkan semua material diarea sekitar lokasi pekerjaan (stockyard) agar mudah dalam
pengambilan material saat dibutuhkan.
1.2 Pekerjaan Cofferdam
Pada pekerjaan pembuatan cofferdam dilakukan dengan menggunakan steel sheet pile
dengan ketinggian cofferdam sesuai dengan elevasi muka air saat terjadi banjir agar
area tetap aman.
1. cofferdam dilakukan pada sisi tanggul kiri dari arah datangnya arus.
Cofferdam yang digunakan adalah Steel Sheet Pile
Setelah pekerjaan pembuatan cofferdam selesai, kemudian dilanjutkan dengan proses dewatering
menggunakan pompa. Pompa yang digunakan disesuaikan dengan volume air agar proses
pengeringan dengan cepat
1. Setelah proses pembuatan Cofferdam selesai, dilakukan proses pengeringan air
2. Kebutuhan pompa untuk dewatering disesuaikan dengan besarnya volume air agar proses
pengeringan dapat berjalan lebih cepat.
Setelah proses dewatering selesai dilanjutkan dengan pemasangan tiang pancang dan
pemasangan plat sheet pile sebagai pondasi bangunan. Tiang pancang yang digunakan
berupa beton precast. Sebelum memulai pemancangan terlebih dahulu dilakukan
pengeboran menggunakan
1. Untuk lebih mudah pada proses pemancangan dapat dibuat jalan kerja sementara untuk
mobilisasi alat berat.
2. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pembuatan pilar bendung dan retaining wall pada
tanggul sisi hulu dan hilir bendung.
3. Pekerjaan Pemasangan Bekisting dan Pembesian
Setelah pemancangan selesai, dilanjutkan dengan pemasangan besi yang telah dirakit
terlebih dahulu sesuai dengan desain. Saat pemasangan beksiting perlu dilakukan pengecekan
rutin agar elevasi dari beton hasil pengecoran sesuai dengan desain.
1. Setelah proses pemancangan selesai, dilakukan pekerjaan pemasangan bekisting untuk struktur
segmen bendung.
2. Dilanjutkan pekerjaan pemasangan tulangan sesuai dengan gambar desain.
3. Selalu dicek ketinggian bekisting agar tidak ada kesalahan elevasi saat pengecoran.
4. Pemasangan perpipaan untuk aliran angin ke bendung harap diperhatikan sebelum proses
pengecoran segmen.
4. Pekerjaan Pengecoran
Proses pengecoran dilakukan dengan membagi menjadi 3 segmen, mutu beton yang
digunakan harus sesuai dengan desain agar tidak mengurangi kekuatan struktur. Setiap
segmen yang telah selesai dicor terlebih dahulu diberikan calbound agar beton antar
segmen dapat menyatu.
Proses curing dilakukan dengan menaruh karung basah pada permukaan beton agar air
pada beton tidak menguap
1. Proses pengecoran hanya dapat dilakukan bila sudah mendapat persetujuan dari pengawas.
2. Pada bagian dilatasi segmen dapat dipasang stopcor guna menghindari rembesan air masuk
ke dalam celah segmen.
3. Mutu beton readymix harus sesuai desain
5. Bila dalam sehari pengecoran tidak selesai maka batas akhir cor diusahakan pada tempat
dengan gaya minimal atau berada di as pancang untuk menghindari retak.
6. Pengambungan cor selanjutnya dapat digunakan calbond untuk menyatatukan beton lama
dengan beton baru.
7. Setelah proses pengecoran segmen selesai maka dilakukan proses perawatan beton.
8. Setelah beton sudah mencapai umur maksimal dapat dilakukan persiapan pemasangan
komponen bendung karet.
2. Memasang semua komponen bendung sesuai dengan skema instalasi yang sesuai dengan
gambar desain.
Kemudian plat baja dipasang pada angker yang sudah tersedia. Kemudian apabila
posisinya telah sesuai dengan desain dilanjutkan dengan proses penguncian /
pembautan pada angker agar plat baja terpasang dengan kuat.
1. Pemindahan plat baja menggunakan alat berat karena bobot baja yang besar.
2. Memastikan instalasi sambungan plat baja, tabung karet dan pipa saluran angin
sesuai dengan gambar.
3. Setelah tabung karet terpasang selanjutnya memasang plat baja pada angker yang
sudah tersedia
7. Jika sudah selesai instalasi semua komponen maka Bendung Guntur dapat
dilakukan uji coba pertama kali (Comissioning) agar mengetahui apakah semua
komponen sudah terpasang dengan baik atau belum.
Dokumentasi Laporan Presentasi Sistem dan Prasarana Irigasi