Anda di halaman 1dari 78

SISTEM DAN

BANGUNAN
IRIGASI

Monica Rina Tutkey, S.T., M.Eng.


monicatutkey@gmail.com
Telp./WA 082238427411
LAYOUT JARINGAN
IRIGASI

1. Peta ikhtisar
2. Komponen irigasi
3. Bangunan
4. Saluran Pembawa
5. Petak irigasi
6. Saluran Pembuang

2
1. Peta Ikhtisar
Peta Ikhtisar adalah cara penggambaran berbagai macam bagian suatu
jaringan irigasi yang saling berhubungan. Peta Ikhtisar memperlihatkan:
1) Bangunan-bangunan utama
2) Jaringan dan Trase Saluran Pembawa
3) Jaringan dan Trase Saluran Pembuangan
4) Petak-petak Primer, Sekunder, dan Tersier
5) Lokasi Bangunan
6) Batas-batas Daerah Irigasi
7) Jaringan danTrase Jalan
8) Daerah yang tidak diairi (desa/pemukiman, lapangan, dsb)
9) Daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu tinggi, dsb)

Dibuat pada skala 1:25000, peta ikhtisar detail/peta petak untuk


ADD A FOOTER 3

perencanaan 1:5000, dan untuk petak tersier 1:5000 atau 1:2000.


2. Komponen irigasi
1) Bangunan bangunan fisik yang dibangun dalam suatu
jaringan irigasi, yang terdiri dari bangunan utama,
bangunan bagi-sadap, dan bangunan pelengkap.
2) Saluran pembawa berupa saluran yang mengalirkan air ke
petak-petak tersier.
3) Petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem
pembuangan kolektif; air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke
sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu
sistim pembuangan dalam petak tersier.
4) Saluran pembuang yang bertujuan untuk membuang
kelebihan air dari sawah ke sungai atau saluran-saluran
ADD A FOOTER 4

alamiah.
5
3. BANGUNAN IRIGASI

6
a. Bangunan Utama
Bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dipakai untuk keperluan irigasi,
terdiri dari:
1) Bendung/Bendung Gerak
Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan muka air
di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke
saluran irigasi dan petak tersier. Biasanya dilengkapi dengan pintu intake, pintu
bilas, kolam olak, kantong lumpur, tanggul banjir, dan bangunan pelengkap lainnya.
2) Pengambilan Bebas
Bangunan yang dibuat ditepi sungai yang mengalirkan air sungai kedalam jaringan
irigasi tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Dalam keadaan demikian jelas
bahwa muka air sungai harus lebih tinggi dari daerah yang diairi dan jumlah air
yang dibelokkan dapat dijamin cukup.

7
a. Bangunan Utama

3) Pengambilan dari waduk


Waduk (Reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada
waktu terjadi surplus air di sungai agar dapat dipakai
sewaktu-waktu terjadi kekurangan air. Fungsi utama waduk
adalah untuk mengatur aliran sungai, sedangkan waduk yang
berukuran besar sering memiliki banyak fungsi seperti, irigasi,
PLTA, pengendali banjir, perikanan, air baku, dsb.
4) Stasiun pompa
Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila
pengambilan secara gravitasi tidak bisa dilakukan.

8
b. Bangunan Bagi-Sadap

Bangunan bagi/bagi-sadap/sadap pada jaringan irigasi teknis


dilengkapi dengan pintu dan alat ukur debit untuk memenuhi
kebutuhan air irigasi sesuai jumlah debit yang direncanakan.

1) Bangunan Bagi
Bangunan bagi adalah bangunan irigasi yang berfungsi
membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder, atau dari
saluran sekunder ke saluran sekunder lain.

2) Bangunan Sadap
Bangunan sadap berfungsi memberi/menyadap air dari saluran
sekunder atau saluran primer ke saluran tersier 9
c. Bangunan Pengatur dan Pengukur

Bangunan pengukur dan pengatur berfungsi untuk,


1) Mengatur elevasi muka air: balok sekat, pintu-pintu agar air
irigasi dapat mencapai seluruh daerah irigasi
2) Mengukur besarnya debit air irigasi: bangunan ukur.
Penggunaan bangunan ukur mutlak diperlukan untuk
mengukur besar debit yang disadap untuk saluran tersier

Bangunan ukur yang dapat dipakai sesuai KP 01 ditunjukkan


pada tabel berikut.
10
c. Bangunan Pengukur dan Pengatur

11
d. Bangunan Penolong

Berfungsi untuk mengatasi rintangan agar air dapat diteruskan


ke bagian saluran yang di seberang. Rintangan ini bisa berupa
jalan kereta api, jalan raya, saluran, kali/sungai dan lain-lain.
1) Bangunan Terjun
2) Got Miring
3) Gorong-gorong
4) Talang
5) Siphon
6) Jembatan Siphon

12
Gambar Bangunan Penolong

Bangunan terjun/terjunan
Bangunan penolong yang berfungsi untuk mengatasi
kemiringan medan atau pematah energi.

13
Gambar Bangunan Penolong

Got miring/Saluran peluncur


Pada got miring perlu ada kolam olak untuk mematahkan
energi.

14
Gambar Bangunan Penolong (bangunan silang)

15
e. Bangunan Pelindung

1) Bangunan Pembuang Silang


2) Pelimpah (Spillway)
3) Bangunan Penggelontor Sedimen (sediment excluder)
4) Bangunan Penguras (wasteway)
5) Saluran Pembuang Samping
6) Saluran Gendong

16
f. Bangunan Pelengkap

1) Jalan dan Jembatan


2) Pagar
3) Rel pengaman
4) Tempat cuci
5) Tangga
6) Kisi-kisi penyaring
7) Sanggar tani
8) dll

17
4. SALURAN PEMBAWA

a. Saluran Pembawa Utama

b. Saluran Pembawa Tersier

18
a. Saluran pembawa utama
1) Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung
saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.

2) Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke


petak-petas tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada bangunan sadap
terakhir.

3) Saluran suplesi membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan
sumber yang memberi air pada bangunan utama) ke jaringan
irigasi primer

19
Gambar Saluran pembawa utama

20
b. Saluran pembawa tersier

1) Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di


jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter.
Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang terakhir.

2) Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter melalui


bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah.

21
Gambar Saluran pembawa tersier

22
5. Petak Irigasi
a. Petak Primer
b. Petak Sekunder
c. Petak Tersier
d. Petak Kuarter

23
a. Petak primer
• Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang
mengambil airnya langsung dari sumber air, biasanya
sungai.

• Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang


mengambil air langsung dari saluran primer.

• Daerah-daerah irigasi tertentu mempunyai dua saluran


primer, ini menghasilkan dua petak primer (dua intake).

• Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis


tinggi
ADD A FOOTER 24
b. Petak sekunder
• Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi
yang terletak di saluran primer atau sekunder.

• Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang


semuanya dilayani oleh satu saluran sekunder.

• Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa


tanda-tanda topografi yang jelas, misal saluran pembuang.

• Luas petak sekunder bisa berbeda-beda tergantung pada


situasi daerah
ADD A FOOTER 25
c. Petak tersier
• Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada
bangunan sadap (off take) tersier.
• Petak tersier harus terletak berbatasan langsung dengan
saluran sekunder atau saluran primer, kecuali apabila
petak-petak tersier tidak secara langsung terletak di
sepanjang jaringan saluran irigasi utama.
• Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas misalnya:
parit, jalan, batas desa dan sesar medan (perubahan bentuk
medan).
• Ukuran ideal petak tersier biasanya 50-100 Ha, tetapi
kadang sampai 150 Ha, disesuaikan dengan kondisi
topografi dan kemudahan eksploitasi agar pelaksanaan
ADD A FOOTER 26

operasi dan pemeliharaan lebih mudah.


c. Petak tersier
• Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter,
masing-masing seluas kurang lebih 8-15 Ha.
• Apabila keadaan topografi memungkinkan, bentuk petak
tersier sebaiknya bujur sangkar atau segi empat untuk
mempermudah pengaturan tata letak dan pembagian air yg
efisien.
• Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1.500 m,
tetapi kenyataan kadang-kadang sampai 2.500 m. Panjang
saluran kuarter lebih baik di bawah 500 m, tetapi prakteknya
sampai 800 m.

27
c. Petak tersier
Petak tersier disebut ideal jika:
• Pemilik sawah memiliki saluran pengambilan sendiri.
• Dapat membuang kelebihan air langsung ke jaringan
pembuang.
• Dapat mengangkut hasil pertanian dan peralatan mesin atau
ternak mereka ke dan dari sawah melalui jalan petani yang
ada. Untuk mencapai pola pemilikan sawah yang ideal di
dalam petak tersier, para petani harus diyakinkan agar
membentuk kembali petak-petak sawah mereka dengan cara
saling menukar bagian-bagian tertentu dari sawah mereka
atau dengan cara-cara lain.
ADD A FOOTER 28
d. Petak kuarter
• Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8 - 15 ha.
• Lebar petak akan bergantung pada cara pembagian air,
yakni apakah air dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran
kuarter.
• Di daerah-daerah datar atau bergelombang, petak kuarter
dapat membagi air ke dua sisi. Dalam hal ini lebar maksimum
petak akan dibatasi sampai 400 m (2 x 200 m).
• Pada tanah terjal, dimana saluran kuarter mengalirkan air ke
satu sisi saja, lebar maksimum diambil 300 m.
• Panjang maksimum petak ditentukan oleh panjang saluran
kuarter yang diijinkan (500 m).
• Petak kuarter ideal berbentuk bujur sangkar atau persegi.
ADD A FOOTER 29
Gambar petak Kuarter Ideal

30
Gambar bentuk optimal petak tersier dan kuarter

31
Gambar petak tersier pada medan semi terjal

32
Gambar petak tersier pada medan terjal

33
Gambar petak tersier pada daerah gelombang

34
6. SALURAN PEMBUANG
a. Saluran Pembuang Utama

b. Saluran Pembuang Tersier

35
a. Saluran Pembuang Utama

1) Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari


saluran pembuang sekunder keluar daerah irigasi.
Biasanya berupa saluran alami seperti sungai, anak
sungai atau laut.

2) Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan


pembuang tersier dan membuang air tersebut ke
pembuang primer atau langsung ke pembuang alam dan
keluar daerah irigasi

36
b. Saluran Pembuang Tersier
1) Saluran pembuang tersier terletak di dan antara
petak-petak tersier yang menampung air, baik dari
pembuangan kuarter maupun dari sawah-sawah. Air
tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.

2) Saluran pembuang kuarter yang menampung air


langsung dari sawah dan dibuang ke saluran pembuang
tersier.

37
Gambar Saluran Pembuang

38
Gambar skema saluran pembuang

39
Gambar Bangunan-Bangunan Irigasi

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
Contoh

74
Contoh
a) Bagaimana rencana Lay-Out irigasi teknis di Desa
Demak dan Donokerep ?
b) Berapa total luas lahan yang terlayani dari jaringan irigasi
teknis di Desa Demak dan Donokerep?

Skala Panjang 1 : 50.000

Skala Panjang Skala Luas


1cm : 50.000 cm 1cm2 : 250.000 m2
maka maka
1cm : 500 m 1cm2 : 25 hektar 75
B
Lebar

Lihat di Tabel di halaman selanjutnya 76


77
THANK YOU
BENDUNG SAMAL, PULAU SERAM

THANK YOU 78

Anda mungkin juga menyukai