Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan dasar yang berkenaan dengan

unit tanah adalah petak tersier. Petak ini


menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur
pada bangunan sadap (off take) tersier yang
menjadi tanggung jawab Dinas Pengairan.
Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke
saluran tersier
Faktor-faktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam
satu petak, jenis tanaman dan topografi. Di daerah-
daerah yang ditanami padi luas petak tersier idealnya
maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat
ditolelir sampai seluas 75 ha, disesuaikan dengan kondisi
topografi dan kemudahan eksploitasi dengan tujuan agar
pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan lebih mudah
Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1.500 m,
tetapi dalam kenyataan kadang-kadang panjang saluran ini
mencapai 2.500 m. Panjang saluran kuarter lebih baik di
bawah 500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang sampai
800 m.
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang
kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya
petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang
terletak di saluran primer atau sekunder
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang
mengambil air langsung dari saluran primer. Petak primer
dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya
langsung dari sumber air, biasanya sungai. Proyek-proyek
irigasi tertentu mempunyai dua saluran primer. Ini
menghasilkan dua petak primer.
Saluran
• Jaringan irigasi teknis yang selanjutnya disebut jaringan
irigasi merupakan sekumpulan bangunan-bangunan bagi,
sadap, bangunan silang, pelengkap, saluran pembawa, saluran
dan bangunan pembuang yang terdapat dalam suatu lahan,
yang petak sawahnya memanfaatkan air dari sumber yang
sama.
• Peta ikhtisar adalah suatu peta di mana terlihat susunan
suatu jaringan irigasi mulai dari bendung sampai saluran-
saluran pembuang. Di dalam peta ikhtisar tersebut
diperlihatkan: (1) bangunan utama, (2) jaringan dan trase
saluran irigasi, (3) jaringan dan saluran pembuang), (4) petak
tersier, petak sekunder, dan petak primer, (5) lokasi-lokasi
bangunan (bagi, sadap, silang), (6) batas-batas daerah irigasi,
(7) daerah yang tidak diairi (desa, makam, gedung-gedung), (8)
jaringan dan trase jalan, dan (9) daerah-daerah yang tidak
dapat diairi (tanah jelek, rawa, bukit, dll).
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
1. Prinsip Teknik Irigasi, pemisahan :
→ jaringan saluran pembawa/irigasi
→ jaringan saluran pembuang

Saluran pembawa / irigasi


→ Mengalirkan air dari sumber air sampai ke lahan
sawah
Saluran pembuang
→ Mengalirkan kelebihan air dari sawah ke selokan
pembuang atau sungai yang selanjutnya dan berakhir
di laut
2. Prinsip penataan sistim Irigasi
Saluran Irigasi harus :
– lebih tinggi dari lahan yang akan dialiri dan diupayakan dapat
menjangkau areal sawah seluas-luasnya
– Diupayakan sependek mungkin, hal ini akan mencegah
berkurangnya tekanan atau energi dan biaya pembangunan
– Mengikuti garis kontur agar tetap memperoleh ketinggian

Saluran tersier harus mampu :


– Mengalirkan air ke petak-petak tersier sehingga dapat
menggenangi persawahan

Saluran Pembuang harus mampu :


– Menampung dan menyalurkan kelebihan air dari petak
persawahan dengan lancar, termasuk air hujan
3. Bangunan dan Fungsi dalam sistim Irigasi :

Bangunan Irigasi dibagi menjadi :

a. Bangunan Utama

b. Jaringan Irigasi :
Lay out jaringan irigasi

Intake In take

Saluran Primer bendung


Saluran Sekunder

Saluran tersier
Saluran sekunder

Bangunan bagi dengan pintu


sadap
Bangunan sadap
Saluran embuang
Petak irigasi
• Petak tersier, suatu lahan seluas maksimum 60 ha,
yang berisikan petak-petak kuarter yang luasnya
maksimum 10 ha, yang mengambil air dari satu pintu
bangunan sadap. Petak tersier ini dilengkapi pula
dengan boks-boks tersier, kuarter, saluran pembawa
tersier, kuarter, cacing, saluran pembuang, serta
bangunan silang seperti yang ada di jaringan irigasi.
• Petak sekunder, terdiri dari kumpulan petak-petak
tersier yang mengambil air dari satu pintu di bangunan
bagi. Luas petak sekunder ini tidak terbatas tergantung
dari topografi lahan yang ada. Salurannya sering terletak
di punggung medan, sehingga air tersebut dapat
dialirkan ke dua sisi saluran.
• Petak primer, terdiri dari beberapa petak sekunder
yang airnya mengambil dari sumber air (sungai)
berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll.
Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri
dan kanan, maka terdapat dua petak primer.
Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur
atau garis tinggi.
S. Amandit

Ds. Ambawang

Ds. Seruni

Ds. Sumpitan

Contoh : Peta Topografi


PERENCANAAN PETA PETAK IRIGASI

• Siapkan peta topografi skala 1: 10.000; 1 : 15.000;


1: 20.000
• Tentukan letak bendung di sungai , berikan nama bendung
sesuai dengan nama sungai; contoh untuk sungai Amandit,
nama bendungnya Bendung Amandit 0, atau BA.0.
• Tarik saluran pembuang di lembah atau saluran pembuang
alami dengan warna merah.
• Tarik saluran induk sejajar garis tinggi (kontur), setiap 1 km
turunkan sekitar 40 – 50 cm, dengan warna biru. Nama
saluran induk sesuai dengan nama sungai, contoh saluran
Induk Amandit.
• Tarik saluran sekunder melalui punggung atau tegak lurus
kontur, namakan saluran ini dengan nama kampung yang
dilewati atau yang dekat dengan saluran sekuder tersebut,
contoh kampung yang dekat/dipotong saluran adalah
kampung/desa Ambayang, maka namanya: saluran
sekunder Ambayang.
• Ukur luas petak tersier maksimun 60 ha, namakan petak
tersier sesuai dengan nama saluran sekunder. Contoh
Ambayang (Am) 1kiri untuk sebelah kiri dan untuk sebelah
kanan atau Am 1 kn, pada bangunan sadap Ambayang 1,
atau BAm.1
• Setiap saluran yang diambil dari sumber air (sungai, waduk,
situ, danau) merupakan saluran induk (primer), baik diambil
di bagian kiri ataupun bagian kanan sungai.
• Saluran sekunder merupakan cabang dari saluran
induk, atau dapat juga cabang dari saluran sekunder
lainnya
• Saluran muka merupakan saluran tersier yang airnya
dari bangunan sadap namun airnya baru dapat
digunakan setelah melewati daerah tertentu.
• Bangunan sadap adalah bangunan yang memberikan
air irigasi langsung dari bangunan tersebut.
• Bangunan bagi adalah bangunan yang membagikan
airnya untuk saluran sekunder lainnya.
BA.0

S. Amandit BA.1
BA.2 BA.3

BAm.1

BS.1 BSu.1
BAm.2

BSu.2
BS.2
Ds. Ambawang

BAm.3

BS.3 BSu.3

Ds. Seruni

Ds. Sumpitan

Contoh : Irigasi Teknis


Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran


sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas
ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang
terakhir
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke
petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan
sadap terakhir
Saluran muka tersier membawa air dari bangunan
sadap tersier ke petak tersier yang terletak di
seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk
dalam wewenang dinas irigasi dan oleh sebab itu
pemeliharaannya menjadi tanggung jawabnya

Anda mungkin juga menyukai