Anda di halaman 1dari 19

PRAKARYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO

( PLTMH )
PRAKARYA
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO ( PLTMH )

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Srengat


Tahun Ajaran 2014 / 2015
Disusun oleh :
01. Afif Qoiri Putri
12. Helmi Faghi Setiawan
18. Listiana Devi
20. Miftachul Zannah
21. Moch Saifur Rijal
23. Moniyca Berlian Hadi

Kata Pengantar

Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada
ruang dan waktu yang lain.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Prakarya, dengan judul
“PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (HIDROMINI)”
Untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil apabila kami
tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Dwi Wahyu Hadi Santoso, S.Pd M.M selaku Kepala SMAN 1 Srengat
2. Bapak Nur Cahyo H. selaku guru pengajar Prakarya
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian Tugas Prakarya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kami berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila
terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini kami mohon maaf, karena kami menyadari
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Srengat, 2014

Penulis
Daftar Isi
Sampul
……………………………………………………………………………………....... i
Kata Pengantar
…….………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ..………………… …
……………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………………...
1
1.2. Identifikasi Masalah …….………………………………………………………….
1
1.3. Tujuan Pembuatan Minihidro …………………………………………………………
1
1.4. Manfaat Minihidro ……………………………………………………………………
2
1.5. Metode Penulisan ……………………………………………………………………..
2
1.6. Metode Pengumpulan Data …………………………………………………………..
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Hidromini …………………………………………………………………..
3
2.2. Prospek PLTMH ….........................................................................................................
4
2.3. Keuntungan dan Manfaat PLTMH …………………….………………………………
6
2.4. Kekurangan PLTMH ………………………………….………………………………..
7
2.5. Alat dan Bahan …............................................................................................................
7
BAB III Pembahasan
3.1.Perencanan ( Planning ) ……………………………………………………………………
9
3.2. Pengujian Alat
……………………………………………………………………………. 12
3.3. Proses Pengujian Alat ……………………………………………………………………..
13
3.4. Analisis Sistem
…………………………………………………………………………… 13
3.5. Pembuatan Miniature
…………………………………………………………………….. 17
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….
23
4.2. Saran ………………………………………………………………………………………
23
Daftar Pustaka …......................................................................................................................
24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di zaman sekarang, pemanfaatan sumber energi yang tak terbarukan sudah terlalu
berlebihan sehingga mengakibatkan sumber energi yang tak terbarukan sudah hampir habis.
Maka dari itu demi menjaga kelestariannya kami mencoba untuk memanfaatkan energi
alternatif yang tersedia di alam, yaitu dengan membuat energi alternatif yang memanfaatkan
energi dari air yang biasa disebut Hidromini atauMikrohidro.
Di Indonesia memiliki air yang melimpah tetapi masih belum dimanfaatkan secara
maksimal. Seperti sungai besar di Indonesia yang masih minim pemanfaatan. Maka dari itu
kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memanfaatkan energi yang ada di alam
dengan baik. Pemanfaatan energi yang ada di alam akan mengurangi terjadinya kelangkaan
sumber energi.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan Minihidro?
b. Bagaimana cara membuat Minihidro ?
c. Bagaimana hidromini bisa menjadi energi alternatif agar bermanfaat ?
d. Apa kekurangan dan kelebihan Minihidro ?
Dari identifikasi masalah di atas, dirumuskan suatu masalah yang akan dibahas dalam
karya ilmiah ini yaitu :

Bagaimana cara membuat hidromini agar bisa menjadi energi alternatif yang
bermanfaat di zaman sekarang, yang mana saat ini sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui sudah hampir habis ?

1.3. Tujuan Pembuatan Minihidro


a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan inovatif.
b. Meningkatkan pemahaman atau penguasaan materi dan kemampuan berfikir ilmiah siswa.
c. Memotivasi siswa agar dapat merancang sejumlah model alternatif, membuat dan
mengerjakan model, menguji model dan menyempurnakan model.
d. Memotivasi siswa agar dapat menerapkan energi alternatif di kehidupan sehari-hari.
e. Menjadikan siswa agar mengerti energi alternatif seperti air yang dibuat menjadi Minihidro.

1.4. Manfaat Minihidro


a. Untuk menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbarui.
b. Mengurangi polusi karena pembakaran fosil.
c. Pemanfaatan sumber daya alam yang ada dengan jumlah melimpah.
d. Membantu desa-desa terpencil agar terjangkau oleh listrik.

1.5. Metode Penulisan


Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan
data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu.

1.6. Metode Pengumpulan Data


Sesuai dengan sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan tugas prakarya ini
maka dalam pengumpulan data penulisan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan
mempelajari buku-buku, internet, atau media lain yang ada hubungannya dengan masalah
karya tulis ini.
b. Penelitian Lapangan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau dan
mengamati secara langsung melalui literatur seperti metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan memanfaatkan buku - buku referensi sebagai penunjang dalam
pengambilan teori dasar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Minihidro


Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil
(kurang dari 200 kW), yang memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil
energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena
ramah lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana,
mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara
ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan biaya investasinya cukup
bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah diterima
masyarakat luas (bandingkan misalnya Secara ekonomi, biaya operasi dan perawatannya
relatif murah, sedangkan biaya investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik
lainnya. Secara sosial PLTMH mudah diterima masyarakat luas dibandingkan dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-
daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan dapat
berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.

Pembangkit listrik tenaga minihidro pada dasarnya dibangun dalam rangka program Listrik
Masuk Desa (LISDES) dengan pemanfaatan sumber tenaga air. Proyek pembangunan ini
terutama diarahkan untuk daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN.
Pembangkitan dilakukan dengan memanfaatkan aliran air dari anak-anak sungai yang kecil
atau dari saluran irigasi. Salah satu faktor yang menarik dari pembangkit listrik tenaga
minihidro adalah teknologinya yang relatif sederhana. Namun demikian, apabila studi
kelayakan sebelum dilaksanakannya proyek pembangunan ini tidak memadai maka akibatnya
operasi pembangkitannya menjadi kurang efisien bahkan tidak dapat beroperasi sama sekali.

Minihidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan
energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil
listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi. Semakin besar
kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Biasanya minihidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di
suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu
kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangkan beda ketinggian
daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.

Minihidro juga dikenal sebagai white resources atau bisa dikatakan “energi putih“. Dikatakan
demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah
disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun
atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi
aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi
akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik,
Seperti dikatakan di atas, minihidro hanyalah sebuah istilah. Mini artinya kecil sedangkan
hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun
bisa dibayangkan bahwa minihidro, pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang
membedakan antara istilah minihidro dengan mikrohidro adalah output daya yang dihasilkan.
Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya
keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga
komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.

Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dari ketinggian tertentu menuju
rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi air tersebut akan menumbuk turbin dimana
turbin sendiri, dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi
mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian
ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihaslikan
energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-
rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses minihidro merubah
energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.

Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah


negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk menyediakan
penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi
dari perluasan jaringan listrik, sering membuat minihidro memberikan sebuah alternatif
ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Minihidro yang mandiri menghemat biaya dari
jaringan transmisi dan karena skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan
dan pegawai yang mahal.
Dalam kontrak, Skema Minihidro dapat didesain dan dibangun oleh pegawai lokal dan
organisasi yang lebih kecil dengan mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan
teknologi lokal seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal.
Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal.
2.2. Prospek PLTMH
Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan lembaga satu-satunya yang diberi
kewenangan Pemerintah untuk mengelola penyediaan sarana listrik di Indonesia, sampai kini
belum mampu menyediakan tenaga listrik secara maksimal dan merata di seluruh propinsi.
Dalam pengoperasiannya, PLN setiap tahun bahkan mendapat subsidi dari pemerintah,
terutama untuk pelayanan di Kawasan Timur Indonesia, belum sebanding biaya operasional
yang dikeluarkan dengan penerimaan hasil penjualan listrik dari pelanggan. Khusus di daerah
Papua, yang dianggap cukup membebani biaya operasional salah satunya adalah jangkauan
jaringan yang tidak efektif, jarak pelanggan yang saling berjauhan, dengan sistem
pemukiman yang tersebar. Selain hal tersebut, penyediaan sarana listrik oleh PLN ini masih
didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM), yang mana dengan harga BBM yang sudah
tinggi, ditambah lagi dengan jangkauan lokasi-lokasi pemukiman di pedalaman Papua yang
relatif sulit, menyebabkan harga minyak di lokasi kebutuhan biayanya akan melambung. Hal
yang sama juga akan terjadi pada pembiayaan pemeliharaan mesin pembangkit.

Kondisi tersebut akan berdampak terhadap tingginya biaya operasional dan tidak seimbang
dengan penerimaan yang diperoleh dari pembelian listrik oleh pelanggan. Hal ini akan
mengakibatkan PLN sulit berorientasi pada propit, tetapi lebih bersifat pelayanan, sementara
persediaan keuangan negara untuk subsidi pun terbatas, sehingga dari segi kualitas,
pemadaman bergilir hampir setiap saat dialami pelanggan/masyarakat, demikian pula dari
segi kuantitas, masih banyak daerah yang belum dapat dijangkau oleh jaringan listrik PLN.
Publikasi BPS melalui data PODES (Potensi Desa), 2003 tercatat sebanyak 3.287 Kampung
di Papua, termasuk Papua Barat yang mendapat jaringan listrik hanya sekitar 29 %, sisanya
71 % entah sampai kapan bisa meperoleh pula kesempatan untuk menikmati listrik sebagai
barang publik

Dengan perkembangan inovasi PLTA yang terus berproses, baik dari inovasi teknologi
maupun inovasi sistemnya, dan melihat secara umum geografi daerah Papua di wilayah
Propinsi Papua Barat, dimana tersedia sumberdaya air yang cukup memadai, maka
dimungkinkan Pembangkit Lisrtrik Tenaga Minihidro (PLTMH) dapat menjadi solusi
terhadap keterbatasan suplai listrik di Pulau Papua, termasuk Papua Barat., baik untuk masa
sekarang bahkan masa mendatang. Dari sisi pengelolaan PLTMH, dengan item-item
pengoperasian serta pemeliharaannya yang relatif sederhana, maka dimungkinkan pula
masyarakat dapat membentuk suatu wadah untuk menangani langsung pengelolaannya. Ini
pun setidaknya menjadi akses menciptakan rasa memiliki dari masyarakat dan membangun
modal sosial masyarakat.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006 telah menetapkan Kebijakan
Energi Nasional (KEN). Kebijakan ini bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam
mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri (security of supply). Salah satu
kebijakan tersebut adalah meningkatkan peran energi baru dan terbarukan lainnya,
termasuk di dalamnya tenaga air menjadi lebih dari 5 persen pada tahun 2025. Meskipun
potensi PLTM dan PLTMH tidak begitu besar bila dibandingkan dengan potensi PLTA skala
besar, namun untuk wilayah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik maupun wilayah
yang tidak mempunyai sumber bahan bakar lain, potensi yang ada mempunyai
prospek untuk dikembangkan.

Disamping itu pemerintah mempunyai program untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.


Rasio elektrifikasi merupakan jumlah orang sudah menggunakan tenaga listrik
dibandingkan dengan total jumlah penduduk. Rasio elektrifikasi pada tahun 2004 baru
mencapai 54,8% dan di tahun 2010 diharapkan naik menjadi 70%. Tahun 2004 angka rasio
elektrifikasi tertinggi adalah di wilayah Jawa dan Bali yang mencapai 59,4%, disusul
Sumatera 53,1%,Sulawesi 47,2%, Kalimantan 46,6% dan wilayah lainnya hanya mencapai
33%.

Apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, angka rasio elektrifikasi di Indonesia masih
jauh ketinggalan, misalnya dengan Armenia, Azerbaijan, Brunai Darussalam, Iran, China dan
Singapura, yang sudah mencapai 100%. Untuk meningkatkan rasio ini dibutuhkan
penambahan pembangkit dalam jumlah yang besar sehingga dibutuhkan dana untuk
investasi yang besar. Oleh karena itu dibutuhkan terobosan baru guna merangsang investor
untuk mengembangkan PLTM maupun PLTMH sebagai opsi alternatif dalam meningkatkan
rasio elektrifikasi.

2.3. Keuntungan dan Manfaat PLTMH


Keuntungan dari pengembangan PLTM dan PLTMH bagi masyarakat pedesaan dan desa
terpencil antara lain yaitu:
a. Menggunakan energi terbarukan.
b. Ramah lingkungan.
c. Indonesia memiliki potensi energi air yang besar.
d. Jumlah sumber daya manusia yang banyak.
e. Indonesia telah mampu membuat turbin air sendiri.
f. Telah ada pabrikan minihidro di beberapa wilayah Indonesia.
g. Ada insentif dan bantuan fiskal kepada para pengembang yang tertera dalam Permen ESDM
No. 04 Tahun 2012 Tentang Pembeliah Harga Jual Energi Listrik ke PLN pada kapasitas
tegangan rendah dan menengah.
h. Lokasi sumber daya air untuk PLTMH pada umumnya berada di wilayah pedesaan dan desa
terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik.
i. Penggunaan energi konvensional, seperti batubara untuk pembangkit listrik di wilayah ini
akan memerlukan biaya yang tinggi karena adanya tambahan biaya transportasi bahan.
j. Mengurangi ketergantungan pada penggunanan bahan bakar fosil.
k. Meningkatkan kegiatan perekonomian sehingga diharapkan dapat menambah penghasilan
masyarakat.
l. Menjadi energi alternatif pengganti listrik untuk penerangan di desa-desa terpencil yang tidak
tersentuh jaringan PLN.
m. Penerima manfaat (penduduk desa) yang langsung merasakan manfaat dari potensi air
tentunya akan berupaya untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun dengan jalan
melestarikan kawasan hutan sebagai kawasan penyangga air di sepanjang Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang dimanfaatkan. Di beberapa Desa yang telah membangun PLTMH
biasanya membuat Hukum Adat untuk menjaga kelestarian hutan yang diperkuat dengan
Perdes perlindungan hutan sebagai kawasan penyangga air. Juga berarti menjaga fungsi hutan
dalam menyediakan sumber daya air, energi, penyedia oksigen, penyaring karbon dan
konservasi keanekaragaman hayati.
n. PLTMH menggantikan penggunaan mesin genset diesel. Dapat mengurangi emisi karbon
akibat pembakaran bahan bakar fosil solar. Dalam satu desa biasanya didapati sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) buah mesin genset diesel.
o. Digantikannya peran mesin genset diesel dengan PLTMH sekaligus merupakan penghematan
pemakaian BBM solar yang cukup besar. Sehingga dana yang sedianya untuk membeli solar
dan biaya operasional genset dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan,
kesehatan atau kebutuhan ekonomi lainnya.
p. Penguatan kelembagaan kelompok pengelola listrik desa dan kelompok pelestarian PLTMH
yang berkelanjutan.
q. PLTMH yang dikelola dengan baik dapat menjadi sumber PADes (Pendapatan Asli Desa).
2.4. Kekurangan PLTMH

Beberapa kerugian dalam pembangunan PLTMH diantaranya adalah:


a. Tidak semua aliran air dapat digunakan untuk pembangunan PLTMH. Faktor debit aliran
sangat menentukan.
b. Beberapa jenis turbin air sangat sensitif terhadap fluktuasi debit air.
c. Perlu konservasi daerah tangkapan air, terutama di daerah hulu sungai.
d. Biaya investasi pembangunan masih relatif mahal.
e. Biaya perizinan sebagai syarat untuk memperoleh Power Purchase Agreement (PAA) dalam
membangun PLTMH juga masih relatif tinggi. Padahal PPA merupakan syarat untuk
memperoleh kredit dari perbankan.
f. Kemampuan teknisi lokal yang masih terbatas dan sering menimbulkan kesalahan yang fatal.

2.5. Alat dan Bahan


2.5.1. Kerangka Turbin

Tabel 2.1
Nama Ukuran Jumlah Harga
Besi beton ( d = 0,75 cm ) 1.5 m 20 Rp. 210.000,00
Poros ( d = 20 cm ) 2 Rp. 20.000,00
Besi ( d = 20 cm ) 1 Rp. 15.000.00
Besi beton ( d = 0.5 cm ) 4m 2 Rp. 20.000,00
Seng Anti Karat 0.5 x 0.5 m 20 Rp. 300.000,00
Las

2.5.2. Puli
Tabel 2.2
Nama Ukuran Jumlah Harga
Puli baja
(d = 30 cm ) 1m 1 Rp. 420.000,00
(d = 10 cm ) 1m 3 Rp. 420.000,00
Generator - 1 Rp. 200.000,00
Karet Puli Pelipat 1 = 6 2 Rp. 40.000,00
Pelipat 2 = 30 1 Rp. 35.000,00
Jasa Las ……. ……… ………..

2.5.3. Pelampung *

Tabel 2.3
Nama Ukuran Jumlah Harga
Pelampung besi ( d = 25 ) 1.2 m 2 Rp. 380.000,00
Lempeng besi ( tebal = 0.35 cm) 1.8 m 8 Rp. 180.000,00

*Bila diperlukan
2.5.4. Penyimpan Listrik

Tabel 2.4
Nama Ukuran Jumlah Harga
Accu - 1 Rp. 1.000.000,00
Kabel 5m 1 Rp. 25.000,00

BAB III
Pembahasan
3.1.Perencanan ( Planning )
Proses perencaan sangat bermanfaat untuk memulai suatu pekerjaan dengan tujuan :
a. Agar alat yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang dihararapkan.
b. Untuk memilih komponen-komponen elektronika yang paling tepat yang akan
digunakan.
c. Untuk menekan kesalahan (error ) dalam proses pembuatan alat.
d. Untuk menekan biaya, dalam memperoleh sesuatu alat yang baik dengan
harga/biaya yang seminimal mungkin.
3.1.1. Saluran Air
Dalam pemilihan saluran air (penstock) untuk PLTMH adalah diameter dimana semakin kecil
diameter maka kecepatan air dalam penstock akan semakin naik untuk debit yang sama, rugi-
rugi pada penstock disebabkan debit air dan tingi jatuh yang relative kecil dan ketersediaan
material didaerah lokal.
Dalam perencanaan pembangkit ini, direncanakan memanfaatkan saluran irigasi, karena
sesuai dengan ide awal pembuatan PLTHM ini ialah membuat suatu alat PLTHM yang tidak
terlalu bermasalah terhadap bangunan air. Maksudnya adalah alat yang akan dibuat ini sangat
praktis / mudah digunakan. Dalam pengoperasiannya alat ini diletakkan secara terapung
ditengah-tengah saluran irigasi.
Berikut ini adalah data – data tentang kondisi saluran irigasi yang akan digunakan :
 Tinggi minimal 1 meter dari dasar sungai / saluran irigasi
 Debit (Q) ± 2,205 m3 / detik
 Lebar saluran irigasi / sungai minimal ± 1,5 m
3.1.2. Mesin Turbin
Guna mengoptimalkan potensi energi yang ada, maka turbin yang akan digunakan adalah
jenis Implus aliran radial yaitu turbinClossflow. Dalam meletakkan turbin, dengan
mempertimbangkan posisi turbin pada cangkupan yang efektif dan tidak terhalang oleh suatu
apapun.
Turbin ini diletakkan ditengah – tengah pengapung, dengan poros inti besi 65 cm dimana
pada kedua ujung inti besi dikaitkan dengan laker, sebagai rangka jari – jari dari turbin
digunakan besi beton yang jumlahnya 18 batang
3.1.2.1. Kerangka Turbin
Kerangka turbin disusun secara melingkar pada sebuah lempeng besi, setelah disusun secara
tepat dengan jarak antara sudut yang sama 17,5 cm maka pada kedua ujung tersebut dilas
dengan menggunkan las listrik agar tidak lepas.

3.1.2.2. Putaran Turbin


Untuk putaran turbin dirancang menggunakan sistem pelipat putaran menggunakan alat bantu
puli. Dengan puli maka kita dapat memperbesar putaran dengan mengatur diameter dari puli
itu sendiri. Dalam perencangan ini menggunakan empat buah puli dengan diameter yang
berbeda – beda yaitu :
 Puli dari poros turbin berdiameter 45 cm dan puli dengan diameter poros turbin itu sendiri
2,7 mm
 Puli dari poros turbin dihubungkan ke pelipat satu dengan dua menggunakan pelipat 1 = 6
cm dan pelipat 2 = 30
Setelah diperbesar melalui pelipat satu dan dua maka putaran tadi diperbesar lagi pada puli
keempat yang berada pada generator. Dengan menggunakan tach o- meter maka dengan
mudah dapat diketahui seberapa besar putaran turbin tersebut (rpm).
3.1.2.3. Perencanaan Pancaran (Seng Penahan Air)
Pancaran dari turbin berjumlah 18 buah sesuai dengan jumlah rangka (kaki-kaki) turbin
terbuat dari seng tipis dengan panjang (38 cm) dan lebar (48 cm) yang di ikat dengan baut
pada rangka turbin, sedangkan pada kedua sisi serta bagian sisi dalam seng dilipat siku. Ini
dimaksudkan agar air dapat tertampung dalam pancaran dengan demikian diharapkan tidak
banyak debit yang terlewat.
3.1.2.4. Penyeimbang (Balancer)
Agar diperoleh putaran yang stabil/seimbang maka harus digunakan balancer, dengan
perencanaan ini kami menggunakan bekan kampas rem mobil sebagai pemberat yang dicor
semen menjadi satu dengan puli satu perhatikan dari hasil pengecoran tersebut diperoleh
berat balancer seberat 6 kg.
3.1.2.5. Pelampung
Pelampung digunakan sebagai penooang turbin agar dapat diletakkan di tengah aliran ,
sehingga turbin tidak tenggelam. Selain sebagai pengapung dan penopang turbin, fungsi
pelampung itu sendiri sebagai pengatur otomatis jarak kedalaman penampung apabila level
ketinggian kedalaman air, maksudnya apabila level ketinggian air meningkat seperti jika
terjadi bencana banjir maka dengan sendirinya turbin akan terangkat, karena berat turbin
tidak berubah. Dengan demikian debit air juga tidak terlalu bertambah karena penampung
turbin yang masuk kedalaman air tidak berubah meski kecepatan airnya berubah.
Pelampung dibuat dengan plat seng yang dilingkarkan menyerupai drum, dimana kedua
sisinya dilas karbit. Diameter pelampung 27 cm dengan panjang 120 cm. Berikut adalah
bentuk pelampung yang dilengkapi dengan penopang turbin :
3.1.3. Perencanaan generator
Generator yang digunakan adalah generator mini. Generator yang tersedia di pasaran
biasanya berjenis high speed dimana pada generator jenis ini membutuhkan putaran tinggi
dan juga membutuhkan energi listrik awal untuk membuat medan magnetnya. Sedangkan
pada putaran turbin untuk PLTMH biasanya dibutuhkan generator berjenis low speed dan
tanpa energi listrik awal, selain itu generator yang menggunakan magnet permanen mampu
bekerja dengan baik pada kecepatan putar yang rendah.
Generator yang digunakan haruslah murah, mudah perawatannya, serta bisa dikembangkan
pembangkitan energi listriknya. Desain generator yang seperti inilah yang digunakan, yaitu
generator mini yang biasa digunakan sebagai generator pembangkit pada mobil, generator
jenis seperti ini tidak terlalu membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi perhatikan. Dari
data spesifik generator yang ada diatas diketahui tegangan output yang dikeluarkan berupa
tegangan DC. Tegangan DC yang dibutuhkan ialah sebesar 12-15 volt yaitu digunakan
sebagai tegangan pencatu (pengecas) baterai.

3.1.4. Pencernaan inverter


Dalam kaitannya dengan perencanaan PLTM, penggunaan inverter ialah sebagai pembangkit
tegangan AC tanpa terpengaruh masalah tegangan dan frekuensi, karena peralatan inverter ini
dapat mengkonversikan teganagan DC 12 volt menjadi AC 220-380 volt dengan frekuensi 50
Hz – 60 Hz.
Tegangan DC yang telah dibangkitkan oleh generator dihubungkan ke baterai, kemudian baru
dialirkan ke inverter untuk dikonversikan menjadi teganga listrik 220 volt dengan frekuensi
50 Hz. Selain sebagai penyatu tegangan ke rangkaian inverter fungsi aki itu sebagai
penyetabil tegangan DC 12 volt, sebab tegangan DC yang dihasilkan oleh generator tidak
stabil, sedangkan untuk rangkaian inverternya membutuhkan tegangan DC 12 volt yang
stabil.
3.1.5. Beban
Beban digunakan hanya sebagai pembukti atau sebagai indikator bahwa instrumen telah
bekerja sesuai yang telah diharapkan. Untuk indikator beban digunakn volt meter yang
dihubungkan secara pararel dari keluaran generator.

3.2. Pengujian Alat


Setelah seluruh sistem yang mendukung pembangunan minihidro ini selesai dirancang dan
dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk sebuah sistem minihidro yang diharapkan,
maka selanjutnya adalah tahap pengujian kerja minihidro, dimana pengujian minihidro ini
bertujuan untuk :
 Untuk mengetahui apakah minihidro yang dibangun telah dapat bekerja sesuai yang
diharapkan.
 Untuk mengetahui kemampuan kinerja dari turbin yang dirancang.
 Untuk mengetahui seberapa besar energi listrik yang dihasilkan oleh sistem PLTMH
tersebut.
 Untuk mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi, dengan harapan dapat segera
diperbaiki.

3.3. Proses Pengujian Alat


Proses pengujian minihidro hanyalah sederhana yaitu dengan cara meletakkan turbin ke
dalam suatu aliran sungai atau aliran irigasi, dimana dengan demikian tenaga potensial yang
dimiliki aliran tersebut dapat memutar turbin. Dengan berputarnya turbin maka mulailah
terjadi proses pembangkitan energi listrik pada generator sehingga dapat diketahui besar
energi yang dihasilkan dari proses pembangkitan tersebut. Apaila tampak adanya kesalahan
(error) pada kinerja minihidro maka segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian sistem
yang mengalami kesalahan kerja. Sedangkan apabila tidak tampak adanya kesalahan dari
sistem minihidro tersebut, maka minihidro dianggap telah selesai dibangun. Berikut ini
adalah pengujian dari masing-masing pembangunan minihidro.
3.3.1. Pengujian Mekanis
Dengan menjalankan minihidro sesuai dengan kerjanya, turbin diberi air agar dapat berputar
sehingga dapat menggerakkan bagian stator magnet. Saat stator magnet berputar maka akan
timbul medan magnet, sehingga kumparan rotor akan menghasilkan tegangan. Semakin tinggi
putaran turbin yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.
3.3.2. Pengujian Inverter
Pengujian inverter adalah salah satu termasuk pengujian tegangan. Apakah tegangan output
yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diharapakan, yaitu dengan cara memberikan suplay
tegangan DC 12 volt ke rangkaian inverter sehingga rangakaian inverter tersebut bekerja.
Ukur bagian output dengan menggunakan osiloskop atau dengan volt meter dengan
melakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui apakah rangakaian inverter telah bekerja
sesuai yang diharapkan.
3.4. Analisis Sistem
3.4.1.Analisis pada perangkat mekanis
Analisis pada perangkat mekanis adalah sangat sederhana. Hanya dengan menjalankan
minihidro sebelum menjalankannya diukur terlebih dahulu berapa tahanan kawat yang
dihasilkan dari kumparan rotor, tahanan kawat yang ideal adalah 0,8 ohm – 15 ohm. Setelah
diukur tahanan kawat yang diperoleh dari kumparan rotor ini adalah 14 ohm, maka minihidro
tak terdapat kesalahan. Apabila tahanan kawat yang didapat lebih atau kurang maka dapat
diperiksa kembali pada kumparan rotor, apakah terjadi hubung singkat pada kawat kumparan
atau terdapat salah satu kumparan yang putus.
3.4.2.Analisis Debit air (Q)
Tabel 3.1
Putaran (rpm) Tegangan Arus Keadaan Beban Lampu (15
(volt) (ampere) watt)
0 0 0 Mati
800 16 1.06 Menyala ( Terang )
>1000 >20 >1.4 Menyala ( Sangat Terang)

Diantara data yang harus diukur untuk menghitung besarnya daya yang dihasilkan PLTM,
debitlah yang paling sukar diteliti. Di beberapa negara telah dipakai berbagai cara
pengukuran debit, tetaapi tidak satupun dari cara-cara ini yang hasilnya memuaskan. Dalam
analisis debit ini kami menggunakan cara yang sudah umum dipakai yaitu cara menghitung
kecepatan aliran rata-rata dari penstock. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh data
sebagai berikut :
- Panjang aliran (penstok) = 3 meter
- Lebar aliran (penstock) = 1,5 meter

Untuk menghitung kecepatan aliran air (v) dilakukan percobaan pelepasan bola pimpong, dari
percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
- Peluang percobaan
1. P1 = 6 detik
2. P2 = 6,1 detik
3. P3 = 5,9 detik
4. P4 = 6,2 detik
5. P5 = 6,1 detik
P = 30,5 detik
= 30,5/ 5 = 6,1 detik
- Menghitung luas penampang aliran air, karena aliran yang digunakan adalah aliran
irigasi yang dasarnya rata maka luasnya adalah :
A = panjang saluran x lebar saluran
= (3 x 1,5) m2 = 4,5 m2
- Setelah kecepatan dan luas diketahui maka debit (Q) airnya adalah

Q = Kecepatan (V) x luas penampang A


= 0,49 m/det x 4,5 m2
= 2,205 m3/detik
3.4.3. Analisis output generator
Analisis output generator, dimaksudkan agar dapat mengetahui keluaran tegangan, dan
putaran dari generator minihidro dengan baik, berikut hasil pengukuran keluaran dari
generator tersebut. Secara keseluruhan minihidro berjalan sesuai dengan keinginan. Pada
table 4.1. dapat dilihat hasil output dari generator mikrohidro, dengan beban lampu yang
ditempatkan pada output dari generator, sehingga dapat diketahui berapa (rpm) putaran ideal
generator dan tegangan ideal yang dihasilkan generator, dimana nantinya tegangan tersebut
akan melewati baterai. Putaran ideal dari generator ialah pada 800 rpm dimana pada keadaan
tersebut menghasilkan tegangan sebesar 16 volt. Baterai 12 volt DC idealnya dapat dilakukan
pengisian dengan tengangan antara 12 – 16 volt DC.
3.4.3.1. Pengujian Arus Dan Tegangan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui arus dan tegangan yang dihasilkan dengan cara
mengamati arus dan tegangan masukan dan arus dan tegangan keluaran dari rangkaian
Inverter. Adapun pengujian dilakukan dengan menggunakan amperemeter dan voltmeter,
kemudian hasil pengukuran dimasukkan tabel 3.2, tabel 3.3, tabel 3.4.

Tabel 3.2 Data Pengujian Tegangan


Vp (Volt) Pada
Beban Lampu (Watt)
Input Volt Output Volt
Tanpa Beban 12 225
60 12 224
75 12 220
100 12 218

Tabel 3.3 Data Pengujian Arus


Beban Lampu (Watt) Ip (ampere) Pada Titik Simpul
Input (A) Output (A)
Tanpa Beban - -
60 5 0,25
75 6,2 0,32
100 8 0,38

Table 3.4 Data Perhitungan Daya


Data Perhitungan Daya

Beban Lampu (Watt) Daya Masukan (Pin) Daya Keluaran (Pout)


(Watt) (Watt)
Tanpa Beban - -
60 72 59,5
75 86,4 72,9
100 103,5 83,6

Perhitungannya sebagai berikut :


 Untuk Beban Lampu = 60 Watt

- Lin = 5 A ; Vin = 12 V; lout = 0,25 A ; Vout = 224 V

- Pin = Vin* Iin dan Pout = Vout* Iout

- Pin = 12*5 = 60W dan Pout = 224*0,25 = 56 W

 Untuk Beban Lampu = 75 Watt

- Iin = 6,2 A ; Vin = 12 V ; Iout = 0,32 A ; Vout = 220 V

- Pin = 12*6,2 = 74,4W dan Pout = 220*0,32 = 70,4 W

 Untuk Beban Lampu = 100 Watt

- Iin = 8A ; Vin = 12 V ; Iout = 0,38 A ; Vout = 218 V

- Pin = 12*8 = 96W dan Pout = 218*0,38 = 82,84 W

1. Pengujian frekuensi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi yang dihasilkan dengan cara mengamati
keluaran pada rangkaian inverter. Adapun pengujian dilakukan dengan osiloscope, kemudian
hasil pengukuran dimasukkan dalam tabel 3.5 serta untuk mengetahui bentuk gelombang
keluaran dari rangkaian inverter tersebut.

Tabel 3.5 Data Pengujian Frekuensi


Frekuensi (Hz) Frekuensi Referensi (Hz) Frekuensi Keluaran (Hz)
Minimum 49,19 50,24
Maksimum 73,92 60

2. Pengujian Bentuk Gelombang


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk gelombang masukan (input) dan keluaran
(output) pengukuran dalam rangkaian inverter. Adapun pengujian ini dilakukan
menggunakan osiloscope, kemudian hasil pengujian digambarkan bentuk gelombang yang
dihasilkan.
a. Pada input inverter

Pengujian ini adalah untuk mengetahui bentuk gelombang pada sumber baterai (AKI 12 Volt)
b. Pada output inverter

Pengujian ini adalah untuk mengetahui bentuk gelombang pada keluaran


transformator/output inverter.

3.5. Pembuatan Miniature


Pembuatan Miniatur PLTMH dari Botol Air Mineral (Turbin dan Rotor)
Tabel 3.6
No Gambar Langkah-langkah
Membuat baling-baling/turbin dari
botol air mineral bekas. Memotong
botol secara horizontal bagian atas
dan bawah sehingga membentuk
1. Gambar: Baling-baling
silinder. Dari silinder yang
berlubang di bagian atas dan
bawah, membelah silinder menjadi
2 bagian secara simetris.
Mendesain penutup turbin untuk
bagian atas dan bawah (sebanyak 2
buah) berukuran sama. Ukuran
tergantung dari merk botol air
2. Gambar: Desain penutup turbin mineral anda. Ukuran diameter
silinder dari merk botol air mineral
berbeda-beda, ada yang sempit ada
yang lebar.

Menyiapkan gabus putih


(cardboard) yang agak liat. Bisa
juga bahan gypsum ringan yang
bisa dipotong dengan cutter.
3.
Meletakkan template yang sudah
jadi dan potong gabus putih sesuai
template.

Dari 2 penutup turbin yang telah


jadi, buatlah lubang persis di
tengah-tengah dengan paku. Dua
(2) lubang yang dibuat untuk
4.
penutup atas dan bawah akan
direkatkan pada poros turbin yang
berputar.

5. Memberikan glue/lem pada tepi


Gambar: Memberikan glue/lem pada tepi luar luar (bagian setengah lingkaran).
Penutup Turbin
Memberikan glue/lem pada tepi
6. Gambar: Memberikan glue/lem pada tepi dalam dalam potongan silinder botol air
Botol Air Mineral. mineral.
Merekatkan penutup turbin
berbentuk setengah lingkaran pada
potongan turbin ke-1, lalu rekatkan
7. Gambar: Rekatkan penutup turbin pada turbin. sisanya ke potongan turbin ke-2.
Jika penutup atas telah direkatkan
pada turbin, maka rekatkan juga
penutup bagian bawah.
Inilah hasil akhir turbin dan siap
8. Gambar: Hasil akhir dari turbin
dipasang pada poros turbin.
Pastikan bahwa telah ada lubang
tengah pada penutup atas dan
9. Gambar: Lubang pada bagian tengah turbin bawah turbin sebelum dipasang
pada poros.
Merekatkan antara lubang tengah
penutup atas dan bawah pada poros
tengah yang berputar dengan
10. Gambar: Turbin PLTA yang terpasang pada menggunakan glue/Lem. Inilah
Kerangka PLTA turbin/baling-baling PLTA yang
telah terpasang pada kerangka
PLTA.
Membuatlah rotor dari sebuah
kardus yang lapisannya agak tebal.
Bila menggunakan lapisan yang
tipis seperti kardus mie instan,
11.
buatlah 2 buah potongan kardus
berbentuk lingkaran sesuai ukuran
saat anda meletakkan stator pada
dasar papan.

Memberi lem pada tiap sisi dari


12. potongan kardus berbentuk
lingkaran, lalu rekatkan
Membuat garis diagonal simetris
lalu buatlah lubang agar nantinya
3.
bagian stator bisa direkatkan pada
poros tengah turbin.
Merekatkan 4 buah cincin logam
14.
pada bagian rotor. Pastikan lokasi
cincin sama dengan lokasi enamel
coil/kulungan gawat pada bagian
stator.
Merekatkan 4 buah magnet pada
cincin logam. Sebaiknya
15.
menggunakan magnet yang
berbentuk bulat.
Kutub lempengan magnet yang
menghadap ke bawah (ke arah
stator/enamel coil) harus sama
semua. Bisa memilih sisi kutub
utara/north atau sisi kutub
selatan/south untuk ke-4 (empat
16.
lempengan) magnet. Sisi
lempengan kutub utara biasanya
ada tanda khusus seperti tulisan
North atau tanda titik merah. Untuk
memastikan kutub, bisa
menggunakan kompas.
Memasang rotor pada poros dengan
posisi magnet menghadap ke
17. Gambar: Memasang rotor pada poros
bawah (ke arah stator/coil ename di
dasar papan).
Mengatur posisi rotor magnet
(bagian berputar) sedekat mungkin
18. dengan bagian stator /coil enamel
namun tidak sampai
bersinggungan.
Jika posisi sudah pas, langkah
selanjutnya memberi lem pada
lubang tengah stator dan bagian
19.
poros turbin.

Setelah dilem dan bersifat


permanen, anda masih bisa
mengatur jarak rotor dan stator
dengan mengendurkan atau
mengencangkan baut yang
20. terpasang pada dasar papan. Lihat
lingkaran merah pada obeng yang
mengatur jarak rotor dan stator.
Pada tahap ini, instalasi telah
selesai dan akan dilanjutkan ke
bagian pengujian.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
 Berdasarkan proses perancangan alat, analisis data, dan pengamatan yang telah dilakukan,
maka dapatditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa :
 PLTM yang telah dibuat, cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk
dioperasikan. Ketangguhan sistemnya dapat lebih diandalkan dibandingkan sumber-sumber
daya yang lain.
 Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTM sangat rendah jika dibandingkan dengan jenis
lain.
 Debit air yang digunakan untuk menggerakkan turbin hanya sebesar 2.205 m3/detik.
 Untuk menghasilkan tegangan DC 12 volt yang stabil maka digunakan baterai kering yang
dihubungkan dengan peralatan inverter sebagai penghasil tegangan AC.
 Dengan menggunakan generator DC yang dipadukan dengan sistem inverter maka tegangan
DC yang dihasilkan alat ini dapat distabilkan meskipun debit airnya tidak stabil.
 Dengan menggunakan air yang digunakan untuk menggerakkan turbin dengan putaran 800
rpm dapat menghasilkan tegangan sebesar 16 volt, dengan tegangan yang dihasilkan tersebut
mampu untuk mensuplay baterai. Apabila dengan debit air yang lebih besar lagi yang dapat
menghasilkan putaran minimum sebesar 1000 rpm, dapar menghasilkan tegangan sebesar 20
volt DC. Tetapi sistem mikrohidro ini tidak membutuhkan tegangan sampai 20 volt meski
kemampuan kerja generator lebih dari 20 volt.
 Dengan putaran turbin yang semakin kencang maka tegangan yang dihasilkan oleh
mikrohidro akan semakin besar pula.
 Alat ini layak digunakan dimasyarakat karena tegangan dan frekuensi yang dihasilkan sudah
sesuai dengan tegangan dan frekuensi yang digunakan dimasyarakat yaitu 220 volt / 50-60
Hz.
 Melalui PLTM ini diharapkan dapat membantu mesyarakat yang belum terjangkau aliran
listrik PLN, khusunya di daerah pedesaan yang memiliki potensi uhtuk dibangun mikrohidro.

4.2. Saran
 Penulis berharap dengan adanya prakarya ini pembaca bisa menerapkan PLTMH pada
daerah yang mempunyai potensi dengan tujuan menghemat penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui.
 Penelitian berikutnya dapat menggunakan data yang lebih banyak dengan memperpanjang
periode penelitian.

Daftar pustaka

Sumber Buku :
Djiteng Marsudi, 2005 “Pembangkitan Energi Listrik”, Erlangga, jakarta.
Djiteng Marsudi, 1990 “Operasi Sistem Tenaga Listrik”, Humas ISTN Bhumi Srengseng
Indah, Jakarta Selatan.
P.van Harten, E. Setiawan, 1983 “Instalasi Listrik Arus Kuat 3”, Angkasa Offset, Bandung.
Hanapi Gunawan, 1993 “Mesin dan Rangkaian Listrik Edisi Keenam”, Erlangga, Jakarta.
Bonggas L. Tobing, 2003 “Peralatan Tegangan Tinggi”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
T.S. Hutauruk, “Transmisi Daya Listrik”, Erlangga, Jakarta.
Artono Arismunandar, Susumu Kuwahara, 1982, “Teknik Tenaga Listrik”, Jilid I, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Arismunandar, Wiranto, 1997, “Penggerak Mula Turbin”, Edisi kedua cetakan ketiga, ITB
Bandung.
Web-site :
http://www.elektro-indonesia.com/GeneratorDC
http://www.re-energy.ca

Anda mungkin juga menyukai