PERENCANAAN PENJADWALAN DAN

ALOKASI SUMBER DAYA PROYEK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKRO/MINI HIDRO (PLTMH) 2X3.5
MW BESAI KEMU
Yusak Abdillah

19 December 2018
 Latar Belakang

PROYEK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO/MINI HIDRO BERLOKASI DI DESA KEMU, KABUPATENN WAY
KANAN, PROVINSI LAMPUNG, DENGAN PT. UWAY ENERGI PERDANA SEBAGAI PEMILIK PROYEK. PEMBANGUNAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO/MINI HIDRO DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASAYARAKAT LAMPUNG
SEKITAR AKAN ENERGI LISTRIK.

PT. WIKA REKAYASA KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI PERLU MEMPROSES BERBAGAI INPUT YAITU
METODE DAN SUMBER DAYA UNTUK MELAKSANAKAN SEHINGGA DAPAT DIHASILKAN BERUPA BANGUNAN PEMBANGKIT.
TIGA ASPEK PENTING YANG MENJADI FOKUS UTAMA BAGI PT. WIKA REKAYASA KONSTRUKSI ADALAH WAKTU, MUTU, DAN
BIAYA. PT. WIKA REKAYASA KONSTRUKSI HENDAKNYA MEMIKIRKAN CARA PALING EFEKTIF UNTUK MEWUJUDKAN
BANGUNAN PEMBANGKIT DENGAN WAKTU PALING CEPAT, DENGAN BIAYA PALING OPTIMUM, NAMUN TETAP DENGAN
KUALITAS TERBAIK. UNTUK ITU, DIPERLUKAN PERENCANAAN DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI YANG BAIK AGAR DAPAT
DIPEROLEH KUALITAS TERBAIK.
 Rumusan Masalah

BAGAIMANA PENJADWALAN YANG BAIK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA MIKRO/MINI HIDRO (PLTMH) BESAI KEMU 2X3.5 MW?

BAGAIMANA ALOKASI SUMBER DAYA YANG BAIK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO/MINI HIDRO (PLTMH) BESAI KEMU 2X3.5 MW?
 Batasan Masalah

PROYEK KONSTRUKSI YANG AKAN MENJADI LINGKUP PENELITIAN ADALAH PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA MIKRO/MINI (PLTMH) BESAI KEMU 2X3.5 MW

ALOKASI SUMBERDAYA YANG AKAN DILAKUKAN ADALAH SUMBERDAYA ALAT BERAT

DAN TENAGA KERJA.
 Tujuan

MENENTUKAN JADWAL UNTUK PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG CAS YANG BERISI

TENTANG :
1. WAKTU AWAL DAN SELESAI PROYEK
2. DURASI MASING-MASING PEKERJAAN
3. KEGIATAN KRITIS YANG HARUS DIJADIKAN PERHATIAN

MENENTUKAN ALOKASI SUMBER DAYA YANG BAIK UNTUK PROYEK KONSTRUKSI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO/MINI HIDRO BESAI KEMU 2X3.5 MW
 Manfaat

PENELITIAN INI DIHARAPKAN MENJADI KELENGKAPAN DALAM MEMENUHI

PERSYARATAN UNTUK MENJADI PEGAWAI ORGANIK PERUSAHAAN PT. WIKA REKAYASA
KONSTRUKSI.

DAPAT MENAMBAH INFORMASI DAN WAWASAN DALAM PERENCANAAN PENJADWALAN.

HASIL DARI MAKALAH INI DAPAT MENJADI ALTERNATIF DAN ACUAN UNTUK PROYEK-
PROYEK PT. WIKA REKAYASA KONSTRUKSI YANG AKAN DATANG SEHINGGA LEBIH
EFEKTIF DAN EFISIEN.
 Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB INI BERISI TENTANG LATAR BELAKANG, PERUMUSAN MASALAH, BATASAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT DAN
SISTEMATIKA PENULISAN.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

BAB INI BERISI TENTANG DASAR TEORI YANG DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN PENJADWALAN
DAN ALOKASI SUMBERDAYA PROYEK KONSTRUKSI.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

BAB INI BERISI TENTANG PENJELASAN METODE ATAU CARA KERJA SEHINGGA DIPEROLEH JENIS PENJADWALAN YANG
SESUAI UNTUK DIGUNAKAN PADA PROYEK PLTMH 2X3.5 MW BESAI KEMU, SEPERTI DATA URUTAN PEKERJAAN,
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS MASING-MASING PEKERJAAN, DAN PERHITUNGAN DURASI PEKERJAAN

BAB 4 : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB INI BERISI TENTANG PENJADWALAN PROYEK DAN ALOKASI SUMBER DAYA PROYEK PLTMH 2X3.5 BESAI KEMU.

BAB 5 : PENUTUP
BAB INI BERISI KESIMPULAN DAN SARAN DARI MAKALAH INI.
 PLTMH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO

HIDRO (PLTMH) ADALAH PEMBANGKIT
YANG MEMANFAATKAN ENERGI HIDROLIK
AIR DENGAN DAYA LISTRIK YANG
DIBANGKITKAN DI ATAS 5 KW SAMPAI 1
MW.
 Bagian Umum PLTMH

BENDUNG
INTAKE
SALURAN PEMBAWA (HEADRACE)
BAK PENENANG (FOREBAY)
PIPA PESAT (PENSTOCK)
RUMAH PEMBANGKIT (POWER
HOUSE)
SALURAN PEMBUANG (TAILRACE)
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI LISTRIK
 PLTMH 2X3.5 MW Besai Kemu
 PLTMH 2X3.5 MW Besai Kemu

Lokasi Jarak (Km) Waktu Tempuh Keterangan

Bandar Lampung – ± 110 3 jam 30 menit Jalan Aspal
Kotabumi

Kotabumi – Bukit ± 48.5 1 jam 45 menit Jalan Aspal

Kemuning

Bukit Kemuning – Site ±8 45 menit Jalan Desa

Dam
 Prinsip Kerja PLTMH

PLTMH PADA PRINSIPNYA MEMANFAATKAN BEDA KETINGGIAN DAN JUMLAH DEBIT AIR
PER DETIK YANG ADA PADA ALIRAN AIR SALURAN IRIGASI, SUNGAI ATAU AIR TERJUN.
ALIRAN AIR INI AKAN MEMUTAR POROS TURBIN SEHINGGA MENGHASILKAN ENERGI
MEKANIK. ENERGI INI SELANJUTNY A MENGGERAKKAN GENERATOR DAN
MENGHASILKAN LISTRIK.
 Proyek Konstruksi
1. TAHAP PERENCANAAN

UNTUK MEMBERIKAN PERKIRAAN WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENYELESAIKAN

SUATU TAHAPAN PEKERJAAN, MAUPUN TOTAL WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MENYELESAIKAN SELURUH KEGIATAN DALAM SUATU PROYEK.

DAPAT MENJADI DASAR PENENTUAN KEMAJUAN PROYEK

DAPAT MENJADI DASAR BAGI PELAKSANA LAPANGAN UNTUK MEMBERIKAN INSTRUKSI

KEPADA BAWAHANNYA ATAU SUBKONTRKTOR TERKAIT DENGAN KEGIATAN PROYEK.

DAPAT MENJADI ACUAN PENETAPAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA, ALAT, MATERIAL,

MAUPUN UANG
 Proyek Konstruksi

2. TAHAP SETELAH KONSTRUKSI

DAPAT DIBUAT ANALISIS ANTARA PENJADWALAN SERTA PEMAKAIAN SUMBER DAYA DAN
DURASI AKTUAL DI LAPANGAN.

DAPAT MEMBERIKAN DATA SEBAGAI ACUAN UNTUK MENGEMBANGKAN PENJADWALAN

DAN ESTIMASI BIAYA UNTUK PROYEK SELANJUTNYA.
 Proyek Konstruksi

2. TAHAP SETELAH KONSTRUKSI

DAPAT DIBUAT ANALISIS ANTARA PENJADWALAN SERTA PEMAKAIAN SUMBER DAYA DAN
DURASI AKTUAL DI LAPANGAN.

DAPAT MEMBERIKAN DATA SEBAGAI ACUAN UNTUK MENGEMBANGKAN PENJADWALAN

DAN ESTIMASI BIAYA UNTUK PROYEK SELANJUTNYA.
 Penjadwalan Proyek (bar chart)

BAR CHART MERUPAKAN SEBUAH DIAGRAM

BATANG YANG DIGAMBARKAN SECARA
HORIZONTALDAN MENUNJUKKAN SAAT MULAI
DAN SELESAI SETIAP KEGIATAN.
 Penjadwalan Proyek (PDM)

PDM MERUPAKAN SALAH SATU CARA

UNTUK MEREPRESENTASIKAN
HUBUNGAN ANTAR
PEKERJAAN DENGAN JARINGAN
KERJA (NETWORK).
 Penjadwalan Proyek (PDM)

PDM MERUPAKAN SALAH SATU CARA UNTUK

MEREPRESENTASIKAN HUBUNGAN ANTAR
PEKERJAAN DENGAN JARINGAN KERJA (NETWORK).
ES : EARLY START ADALAH WAKTU PALING CEPAT
SUATU PEKERJAAN DAPAT DIMULAI
EF : EARLY FINISH ADALAH WAKTU PALING CEPAT
SUATU PEKERJAAN DAPAT DISELESAIKAN
LS : LATE START ADALAH WAKTU PALING LAMA
SUATU PEKERJAAN HARUS DIMULAI
LF : LATE FINISH ADALAH WAKTU PALING LAMA
SUATU PEKERJAAN HARUS SELESAI.
 Logika ketergantungan

FS (FINISH TO START) : KEGIATAN YANG MENGIKUTI (SUCCEEDING ACTIVITIES) HANYA

DAPAT DIMULAI JIKA KEGIATAN YANG MENDAHULUI (PRECEEDING ACTIVITIES) TELAH
SELESAI.

SS (START TO START) : MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA DUA KEGIATAN YANG

DAPAT DIMULAI SECARA BERSAMAAN

FF (FINISH TO FINISH) : MENUNJUKKAN HUBUNGAN PENYELESAIAN ANTARA DUA

KEGIATAN

SF (START TO FINISH) : MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA SELESAINYA KEGIATAN

DENGAN MULAINYA KEGIATAN TERDAHULU.
  Logika ketergantungan

TOTAL SLACK MENUNJUKKAN JUMLAH WAKTU YANG DIPERKENANKAN SUATU KEGIATAN BOLEH
DITUNDA TANPA MEMPENGARUHI JADWAL PENYELESAIAN PROYEK SECARA KESELURUHAN.

FREE SLACK MENUNJUKKAN JUMLAH WAKTU YANG DIPERKENANKAN SUATU KEGIATAN BOLEH
DITUNDA TANPA MEMPENGARUHI JADWAL PENYELESAIAN PROYEK SECARA
KESELURUHAN MAUPUN WAKTU MULAI DAN SELESAI KEGIATAN SESUDAH AKTIVITAS TERSEBUT.

TOTAL SLACK = LS – ES
  Critical Path

JALUR KRITIS MERUPAKAN SEBUAH LINTASAN YANG MEMILIKI NILAI TOTAL SLACK SAMA
DENGAN NOL.

PEKERJAAN-PEKERJAAN YANG ADA DI

DALAM JALUR KRITIS, WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN TERSEBUT AKAN SANGAT DIPANTAU DI
LAPANGAN KARENA SESUAI DENGAN TEORINYA, JALUR KRITIS ADALAH JALUR DIMANA TOTAL SLACK
SAMA DENGAN NOL (TIDAK BOLEH TERLAMBAT) DAN BIASANYA JALUR KRITIS MERUPAKAN JALUR
TERPANJANG DIBANDINGKAN JALUR-JALUR KEGIATAN LAINNYA.
  Sumberdaya Konstruksi

SUMBER DAYA YANG DIMAKSUD DALAM SUATU PROYEK KONSTRUKSI TERDIRI DARI
SUMBERDAYA TENAGA KERJA, ALAT, DAN MATERIAL. PENENTUAN ALOKASI
SUMBERDAYA SANGAT TERKAIT DENGAN PRODUKTIVITAS DARI SUMBERDAYA
TERSEBUT. PADA DASARNYA, PRODUKTIVITAS ADALAH PERBANDINGAN ANTARA
OUTPUT PEKERJAAN YANG DIHASILKAN DENGAN WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENGHASILKAN OUTPUT TERSEBUT.
  Manajemen Risiko

MANAJEMEN RISIKO MEMILIKI DEFINISI YAITU PROSES PENGELOMPOKAN DAN TINDAKAN YANG
DIARAHKAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI, MENGARAHKAN, DAN MEMBERIKAN TANGGAPAN
ATAUPUN PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP SUATU RISIKO, DIDALAMNYA TERMASUK
MENGOPTIMALKAN TINGKAT PROBABILITAS DAN KONSEKUENSI ATAS SUATU KEJADIAN YANG
BERSIFAT MERUGIKAN DALAM MENCAPAI SUATU PROYEK.
 Metode Penelitian MULAI

Penentuan Daftar Pekerjaan sesuai Work Breakdown Structure

Penentuan Urutan Pekerjaan (Logic Sequence)

Penentuan Produktifitas Alat dan Tenaga Kerja

Penentuan Batasan Durasi Pekerjaan Rencana

Perhitungan Durasi dan Tenaga Kerja yang Dibutuhkan

Input Durasi, dan Tenaga Kerja ke Software Project Management

Sesuai Batasan
Durasi Belum Sesuai

Sesuai
I
Analisis Overallocation dan Levelling

SELESAI
TERIMAKASIH