Anda di halaman 1dari 93

Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

BAB I
PENDAHULUAN

Keberhasilan kontraktor / pemborong dalam mendapatkan pekerjaan pengadaan


jasa konstruksi tidak saja ditentukan oleh ketersediaan peralatan dan modal yang
dimilikinya, tetapi yang lebih penting adalah pada kemampuannya dalam
mengestimasikan seluruh anggaran yang dibutuhkan. Ketepatan dalam mengestimasikan
ini akan membuka peluang dalam memenangkan lelang/tender dan memperkecil resiko
kerugian dalam pelaksanaan proyek. Sementara dokumen lelang yang dibuat dan
dipersiapkan oleh panitia lelang menjadi panduan bagi setiap pelaksana untuk
menghitung anggaran dan mengikuti proses pelelangan.
Sering terjadi dalam suatu pelaksanaan proyek, pelaksana melakukan perubahan
secara sepihak terhadap ketentuan teknis yang telah ditetapkan sebelumnya karena
beralasan anggaran yang tidak mencukupi, terjadi pembengkakan anggaran, dan
sebagainya. Semuanya itu tidak perlu terjadi jika rencana anggaran biaya telah
direncanakan dengan benar.
Berkaitan hal di atas, maka kemampuan menghitung rencana anggaran biaya
suatu proyek dan menyusun dokumen lelang serta menyusun jaringan kerja proyek
adalah kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap sarjana teknik sipil, sehingga
penyerapan mahasiswa terhadap materi perkuliahan Rencana Anggaran Biaya akan
membantu dalam mempersiapkan mahasiswa mengembangkan profesi di bidang jasa
konstruksi.
Buku ajar ini diharapkan memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam
menyerap materi perkuliahan Rencana Anggaran Biaya. Pokok-pokok bahasan dalam
buku ajar ini disusun secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan dari suatu
perencanaan proyek dan dengan bahasa yang sederhana, dengan harapan memberikan
pikiran yang runut dan mudah untuk difahami.
Pokok bahasan dalam buku ajar ini meliputi:
Bab I : Merupakan bab pendahuluan, yang berisi penjelasan
pentingnya penguasaan materi perkuliahan Rencana Anggaran
Biaya bagi mahasiswa. Bab ini sekaligus juga menjadi penjela-
san mengenai tujuan instruksional umum bagi keseluruhan ma-
teri perkuliahan.
Bab II : Pengantar Proyek, berisi pengertian proyek dan unsure-unsur
yang terlibat dalam suatu proyek.

1
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Bab III : Perencanaan Suatu Proyek, berisi pembahasan mengenai proses


perencanaan suatu proyek, dimulai dari perencanaan sampai pa-
da pelaksanaan oleh kontraktor.
Bab IV : Rencana Anggaran Proyek, berisi penjelasan mengenai cara
menghitung anggaran proyek.
Bab V : Rencana Kerja dan Syarat-syarat, berisi penjelasan mengenai
pengertian Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan cara pe-
nyusunannya.
Bab VI : Perencanaan Jaringan Kerja, berisi pengertian jaringan kerja,
manfaat jaringan kerja, cara membuat jaringan kerja, dan kurva
“S”.

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mempunyai


kemampuan untuk menghitung rencana anggaran bangunan (RAB) dan menyusun
dokumen lelang serta membuat jaringan kerja suatu proyek.
Penulis berharap dengan buku ajar ini mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan
RAB dengan baik dan dapat menyelesaikan tugas-tugas mandiri dalam perkuliahan.

2
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

BAB II
PENGANTAR PROYEK

Pada bab ini akan diuraikan pengertian proyek, macam proyek pembangunan,
dan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu proyek. Pada pembahasan awal dijelaskan
beberapa tinjauan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan suatu proyek. Pada sub
bab selanjutnya dijelaskan macam/jenis proyek disertai beberapa contoh untuk
memudahkan pemahaman. Pada bagian akhir dari bab ini diuraikan mengenai unsur-
unsur yang terlibat dalam suatu proyek.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan proses
penyelenggaraan suatu proyek dengan benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefinisikan proyek.
2. Menjelaskan jenis-jenis proyek.
3. Menjelaskan batasan dari suatu proyek.
4. Menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu proyek.
5. Menyebutkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur pelaksana
proyek.

BAHASAN
2.1. Pengertian Proyek
Ada banyak definisi mengenai proyek, diantaranya:
a. Merupakan gabungan dari berbagai sumberdaya yang dihimpun dalam suatu
wadah organisasi sementara, untuk mencapai suatu sasaran tertentu (D. I.
Cleland dan W.R. King, 1987)
b. Suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi
sumberdaya yang terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas
yang telah digariskan (suharto, I, 1990)
c. Proyek Merupakan Usaha Yang Bersifat Sekali Waktu. Contoh:
- Membangun Fasilitas Yang Baru
- Memperbaiki Fasilitas Yang Baru

3
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

- Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan

Kegiatan Proyek vs Kegiatan Operasional


Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional
1. Bersifat Dinamis 1. Bersifat Rutin
2. Berlangsung hanya dalam kurun 2. Berlangsung terus menerus
waktu terbatas (siklusnya pendek) (jangka panjang)
3. Dalam kurun waktu tsb intensitas 3. Intensitas kegiatan relatif sama
kegiatan berbeda-beda
4. Kegiatan harus diselesaikan 4. Batasan tidak setajam proyek,
sesuai dana dan waktu yang hanya diatur dalam anggaran
ditentukan tahunan
5. Menyangkut bermacam-macam 5. Tidak terlalu banyak macam
kegiatan (tenaga kerja terspesiali- kegiatannya
sasi)
6. Diperlukan tanggung jawab 6. Penekanan pada jalur vertikal
vertikal dan horizontal
7. Contoh: Pembangunan pabrik/ 7. Contoh: Pekerjaan administrasi
rumah, penelitian dan kantor, pabrik, dengan produk bersifat
pengembang-an produk. standar.

d. Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan (aktivitas) yang berurutan dan


menghasilkan suatu produk, dimana aktivitas ini dibatasi oleh waktu, biaya dan
mutu. Suatu proyek dapat didahului dengan adanya studi kelayakan (feasibility
study) atau tidak, tergantung pada besar kecilnya suatu proyek atau biaya yang
akan dikeluarkan.
Berdasarkan definisi tersebut, suatu proyek dapat digolongkan menjadi 2
macam:
A. Kelompok non industri konstruksi, misalnya pertanian, perikanan, dsb.
B. Kelompok industri konstruksi, yang terbagi menjadi 4 jenis:
a. Bangunan umum (kantor, rumah sakit, dsb.)
b. Bangunan perumahan (rumah, hotel, dsb.)
c. Bangunan industri (pabrik-pabrik)
d. Bangunan konstruksi besar (jembatan, hanggar, dsb).
Proyek dapat juga ditinjau dari sisi pelaku organisasi dan proses yang
merupakan rangkaian dari pelaksanaan proyek. Apabila suatu proyek ditinjau
dari sisi organisasi, maka pelaku-pelaku proyek dapat dikelompokkan dalam
suatu struktur yang mempunyai tugas dan tanggungjawab masing-masing dan
berlaku selama proyek itu berlangsung.

4
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Dalam tinjauan struktur organisasi ini, proyek dapat dikelompokkan


menjadi:
a. Struktur organisasi makro proyek, yang mencakup seluruh fungsi proyek.
b. Struktur organisasi perancangan proyek (makro konsultan).
c. Struktur organisasi mikro kontraktor.
Jika ditinjau dari sisi prosesnya, maka proyek merupakan suatu rangkaian proses
dari perencanaan (planning) sampai tahap serah terima.

2.2. Macam Proyek Pembangunan


Secara umum proyek pembangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
A. Berdasarkan Pemilikan
Berdasarkan pemilikan ini, proyek dibedakan menjadi dua:
a. Proyek milik pemerintah
Adalah suatu proyek pembangunan dimana pemerintah merupakan
pemilik proyeknya.
b. Proyek milik swasta
Adalah suatu proyek pembangunan dimana pihak swasta merupakan
pemilik proyek. Biasanya proyek milik swasta ini merupakan proyek
komersiil, dimana tujuan utamaproyek tersebut adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Sebagai contoh adalah proyek pertokoan,
hotel, dan sejenisnya.
Pemilik proyek swasta dapat berupa perorangan atau kelompok/badan
yang dalam penanganannya lebih bebas dalam memilih system
menejemen yang digunakan.

B. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, proyek dibedakan menjadi:
a. Proyek Fisik
Proyek pembangunan yang merupakan fisik bangunan, misalnya
perumahan, perkantoran, jalan raya, jembatan, dan proyek-proyek lain
yang secara fisik dapat dilihat hasilnya setelah tahapan pembangunan
selesai.
b. Proyek non fisik
Proyek nin fisik adalah proyek pembangunan yang hasil akhirnya bukan
berupa bangunan fisik. Beberapa contoh proyek non fisik adalah: proyek
perencanaan tata ruang wilayah atau kota, proyek penataan kawasan

5
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

pariwisata, dan sejenisnya. Produk dari proyek ini tidak berbentuk fisik,
melainkan berupa pedoman bagi wilayah/kota yang bersangkutan.

2.3. Unsur-unsur yang Terlibat dalam Suatu Proyek


Pelaksanaan suatu bangunan/proyek melibatkan beberapa pihak yang
memegang peranan penting, yaitu:
1. Principal (Bouwheer) atau orang yang memberi pekerjaan
2. Penasehat atau Adviser
3. Direksi atau Pengawas/Pengurus
4. Pemborong atau Annemer
5. Pelaksana atau Uitvoeder

A. Principal
Pemberi tugas atau disebut juga Prinsipal atau bouwheer atau employer
atau owner, adalah orang atau suatu badan usaha (hukum) milik pemerintah atau
swasta yang memiliki ide/gagasan/keinginan untuk mendirikan bangunan. Oleh
karena Principal dak memahami perencanaan suatu bangunan, maka untuk
mewujudkan gagasannya itu principal menyerahkannya kepada ahli bangunan
untuk dapat direncanakan bangunan yang diinginkan beserta biaya yang
diperlukan. Dalam pelaksanaannya principal menunjuk Pimpinan Proyek
(Pimpro) yang bertindak atas nama pemilik.

B. Penasehat
Sebagaimana tersebut di atas, ahli-ahli bangunan yang menerima
pekerjaan dari Principal pada umumnya tenaga-tenaga teknik yang dipimpin oleh
seorang arsitek atau insinyur. Dalam hal ini mereka disebut Penasehat atau
Perencana. Pada umumnya perencanaan suatu proyek bangunan diserahkan pada
suatu badan hukum yang bergerak di bidang jasa perencanaan atau biro konsultan
perencana. Tugas dari arsitek kepala adalah memimpin team perencana mulai dari
survey lapangan hingga dilaksanakan pelelangan pekerjaan.

C. Direksi atau Pengawas


Dalam melaksanakan pekerjaan, pemborong perlu diawasi pekerjaannya.
Pekerjaan pengawasan ini dapat dilakukan oleh perseorangan atau kelompok yang
disebut Direksi/Pengawas, yang mempunyai staf pekerja yang ahli dibidangnya

6
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

masing-masing. Untuk bangunan pribadi/swasta pengawasan sering dilakukan


oleh perencana/arsitek itu sendiri. Sedangkan untuk bangunan pemerintah sebagai
pengawas adalah dari Dinas Pekerjaan Umum atau pihak yang ditunjuk oleh dinas
tersebut.

D. Pemborong atau Annemer


Adalah pihak yang melaksanakan pengadaan bangunan. Adakalanya
arsitek/penasehat melaksanakan sendiri suatu bangunan dan dalam hal demikian
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Principal menyerahkan pekerjaan merencana dan dan pelaksanaannya pada
seorang arsitek, dengan memberikan honorarium.
b. Principal menyerahkan pekerjaan tersebut dan pelaksanaannya dimana arsitek
tidak mendapatkan honorarioum, tetapi dengan kerjanya mendapatkan
keuntungan. Arsitek semacam ini dinamakan arsitek annemer
direksi/pengawas.
Untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan, kontraktor yang melakukan pemborongan harus
dikenakan wajib daftar dan pemberian ijin kerjanya sesuai dengan spesialisasi
serta kapasitas masing-masing.

E. Pelaksana atau Uitvoeder


Adalah seorang teknisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan. Dia ditunjuk oleh seorang pemborong untuk setiap saat berada di
lapangan (tempat pekerjaan), karena dalam beberapa hal pemborong sering
berhalangan. Penunjukannya harus diberitahukan pada direksi, disertai penjelasan
identitas dirinya, seperti pendidikan, pengalaman, umur, dan lain-lain. Karena
direksi dapat menolak pelaksana yang dianggapnya tidak memenuhi syarat.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, silahkan anda
mengerjakan latihan berikut!
Pengertian proyek yang telah diterangkan diatas dapat berlaku pada beberapa
jenis kegiatan. Jelaskan mengapa!

7
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Petunjuk Jawaban Latihan


Sebelum menjawab soal latihan diatas, pertama-tama fahami dulu batasan mengenai
proyek, yaitu adanya batasan kualitas output, biaya, dan waktu, serta bukan kegiatan
yang rutin. Anda bisa meneliti setiap kegiatan yang ada berdasarkan adanya batasan
tersebut. Jika kegiatan tersebut terikat dengan kualitas, biaya dan waktu yang tertentu
serta tidak bersifat rutin, maka bisa masuk dalam pengertian proyek.

RANGKUMAN
Proyek dapat didefinisikan menurut berbagai tinjauan. Proyek selalu dibatasi
oleh biaya, mutu dan waktu. Proyek dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan
kepemilikannya. Berdasarkan bentuknya, proyek dibedakan menjadi proyek fisik dan
proyek non fisik. Sedangkan berdasarkan kepemilikan, proyek dibedakan menjadi
proyek milik pemerintah dan proyek milik swasta. Ada beberapa unsur yang terlibat
dalam pelaksanaan suatu proyek yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing. Unsur-unsur yang terlibat tersebut dapat berbeda-beda untuk setiap proyek.

TES FORMATIF
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban
yang disediakan!
1. Yang dapat dikatagorikan sebagai proyek adalah:
A. Produksi Batu bata
B. Produksi beton
C. Peningkatan Sumber Daya Manusia
D. Perencanaan Bandara Ahmad Yani
2. Yang tidak termasuk membatasi proyek adalah
A. Biaya
B. Manajemen
C. Mutu
D. Waktu
3. Yang termasuk proyek fisik adalah:
A. Proyek Tata Guna Lahan
B. Proyek Detail Tata Ruang Kota
C. Proyek Pengembangan Kawasan Wisata Marina
D. Proyek Perencanaan Kawasan Industri
4. Berikut ini termasuk pelaksana proyek, kecuali:
A. Direktur

8
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

B. Owner
C. Penasehat
D. Direksi
5. Pelaksana proyek yang selalu ada di lapangan adalah:
A. Penasehat atau Adviser
B. Direksi atau Pengawas/Pengurus
C. Pemborong atau Annemer
D. Pelaksana atau Uitvoeder

II. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut!


6. Buatlah definisi mengenai proyek!
7. Jelaskan macam-macam proyek ditinjau dari bentuknya!
8. Sebutkan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu proyek!
9. Jelaskan yang dimaksud dengan arsitek annemer.!
10. Berikan contoh proyek fisik dan proyek non fisik!

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test yang ada di bagian akhir dari
buku ajar ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = 10 X 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Tetapi kalau kurang dari 80% silahkan mengulangi kembali bagian
yang anda belum kuasai.

9
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

BAB III
PERENCANAAN SUATU PROYEK

Setelah kita mengetahui bahwa proyek itu dibatasi oleh kualitas (mutu), biaya
dan waktu, maka keterbatasan tersebut mengharuskan adanya perencanaan yang baik
dari suatu proyek sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari proyek
tersebut. Pada bab ini akan diuraikan pengertian perencanaan, proses perencanaan suatu
proyek dari mulai perencanaan awal sampai serah terima beserta pelaku-pelaku/unsur
yang terlibat dalam setiap tahapan tersebut. Juga secara khusus dijelaskan dalam
beberapa sub bab mengenai prosedur memperoleh pekerjaan perencanaan, proses
penentuan pelaksana/kontraktor, anwijzing, pembukaan penawaran, penetapan calon
pemenang dan penetapan pemenang lelang.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan proses
pengadaan suatu proyek dari mulai munculnya gagasan hingga serah terima suatu
proyek.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan bab ini anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tahapan perencanaan suatu proyek
2. Menjelaskan cara mendapatkan pekerjaan perencanaan suatu proyek
3. Menjelaskan cara mendapatkan pekerjaan pelaksanaan suatu proyek
4. Menerangkan proses pelelangan suatu proyek
5. Menyusun dokumen lelang dari suatu proyek

BAHASAN
3.1. Pengertian Perencanaan
Apa dan bagaimanakah perencanaan itu? Untuk memahaminya pelajarilah
hal-hal yang dianggap penting di bawah ini :
Apabila seorang Arsitek mendapat pekerjaan untuk merencanakan sesuatu
bangunan, ia segera melakukan tiadakan-tiadakan sebagai berikut :
1. Mengetahui tujuan dari rencana pembangunan
2. Melihat letak pekarangan (tempat/site) dari bangunan yang direncanakan

10
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

3. Mengetahui syarat-syarat bangunan dari instansi pemerintah yang


bersangkutan
4. Melihat keadaan tanah
5. Syarat-syarat arsitektur yang dikehendaki
6. Besar dan perlengkapan bangunan
7. Anggaran yang tersedia
8. Situasi terhadap keadaan di sekitarnya.
Jika hal-hal tersebut telah diketahui, maka dimulailah tahapan-tahapan
perencanaan, sebagai berikut:
a. Tahap I (rencana pengembangan), terdiri dari:
- Penyusunan program
- Penetapan kriteria
- Penyusunan master plan (rencana tapak)
- Gambar prarencana
- Konsultasi
b. Tahap II (rencana teknis), terdiri dari:
- Penerapan lokasi bangunan (uitzet ploting)
- Perhitungan struktur dan konstruksi
- Desain arsitektur (produk gambar)
- Pemilihan bahan bangunan dan material
- Perhitungan volume pekerjaan
- Penyusunan dokumen tender/dokumen lelang, yang terdiri dari: RKS,
RAB, Gambar konstruksi, dan lain-lain).
- Konsultasi
- Final report
- Undangan lelang
- Penjelasan pekerjaan
- Pelelangan.
Adapun dokumen yang harus dibuat, terdiri dari:
- Instruksi Kepada Peserta Lelang;
- Data Lelang;
- Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan Surat
Perjanjian;
- Syarat-Syarat Umum Kontrak;
- Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
- Spesifikasi Teknis;

11
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

- Gambar-Gambar kerja;
- Daftar Kuantitas, Analisa Harga Satuan dan Metoda Pelaksanaan;
- Bentuk-Bentuk Jaminan.
- Adendum (bila ada)
1) Gambar-gambar kerja (gambar bestek), antara lain:
- Situasi, denah, tampak, potongan
- Denah dan detail pondasi
- Denah dan detail sanitasi
- Denah dan detail plafon serta titik lampu.
- Denah dan detail konstruksi atap.
- Rencana beton dan detail tulangannya
- Prespektif.
Gambar-gambar bestek harus sesuai benar dengan keterangan-keterangan
bestek, karena jika tidak dapat menimbulkan perselisihan antara direksi dan
pemborong.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (bestek), berisi: Data lelang, syarat-syarat
umum dalam pelaksanaan pembangunan, syarat teknis dan syarat administrasi.
RKS ini mempunyai kekuatan untuk pelaksanaan pembangunan, dan
kelengkapan bagi gambar kerja/bestek.
3) Rencana Anggaran Biaya
Berisi perincian perhitungan anggaran total pembangunan. Dimulai dari
perhitungan volume masing-masing jenis pekerjaan, satuan harga pekerjaan,
anggaran biaya konstruksi (anemingsoom) dan biaya total setelah ditambah
dengan fee perencanaan (bowsom) serta time schedule pelaksanaan
pembangunan.
4) Perhitungan konstruksi beton dan kayu
Berisi tentang perhitungan asumsi-asumsi beban yang dipikul struktur sampai
perhitungan pendimensian kolom dan balok yang digunakan.

3.2. Prosedur Memperoleh Pekerjaan Perencanaan


Pada dasarnya penyelenggaraan suatu proyek itu melalui beberapa tahapan
ditentukan berdasarkan dana pembangunan itu berasal. Apabila proyek itu
merupakan proyek pemerintah, maka tahapan itu dimulai dari turunnya Daftar
Isian Proyek (DIP) sampai terwujudnya bangunan yang direncanakan. Sedangkan
bila proyek tersebut berasal dari pihak swasta, maka biasanya hanya didasarkan
atas saling percaya antara pemberi tugas dengan perencana.

12
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Dalam suatu proyek pemerintah, pada umumnya mempunyai peraturan yang


mengikat terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Hal ini dimaksudkan agar dalam
penyelenggaraannya tidak mengalami penyelewengan yang dapat merugikan
pemerintah maupun masyarakat.
Adapun prosedur mendapatkan pekerjaan perencanaan (proyek) ada
beberapa cara:
1. Sistem Penunjukan Langsung
Sistem ini banyak dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan proyek swasta maupun
pemerintah yang sifatnya tidak rutin. Biro konsultan perlu berinisiatif
memperkenalkan diri kepada instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang
dapat memberikan proyek. Untuk memperoleh kepercayaan itu, pada umumnya
konsultan memberikan prospektus dan scope bidang usahanya yang berupa buku
perkenalan dengan mencantumkan antara lain:
- keterangan perusahaan, yang berisi prospek dan bidang usahanya serta
keterangan dari badan hukumnya.
- Akte notaris
- Daftar staf ahli dan personalia
- Surat ijin usaha
- Surat keterangan dari bank (referensi bank)
- Surat fiskal dan NPWP
- Surat tanda terdaftar dalam Daftar Rekanan Mampu
- Referensi pekerjaan yang pernah dilakukan
- Organisasi/asosiasi perusahaan (Gapensi atau yang lainnya)
- Lain-lain yang dianggap perlu

2. Sistem pengajuan usulan perencanaan (Technical Proposal)


Pada cara ini beberapa biro konsultan diundang untuk mengajukan usulan
perencanaan. Kemudian oleh pemberi tugas akan dinilai, yang kemudian akan
ditetapkan salah satu biro konsultan yang ikut sebagai pemenangnya. Pengajuan
usulan perencanaan ini adalah berdasarkan pada rencana kerja dan syarat-syarat
perencanaan dan acuan pekerjaan (TOR) perencanaan. Adapun hal-hal yang perlu
diajukan dalam pengajuan usulan proyek adalah:
- Usulan pekerjaan (Project Proposal)
- Usulan biaya (Cost Proposal)
- Surat-surat ijin lain yang diperlukan.

13
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

3. Sayembara
Pada umumnya sayembara ini diadakan dengan maksud untuk mendapatkan
alternatif masukan yang lebih banyak. Pemberi tugas melaksanakan dengan cara
mengumumkannya di media massa tentang proyek yang akan dikerjakan. Pada
pengumuman tersebut dicantumkan data teknis, keinginan pemilik bangunan,
persyaratan-persyaratan administrasi, jangka waktu pekerjaan dan sebagainya.
Pada sistem sayembara ini yang diminta adalah gambar perencanaannya. Adapun
pemenang sayembara akan ditunjuk kemudian uk meneruskan perencanaannya.
Jika yang melakukan instansi pemerintah maka tahapan-tahapan yang dilalui
mengikuti proses yang tetap, yaitu dimulai dengan Daftar Usulan Proyek (DUP),
Daftar Isian Proyek (DIP), sampai terwujudnya bangunan yang dimaksud.
Mengenai tahapan-tahapan guna mendapatkan pekerjaan perencanaan pada
proyek pemerintah melalui sistem sayembara ini adalah sebagai berikut:
a. Tahapan perkenalan
Dileksanakan dengan cara mengajukan buku perkenalan yang isinya sama
dengan prosedur untuk mendapatkan pekerjaan perencanaan dengan cara
penunjukan langsung. Buku ini dikirimkan ke instansi terkait guna dijadikan
dasar penilaian kecakapan kerja dari suatu biro konsultan perencana. Apabila
sudah terjadi kesepakatan kerja sama, maka diadakan pembicaraan lebih lanjut
berhubungan dengan proyek yang akan dilaksanakan.
b. Perjanjian kerja sama
Prosedur penegasan kerja sama harus dilakukan dengan mengadakan
perjanjian kontrak yang ditandatangani oleh masing-masing pihak, yaitu unsur
pemberi tugas sebagai pihak pertama dan unsur perencana sebagai pihak
kedua. Sedangkan unsup Pekerjaan Umum (PU) bertindak sebagai wakil
instansi pemerintah yang mengetahui adanya perjanjian tersebut.
Isi surat perjanjian antar lain:
 Lingkup pekerjaan yang ditugaskan
 Kewajiban yang dibebankan pada pihak kedua
 Tanggung jawab yang dibebankan pada pihak kedua
 Besarnya imbalan jasa yang akan diterima oleh pihak kedua
 Pasal-pasal mengenai sanksi dan denda, pemutusan perjanjian,
perselisihan, perpanjangan waktu, dan lain-lain.
 Lampiran-lampiran.

14
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

3.3. Proses Penentuan Pelaksana/Kontraktor


Ada dua macam cara yang digunakan untuk menentukan kontraktor yang
akan melaksanakan pekerjaan/proyek, yaitu:
1. Pelelangan
Jika semua persiapan-persiapan untuk dapat melaksanakan
pembangunan telah selesai, maka principal atau diwakili oleh direksi menawarkan
pekerjaan tersebut kepada pemborong dengan cara pelelangan. Sebelumnya
gambar-gambar bestek harus mendapat pengesahan terlebih dahulu sebelum
dibuatkan dokumen lelang. Pelelangan ini akan memberi kesempatan kepada
beberapa pemborong mengadakan penawaran biaya untuk melaksanakan proyek
secara tertulis. Dan belum tentu tawaran yang “rendah” yang harus diterima, tetapi
dengan segala pertimbangan baru dapat ditentukan penawaran yang mana yang
diterima.
Secara garis besar, dikenal dua cara pelelangan, yaitu:
a. Pelelangan Umum (terbuka)
Lelang umum biasanya diumumkan melalui iklan-iklan media massa.
Penawaran pada jenis ini dilakukan secara tertulis dan berdasarkan syarat-
syarat yang memuat uraian lengkap mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta ketentuan-ketentuan lainnya yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan.
b. Pelelangan Undangan / terbatas.
Lelang Undangan hanya diundang beberapa pemborong yang dianggap
bonafide. Kontraktor yang diundang sekurang-kurangnya 5 kontraktor dan
telah lulus prakualifikasi, selain juga harus tercatat dalam daftar rekanan
mampu (DRM). DRM sekurang-kurangnya memuat keterangan-keterangan
mengenai:
 Nama kontraktor
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWK)
 Alamat
 Ijin usaha, akte pendirian dan rekening bank
 Besaran kekayaan
 Nama karyawan, pengalaman kerja, dan bidang keahliannya.

2. Penunjukan langsung
Di luar proses pelelangan ini, dimungkinkan pula melakukan penunjukan lang

15
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

sung untuk pekerjaan-pekerjaan yang nilai anggarannya kecil. Direksi dalam


hal ini menunjuk seorang pemborong yang dianggap mampu.

3.4. Pemberian Penjelasan (Aanwijzing)


Dalam pemberian penjelasan dijelaskan segala sesuatu mengenai teknik
pelaksanaan gambar bestek oleh pihak perencana, sedangkan syarat-syarat teknis
oleh Departemen Pekerjaan Umum. Dalam penjelasan ini diadakan tanya jawab
antara pihak pemborong dengan pihak panitia mengenai segala sesuatu yang
belum jelas yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Dari hasil penjelasan
mengenai RKS ini dibuat berita acara penjelasan yang ditandatangani oleh panitia
dan sedikitnya dua wakil dari peserta. Berita acara penjelasan ini merupakan
bagian dari dokumen lelang.
Aanwijzing ini dibagi dua tahap, yaitu:
1. Aanwijzing di dalam gedung
Yaitu penjelasan pekerjaan yang dilakukan di dalam grdung pada waktu yang
telah ditentukan dalam undangan lelang. Biasanya diadakan di tempat pemberi
tugas, atau kantor PU.
2. Aanwijzing di luar gedung (lapangan)
Yaitu untuk memberi penjelasan kepada pemborong mengenai keadaan dan
kondisi dimana proyek akan dibangun.
Kedua penjelasan ini bersifat mengikat sebagaimana bestek. Dan bagi pemborong
yang tidak mengikutinya dinyatakan mengundurkan diri dan untuk selanjutnya
tidak diperhitungkan lagi.

3.5. Pembukaan Dokumen Penawaran


Pembukaan dokumen penawaran merupakan rangkaian dari tugas
perencana dalam kepanitiaan lelang. Proses ini dilakukan dalam suatu tempat dan
waktu yang telah ditentukan dalam masa penjelasan pekerjaan atau melalui surat
pemberitahuan. Dalam proses pembukaan dokumen penawaran ini dihadiri oleh:
1. Pemberi tugas (owner/bouwheer)
2. DPU
3. Perencana
4. Rekanan pemborong.
Sebelum dimulai pembacaan penawaran, panitia menyatakan bahwa lelang
telah ditutup, sehingga tidak menerima lagi surat penawaran dan keterangan lain

16
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

dari peserta. Semua surat penawaran kemudian dibacakan secara keras agar dapat
didengar oleh semua peserta yang hadir dan kemudian dilampirkan pada berita
acara pembukaan surat penawaran. Panitia kemudian akan menyatakan mana yang
sah serta mencantumkannya dalam berita acara tersebut.

3.6. Penetapan Calon Pemenang Lelang


Setelah menilai berdasarkan kriteria-kriteria dan penelitian bahan bahan,
persyaratan teknis, cara perhitungan dan kesesuaiannya dengan RKS, maka jika
dibandingkan dengan harga pasar penawaran dianggap wajar dalam batas
ketentuan mengenai harga standar yang telah ditetapkan, panitia akan menetapkan
dua atau tiga peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling
menguntungkan bagi negara dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai calon
untuk diusulkan sebagai pemenang. Keputusan tersebut diambil panitia dalam
suatu rapat yang dihadiri oleh lebih dari 2/3 jumlah anggota.
Jika ada dua peserta atau lebih yang mengajukan harga sama, maka panitia
memilih peserta yang dianggap mempunyai kecakapan dan kemampuan yang
lebih besar.

Penetapan Pemenang Lelang


Pejabat yang berwenang akan mengambil keputusan mengenai pemenang
pelelangan ini dari dua calon pemenang lelang yang diajukan oleh panitia lelang.
Jika pejabat yang berwenang tidak dapat menyetujui calon-calon pemenang yang
telah diusulkan panitia lelang, maka pejabat tersebut tidak dapat menetapkan
pemenang pelelangan di luar calon yang diusulkan, tetapi dapat memutuskan
untuk melakukan pelelangan ulang. Penetapan pemenang lelang ini diumumkan
secara luas (terbuka). Sedangkan bagi peserta yang berkeberatan atas penetapan
pemenang lelang diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis
kepada atasan yang bersangkutanselambat-lambatnya 6 hari setelah pengumuman
pemenang. Sanggahan tersebut hanya dapat diajukan terhadap kekeliruan panitia
dalam melaksanakan prosedur pelelangan. Berdasarkan keputusan penetapan
pemenang lelang tersebut, kepala kantor/satuan kerja/pimpinan proyek menunjuk
pemenang lelang tersebut sebagai pelaksana pekerjaan.

17
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Pembayaran Proyek
Secara umum, ditinjau dari segi cara pelaksanaan pembayaran uang kepada
pemborong, dapat digolongkan dalam dua cara:
a. Sistem Termijn
Dalam system ini pemborong dibayar secara bertahap, sesuai dengan tahap
pekerjaan yang telah diselesaikan. Hal ini diatur dalam bestek. Sebagai
konsekuensinya, pemborong harus mengeluarkan modal pembiayaan sendiri
terlebih dahulu sampai waktu yang telah ditentukan, yaitu sampai
mendapatkan dana dari pembayaran termijn pertama.

b. Sistem Voor Financieren


Dalam system ini kontraktor yang melaksanakan pembangunan membiayai
sendiri seluruh pembiayaan proyek sampai selesai. Setelah selesai, barulah
seluruh biaya pembangunan dibayarkan oleh pemilik kepada kontraktor sesuai
dengan perjanjian kontrak yang telah ditandatangani. Jika kesulitan dana,
maka pemborong biasanya melibatkan pihak ketiga, yaitu perbangkan untuk
mendapatkan dana, dengan cara menggadaikan surat kontrak itu kepada bank,
atau menjadikan surat kontrak itu sebagai jaminan dalam peminjaman dana
dari bank.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, silahkan anda
mengerjakan latihan berikut!
Buatlah Perencanaan Pembangunan Gedung Serba Guna Undaris, berdasarkan
tahapan-tahapan yang telah dijelaskan diatas!

Petunjuk Jawaban Latihan


Sebelum menjawab soal latihan diatas, fahami dulu tahapan-tahapan perencanaan
pengadaan suatu proyek, yaitu dimulai dengan gagasan (ide) dan seterusnya. Anda bisa
menerapkan tahapan-tahapan tersebut pada kasus dalam latihan ini.

RANGKUMAN
Proyek memiliki tahapan dimulai dari munculnya gagasan pada pihak pemilik
(owner), dilanjutkan proses perencanaan oleh seorang arsitek atau konsultan,
dilanjutkan proses pengadaan oleh pihak pemborong/kontraktor. Proses mendapatkan
pekerjaan perencanaan dari suatu proyek dapat melalui pengajuan proposal oleh

18
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

konsultan (rekanan), penunjukkan langsung oleh pemilik proyek atau melalui


sayembara. Pada tahap pelaksanaan (pengadaan) oleh pihak kontraktor dapat dilakukan
melalui penunjukkan langsung atau melalui pelelangan. Setiap prosedur baik
perencanaan maupun pengadaan mempunyai aturan yang mengikat.

TES FORMATIF
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban
yang disediakan!
1. Yang bukan termasuk tahapan awal perencanaan proyek adalah:
A. Penyusunan program
B. Penetapan kriteria
C. Gambar prarencana
D. Perhitungan struktur
2. Yang tidak termasuk dokumen lelang adalah :
A. TOR
B. Gambar Kerja
C. RKS
D. RAB
3. Berikut adalah prosedur mendapatkan pekerjaan perencanaan, kecuali:
A. Lelang
B. Penunjukan
C. Sayembara
D. Undian
4. Penjelasan tambahan mengenai gambar kerja dan RKS diberikan pada:
A. Pada saat Anwijzing
B. Bertanya langsung kepada pihak perencana
C. Bertanya langsung pada pihak pemilik
D. Pada saat pengambilan dokumen lelang
5. Pihak yang membuat RKS adalah:
A. Pemilik (Owner)
B. Konsultan
C. Pemborong atau Annemer
D. Pelaksana atau Uitvoeder
II. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Jelaskan tahapan awal dari proses perencanaan proyek!
2. Jelaskan cara mendapatkan pekerjaan perencanaan!

19
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

3. Jelaskan cara mendapatkan pekerjaan pengadaan!


4. Jelaskan kapan pengumpulan penawaran dinyatakan ditutup!
5. Sebutkan kelengkapan dari dokumen lelang!

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test yang ada di bagian akhir dari
buku ajar ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = 10 X 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Tetapi kalau kurang dari 80% silahkan mengulangi kembali bagian
yang anda belum kuasai.

20
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

BAB IV
RENCANA ANGGARAN PROYEK

Setelah mengetahui proses perencanaan suatu proyek, kita dapat mengetahui


posisi penting perencanaan anggaran proyek terutama sebagai rujukan dalam menilai
penawaran yang diajukan para pemborong dalam suatu proses lelang/tender. Pada bab
ini akan dijelaskan bagaimana menghitung anggaran biaya yang benar dari suatu proyek
bangunan berikut persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum menghitung
anggaran biaya proyek.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung anggaran biaya
suatu proyek dalam suatu format yang benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefinisikan rencana anggaran biaya proyek.
2. Menyiapkan bahan yang diperlukan untuk menghitung anggaran biaya proyek.
3. Menghitung volume dari setiap item pekerjaan.
4. Menggunakan analisa harga satuan dengan benar.
5. Menghitung biaya setiap item pekerjaan.
6. Menyusun rekapitulasi anggaran biaya keseluruhan proyek.

BAHASAN
4.1. Pengertian Rencana Anggaran Biaya
Yang dimaksud dengan Rencana dan Anggaran Bangunan adalah merencanakan
suatu bangunan (proyek) dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar
biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi
maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik.
Pada dasarnya anggaran biaya ini merupakan bagian terpenting dalam
menyelenggarakan pengadaan suatu bangunan. Membuat anggaran biaya berarti
menaksir harga dari suatu barang, bangunan atau benda yang akan dibuat dengan teliti
dan secermat mungkin. Secara operasional penaksiran anggaran biaya adalah proses

21
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang
akan terjadi pada suatu konstruksi.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya pembangunan maka jumlah ongkos
yang diperoleh ialah “taksiran biaya” bukan “biaya sebenarnya” atau actual cost.
Ketepatan dalam menaksir anggaran biaya tergantung pada kepandaian dan keputusan
yang diambil si penaksir berdasarkan pengalamannya. Ketrampilan atau kepandaian
berkaitan dengan metode yang dipakai, sedangkan pengalaman dipakai untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam cara-cara penyelesaian proyek yang akan
dikerjakan. Penaksiran biasanya dihitung berdasarkan gambar-gambar dan spesifikasi-
spesifikasi yang bersangkutan.

4.2. Macam RAB atau Taksiran Biaya


Menghitung anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Anggaran biaya sangat teliti (penaksiran terperinci)
Untuk memudahkan penyusunan rencana anggaran biaya, maka sebagai
pedoman diambil dari Buku Analisa harga satuan yang dipakai oleh “Dinas
Pekerjaan Umum” dan instansi pemerintah lainnya. Analisa ini dapat dilihat dari
Buku “B.O.W.” atau Analisa SNI. Analisa adalah merupakan perumusan guna
menetapkan harga dan upah masing-masing dalam bentuk satuan.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat, seperti pada
pekerjaan jembatan digunakan analisa harga satuan yang dikeluarkan oleh Bina
Marga. Dalam analisa ini dihitung biaya-biaya sewa alat-alat besar, dan
menggunakan satuan waktu per jam.
Penaksiran dilakukan dengan cara menghitung volume dan harga-harga dari
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan dapat ditempuh dengan dua cara:
a. Dengan menggunakan harga satuan
Semua harga satuan dan volume tiap-tiap jenis pekerjaan dihitung.

Contoh perhitungan:
No Uraian Pekerjaan Volume Harga Satuan Jumlah Harga
1 Galian Tanah 10 M3 10.000,- 100.000,-
2 Urugan Kembali 5 M3 5.000,- 25.000,-
3 Urugan Pasir 10 M3 80.000,- 800.000,-
Jumlah Total 925.000,-

Contoh Rekapitulasi RAB suatu Proyek:


I PEKERJAAN TANAH Rp.

22
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

II PEKERJAAN PASANGAN Rp.


III PEKERJAAN KAYU DAN PLAFON Rp.
IV PEKERJAAN ATAP Rp.
V PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Rp.
VI PEKERJAAN PENGECATAN Rp.

JUMLAH TOTAL Rp.


PPN 10 % Rp.

TOTAL KESELURUHAN Rp.


DIBULATKAN Rp.

Terbilang :

……………, ………………..
2006

Tanda tangan,
Nama Terang, Cap

(Penawar)
Direktur/Direktris

b. Dengan menguraikan harga seluruhnya.


Dihitung volume dari bahan-bahan yang dipakai dan jumlah buruh yang bekerja,
kemudian dikalikan dengan harga masing-masing, dan kemudian dijumlahkan
semuanya.
Contoh perhitungan:
Menghitung biaya untuk menurunkan kayu sebanyak 550 m3 dari sebuah
trailler, diangkut dengan truck sejauh 1 km dan disusun di tempat penyimpanan.
Pelaksana mempekerjakan 6 orang buruh dengan sebuah truck dan sopirnya.
Kapasitas angkut truck 8 m3 dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam. Semua
buruh ikut bolak-balik di atas truck untuk menurunkan / memuat bahan tersebut.
Ditaksir biaya sewa truck dan 6 orang buruh Rp. 36.000/jam belum termasuk
biaya tidak terduga 15%.
Catatan:
6 orang bersama-sama bekerja memerlukan waktu 0,45 jam untuk memuat
truck, juga memerlukan waktu yang sama untuk menurunkan dan menyusunnya.
Perhitungannya sebagai berikut:
6 orang bersama-sama bekerja memerlukan waktu 0,45 jam untuk memuat
truck, juga memerlukan waktu yang sama untuk menurunkan dan menyusunnya.

23
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Waktu yang diperlukan untuk satu kali angkut = 0,45 jam (memuat) + 0,45 jam
(menurunkan) + 0,04 jam (pergi) + 0,04 jam (pulang) = 0,98 jam.
Biaya satu kali angkut = 0,98 x Rp. 36.000,-/jam = 35.280,-
Jadi biaya seluruhnya = 550/8 x Rp. 35.280,- = Rp. 2.425.500,-

2. Anggaran biaya sementara atau taksiran kasar


Hanya orang yang telah banyak pengalamanlah yang dapat membuat
taksiran kasar dari pekerjaan bangunan, sehingga mendekati taksiran yang
dilakukan secara terperinci.
Pekerjaan dihitung setiap m2 dikalikan dengan luas total bangunan.
Untuk bangunan rumah tinggal dibedakan antara bangunan pokok, bangunan
samping, gang/lorong, serambi. Masing-masing memiliki harga persatuan m2
yang berlainan. Untuk bangunan bertingkat, maka ada perbedaan harga atau
biaya per m2 di tiap tingkat.
4.3. Analisa Harga Satuan
Sebelum kita menghitung RAB, perlu disiapkan terlebih dahulu daftar
analisa harga satuan. Analisa adalah merupakan perumusan guna menetapkan
harga dan upah masing-masing dalam bentuk satuan. Analisa harga satuan
digunakan untuk menghitung harga pekerjaan-pekerjaan standar. Sedangkan untuk
pekerjaan-pekerjaan non standar, biasanya digunakan harga taksiran, seperti pada
pekerjaan pengeboran sumur, pemasangan angkur, dll.
Untuk pekerjaan bangunan gedung, digunakan analisa BOW atau SNI yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya dan instansi
pemerintah lainnya. Sedangkan untuk pekerjaan jalan dan jembatan, digunakan
analisa harga satuan yang dikeluarkan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina
Marga.
Analisa harga satuan tersusun dari beberapa komponen, yaitu:
a. Koefisien bahan/upah
b. Harga Bahan / Material
c. Harga Upah / tenaga
Untuk analisa pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan alat berat (seperti pada
pekerjaan jalan dan jembatan) yang dikeluarkan oleh Bina Marga, dicantumkan
juga harga sewa alat-alat berat tersebut.
Koefesien bahan / upah pada analisa BOW didapat dari percobaan-
percobaan laboratorium yang dilakukan pada zaman Belanda. Adapun pemaknaan
atas angka-angka tersebut, adalah sebagai berikut:

24
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Contoh pada pekerjaan galian tanah, kita dapati analisa harga satuan per 1 m3
sebagai berikut:
Koefisien Satuan Jenis bahan Harga Satuan Jumlah Harga
/Tenaga (Rp) (Rp)
0,7500 Orang Pekerja 22.000 16.500
0,0250 Orang Mandor 35.000 875
Jumlah 17.375
Dari analisa tersebut di atas, jika koefisien upah kita kalikan dengan 100, maka
akan menjadi sebagai berikut:
75 orang pekerja dan 2,5 orang mandor menghasilkan galian 100 m3 dalam satu
hari kerja (7 – 8 jam). (Coba kita bagi dengan 2,5).
Maka: 30 orang pekerja dengan 1 mandor bekerja sama dalam 1 hari
menyelesaikan galian tanah sebanyak 40 m3.
Dari penjelasan ini, kita ketahui bahwa koefisien itu juga menunjukkan sistem
kerja, yaitu bahwa 1 mandor mengawasi 30 orang pekerja, dan seterusnya.

4.4. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Uraian RAB terdiri dari volume bekerjaan (BQ) dan harga satuan (yang
didapat dari analisa harga satuan setiap item pekerjaan). Sebelum menghitung
volume pekerjaan perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (bestek) beserta
rencana kerja dan syarat-syarat teknis (RKS). Kedua dokumen inilah yang
menjadi bahan bagi pekerjaan perhitungan volume kerja tiap item pekerjaan.
Keakuratan dalam gambar kerja dan ketelitian dalam membaca gambar kerja serta
pengalaman dalam menyelenggarakan proyek akan sangat menentukan keakuratan
dari RAB yang dibuat.

4.4.1. Pekerjaan Pendahuluan


Pekerjaan pendahuluan mencakup beberapa jenis pekerjaan berikut:
1. Pekerjaan pembersihan lokasi
2. Pembuatan bedeng dan gudang
3. Persiapan listrik dan air kerja
4. Pemasangan bouwplank.

A. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

25
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Lokasi yang akan dibangun harus bersih dari rumput liar, pohon-pohon,
akarpohon, dan jenis sampah yang dapat mengganggu kestabilan tanah.
Pembersihan lokasi bertujuan menjaga kestabilan tanah dari unsure-unsur yang
bisa membusuk, sehingga tidak terjadi penurunan permukaan tanah akibat
pembebanan.
Luas tanah yang harus dibersihkan sesuai ukuran tanah yang difungsikan untuk
pembangunan rumah/gedung. Contoh perhitungan untuk luas bangunan 6 x 20
meter:
Volume pekerjaan pembersihan lahan = panjang x lebar
= 20 x 6
= 120 m2

Analisis harga satuan pekerjaan pembersihan lokasi per 1 m2 :


Koefisien Satuan Jenis bahan Harga Satuan Jumlah Harga
/Tenaga (Rp) (Rp)
0,1000 Orang Pekerja 22.000 2.200
0,0500 Orang Mandor 35.000 1.750
Jumlah 36.310

B. Pekerjaan Pembuatan Bedeng dan Gudang


Bedeng merupakan tempat tinggal sementara bagi tukang dan pekerja selama
pelaksanaan pembangunan. Gudang merupakan tempat penyimpanan material,
seperti semen, baut, alat-alat listrik, fitting pipa, dan jenis material yang tidak
tahan terhadap kondisi alam. Sebaiknya bedeng dan gudang dibuat di atas lahan
yang tidak mengganggu tata letak ruangan, sehingga tukang dan pekerja dapat
bekerja dengan leluasa.
Material yang dibutuhkan dalam pembuatan bedeng dan gudang, diantaranya
balok kayu, tripleks, papan, dan atap seng atau asbes. Satuan dalam perhitungan
pekerjaan bedeng dan gudang adalah m2.
Contoh perhitungan untuk bedeng ukuran 3 x 4 m dan gudang dengan ukuran 2
x 3 m.
Volume pembuatan bedeng dan gudang = (3x4) + (2x3)

26
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

= 18 m2.

Analisis harga satuan pekerjaan pembuatan bedeng dan gudang per 1 m2:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
6,8000 m' Kayu dolok DN / Dolken 8-10cm 15.000 102.000
0,2100 m3 Kayu 2.500.000 525.000
0,3000 kg Paku 9.600 2.880
0,2600 zak Semen PC 36.000 9.360
0,0300 m3 Pasir Beton 135.000 4.050
0,0500 m3 Batu pecah 2/3 175.000 8.750
1,5000 lbr Seng Glmbg BJLS 0.3, 210cm 50.000 75.000
1,0000 orang Pekerja 22.000 22.000
2,0000 orang Tukang Kayu 30.000 60.000
0,2000 orang Kepala Tukang 34.000 6.800
0,0500 orang Mandor 35.000 1.750
Jumlah 817.590

C. Persiapan Listrik dan Air Kerja


Penyediaan listrik disarankan berasal dari sumber listrik terdekat, agar biaya
instalasinya murah. Sedangkan untuk air kerja, jika di lokasi sulit mendapatkan
air, harus dilakukan pengeboran titik air yang kemudian disedot dengan jet
pump. Untuk keperluan ini, biaya air kerja dalam perhitungan sudah termasuk
biaya listrik.
Contoh perhitungan; jika pembangunan direncanakan berlangsung selama 120
hari kerja, jumlah pengeluaran biaya listrik berdasarkan jumlah pemakaian
selama pelaksanaan pembangunan adalah :

Biaya listrik perhari diperkirakan sebesar Rp. 15.000,-, sehingga biaya


listrik selama pembangunan = 120 hr x Rp. 15.000,- = Rp. 1.800.000,-

D. Pemasangan Bouw Plank


Sebelum dilakukan penggalian fondasi, disarankan membuat bouw plank
dengan cara menarik garis lurus sepanjang lahan yang akan dibangun
menggunakan benang, papan dan tiang berupa kayu 4/6 cm. yang menancap
sebagai kaki dari papan. Pemasangan bouw plank berdasarkan ukuran dan tata
letak ruangan di gambar denah dan ditandai dengan cat warna terang pada

27
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

papan bouw plank. Satuan dalam perhitungan pemasangan bouw plank adalah
m’.
Analisis harga satuan pemasangan bouw plank per m’ adalah :
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan Harga (Rp)
(Rp)
0,0120 m3 Kayu Meranti 5/7 2.500.000 30.000
0,0200 kg Paku kayu 9.600 192
0,0070 m3 Papan 3/20 1.900.000 13.300
0,1000 orang Pekerja 22.000 2.200
0,1000 orang Tukang Kayu 30.000 3.000
0,0100 orang Kepala Tukang 34.000 340
0,0050 orang Mandor 35.000 175
Jumlah 49.207

4.4.2. Pekerjaan Fondasi


Jenis dan tipe fondasi sangat beragam, diantaranya fondasi menerus, fondasi
telapak, tiang pancang, bor pile, dan fondasi sumuran. Beberapa tahapan
pekerjaan yang termasuk pembuatan fondasi adalah:
1. Pekerjaan galian tanah untuk fondasi.
2. Mengurug bagian bawah fondasi .
3. Lantai kerja.
4. Memasang batu kosong (aanstamping).
5. Memasang fondasi batu kali.
6. Urugan tanah galian (mengurug kembali tanah galian).
7. Peninggian elevasi lantai
8. Memasasang pondasi telapak.

A. Pekerjaan Penggalian Tanah Fondasi.


Galian tanah dihitung dalam satuan m3. Cara menghitung volume galian tanah
adalah:

Volume galian = panjang keseluruhan galian x luas penampang galian.

Bila ukuran fondasi tidak sama, maka penghitungan dikelompokkan


berdasarkan ukuran penampang yang sama.
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

28
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

B. Urugan Pasir Bawah Fondasi


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan
beban, sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Ketebalan urugan
pasir yang dipadatkan 5 – 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan dalam
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Volume urugan pasir = panjang keseluruhan fondasi x tinggi x lebar

Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

C. Lantai Kerja
Lantai kerja terletak dibawah fondasi beton baik setempat maupun menerus, di
atas pasir urug dengan ketebalan 3 – 5 cm. Bahan yang digunakan adalah
semen, pasir, split dengan perbandingan 1: 4 : 5. Satuan dalam perhitungan
pekerjaan lantai kerja adalah m3. Perhitungan volumenya adalah sama seperti
menghitung volume pasir urug bawah pondasi.
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

D. Pemasangan Batu Kosong (Aanstamping)


Untuk tanah yang banyak mengandung air, badan pondasi supaya diletakkan di
atas susunan pasangan batu kosong yang rongga-rongganya terdapat di antara
batu-batu itu diisi penuh dengan pasir hingga kedudukan batu menjadi kokoh
dan sanggup mendukungbeban badan pondasi di atasnya. Susunan batu seperti
ini dinamakan aanstamping yang dapat berfungsi sebagai drainase untuk
mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi.
Pasangan aanstamping ini dihitung dalam satuan m3.

Volume batu kosong = panjang keseluruhan fondasi x tebal x lebar

Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

E. Pemasangan Fondasi Batu Kali


Fondasi batu kali berfungsi memikul beban yang bekerja di atasnya, baik beben
vertical maupun beban horizontal. Batu kali harus ditata dengan rapi agar ruang
geraknya kecil dan rongga-rongga yang kosong diisi dengan adukan semen pasir

29
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

dengan perbandingan 1:5 atau sesuai ketentuan yang berlaku. Satuan dalam
perhitungan pasang fondasi batu kali adalah m3. Pada umumnya pasangan batu
kali memiliki penampang trapezium, sehingga perhitungan volumenya adalah
luas penampang (trapezium) dikalikan panjang keseluruhan pondasi.

Volume pasangan batu kali = panjang pondasi x luas penampang galian.

Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

F. Mengurug Tanah kembali


Setelah pemasangan pondasi batu kali, pekerjaan selanjutnya adalah mengurug
kembali tanah galian di sela-sela pasangan batu kali dan tanah asli. Pemadatan
tanah urugan dilakukan minimal tiga kali. Satuan dalam perhitungan pekerjaan
urugan tanah galian adalah m3.

Volume urugan = Volume tanah galian–batu kali–pasir urug–batu kosong

Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

G. Peninggian Elevasi Lantai


Jika tanah asli lebih rendah daripada lantai yang direncanakan, berarti harus
dilakukan peninggian elevasi lantai. Meratakan elevasi lantai dapat
menggunakan puing-puing dan tanah urug atau tanah padas dengan rutinitas
pemadatan yang tinggi. Satuan dalam penghitungan pekerjaan peninggian
elevasi lantai adalah m3.
Volume = Luas bidang yang mau ditinggikan x tinggi
= panjang x lebar x tinggi
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

H. Memasang Fondasi Telapak


Fondasi telapak berfungsi memperkokoh struktur bangunan. Satuan dalam
perhitungan fondasi telapak adalah m3.
Konstruksi fondasi telapak berdiri di atas lantai kerja. Bahan yang digunakan
adalah beton bertulang. Dalam perhitungan volume, fondasi telapak terbagi

30
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

beberapa gubahan bentuk, yaitu bentuk balok dan bentuk piramida terpancung
yang masing-masing harus dicari sendiri sendiri.

Volume = volume balok + volume piramida terpancung


= (panjang x lebar x tinggi) +[(1/3)t x (LA + LB + √LA x LB)]
Keterangan:
LA = luas bidang atas (kecil)
LB = luas bidang bawah (besar)
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

4.4.3. Pekerjaan Beton


Konstruksi beton berfungsi memikul beban untuk selanjutnya menguraikannya
ke permukaan tanah. Bahan-bahan dalam pembuatan beton adalah air, semen,
split, dan pasir. Kecuali beton tumbuk dan lantai kerja, pada umumnya beton
struktur menggunakan baja tulangan untuk menahan beban tarik yang bekerja.
Satuan dalam perhitungan pekerjaan beton adalah m3.
Jenis-jenis pekerjaan yang termasuk pekerjaan beton dalam pembangunan
gedung di antaranya adalah:
1. Beton sloof
2. Beton kolom utama
3. Beton kolom praktis
4. Ring balk
5. Dak beton
6. Konsol kanopi beton teras
7. List plank beton
Setiap konstruksi beton biasanya memiliki spesifikasi sendiri-sendiri yang
berbeda satu sama lain. Perbedaan itu biasanya menyangkut:
a. Mutu beton yang digunakan
Biasanya dibedakan berdasarkan perbandingan tiga material yang
menyusunnya, yaitu semen, pasir, dan split. Contoh ada yang menggunakan
campuran 1 semen : 2 pasir pasang : 3 split. Ada pula yang menggunakan
campuran 1 semen : 3 pasir pasang : 5 split.
b. Berat baja yang digunakan dalam tiap m3 beton.

31
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Perbedaan dalam desain tulangan beton akan membedakan berat tulangan


dalam setiap m3 beton. Berat tulangan ini harus dihitung. Caranya dengan
menghitung panjang struktur beton sehingga menghasilkan volume 1 m3.
Selanjutnya dalam panjang tersebut dihitung berat tulangan utama dan
tulangan sengkangnya dengan cara mengalikan panjang total tulangan
dengan standar berat beton per m’ yang dapat dilihat dalam daftar tabel baja.
c. Kebutuhan cetakan beton
Kebutuhan cetakan beton berbeda-beda tergantung bentuk konstruksi beton
tersebut. Dalam menggunakan analisa harga satuan hal ini harus
diperhatikan.
d. Kebutuhan perancah
Untuk konstruksi beton bagian atas seperti balok dan dak pada umumnya
membutuhkan perancah untuk menyangga cetakan beton. Berbeda dengan
konstruksi beton bagian bawah, pada umumnya tidah membutuhkan
perancah, melainkan cukup dengan cetakan saja.
Untuk penghitungan volume beton, sama dengan penghitungan volume
lainnya. Sedangkan untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran
buku ini.

4.4.4. Pekerjaan Pemasangan Batu-Bata dan Plesteran


Material untuk pekerjaan dinding relative beragam, diantaranya bata merah,
batako, hebel, celcon, dan dinding partisi (gypsum dan multiplek). Masing-
masing material dinding tersebut mempunyai keunggulan dan kualitas yang
berbeda. Yang paling banyak digunakan dalam pembangunan gedung adalah
dinding batu bata. Dinding ini menggunakan material bata merah dan adukan
semen pasir sebagai pengikat dan perekat. Terkadang digunakan juga kapur
sebagai campuran adukan semen dan pasir. Pasangan dinding batu bata terletak
di atas sloof. Satuan dalam perhitungan volume dinding batu bata adalah m2
atau m3. (Disesuaikan dengan daftar analisa harga satuan).
Item-item pekerjaan yang termasuk dalam pasangan bata merah dan plesteran
antara lain:
1. Pemasangan dinding bata merah
Biasanya menggunakan campuran 1 semen : 5 pasir, atau 1 semen : 6 pasir,
atau 1 semen : 3 kapur dan 10 pasir.

32
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

2. Pemasangan dinding bata merah trasraam (kedap air)


Biasanya menggunakan campuran 1 semen : 2 pasir. Dinding trasraam
digunakan pada bagian bawah, kurang lebig setinggi 20 cm dari permukaan
lantai.
3. Plesteran dan pengacian
Campuran yang digunakan dalam plesteran menyesuaikan campuran
pasangan batu batanya.
4. Plesteran trasraam (kedap air).
Digunakan campuran 1 semen : 2 pasir.

Perhitungan volume atau luas pekerjaan pasangan batu bata adalah jumlah
seluruh luasan dinding yang ada dikurangi luas total lubang pada dinding (pintu,
jendela, roster, dll). Oleh karena itu sebelum volume pasangan dinding batu bata
dihitung, terlebih dahulu dihitung luas seluruh lubang yang ada.
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

4.4.5. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu


Pekerjaan pemasangan kusen dan daun pintu tidak dapat dipisahkan karena
keduanya mempunyai peranan dan fungsi yang saling berkaitan. Dalam satu
bangunan digunakan beragam tipe kusen dan daun pintu atau jendela. Hal ini
bisa kita lihat pada gambar kerja desain pintu dan jendela, sekaligus kita bisa
mengetahui dari gambar tersebut berapa jumlah masing-masing tipe.
Perhitungan volume untuk kusen dihitung dengan menggunakan satuan m3.
Sedangkan untuk daun pintu atau daun jendela dihitung dalam satuan m2. Untuk
mendapatkan volume total pekerjaan kusen, caranya adalah dengan menghitung
panjang total kayu dikalikan dengan luas penampang kayu tersebut.

Volume kusen = panjang total kayu kusen x luas penampang kayu yang dipakai

Sedangkan untuk menghitung luas total daun pintu dan jendela adalah dengan
menghitung luasan setiap tipe dikalikan dengan jumlahnya.

Luas total = Luas tiap tipe daun pintu atau jendela x jumlah tiap tipe

33
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan luas daun pintu/jendela adalah


bahwa luas tiap tipe yang dimaksud adalah luasan setelah ditambah dengan
skonengan.
Beberapa pekerjaan lain yang ada dalam lingkup pekerjaan kusen dan daun
jendela adalah:
a. Pemasangan kaca polos/kaca mati
Pemasangan kaca polos/kaca mati yang dimaksud adalah pemasangan kaca
mati pada jendela yang tidak bisa dibuka. Dihitung dalam satuan m2. Dalam
analisa harga satuan, pemasangan kaca polos/kaca mati ini dibedakan
dengan pemasangan kaca pada jendela yang bisa dibuka.
b. Pekerjaan penggantung dan pengunci
Penggantung dan pengunci adalah perlengkapan pada daun pintu dan
jendela. Penggantung terdiri dari engsel pintu atau engsel jendela. Engsel
pintu biasanya menggunakan ukuran 4 inci, sedangkan engsel jendela
menggunakan ukuran 3 inci. Adapun perlengkapan pengunci meliputi
handle pintu, grendel pengunci, dan kait angin. Dalam perhitungan volume
digunakan satuan unit.
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

4.4.6. Pekerjaan Atap


Konstruksi rangka atap dalam suatu bangunan sangat bervarisi, tergantung
penutup atap yang digunakan. Untuk jenis penutup atap besar seperti asbes atau
seng konstruksinya lebih sederhana dibandingkan dengan konstruksi untuk jenis
penutup atap kecil, seperti genteng, sirap dan sejenisnya. Pada atap asbes atau
seng tidak dibutuhkan usuk dan reng, karena asbes atau seng langsung
diletakkan di atas gording yang menumpu pada kuda-kuda atau gunungan.
Sedangkan pada penutup genteng dibutuhkan reng sebagai tumpuan genting,
dimana reng tersebut bertumpu pada kasau atau usuk yang bertumpu pada
gording. Konstruksi penyangga bidang atap yang terdiri dari kuda-kuda atau
gunungan, gording, jurai, dan balok dinding sering disebut konstruksi Kap
Atap. Adapun konstruksi penutup bidang atap terdiri dari genting dan
bubungan, kaso atau usuk dan reng.
Saat ini berkembang konstruksi kap atap dengan menggunakan konstruksi baja
ringan. Untuk konstruksi atap baja ringan biasa dikerjakan sendiri oleh pihak
pabrik (perusahan penyalurnya), sehingga pihak pemilik tinggal melanjutkan

34
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

pada pemasangan genteng dan listplank. Perhitungan harga kap atap baja ringan
didasarkan pada harga borongan per m2 bidang miring atap dikalikan dengan
harga yang ditawarkan.
Untuk konstruksi kap atap kayu, satuan dalam perhitungan konstruksi kap atap
adalah m3, dan satuan dalam perhitungan konstruksi penutup atap adalam m2.
Khusus untuk perhitungan genteng bubungan pada nok atau jurai luar digunakan
satuan m’.
Dalam perhitungan volume pekerjaan kap atap, semua kayu yang digunakan
pada konstruksi penyangga bidang atap dijumlahkan panjangnya selanjutnya
dikalikan luas penampang kayu.
Contoh:
Jika panjang total kayu adalah 200 m’, dengan menggunakan kayu 8/14, maka
volume pekerjaan kayu adalah:

Volume = 200 m’ x 0,08 x 0,14


= 2,24 m3

Untuk perhitungan penutup bidang atap, semua luasan miring bidang atap
dijumlahkan. Sedangkan untuk perhitungan bubungan adalah dengan
menjumlahkan panjang total nok dan jurai luar yang membutuhkan penutup
bubungan.
Untuk analisis harga satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

4.4.7. Pekerjaan Plafon


Pekerjaan plafon adalah bagian dari pekerjaan interior yang bisa didesain sesuai
dengan pola yang diinginkan. Material yang digunakan dalam pembuatan plafon
bisa bervariasi, dari yang paling sederhana seperti eternit atau asbes sampai yang
tergolong mewah seperti gypsum dan sejenisnya. Item-item yang termasuk
pekerjaan plafon adalah pembuatan dan pemasangan rangka plafon, pemasangan
penutup plafond an pemasangan lis plafon.

A. Pekerjaan Pembuatan dan Pemasangan Rangka Plafon


Rangka plafon berfungsi sebagai tempat menempelkan penutup plafon. Rangka
plafon dapat berupa konstruksi dari kayu atau konstruksi dari besi hollow. Kayu

35
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

yang digunakan biasanya berukuran 6/12 sebagai balok penggantung dan 5/7
(kayu usuk) sebagai balok pembagi. Atau dapat juga digunakan balok 5/7 semua
dimana pada titik-titik tertentu digantungkan ke kuda-kuda dengan
menggunakan kayu penggantung. Untuk penutup plafon gypsum dan sejenisnya
biasanya digunakan kerangka plafon dari bahan besi hollow 2 x 4 cm, dengan
menggunakan besi root sebagai penggantung pada rangka atap.Satuan dalam
perhitungan pekerjaan rangka plafon adalah m2.
Untuk analisis harga satuan pemasangan kerangka plafon dari kayu dan atau
pemasangan penutup plafonnya bisa dilihat pada lampiran buku ini. Adapun
untuk analisa pemasangan plafon dari besi hollow, adalah sebagai berikut:
Analisa harga satuan pekerjaan rangka plafon per 1 m2.
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan Harga (Rp)
(Rp)
1,2500 m’ Besi hollow 18.750 23.438
0,0570 dus sekerup 10.000 570
0,7500 bh Root penggantung 1.750 1.313
0,0100 orang Pekerja 30.000 300
0,0150 orang Tukang Kayu 40.000 600
Jumlah 26.220

B. Pemasangan Plafon
Perhitungan volume pemasangan plafon adalah sama dengan luas rangka plafon,
dengan satuan m2.
Untuk plafon eternit ukuran 1 x 1 m2, dalam analisa harga satuan biasanya
sudah menyatu dengan pekerjaan kerangka plafon. Adapun untuk jenis plafon
lain, seperti gypsum, analisa harga satuannya adalah sebagai berikut.

Analisa harga satuan pemasangan plafon gypsum per m².


Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan Harga (Rp)
(Rp)
1,0000 M2 Papan gypsum 9 mm 17.800 17.800
0,0430 dus Sekerup 10.000 430
0,2460 kg Kompon 15.500 3.813
0,3500 rol Tekstil kompon 4.500 1.575

36
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

0,0100 orang Pekerja 30.000 3.000


0,0150 orang Tukang Kayu 40.000 6.000
Jumlah 32.618

C. Pemasangan Lis Plafon


Lis plafon berfungsi memperindah plafon sehingga ruangan juga nampak indah.
Bentuk dan tipe lis bisa dipesan sesuai dengan yang diinginka. Lis plafon bisa
terbuat dari kayu atau dari gipsum. Satuan dalam perhitungan volume lis plafon
adalah m’.
Jika digunakan lis plafon gypsum, maka analisis harga satuannya sebagai
berikut:
Analisa harga satuan pemasangan lis plafon per m’.
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan Harga (Rp)
(Rp)
1,0000 M1 Lis gipsum 4.000 4.000
0,3520 kg Kompon 15.500 5.456
0,0182 orang Pekerja 30.000 546
0,0200 orang Tukang Kayu 40.000 800
Jumlah 10.802

4.4.8. Pekerjaan dan Pemasangan Keramik


Keramik merupakan salah satu material yang sering digunakan untuk lantai dan
dinding bangunan. Beberapa jenis ukuran keramik yang digunakan dalam
pekerjaan lantai dan dinding adalah keramik 40/40, 30/30, 20/20, 20/25, dan
10/10. Keramik 20/20, 20/25 dan 10/10 biasanya digunakan pada kamar mandi.
Item-item yang termasuk dalam pekerjaan keramik adalah pemasangan keramik
40/40 atau 30/30, pemasangan keramik kamar mandi 20/20, pemasangan
dinding keramik 20/25, dan pemasangan plint keramik 10/40 atau 10/30.
Satuan dalam perhitungan pasangan keramik adalah m². Untuk analisis harga
satuan bisa dilihat pada lampiran buku ini.

4.4.9. Pekerjaan Sanitair


Pekerjaan sanitair adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan
perlengkapan-perlengkapan kamar mandi (WC) dan dapur yang sifatnya basah,
seperti kloset, bak air, floor drain, wastafel, dan kitchen sink. Item-item
pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan sanitair antara lain pemasangan kloset
jongkok/kloset duduk, pemasangan bak fiber, pemasangan keran air,
pemasangan kitchen sink (tempat cuci piring), pemasangan wastafel,

37
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

pemasangan floor drain (drainase lantai), pemasangan tangki air, pembuatan


septictank dan sumur resapan. Satuan dalam perhitungan volume pekerjaan
sanitair untuk masing-masing jenisnya adalah unit.
Analisa harga satuan untuk pekerjaan tersebut didasarkan pada taksiran, yaitu
harga material yang dibutuhkan dengan biaya pemasangan.
Sebagai contoh:
a. Pemasangan Kloset Jongkok per unit
 Harga kloset = Rp. 121.000,-
 Upah = Rp. 27.500,-
 Biaya pekerjaan pemasangan kloset = Rp. 148.500,-
b. Pemasangan Bak Fiber per unit
 Harga bak mandi = Rp. 90.000,-
 Upah = Rp. 25.500,-
 Biaya pekerjaan pemasangan bak fiber = Rp. 115.500,-
c. Pemasangan Keran per unit
 Harga keran = Rp. 12.500,-
 Upah = Rp. 1.250,-
 Biaya pekerjaan pemasangan keran = Rp. 13.750,-
d. Pemasangan Kitchen Sink aluminium
 Harga kitchen sink aluminium = Rp. 275.000,-
 Upah = Rp. 27.500,-
 Biaya pekerjaan pemasangan kitchen sink = Rp. 302.500,-
e. Pemasangan Floor Drain per unit
 Harga floor drain = Rp. 37.500.-
 Upah = Rp. 1.750,-
 Biaya pekerjaan pemasangan floor drain = Rp. 39.250,-
f. Pekerjaan Tangki Air 350 liter per unit
 Harga tangki = Rp. 373.600,-
 Upah = Rp. 42.500,-
 Biaya pemasangan tangki air = Rp. 416.100,-
g. Pekerjaan Pembuatan Septictank dan Sumur Resapan
Pekerjaan pembuatan septictank dan sumur resapan terdiri dari pekerjaan:
 Galian tanah
 Pasangan batu bata
 Pekerjaan beton (untuk tutup septictank)
 Pekerjaan urugan pasir (pada sumur resapan)
 Pekerjaan urugan batu kosong (pada sumur resapan)

38
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

 Pekerjaan urugan split (pada sumur resapan).


Untuk analisa harga satuan, mengikuti pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan
melihat daftar analisa harga satuan.

4.4.10. Pekerjaan Instalasi Air


Instalasi air terbagi dua, yaitu instalasi air bersih dan instalasi air kotor. Instalasi
air bersih menggunakan pipa ½” atau ¾”, dan instalasi air kotor menggunakan
pipa 3”(untuk kamar mandi dan tempat cuci) dan 4” (untuk limbah padat dari
kloset ke septictank). Item item yang termasuk dalam pekerjaan instalasi air
meliputi pekerjaan pengeboran titik air (jika menggunakan sumber air bersih
dari sumur), pekerjaan saluran pembuangan, pekerjaan saluran air bersih.
A. Pekerjaan Pengeboran Titik Air
Jika dilingkungan sekitar tidak ada saluran air minum dari PDAM, langkah
terbaik adalah melakukan pengeboran titik air bersih (pembuatan sumur).
Kedalaman pipa tergantung pada kondisi tanah dan sumber mata air daerah yang
bersangkutan. Satuan dalam perhitungan pekerjaan pengeboran titik air adalah
unit. Upah pekerjaan pengeboran titik air dihitung sebagai jasa borongan kerja.
Sebagai contoh perhitungan pekerjaan titik air yang dilakukan secara manual
dengan tenaga manusia, pompa air yang digunakan adalah jet pump dengan
kedalaman bor sekitar 18 m. Analisis harga satuannya adalah sebagai berikut:
Analisis harga satuan pekerjaan pengeboran titik air per 1 unit.
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
1,0000 unit Mesin Jet Pump 750.000 750.000
16,000 m’ Pipa galvanish 2” 50.000 800.000
10,750 m’ Pipa UPVC 1 ½” 20.000 215.000
4,5000 m’ Pipa UPVC 1 1” 10.000 45.000
1,0000 ls Fiting pipa 75.000 75.000
1,0000 ls Upah kerja borongan 500.000 500.000
Jumlah 2.385.000

B. Pekerjaan Pembuatan Saluran Pembuangan


Saluran air pembuangan atau saluran air kotor berfungsi sebagai saluran
pembuangan limbah-limbah melalui pipa 3” dan pipa 4”. Saluran air kotor
terbagi dua bagian, yaitu saluran air limbah dari kloset dan saluran air limbah
dari pembuangan melalui floor drain, dan dari saluran air hujan. Satuan dalam
perhitungan pekerjaan saluran pembuangan adalah m’.

39
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Analisa harga satuan pembuatan saluran air kotor pipa 3” per 1m’ adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
1,0000 m’ Pipa UPVC 3” AW 30.000 30.000
0,1250 bh Lem pipa 7.500 938
0,0400 org Tukang 40.000 1.600
0,0670 org Pekerja 30.000 2.010
Jumlah 34.538

Analisa harga satuan pembuatan saluran air kotor pipa 4” per 1m’ adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
1,0000 m’ Pipa UPVC 4” AW 50.000 50.000
0,1625 bh Lem pipa 7.500 1.219
0,0400 org Tukang 40.000 1.600
0,0670 org Pekerja 30.000 2.010
Jumlah 54.819
Atau bisa menggunakan analisa harga satuan SNI seperti yang ada dalam
lampiran.

C. Pekerjaan Pembuatan Saluran Air Bersih


Saluran air bersih menggunakan pipa ½” atau ¾”. Saluran ini berfungsi sebagai
sarana untuk mendistribusikan air bersih yang berasal dari tangki air ke setiap
keran yang disediakan. Satuan dalam perhitungan pekerjaan pembuatan saluran
air bersih adalah m’.
Analisa harga satuan pekerjaan saluran air bersih pipa ½” per 1 m’ adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
1,0000 m’ Pipa UPVC 1/2” AW 14.000 14.000
0,0833 bh Lem pipa 7.500 625
0,0277 org Tukang 40.000 1.108
0,0167 org Pekerja 30.000 501
Jumlah 16.224
Atau bisa menggunakan analisa harga satuan SNI seperti yang ada dalam
lampiran.

4.4.11. Pekerjaan Instalasi Listrik


Semua kabel instalasi listrik harus menggunakan pipa listrik. Pekerjaan yang
termasuk pekerjaan instalasi listrik diantaranya instalasi stop kontak, instalasi
titik lampu, instalasi sakelar, dan penyambungan daya ke PLN.

40
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

A. Instalasi Stop Kontak


Stop kontak berfungsi untuk mendistribusikan arus listrik ke perabotan atau
peralatan rumah tangga yang menggunakan arus listrik. Kabel yang digunakan
adalah NYM 2 x 2,5 mm. Satuan dalam perhitungan pekerjaan instalasi listrik
adalah titik. Upah pekerjaan instalasi listrik bersifat borongan jasa kerja.
Analisa harga satuan pekerjaan instalasi stop kontak per 1 titik adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
1,0000 bh Stop kontak 21.500 8.500
10,500 m Kabel 2 x 2,5 5.100 53.550
12,000 m Pipa listrik 2.000 24.000
1,0000 ls Solatip 2.000 2.000
1,0000 ls Upah borongan 30.000 30.000
Jumlah 118.050

B. Insatali Titik Lampu


Dalam pekerjaan instalasi titik lampu kabel yang digunakan adalah NYM 2 x
1,5 mm dan dilapisi pipa listrik. Instalasi titik lampu berfungsi mengantarkan
arus listrik ke lampu. Satuan dalam perhitungan pekerjaan instalasi titik lampu
adalah titik.
Analisa harga satuan pekerjaan instalasi titik lampu per 1 titik adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
1,0000 bh Fiting lampu 8.500 8.500
1,0000 bh Lampu SL 18 Watt 25.000 25.000
12,250 m Kabel 2 x 1,5 3.800 46.550
12,000 m Pipa listrik 2.000 24.000
10,000 bh Tee dus 2.500 25.000
1,0000 ls Upah borongan 30.000 30.000
Jumlah 159.050

C. Instalasi Sakelar
Sakelar yang sering digunakan adalah sakelar single dan sakelar double. Satuan
dalam perhitungan pekerjaan instalasi sakelar adalah titik (buah).
Analisa harga satuan pekerjaan instalasi sakelar single atau double per
titik(buah) :
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)

41
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

1,0000 bh Sakelar single 18.000 18.000


10,500 m Kabel 2 x 1,5 3.800 39.900
12,000 m Pipa listrik 2.000 24.000
1,0000 lsh Selotip 2.000 2.000
1,0000 ls Upah borongan 30.000 30.000
Jumlah 113.900

D. Penyambungan Daya PLN


Biaya pemasangan, bahan-bahan, administrasi dan lain-lain sudah ditentukan
besarnya dan dapat dimintakan ke PLN. Penyambungan daya listrik dilakukan
oleh PLN dengan satuan perhitungan biaya adalah ls (lump sum). Dalam
penyambungan daya, material yang disediakan PLN antara lain kabel toefur
dan meteran listrik yang disambungkan ke tiang-tiang listrik yang tersedia.
Biaya penyambungan daya listrik 1.300 watt diperkirakan sebesar Rp.
5.486.250,-

4.4.12. Pekerjaan Pengecatan


Pengecatan merupakan pekerjaan finishing pada interior dan eksterior dengan
maksud memperindah dinding khusus dan rumah keseluruhannya. Jenis cat yang
digunakan untuk dinding dalam dan dinding luar berbeda-beda. Cat yang
digunakan untuk dinding dalam dan plafon umumnya satu jenis, yaitu cat
tembok. Sementara cat yang digunakan untuk dinding luar adalah cat water
shield yang mempunyai daya rekat tinggi dan tahan terhadap cuaca. Cat minyak
dan melamik digunakan khusus untuk kayu dan besi.
Beberapa item pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pengecatan antara lain
pekerjaan pengecatan dinding dalam dan plafon, pekerjaan pengecatan dinding
luar, pekerjaan cat kayu, pengecatan melamik, pekerjaan waterproofing, dan
pengecatan ter residu antirayap.

A. Pengecatan Dinding Dalam dan Plafon


Termasuk dinding dalam adalah dinding yang berada di bagian dalam rumah.
Cat yang digunakan untuk dinding dalam dan plafon adalah cat khusus interior.
Sebelum dicat, dinding terlebih dahulu dilapisi plamir tembok sehingga halus.
Satuan dalam perhitungan pekerjaan pengecatan dinding dalam dan plafon
adalah m².

42
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Analisa harga satuan pekerjaan pengecatan dinding dalam dan plafon per 1 m²:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
0,2500 kg Cat dinding 27.200 6.800
0,0200 kg Plamir tembok 37.500 750
0,0430 bh Roll cat 12.500 538
0,2000 lbr Amplas 2.500 500
0,1130 org Tukang cat 40.000 4.520
0,1400 org Pekerja 30.000 4.200
Jumlah 17.308
Atau menggunakan analisa SNI seperti dalam lampiran.

B. Pengecatan Dinding Luar


Dinding luar merupakan dinding yang rawan terhadap cuaca. Karenanya cat
yang digunakan harus cat khusus dinding luar, seperti weathershield. Atau jika
digunakan cat yang sama dengan cat untuk dinding dalam, maka
penggunaannya untuk dinding luar tidak menggunakan plamir untuk
menghindari cepat terkelupas karena cuaca. Cat dinding luar berfungsi sebagai
pelindung acian dinding luar dan memperindah penampilan rumah. Satuan
dalam perhitungan pengecatan dinding luar adalah m².

Analisa harga satuan pekerjaan pengecatan dinding luar per 1 m²:


Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
0,2500 ltr Cat weathershield 55.000 13.750
0,1100 kg Plamir tembok 37.500 4.125
0,0020 bh Roll cat 12.500 250
0,2000 lbr Amplas 2.500 500
0,1130 org Tukang cat 40.000 4.520
0,0420 org Pekerja 30.000 1.260
Jumlah 24.405
Atau menggunakan analisa SNI seperti dalam lampiran.
C. Pengecatan Menggunakan Cat Minyak
Cat minyak digunakan khusus untuk kayu dan besi. Berfungsi sebagai
pelindung kayu dan besi dari gangguan cuaca. Konstruksi yang menggunakan
cat minyak, diantaranya kusen kayu dan jendela, daun pintu kayu dan jendela,
list plank kayu, serta pagar kayu/besi. Satuan dalam perhitungan pekerjaan cat
minyak adalah m².

43
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Analisa harga satuan pekerjaan pengecatan menggunakan cat minyak per 1 m²


adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
0,2500 kg Cat minyak 61.500 15.375
0,3200 kg Meni kayu 14.800 4.736
0,2000 bh Kuas 7.500 1.500
0,2000 lbr Amplas 2.500 500
0,1130 org Tukang cat 40.000 4.520
0,0420 org Pekerja 30.000 1.260
Jumlah 27.891
Atau menggunakan analisa SNI seperti dalam lampiran.

D. Pengecatan Menggunakan Melamik


Melamik digunakan untuk melapisi kayu, seperti daun pintu, kusen, daun
jendela, dan jenis perabotan yang terbuat dari kayu. Warna melamik relative
beragam, seperti cocoa brown, salak brown, dan coffee brown. Melamik
berfungsi memperindah penampilan dan melindungi kayu. Melamik relative
jarang digunakan masyarakat karena harganya relatif mahal dan tingkat
pengerjaannya sulit. Satuan dalam perhitungan pengecatan menggunakan
melamik adalah m². Sebelum membuat perhitungan pengecatan menggunakan
melamik, terlebih dahulu menghitung luas kusen, luas daun pintu, dan luas daun
jendela. Untuk luasan kusen yang dicat atau dimelamik adalah tiga sisi,
sementara satu sisinya berhimpit dengan tembok, sehingga perhitungan
luasannya adalah panjang kayu kusen dikalikan lebar dari ketiga sisi tersebut.
Sebagai contoh, jika digunakan kusen ukuran 6/12 dan panjang kayu kusen
adalah 50m’, maka luas bidang cat / melamik adalah:

Luas bidang cat = 50m x (0,06+0,06+0,12)


= 12 m².
Analisa harga satuan pekerjaan pengecatan menggunakan melamik per 1 m²
adalah:
Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
0,1120 kg Wood filler (dempul) 22.500 2.520
0,1720 kg Wood stain (warna) 38.500 6.622
0,1450 kg Sending 27.500 3.988
0,3250 ltr Thinner 25.000 8.125
0,236 kg Melamine hardener 7.500 1.770
0,8920 lbr Amplas 150 4.000 3.568

44
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

0,7380 lbr Amplas 360 4.000 2.952


0,4270 kg Kain bal 13.500 5.765
1,0000 org Pekerja 40.000 40.000
Jumlah 75.309

E. Waterproofing
Waterproofing digunakan untuk dak beton yang berhubungan langsung dengan
luar, seperti konsol kanopi, dak beton, dan dak talang air. Waterproofing
berfungsi sebagai pelapis antibocor pada permukaan dak beton. Satuan dalam
perhitungan pekerjaan Waterproofing adalah m². Harga pekerjaan
waterproofing biasanya didasarkan pada perkiraan harga borongan, yaitu antara
Rp. 40.000,- sampai 50.000,- per m². Atau bisa juga diformulasikan dalam
bentuk analisa harga satuan seperti halnya pekerjaan pengecatan.

F. Pemolesan Ter Residu Antirayap


Pekerjaan pemolesan ter residu dilakukan pada balok karu rangka kap dan
rangka atap. Ter residu berfungsi melindungi balok kayu dari rayap dan
serangga lainnya. Sebelum pemasangan rangka kap dan rangka atap, sebaiknya
balok kayu terlebih dahulu diolesi dengan ter residu.
Satuan dalam perhitungan pekerjaan pemolesan ter residu adalah m².
Perhitungan luasan yang dipakai adalah luas bidang atap. Adapun analisa yang
dipakai adalah sebagai berikut:

Analisa harga satuan pekerjaan pemolesan ter residu per 1 m².


Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah
sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
0,0500 gln Cat minyak 61.500 1.300
0,0200 bh Kuas 7.500 150
0,1130 org Tukang cat 40.000 4.520
0,0420 org Pekerja 30.000 1.260
Jumlah 7.230
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, silahkan anda
mengerjakan latihan berikut!
Buatlah Perencanaan bangunan sederhana ukuran 3 x 4 m2. Kemudian buatlah
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari bangunan tersebut.

Petunjuk Jawaban Latihan

45
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Sebelum menjawab soal latihan diatas, fahami dulu item-item pekerjaan apa saja yang
ada dalam bangunan yang saudara rencanakan. Jabarkan semua item tersebut, dan
kelompokkan berdasarkan pengelompokkan sebagaimana telah diuraikan dalam materi
ini. Kemudian hitunglah volume masing-masing item tersebut. Untuk harga satuan,
anda bisa menggunakan daftar analisa harga satuan dalam buku ini, atau harga satuan
yang ada di dinas Pekerjaan Umum atau Cipta Karya.

RANGKUMAN
Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan bagian terpenting dalam suatu
proyek, khususnya yang berkaitan dengan proyek pembangunan fisik. Membuat
anggaran biaya berarti menaksir harga dari suatu barang, bangunan atau benda yang
akan dibuat dengan teliti dan secermat mungkin. Secara operasional penaksiran
anggaran biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai
macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu konstruksi. Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dapat berbentuk taksiran kasar atau taksiran sangat teliti sesuai
dengan kebutuhan di lapangan.

TES FORMATIF
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban
yang disediakan!
1. Yang tidak termasuk dalam aktivitas membuat RAB adalah:
A. Menghitung volume pekerjaan
B. Menyusun analisa harga satuan
C. Merencanakan gambar kerja
D. Menyiapkan daftar upah dan harga bahan
2. Berikut adalah item-item dalam pekerjaan pendahuluan, kecuali:
A. Pekerjaan pembersihan lokasi
B. Pembuatan bedeng dan gudang
C. Pekerjaan galian tanah
D. Pemasangan bouwplank.
3. Yang termasuk pekerjaan lantai adalah:
A. Galian tanah
B. Urugan pasir
C. Pasangan batu bata
D. Pasangan batu kali
4. Yang tidak termasuk dalam analisa pekerjaan beton adalah:

46
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

A. Pembuatan begesting
B. Pembesian
C. Kayu perancah
D. Pekerjaan pengacian
5. Yang tidak termasuk pekerjaan atap adalah:
A. Pasang usuk dan reng
B. Pasang gording dan jurai
C. Pasang ringbalk
D. Pasang listplank
II. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut!
6. Jelaskan hal-hal yang harus disiapkan dalam membuat RAB.!
7. Hitung berat besi dalam setiap m3 balok beton berikut:

Keterangan:
 Selimut beton 2,5 cm
 Berat 1 m’ besi Ø19 = 2,23 kg
 Berat 1 m’ besi Ø8 = 0,393 kg
8. Sebutkan bahan yang biasa digunakan untuk konstruksi kerangka plafon!
9. Sebutkan item pekerjaan yang termasuk pekerjaan sanitair!
10. Hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk mengecat tembok dalam seluas 200m2.

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test yang ada di bagian akhir dari
buku ajar ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = 10 X 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90 – 100% = baik sekali

47
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Tetapi kalau kurang dari 80% silahkan mengulangi kembali bagian
yang anda belum kuasai.

BAB V
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Direksi selain harus membuat gambar rencana, harus juga membuat rencana
kerja dan syarat-syarat pelaksanaan serta bagaimana susunan pelaksanaannya. Karena
dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, banyak yang perlu mendapat
persetujuan dari kedua belah pihak, antara lain yang memberi pekerjaan/direksi dengan

48
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

pemborongnya. Di sinilah pentingnya Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dalam


suatu proyek.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu membuat Rencana Kerja
dan Syarat-syarat serta menjelaskan fungsi pokok RKS terhadap penyusunan RAB.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan arti penting RKS dalam penyusunan RAB
2. Menyebutkan isi dari RKS
3. Menjelaskan peraturan administratif dari penyelenggarakan
4. Menjelaskan peraturan teknis dari suatu proyek
5. Membuat RKS yang benar.

BAHASAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah bagian dari dokumen lelang
yang dibuat oleh direksi. Direksi terlebih dahulu membuat gambar rencana dari
bangunan yang akan dibuat lengkap dengan detail-detailnya dan penjelasan-penjelasan
teknik yang diperlukan, kemudian diajukan kepada yang memberi pekerjaan untuk
diketahui dan untuk mendapatkan persetujuan. Yang memberi pekerjaan perlu
mengetahui bagaimana dan dari bahan apa bangunan itu akan dibuat. Penjelasan teknis
yang ada dalam RKS adalah melengkapi penjelasan dalam gambar kerja.
Memahami isi RKS sangat penting sebelum membuat RAB. Dengan melihat
kualitas bahan dan metode pelaksanaan pekerjaan yang ada dalam RKS akan memberi
petunjuk dalam membuat analisa harga satuan dan memperkirakan taksiran harga
borongan pada beberapa item pekerjaan yang tidak standar (item pekerjaan yang tidak
ada dalam analisa harga satuan).
Secara umum Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) berisi peraturan-
peraturan yang menyangkut tiga hal, yaitu:
1. Persyaratan Umum
2. Persyaratan Administrasi
3. Persyaratan Teknis

Persyaratan Umum

49
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Hal-hal yang dijelaskan dalam persyaratan umum mencakup diantaranya:


a. Peraturan Umum (yang berisi peraturan-peraturan yang dipakai dalam tata
laksana bangunan).
b. Pemberi Tugas Pekerjaan
c. Direksi / Pengelola Proyek
d. Perencana
e. Pengawas Lapangan
f. Pemborong / Kontraktor
g. Pemberian Penjelasan
h. Pelelangan
i. Pelaksana / Pemborong
j. Pelaksanaan Pekerjaan
k. Perubahan-perubahan
l. Kenaikan harga dan Force Majeure
m. Lain-lain.

Persyaratan Administrasi
Hal-hal yang dijelaskan dalam persyaratan administrasi mencakup diantaranya:
a. Jaminan Lelang
b. Jaminan Pelaksanaan
c. Rencana Kerja (Time Schedule)
d. Pelaporan
e. Pembayaran
f. Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
g. Penyerahan Pekerjaan
h. Masa pemeliharaan
i. Perpanjangan Waktu Penyerahan
j. Sanksi / Denda
k. Pekerjaan Tambahan / Pengurangan
l. Dokumentasi
m. Pencabutan Pekerjaan

Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis berisi antara lain:
a. Penjelasan Umum
b. Titik Duga dan Ukuran-ukuran

50
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

c. Ketentuan Teknis Pekerjaan di Masing-masing Item Pekerjaan.

Berikut adalah contoh uraian syarat-syarat teknis dalam RKS.


01. URAIAN UMUM.
1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong ialah : Pembangunan
Kantor Kecamatan Ungaran Timur (Lanjutan)
Konstruksi Bangunan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
Kerangka : Beton bertulang.
Dinding : Batu bata merah diplester
Kosen : Kayu bangkirai.
Lantai : Keramik
Atap : Genteng plentong press ex Kebumen
Nok/Jurai/reng : Kayu Kruing
Kuda-kuda/gording : Pasangan Bata / Kayu Kruing
Lisplank : Kayu bengkirai
Daun pintu / jendela : kayu bangkirai.

Bangunan tersebut dilengkapi :


- Papan nama proyek
- Dan lain-lain sesuai gambar.

2. Pelaksanaan berdasarkan atas Pedoman Teknis Pembangunan Gedung


Negara antara lain :
a. Standart Nasional Indonesia berupa :
- Spesifikasi Bahan bangunan Bangunan A : SK SNI S-04-1989-F
- Ubin semen polos : SNI 03-0028-1987
- Paku dan kawat paku : SNI 03-0323-1989
- Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-1989
- Agregat Beton : SNI 03-1750-1990
- Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-1756-1990
- Genteng Keramik : SNI 03-2095-1991.
- Kapur untuk bahan bangunan : SNI 03-2097-1991
- Kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
- Mutu kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
- Pedoman mendirikan bangunan : SNI 03-2445-1991
- Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung : SNI 03-2407-
1991
- Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi : SNI 03-
2410-1991
- Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk langit-langit
pada bangunanan rumah dan gedung : SNI 03-2839-1992
b. Gambar kerja.
c. RKS
d. Gambar tambahan dan perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing.

51
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

3. Perbedaan Ukuran.
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara :
a. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara Gambar dengan bestek, harus
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Keluarga
Berencana selaku Pengguna Anggaran atau yang berhak memberikan
penjelasan untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

02. TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN.


1. Tempat / Lokasi pekerjaan : Gedung Badan Kepegawaian Daerah
Kab.Semarang.
2. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali
untuk pekerjaan baja dinyatakan dalam mm.
3. Titik duga lantai (permukaan lantai) bangunan akan ditetapkan saat
peninjauan lokasi.
4. Peil tetap adalah peil lantai yang dijadikan sebagai  0,00 M lantai
bangunan baru.
5. Memasang Papan bangunan ( Bouplank / papan piket ) :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan
Pengawas, untuk papan piket bangunan menggunakan kayu
kalimantan.
b. Semua papan piket ( Bouwplank ) harus dipasang kuat dengan patok
kayu 5/7 cm atau dolken, dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus diperhatikan
ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

03. PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti
waktu pemberian penjelasan di lapangan.
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab
pemborong, untuk itu diharapkan pemborong minta ijin kepada unsur yang
terkait untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus
dibersihkan dari kotoran termasuk humus dan tanah yang mengandung
bahan-bahan organik.
4. Papan Nama Proyek.
5. Kontraktor diharuskan untuk membuat papan nama proyek dengan redaksi
sesuai dengan normalisasi dari proyek.

04. AIR KERJA

52
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Pemborong perlu memperhitungkan penyediaan air bersih untuk keperluan


pekerjaan dan pekerja , baik dengan membuat sumur atau cara-cara lain yang
memenuhi syarat.

05. PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK.


1. Pasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 10 Kp untuk semua
pasangan batu bata, kecuali ditentukan lain untuk pasangan kedap air
(trasram) dengan menggunakan campuran 1 Pc : 3 : Ps
2. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
3. Pasangan batu bata dilakukan bertahap (ketinggian maksimal 1 m), setiap
tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari untuk pasangan
berikutnya.
4. Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang kecuali pada
bagian-bagian yang membutuhkan.
5. Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel
dengan beton tidak boleh tembus pandang.
6. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air
selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.

06. PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
Pembuatan struktur bangunan dengan menggunakan beton bertulang.
Persyaratan Umum :
1. Beton tak bertulang dengan spesi 1 Pc : 3 Ps : 5 Split.
2. Beton bertulang spesi 1 Pc : 2 Ps : 3 Split atau mutu K.225.
3. Pembuatan cetakan beton dari kayu tahun dan Playwood.
4. Konstruksi harus menggunakan peralatan-peralatan / normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain-lain.
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan:
1. Adukan beton tediri dari 2 ( dua ) jenis antara lain :
a. Adukan beton spesi 1 Pc : 3 Ps : 5 Split untuk rabbat beton keliling
bangunan.
b. Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc : 2 Ps : 3 split untuk struktur
dan praktis untuk rangka seluruh bangunan .
2. Semua perbandingan takaran diatas adalah dalam keadaan kering.
3. Tulangan.
a. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokan sesuai dengan gambar.
b. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya rekat.

53
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

c. Jumlah luas penampang besi beton harus sama seperti tercampur dalam
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton lurus, maka jumlah
batang-batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan
terpenuhi / dalam hal ini harus dimintakan persetujuan secara tertulis
terlebih dahulu.
d. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
e. Tulangan sengkong/begel tidak boleh menempel pada papan cetakan
atau tumpuan.
f. Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan
(toleransi antara 0,5 mm – 1,00 mm ).
4. Bahan-bahan.
a. Semen.
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari segala merk yang ada
diperdagangan dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton
tersebut diatas ( sekualitas semen Nusantara ).
b. Agregat halus ( butiran pasir ).
Agregat halus, keras, bebas lumpur, bersih dari / tidak boleh tercampur
tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, akar-akaran yang nantinya akan merusak
bentuk / kualitas beton.
c. Air.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang mempengaruhi daya lekat semen, sebaliknya air yang
dipakai untuk mengaduk beton adalah air yang bersih dapat diminum.
5. Persiapan pengecoran.
a. Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin Direksi Proyek dan
Konsultan Pengawas.
b. Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan dari
segala macam kotoran.
c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang bocor dan
harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar
maupun bergeser pada waktu dan setelah pengecoran, tetapi mudah
dibongkar.
d. Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan
dengan gambar. Kalau ada yang bengkok / berubah posisinya harus
segera dikembalikan.
e. Perubahan/penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja harus sepengetahuan dan dengan
persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
6. Pengecoran.
a. Untuk pengecoran beton harus mendapatkan ijin dari Pengawas
Lapangan.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.

54
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

c. Takaran harus baik dan kuat, sebelum dipakai harus dimintakan


persetujuan Konsultan Pengawas seperti ukuran yang telah tercantum
diatas.
d. Pembongkaran.
Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

07. PEKERJAAN PLESTERAN


1. Plesteran.
a. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi untuk
pekerjaan pasangannya, plesteran tembok 1 Pc : 5 Ps, sedangkan
plesteran beton digunakan 1 Pc : 2 Ps.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan
air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan
terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran
tidak terlihat pecah-pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1
cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan dengan
acian PC sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah dengan hasil halus,
rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus
dengan bidang lainnya.
h. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
i. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus,
halus, tidak bergelombang, sedang sponeng / tali air harus lurus dan
baik.

08. PEKERJAAN LANTAI / UBIN


Lingkup Pekerjaan meliputi :
Pemasangan lantai keramik dengan dasar diplester dengan campuran 1:3.
09. PEKERJANAN KOSEN
1. Pekerjaan Kosen meliputi kosen pintu, jendela
2. Untuk semua pekerjaan kosen menggunakan kayu bangkirai kualitas cat .
3. Penyetelan dijaga agar permukaan tidak cacat, kayu penyokong tidak boleh
dipasang pada bidang luar dan dipasang sedemikian rupa sehingga kayu
penyokong mudah dilepas setelah kosen dipasang kokoh.
4. Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan bahan lain
seperti misal tembok, beton serta bagian lain, sebelumnya harus dimeni
sampai rata.

55
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

5. Setiap kosen baru yang berhubungan dengan dinding harus diberi angkur dari
besi sebanyak 4 buah untuk kosen pintu dan 4 buah untuk kosen jendela dan
bouvenlight.
6. Kosen-kosen harus dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama
waktu penyetelan sampai sampai pengecatan.
7. Semua kosen pintu / jendela, bouvenlight sebelum dan sesudah terpasang
harus waterpass
8. Diatas kosen dengan bentangan 80 cm atau lebih harus dipasang balok latei
beton bertulang dengan pembesian praktis 4  10 mm, beugel  6 – 15 cm,
dengan spesi beton 1 Pc : 2 Ps : 3 Split.
9. Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah secara teknis, rapi, rapat, kuat
serta pada sambungan harus dilem kayu sampai rata.
10. Semua pekerjaan kosen yang kelihatan harus diketam sampai halus dan rata.
11. Semua ukuran kayu yang tersebut dalam gambar adalah ukuran kayu jadi.
- Kosen : 5,5 x 11,50 cm ( bangkirai ).
- Jalusi / krepyak : 1,80 x 10 cm

10. PEKERJAAN DAUN PINTU PANIL DAN JENDELA KACA.


1 Semua rangka daun pintu / jendela menggunakan kayu bengkirai berkualitas
baik, ukuran kayu rangka daun pintu 3,20 x 10 cm2 kecuali ambang bawah
3,20 x 18 cm2 dan untuk daun jendela ukuran 2,8/8 cm2.
2 Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kosen.
3 Untuk daun pintu panil menggunakan panil multiplek 9 mm kualitas baik,
konstruksi pelaksanaan sesuai gambar.
4 Kaca yang dipakai kaca bening, tebal sesuai gambar yaitu 5 mm, semua kaca
harus benar-benar datar dan tidak boleh menggelombang.
5 Krepyak menggunakan kayu bengkirai ukuran, tebal dan konstruksi
pelaksanaannya sesuai gambar.
6 Semua kunci tanam yang digunakan adalah model silinder (anak kunci pipih)
2 x putar, kunci harus terpasang sedemikian rupa sehingga kuat, kokoh dan
berfungsi dengan baik.

11. PEKERJAAN KACA.


1. Pekerjaan kaca meliputi pemasangan jendela dan pintu kaca, pasang kaca
mati.
2. Pemasangan kaca bening/rayban tebal 5 mm untuk bidang > dari 0,80 m2 dan
kaca bening tebal 3 mm untuk bidang < dari 0,80 m2.

12. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP


Lingkup pekerjaan atap meliputi :
1. Pembuatan konstruksi atap dipakai kayu kalimantan jenis kruing kualitas
baik,kayu kalimantan kruing yang didatangkan harus sejenis. Pemakaian

56
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

untuk gording, skoor-skoor, penggapit, ikatan angin dan lain-lain dengan


sistim sambungan dan ukuran kayu seperti dalam gambar rencana.
2. Pemasangan nok, jurai dan reng reuter dengan kayu bengkirai.
3. Pemasangan lisplank dengan kayu bangkirai 3/30 cm dengan bentuk ukuran
seperti gambar.
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Konstruksi atap menggunakan gunungan pasangan batu bata dengan
penambahan ringbalk dan kolom praktis.
2. Konstruksi atap kayu.
a. Konstruksi atap menggunakan kayu kruing kualitas baik dan sejenis,
Ukuran dan cara penyambungan sesuai dengan gambar, untuk jurai dan
nok dipergunakan kayu bangkirai.
b. Bagian-bagian kayu yang terlihat harus rapi, permukaan rata dan bersudut
siku sesuai gambar kerja.
c. Semua kayu yang terpasang harus diawetkan dahulu dengan teer sampai
rata.
d. Termasuk kelengkapan konstruksi rangka atap ini adalah :
- Baut-baut begel sesuai gambar.
13. PEKERJAAN PENUTUP ATAP.
Penutup atap bangunan digunakan genteng press Kebumen type plentong dan
bubungan dengan jenis yang sama.
14. PEKERJAAN LISPLANK
Pemasangan list plank digunakan kayu bangkirai 3/30 cm dengan bentuk dan
ukuran seperti gambar.
15. PEKERJAAN PLAFOND DAN LANGIT-LANGIT.
1. Rangka langit - langit untuk balok induk plafond dengan kayu kruing ukuran
5 x 10 cm, 3 (tiga) lajur setiap ruang, sedang untuk balok anak dipakai kayu
sejenis ukuran 5/7 cm, Penggantung plafond dengan mnggunakan besi  10
mm dipasang secukupnya, jumlah sesuai kebutuhan.
2. Rangka langit-langit dibuat dengan bentuk sedemikian rupa sehingga tidak
melentur, pada bagian tertentu dari ruangan yang bagian atas berbatasan
dinding tembok dipasang lubang kontrol dengan ukuran maksimal 100/100
cm. Untuk semua ukuran kayu diserut sampai halus dan rata.
3. Rangka langit-langit menggunakan kayu kruing kualitas baik dan sejenis.
Kayu cacat, keropos, kayu yang dimakan bubuk dan kayu yang cacat lentur
pada bagian ujung maupun tengah akan ditolak.
4. Plafond yang digunakan eternit 1,00 x 1,00 m2 polos ex Super Kerang /
sekualitas.

16. PEKERJAAN BESI, PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


Termasuk pekerjaan ini adalah kunci tanam, espagnolete dan kait angin pintu, kait
angin, jendela.

57
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

1. Kunci tanam yang digunakan kunci tanam sekualitas merek Yale ( asli ),
mengenai 2 (dua) kali putar, kunci tanam dipasang harus sedemikian rupa
sehingga kuat, kuat kokoh dan berfungsi baik.
2. Untuk pintu 2 (dua) daun dipasang expagnolete tanam kualitas baik dan
berfungsi baik.
3. Kait angin dipasang pada jendela dan pintu digunakan sesuai dengan
kebutuhan.
17. PEKERJAAN LISTRIK
Lingkup Pekerjaan :
Pemasangan jaringan instalasi didalam bangunan pemasangan 1 (satu) unit box
sekering,
instalasi lampu besar titik lampu, stop kontak dengan dilengkapi lampu pijar 25
watt dan lampu TL 1 x 20 watt sampai dengan menyala jumlah dan pemasangan
sesuai gambar.

Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Pemasangan instalasi listrik yang harus dikerjakan adalah memasang instalasi
listrik lengkap dengan 1 (satu) unit box sekering siap menyala.
2. Semua komponen harus memenuhi persyaratan dari EVE, PUIL – 77 standart
dari PLN dan persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari instalasi
yang berwenang.
3. Semua pekerjaan instalasi listrik pelaksanaanya dapat diserahkan pada
instalatur listrik yang berbadan hukum dan yang telah mendapat pengesahan
dari PLN serta disetujui oleh Kepala Bidang Cipta Karya DPU Kab. Semarang
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Pengurusan untuk memperoleh ijin yang mungkin diperlukan untuk instalasi
ini dibebankan kepada pemborong lengkap dengan segala pembiayaannya
untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Semarang.
5. Tempat titik penerangan , stop kontak, jenis titik lampu dan lain-lain sesuai
dengan gambar perencanaan.
6. Instalasi listrik dipasang dengan memperhitungkan tegangan 220 Volt.
7. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian
pengawas, komponen tersebut semutu Broco / Vimar.
8. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam seperti pipa listrik, skakelar, stop
kontak dan sebagainya. Dalam hal ini termasuk pemasangan / pengadaan
lampu-lampu dengan jenis lampu pijar dengan daya 25 watt dan pemasangan
sesuai dengan gambar.
a. Skakelar dan stop kontak ;
Skakelar dipasang inbow pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai,
bingkai harus rata dengan tembok. Stop kontak harus berkekuatan 10 s/d
15 ampere 500 volt. Stop kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari
permukaan lantai.

58
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

b. Semua fitting harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


Harus lurus, bentuknya betul dan dibuat dari bahan yang tahan karat.
Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan bentuk
maupun warnya sama.
c. K a b e l.
Kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ketempat pekerjaan dalam
bungkus asli, jenis isolasi. Nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya
harus sama. Penampang kabel minimum 2,5 cm dan semua kawat harus
baru.
d. Pengujian.
Semua instalasi setelah selesai harus diadakan uji coba untuk menentukan
apakah kerjanya sempurna dalam segala hal memenuhi syarat-syarat dan
peraturan yang ditentukan. Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh
Kontraktor yang disaksikan oleh direksi.

18. PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN PEMBANGUNAN


1. Ketentuan Umum.
a. Semua bahan yang diperlukan harus dengan ketentuan-ketentuan
spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS - 04 -1989-F atau ketentuan
yang sudah diatur dalam bidang pembangunan pada umumnya.
b. Semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai, dipasang
ataupun dikerjakan dalam pembangunan ini harus seijin Direksi.
c. Bahan alat-alat perlengkapan yang telah dibeli oleh pemborong untuk
pekerjaan ini, diletakkan ditempat yang mudah diperiksa oleh Direksi.
Untuk itu pemborong wajib mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan
tersebut terlaksana.
2. Air Untuk Pembangunan.
Untuk pembangunan, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan
bebas dari mineral zat organik, bebas lumpur, larutan alkali dan lain-lain.
3. Semen Portland.
Untuk beton struktur dipakai sekualitas semen Nusantara yang memenuhi
persyaratan SNI
4. Pasir, Split dan Bekesting.
a. Pasir harus bersih, bebas kotoran.
b. Split harus pecahan dan bebas dari kotoran.
c. Kayu bekesting dari kayu sedemikian rupa, harus sesuai dengan PBI
1971, kuat dan cukup tebal sehingga gejala melengkung tidak terjadi.
5. K a y u.
Untuk semua pekerjaan harus digunakan kayu kualitas baik, kering, tua serta
lurus. Kayu jenis kalimantan harus diawetkan dengan teer atau residu dan
kayu yang dipergunakan memenuhi persyaratan : SNI 03-2445-1991 dan
SNI 03-3527-1994.

59
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

6. Batu bata.
Menggunakan batu bata dari persetujuan Direksi.
8. U b i n.
Lapisan atas ubin keramik ukuran 30 x 30 cm warna ditentukan kemudian
dan keramik ukuran 20 x 25 cm untuk KM / WC merk ubin yang akan
digunakan ditentukan oleh Direksi / Unsur Teknis. Untuk itu pemborong
mengajukan contoh-contoh ubin pabrik tersebut diatas, semua ubin keramik
harus berkualitas baik dan sesuai dengan SK SNI S-04-1989-F.
9. E t e r n i t.
Eternit plat 100 x 100 cm untuk langit-langit dipakai sekualitas cap kerang
super kualitas baik dan tebal 3 (tiga) mm, sesuai dengan SNI 03-2839-1992.
10. Untuk pekerjaan kayu , semua ukuran yang tertera pada gambar, RKS
iniadalah ukuran yang ada dipasaran/perdagangan umum sebelum diserut.
Khusus untuk kosen toleransi ukuran jadi 5,5 x 11,5 cm, ukuran daun jendela
/pintu adalah ukuran sebelum diserut.
11. Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini dapat bersifat pabrikasi yang
dimaksud adalah sekualitas. Semua bahan-bahan yang bersifat pabrikasi :
besi / baja / PVC dimensi yang dipakai sesuai yang ada dan beredar
diperdagangan umum.
12. Lain-lain.
a. Semua bahan dan alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan
diluluskan oleh Direksi.
b. Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat alat
tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan
segala resiko pemborong.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung pemborong.

19. LAIN - LAIN


1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan
tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
( aanwijzing ) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong, maka bagian pekerjaan tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini,
tetapi tidak diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek ini tetap
diselenggarakan dan diselesaikan oleh pemborong.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, silahkan anda
mengerjakan latihan berikut!
Carilah sebuah gambar bestek bangunan kemudian buatlah Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) dari bangunan tersebut.

60
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Petunjuk Jawaban Latihan


Sebelum menjawab soal latihan diatas, identifikasikan dulu item-item pekerjaan apa
saja yang ada dalam bangunan yang saudara rencanakan. Jabarkan semua item tersebut
seperti dalam contoh RKS di atas. Untuk Ketentuan Umum dan Ketentuan Administrasi
bisa menggunakan ketentuan umum dan administrasi yang dikeluarkan dinas Pekerjaan
Umum atau Cipta Karya.

RANGKUMAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat merupakan bagian dokumen lelang yang
menjelaskan bagaimana proyek itu diselenggarakan. Melalui RKS dapat diketahui
bagaimana dan dari bahan apa bangunan itu akan dibuat. Penjelasan teknis yang ada
dalam RKS adalah melengkapi penjelasan dalam gambar kerja.
Secara umum Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) berisi peraturan-
peraturan yang menyangkut tiga hal, yaitu:
1. Persyaratan Umum
2. Persyaratan Administrasi
3. Persyaratan Teknis

TES FORMATIF
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban
yang disediakan!
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat dari suatu proyek berkaitan erat dengan
penyusunan RAB, karena:
A. Menjelaskan bagaimana lelang diadakan.
B. Menjelaskan berapa waktu yang disediakan untuk menyelesaikan proyek.
C. Menjelaskan bagaimana administrasi dari suatu proyek
D. Bagaimana dan dari bahan apa proyek itu dikerjakan.
2. Yang termasuk peraturan administrasi dari suatu proyek adalah:
A. Pelelangan
B. Perjanjian kontrak
C. Pelaksanaan Pekerjaan
D. Kenaikan harga dan Force Majeure
3. Yang termasuk Peraturan Umum dari suatu proyek adalah:
A. Masa pemeliharaan
B. Perpanjangan Waktu Penyerahan

61
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

C. Pengawas Lapangan
D. Pekerjaan Tambahan / Pengurangan
4. Yang tidak termasuk peraturan teknis adalah:
A. Titik Duga dan Ukuran-ukuran
B. Pekerjaan Persiapan
C. Pekerjaan Tambah dan Kurang
D. Ketentuan bahan / material
5. Yang tidak termasuk ketentuan yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan fisik
proyek adalah :
A. Petunjuk dari pemilik proyek
B. Gambar kerja.
C. RKS
D. Gambar tambahan dan perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing.
II. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Sebutkan apa saja yang tertuang dalam RKS!
2. Di bagian manakah dalam RKS yang menjelaskan menganai pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek?
3. Di bagian manakah dari RKS penjelasan mengenai ketentuan pelelangan?
4. Apa yang dijelaskan pada bagian umum dari persyaratan teknis dalam RKS?
5. Pekerjaan apa saja yang dijelaskan pelaksanaannya dalam RKS?

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test yang ada di bagian akhir dari
buku ajar ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = 10 X 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

62
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Tetapi kalau kurang dari 80% silahkan mengulangi kembali bagian
yang anda belum kuasai.

63
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

BAB VI
PERENCANAAN JARINGAN KERJA

Jaringan kerja sangat penting untuk memahami secara teknis dan operasional
bagaimana pelaksanaan suatu proyek. Dari jaringan kerja kita dapat mengetahui urutan
kerja suatu proses pembangunan dan mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya. Kesalahan dalam menyusun jaringan kerja berakibat proyek berjalan
tidak efisien, sehingga terjadi pembengkakan pada total cost. Oleh karena itu
penguasaan materi ini oleh mahasiswa akan sangat membantu memberikan bekal
kompetensi sebagai manajer proyek di lapangan pada saat memasuki dunia kerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu membuat jaringan kerja dari
suatu proyek dan menghitung waktu tempuh proyek dengan benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan elemen dari jaringan kerja
2. Membuat logika ketergantungan antar pekerjaan.
3. Menghitung Waktu tempuh dari penyelesaian suatu proyek.
4. Menghitung slek (kelonggaran waktu kerja).
5. Mengidentifikasi jalur kritis pada suatu jaringan kerja

BAHASAN

Jaringan Kerja (Network Planning) dan Penggunaannya


Jaringan kerja (Network Planning) adalah salah satu dari teknik manajemen
dengan menggunakan prinsip hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan
(variables) yang digambarkan/divisualisasikan dalam diagram network, sehingga
diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan (bila perlu dilembur),
pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang
tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga kerja dapat digeser ke tempat lain
demi efisiensi.
Penggunaan
Network Planning khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang

64
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

hanya dilakukan sekali saja. Jadi harus dibuat network baru untuk setiap proyek
yang akanselesaikan.
Harus juga dibedakan antara Tatalaksana Proyek dengan Tatalaksana Produksi,
yaitu:
a. Tata laksana proyek menyelesaikan hal khusus, hanya dilakukan sekali.
Sedangkan tatalaksana produksi menyelesaikan hal umum yang berulang-
ulang (rutine).
b. Fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam tatalaksana proyek sekeli dipakai
sudah selesai. Sedangkan fasilitas-fasilitas dalam tatalaksana produksi
dapat digunakan untuk macam-macam tugas.

Keuntungan
a. Merencanakan, scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
b. Memikirkan secara menyeluruh, tetapi juga mendetail dari suatu proyek.
c. Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling (waktu) dan
alternative-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
d. Mengawasi proyek dengan lebih efisien, karena hanya jalur-jalur kritis
saja yang perlu konsentrasi pengawasan.
Analisa-analisa Network Planning akan membantu:
c. Time scheduling urutan pekerjaan yang efisien
d. Pembagian merata waktu.
e. Rescheduling bila ada kelambatan-kelambatan penyelesaian.
f. Menentukan pertukaran waktu dengan biaya yang efisien.
g. Membuka kemungkinan-kemungkinan yang lain dalam menyelesaikan
proyek.
h. Merencanakan proyek yang kompleks.

Penyusunan Jaringan Kerja


Pada waktu menggunakan diagram panah dalam metode perencanaan jaringan
kerja, maka ada dua langkah utama, yaitu:
a. Menggambar diagram panah yang memperlihatkan urutan operasi-operasi yang
tepat atau setidak-tidaknya yang feasible.

65
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

b. Mendefinisakan saat mulai dan saat berakhirnya tiap-tiap pekerjaa yang dilakukan
bagi proyek.
Jadi sebelum diagram dapat digambar, kita terlebih dahulu mengetahui (memiliki
daftar) aktivitas-aktivitas apa saja yang harus dilakukan demi untuk mencapai tujuan
dari proyrk tersebut.
Selain itu juga harus dapat menetapkan urutan operasi (sequence of operation),
kaitan antar pekerjaan (inter relationship), dan ketergantungan antar pekerjaan
(interdependency) sedemikian teliyinya sehingga jaringan kerja yang kita lukiskan
nantinya akan mampu menggambarkan arus operasi (flow of operations) yang logis dan
tepat.
Di dalam praktek penyusunan jaringan kerja, kita akan bertemu dengan keadaan
dimana pekerjaan yang satu mengikuti atau mendahului pekerjaan yang lain. Ada pula
kemungkinan bahwa suatu pekerjaan harus menunggu aktivitas yang lain sebelum
pekerjaan itu dapat mulai dilakukan. Dan ada pula dua atau lebih pekerjaan yang
seyogyanya dapat dilakukan bersama-sama.

Jenjang Jaringan Kerja


Seperti halnya dalam susunan organisasi, dimana selalu dilukiskan jenjang
(hierarchy) dari tugas, tanggungjawab, dan kewenangan, maka dalam menyusun
jaringan kerja hal seperti ini dapat pula dilakukan.Tujuan dari menyusun jaringan kerja
berdasarkan jenjang tidak lain adalah untuk mengurangi kerumitan pada gambar
jaringan.
Bagi manajemen tertinggi, biasanya diperlukan gambar jaringan kerja secara
makro yang berguna untuk menggariskan kebijaksanaan (policy) umum. Makin ke
bawah tingkatan manajemen, makin diperlukan jaringan kerja yang lebih terperinci. Jadi
suatu aktivitas yang digambarkan dalam jaringan kerja makro dapat diperinci lagi
menjadi sub-jaringan-kerja. Sub jaringan kerja diperinci diperinci lagi menjadi sub-sub
jaringan kerja dan seterusnya, sehingga diperoleh suatu jadwal kerja harian. Jadwal
kerja harian ini seringkali digambarkan dengan “BAR-CHART” atau “GANTT
CHART.”

Istilah Dan Simbol

1. EVENT
Event adalah suatu keadaan atau situasi pada sesuatu saat (satu kejadian,
satu peristiwa.

66
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Contoh:
a. bahan mentah sampai digudang
b. siap mulai berproduksi
c. harga disetujui
d. konsep advertensi selesai
e. cor beton dimulai.
Simbol dari event adalah lingkaran (node) atau bujur telur (ellips)

Event digunakan sebagai tanda kapan suatu aktivitas dapat mulai dilaksanakan
(start event) dan kapan suatu aktivitas dinyatakan selesai dilaksanakan (finish
event).

2. AKTIVITAS
Aktivitas yaitu kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan di antara dua
event. Event pertama disebut event yang mendahului (preceding event) dan event
yang kedua disebut event yang mengikuti (succeeding event). Aktivitas itu belum
dapat dimulai jika preceding event belum tercapai.
Yang termasuk aktivitas adalah: pekerjaan, pengambilan keputusan,
transportasi, penundaan, dan sebagainya. Singkatnya merupakan “proses” dalam
sistem input – proses – output.
Suatu aktivitas biasanya memerlukan waktu dan sumber daya (resources). Simbol
dari aktivitas adalah anak panah (arrow) yang menghubungkan dua event.
aktivitas

durasi
Even Even
sebelumnya sesudahnya
Arah anak panah itu menunjukkan event apa yang akan dicapai. Akan tetapi
panjangnya panah tidak menunjukkan suatu skala. Dengan kata lain panjang anak
panah tidak menunjukkan lamanya aktivitas itu (durasi aktivitas).
Uraian aktivitas dapat dituliskan secara lengkap (ditulis di atas anak panah)
atau diberi code tulisan (A, B, C, dan seterusnya). Sedang lamanya aktivitas (durasi)
dituliskan di bawah anak panah.

3. AKTIVITAS DUMMY
Adalah suatu aktivitas yang tidak membutuhkan sumberdaya dan tidak mem-

67
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

butuhkan waktu (zero time dummy). Sehingga disebut juga aktivitas semu. Aktivitas
dummy digunakan untuk memperlihatkan ketergantungan dari suatu event kepada
event yang lain, akan tetapi tidak membutuhkan semberdaya maupun waktu.
Dalam praktek terdapat adanya suatu aktivitas menunggu dan nyata-nyata
membutuhkan waktu (misal: menunggu mengerasnya beton, menunggu dinginnya
benda kerja di udara, dll). Akan tetapi aktivitas-aktivitas tadi tidak memerlukan
sumber daya khusus.
Aktivitas semacam ini disebut “real time dummy” dan digambarkan tetap sama
dengan zero time dummy. Simbol dari aktivitas dummy adalah suatu panah yang
terputus putus.
aktivitas

Durasi
Even Even
sebelumnya =0 sesudahnya

4. URUTAN AKTIVITAS
Sebelum kita melangkah pada penyusunan aktivitas, terlebih dahulu perlu
dibicarakan aturan main (perjanjian) dalam penyusunan aktivitas dalam jaringan
kerja, yaitu:
a. PERJANJIAN I
Di antara dua event (nodes) hanya boleh ada satu aktivitas (panah) yang
menghubungkannya. Sebagai konsekuensinya, jika timbul kesulitan dalam
penggambarannya, maka dapat diselesaikan dengan aktivitas semu (dummy).
Contoh: B

A D

Gambar tersebut menyalahi Perjanjian I. Sebagai solusinya maka bias dengan


bantuan dummy, seperti berikut:
A B D

68
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

b. PERJANJIAN II
Aktivitas semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk menggambarkan
hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu Network.

Bila kita sedang memperhatikan suatu aktivitas, hendaknya selalu mengajukan


pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Aktivitas apa saja yang mendahului aktivitas tersebut
2) Aktivitas apa saja yang dapat dikerjakan bersama-sama dengan aktivitas
tersebut
3) Aktivitas apa saja yang mengikuti sesudah aktivitas tersebut
4) Keadaan bagaimana (event) yang mengendalikan dimulainya aktivitas tersebut.
5) Keadaan bagaimana (event) yang mengendalikan berakhirnya aktivitas tersebut.

Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut telah terjawab, maka urutan (sequence) dari


diagram panah akan dapat disusun. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
A B
1)

Pekerjaan A mendahului pekerjaan B atau pekerjaan B baru dapat dimulai setelah


pekerjaan A selesai. (Pekerjaan B mengikuti pekerjaan A).

A
2)

C
B

Aktivitas-aktivitas A dan B mendahului aktivitas C atau aktivitas C hanya dapat


dilaksanakan jika aktivitas A dan B telah selesai, atau aktivitas A dan B harus selesai
terlebih dahulu sebelum aktivitas C dapat dimulai.
A
C

3)
B
D

69
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Aktivitas C dan D baru dapat dimulai jikalau aktivitas A dan B telah selesai.

4)
B
A

Aktivitas A mendahului aktivitas B dan C, atau aktivitas B dan aktivitas C baru


dapat dimulai setelah aktivitas A selesai.

A B
5)

C D

Aktivitas B sudah dimulai asalkan aktivitas A sudah selesai. Akan tetapi aktivitas D
tidak dapat dimulai walaupun aktivitas C sudah selesai, karena harus menunggu
selesainya aktivitas A (dummy).
Untuk lebih menjelaskan peranan aktivitas dummy, maka kita pergunakan
contoh kejadian-kejadian tersebut. Suatu prosedur apabila salah satu ban mobil kita
gembes di jalan, maka aktivitas-aktivitas yang akan kita lakukan adalah:
a. Melepaskan roda yang gembes
b. Menambal ban
c. Mengambil roda cadangan
d. Memasang roda cadangan.

Jadi aktivitas B dan D harus mengikuti aktivitas A, akan tetapi aktivitas D selain
mengikuti A juga harus mengikuti C. Maka dapat digambarkan dalam suatu jaringan
kerja sebagai berikut:

70
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

A
B

C
D

5. DIAGRAM PANAH SUATU PROYEK


Dalam gambar diagram suatu proyek akan selalu didapatkan satu event yang
tidak didahului oleh event lain dan disebut “event awal” dari proyek. Aktivitas yang
mengikuti event itu disebut “aktivitas awal”. Kemudian ada pula satu even yang
tidak diikuti oleh event yang lain dan disebut “event akhir” dari proyek, dan
aktivitas yang menuju kepada event itu disebut “aktivitas akhir” dari proyek.

6. MEMBERI NOMOR PADA EVENT


Apabila suatu aktivitas telah tersusun dalam bentuk jaringan kerja yang tertutup
(lengkap), maka kepada tiap-tiap event dapat diberi nomor-nomor. Node yang
menandakan suatu event diberi nomor mulai dari awal berturut-turut sampai kepada
event akhir dari jaringan kerja. Sudah dipastikan bahwa bagi aktivitas-aktivitas
individual, maka nomor event sebelumnya harus lebih kecil daripada event
sesudahnya.
Biasanya event awal digambarkan di sebelah kiri dari kertas gambar dan event akhir
di sebelah kanan dari kertas gambar. Jadi nomor-nomor dari event juga dimulai dari
sebelah kiri, makin ke kanan makin besar. Adapun besarnya nomor dapat
ditempatkan secara meloncat-loncat.
Contoh:

B
A 4 10 I

C D
1 7 20
E H
F G
5 9 15
5

Pemberian nomor seperti ini ada gunanya, yaitu apabila di kemudian hari jaringan
kerja tersebut mengalami peninjauan kembali, dan ternyata diperlukan tambahan-

71
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

tambahan aktivitas, maka aktivitas-aktivitas baru tersebut dapat disisipkan di


antara aktivitas yang ada, tanpa mengadakan perubahan nomor secara
keseluruhan.

Karakteristik Penggunaan di Dalam Penggambaran Jaringan Kerja

a. Bila lebih dari satu aktivitas/kegiatan berasal dari dan menuju pada event yang
sama, diperlukan dummy.
Contoh:
2
A
B D
1 4 5

C
3

Aktivitas A, B, dan C berasal dari event 1 menuju event 4

b. Bila lebih dari satu aktivitas ( misal A, B, C ) berasal dari dan menuju/berakhir
pada event yang berbeda serta masing-masing aktivitas tersebut mempunyai
kelanjutan (D, E, F), maka bila salah satu aktivitas lanjutannya sangat
dipengaruhi oleh aktivitas sebelum (A, B, C ), diperlukan dummy.

A D
1 2 3

B E
4 5 6

C F
7 8 9

Aktivitas E dapat dimulai bila A, B, dan C selesai.

c. Bila lebih dari satu aktivitas (misal A dan B), berasal dari dan menuju/berakhir
pada event yang berbeda, serta masing-masing aktivitas tersebut mempunyai

72
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

kelanjutan (C dan D). Maka bila kedua aktivitas tersebut (A dan B) sangat
mempengaruhi saat dimulainya suatu aktivitas lain (E), maka diperlukan
dummy.
A C
1 2 3

E
5 6

B D
7 8 9

Aktivitas E baru dapat dimulai bila A dan B selesai.

Kegiatan Semu (Dummy Activity)


Kita telah mengetahui bahwa untuk berhasilnya suatu pelaksanaan proyek
dibutuhkan perencanaan yang baik dan akurat.
Ada beberapa cara/ alat dalam membuat perencanaan proyek yang kita kenal dan
salah satu cara yang paling sering digunakan dan efektif (terutama untuk proyek
yang komplek) adalah Perencanaan Jaringan Kerja (Net Work Planning/ Nwp).
Dalam penggambaran jaringan kerja ini seringkali kita harus
menggambarkan aktivitas/ kegiatan yang sebenarnya tidak ada. Kegiatan atau
aktivitas ini disebut sebagai KEGIATAN SEMU (dummy activity). Kegiatan semu
ini digambarkan dalam jaringan kerja agar keterkaitan dan ketergantungan antara
kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain nampak jelas.
Untuk situasi-situasi dibawah ini kita dalam menggambar jaringan kerja
memerlukan adanya kegiatan semu (dummy activity) :
1.Jika 2 (dua) atau lebih kegiatan didahulukan dan diikuti kegiatan yang sama.

A B D

C
dummy

Aktivitas/ Kegiatan Keterangan

73
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

B C
Yang mendahului A A Sama
Yang mengikuti D D Sama

2.Jika 2 (dua) kegiatan atau lebih didahului oleh beberapa kegiatan dan di antaranya
ada kegiatan yang sama dan ada yang berbeda.
A D
Contoh :

B
dummy

C E

Aktivitas/ Kegiatan
Keterangan
D E
Yang mendahului A, B B, C Yang sama : B
Yang beda : A
dan : C
Yang mengikuti - -

3.Jika 2 (dua) kegiatan atau lebih yang masing-masing didahului oleh kagiatan yang
berbeda, tetapi diikuti oleh kegiatan-kegiatan yang diantaranya ada yang sama
E
dan ada juga yang berbeda.
Contoh :
A C F

B D
H

Aktivitas/ Kegiatan
Keterangan
C D

74
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Yang mendahului A A berbeda


Yang mengikuti F, F, G G, H, I yang sama : G
yang beda : E, F,
dan H, I

Bila kita teliti lebih jauh, maka keadaan 3 ini adalah sama dengan keadaan 2.
Coba kita amati kegiatan G dan H : G dan H didahului kegiatan yang sama yaitu
kegiatan D dan yang berbeda yaitu kegiatan C.

4.Untuk menggambarkan “ladder diagram” (diagram tanggal).


Diagram tangga adalah suatu jaringan kerja yang menggambarkan kegiatan-
kegiatan yang dapat dipecah menjadi beberapa sub-kegiatan.
Gambar ini menunjukkan suatu kegiatan yang belum diselesaikan seluruhnya
sudah dapat diikuti/ dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
Missal, dalam pembangunan sebuah rumah : pekerjaan/ kegiatan pembuatan
sloff sudah dapat dimulai walaupun kegiatan pemasangan pondasi belum selesai,
demikian pula pekerjaan tembok sudah dapat dimulai walaupun kegiatan
pembuatan sloof belum selesai.

A1 A2 A3

B1 B2 B3

C1 C2 C4

A1, 2, 3 : sub kegiatan pemasangan pondasi


B1, 2, 3 : sub kegiatan pembuatan sloof
C1, 2, 3 : sub kegiatan pekerjaan tembok

5.Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dalam menbuat jaringan kerja adalah:

75
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

a. Membuat tabel rangkaian kegiatan dilengkapi dengan kegiatan yang


mendahului (kegiatan sebelumnya) dan kegiatan yang mengikuti (kegiatan
sesudahnya).
b. Teliti apakah ada kegiatan-kegiatan yang memenuhi salah satu dari keadaan
1, 2, atau 4
c. Beri tanda bintang ( * ) untuk kegiatan-kegiatan yang memenuhi criteria
(keadaan 1, 2 atau 4).
d. Teliti apakah ada duplikasi, kalau ada hilangkan duplikasinya.

Jalur Kritis (Critical Paths)


Salah satu keputusan yang pertama-tama perlu diambil pada waktu
perencanaan jaringan-kerja ialah unsur mana yang akan memperoleh perhatian utama,
apakah kita akan mengutamakan event ataukah aktivitas ataukah kedua-duanya.
Jikalau jaringan-kerja itu menitik beratkan pada event, maka disebut jaringan-
kerja berorientasi event (EVENT-ORIENTATED NETWORK) dan bila titik berat
diletakkan kepada aktivitas, maka disebut jaringan-kerja berorientasiaktivitas
(ACTIVITY-ORIENTATED NETWORK).
Event-orientated network sama sekali hanya dirangsang oleh event-event apa
yang harus dicapai, sedangkan aktivitas apa yang dilakukan untuk mencapai event itu
tidak dianggap perlu untuk dijelaskan. Network jenis ini banyak dikerjakan pada saat
permulaan dari perencanaan proyek, juga seringkali berguna untuk melakukan
pengendalian atas jaringan-kerja oleh manajemen yang senior.
Activity-orientated network menitik beratkan perhatiannya kepada aktivitas-
aktivitas, dan hanya sedikit menerangkan tentang event-event.
Network jenis ini dipakai secara luas dalam pelaksanaan proyek tingkat operasi. Juga
banyak dipakai dalam perhitungan-perhitungan atas perhitungan sumberdaya
(resources).
Jadi apabila mungkin sebaiknya suatu jaringan-kerja disusun mula-mula yang
dapat memberikan keterangan lengkap baik bagi event-event maupun aktivitas-aktivitas.
Setelah hal itu dilakukan, maka kemudian dilakukan analisa-analisa yang cocok dengan
tingkat-tingkat manajemen dari proyek.

76
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Jalur Kritis (Critical path) adalah jalur yang melintasi aktivitas-aktivitas


dengan jumlah durasi (cumulative duration) yang paling panjang. Jumlah waktu yang
diperlukan oleh pekerjaan-pekerjaan yang dilalui jalur kritis itu adalah lamanya waktu
proyek keseluruhan (overall project duration). Aktivitas-aktivitas yang dilalui oleh jalur
kritis itu disebut aktivitas-aktivitas kritis (critical activities, critical jobs).
Lambang yang digunakan untuk menggambarkan jalur kritis adalah double
arrow atau anak panah sejajar.

Pengertian Tentang Waktu


Dalam hal menyatakan unsur waktu di dalam jaringan-kerja, dibedakan antara
waktu yang terpakai untuk menyelesaikan aktivitas (disebut DURASI), dan waktu untuk
menyatakan event-event (disebut EVENT TIMES).
Dasar penelitian metode jalur kritis (C.P.M.) ialah memisah-misahkan
pekerjaan-pekerjaan satu per satu dan diklasifikasi kedalam pekerjaan KRITIS dan
pekerjaan NON-KRITIS. Bahkan beberapa dari pekerjaan yang non-kritis dapat juga
diklasifikasi lebih lanjut menjadi pekerjaan SUB-KRITIS. Unsure yang memegang
peranan dalam klasifikasi ini ialah unsure waktu.
Kesukaran yang sering dihadapi dalam menyusun jaringan-kerja biasanya
bukan soal dalam menentukan urutan logis (logical sequence) daripada aktivitas-
aktivitas, melainkan soal menetapkan DURASI daripada tiap-tiap aktivitas. System dari
PERT telah ternyata dapat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dan akan
dibahas tersendiri.

Event Times
Dalam suatu jaringan-kerja biasanya si perencana tidak dapat
mengatakansecar tepat kapan sesuatu event akan harus terjadi, dan kapan event time itu
paling lambat harus terjadi (LATEST EVENT TIME).
Oleh karena itu maka NODE/ TITIK dari suatu evevt itu dibagi-bagi ke
dalam ruang-ruang (3 ruang) sehingga informasi yang diperlukan dapat diisikan ke
dalam ruang-ruang tersebut.
b
a
c

77
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

a = ruang untuk NOMOR dari event


b = ruang untuk EARLIEST EVENT TIME (EET)
c = ruang untuk LATEST EVENT TIME (LET)

Menghitung EET
Jika dalam suatu rangkaian aktivitas EETdari event awal sudah ditentukan
sedang durasi dari masing-masing event aktivitas dalam rangkaian tadi diketahui pula,
masing-masing EET dari tiap-tiap event-nya dapat dihitung.
Contoh 1:

Jadi kalau ditentukan bahwa EET event awal adalah 0 (EET1 = 0), maka :
EET2 = 0 + 4 = 4
EET3 = 4 + 10 = 14
EET4 = 14 + 16 = 30
Contoh 2 ;

78
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Event 7 (yang merupakan titik kumpul (marge) dari aktivitas-aktivitas (D, E dan F) baru
akan terjadi apabila aktivitas D, E dan F telah selesai semuanya, berarti aktivitas yang
paling lamalah yang menentukan terjadinya SET7.
Pekerjaan D akan selesai pada waktu 30 + 20 = 50
Pekerjaan E akan selesai pada waktu 20 + 25 = 45
Pekerjaan F akan selesai pada waktu 10 + 30 = 40
Jadi paling pagi event 7 baru akan terjadi pada saat 50, atau EET7 = 50
Sedangkan EET8 = 50 + 10 = 60.

Menghitung LET
Seandainya event 8 tersebut diatas merupakan event akhir dari pada suatu
proyek, maka berarti bahwa proyek itu keseluruhannya akan selesai paling pagi pada
saat 60 (EET8 = 60). Telah menjadi suatu konvensi bahwa EET dari event akhir itu
harus ditetapkan pula sebagai event yang paling lambat harus terjadi. Jadi LET dari
event 8 juga harus 60 (LET8 = 60)
Dengan demikian maka LET dari event 3 apabila event 3 itu merupakan titik
derai (burst) dari aktivitas A, B dan C.

Kalau mengikuti job C, LET3 boleh 30 – 16 = 14


Kalau mengikuti job B, LET3 boleh 30 – 10 = 20
Kalau mengikuti job A, LET3 boleh 20 – 4 = 16

Dari ketiga kemungkinan LET3 itu,harus kita ambil yang terkecil, jadi LET3 = 14.

79
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Seandainya kita mengambil bukan yang terkecil, misalnya kita ambil LET 3 =20, maka
aktivitas C baru akan selesai pada saat 20 + 16 = 36, berarti terlambat dari yang
seharusnya (30), pekerjaan A juga akan selesai terlambat (20 + 4 = 24).

KESIMPULAN
1. Untuk mendapat nilai EET dilakukan perhitungan maju.
2. Jika suatu event merupakan titik kumpul dari beberapa aktivitas maka nilai
terbesar dari perhitungan dipakai sebagai nilai EET dari event itu.
3. Untuk mendapat nilai LET, dilakukan perhitungan mundur.
4. Jika suatu event merupakan titik derai dari beberapa aktivitas maka nilai terkecil
dari perhitungan dipakai sebagai LET event itu.

Pengertian Tentang Float (Tenggang/ Longgar)


Bila kita perhatikan aktivitas dengan event-event dibawah ini (satuan waktu
= hari).

Maka terlihat bahwa EETi = 9, durasi dari aktivitas A = 5 hari. Jadi sebenarnya
pekerjaan A itu sudah dapat selesai paling pagi pada hari 9 + 5 = 14 (EETj = 14).
Akan tetapi dari diagram itu ternyata bahwa EET j boleh terjadi pada hari 17
(EETj = 17), ini berarti bahwa ada kelonggaran waktu 3 hari (17 – 9 – 5) untuk
menyelesaikan pekerjaan A, tanpa menghambat pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Lebih
lanjut diagram itu juga menunjukkan bahwa LETj boleh terjadi pada hari 22, ini berarti
kelonggaran waktu penyelesaian pekerjaan A lebih besar lagi yaitu 22 – 9 – 5 = 8 hari.
Kelonggaran-kelonggaran waktu penyelesaian itu disebut “FLOAT”.
Float yang pertama disebut “FREE FLOAT”, karena disini karyawan bebas memilih
apakah dia akan mulai bekerja pagi hari 9 (EET i) dan selesai pada hari 14 (3 hari lebih
pagi dari pada EETj); atau mulainya diperlambat pada hari 12 dan selesai pada hari (12
+ 5) = 17 sama dengan EETj yang ditentukan.

80
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Float yang kedua disebut “TOTAL FLOAT”, ialah longgar waktu jika
karyawan bekerja mulai dari EETi.
Perumusan matematik float :

Total float = t4 – t1 – d
Free float = t3 – t1 – d

Interfering float = t4 – t3
Atau = t2 – t1
Independent float = t3 – t2 – d
Hanya total float dan free float yang umum dipakai dalam jaringan-kerja.
Apabila ternyata bahwa suatu aktivitas tidak memiliki sesuatu kelonggaran-
kelonggaran, maka :
Total float = 0, dan juga
Free float = 0
Maka hal ini berarti bahwa aktivitas itu adalah aktivitas kritis. Aktivitas itu
harus diselesaikan tepat pada waktunya, berarti juga harus dimulai tepat pada waktunya
pula. Bila tidak selesai tepat pada waktunya maka dia akan menghambat pekerjaan-
pekerjaan berikutnya sehingga keseluruhan penyelesaian proyek akan terlambat.
Event-event yang menjadi ujung dan pangkal dari aktivitas kritis disebut
event-event kritis. Tanda dari pada event-ewvent kritis ialah apabila EET = LET.
Gambar berikut, ditinjau dari aktivitas A, maka hari 9 itu dapat juga disebut
saat mulai paling pagi(EARLIEST START TIME) sedangkan EARLIEST FINISH
TIME aktivitas itu ialah 9 + 5 = 14.

81
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Jikalau kita akan mengambil waktu penyelesaian paling lambat (LATEST FINISH
TIME) maka LFT = 22, dengan demikian maka saat mulai boleh paling lambat
(LATEST STAR TIME) dalam hal ini 22 – 5 = 17 hari.
Ada baiknya apabila kita menelaah suatu network, kemudian disusun suatu
table yang menggambarkan hasil-hasil perhitungan EST, EFT, LST, LFT serta total float
dan free float.
Contoh:

Dari gambar jaringan di atas, dapat dihitung durasi serta total float dan free float dalam
table berikut:

Aktivi EST EFT LST LFT Total Free


Durasi Keterangan
tas Pada Hari ke Float Float
A 4 0 4 14 18 14 0 Non Kritis
B 8 0 8 0 8 0 0 Kritis
C 7 0 7 4 11 4 0 Non Kritis
D 6 8 14 27 33 19 5 Non Kritis
E 12 8 20 8 20 0 0 Kritis
F 15 4 19 16 33 14 0 Non Kritis
G 9 7 16 11 20 4 4 Non Kritis
H 10 20 30 26 36 6 6 Non Kritis
I 0 20 20 20 20 0 0 Kritis
J 3 19 22 33 36 14 14 Non Kritis
K 11 20 31 20 31 0 0 Kritis
L 5 31 36 31 36 0 0 Kritis

82
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Karena lintasan kritis adalah jalur yang melalui aktivitas-aktivitas dengan total float dan
free float 0, maka lintasan kritis dalam network di atas adalah yang melewati aktivitas-
aktivitas B, E, I, K dan L atau yang melewati event-event 0-2-5-6-7-8.
Memperhitungkan EST, EFT, LST, dan LFT ini penting bagi penentuan kebijakan
alokasi sumberdaya.
Besarnya Total float dan Free float dapat dihitung langsung dari EET(i), LET(i) dan
EET(j) serta LET(j) pada gambar jaringan akan lebih cepat.

Time Schedule Dan Kurva “S”


A. Penggunaan Kurva “S”
Berdasarkan jaringan kerja yang sudah dibuat, kita dapat menerjemahkannya
kepada kendali yang lebih praktis, yaitu kurva “S”. Sebagaimana halnya jaringan kerja,
dalam kurva “S” juga dapat diketahui urutan kerja suatu proses pembangunan dan
mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Kurva “S” merupakan alat kendali proyek yang berfungsi untuk mengetahui
kemajuan setiap tahapan dari proyek, sehingga diketahui apakah pelaksanaan suatu
proyek memiliki progress yang positif dalam pengertian sesuai dengan yang
direncanakan atau progress yang negative dimana pelaksanaan proyek berjalan lamban
dan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sebagai alat kendali proyek, maka kurva
“S” dibuat sebelum pelaksanaan suatu proyek, dan biasa disebut kurva “S” perencanaan,
dan pada saat pelaksanaan, dengan berdasarkan laporan mingguan atau bulanan dibuat
kurva “S” pelaksanaan. Kedu kurva “S” tersebut kemudian diperbandingkan. Jika kurva
“S” pelaksanaan berada di atas kurva “S” perencanaan, berarti terjadi deviasi positif,
artinya proyek berjalan sesuai rencana atau bahkan lebih cepat dari jadwal yang
direncanakan. Sebaliknya jika kurva “S” pelaksanaan berada di bawah kurva “S”
perencanaan, berarti terjadi deviasi negative, artinya proyek berjalan lebih lambat dari
jadwal yang direncanakan.
Dalam keadaan proyek mengalami deviasi negative, berarti terjadi trend
keterlambatan, dan jika tidak diantisipasi maka penyelesaian keseluruhan proyek
terancam mundur (terlambat) dari jadwal yang ditetapkan.
B. Penyusunan Kurva”S”
Dalam menyusun kurva “S” dibutuhkan beberapa tahapan, yaitu:

83
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

a. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Sebelum menyusun kurva “S” harus dipastikan bahwa perhitungkan RAB sudah
benar.
b. Menghitung Bobot Pekerjaan
Setiap item pekerjaan harus dihitung bobot pekerjaannya, yaitu dengan rumus:

Harga item pekerjaan


Bobot pekerjaan = Harga konstruksi keseluruhan (diluar pajak) xx 100%

c. Menghitung Durasi (waktu pelaksanaan pekerjaan)


Durasi masing-masing pekerjaan disesuaikan dengan durasi yang ada dalam
network planning.
d. Menyusun Urutan Pekerjaan
Urutan pekerjaan disesuaikan dengan durasi yang ada dalam network planning.
e. Menghitung bobot harian/mingguan dari masing-masing item pekerjaan
Jika satuan waktu terkecil adalah mingguan, maka bobot mingguan dihitung dengan
membagi bobot pekerjaan dengan jumlah minggu pelaksanaan. Jika bobot pekerjaan
A adalah 5% diselesaikan dalam 5 minggu, maka bobot pekerjaan A dalam 1
minggu adalah 5/5 = 1%.
f. Menghitung bobot harian/mingguan dari keseluruhan proyek
Semua pekerjaan yang terjadi pada hari/minggu yang sama dijumlahkan bobotnya
menghasilkan bobot total harian (mingguan).
Jika pada minggu II terdapat pekerjaan A 1% dan pekerjaan B 2%, maka bobot
pekerjaan pada minggu II adalah sebesar 1 + 2 = 3%.
g. Menghitung bobot komulatif sampai pada akhir pelaksanaan
Bobot komulatif adalah jumlah bobot pekerjaan harian/mingguan dari mulai awal
pekerjaan dimulai sampai hari/minggu ke(n).
Jika bobot pekerjaan minggu I= 2% dan bobot pekerjaan minggu II=3%, maka
bobot pekerjaan komulatif minggu II adalah 2 + 3 = 5%.
h. Membuat kurva dari bobot komulatif sampai selesai pekerjaan (100%).
Dari bobot komulatif per hari atau per minggu digambarkan dalam kurva berskala
0% sampai dengan 100%, dimana 0% diletakkan pada titik terbawah dan 100%
diletakkan pada titik teratas, kemudian pada titik-titik tersebut ditarik garis sehingga
menghasilkan lukisan suatu kurva, yang kemudian disebut kurva “S”.

Perhatikan Network Planning dan Kurva “S” berikut ini !

84
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Kurva “S” dari network planning tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Perhatikan kolom-kolom yang diarsir, yaitu pada pekerjaan A, B, E, dan G


menunjukkan lintasan kritis dari proyek tersebut sebagaimana juga ditunjukkan dalam
Network Planning.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, silahkan anda
mengerjakan latihan berikut!
Hitunglah EET dan LET dari proyek dibawah ini.

Dalam soal tersebut diatas, pada hari ke berapakah proyek tersebut dapat selesai, dan
tunjukkan jalur kritisnya? (anggap satuan durasi waktunya adalah hari ). Buatlah Kurva

85
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

“S” dari jaringan tersebut di atas, dengan bobot masing-masing pekerjaan adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan A : 3%
2. Pekerjaan B : 24%
3. Pekerjaan C : 16%
4. Pekerjaan D : 12%
5. Pekerjaan E : 9%
6. Pekerjaan F : 27%
7. Pekerjaan G : 9%
Petunjuk Jawaban Latihan
Sebelum menjawab soal latihan diatas, lihat kembali cara menghitung EET dan LET,
kemudian hitunglah EET dan LET jaringan tersebut. Masukkan schedule pekerjaan
yang ada dalam lintasan kritis dalam schedule kurva “S”, kemudian ikuti dengan
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Selanjutnya selesaikan sebagaimana contoh di atas.

RANGKUMAN
Perencanaan Jaringan Kerja (Network Planning) dan Kurva “S” adalah
langkah penting dalam perencanaan proyek, karena keduanya merupakan alat untuk
mengendalikan proyek. Seberapa efektifkan pelaksanaan pekerjaan suatu proyek sangat
ditentukan oleh bagaimana Jaringan kerja itu disusun. Dalam Network Planning dapat
diketahui pekerjaan-pekerjaan mana yang berada pada lingkaran kritis, sehingga
pengawasan bias difokuskan pada pekerjaan-pekerjaan tersebut, karena pekerjaan-
pekerjaan itulah yang akan menentukan kapan pekerjaan bias diselesaikan.

TES FORMATIF
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban
yang disediakan!
1. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan dalam menyusun jaringan kerja, kecuali:
A. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan (aktivitas) yang akan dilakukan.
B. Menyusun logika keterkantungan (urutan aktivitas).
C. Menentukan durasi dari masing-masing aktivitas.
D. Menghitung bobot pekerjaan.
2. Yang tidak termasuk istilah / symbol yang digunakan dalam Network Planning
adalah:

86
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

A. Kurva
B. Nodes (Event)
C. Aktivitas
D. Dummy
3. Waktu penyelesaian suatu proyek dalam suatu jaringan kerja ditentukan melalui:
A. Jumlah durasi masing-masing aktivitas
B. Jumlah aktivitas-aktivitas yang berdurasi paling kecil
C. Jumlah dari durasi aktivitas yang berada dalam lintasan kritis
D. Durasi dari aktivitas yang paling besar
4. Yang tidak termasuk penjelasan aktivitas dummy adalah:
A. Adalah suatu aktivitas yang tidak membutuhkan sumberdaya dan tidak
membutuhkan waktu (zero time dummy).
B. Aktivitas dummy digunakan untuk memperlihatkan ketergantungan dari suatu
event kepada event yang lain, akan tetapi tidak membutuhkan semberdaya
maupun waktu.
C. Dalam praktek terdapat adanya suatu aktivitas menunggu dan nyata-nyata
membutuhkan waktu (misal: menunggu mengerasnya beton, menunggu
dinginnya benda kerja di udara, dll). Akan tetapi aktivitas-aktivitas tadi tidak
memerlukan sumber daya khusus.
D. Aktivitas dummy dipakai jika ada kesulitan dalam menggambarkan hubungan
antara suatu aktivitas dengan aktivitas yang lain.
5. Keuntungan dari Kurva “S” dalam pengendalian proyek adalah, kecuali:
A. Dapat mengetahui kapan proyek dapat diselesaikan.
B. Dapat mengetahui bobot komulatif yang sudah dicapai dari suatu tahapan
proyek.
C. Dapat mengetahui kecendrungan yang terjadi dalam suatu proyek, sehingga
dapat diprediksi apakah proyek mengalami keterlambatan atau tidak.
D. Dapat mengetahui berapa tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

II. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut!


6. Sebutkan apa saja yang merupakan komponen / unsur yang ada dalam Network
Planning!!
7. Network Planning tidak dapat dipakai pada semua kegiatan, jelaskan pada kegiatan
yang bagaimanakan Network Planning dapat digunakan?
8. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang terkatagori masuk dalam lintasan kritis?

87
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

9. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva “S” mengalami deviasi positif dan deviasi
negative !
10. Hitung Total Float dan Free Float dari jaringan berikut:

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test yang ada di bagian akhir dari
buku ajar ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = 10 X 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Tetapi kalau kurang dari 80% silahkan mengulangi kembali bagian
yang anda belum kuasai.

DAFTAR PUSAKA

88
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Badri, Sofwan. 1991. Dasar-Dasar Network Planning (Dasar-Dasar Perencanaan


Jaringan Kerja). Jakarta: Rineka Cipta.
Irawan, Yanto. 2007. Panduan Membangun Rumah, Desain, Analisis Harga dan
Rencana Anggaran Biaya. Jakarta: Kawan Pusaka.
Soegiharjo, R. 1977. Ilmu Bangunan Gedung I, II, III. Jakarta: Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Sunggono. 1995. Buku Teknbik Sipil. Bandung: Nova.
Sastraatmadja, Soedrajat. 1994. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova.

LAMPIRAN : KUNCI JAWABAN

89
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

Kunci jawaban BAB II:


1. D
2. B
3. C
4. A
5. D
6. Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan (aktivitas) yang berurutan dan
menghasilkan suatu produk, dimana aktivitas ini dibatasi oleh waktu, biaya dan
mutu.
7. Proyek fisik dan proyek non fisik.
8. Unsur yang terlibat dalam suatu proyek adalah:
b. Principal (Bouwheer) atau orang yang memberi pekerjaan
c. Penasehat atau Adviser
d. Direksi atau Pengawas/Pengurus
e. Pemborong atau Annemer
f. Pelaksana atau Uitvoeder
9. Arsitek annemer adalah arsitek yang merangkap sebagai pelaksana, dimana arsitek
tidak mendapatkan honorarium perencanaan tetapi mendapatkan keuntungan dari
pelaksanaan.
10. Contoh proyek fisik : proyek pembangunan jalan raya,
contoh proyek non fisik: perencanaan kawasan industra.

Kunci Jawaban BAB III


1. A
2. A
3. D
4. A
5. B
6. Tahapan awal proses perencanaan adalah gagasan/ide dari pemilik (owner).
7. Proses mendapatkan pekerjaan perencanaan suatu proyek dapat melalui pengajuan
proposal oleh konsultan (rekanan), penunjukkan langsung oleh pemilik proyek atau
melalui sayembara.
8. Proses pengadaan oleh pihak kontraktor dapat dilakukan melalui penunjukkan
langsung atau melalui pelelangan.

90
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

9. Pada saat menjelang pembacaan penawaran peserta lelang.


10. Kelengkapan dokumen lelang: RKS, RAB, Gambar konstruksi.

Kunci Jawaban BAB IV


1. C
2. C
3. B
4. D
5. C
6. Yang harus disiapkan dalam membuat RAB.adalah
- Menyiapkan gambar kerja
- Menyiapkan keterangan mengenai syarat-syarat teknis
- Menyiapkan daftar analisa harga satuan
- Menyiapkan daftar harga tenaga
- Menyiapkan daftar harga material
7. Untuk ukuran balok 40 x 50 cm, 1 m3 membutuhkan panjang = 1/(0,4x0,5) = 5 m’
 Panjang besi Ø19 = 5m x 8 btg = 40m’
 Jumlah baja sengkang (begel) Ø8 = 5m/0,15 = 33 bh
 Panjang 1 bh begel = 0,35m+0,35m+0,45m+0,45m+0,1m
= 1,7m’
 Panjang begel keseluruhan = 1,7m x 33bh = 56,1 m’
 Berat baja Ø19 = 40m x 2,23 kg = 89,2 kg
 Berat baja Ø8 = 56,1m x 0,393 kg = 22,05 kg
 Berat total tulangan baja = 89,2 + 22,05 = 111,25 kg
8. Bahan yang biasa digunakan dalam konstruksi rangka plafon adalah kayu atau besi
hollow.
9. Yang termasuk item-item dalam pekerjaan sanitair adalah pemasangan kloset
jongkok/kloset duduk, pemasangan bak fiber, pemasangan keran air, pemasangan
kitchen sink (tempat cuci piring), pemasangan wastafel, pemasangan floor drain
(drainase lantai), pemasangan tangki air, pembuatan septictank dan sumur resapan.
10. Biaya yang dibutuhkan untuk mengecat tembok dalam seluas 200m2 adalah:
Harga 1 m2 pekerjaan cat tembok adalah Rp. 17.308,-

Koefi Satu Jenis bahan /Tenaga Harga Jumlah


sien an Satuan (Rp) Harga (Rp)
0,2500 kg Cat dinding 27.200 6.800

91
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

0,0200 kg Plamir tembok 37.500 750


0,0430 bh Roll cat 12.500 538
0,2000 lbr Amplas 2.500 500
0,1130 org Tukang cat 40.000 4.520
0,1400 org Pekerja 30.000 4.200
Jumlah 17.308
Sehingga harga untuk 200 m2 = 17.308,- x 200m2
= Rp. 3.461.600,-

Kunci Jawaban BAB V


1. D
2. B
3. C
4. C
5. A
6. Yang tertuang dalam RKS!
a. Persyaratan Umum
b. Persyaratan Administrasi
c. Persyaratan Teknis
7. Di bagian persyaratan umum
8. Di bagian persyaratan umum
9. Yang dijelaskan pada bagian umum dari persyaratan teknis dalam RKS adalah:
a. Spesifikasi teknis
b. Peraturan-peraturan teknis yang digunakan
c. Kemungkinan terjadinya perbedaan ukuran
10. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek.

Kunci Jawaban BAB VI


1. D
2. A
3. C
4. D
5. D
6. Komponen / unsur yang ada dalam Network Planning :
- aktivitas
- kejadian (nodes/event)
- dummy

92
Buku Ajar RAB Teknik Sipil UNDARIS

7. Networ Planning digunakan pada Tata laksana proyek, yaitu untuk menyelesaikan
suatu proyek yang hanya dilakukan sekali saja.
8. Semua pekerjaan yang tidak memiliki sleek waktu (kelonggaran waktu), yang
ditandai dengan LET dan EET yang sama.
9. Jika kurva “S” pelaksanaan berada di atas kurva “S” perencanaan, berarti terjadi
deviasi positif, artinya proyek berjalan sesuai rencana atau bahkan lebih cepat dari
jadwal yang direncanakan. Sebaliknya jika kurva “S” pelaksanaan berada di bawah
kurva “S” perencanaan, berarti terjadi deviasi negative, artinya proyek berjalan
lebih lambat dari jadwal yang direncanakan.
10. Perhitungan Free Float dan Total Float dari jaringan berikut adalah:

Rumus:
Total float = t4 – t1 – d
Free float = t3 – t1 – d
Perhitungan:
Total float = 33 - 4 – 15 = 14
Free float = 19 – 4 – 15 = 0

93

Anda mungkin juga menyukai