Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan adalah struktur fisik yang berasal dari proyek konstruksi yang
dirancang untuk mendukung aktivitas manusia dan keluarga. Seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, keberagaman potensi pembangunan sumber daya
manusia dan alam serta luas wilayah yang berupa kepulauan, pemerintah Republik
Indonesia khususnya pemerintah Kota Kendari (Sultra) dalam mewujudkan
pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat terus berupaya
meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pembangunan gedung didasarkan pada kebutuhan akan penggunaan gedung itu
sendiri, yang dibutuhkan oleh manusia (pangan, sandang, papan) seperti
perumahan/BTN, perkantoran, rumah sakit, gedung olahraga. Perancangan
bangunan meliputi penyusunan perhitungan rinci bangunan (Munif, 2020).
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor
18 Tahun 1999, pengelola konstruksi didirikan untuk menjadi penyedia jasa bagi
orang perseorangan atau niaga yang bersertifikat ahli di bidang pengawasan jasa
konstruksi. Hal ini dimungkinkan untuk memantau pekerjaan konstruksi dari awal
hingga penyelesaian dan pengiriman, dan dapat dikatakan bahwa konsultan
manajemen konstruksi memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan
proyek (Huber et al., 2019), (Reilly et al., 2019).
Sehubungan dengan maraknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan
baik pemerintah maupun swasta, maka diperlukan tenaga profesional dalam
bidang keteknik sipilan untuk menunjang keberhasilan pembangunan yang
dilakukan. Hal ini didasarkan tidak jarangnya sebuah pekerjaan dilaksanakan
dengan tidak memperhatikan standar- standar yang berlaku mengenai pekerjaan
yang dilakukan, sehingga kualitas ataupun mutu pekerjaan yang diinginkan tidak
tercapai. Konstruksi bangunan harus dilakukan dengan mempertimbangkan
kelayakan konstruksi bangunan. Kelayakan keselamatan diperiksa dengan adanya
kondisi yang ditentukan negara, Standar Nasional Indonesia (SNI)

1
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis yang merupakan mahasiswa
peserta KP melakukan magang pada proyek Pembangunan Perumahan Gerbang
Khatulistiwa terhitung sejak tanggal 20 Maret, sampai pada tanggal 23 Mei 2023.
Pembangunan ini dibangun di Jln. Boulevard, Kel. Mokoau, Kec. Kambu oleh PT.
Getraco Timur Persada. Pembangunan Perumahan/BTN ini dibangun sebagai fasilitas
tempat tinggal di Kawasan Boulevard. Kami mengambil proyek pemebangunan ini,
karena secara kebetulan lokasinya masih berada didalam Kota Kendari dan tidak jauh
dari temapt tinggal kami, sehingga lebih mempermudah kami sebagai mahasiswa
dalam biaya transport dan lain hal.
Olehnya itu, penulis dalam laporan Kerja Praktek ini, akan menguraikan
mengenai beberapa item pekerjaan yang ada dalam pekerjaan pembangunan
tersebut. Yang dimana item pekerjaan yang dimaksud ialah Manajemen Proyek
yang diharapkan penulis dapat memahami dan mengetahui gambaran mengenai
proses pengelolaan proyek pembangunan,

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui manajemen waktu dan manajemen kerja pada proyek
pembangunan perumahan (BTN) Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard
Regency, Kota Kendari.
2. Untuk mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schadule
pada proyek pembangunan perumahan (BTN) Gerbang Khatulistiwa Grand
Boulevard Regency, Kota Kendari.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat mengetahui manajemen waktu dan manajemen kerja pada
proyek pembangunan perumahan (BTN) Gerbang Khatulistiwa Grand
Boulevard Regency, Kota Kendari.

2
2. Agar dapat mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time
Schadule pada proyek pembangunan perumahan (BTN) Gerbang
Khatulistiwa Grand Boulevard Regency, Kota Kendari.

1.4 Batasan Masalah


Mengingat waktu Kerja Praktek (KP) sangat terbatas yakni 45 hari, sehingga
dalam laporan ini penulis tidak membahas pelaksanaan proyek tersebut secara
keseluruhan. Dalam laporan ini penulis membatasi lingkup pekerjaan, yang hanya secara
visualisasi dapat dilihat selama pelaksanaan Kerja Praktek (KP), adapun batasan
masalahnya yaitu :
1. Lokasi kerja praktek yaitu berada di BTN Gerbang Khatulistiwa Grand
Boulevard Regency, Kota Kendari.

1.5 Metode Kerja Praktek

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penyusunan


laporan Kerja Praktek (KP) mengenai proyek pembangunan perumahan (BTN)
Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard Regency, Kota Kendariini adalah:
1. Melakukan pengamatan secara langsung terhadap metode pelaksanaan
pekerjaan dilokasi Kerja Praktek (KP).
2. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pihak-pihak berkaitan
dengan penulisan laporan Kerja Praktek (KP).

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penulis gunakan adalah membagi kerangka


masalah dari bab ke sub bab dengan maksud masalah yang hendak penulis
kemukakan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besarnya,
tulisan ini terdiri dari 5 (lima) BAB, yaitu Pendahuluan, Tinjauan Pustaka,
Gambaran Umum Proyek, Pembahasan dan Penutup.
Gambaran umum mengenai isi tulisan, dapat penulis rincikan yang
terdapat pada tiap BAB nya,yaitu sebagai berikut:
BAB I – Pendahuluan, Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan dan

3
manfaat, serta tempat dan waktu Kerja Praktek (KP) yang diadakan oleh Jurusan
S- 1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo. Bab ini juga
membahas sasaran kerja praktek, yaitu Batasan Masalah, Metode Penelitian,
serta Sistematika Penulisan dari laporan Kerja Praktek ini.

BAB II – Tinjauan Pustaka, Bab ini berisikan kumpulan Pustaka yang


mendukung dalam penulisan laporan ini.

BAB III – Gambaran Umum Proyek, Bab ini membahas tentang gambaran-
gambaran umum, data teknis dan lokasi proyek secara singkat.

BAB IV – Pembahasan, Bab ini menguraikan tentang pembahasan umum yang


menyangkut proyek secara umum tentang konstruksi yang dilaksanakan
dilapangan dan yang dapat diikuti selama Kerja Praktek (KP).

BAB V – Penutup, Bab ini mencakup tentang kesimpulan Kerja Praktek (KP)
dari proyek ini yang meliputi segala aspek dalam proses konstruksi dilapangan.
Selain itu juga mencakup saran-saran selama menjalankan Kerja Praktek (KP).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan dengan target yang harus diselesaikan
dalam jangka waktu tertentu, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan
sumber daya serta spesifikasi tersendiri untuk menghasilkan sebuah perubahan
yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek merupakan
rangkaian tugas/aktivitas yang memiliki suatu tujuan tertentu yang harus
diselesaikan sesuai dengan biaya, oleh Sunatha Ngurah dan Yana Putu (2021).
Sedangkan menurut Nurhayati (2010), proyek didefinisikan sebagai kombinasi
kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang harus dilakukan dalam urutan waktu
tertentu sebelum keseluruhan tugas diselesaikan.
Pada umumnya, proyek melibatkan beberapa orang yang saling
berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama proyek biasanya tertarik dalam
penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien
dan tepat waktu. Menurut Tubagus Haedar Ali (1997), proyek adalah lintasan-
lintasan kegiatan yang dimulai pada saat awal dan selesai pada saat akhir yaitu
pada saat tujuan proyek tercapai.

2.2 Tujuan Proyek


Menurut Dimyati & Nurjaman (2014), menjelaskan tujuan utama proyek
adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Disamping kemiripan, karakteristik dari
sebuah proyek membantu membedakan proyek tersebut dari yang lainnya dalam
organisasi. Karakteristik utama proyek adalah:
a. Penetapan tujuan
b. Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir
c. Melibatkan beberapa departemen dan profesional
d. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya
e. Waktu, biaya dan kebutuhan yang spesifik.

5
Menurut Ervianto (2005), menyatakan bahwa pada tahap pelaksanaan
konstruksi bertujuan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik
proyek dan sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan
waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah diisyaratkan

2.3 Jenis-jenis Proyek


Menurut (Soeharto, 1998) jenis-jenis proyek dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Proyek Engineering-Konstruksi
Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engginering, pengadaan, dan
konstruksi.
b. Proyek Engineering-Manufaktur
Dimaksudkan untuk produk baru, meliputi pengembangan produk,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
c. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengambangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu.
d. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek pelayanan manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik,
tetapi laporan akhir, misalnya merancang sistem informasi manajemen.
e. Proyek Kapital
Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan dengan penggunaan dana
kapital untuk investasi.
f. Proyek Radio-Telekomunikasi
Bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat
menjangkau area yang luas dengan biaya minimal.
g. Proyek konservasi Bio-Diversity
Proyek konservasi bio-diversity, merupakan proyek yang berkaitan dengan
usaha pelestarian lingkungan.
Menurut (Ervianto, 2002) proyek konstruksi adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan sekali dan umumnya dalam jangka pendek. Dalam

6
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kagiatan yang berupa bangunan.
Jenis-jenis proyek konstruksi dalam kategori-kategori/jenis yang rinci dan
tegas, namun secara umum klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat dibagi
menjadi empat yaitu :
1. Proyek konstruksi bangunan gedung (Building Construction)
Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung
perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan
sebagainya. Dari segi biaya dan teknologi terdiri dari yang berskala rendah,
menengah, dan tinggi. Biasanya perencanaan untuk proyek bangunan
gedung lebih lengkap dan detail. Untuk proyek-proyek 10 pemerintah (di
Indonesia) proyek bangunan gedung ini dibawah pengawasan/pengelolaan
sub Dinas Cipta Karya.
2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman
Proyek pembangunan perumahan/pemukiman (real estate) dapat dibedakan
dengan proyek bangunan gedung secara rinci yang didasarkan pada klase
pembangunannya serempak dengan penyerahan prasaranaprasarana
penunjangnya, jadi memerlukan perencanaan infrastruktur dari perumahan
tersebut. Proyek pembangunan pemukiman ini dari rumah yang sangat
sederhana sampai rumah mewah, dan rumah susun. Di Indonesia
pengawasan di bawah Sub Dinas Cipta Karya.
3. Proyek konstruksi teknik sipil
Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) umumnya
proyek jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti
proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta
api, pelabuhan, dan lain-lain. Jenis proyek ini umumnya berskala besar dan
membutuhkan teknologi tinggi.
4. Proyek konstruksi industri (Industrial Construction)
Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industri
yang membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus seperti untuk kilang
minyak, industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir dan sebagainya.

7
2.4 Manajemen Proyek
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu
sebagai bagian dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang
kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus
menerus seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan proyek merupakan suatu
tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara
kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks
sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya
digunakan Jadi Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi
yang mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam
proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu (Suwandi, 2019).

2.5 Sasaran Manajemen Proyek


Menurut Kusuma (2022), setiap proyek memiliki tujuan khusus. didalam
proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga constraint yang harus dipenuhi, yang
dikenal dengan Tradeoff Triangle atau Triple Constraint. Triple Constraints
adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan batasan sebagai berikut :
1. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek tersebut,
produk, layanan atau hasil yang diraih proyek tersebut atau disebut sebagai
kinerja (peformance), harus memenuhi spesifikasi dan kriteria taraf yang
disyaratkan oleh pemilik.
2. Tepat waktu, yang dimaksud dengan tepat waktu adalah berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal
proyek. Salah satu komponen yang menjadi target utama dalam sebuah
proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah bagaimana kita menentukan
lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek.

8
Komponen waktu begitu berarti, terutama pada saat-saat yang memang
sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu
tertentu, walaupun berdampak pada membengkaknya biaya.
3. Tepat biaya, dalam suatu proyek tidak akan pernah lepas dari biaya. Biaya
dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek harus diperhitungkan
secara matang. Pada intinya faktor biaya ini adalah menentukan seberapa
besar biaya yang akan dikeluarkan oleh sebuah proyek. Faktor biaya ini
sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu faktor ruang lingkup dan
faktor waktu. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin lama
waktu, maka akan semakin besar pula biaya proyek tersebut.

2.6 Tahapan Manajemen Proyek


1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan
teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu.
Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara
efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses
manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka
segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan
organisasi (Harianja & Lestari, 2017).

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM
yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan
keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan
prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan
program dan tujuan organisasi (Harianja & Lestari, 2017).

9
Fungsi organisasi adalah mempersatukan kumpulan kegiatan manusia yang
mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan
tata cara tertentu dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya
tujuan (Kusuma, 2022).

3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan atau Actuating sangat erat kaitannya dengan koordinasi.
Dengan adanya koordinasi dapat menghindari kemungkinan terjadinya persaingan
yang tidak sehat dan kesimpangsiuran didalam bertindak antara orang-orang yang
terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi mengajak semua SDM yang tersedia
untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan organisasi (Harianja & Lestari, 2017).

4. Pengandalian (Controlling)
Menurut Kusuma (2022), fungsi pengendalian adalah untuk mengukur
kualitas penampilan dan penganalisisan serta evaluasi penampilan yang diikuti
dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang
terjadi dalam kegiatan konstruksi. Tindakan pengendalian yakni sebagai berikut:
1. Mengukur kualitas hasil membandingkan terhadap standar kualitas
2. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi
3. Memberikan saran-saran perbaikan
4. Menyusun laporan kegiatan

5. Pengawasan
“Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut” Schermerhorn dalam Ernie
dan Sarfullah (2005). Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006) menyatakan
bahwa “pengawasan merupakan sebagai proses pemantauan kinerja tenaga kerja
berdasarkan standar untuk mengukur kinerja, memastikan kualitas atas penilaian
kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian
hasil yang dikomunikasikan ke para tenaga kerja”.

10
Pengawasan bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program
dan aktifitas organisasi, namun juga mengawasi seluruh kegiatan organisasi,
sehingga bila perlu dapat mengadakan tindakan koreksi. Inti dari pengawasan
adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana (Harianja &
Lestari, 2017).

2.7 Manajemen Waktu


Waktu pelaksanaan proyek adalah bagian dari rencana proyek yang
berisikan perkiraan waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. Manajemen
waktu proyek mencakup segala proses yang diperlukan untuk memastikan proyek
selesai tepat pada waktunya. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau
tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dalam perencanaan dan
penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk
menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien.
Manajemen waktu dalam sebuah proyek merupakan bagian yang sangat
penting dalam penyelesaian dan pengendalian proyek. Keberhasilan dalam sebuah
proyek akan ditentukan apabila waktu penyelesaian proyek lebih kecil daripada
waktu yang direncanakan. Apabila waktu penyelesaian lebih besar dibandingkan
waktu rencana, maka proyek tersebut dapat dikatakan terlambat. Selain itu,
terdapat pula masalah-masalah yang dapat timbul sehingga dapat menghambat
kinerja waktu pekerjaan proyek. Beberapa masalah yang sering terjadi yaitu :
1. Penempatan sumber daya yang tidak efektif dan efisien karena
penyebarannya yang fluktuatif dan ketersediaan yang tidak mencukupi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan pemerataan jumlah sumber
daya, penjadwalan ulang, serta merelokasi sumber daya agar lebih efektif.
2. Terjadinya keterlambatan proyek karena beberapa sebab seperti jumlah
tenaga kerja yang terbatas, cuaca yang buruk, kesalahan metode kerja, dan
lain sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penambahan 20
tenaga kerja dan peralatan namun dengan konsekuensi akan terjadi
peningkatan biaya namun dapat mempercepat durasi kegiatan.

11
3. Kondisi alam yang diluar perkiraan dapat mempengaruhi jadwal rencana
kerja. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut sebaiknya perlu dilakukan
evaluasi mengenai performance pekerjaan di lapangan, untuk mengetahui
sesuai atau tidaknya dengan rencana (Kusuma, 2022).

2.8 Penjadwalan Proyek


Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas (Iwawo et al., 2016). Penjadwalan dalam
pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka
waktu tertentu, dimana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek tepat
waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992). Dalam proses penjadwalan,
penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan
sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu
proyek hingga tercapainya hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan
keterbatasan yang ada. Ada beberapa macam metode penjadwalan proyek untuk
merencanakan secara grafis dari aktivitas pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Berikut merupakan uraian metode penjadwalan proyek.

2.9 Time Schedule (Kurva S)


Time Schedule (TS) adalah rencana waktu yang telah ditetapkan dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek, meliputi semua item pekerjaan yang ada. Time
schedule menerangkan kapan mulainya suatu pekerjaan, dan lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Time schedule dapat digunakan
dalam berbagai proyek konstruksi, seperti proyek gedung, perumahan, proyek
jalan, proyek pengairan dan sebagainya. Kegunaan dari time schedule dalam
pelaksanaan proyek antara lain :

12
1. Untuk mengetahui kapan mulainya suatu pekerjaan, lama pekerjaan dan
rencana selesainya pekerjaan.
2. Sebagai pedoman untuk menyediakan sumber daya manusia.
3. Sebagai sumber data untuk memantau progress dari item pekerjaan,
sehingga bisa dilakukan langkah penanggulangannya.
Menurut Husen (2009), kurva S atau Hanumm curve adalah sebuah grafik
yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm berdasarkan pengamatan terhadap
sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat
menunjukkan kemajuan proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat
menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan
yang direpresentasikan sebagai persentase komulatif dari seluruh kegiatan proyek.
Visualisasi dari kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek
dengan membandingkan antara kurva S rencana dengan realisasi.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase komulatif bobot masing-masing
kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu 24
vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis akan membentuk kurva
yang berbentuk huruf S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada
bagian awal proyek biasanya masih sedikit, kemudian pada bagian pertengahan
meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan
kembali mengecil. Perbandingan kurva S rencana dengan kurva pelaksanaan
memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai,
lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan (Husain, Abrar, 2009). Adapun
fungsi kurva S adalah sebagai berikut :
a. Menentukan waktu penyelesaian proyek
b. Menentukan waktu penyelesaian bagian proyek
c. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek
d. Menentukan waktu untuk mendatangkan material dan alat yang akan
dipakai.

13
BAB III
GAMBARAN UMUM PROYEK

3.1 Waktu dan Tempat


adapun waktu dan tempat lokasi Kerja Praktek (KP) yang kami lakukan
yaitu sebagai berikut :
3.1.1 Waktu
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dilakukan selama 45 hari, dimulai
pada hari Senin, 20 Maret 2023 – Rabu, 24 Mei 2023.
3.1.2 Tempat
Adapun tempat lokasi Kerja Praktek (KP) yang kami lakukan yaitu
bertempat di Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard
Regency, Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara.

3.2 Gambaran Umum Proyek


Proyek ini diberi nama “Pembangunan Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang
Khatulistiwa Grand Boulevard Regency”. Pemilik dari proyek ini adalah PT.
Getraco Timur Persada, dimana sumber pembiayaan proyek ini yaitu berasal dari
Bank BTN. Nilai kontrak dari proyek ini adalah sebesar Rp 16.416.300.000,00
(Terbilang Enam Belas Miliar Empat Ratus Enam Belas Juta Tiga Ratus Ribu
Rupiah), dengan jangka waktu pelaksanaan proyek ini adalah 672 hari Kalender.
Nama Proyek : Pembangunan Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang
Khatulistiwa Grand Boulevard Regency.
Pemilik Proyek : Developer (PT. Getraco Timur Persada)
Lokasi Proyek : Jalan Boulevard, Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu,
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tipe Perumahan : Tipe 36
Ukuran Kapling : 7,00 x 15,00 m (kecuali Blok C berukuran 7,00 x 13,00 m)
Luas Lahan : 39.576 m2
Jumlah Rumah : 222 unit

14
Nilai Proyek : Rp. 16.416.300.000,00
Jangka Waktu : 672 Hari Kalender
Sumber Dana : Bank BTN

Gambar 3.1 Peta Lokasi Pembangunan Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang
Khatulistiwa Grand Boulevard Regency

3.3 Manajemen Proyek


Manajemen proyek (Project Management) adalah suatu rangkaian aktivitas
yang didalamnya terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian yang terdiri dari beberapa aktivitas/kegiatan.
Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara
luas untuk menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama
manajemen proyek adalah pencapaian tujuan akhir proyek dengan segala batasan
yang ada, waktu, dan dana yang tersedia. Semuanya diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan dan berlangsung terus- menerus dengan berjalannya waktu.

3.3.1 Perencanaan (Planning)


Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan
menerapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan
pelaksanaan secara administratif dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan

15
sumber daya. Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dengan
kesalahan paling minimal. Namun, hasil dari perencanaan bukanlah dokumen
yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan dan
pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara intensif untuk
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses
selanjutnya.

3.3.2 Pengorganisasian (Organizing)


Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis – jenis
pekerjaan, menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personil
serta meletakan dasar bagi hubungan masing - masing unsur organisasi. Untuk
menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu mengarahkan organisasi,
menjalin komunikasi antar pribadi dalam organisasi. Semua itu dibangkitkan
melalui tanggung jawab semua pihak. Struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan proyek dan kerangka penjabaran tugas personal penanggung jawab
yang jelas, kemampuan personil yang sesuai keahliannya akan diperoleh hasil
positif bagi organisasi.

3.3.3 Pelaksanaan (Implementation)


Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah ada
ditetapkan. Dengan melakukan tahapan yang sesungguhnya secara fisik atau non-
fisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalan dan subjektif
serta masih perlu penyempurnaan, maka dalam tahapan ini sering terjadi
perubahan-perubahan dari rencana yang telah ditetapkan. Biasanya, pada tahapan
pelaksanaan pihak – pihak yang terlibat lebih beragam. Oleh karena itu, lebih
dibutuhkan koordinasi terpadu untuk mencapai keserasian dan keseimbangan
kerja. Pada tahapan ini juga telah ditetapkan konsep pelaksanaan serta alokasi
sumber daya yang digunakan.

16
3.3.4 Pengendalian (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dimaksudkan untuk memastikan
program dan aturan kerja ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling
minimal dan hasil paling memuaskan.

3.4 Organisasi Proyek


Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan segala ketentuan
yang ditetapkan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan - badan hukum
dan susunan struktur organisasi Pembangunan Perumahan (BTN Tipe 36)
Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard Regency, dimana unsur-unsur yang
terlibat langsung dalam menangani kegiatan tersebut adalah :

1. Pemilik Proyek (owner)


2. Konsultan perencana (consultant/designer)
3. Konsultan pengawas (direksi/supervisor)
4. Pelaksanaan (contractor)

Gambar 3.2 Bagan Organisasi Proyek BTN Gerbang Khatulistiwa Grand


Boulevard Regency

17
Semua unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab
masing- masing yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait satu
sama lainnya, sehingga pelaksanaan pekerjaan akan memperoleh hasil yang
sebaik-baiknya.

a. Pemillik Proyek (owner)


Pemilik proyek (Owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk
membangun, baik secara perorangan (individu) atau badan hukum seperti wakil
dari suatu perusahaan atau organisasi swasta maupun wakil suatu dinas atau
jabatan. Owner pada proyek Pembangunan Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang
Khatulistiwa Grand Boulevard Regency adalah PT. Getraco Timur Persada.
Adapun tugas dari pemilik proyek antara lain :
1) Menyediakan biaya perenccanaan dan pelaksanaan proyek
2) Mengadakan kegiatan administrasi proyek
3) Memeberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjanaan
proyek
4) Meminta pertanggung jawaban keapada konsultan pengawas
5) Menerima proyek menerima proyek yang sudah selesai oleh kontraktor.
6) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

b. Konsultan perencana dan konsultan pengawas


Muhammad Arsyil bertindak sebagai konsultan perencana sekaligus
konsultan Pengawas. Muhammad Arsyil ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan sekaligus pengawasan dalam proyek Pembangunan Perumahan (BTN
Tipe 36) Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard Regency. Adapun tugas dari
Konsultan Perencana antara lain :
1) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek
2) Membuat gambar kerja pelaksanaan.

18
3) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman pelaksanaan.
4) Membuat RAB.
5) Memproyeksikan ide-ide pemilik ke dalam desain.
6) Melakukan perubahan desain apabiila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapanngan yang tidak memungkinkan desain terwujud.
7) Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagaln konstruksi.

Sedangkan tugas Konsultan Pengawas adalah sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.


2) Melaksanakan pengawasan secara rutin pada pelaksanaan proyek.
3) Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dilihat pemilik
proyek.
4) Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor.
5) Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6) Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor dengan tetap berpedoman dengan kontrak kerja
konstruksi yang dibuat.

c. Kontraktor
CV. Safran Konstruksi adalah pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan dalam proyek Pembangunan Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang
Khatulistiwa Grand Boulevard Regency. Adapun tugas kontraktor pelaksana
yaitu:
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang
telah ditentukan.
2) Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode

19
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
3) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah disepakati.
4) Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak perjanjian
pemborongan.
5) Mengawasi dan meng-koordinasi pekerjaan para pekerja dilapangan dan
mencatat semua prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada site manager.
6) Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghndari terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan.
7) Bertanggung jawab kepada konsultan pengawas terhadap pelaksanaan
pekerjaan diproyek.

3.5 Hubungan Kerja Unsur Unsur Proyek


Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang
melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini dibuat
untuk menjabarkan fungsi, tugas dan tanggung jawab dari masing - masing
bagian. Dalam proyek ada beberapa unsur atau pihak yang terlibat di dalam
proyek tersebut. Unsur- unsur tersebut memiliki hubungan kerja satu sama lain di
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing - masing.

Gambar 3. 3 Bagan Hubungan Unsur – Unsur Proyek

a. Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Pemilik Proyek

20
Ikatan berdasarkan kontrak, konsultan memberikan layanan konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar - gambar rencana dan peraturan
serta syarat- syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas
konsultasi yang diberikan oleh konsultan.

b. Hubungan kontraktor dengan Pemilik Proyek


Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek
yang telah dituangkan kedalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional
kontraktor

c. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Pemilik Proyek


Terikat ikatan kontrak, pengawas memberikan jasa pengawasan
pekerjaan proyek mulai dari awal proyek sampai pada finishing proyek.
Pengawas jugs menyampaikan perubahan - perubahan yang terjadi
berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan. Owner membayar atau
mengurangi biaya perubahan.

d. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Kontraktor


Pengawas melakukan pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan peraturan - peraturan yang telah disepakati. Kontraktor melaporkan setiap
hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan kendala - kendala secara teknis kepada
pengawas.

e. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Konsultan Perencana


Perencana memberikan hasil desain serta peraturan - peraturan pelaksanaan
kepada pengawas. Pengawas melaporkan hasil pekerjaan serta kendala - kendala
teknis yang timbul di lapangan guna dicari perubahan

21
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bangunan


Proyek perumahan (BTN Tipe 36) dengan luas bangunan 23.072 m 2 ini
membutuhkan pekerjaan yang efektif dan efisien agar proyek berjalan dengan
tepat waktu. Dalam perumahan ini terdapat 222 unit rumah, untuk bangunan blok
A terdapat 61 unit dengan luas 6.405 m2 , blok B No. 01-26 dengan luas 2.730
m2, blok B No. 27-43 dengan luas 1.547 m2, blok C terdapat 41 unit dengan luas
4.305 m2, dan blok D terdapat 77 unit dengan luas 8.085 m2. Masing-masing unit
memiliki ruang tamu, 2 kamar tidur, ruang tenah,1 kamar mandi, teras, dan
parkiran mobil.
Rumah dengan 1 lantai ini akan didesain dengan tipe 36 dengan bentuk
dan tampilan yang simpel, sederhana dan cocok untuk rumah keluarga. Selain
itu, terdapat fasilitas hunian yang terdiri dari kolam pancing dan jogging track.
Bahan utama tembok adalah dengan bata merah dengan lapisan tembok pada
umumnya.

Gambar 4.1 Gambaran Umum Bangunan

4.2 Manajemen Waktu dan Manajemen Kerja


Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya

22
untuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien.Efektifitas
terlihat dari tercapainya tujuan manajemen waktu ysng telah ditetapkan
sebelumnya.
Proyek perumahan dengan luas tanah 39.576 m2 dan luas bangunan
23.072 m2 ini memakan waktu sekitar lebih dari 1 tahun.

No Uraian Pekerjaan Waktu

1 Pondasi + Pondasi Pembatas (Galian Kedalaman Minal 40 cm)


2 Besi Slob + Cor Soof + Besi Tiang (Jarak Besi Maksimal (20 Cm) 14 Hari
3 Timbunan Luar Dalam
Bata + Pasang Kusen + Layang-Layang + Pembatas Rumah + Plat +
4
Ring 14 Hari
5 Atap (Tukang Khusus) (Dipastikan Tidak Bergelombang Dan Bocor)
6 Plester + Plester Pondasi
7 Plafon (Tukang Khusus) 14 Hari
8 Acian, Plamir (Wajib Diamplas dan Halus)
9 Kamar Mandi + Spitank (Gallan Spitank Kedalaman 1,5 m Lebar 1 m)
10 Pasangan Tehel (Wajib di Nat)
11 Profil + Pengecekan (Tukang Khusus) 14 Hari
12 Carport, Bak Sampah
13 Got Depan
14 Pengecekan Dalam + Kusen
15 Listrik
16 Gantung Pintu 4 Hari
17 Pembersihan, Sambungan Pipa KM
18 Retensi dan Target Bangunan
Total Waktu 60 Hari
Tabel 4.1 Uraian Pekerjaan Perumahan (BTN Tipe 36)

Dalam pekerjaan 1 unit rumah tersebut terdapat waktu tercepat 4 hari dan
waktu terlama adalah 14 hari, sehingga total waktu dalam pengerjaan 1 unit
rumah yaitu 60 hari. Dengan adanya manajemen waktu diharapkan pekerjaan
dapat berjalan sesuai rencana tanpa adanya pekerjaan yang tersendat.
Manajemen waktu dapat mengontrol setiap tugas dan tenggat waktunya.
Manajemen waktu membuat lebih produktif.
Dalam pembangunan rumah ini, terdapat 3 orang pekerja dalam 1 unit
rumah yang dapat melakukan pekerjaan tukang. Perkiraan proyek akan selesai
dalam waktu lebih dari 1 tahun.

23
4.3 Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pemakaian Bahan 1 Unit
Rumah Proyek Pembangunan BTN Gerbang Khatulistiwa dapat dilihat pada tabel
4.2 dibawah ini:

24
No. Nama Barang Pemakaian 1 Unit Keterangan Harga Satuan Harga Ketengan
1 Besi 10 54 Batang Rp 89.500,00 Rp 4.833.000,00 Batang
2 Besi 6 20 Batang Rp 38.500,00 Rp 770.000,00 Batang
3 Semen 75 Sak Rp 79.500,00 Rp 5.962.500,00 Sak
4 Pipa 3 Inc 2 Batang Rp 215.000,00 Rp 430.000,00 Batang
5 Pipa 1 1/2 Inc 3 Batang Rp 99.850,00 Rp 299.550,00 Batang
6 Holo 52 Batang Rp 22.500,00 Rp 1.170.000,00 Batang
7 Plamir 5 Sak Rp 70.000,00 Rp 350.000,00 Sak
8 Gipsum 12 Lembar Rp 66.500,00 Rp 798.000,00 Lembar
9 Kalsibor 3 Lembar Rp 65.000,00 Rp 195.000,00 Lembar
10 Lesplang 9 Lembar Rp 99.500,00 Rp 895.500,00 Lembar
11 Tehel Lantai 35 Dos Rp 58.500,00 Rp 2.047.500,00 Dos
12 Tehel kamar Mandi 2 Dos Rp 88.500,00 Rp 177.000,00 Dos
13 Tehel Dinding Kamar Mandi 6 Dos Rp 98.500,00 Rp 591.000,00 Dos
14 Spandek 4.40 9 Lembar Rp 245.000,00 Rp 2.205.000,00 Lembar
15 Spandek 3.80 8 Lembar Rp 210.000,00 Rp 1.680.000,00 Lembar
16 Bumbungan 3 Lembar Rp 135.000,00 Rp 405.000,00 Lembar
17 Cat Luar 20 kg Elastes 1 Pail Rp 1.398.500,00 Rp 1.398.500,00 Pail
18 Cat Luar 20 kg Paragon 1 Pail Rp 755.000,00 Rp 755.000,00 Pail
19 Cat Kuning Vinlex 5 kg 1 Kaleng Rp 800.000,00 Rp 800.000,00 Kaleng
20 Cat Kuning Profil elastex 1 Ember Rp 95.000,00 Rp 95.000,00 Ember
21 Cat Hitam 3 Kg 1 Ember Rp 183.000,00 Rp 183.000,00 Ember
22 Cat Plafon 25 Kg 1 Pail Rp 355.000,00 Rp 355.000,00 Pail
23 Cat kaca 3 Kg 1 Ember Rp 398.000,00 Rp 398.000,00 Ember
24 Kloset 1 Buah Rp 185.000,00 Rp 185.000,00 Buah
25 Cat Kusen Putih 3 Kaleng Rp 82.000,00 Rp 246.000,00 Kaleng
26 Tiner 1 Rp 36.429,00 Rp 36.429,00
27 Pintu Kamar Mandi 1 Buah Rp 285.000,00 Rp 285.000,00 Buah
28 Triplex 2 Lembar Rp 185.000,00 Rp 370.000,00 Lembar
29 Paku 5 0,5 Dos Rp 750.000,00 Rp 375.000,00 Dos
30 Paku 7 0,5 Dos Rp 750.000,00 Rp 375.000,00 Dos
31 Paku 10 0,5 Dos Rp 750.000,00 Rp 375.000,00 Dos
32 Paku Seng 1 Bungkus Rp 375.000,00 Rp 375.000,00 Bungkus
33 Alkasit 5 Rol Rp 28.000,00 Rp 140.000,00 Rol
34 Amplas 0,5 Rol Rp 350.000,00 Rp 175.000,00 Rol
35 Bendrat 3 Rol Rp 70.000,00 Rp 210.000,00 Rol
36 Kapi2 2 Buah Rp 28.000,00 Rp 56.000,00 Buah
37 Kuas Rol 1 Buah Rp 55.000,00 Rp 55.000,00 Buah
38 Kuas Bias 2 Buah Rp 35.000,00 Rp 70.000,00 Buah
39 Keran Air 1 Buah Rp 55.000,00 Rp 55.000,00 Buah
40 Engsel Pintu 12 Buah Rp 28.500,00 Rp 342.000,00 Buah
41 Engsel Jendela 12 Buah Rp 22.500,00 Rp 270.000,00 Buah
42 Kunci Pintu 4 Buah Rp 185.000,00 Rp 740.000,00 Buah
43 L3 3 Buah Rp 25.000,00 Rp 75.000,00 Buah
44 L Setenga 2 Buah Rp 5.000,00 Rp 10.000,00 Buah
45 L 1 Setenga 1 Buah Rp 15.000,00 Rp 15.000,00 Buah
46 Lakban Gipsun 1 Buah Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Buah
47 Meteran Air 1 Buah Rp 225.000,00 Rp 225.000,00 Buah
48 Terpal 2 Buah Rp 95.000,00 Rp 190.000,00 Buah
49 Skrup 2 Buah Rp 55.000,00 Rp 110.000,00 Buah
50 Saringan WC 1 Buah Rp 65.000,00 Rp 65.000,00 Buah
TOTAL PEMAKAIAN BAHAN 1 UNIT RUMAH Rp 32.243.979,00

Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pemakaian Bahan 1 Unit Rumah BTN
Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard Regency, Kota Kendari

Adapun Rencana anggaran Biaya (RAB) pembobotan item pekerjaan dan


time schadule perumahan tipe 36 yaitu sebagai berikut:

25
Time Schadule
No Uraian Pekerjaan Presentase Harga Borongan Harga Termen
Waktu Keterangan
1 Pondasi + Pondasi Pembatas (Galian Kedalaman Minal 40 cm) 100% Rp1.000.000,00
2 Besi Slob + Cor Soof + Besi Tiang (Jarak Besi Maksimal (20 Cm) 100% Rp600.000,00 Rp2.100.000,00 Termen 1 14 Hari
3 Timbunan Luar Dalam 100% Rp500.000,00
4 Bata + Pasang Kusen + Layang-Layang + Pembatas Rumah + Plat + Ring 100% Rp3.600.000,00
Rp4.700.000,00 Termen 2 14 Hari
5 Atap (Tukang Khusus) (Dipastikan Tidak Bergelombang Dan Bocor) 100% Rp1.100.000,00
6 Plester + Plester Pondasi 100% Rp2.500.000,00
7 Plafon (Tukang Khusus) 100% Rp1.100.000,00 Rp4.600.000,00 Termen 3 14 Hari
8 Acian, Plamir (Wajib Diamplas dan Halus) 100% Rp1.000.000,00
9 Kamar Mandi + Spitank (Gallan Spitank Kedalaman 1,5 m Lebar 1 m) 100% Rp1.000.000,00
10 Pasangan Tehel (Wajib di Nat) 100% Rp1.000.000,00
11 Profil + Pengecekan (Tukang Khusus) 100% Rp1.700.000,00 Rp4.400.000,00 Termen 4 14 Hari
12 Carport, Bak Sampah 100% Rp300.000,00
13 Got Depan 100% Rp400.000,00
14 Pengecekan Dalam + Kusen 100% Rp700.000,00
15 Listrik 100% Rp750.000,00
16 Gantung Pintu 100% Rp350.000,00 Rp2.400.000,00 Termen 5 4 Hari
17 Pembersihan, Sambungan Pipa KM 100% Rp100.000,00
18 Retensi dan Target Bangunan 100% Rp500.000,00
Total Rp18.200.000,00 Rp18.200.000,00 60 Hari

Tabel 4.3 Rencana anggaran Biaya (RAB) pembobotan item pekerjaan dan time
schadule perumahan tipe 36

Total Anggaran Biaya Pembangunan perumahan ini adalah 222 x Rp


32.243.979,00 = Rp 7.158.163.338,00
Dalam proyek pembangunan perumahan ini digunakan rencana anggaran
biaya untuk menghitung total biaya proyek yang belum termasuk dengan biaya
tukang. Total biaya untuk pembangunan rumah adalah Rp 7.158.163.338,00/
unit. Sedangkan untuk biaya pekerja adalah Rp. 18.200.000,00. Sehingga total
biaya proyek dengan pekerja adalah Rp 7.176.363.338,00 / unit.

BAB V
PENUTUP

26
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari kerja praktek yang kami lakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Proyek perumahan dengan luas tanah 39.576 m2 dan luas bangunan


23.072 m2 ini memakan waktu sekitar lebih dari 1 tahun. Dalam pekerjaan 1
unit rumah tersebut terdapat waktu tercepat 4 hari dan waktu terlama
adalah 14 hari, sehingga total waktu dalam pengerjaan 1 unit rumah yaitu
60 hari. Dalam pembangunan rumah ini, terdapat 3 orang pekerja dalam 1
unit rumah yang dapat melakukan pekerjaan tukang.
2. Total Anggaran Biaya Pembangunan perumahan ini adalah 222 x Rp
32.243.979,00 = Rp 7.158.163.338,00. Dalam proyek pembangunan
perumahan ini digunakan rencana anggaran biaya untuk menghitung total
biaya proyek yang belum termasuk dengan biaya tukang. Total biaya untuk
pembangunan rumah adalah Rp 7.158.163.338,00/ unit. Sedangkan untuk
biaya pekerja adalah Rp. 18.200.000,00. Sehingga total biaya proyek
dengan pekerja adalah Rp 7.176.363.338,00 / unit.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada proyek “Pembangunan
Perumahan (BTN Tipe 36) Gerbang Khatulistiwa Grand Boulevard Regency”
yaitu adanya peningkatan dalam pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) bagi pekerja agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Selain
itu, sebaiknya setiap blok disiapkan lahan untuk pembungaan hasil galian dan
sisa material agar tidak mengotori jalan.

27

Anda mungkin juga menyukai