PENGENDALIAN PROYEK
MATA KULIAH :
Dosen Pengajar :
Di kerjakan Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian proyek ?
2. Apa sajakah macam-macam proyek ?
3. Bagaimanakah tata urutan perencanaan proyek ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat mutu.
Pengertian manajemen proyek menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2001;58)
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan,
dan pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan baku) untuk
mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu suatu proyek.
1. Proyek Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan,
desain engineering, pengadaan, dan konstruksi. Proyek seperti ini contohnya
pembangunan gedung, jembatan, jalan raya, fasilitas industri dan lain-lain.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
5
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan
5. Proyek kapital
Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah
badan usaha atau pemerintah. Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya
untuk pembebasan tanah, pembelian materiil, pembelian peralatan,
pemasangan fasilitas, desain mesin dan konstruksi guna pembangunan
instalasi pabrik/gedung baru.
6
semuanya melibatkan engineering-manufaktur, maka secara keseluruhan
kegiatan manufaktur akan memiliki bobot(biaya) tidak jauh berbeda dari
kegiatan konstruksi, bahkan mungkin lebih. Atas dasar itulah pengelompokan
seperti diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena memang tidak
terdapat batas yang jelas, tetapi hendaknya dilihat dari komponen kegiatan
yang diperkkirakan memiliki bobot terbesar.
Filosofi Perencanaan :
1. Aman : keselamatan terjamin
2. Efektif : produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan
3. Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya
4. Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
7
Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka perusahaan harus memberi
wewenang untuk melakukan perencanaan sebagai berikut :
Alat-alat perencanaan :
1. Work breakdown structure (WBS) untuk menentukan pekerjaan-
pekerjaan yang ada dalam proyek
2. Matriks tanggung jawab untuk menentukan organisasi proyek ,
orang-orang kunci dan tanggung jawabnya.
3. Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal induk proyek, dan
jadwal pekerjaan secara detail
8
4. Jaringan kerja (network) untuk memperlihatkan urutan pekerjaan,
kapan dimulai, kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan akan
selesai.
Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam
bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan
formal, bentuk bentuk struktur formal yang terkenal adalah fungsional,
produk, area dan matriks
a. Organisasi fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari
fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang mengerjakan
pekerjaan sejenis dikelompokkan dalam satu unit yang dinamakan bidang atau
departemen. Dengan maksud yang sama bidang dipecah lagi menjadi subunit
yang lebih kecil.
9
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara
lain memudahkan pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor
hanya pada 1 atasan, adanya potensi meningkatkan keterampilan dan keahlian
individu serta kelompok untuk menjadi spesialis pada bidangnya, konsentrasi
perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang bersangkutan,
penggunaan sumberdaya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan yang
sejenis dan berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja personil serta
biaya jadwal dan mutu produk.
Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak yang terdapat di dalam
Kontrak suatu Pekerjaan. Rapat ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) atau bisa juga diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan.
10
Rapat ini dihadiri oleh semua pihak yang terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi
Pekerjaan, Kontraktor, dan Konsultan Pengawas.
11
kesempatan ini, karena terdapat berbagai pendapat tentang dokumen perubahan
(tambah-kurang) sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan
pekerjaan.
No Uraian Bobot Prestasi Pekerjaan* Harga Jumlah Bobot Hari ini Sisa
(%) (%) Bobot
Hari Hari s.d.
(%)
Lalu Ini Hari
ini
∑8 ∑9 ∑10
sebagai Acuan dalam pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva
S:
a. Laporan Harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana. Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:
1) Identitas Pekerjaan
2) Hari ke…. Minggu ke… dan Bulan ke….
12
3) Isi Laporan Harian:
a) Laporan Utama
b) Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.
c) Daftar Peralatan yang digunakan.
d) Cuaca.
e) Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.
4) Laporan Utama:
a) Acuan RAB Uitzet
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Hari ini.
e) Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:
* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **∑P = Total Nilai Paket
Pekerjaan
f) Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas Lapangan
dari masing-masing Kontraktor Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh
PPK (PPTK), dan Petugas Lapangan Konsultan Pengawas (bila ada).
b. Laporan Mingguan
1) Identitas Pekerjaan
3) Laporan Utama:
13
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot Prestasi
∑8 ∑9 ∑10
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **∑P = Total Nilai
Paket Pekerjaan
c. Laporan Bulanan
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke….
14
3) Laporan Utama:
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi
∑8 ∑9 ∑10
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, **∑P = Total Nilai Paket
Pekerjaan
15
d. Kurva S
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang
paling umum digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang
dimuat dalam Kurva S adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang
bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala Dinas, PPK (PPTK), Konsultan
Supervisi (Pengawas), dan Kontraktor Pelaksana.
1 2 3 4 5 6 7 8 n
1 6=4/2 100
5=4/2
3 7=4 50
4 7=4/2 8=4/2
16
n 8=4/2 n=4/2 0
Deviasi
*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari
Laporan Mingguan, Minggu terakhir.
17
keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan supervisi dan PPK
sudah member surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
c. Pembenahan (Revisi)
18
Apabila pekerjaan sudah sesuai dengan kuantitas dan kualitas maka
laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan dokumen-dokumen, perlu
disetujui oleh para pihak sesuai tingkatan jabatan di pekerjaan, yang dituangkan
dalam tanda tangan dan stempel instansi. Hal ini akan dipakai untuk proses
penagihan.
19
d. Dokumen-dokumen lampiran untuk Penagihan:
1) Foto Proyek
2) Gambar Kerja
3) As Bulit Drawing
4) Spesifikasi
5) Sertifikasi Acuan
6) Uji Laboratorium
7) Uji Lapangan
20
7. Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat
yang harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan membuat
surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun administrasi
(dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa
tambahan atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan
diperiksa, PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal
(PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan
95%, sisanya 5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan
dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
8. Pemeliharaan
Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO,
dimulai dari surat serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana
kepada PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain berupa catatan-
catatan, analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi
hasil pekerjaan terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh para pihak, PPK
21
membuat Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO) guna mengambil Uang Retensi
5%.
22
adanya perencanaan, pengendalian tidak dapat dilaksanakan. Setelah konsep
perencanaannya tersusun dengan baik, dilakukan persiapan-persiapan pelaksanaan
selama durasi proyek
Ponsel/SDM proyek diarahkan pimpinan proyek untuk pencapaian sasaran
proywk, dengan melakukan pengawasan, pemeriksaan, evaluasi serta tindakan
koreksi bila ada penyimpangan serta melakukan koordinasi lintas wewnng untuk
mengarahkan hierarki SDM di bawahnya berdasarkan pejabaran kerja yang telah
disepakati. Selama masa pelaksanaan proyek, semua sumber daya seperti biaya,
material, peralatan, serta tenaga kerja dikerahkan dalam pencapaian kinerja yang
maksimal demi kepuasan pelanggan serta keuntungan perusahaan.
23
Contoh : Kempampuan kelompok pekerja untuk menyelasaikan suatu pekerjaan
dinding bata dengan produktivitas = 4 m²/hari. Volume pekerjaan dinding bata =
100 m². Tenaga kerja terdiri 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 1 orang
mandor, 1 tukang dan 1 pekerja.
Durasi kegiatan pekerjaan dinding bata= Volume/Produktivitas = 100 m²/4
m²/hari = 35 hari ( kelompok tenaga kerja ) dan = 12.5 hari~13 hari ( bila
digunakan 2 kelompok tenaga kerja)
Jumlah oranghari untuk 2 kelompok tenaga kerja (mandor, tukang dan
pekerja) = 2x3 org x 13 hari = 78 orang/hari
Untuk 2 orang mandor, 2 orang tukang, 2 orang pekerja masing-masing
dibutuhkan selama = 78/6 = 13 orang/hari
Biaya upah 2 mandor harus dikeluarkan dengan satuan upah, Rp.
60.000/hari dengan pengawasan pekerjaan 0.83 % perhari dan volume
100m², adalah = 2x13x0.0083 x Rp. 60.000 =Rp 12.948
Biaya upah 2 tukang harus dikeluarkan dengan satuan upah, Rp
55.000/hari dengan melakukan pekerjaan 31.2% perhari dan volume
100m², adalah = 2x13 x 0.312 x Rp. 55000 = Rp 446.160
Biaya upah 2 pekerja harus dikeluarkan dengan satuan upah, Rp
50.000/hari dengan melakukan pekerjaan pekerjaaan 31.2% perhari dan
volume 100m², adalah = 2x13 x 0.312 x Rp. 50000 = Rp 405.600
PERENCANAAN MUTU
Dalam upaya mencapai kesepahaman di antara konsumen dan produsen tentang
mutu produk dan pelayanannya, maka diperlukan standar yang mengatur
spesifikasi dan krieria dari produk dan jasa yang dihasilakn oleh produsen.
Beberapa negara telah mengeluarkan standar mutu, yang dibuat karena ada
tuntutan pasar terhadap mutu produk dan jasa yang dibeli konsumen, Beberapa di
antara mereka adalah Jerman [DIN (Deutsches Institut fiir Normung)] Jepang [JIS
Japan Industrial Standard)] Inggris [BSI (British Standards Institute), dan
Amerika [ANSI (American National Standards Institute)]. Di indonesia standar
24
mutu tersebut dinamakan SNI (Standar Nasional Indonesia). Dunia internasional
jug telah mengenal standar sistem mutu dan telah banyak dipakai di berbagai
negara, yaitu ISO 9000 (Internasional Organization for Standar~dization) yang
pertama kali diluncurkan pada tahun 1987 dan berkantor pusat di Swiss.
Sebagai salah satu tolok ukur dari sasaran dan tujuan proyek, persyaratan mutu
biasanya ditetapkan dlam suatu spesifikasi dan kriteria dari suatu perencanaan.
Perencanaan mutu dibuat agar produk akhir yang nantinya diperoleh sesuai
dengan tuntutan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, kita harus
mengidentifikasi persyaratan produk dan menentukan arah tindakan yang
menjamin terpenuhinya persyaratan dengan menyusun program penjaminan mutu
(quality assurance) dan pengendalian mutu (quality control).
25
Ruang Lingkup , terdiri atas dokumen yang berhubungan dengan sistem
mutu, otorisasi kontrak dan kondisi-kondisi mutu, diskripsi proyek,
organisasi proyek dan Persetujuan.
Rancangan perencanaanmutu, terdisi atas kebijakan komponen
kempampuan produksi, Avaibility, reliability dan maintainability (ARM),
persetujuan desain, penerimaan pelanggan, keamanan, konfigurasi
manajemen, pengadaan, rencama penguji seta pengujian lapangan.
Penjamin mutu, terdiri atas kebijakan, pelatihan, tinjauan, pengawasan
rutin, tinjauan rencana mutu.
26
Pembelian
Pengendalian Produk
Identifikasi dan Kemampuan Telusur Produk
Pengendalian Proses
Inpeksi dan Pengujian
Pengendalian Alat Inpeksi, Ukur dan Uji
Status Inpeksi dan Uji
Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Tindakan Koreksi dan Pencegah
Penagangan, Penyimpanan, Pengemasan, Pengawetan, dan Penyerahan
Pengendalian Rekaman Mutu
Audit Mutu Internal
Pelatihan
Pelayanan
Teknik Statistik
27
Pada proyek konstruksi, masing-masing elemen standar sistem mutu ISO
9000:2000 tersebut. Kecuali Pengendalian Desain, diuraikan atas struktur
dokumentasi sistem mutu yang terdiri atas Manual Mutu, Prosedur dan Instruksi,
Kerja dan catatan atau form laporan yang berguna dalam pengendalian mutu dan
verifikasi.
PENILAIAN RISIKO
Pada langkah ini, hal pertama yang dilakukan adalah evaluasi Tingkat Penting
Risiko (risk importance) cahaya dengan menilai seluruh variabel risiko
berdasarkan scoring dan pembobotan. Perhatikan contoh pada tabel berikut ini
[Abrab,2003].
28
Selanjutnya adalah menentukan porsi risiko beserta penanggung jawabnya yang
dilakukan dengan metode survei pada pakar serta instasi terkait. Hasilnya dapat
diuraikan seperti tabel 2.8 di bawah ini.
29
dengan pihak penduduk sekitar jalan tol, penyelasaian ganti rugi sering
berlarut-larut.
2. Biasanya kesepakatan ganti rugi yang disetujui oleh masing-masing pihak
makan waktu yang cukup lama dan mempengaruhi biaya dan jadwal
proyek. Karena belum ada penelitian sebelumnya, probabilitas untuk
variabel ini diasumsikan 75%.
3. Konsekuensi yang harus dibayarkan untuk pembebasan lahan ini adalah,
dengan asumsi
Luas area yang dibebaskan 12.287 m². Biaya per meter tanah adalah
Rp.1500.000
Biaya pembebasan lahan adalah 12.287 x Rp.1500.000 =
Rp.18.430.500.000
Konsekuensi akibat Pembebasan Lahan Terlambat di asumsikan sebesar
50% dari biaya Pembebasan Lahan, Rp. 9.215.250.000
Kerugian yang di akibatkan oleh Pembebasan Lahan Terlambat, yang bagi
investor berupa tambahan biaya, adalah sebesar:
EMV = Probabilitas x Konsekuensi
=75% x Rp. 9.215.250.000 = Rp. 6.911.437.500
Sesuai dengan PP NO. 6 Tahun 1990, biaya Pembebasan Lahan
memperhitungkan risiko keterlambatan jadwal dan biaya tambahan ganti
rugi. Karena seluruh biaya ditanggung pemerintah, maka investor harus
Menentukan Perkiraan Biaya Pengadaan Tanah dalam kontrak PKP yang
memuat klausul alokasi risiko sebagai landasan keuangan investor, dengan
cara sebagai berikut:
Biaya Pengadaan Tanah
= Biaya Pembebasan Lahan + Biaya Risiko Keterlambatan
= Rp. 18.430.500.000 + Rp. 6.911.437.500
= Rp. 25.431.939.500
30
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar
permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai
suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan
keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi sumber daya
organisasi yang dimiliki perusahaan sehingga mencapai sasaran dan tujuan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
3.2 SARAN
Semoga pembaca dapat mengerti dan memahami pengertian dari proyek, tata cara
perencanaan proyek dan macam-macam proyek.
31