Oleh:
RACHMAT
91420009
1G171
2
Dalam penulisan ini diuraikan pengetahuan dan teori dasar menajamen
proyek, perencanaan dan penjadwalan proyek. Serta menyimpulkan inti manajemen
proyek yang terapkan pada beberapa jurnal manajemen proyek yang diteliti,
sehingga dapat mengetahui berbagai aspek-aspek penting yang diterapkan ketika
akan melakukan proyek dengan manajemen proyek yang diberlakukan untuk
mencapai tujuan dan output proyek yang sesuai dengan harapan pelaku proyek.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Gambar 2.1 Triple Constraint
5
2. Proyek Industri Manufakur
Kegiatan utamanya adalah design engineering,pengemban gan
produk, pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba terhadap produk serta
pemasaran. Produknya dapat berupa kendaraan, alat elektronik, bahan
tekstil, pakaian serta lainnya yang dapat diproduksi dalam jumlah massal,
penggunaannya dapat bersifat individu atau dapat digunakan orang banyak.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan
pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. Proses
pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek. Tujuan proyek
dapat berupa memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan, atau
metode produksi.
4. Proyek Padat Modal (Kapital)
Proyek ini berkaitan erat dengan penggunaan dana kapital
(Investasi). Proyek padat modal tidak selalu berarti padat tenaga kerja,
namun dapat saja proyek dengan teknologi tinggi yang membutuhkan biaya
besar dengan tenaga kerja secukupnya. Sebagai contoh adalah proyek
pembebasan lahan, pembelian material dan peralatan dengan jumlah besar,
pembangunan fasilitas produksi, dan lain sebagainya.
5. Proyek Pengembangan Produk Baru
Proyek ini merupakan gabungan antara proyek penelitian dan
pengembangan dengan proyek padat modal, lalu dilanjutkan dengan
mendirikan unit percobaan dalam bentuk pilot plan. Setelah hasil uji coba
berhasil dan dapat diproudksi secara massal, dilanjutkan dengan proyek
padat modal untuk membangun fasilitas produksi sesuai dengan kapasitas
yang diinginkan.
6
6. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek ini berkenaan dengan kegiatan-kegiatan spesifik suatu
perusahaan di mana produk akhirnya berupa jasa atau dalam bentuk
nonfisik. Laporan akhir dari proyek dapat dipakai oleh perusahaan pemilik
proyek sebagai rekomendasi untuk pedoman pelaksanaan, standar
operasional prosedur dari suatu pekerjaan, serta efisiensi pengelolaan suatu
pekerjaan. Contoh jenis proyek ini adalah proyek pengembangan sistem
informasi perusahaan, perbaikan efisiensi kinerja perusahaan, dan
sebagainya.
7. Proyek Infrastruktur
Proyek ini biasanya berkaitan dengan penyediaan kebutuhan
masyarakat secara luas dalam hal prasarana transportasi, pembangunan
waduk pembangkit tenaga listrik, pengairan sawah, sara instalasi
telekomunikasi dan penyedia sumber air minum. Biasanya proyek pada
modal dan pada karya yang mendapat bantuan pinjaman dari donator luar
negeri dengan peminjaman jangka panjangm yang pembayarannya serta
pengelolaan dananya dilakukan oleh pemerintah atau dapat juga dengan
investasi pihak swasta kemudian pemerintah memberi konsesi.
7
Sebaliknya apabila ingin menekan biaya, maka umumnya akan menurunkan
mutu yang dihasilkan, dan waktu pelaksanaanya. Dari segi teknis, ukuran
keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut
terpenuhi.
8
• Pelanggan (customer)
• Pengguna
• Pemasok
• Pesaing
Stakeholder merupakan orang-orang yang terlibat secara langsung, adapun
orang-orang yang secara tidak langsung dalam suatu proyek tentu saja adalah
masyarakat sekitar, serta lingkungan / alam. Itulah sebabnya dalam setiap proyek
maka diperlukan analisis AMDAL untuk mengetahui dampak proyek terhadap
lingkungan, dan juga perlu diperhatikan pengaruh proyek terhadap kelangsungan
hidup masyarakat sekitar.
9
2.2 MANAJEMEN PROYEK
2.2.1 Definisi Manajemen Proyek
Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling), yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran
yang telah ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Terdapat beberapa definisi Manajemen Proyek, di antaranya yaitu:
1. Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keahlian, peralatan,
dan teknik dalam pengelolaan aktivitas proyek untuk memenuhi tuntutan
proyek.
2. Manajemen Proyek adalah pengelolaan suatu pekerjaan khusus melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan untuk
mencapai target tertentu dengan dana dan waktu yag terbatas. Suatu proyek
mempunyai awal dan akhir yang jelas.
3. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan (planning),
mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling) sumber daya perusahaan untuk melaksanakan suatu kegiatan
jangka pendek dengan sasaran yang telah ditentukan secara spesifik. (H.
Kerzner: 1982).
10
perencanaan yang baik serta memiliki kemampuan dalam mengelola
proyek.
3. Menciptakan Perencanaan yang Tepat
Tujuan manajemen proyek salah satunya adalah mengarahkan pada
perencanaan yang tepat mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan
memaksimalkan kualitas dan kapabilitas.
4. Memanfaatkan Peluang
Tujuan dari manajemen proyek adalah untuk membantu mengelola
sebuah peluang untuk dimanfaatkan bagi perkembangan perusahaan tanpa
mengurangi nilai utama yang ingin dicapai perusahaan.
5. Mengelola dan Menjaga Integrasi
Membuat proyek tetap konsisten dan tetap berada pada jalur yang
tepat dibutuhkan integrasi antara sistem, proses bisnis, dan organisasi.
Kesinambungan antara 3 elemen tersebut membuat kunci dari nilai sebuah
proyek tetap terjaga, sehingga tujuan pun dapat tercapai. Disini Manajemen
Proyek berperan penting dalam mengidentifikasi dan mempertahankan
integrasi dari keseluruhan komponen yang terlibat dalam kepentingan
proyek.
11
menyeluruh tentang metode konstruksi yang akan digunakan dalam
mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan oleh seorang pemimpin yang bertugas
membantu dan mengarahkan tim mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam
pekerjaan. Perilaku kepemimpinan yang terdapat pada organisasi adalah:
• Merencanakan dan menjadwalkan kegiatan-kegiatan untuk melakukan
koordinasi dalam menyelesaikan proyek tepat waktu.
• Membantu menetapkan standar dan metode untuk memperkirakan
kemajuan dan kinerja proyek.
• Menyususn dan memimpin pertemuan untuk menyelesaikan masalah
dan membuat keputusan dengan cara yang sistematis.
3. Pengisian Staff
Definisi dari pengisian staff adalah pengerahan, penempatan,
pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi
personal yang tepat (right people), tepat posisi (right position), serta waktu
yang tepat (right time).
4. Pengarahan
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya. Jika tahap
penempatan staf telah dilakukan dengan tepat, maka tim harus diberi tanda-
tanda atau penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan kapan pekerjaan
tersebut harus diselesaikan. Dalam organisasi proyek terdapat biasanya
kepala proyek yang memiliki tugas utama yaitu memberi perintah kepada
staffnya untuk melakukan kegiatan agar dapat dilakukan dalam waktu
berurutan atau bersamaan.
5. Pengkoordinasian
Pemantauan prestasi kegiatan dilakukan sebagai jbahan untuk
melakukan langkah perbaikan, baik kondisi proyek dalam keadaan
terlambat atau lebih cepat. Semua permasalahan dalam proyek harus
diselesaikan bersama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
12
tersebut sehingga diperlukan agenda acara yang mempertemukan semua
unsur. Kegiatan ini dinamakan langkah koordinasi.
6. Pengawasan
Pengawasan adalah proses penilaian selama pelaksaan kegiatan
dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan yang direncana, dengan
mengusahakan agar semua anggota kelompok melaksanakan kegiatan yang
berpedoman pada perencanaan serta mengadakan tindakan korelatif apabila
terjadi penyimpangan. Unsur pengawasan ini sangat erat hubungannya
dengan pengendalian, karena sebenarnya pengendalian selalu memerlukan
pengawasan yang merupakan umpan balik yang diperlukan untuk menjaga
proses pelaksanaan tetap berjalan yang benar sesuai dengan sasaran yang
akan dicapai.
13
2.3 PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan
termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk
melaksanakan kegiatan (Soeharto, 1997).
Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat
yang digunakan untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dimana setiap aktivitas
harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis
(Callahan, 1992).
14
visi atau tujuan ke depan, untuk mencapai hasil yang maksimal pada ketiga tolak
ukur tersebut.
Proses penjadwalan perlu memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi
pembuatan jadwal proyek. Pemahaman faktor-faktor tersebut dilakukan dengan
mengkaji 6 tahapan dalam proses penjadwalan yaitu (Praboyo, 1999):
1. Identifikasi Aktivitas Proyek
2. Estimasi Durasi Aktivitas Proyek
3. Penyusunan Rencana Kerja Proyek
4. Penjadwalan Aktivitas Proyek
5. Peninjauan Kembali dan Analisa terhadap Jadwal yang telah dibuat
6. Penerapan dan Evaluasi Penjadwalan
15
c. Sifat
Perencanaan kompleksitas, fleksibilitas, rahasia, dan lain sebagainya.
d. Waktu
Perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang
3. Manfaat Perencanaan
Beberapa manfaat perencanaan sebelum memulai proyek, diantaranya
adalah:
a. Penyesuaian terhadap lingkungan
b. Pemahaman seluruh operasi
c. Penempatan tanggung jawab
d. Mudah melakukan koordinasi
e. Mengurangi pekerjaan tak pasti
f. Menghemat waktu, usaha, dana
g. Tahapan Perencanaan
4. Perencanaan Strategik dan Operasional
Perbedaan perencanaan strategis dan operasional ditunjukan pada tabel di
bawah ini.
16
5. Kelemahan Perencanaan
Dibalik bermanfaatnya perencanaan agar proyek berjalan lancar, terdapat
beberapa kelemahan perencanaan, yaitu sebagai berikut.
a. Cenderung menunda pekerjaan, dengan dalih masih perlu direncanakan
dulu
b. Perlu waktu dan usaha yang “cukup” untuk membuat perencanaan
c. Membatasi inisiatif dan inovasi yang timbul sesaat, ketika perencanaan
telah ditetapkan
d. Perlu investasi waktu, uang dan orang
e. Membatasi pada pilihan yang penting rasional dan bebas resiko
17
Menurut Proboyo (1999), keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya
selalu menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor,
karena dampak keterlambatan adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa
yang menjadi penyebab, juga tuntutan waktu dan biaya tambah.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proyek mengalami
keterlambatan apabila suatu pekerjaan tidak selesai atau belum bisa dilaksanakan
sesuai dengan waktu perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya dikarenakan
suatu alasan tertentu.
18
4. Faktor keuangan (financing) terdiri dari :
a. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan
b. Keterlambatan proses pembayaran oleh owner
c. Tidak adanya uang insentif untuk konntraktor, apabila waktu
penyelesaian lebih cepat dari jadwal
d. Situasi perekonomin nasional (krisis moneter)
e. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar
5. Faktor lingkungan (environment) terdiri dari :
a. Faktor sosial dan budaya
b. Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi
c. Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek
6. Faktor perubahan (change) terdiri dari :
a. Terjadi perubahan desain oleh owner
b. Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
c. Kesalahan dalam penyelidikan tanah
d. Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan
e. Masalah geologi di lokasi
7. Faktor hubungan dengan pemerintah (government reletion) terdiri dari :
a. Perolehan ijin dari pemerintah
b. Perolehan ijin tenaga kerja
c. Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek
8. Faktor kontrak (contractual relationship) terdiri dari :
a. Konflik antara kontraktor dan konsultan
b. Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan owner
c. Keterlambatan owner dalam pembuatan keputusan
d. Negosiasi dan perijinan pada kontrak
e. Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian dalam proyek.
f. Komunikasi yang kurang antara owner dengan perencana pada
perencanaan.
g. Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek
h. Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan
19
i. Kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam pelaksanaan
pekerjaan
9. Faktor waktu dan control (scheduling and controlling) :
a. Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang
berjalan
b. Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
c. Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek
d. Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksaan
konstruksi.
e. Masalah yang terjadi selama pelaksanaan
f. Tidak memenuhi perencanaan awal proyek
g. Persiapan dan ijin shop drawing
h. Menunggu ijin untuk control material
20
2.5 ANALISIS DATA MANAJEMEN PROYEK
2.5.1 Data, Pengukuran, dan Penelitian
Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan
fakta. Sedangkan pengukuran ialah proses atau cara mengukur. Pengukuran dapat
berupa skala pengukuran yang dimaksudkan untuk mengklasifikasi variabel yang
akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan
langkah penelitian selanjutnya (Ridwan, 2008).
Research (penelitian) adalah berhati-hati, sabar, sistematis, tekun,
penyelidikan atau pemeriksaan pada beberapa bidang ilmu pengetahuan, berusaha
untuk pembakuan fakta atau prinsip.
Secara ringkas penelitian harus memenuhi :
a. Ada hal yang ingin diselidiki
b. Ada metode penelitian
c. Ada hasil penelitian berupa fakta/hukum/rumusan
Pengertian research (penelitian) yang paling sederhana adalah penelitian
dimulai apabila seseorang peneliti mempunyai suatu persoalan (pertanyaan) dimana
untuk menjawab persoalan tersebut peneliti bersangkutan tidak memiliki cukup
informasi.
21
meliputi subyek yang jumlahnya terbatas (kadang-kadang hanya seorang subyek
atau sebuah unit), dimaksudkan untuk mengetahui secara mendalam tentang
sesuatu gejala. Dalam melakukan studi kasus, peneliti berusaha menggali latar
belakang yang dimiliki oleh subyek mengenai ”masa lalunya” (Arikunto, 2000).
22
adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sedangkan data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka. Yang dimaksud dengan data nominal adalah
data yang hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori. Data nominal
disebut juga dengan data kategori. Data nominal dalam praktek statistik biasanya
akan dijadikan ’angka’, yaitu proses yang disebut kategori. Misal dalam pengisian
data, jenis kelamin lelaki dikategorikan sebagai ’1’ dan perempuan sebagai ’2’.
Kategori ini hanya sebagai tanda saja, jadi tidak dapat dilakukan operasi
matematika, seperti 1+2 atau 1-2 dan lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
data ordinal adalah data yang mempunyai tingkatan data (Santoso, 2001).
Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu ditentukan skala
pengukuran. Maksud dari skala pengukuran adalah untuk mengklasifikasikan
variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan
analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Jenis skala pengukuran tersebut
antara lain : skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio. Selain
keempat jenis skala pengukuran tersebut, ternyaat skala interval yang sering
digunakan untuk mengukur gejala dalam penelitian sosial. Para ahli sosiologi
membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu:
1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian (skala
sikap, skala moral, test karakter, skala partisiasi sosial).
2. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan
lingkungan sosial (skala mengukur status sosial ekonomi, lembaga- lembaga
swadaya masyarakat / sosial, kemasyarakatan, kondisi rumah tangga, dan
lain sebagainya).
Dari tipe-tipe skala pengukuran tersebut, yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala sikap. Bentuk-bentuk skala sikap yang sering digunakan ada lima
macam, yaitu ; Skala Likert, Skala Guttman, Skala Simantic Defferensial, Rating
Scale, dan Skala Thurstone. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert.
23
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian
gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Alternatif jawaban misalnya: Sangat Puas,
Puas, Cukup Puas, Kurang Puas, Tidak Puas. Ini ada sebagian ahli identik dengan
skala ordinal, tetapi juga ada yang berpendapat interval. Keduanya mempunya
alasan yang kuat dan tergantung persepsi masing-masing. Jika yang berpendapat
skala interval tanpa menggunakan transformasi (MSI), tetapi alternatif jawaban
responden 1-5 ini dikatakan ordinal, maka untuk persyaratan analisis parametik data
ordinal transformasi (MSI) ke data interval.
Dengan menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian
sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk
membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu
dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan
atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata (Riduwan, 2008)
Dengan menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala seperti :
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Netral (N)
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat Tidak Setuju (STS)
Selain pilihan dengan lima skala tersebut diatas, kadang digunakan juga
skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa
beberapa karakteristik statistic kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut
ternyata sangat mirip.
24
2.5.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi mencakup segala hal,
termasuk benda-benda alam, dan bukan sekadar jumlah yang ada pada obyek
(Sugiyono, 2011)
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini
dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh
sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang
akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat
mewakili. Bila sampel tidak representative, maka dapat mengakibatkan kesimpulan
yang diambil tidak akan sesuai dengan kenyataan atau kesimpulan yang diambil
salah.
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Makin
besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka
makin besar kesalahan generalisasi. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian
adalah antara 30-500. Bila sampel dibagikan dalam kategori (misalnya : pria-
wanita, pegawai negri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30 (Sugiyono, 2011)
25
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili atau
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Secara umum ada dua macam teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian (Sugiyono, 2011), yaitu :
1. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel random sampling, proportional
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling,
dan area sampling.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tekniknya antara lain sebagi
berikut:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut, atau anggota
sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu dan ruang dengan
urutan seragam.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menetukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Bila pada pengambilan sampel dilakukan secara kelompok
maka pengambilan sampel dibagi rata sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
26
d. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan
sampel untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini hanya mereka yang ahli yang
patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang
diperlukan. Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang
mana aspek dari kasus tunggal yang representative diamati dan dianalisis.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampling
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai
sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling dalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penetuan sampel
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang
ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencarai orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak
27
BAB III
PEMBAHASAN
Tahun 2017
Reviewer Rachmat
28
Tahapan:
a. Menyusun aktivitas global proyek dalam bentuk
WBS
b. Membuat perencanaan / penjadwalan proyek dengan
CPM dan PERT
c. Mengidentifikasi komponen biaya untuk proyek
d. Menganalisis trae off dari penggunaan biaya normal
dan biaya percepatan proyek
1. WBS
Dari hasil WBS, didapatkan pada proyek ini
membutuhkan total 11 proses kegiatan.
2. CPM
Dari hasil CPM, didapatkan hasil dimana terdapat 2 jalur
kritis atau jalur terbaik. Pada jalur kritis pertama,
estimasi proyek selama 36 hari dan pada jalur kritis
kedua, estimasi proyek selama 34 hari saja. Tentu dengan
penambahan pekerja dan biaya untuk menggaji pekerja
tambahan
3. PERT
Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan probabilitas menggunakan PERT,
didapatkan hasil bahwa kemungkinan 92,25% proyek
akan terselesaikan dalam 40 hari.
4. Estimasi Total Biaya Proyek
Untuk modal teknologi = sekitar Rp 32,5 Juta
Untuk modal SDM = sekitar Rp 15 Juta
5. Estimasi biaya crashing (percepatan proyek)
Untuk melakukan percepatan, maka membutuhkan biaya
Rp. 50 Juta, sehingga membutuhkan dana Rp. 2,5 Juta
untuk mempercepat proyek yaitu menjadi 38 hari dari
yang awalnya 40 hari.
29
2. Manajemen Proyek Konstruksi pada Masa Pandemi COVID-19
Tahun 2020
Reviewer Rachmat
30
Tahapan:
e. Wawancara langsung terkait 5R (Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
f. Penelitian laporan realisasi dan rencana kegiatan PT.
X dari laporan tahun pertama hingga ke-12
g. Tabel produktivitas
h. Analisis penerapan 5R pada karyawan
i. Tes U Mann-Whitney
j. Penarikan kesimpulan
31
3. Manajamen Proyek Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji
(SPBE)
Reviewer Rachmat
32
Tahapan:
a. Survey / observasi
b. Persiapan sosialisasi manajemen proyek dengan
metode CPM
c. Penyuluhan kepada karyawan
33
4. Manajemen Perencanaan Proyek Pembangunan Perpustakaan
34
Langkah penelitian:
a. Studi pustaka
b. Studi lapangan
c. Identifikasi masalah
d. Perumusan masalah
e. Penetapan tujuan spesifik
f. Pengumpulan data
g. Perhitungan maju dan Perhitungan mundur untuk
menentukan nilai ES, EF, LS, dan LF
35
5. Manajemen Proyek Remote Working di Masa Pandemi
Tahun 2020
Reviewer Rachmat
36
Kepercayaan kepada karyawan untuk menjadi produktif.
Berikan kepercayaan kepada karyawan untuk melakukan
pekerjaan meskipun perusahaan tidak dapat melihat.
Produktivitas karyawan merupakan capaian karyawan
yang diukur dengan membandingkan antara jumlah barang
yang dihasilkan dan kualitas hasil kerja. Biasanya perusahaan
mewajibkan karyawan untuk mengikuti pelatihan minimal
sekali dalam setahun. Perusahaan perlu melakukan
pengecekan hasil kerja karyawan.
Namun saat pandemi berlangsung, semua karyawan
bekerja di rumah, maka perusahaan tetap harus melakukan
pengecekan secara rutin. Hal ini perlu dilakukan agar berkas
penting mengenai perusahaan yang dibawa karyawan ke
rumah tidak tercecer kemudian hilang. Itu sebabnya,
perusahaan menurunkan target kerja di setiap divisi agar tidak
stres karyawan karena targetnya tidak tercapai setiap
bulannya.
37
6. Manajemen Proyek dengan Implementasi Metode Critical Path
Method Proyek Pembangunan Residence
Tahun 2018
Reviewer Rachmat
38
Pada proyek ini ditemukan 2 jalur kritis yang berbeda,
yaitu jalur 1 A-B-E-F-G : Pekerjaan Persiapan dan Prasarana
Penunjang – Pekerjaan Capping Beam – Pekerjaan Raft
Foundation Tower 2 – Pekerjaan Retaining Wall Tower 3 -
Pekerjaan Retaining Wall Tower 3. Dan jalur kritis kedua
yaitu: A-C-E-F-G : Pekerjaan Persiapan dan Prasarana
Penunjang – Pekerjaan Galian Tanah Basament – Pekerjaan
Raft Foundation Tower 2 – Pekerjaan Retaining Wall Tower
Hasil Penelitian
3 - Pekerjaan Retaining Wall Tower 3.
Proyek membutuhkan wkatu 484 hari dengan total biaya
mencapai Rp 62,111 M. Dengan menggunakan CPM, maka
waktu proyek dapat dipercepat menjadi 369 hari saja, namun
membutuhkan SDM lebih dan total biaya akan bertambah
menjadi Rp 62,852 M. Dengan percepatan ini, maka
diharapkan tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan
proyek.
39
7. Manajemen Proyek Penerapan Metode Jalur Kritis (CPM)
PENERAPAN METODE JALUR KRITIS DALAM
Judul PENYUSUNAN JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
PEMBANGUNAN FASILITAS RUMAH KARYAWAN
Penyusun Elfitria Wiratmani, Galih Prawitasari
Tahun 2013
Reviewer Rachmat
40
2. Metode Critical path methode (CPM) untuk mengetahui
jalur kritis proyek
3. Analisis data
4. Metode pelaksanaam percepatan waktu (crashing) untuk
mengetahui waktu proyek yang dipercepat dan
diperhitungkan selisih waktu dan biaya yang dibutuhkan
41
8. Manajemen Proyek Relokasi Mesin FLEXO
Tahun 2019
Reviewer Rachmat
42
Proyek ini membutuhkan total 28 aktifitas dan
membutuhkan waktu tercepat yaitu 61 hari untuk merelokasi
1 buah mesin flexo, dimana dari alokasi sumber daya yang
diperhitungkan, penggunaan sumber daya terbesar pada hari
ke-6 dan ke-7.
Hasil Penelitian
Dinilai dari probabilitas, terdapat kemungkinan 40%
waktu penyelesaian proyek lebih dari 62 hari, probabilitas
44% waktu penyelesaian 62, dan probabilitas 16% dipercepat
menjadi 61 saja.
43
9. Manajemen Proyek Software Sistem Informasi Akuntansi
Tahun 2013
Reviewer Rachmat
44
Penulisan proposal, Pada dasarnya Biro Sistem
Informasi ini harus mampu menyediakan sistem yang
dibutuhkan oleh karena itu manager harus mampu melihat
kebutuhan tersebut.
Perencanaan proyek dan penjadwalan, selanjutnya
bagian Biro Sistem Informasi PT. X melakukan perencanaan
proyek dan penjadwalan. Pencapaian/ Milestone proyek ini
adalah aplikasi sistem informasi accounting yang pada
akhirnya dapat diterima dan diterapkan oleh perusahaan.
Biaya proyek, dalam estimasi biaya terdapat tangible
benefits dan intangible benefit yang menjadi tujuan sehingga
diperoleh analisis kelayakan proyek.
• Tangible Benefits Sistem ini mempercepat perolehan
data-data (laporan keuangan, keuntungan, dan kerugian
yang dialami perusahaan).
• Intangible Benefits Dengan adanya sistem yang baru ini,
diharapkan proses pengolahan informasi keuangan dapat
terintegritas.Jika dianalisis Cost Benefit dari proyek ini
dengan menggunakan Payback Period maka proyek ini
layak dilanjutkan karena hasil Payback Periode dari
Hasil Penelitian proyek ini kurang dari 3 tahun yaitu ±1,6 tahun.
Pemantauan dan ulasan proyek, Pemantauan dan
ulasan proyek ini bertujuan untuk mengulas kesesuaian
proyek dengan kebutuhan vendor dan user serta menemukan
kendala dalam proyek dan cara mengatasinya sehingga dapat
mengurangi resiko.
Seleksi personil, Seleksi personil berkaitan erat dengan
kualitas SDM dan hal ini tidak mudah dilakukan oleh
manajer yaitu menyeleksi SDM yang berkualitas dan mampu
bekerja sama dalam menyelesaikan proyek ini.
• Analisis CV calon personil Pada tahap ini Biro Sistem
Informasi tidak menutup kemungkinan bagi Fresh
Graduated yang masih muda untuk bergabung karena
memahami bahwa mereka memiliki kemungkinan positif
seperti inovasi, kerja keras, dan kreatifitas
• Test Teori Analisis dan Pemograman Calon personil
yang lulus pada tahap pertama selanjut dipanggil dan
mengikuti test teori, disini calon personil diuji
kemampuannya dalam hal analisa dan perancangan
sistem serta pembuatan program atau aplikasi.
• Test Wawancara calon personil yang sudah lulus pada
tahap 1 dan 2 selanjutnya dilakukan wawancara, pada
fase ini akan dilihat bagaimana personil menghargai
dirinya dan menyatakan bahwa dia berpontensi dan layak
bekerja serta bergabung dalam proyek ini.
45
• Training Phase Pada tahap ini personil yang terpilih
mulai bekerja dan masuk pada masa percobaan. Fase ini
tidak digambarkan secara signifikan, karena personil
akan terseleksi dengan sendirinya pada saat menghadapi
permasalah pada proyek.
46
10. Manajemen Proyek dan Pengaruhnya terhadap Kinerja
Karyawan
KINERJA KARYAWAN : MOTIVASI DAN DISIPLIN
Judul
KERJA PADA PT. ASAHI INDONESIA
Penyusun Raniasari Bimanti Esthi, Yustia Nadia Mawah
Tahun 2020
Reviewer Rachmat
47
Hasil observasi yang diperoleh penulis di PT. ASAHI
INDONESIA, yaitu tingkat motivasi kerja karyawan yang
kurang baik. Disiplin pada PT. Asahi Indonesia diduga
membawa pengaruh terhadap kinerja karyawan. Banyaknya
karyawan yang kurang disiplin yaitu melakukan pekerjaan
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
Kinerja karyawan dapat dilihat dari kualitas maupun
kuantitas dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
masing-masing bagian. Indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, Rivai (2005)
diantaranya:
1. Kehadiran
2. Ketaatan pada peraturan kerja
3. Ketaatan pada standar kerja
4. Tingkat kewaspadaan tinggi
5. Bekerja etis
6. Kualitas
7. Kuantitas
8. Ketepatan waktu
9. Efektifitas
10. Kemandirian
Dari hasil penelitian yang telah diinterprestasikan serta
Hasil Penelitian berdasarkan kajian pustaka, maka dapat diambil suatu
kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari motivasi terhadap kinerja karyawan
dengan nilai terhitung dari pengaruh variabel motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan = 2,746 > tabel = 1,991, dengan
angka signifikansi = 0,008 < = 0,05 (signifikan). Dengan
demikian maka hipotesis (H1) bahwa motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang
diterima. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
motivasi terhadap kinerja karyawan dengan nilai terhitung
dari pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan = 2,746 > tabel = 1,991, dengan angka signifikansi
= 0,008 < = 0,05 (signifikan).
Dengan demikian maka hipotesis (H1) bahwa motivasi
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang
diterima. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
disiplin kerja terhadap suatu perusahaan Nilai hitung dari
pengaruh variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan =
2,685 > tabel = 1,991, dengan angka signifikansi = 0,009 < =
0,005 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H2)
bahwa disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan yang diterima.
48
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi
dan disiplin kerja yang berpengaruh terhadap kinerja
Kesimpulan karyawan terdapat sebesar 24,7%, sedangkan sisanya sebesar
75,3% dipengaruhi oleh variabel - variabel lain yang tidak
diteliti pada jurnal penelitian ini.
49
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penelitian dan penulisan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu:
1. Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu
sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas - aktifitas,
yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan
berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.
2. Proyek yaitu kumpulan kegiatan yang harus diselesaikan menurut kriteria
tertentu yang telah disepakati. Proyek juga dapat diartikan sebagai kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi
sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
telah digariskan.
3. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan (planning),
mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling) sumber daya perusahaan untuk melaksanakan suatu kegiatan
jangka pendek dengan sasaran yang telah ditentukan secara spesifik. (H.
Kerzner: 1982).
4. Manajemen Proyek memiliki 4 fungsi utama, yaitu Perencanaan,
Pengorganisasian, Pengarahan, dan Pengawasan.
5. Tahapan Manajemen Proyek, yaitu meliputi:
a. Identifikasi
b. Inisialisasi
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Pengendalian
f. Penutupan
50
6. Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administratif agar dapat di implementasikan. Tujuan perencanaan
adalah melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek
yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan
terjaminnya faktor keselamatan.
7. Suatu proyek industri dapat dikembangkan karena adanya manajemen
proyek dan perencanaan mendetail terlebih dahulu. Tanpa adanya
manajemen dan perencanaan sistem yang baik, maka pengembangan proyek
tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan tentu saja
output proyek tidak akan maksimal dan akan banyak sumber daya yang
terbuang sia-sia tanpa manajemen dan perencanaan proyek.
4.2 Saran
Dalam akhir penulisan ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa saran
yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca, diantaranya yaitu:
1. Dalam suatu perencanaan proyek, maka diharuskan rapat pembahasan
manajemen proyek agar proyek yang kita kerjakan dapat memiliki jalur
manajerial yang jelas, sehingga proyek dapat berjalan pada jalur yang tepat,
dan mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Dalam perencanaan proyek, maka diperlukan perkiraan dan perhitungan
proses yang akan dilakukan pada proyek, urutan proses, material atau bahan,
perkiraan sumber daya, total biaya proyek, serta perhitungan waktu dan
evaluasi perencanaan proyek secara berkala.
3. Dalam suatu perencanaan proyek, maka diperlukan pemahaman dan
perhitungan yang mencakup keseluruhan kegiatan proyek dengan
mempertimbangkan semua kendala yang mungkin terjadi, seperti
kekurangan bahan material, sumber daya, maupun kemungkinan
keterlambatan proyek karena hal-hal yang diluar kendali.
51
DAFTAR PUSTAKA
Elfitria Wiratmani, Galih Prawitasari. 2013. Penerapan Metode Jalur Kritis Dalam
Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek Pembangunan Fasilitas Rumah
Karyawan. Jurnal Faktor Exacta, Vol. 6 No. 1.
Ganesstri Padma Arianie, Nia Budi Puspitasari. 2017. Perencanaan Manajemen
Proyek Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Sumber Daya
Perusahaan (Studi Kasus: Qiscus Pte Ltd). Semarang: J@ti Undip: Jurnal
Teknik Industri, Vol. 12 No. 3.
Ifnu Bastian1, Sugiono2, Ceria Farela Mada Tantrika3. 2016. Optimisasi
Perencanaan Proyek Pembangunan Perpustakaan Menggunakan PDM dan
Resource Leveling (Studi Kasus Proyek Perpustakaan Oleh Cv. Maju Indah).
Malang: Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri Vol. 3 No. 1
Teknik Industri Universitas Brawijaya.
Ir. Rizani Teguh, M.T, dan Ir. Sudiadi, M.M.A.E. 2015. Diktat Manajemen Proyek.
Palembang: STMIK MDP. Press.
Nadya Karina Putri, 2019. Makalah Manajemen Proyek Sistem Informasi.
Lampung: Universitas Mitra Indonesia
Prihadi Waluyo. 2020. Penerapan Pekerjaan Proyek Konstruksi Pada Masa
Pandemi Covid-19 Menggunakan Pendekatan OHSAS 18001. Jurnal
Konstruksia Volume 12 No. 1.
Raniasari Bimanti Esthi, Yustia Nadia Mawah. 2020. Kinerja Karyawan: Motivasi
Dan Disiplin Kerja Pada Pt. Asahi Indonesia. Jurnal Forum Ekonomi, Vol.
22 No. 3.
52
Ranisari Bimanti Esthi. 2020. Strategi Sumber Daya Manusia Di Masa Pandemi
Dan New Normal Melalui Remote Working, Employee Productivity, Dan
Upskilling for Digital. Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 1 No. 1.
S. Ufa dan E. Suhendar. 2018. Implementasi Metode Critical Path Method Pada
Proyek Synthesis Residence Kemang. Jurnal Optimasi Teknik Industri Vol 3
No. 1.
Surya Perdana1, Arif Rahman2. 2019. Penerapan Manajemen Proyek Dengan
Metode Cpm (Critical Path Method) Pada Proyek Pembangunan SPBE.
Jakarta: Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3.
Yoga Eka Putra, Herry Kartika Gandhi. 2019. Analisis Jalur Kritis Pada Proyek
Relokasi Mesin Flexo Dengan Metode CPM dan PERT. Jurnal InTent, Vol. 2
No. 1.
53