Anda di halaman 1dari 4

Kanban menjaga tingkat persediaan.

Pada saat bahan baku digunakan, sebuah sinyal


dikirim untuk memulai produksi bahan baku tersebut.[1]

Kanban (カンバン?), berarti sinyal, yang merupakan sebuah konsep berhubungan


dengan Lean Manufacturing dan Just In Time (JIT). Menurut pencetusnya, Taiichi
Ohno, kanban merupakan salah satu cara untuk mencatat JIT.[2][3]
Kanban bukanlah sistem pengontrol persediaan, namun merupakan sistem pengaturan
yang membantu menentukan apa, kapan, dan berapa banyak sebuah produk harus
dibuat.[4]

Kartu kanban[sunting | sunting sumber]


Kartu kanban merupakan komponen kunci dari implementasi kanban yang
digunakan sebagai sinyal kebutuhan akan material di dalam sebuah fasilitas produksi,
atau memindahkan material dari penyuplai ke fasilitas produksi.
Kartu kanban dalam implementasinya tidak selalu berbentuk kartu, melainkan bisa
berbentuk wadah, lampu, atau bahkan sinyal komputer.

Sistem dua tempat[sunting | sunting sumber]


Sistem dua tempat biasanya digunakan di situasi dimana waktu untuk pengisian
ulang tempat yang kosong lebih cepat dari waktu untuk mengkonsumsinya.
Konsepnya adalah sementara tempat yang kosong menunggu untuk diisi ulang,
produksi tetap bisa berjalan dengan tempat yang satunya lagi, dan sebelum tempat
yang kedua habis dikonsumsi, tempat pertama sudah diisi ulang.

Sistem tiga tempat[sunting | sunting sumber]


Sistem tiga tempat biasanya digunakan untuk menjalankan konsep kanban antara
perusahaan dengan penyuplai. Konsepnya adalah, satu tempat sedang digunakan di
produksi, satu tempat ada di gudang, dan satu tempat ada di penyuplai untuk diisi
ulang.

Sistem kanban elektronik[sunting | sunting sumber]


Banyak perusahaan sudah menjalankan sistem kanban elektronik.[5] Sistem kanban
elektronik ini membantu untuk menghilangkan kesalahan umum yang selalu terjadi
dengan sistem kanban kartu, seperti kartu yang hilang.[6] Sistem kanban elektronik
juga memberi sinyal langsung seketika tanpa ada keterlambatan.[7]

Baca juga[sunting | sunting sumber]

 Ohno, Taiichi (1988). Toyota Production System: Beyond Large-Scale


Production. Productivity Press. ISBN 978-0-915299-14-0.
 Waldner, Jean-Baptiste (1992). Principles of Computer-Integrated
Manufacturing. John Wiley & Sons. ISBN 0-471-93450-X.
 Louis, Raymond (2006). Custom Kanban: Designing the System to Meet the
Needs of Your Environment. University Park, IL: Productivity Press. ISBN 978-1-
56327-345-2.
 Ladas, Corey (2008). Scrumban: Essays on Kanban Systems for Lean Software
Development. Modus Cooperandi Press. ISBN 0-578-00214-0.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

 Kniberg, Henrik (December 21, 2009). "Kanban and Scrum - making the most of
both". Diakses tanggal December 22, 2011.
 David Anderson & Arne Roock (February 2, 2010). "Software Engineering
Radio, Episode 156: Kanban with David Anderson". Diakses tanggal April
10, 2010.
 Kanban Pizza Challenge, a Creative Commons Simulation to understand Kanban

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ Waldner, Jean-Baptiste (September, 1992). Principles of Computer-


Integrated Manufacturing [1]. London: John Wiley & Sons. pp. 128–
p132. ISBN 0-471-93450-X.
2. ^ "Kanban". Random House Dictionary. Dictionary.com. 2011. Diakses
tanggal April 12, 2011.
3. ^ Ohno, Taiichi (June 1988). Toyota Production System - beyond large-scale
production. Productivity Press. p. 29. ISBN 0-915299-14-3.
4. ^ Shingō, Shigeo (1989). A Study of the Toyota Production System from an
Industrial Engineering Viewpoint. Productivity Press. p. 228. ISBN 0-
915299-17-8.
5. ^ Vernyi, Bruce; Vinas, Tonya (December 1, 2005). "Easing into E-
Kanban". IndustryWeek. Diakses tanggal April 12, 2008.
6. ^ Drickhamer, David (March 2005). "The Kanban E-volution". Material
Handling Management: 24–26.
7. ^ Cutler, Thomas R. (September 2006). "Examining Lean Manufacturing
Promise". SoftwareMag.com. Diakses tanggal April 12, 2008.
Artikel bertopik lean manufaktur ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.
JIT dan Kanban merupakan metode lain untuk menentukan jumlah persediaan*
yang paling tepat bagi perusahaan dalam mengelola kegiatan operasi.

*) lihat artikel Manajemen Persediaan (Inventory Management)

JIT
Just in Time (JIT), adalah cara produksi dengan menentukan jumlah produksi
berdasar jumlah barang yang benar-benar diminta, pada saat ada permintaan dengan
tepat waktu. Filosofi JIT digunakan pertama kali di Jepang oleh Toyota, kemudian
diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat seperti
Hewlett Packard, IBM dan Harley Davidson.

Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan perusahaan secara terus-menerus


dengan tanggap terhadap perubahan dan mengurangi pemborosan. Ada empat aspek
pokok dalam konsep JIT, yaitu:
1 Menghilangkan semua aktivitas dan surnber-sumber yang tidak memberikan nilai
tambah terhadap produk yang dihasilkan
2 Menjaga komitmen terhadap kualitas
3 Mendorong perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
4 Menyederhanakan aktivitas invisible dan meningkatkan aktivitas visible yang
memberikan nilai tambah.

Sistem ini ciri-cirinya antara lain adalah sebagai berikut:


1 Pemindahan material dengan pull method, artinya pemindahan material dari bagian
satu ke bagian berikutnya didasarkan atas jumlah yang dibutuhkan saat ini
saja. Penentuan jumlah produksi juga hanya didasarkan atas permintaan yang
sekaraag ada saja, tidak didasarkan pada ramalan penjualan.
2 Kualitas produk harus selalu bagus, dengan cara quality circle, yaitu setiap barang
yang dihasilkan di setiap bagian atau tahapan produksi harus selalu bagus.
Kalau tidak memenuhi persyaratan kualitas haras ditolak. Hal ini akan
meminimumkan kerasakan barang
3 Jumlah pemesanan harus rendah, untuk meminimumkan jumlah barang yang ada di
dalam pabrik.
4 Beban kerja seimbang sesuai kapasitas kerja mesin.
5 Standardisasi komponen dan metode kerja, artinya komponen yang dipergunakan
harus ada keseragaman ukuran, bentuk, dan sifat lain, sehingga dapat
digunakan untuk beberapa macam produk. Metode kerja yang standar akan
memudahkan para karyawan bekerja, dan meningkatkan efisiensi kerja.
6 Hubungan dengan supplir dekat, untuk menjaga pemenuhan kebutuhan bahan baku
dan bahan pembantu supaya ready stock.
7 Sumber daya manusia fleksibel, dapat melaksanakan beberapa macam pekerjaan,
untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan kekurangan tenaga kerja atau
kemacetan pada suatu pusat kerja.
8 Produksi berfokus pada produk, artinya perencanaan proses serta arus barang sesuai
dengan urut-urutan pekerjaan dalam membuat suatu barang.
9 Automatisasi
10 Preventife maintenance.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan JIT antara lain adalah
sebagai berikut:
1 Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya
penghapusan kegiatan seperti penyimpanan persediaan.
2 Mengurangi ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang.
3 Mengurangi waktu set up dan penundaan jadwal produksi.
4 Mengurangi pemborosan baraag rusak dan barang cacat dengan mendeteksi
kesalahan pada sumbernya.
5 Mengurangi lead time karena ukuran lot yang kecil.
6 Penggunaan mesin dan fasilitas produksi lebih baik.
7 Dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan supplier.
8 Layout pabrik menjadi lebih baik.
9 Integrasi dan komunikasi diantara fungsi-fungsi manejemen menjadi lebih baik.
10 Pengendalian kualitas dalam proses.

Kanban
Adalah catatan-catatan untuk mengendalikan arus produksi dalam pabrik. Sistem
kartu yang berisi catatan ini menunjukkan instruksi bagi karyawan tentang apa yang
harus diproduksi, jumlahnya, dan kapan harus dikerjakan. Sistem Kanban digunakan
untuk mengendaiikan produksi melalui penggunaan tanda-tanda atau kartu-kartu
sehingga dapat memastikan bahwa komponen komponen atau bahan-bahan tersedia
pada saat dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk efisiensi produksi dengan menekan
jumlah bahan dalam proses dan jangka waktu penyelesaian proses produksi.

Sistem Kanban dasar menggunakan tiga kartu, yaitu:


1. Kartu Penarikan (Withdrawl Kanban)
Kartu ini digunakan untuk menentukan jumlah yang digunakan untuk proses
selanjutnya yang harus diambil dari proses sebelumnya.

2. Kartu Produksi (Production Kanban)


Kartu ini dipakai untuk menentukan jumlah yang harus diproduksi pada proses
sebelumnya.

3. Kartu Penjual (Vendor Kanban)


Kartu ini digunakan untuk memberitahu para pemasok agar mengirimkan komponen-
komponen atau bahan-bahan sejumlah tertentu dan menentukan kapan komponen-
komponen atau bahan-bahan tersebut diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai